Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memegang

peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data FAO (2013)

total nilai ekspor Indonesia pada tahun 2011 untuk produk pulp sebesar 1,554 juta

dolar, sedangkan untuk produk kertas sebesar 3,544 juta dolar. Pada pasar dunia,

industri pulp dan kertas Indonesia memperlihatkan perkembangan yang cukup

baik, tahun 2002 Indonesia menempati peringkat 12 sebagai eksportir kertas dan

meningkat ke peringkat 9 pada tahun 2011. Sementara untuk produk pulp,

Indonesia mempertahankan peringkat 6 sebagai eksportir pulp dunia dengan total

ekspor pulp tahun 2002 sebesar 2.25 juta ton dan tahun 2011 sebesar 2.93 juta ton

(FAO 2013) (Wulandari, 2013).

Salah satu industri yang ada di indonesia ialah PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Perawang yang berlokasi di desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang,

Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau. Keberadaan industri pulp & paper di

kawasan ini memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu memberi lapangan

pekerjaan untuk masyarakat sekitar, memenuhi kebutuhan kertas di indonesia, dan

lain sebagainya. Dibalik manfaat keberadaan industri tersebut terdapat beberapa

dampak negatif, salah satunya dalam melakukan kegiatan produksinya PT. Indah

Kiat Pulp & Paper menghasilkan limbah cair yang jumlahnya tidak sedikit.

Limbah cair ini berasal dari aktivitas produksi seperti pencucian log, proses

pembuburan, proses Bleaching dan proses lainnya. Untuk memastikan bahwa

limbah cair yang dibuang ke lingkungan oleh perusahaan ini sudah aman (tidak
berpotensi mencemari lingkungan) maka perusahaan ini mengolah limbah cair

yang dihasilkannya di IPAL (Iinstalasi Pengolahan Air Limbah) sebelum dibuang

ke sungai Siak sebagai tempat pembuangan akhir limbah cairnya.

Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan

menjadi tiga, yaitu :

a. Fisik

Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening

(penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk

menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan pada

sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar sehabis diolah pada proses

chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran

besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan

mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki.

b. Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-

logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses

ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari

sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi

gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.

c. Biologi

Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah

Menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang

iodegradable dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan


secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan

(bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang

memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan

mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.

Sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Permen LH No.05 Tahun 2014

tentang baku mutu air limbah parameter yang akan diukur selama praktek magang

ialah PH, BOD5, COD dan TSS.

Keterkaitan limbah cair dengan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

(MSP) ialah karena jurusan MSP merupakan salah satu dari enam jurusan yang

ada di fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau yang salah satunya

mempelajari tentang pencemaran peairan. pencemaran perairan disebabkan oleh

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia, salah satunya ialah dari kegiatan

industri. Oleh karena itu penulis berminat untuk mekalukan praktek magang di

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Perawang untuk melihat sistem pengolahan limbah

yang telah dilakukan sehingga limbah yang di buang ke sungai siak tidak melebihi

baku mutu yang telah ditetapkan menurut Permen LH No.05 Tahun 2014 sesuai

dengan paremeternya.

1.2. Tujuan Praktek Magang

Tujuan dari diadakannya praktek magang ini ialah bertujuan untuk menambah

keterampilan penulis dalam menganalisis kualitas limbah cair di PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Perawang dengan melihat parameter-parameter sesuai dengan

peraturan-peraturan yang telah ditentukan seperti PH, BOD5,COD, dan TSS.


1.3. Manfaat Praktek Magang

Adapun manfaat dari diadakannya praktek magang ini ialah:

Manfaat bagi Mahasiswa:

 Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh

di bangku perkuliahan.

 Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia industri.

 Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang

praktek.

Manfaat bagi Universitas :

 Terjalinnya kerjasama “bilateral” antara Universitas dengan perusahaan.

 Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui

pengalaman kerja Magang.

 Universitas yang akan dikenal di dunia industri.

Manfaat bagi Perusahaan :

 Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri/

perusahaan sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis.

 Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa- mahasiswa

yang melakukan Praktek Magang.

 Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa- mahasiswa

yan melakukan praktek.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Air

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup

saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumberdaya air meliputi kualitas air

yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas

semakin menurun. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain derdampak

negatif terhadap sumberdaya air, antara lain penurunan kualitas air (Effendi,

2003).

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran

air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya

mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan

manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi

pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga)

aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat

(Setiawan, 2001).

Menurut sunu (2001) sumber pencemaran air, yaitu: (1)pencemaran air oleh

pertanian, (2) pencemaran air oleh peternakan dan perikanan, (3) pencemaran air

oleh aktivitas perkotaan dan (4) pencemaran air oleh industri.

2.2. Dampak Pencemaran Air

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori KLH (dalam

Lina, 2004) yaitu:


a)Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya

kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan

kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi

perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun

yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.

b)Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform

telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey

sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya

pencemaran tersebut.

c)Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

1.Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

2.Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3.Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat

membersihkan diri

4.Air sebagai media untuk hidup vector penyakit

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau

penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-

daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat

masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,

bakteri, protozoa dan metazoa.


d)Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan

perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai

dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika

lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika.

Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin.

Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa

yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

2.3. Pengertian Limbah Cair

Limbah cair didefinisikan sebagai buangan berbentuk cair yang berasal dari

lingkungan masyarakat dan lingkungan industri dimana komponen utamanya

adalah air yang telah digunakan dan mengandung benda padat yang terdiri dari

zat-zat organik dan anorgani (Mahida, 1984). Menurut Sugiharto (1987), Limbah

cair mempunyai komponen yang bervariasi dari sitiap tempat dan unut.

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak

dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian,

dan sebagainya.Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangakan

komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut.(Rustama,

1998).

Sifat kimia limbah cair ditentukan oleh kandungan bahan kimia yang ada

didalam limbah cair. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam

limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidah sedap. Selain itu akan

lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun (Sugiharto,

1987).
Sifat biologi limbah cair diperlukan untuk mengukur kualitas terutama bagi air

yang dipergunakan sebagai air minum serta untukkeperluan kolam renang. Selain

itu, diperlukan juga untuk menaksir tingkat kotoran limbah cair sebelum dibuang

kebadan air. Pemerksaan biologis di dalam limbah cair untuk memisahkan apakah

ada bakteri-bakteri patogen berada di dalam limbah cair (Tchobanoglous dan

Burton, 1991).

2.4. Proses Pengelolaan Kertas

Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa yang diberi perlakuan kimi,

dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk menjadi lembaran setelah pressing dan

dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat

adhesif di lamella tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis

kayu dan lembaran akhir kertas yang digunakan sangat menentukan cara

pembuatan kertas. Pada pembuatan kertas dengan bahan baku berupa kayu

terlebuh dahulu dibuat menjadi pulp (Elisa julianti, 2007).

2.5. Limbah Cair Pabrik Pulp dan Paper

Menurut Rini (2002) dalam Rahmani (2016), limbah industri pulp dan kertas

dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:

1) Limbah padat, terdiri dari:

a) Sludge, adalah suatu bahan yang terdiri atas padatan 90% dan air

10%. Sludge didapat dari proses pengendapan pada efflument treatment plant,

mengandung bahan organik yang berasal dari bahan baku pulp.

b) Biosludge, adalah hasil samping dari efflument treatment yakni dari

proses biological aeration, tersusun dari bahan baku pulp, selain mengandung

mikroorganisme sebagai efek dari biological aeration.


c) Pith, adalah bahan dari proses depething plant yaitu proses pemisahan secara

mekanik bahan baku pulp yaitu antar bahan serat dan bahan bukan serat (Hammer,

1977 dalam Hastutik, dkk., 2004).

2) Partikulat, terdiri dari:

a) Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain.

b) Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.

3) Limbah cair, terdiri dari:

a) Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen.

b) Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin,

terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan

BOD (Biological Oxygen Demand) yang tinggi.

c) Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas.

d) Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin.

e) Limbah panas.

f) Mikroba seperti golongan bakteri coliform.

4) Limbah gas, terdiri dari:

a) Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan

dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia.

b) Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery

furnace dan lime kiln (tanur kapur).

c) Uap yang mengganggu jarak pandangan

2.6. Karakteristik Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas

Air limbah dari proses pembuatan kertas mengandung senyuawa-senyawa

organik sepertiselulosa, karbohidrat, dan partikel serat (Hardiyani dkk,1997). Pada


umumnya air limbah industri Pulp dan kertas mengandung bahan-bahan pencemar

yang sangat potensial terutama adalahpadatan tersuspensi, BOD, dan COD yang

bersifat koloidal stabil dan sulit dipisahkan (Setiadji dkk.,1991). Parameter yang

lain adalah pH dan temperatur yang sangat berpengaruh pada prosesbiologis yang

terjadi pada proses pengolahan limbah industri pulp dan kertas Karakteristik air

limbah dapat dikaji dalam dua parameter yaitu berdasarkan debit yangdihasilkan

dan kualitas yang terkandung dalam air limbah. Analisis dapat dilakukan dengan

melihat kuantitas dan kualitas air limbah.

Kuantitas Air Limbah

Penentuan kuantitas air limbah secara pasti, sangat sulit karena banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi (Hadihardaja dkk., 1997). Banyaknya

air limbah yang dibuang dipengaruhi oleh jumlah air bersih yang digunakan,

biasanya berkisar antara 60-130% dari debit air bersih (Qasim,1999). Untuk air

limbah domestik jumlah air bersih yang dibutuhkan per kapita dan akan

mempengaruhi jumlah air limbah yang dibuang, pada umumnya besarnya air

limbah ditentukan berkisar 60-70% dari banyaknya air bersih yang dibutuhkan

(Hadihardaja) dkk., 1997).

Keserampakan pembuangan air limbah tidak sama antara sumber yang

satu dengan yang lainnya dalam setiap harinya sehingga terjadi variasi debit

(Hadihardaja dkk., 1997). Debit yang banyak digunakan dalam merancang IPAL,

menurut Qasim (1999) adalah debit harian rata-rata, yaitu debit rata-rata harian

selama 24 jam, yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi kapasitas

pengolahan IPAL, ukuran IPAL, menghiotung beban organik, memperkirakan

padatan lumpur ,menentukan kebutuhan bahan kimia dan menghitung biaya


pompa dan pengolahan. Debit jampuncak digunakan untuk mengecek waktu

tinggal unit pengolah tertentu, merancang saluran barscreen, dan merancang

struktur inlet atau outlet unit pengolah. Debit jam-jaman minimum,digunakan

untuk pengukur debit, pembubuh bahan kimia, dan pompa.

Kualitas Air Limbah

Kualitas air limbah dapat diketahui melalui beberapa sifat dan

karakteristiknya yang meliputi:

1. Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :

a. Total Solid (TS)

Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun

anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.

b. Total Suspended Solid (TSS)

Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air

limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45

mikron (Sugiharto, 1987). Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah

padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung

mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil

dari sedimen.

c. Warna

Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan

meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi

kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri.Warna air

dibedakan atas dua macam, yaitu :

· Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.

· Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-bahan

terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat

koloid.

d. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat

organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam air. Kekeruhan

menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air.

Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air

e. Temperatur

Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap

reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk

berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya suhu atau temperatur air akan

menimbulkan akibat berikut :

· Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.

· Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

· Mengganggu kehidupan organisme air.

f. Bau

Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi

atau penambahan substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan karena zat-

zat organik yang telah berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti

sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini
disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari

pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat penting

karena terkait dengan masalah estetika.

g. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam

kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak

dan lemak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh

bakteri. Karena berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut

membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup permukaan yang

mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.

2. Karateristik Kimia

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme

hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air.

Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi

hanya mengukur secara relativ jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang

ditunjukan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka

berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.

BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam

waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah

pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan dengan ppm.

b. Chemical Oxygen Demand (COD)


COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi

secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam

ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran

kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen

dalam air limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia

dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dapat

dipecah secara biokimia.

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik. Dalam

laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat dengan membuat pengoksidasi

K2Cr2O7 yang digunakan sebagi sumber oksigen.

c. Dissolved Oxygen (DO)

DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob

mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.

Keadaan DO berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD semakin

rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat menunjukan tanda-tanda kehidupan

organisme dalam perairan. Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang

semakin baik.

d. Derajat keasaman (pH)

Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman ditetapkan berdasarkan

tinggi- rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi

kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat

mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air 6 – 8.

e. Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik, diantaranya

berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat bila konsentrasinya

berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan

limbah yang mengandung logam berat.

Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang

terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd),

Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui

dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh

dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi.

· Tembaga (Cu)

Tembaga dengan nama kimia cupprum dilambangkan dengan Cu. Unsur logam

ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan.Unsur tembaga di alam, dapat

ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam

bentuk persenyawaan atau senyawa padat dalam bentuk mineral, seperti dari

peristiwa pengikisan (erosi) dari batuan mineral.

Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat membentuk alloy dengan bermacam-

macam logam. Dalam bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan, seperti

pada industri cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida, dan lain-

lain.

Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh debu

atau uap logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur penafasan sebelah atas.

· Cadmium (Cd)

Logam Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam, namun hanya satu

jenis mineral Cd di alam, yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan


bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat lunak, ductile,

berwarna putih seperti putih perak.

Prinsip utama dalam penggunaan cadmium adalah sebagai bahan

”stabilisasi” sebagai bahan pewarna dalam industri plastik dan pada

elektroplating. Namun sebagian besar dari substansi logam cadmium ini juga

digunakan pada baterai.

Keracunan yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut dan kronis.Keracunan

akut oleh logam Cd menimbulkan penyakit paru-paru. Sedangkan keracunan

kronik yang diakibatkan logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem

fisiologis tubuh.

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang

dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan

adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.

2.7. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Pulp dan Paper

Instalasi pengolahan air limbah atau IPAL merupakan sebutan bagi fasilitas
pengolahan air limbah/limba cair yang dibuang masyarakat ataupun industri
(Endang, 2012). Teknolog pengolahan air limbah adalah kunciutama untuk
memelihara kelestarian lingkungan (Ayu, 2009). Hidayat (2008) menyatakan
bahwa tujuan utama pengolahan limbah cair ialah untuk mengurangi kandungan
bahan pencemar didalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen dan senyawa organik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme yangterdapat di alam. Di industri pengolahan air limbah melalui
berbagai proses untuk menghasilkan atau mengurai bahan-bahan pencemar
(polutan) yang terkandung dalam limbah cair.
Menurut Sugihsrto (1987), menurut tingkatnya, proses pengolahan limbah

cair dapat digolongkan menjadi 6 tingkatan, namun tidak berarti harus memalui
keenam tingkatan tersebut sebab tergantung pada proses komposisi air limbah.

Keenam tingkatan tersebut adalah: (1) pengolahan pendahuluan (pre treatment),

(2) pengolahan tahap pertama (primary treatment), (3) pengolahan tahap kedua

(secondary treatment), (4) pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment), (5)

pembunuhan bakteri dan (6) pengolahan lanjutan.

2.8. Baku Mutu Limbah Cair Industri Pulp and Paper

Sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan dalam Permen LH

No.05 Tahun 2014 maka baku mutu limbah cair untuk industri pulp & paper

sebagai berikut.

Tabel 1. Baku Mutu limbah Cair industri Pulp & Paper

PARAMETER
BOD5 COD TSS
Proses/Produksi
Debit

A. Pilp
Kraft dikelantang 85 100 8,5 350 29,75 100 8,5
Pulp larut 95 100 9,5 300 28,5 100 9,5
Kraft yang tidak dikelantang 50 75 3,75 200 10,0 60 3,0
Mekanik (CMP dan
60 50 3,0 120 7,2 75 4,5
Grounwood)
Semi Kimia 70 100 7,0 200 14,0 100 7,0
Pulp soda 80 100 8,0 300 24,0 100 8,0
De-ink Pulp (dari kertas
60 100 6,0 300 18,0 100 6,0
bekas)
B. Kertas
Halus 50 100 5,0 200 10,0 100 5,0
Kasar 40 90 3,6 175 7,0 80 3,2
Sparet 175 60 10,5 100 17,5 45 7,8
Kertas yang di kelantang 35 75 2,6 160 5,6 80 2,8
PH 6,0 - 9,0
III. METODE PRAKTEK MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek magang ini dilakukan pada bulan januari sampai bulan februari 2018.

Tempat pelaksanaan praktek magang ini di pabrik pulp and paper yaitu PT. Indah

Kiat Pulp & Paper Perawang, Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang,

Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau.

3.2. Metode Praktek Magang

Metode yang digunakan dalam magang di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Perawang adalah praktek langsung dan mentorial. Dalam metode praktek,

dilakukan langsung turun ke lapangan yang dibimbing langsung oleh pihak

perusahaan untuk melihat proses pengolahan air. Sedangkan mentorial, dilakukan

diskusi singkat sebelum turun ke lapangan. Pengambilan dan pengumpulan data

yang dilakukan di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Perawang.

3.2.1. Data Primer

Data primer yang merupakan sumber data yang langsung diperoleh secara

langsung setelah melakukan suatu analisis dengan parameter-parameter yang telah

ditentukan di laboratorium sebagai hasil monitoring dan evaluasi kinerja IPAL

(Instalasi Pengolahan Air Limbah).

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari PT.Indah Kiat Pulp &

Paper Perawang yang terdiri dari sejarah berdirinya industri, struktur organisasi,

laporan bulanan dari laboratorium, dan wawancara secara langsung dengan staf
pegawai PT.Indah Kiat Pulp & Paper Perawang. Wawancara dilakukan tidak

terstruktur.

3.3. Jadwal Magang

Adapun jadwal kegiatan praktek magang yang akan dilaksanakan yaitu dilihat

dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Magang di PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Perawang.

Minggu
Jadwal Praktek Magang
1 2 3 4

Orientasi/ Pengenalan Perusahaan √

Studi Leterature √

Studi Lapangan/ Mempelajari Teknik Pengambilan



Sampel dan Analisis Data

Pembuatan Laporan √

Anda mungkin juga menyukai