Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI TAHU

DI DESA ATEUK JAWO

Disusun Oleh:
Ahmad Fadhillah
Nim: 190702024

Dosen Pengampu:
Rizna Rahmi, S.AG, M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah,merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan kepada
Allah SWT, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah
berjudul “Dampak Pencemaran Limbah Industri Di Dessa Ateuk Jawo”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam menghadapi tantangan dalam
penyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun ilmu pengetahuan ini. Terima Kasih

Banda Aceh, 20 Januari 2020

Ahmad Fadhillah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMETAAN RESIKO NEGATIF..........................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................................5
DAMPAK PENCEMARAN LINGUNGAN DAN MASYARAKAT....................................................5
BAB IV.......................................................................................................................................................7
SOLUSI DAN PENANGGULAN............................................................................................................7
BAB V........................................................................................................................................................8
KESIMPULAN.........................................................................................................................................8
LAMPIRAN..............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu. Limbah yang
dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap
lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan
mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya
sungai tersebut. Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar yang dapat berupa
gas dan bahan-bahan terlarut. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya
melalui atmosfer, tanah, limpasan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, serta pembuangan
limbah industri (Effendi, 2003:195).

Industri tahu di Desa Ateuk Jawo, kecamatan Baiturrahman, Kabupaten Banda Aceh berdiri
pada tahun 1996 aktif sampai sekarang dan memiliki Luas 4m x 12m. Mempunyai masalah yang
berkaitan dengan lokasi usahanya yang saat ini tersebar daerah pemunkiman penduduk. Di
daerah ini terdapat 1 unit industi tahu.

Industri tahu pada umumnya berproduksi dalam perhari 200 kg dapat menghasilkan dalam
sekali proses pembuatan tahu mulai dari 550 kg sampai 200,75 ton pertahun. Jumlah limbah cair
yang dihasilkan dalam perhari dari industri tahu mencapai kurang/lebih 500 Liter dan Proses
pemasakan tahu di gunakan bahan bakar kayu di perlukan dalam sehari 189 kg.

4
BAB II

PEMETAAN RESIKO NEGATIF

Limbah cair tahu Bapak Jamaluddin di Desa Ateuk jawo, Kecamatan Baiturrahman,
Kabupaten Banda Aceh langsung dialirkan ke sungai Lingka ateuk jawo, sehingga air sungai
mengalami pencemaran akibat pengaruh buangan limbah industri tahu tersebut. Struktur tanah
memungkinkan limbah cair mudah meresap masuk ke air tanah.

Pada dasarnya berbagai pengaruh negatif terhadap lingkungan air oleh limbah pabrik,
berdasarkan komponen dan sifatnya di bedakan menjadi 3, yaitu pencemaran fisika (suhu,
kekeruhan, warna, bau, rasa dan TDS), 4 pencemaran kimia (pH, COD, BOD, zat organik dan
kesadahan), pencemaran bakteriologik (coli) (Santoso, 2001:71).

Bahan pembakaran digunakan metode kayu maka dari proses pemmbakaran dapat di
hasilkan proses pembakaran yang sempurna seharusnya mengubah unsur karbon menjadi karbon
dioksida (CO2). Ketidaksempurnaan proses pembakaran mengakibatkan tidak semua unsur
karbon berhasil diubah menjadi CO2, tetapi menjadi karbon monoksida. Dua-duanya adalah gas
yang beracun bagi tubuh manusia. Namun karakteristik dan dosis keberacunan keduanya

5
sangatlah berbeda.

BAB III

DAMPAK PENCEMARAN LINGUNGAN DAN MASYARAKAT

6
Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu  kebutuhan umat manusia dan makhluk
hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap
kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan manusia. Ganguan
terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya.

Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan–bahan berbahaya
yang dibuang ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah
tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan
pun semakin terancam

Kasus pencemaran limbah tahu yang terjadi di daerah Aliran sungai (DAS) kali Banda Aceh
disebabkan oleh adanya limbah industri yang berasal dari perusahaan di Ateuk Jawo, yaitu
pabrik tahu PT.Ayamjago. Kasus tersebut tahu yang kita makan hampir setiap hari yang
berkualitas murah, bahan olahnya pun mudah dan bahan-bahanya mudah untuk kita dapatkan,
yang pada olahan akhir menghasilkan limbah yang berbahaya bagi manusia yang menyebabkan
berbagai macam penyakit, dan hal ini sangat di perlukan bantuan dari pemerintah untuk
menangani masalah tersebut. Bahan pencemaran dengan kosentrasi tertentu, sudah mampu
mematikan organisme diperairan.

Pencemaran limbah juga dapat dihindari apabila masing-masing pihak bisa menjaga
kelestarian alam ini. Di dalam kegiatan industri dan teknologi air yang telah diguanakan (air
limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan (ke sungai) karena dapat
menyebabkan pencemaran. Jadi apabila telah melampaui ambang batas baku mutu lingkungan
harus di proses kembali melalui teknologi agar dapat dikembalikan ke lingkungan. Oleh sebab
itu manusia dalam upayanya memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu
untuk memperhatikan hal-hal yang nantinya dapat membuat terjadi kerusakan lingkungan hidup
yang telah kita rusak, dapat segera dilakukan proses rehabilitas agar mencegah terjadi kerusakan
yang lebih parah lagi.

Pencemaran limbah tahu merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup dan
dapat menyebabkan penyakit kepada umat manusia. Para industri tahu selalu melakukan apapun
untuk mendapatkan keuntungan yang besar untuk kepentingan diri mereka sendiri, pabrik tahu di
indonesia cukup banyak. Tahu merupakan makanan ringan dan mudah untuk didapatkan yang

7
mengandung banyak nutrisi seperti, protein, lemak, karbohidrat, dll, yang bagus untuk kesehatan
manusia, namun mempunyai dampak buruk jikalau kita tidak mengelolah dengan baik dan
benar.

Analisasi resiko lingkungan hidup juga merupakan perangkat pencegahan yang baru adopsi
dalam undang-undang 32/09. Menganalisa resiko lingkungan hidup yang di wajibkan bagi
perusahaan “yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup,
ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia
”(pasal 47 ayat 1 )(Keraf,2010:277).

Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam polutan yang di
hasilkan mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbui dan
berwarna). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk
limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan anorganik,
maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih
dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan
setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokanselokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat yaitu; pembuatan kolam pengolah limbah cair.
Baku mutu imbah bair ditetapkan oleh Menteri yang membidangi lingkungan hidup.

Pada umumnya bahan – bahan organik yang terkandung dalam industri tahu sangat
tinggi, senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak
dan minyak. Di antara senyawa organik protein dan lemaklah yang paling besar bisa mencapi
40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakan lama jumlah dan bahan
organik ini akan semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena
beberapa zat sulit di uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk
menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti
BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Uji BOD
(Biological Oxygen Demand) merupakan parameter yang saling digunakan untuk mengetahui
tingkat pencemaran bahan organikbaik dari industri ataupun dari rumah tangga.

8
Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila
air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Pada
umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam.
Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l.
sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di
peraian tersebut.

BAB IV

SOLUSI DAN PENANGGULAN

Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat
maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan, limbah ini
kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan
ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan roti
kering dan cake. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan,
pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi.
Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik tinggi dan kadar BOD, COD
yang cukup tinggi pula, jika langsung dibuang ke badan air, jelas sekali akan menurunkan daya
dukung lingkungan. Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang
bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada.

Teknologi pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan proses biologis sistem
anaerob, aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi pengolahan limbah tahu yang ada saat
ini pada umumnya berupa pengolahan limbah dengan sistem anaerob. Dengan proses biologis
anaerob, efisiensi pengolahan sekitar 70%-80%, sehingga airnya masih mengandung kadar
pencemar organik cukup tinggi, serta bau yang masih ditimbulkan sehingga hal ini menyebabkan
masalah tersendiri (Herlambang, 2002).

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterapkan sistem pengolahan limbah dengan sistem
kombinasi anaerob-aerob, dengan sistem ini diharapkan dapat menurunkan konsentrasi kadar
COD air limbah tahu. Sehingga jika dibuang tidak menyebabkan bau dan tidak mencemari

9
lingkungan sekitarnya. Mengingat industri tahu merupakan industri dengan skala kecil, maka
membutuhkan intalasi pengolahan limbah yang alat-alatnya sederhana, biaya operasionalnya
murah, memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan.

BAB V

KESIMPULAN
Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk
hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap
kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan manusia. Ganguan
terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah tahu membawa
akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan – bahan berbahaya yang dibuang ke perairan
salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus
menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam.

Untuk menanggulangi pencemaran limbah pabrik tahu yaitu di perlukan peraturan –


peraturan seperti UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup untuk mengatur berbagai macam kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh para
industri yang merusak kualitas dan baku mutu lingkungan hidup, dan yang melakukan perbuatan
melawan hukum berupa pencemaran limbah yang dapat merusak lingkungan hidup dan dapat
membahayakan kesehatan pada manusia dan pada ekosistem yang berada diperairan, jikalau para
industri melanggar ketentuan yang telah di berlakukan oleh pemerintah maka para idustri
tersebut wajib mendapatkan sanksi yang telah diberlakukan berdasarkan Undang – Undang yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.

10
LAMPIRAN

11
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air (Bagi pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan). Yogyakarta : Kanisius.

Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan


Hidup, Bandung : PT Refika Aditama, 2008.

Herlambang, A., dkk., 2002, Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri,


http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuLimbahCairIndustri/BukuLimb ahCairIndustri.html,
diakses 19 Januari 2016.

Keraf Sonny, Etika Lingkungan Hidup, Jakarta, Buku Kompas, 2010.

Santoso, Kukuh. 2001. Pengantar Ilmu Lingkungan. Semarang : FMIPA UNNES.

12

Anda mungkin juga menyukai