Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA

“Pengolahan Limbah Tekstil”

Oleh :

1. Fitri Rismawati A2A017003


2. Jihan Mutiara Azizah A2A017013
3. M. Wisynu Ardya Octavian A2A017019
4. Sabrina Maulida T. A2A017052
5. Manik Kusumaningrum A2A017053

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

SEMESTER 4
KATA PENGANTAR

Puja puji syukur kami haturkan kepada Allah swt yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik, dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengolahan Limbah Tekstil” dengan baik dan lancar
tanpa ada halangan suatu apapun.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab
itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang biasa kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 29 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................ 3

2.1 Pengertian Limbah Tekstil............................................................ 3


2.2 Sumber Limbah Tekstil................................................................ 3
2.3 Dampak Bagi Kesehatan ............................................................. 4
2.4 Dampak Bagi Lingkungan............................................................ 4
2.5 Inovasi Teknologi Tepat Guna..................................................... 5
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air selain merupakan sumber daya alam juga termasuk komponen
ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan air
cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu. Air yang digunakan
untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan kurun waktu
mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air
sungai. Ketersediaan sumber air sungai cenderung menurun karena penurunan
kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi
tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran. Pencemaran terjadi
karena banyaknya industri di era sekarang, proses produksi yang dihasilkan
dari industri – industri tersebut akan menimbulkan limbah.
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan atau dibutuhkan dan
dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan
konsentrasi bervariasi. Jika limbah dibuang langsung ke alam dalam jumlah
yang besar maka akan mengganggu keseimbangan ekosistem alam. Sebelum
limbah tersebut dibuang perlu adanya pengolahan limbah. Upaya pengolahan
limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan limbah serta unsur – unsur
yang terkandung di dalamnya.
Limbah tekstil yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang
luar biasa pada perairan, khususnya sumber air. Pengelolaan kualitas air
merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi
kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas
perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan , maka keseimbangan
hidup organisme terganggu. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah
mulai serius merencanakan program untuk mengelola air limbah, yakni
dengan membentuk unit pengelola air limbah atau yang disebut Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan limbah tekstil?
2. Apa saja sumber limbah tekstil?
3. Bagaimana dampak limbah tekstil bagi kesehatan ?
4. Bagaimana dampak limbah tekstil bagi lingkungan?
5. Bagaimanakah pengolahan limbah tekstil?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah adalah agar mamapu
memahami dan mengetahui dampak yang terjadi akibat pencemaran
limbah tekstil dan mengetahui bagaiman cara penanggulangan atau
pengolahan dari limbah tekstil
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami yang dimaksud dengan limbah tekstil.
b. Untuk mengetahui sumber limbah tekstil.
c. Untuk memahami dampak limbah tekstil bagi kesehata.
d. Untuk memahami dampak limbah tekstil bagi lingkungan.
e. Untuk memahami pengolahan limbah tekstil.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Tekstil

Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses


pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses
penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih
kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.

Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata


mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD.
Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1.
Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton
produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi
modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai100 kg
BOD/ton. Informasi tentang banyaknya limbah produksi kecil batik
tradisional belum ditemukan.

2.2 Sumber Limbah Tekstil


Khusus industri tekstil dalam proses produksinya mempunyai unit
Finishing-Pewarnaan (dyeing) mempunyai potensi sebagai penyebab
pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Beberapa sumber
limbah tekstil antara lain sebagai berikut.
1. Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini
mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA,
CMC, enzim, dan asam. Penghilangan kanji biasanya memberikan
BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain.
2. Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah
sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa,
COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia.

3
3. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna
dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai,
seperti fenol dan logam.

2.3 Dampak Terhadap Kesehatan


Dampak yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh
Manusia :
 Arsen (As): Menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis,
terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat
racun yang sangat kuat.
 Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun
jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker.
Larutan darikadmium sangat beracun. Jangka panjang,
terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat
menyebabkan hipertensi.
 Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan
korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan
sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal.
 Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau
uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal;
kelainan pada kelahiran.

2.4 Dampak Terhadap Lingkungan


Bagi Lingkungan Limbah-limbah buangan dari industri tekstil
yang ada dilingkungan dapat mencemari perairan dan dapat pula merusak
ekosistem perairan. Selain itu, zat warna yang digunakan untuk pewarna
tekstil (Senyawa azo) yang dapat mencemari perairan. Zat warna dari
limbah tekstil bila dibuang ke perairan dapat menutupi permukaan badan
air sehingga menghalangi sinar matahari untuk masuk ke dalam perairan.
Berkurangnya sinar matahari yang masuk ke perairan menyebabkan
terhambatnya proses fotosintesis oleh tumbuhan yang ada diperairan. Hal

4
ini akan menyebabkan kandungan oksigen di dalam air menurun dan pada
akhimya menyebabkan kematian mahluk hidup yang ada di perairan
tersebut.
Di samping mempunyai sifat yang berbahaya bagi mahluk hidup
terutama bagi manusia, pencemaran limbah tekstil juga dapat mengurangi
nilai estetika badan air, badan air (sungai atau danau) menjadi tidak
nyaman untuk dipandang karena aimya berwarna bahkan mungkin
berwarna gelap atau hitam pekat. Nilai estetika suatu badan air juga
menurun dengan timbulnya bau yang tidak sedap seperti bau amoniak dan
asam sulfida hasil penguraian limbah oleh bakteri secara anaerob karena
badan air mempunyai kandungan oksigen yang sangat minim.
2.5 Inovasi Teknologi Tepat Guna
Biji kelor (moringa oleifera lamk) merupakan salah satu koagulan
alami yang dapat digunakan untuk penjernihan air. Dalam biji kelor
terkandung senyawa aktif 4-α-L-rhamnosyloxybenzil-isotiosianat yang
mampu mengabsorpsi dan menetralisir partikel logam dalam air limbah
dan partikel kotoran yang melayang di dalam air (Arung, 2002).
Pemanfaatan biji kelor sebagai koagulan dari segi biaya lebih ekonomis
dan efisien.
Selain itu, juga bersifat biodegradable sehingga akan ramah
lingkungan dibandingkan jika menggunakan koagulan dari bahan kimia
seperti tawas. Bahkan, biji kelor juga berkhasiat sebagai antibakteri.
Sutherland dkk. (1994), memanfaatkan biji kelor sebagai koagulan untuk
mengurangi kekeruhan dalam air. Dari hasil penelitian tersebut ternyata
serbuk biji kelor mampu mengurangi kekeruhan air yang mulamula 270-
380 NTU berkurang menjadi 4 NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
Menurut penelitian Chandra dalam rrionline.com, biji kelor dapat
dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) sewaktu mengolah
limbah cair pabrik tekstil.
Biji kelor juga dapat dimanfaatkan dengan cara mengekstrak zat
aktif yang terkandung dalam biji buah kelor dengan menggunakan pelarut

5
tertentu. Salah satu pelarut yang dapat digunakan yaitu pelarut air.
Pemanfaatan ekstrak biji kelor sebagai koagulan telah dilakukan antara
lain oleh Lestari (2008) yang menguji efektifitas ekstrak biji kelor sebagai
koagulan ion besi terlarut dalam air. Dari penelitian tersebut ternyata
ekstrak biji kelor mampu mengurangi kadar ion besi sebesar 2933,01
mg/mL ekstrak biji kelor. Mufrihan (2008) menguji efektifitas ekstrak biji
kelor sebagai koagulan ion mangan terlarut dalam air. Ternyata ekstrak biji
kelor mampu mengurangi kadar ion mangan sebesar 955,6 mg/mL ekstrak
biji kelor.
Proses penjernihan :
1. Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru
dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit
bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih.
Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya
dapat melayang “terbang” ke mana-mana.
2. Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk
sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa
3. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk
pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung
pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya
4. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan
jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
5. Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga
menjadi pasta
6. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih
7. Tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih
8. Lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan
cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang
terdapat dalam bubuk biji kelor.
9. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor
tersebut melalui kain kasa

6
10. Masukkan filtratnya ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah
disiapkan sebelumnya
11. Kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
12. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan
mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air
beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di
dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang
akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air
13. Diamkan dan biarkan selama kurang lebih 1 jam
Keunggulan dan Kelemahan.
Keunggulan :
1. Caranya sangat mudah ,
2. Tidak berbahaya bagi kesehatan ,
3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan,
kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
4. Kualitas air lebih baik , karena :
a. Kuman berkurang ,
b. Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang , dan
c. Air lebih cepat mendidih
5.  Produk yang dihasilkan bersifat back to nature yang ramah akan
  

lingkungan dan dapat mengurangi pemanasan global.

Kelemahan :
1. Kelor tidak terdapat disemua daerah ,
2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat
disimpan untuk hari berikutnya
3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil
4. Pengeringan biji kelor harus sempurna, apabila pengeringan ”tidak
sempurna” (kekurangan oksigen) biji kelor akan kurang efektif dalam
mengikat koloid partikel dalam air.

7
5. Air hasil filtrasi dengan biji kelor masih perlu pemurnian lebih lanjut, baik
dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir
yang sederhana.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses
pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Jika limbah tekstil tidak diolah terlebih dahulu dan langsung
dibuang maka akan menyebabkan pencemaran air dan akan merusak
lingkungan. Selain itu, limbah tekstil yang tidak diolah terlebih dahulu
akan berdampak pada kesehatan manusia.
Salah satu inovasi teknologi tepat guna yang kami gunakan yaitu
ekstrak biji kelor. Biji kelor mampu menjernihkan air limbah tekstil.
3.2 Saran
Sebaiknya untuk pemilik industri pembuatan batik atau pabrik yang
menghasilkan limbah tekstil harus mengolah limbah tersebut terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena akan berdampak pada
kesehatan dan lingkungan itu sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://pengertianmenurutparaahli.org/pengertian-limbah-tekstil-dan-
contohnya/
 http://www.mikirbae.com/2016/08/jenis-dan-penggolongan-limbah-
industri.html
 Hidayanti, rahma. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Biji Kelor (Moringa
Oleifera Lamk) Dengan Kulit Ari Sebagai Koagulan Zat Warna Reaktif
Dalam Larutan Model Limbah Cair Industri Kain Besurek. Program Studi
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Dehasen Bengkulu

10

Anda mungkin juga menyukai