Disusun Oleh :
Novriyani Hamzah (221604002)
Farina Gonibala (221604003)
Kartika Purnamasari Biga (221604005)
Mohamad Rifky Lahuding (221604007)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah disusun guna memenuhi tugas UAS dari ibu Nadiyah
Widaryanti S.T.,M.T Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah `
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen
mata kuliah pengantar Teknologi Lingkungan, Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi
pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya keterbatasan dana tersebut, industri
kecil (rumah tangga) tersebut lebih sering membuang limbahnya langsung ke sungai. Proses
pembuatan tahu menghasilkan limbah yang mengandung protein, bahan organik dan padatan
terlarut yang tinggi, dengan pH yang rendah. Limbah tahu ini juga akan menimbulkan aroma
yang kurang sedap sehingga mengganggu estetika dan kehidupan ekosistem sekitarnya.
Proses produksi tahu dan tempe memerlukan banyak air yang digunakan untuk
perendaman, perebusan, pencucian serta pengupasan kulit kedelai. Limbah yang diperoleh dari
proses-proses tersebut dapat berupa limbah cair maupun limbah padat. Sebagian besar limbah
padat pada tempe dan tahu berasal dari kulit kedelai, kedelai yang rusak dan mengambang pada
proses pencucian serta lembaga yang lepas pada waktu pelepasan kulit. Selain itu juga limbah
padat pada tahu dapat berupa ampas tahu. Limbah padat pada tempe dan tahu sudah banyak
dimanfaatkan untuk makanan ikan di sungai. Limbah cair berupa air bekas rendaman kedelai
dan air bekas rebusan kedelai masih dibuang langsung diperairan sekitarnya. Jika limbah
tersebut langsung dibuang keperairan maka dalam waktu yang relative singkat akan
menimbulkan bau busuk dari gas H2S, amoniak ataupun fosfin sebagai akibat dari terjadinya
fermentasi limbah organic tersebut. Adanya proses pembusukan, akan menimbulkan bau yang
tidak sedap, terutama pada musim kemarau dengan debit air yang berkurang.
Ketidakseimbangan lingkungan baik fisik, kimia maupun biologis dari perairan yang setiap
hari menerima beban limbah dari proses produksi tempe dan tahu ini, akan dapat
mempengaruhi kualitas air dan kehidupan organisme di perairan tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lokasi tempat pabrik tahu dan tempe yang kita analisis tidak terlalu jauh dari kampus
UNUGO. Pemilik pabrik yang biasa dipanggil Bapak Sigit ini mempunyai 6 orang kariyawan
yang mempunyai tugasnya masing masing. Pabrik ini berlokasikan di ipilo, Jl. Sultan Botutihe,
Kota Gorontalo yang kapasitas produksi kedelainya mencapai 100kg perharinya. Pada saat
penelitian, kami melihat tempat pembuatan tahu tempe tersebut masih menggunakan cara
pekerjaan yang masih manual.
Gambar 1.1
Lokasi Pabrik Pengolahan Tahu Dan Tempe
Bahan baku dalam pembuatan tahu adalah kedelai dan dalam prosesnya banyak
menggunakan air. Akibat dari besarnya pemakaian air itulah yang membuat limbah cair yang
dihasilkan oleh insdutri tahu ini cukup besar pula, besarnya volume limbah cair yang dihasilkan
akan menjadi masalah jika melebihi daya dukung lingkungan dan tidak ada upaya pengolahan.
Limbah cair tahu termasuk dalam limbah biodegradable yaitu limbah yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme,untuk menguraikan bahan bahan organic tersebut mikroorganisme
memerlukan oksigen dalam jumlah tertentu. Kebutuhan oksigen inilah yang dinamakan
Biological Oxygen Demand (BOD). Jika angka BOD meningkat, maka kebutuhan oksigen agar
mikroorganisme dapat mengurai bahan– bahan organik juga meningkat. Sama halnya dengan
Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu meningkatnya angka COD akan diikuti dengan
2
meningkatnya kebutuhan oksigen untuk mengurai bahan organic.
Gambar 1.2
Bahan Baku Pembuatan Tahu Dan Tempe
a. Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari sisa hasil kegiatan
domestik atau aktivitas industri. Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk
besi, kain, plastik, kayu-kayuan, dan serbuk besi.Limbah padat dapat diklasifikasikan
menjadi enam bagian, yaitu sampah organik mudah busuk (garbage), sampah
anorganik dan organik tidak membusuk (rubbish), sampah abu (ashes), sampah bangkai
binatang (dead animal), sampah sapuan (street sweeping), dan sampah industri
(industrial waste).
b. Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan berasal dari sisa-sisa hasil buangan
kegiatan domestik atau proses produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang sudah
tercampur atau tersuspensi dengan bahan-bahan buangan hasil dari sisa-sisa
produksi.Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu limbah
cair domestik (domestic wastewater), limbah cari industri (industrial wastewater),
rembesan dan luapan (infiltration and inflow), dan air hujan (strom water).
Limbah cair dan padat yang dihasilkan dari pengolahan kedelai dibuang ke selokan menuju
sungai. Dampak yang dihasilkan berdampak baik karena limbah tersebut bisa menjadi makanan
ikan.
Pada analisis dampak lingkungan (amdal) seharusnya memiliki instalasi pengolahan air limbah
(ipal) dan setelah kami telusuri pabrik tahu tempe ini tidak memilki instalasi pengolahan air
limbah karena limbah yang dihasilkan pada pabrik tersebut dibuang ke selokan langsung
menuju sungai.
3
Gambar 1.5
Tempat Memasak Tahu Dan Tempe
Gambar 1.4
Saluran Pembuangan Limbah Tahu Dan Tempe
Gambar 1.6
Proses Pengolahan Tahu Dan Tempe
4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Industri kecil tahu mampu berperan terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat didesa Ipilo,kec. Kota timur.kota Gorontalo yang meliputi pekerjaan dan
pendapatan perbulan.
2.Limbah dari pabrik tahu dan tempe tidak berdampak negative pada aliran sungai tapi malah
menguntungakan bagi penghuni air sungai (ikan air tawar) sebagai sumber makanan mereka.
3.2 SARAN
Berdasarkan penelitian,pembahasan dan kesimpulan diatas kami dapat memberikam
saran, yakni:
1. Bagi pemerintah agar perhatian pemerintah Desa Kalisari terhadap pengrajin tahu lebih
ditingkatkan seperti peminjaman modal usaha bagi pengrajin yang kesulitan dalam usahanya.
2. Bagi para pengrajin tahu:
a. Para pengrajin tahu agar dapat menjaga kualitas tahu khas Desa Kalisari yaitu dengan tidak
menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
b. Para pengrajin tahu agar dapat mempertahankan produk-produk hasil inovasi sehingga dapat
bertahan dan tidak mengubah kualitas rasa pada tahu dan tempe.
5
DAFTAR PUSTAKA
Bapak Sigit (2023) pabrik tahu tempe gorontalo; Ipilo Jl. Sultan Botutihe.
Rifky, Novi, Farina, Kartika. Analisis dampak lingkungan. Pengolahan dampak limbah
pabrik tahu tempe. Diteliti pada 08 Januari 2023 puku 13.00.
Aryani, Y. (2013). Dampak Industri Kerajinan Kayu Motif Batik terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat di Dusun Dongkelan, Desa Pogungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UNY. Diakses pada 8 Januari 2017.
Tambunan, Tulus TH.(2000). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/7da49f82a34f
4bd4bde57ba94172a0b3BukuKajianAkademikKelayakanPendirianLemba gaPemerin.pdf. (2011).
Kajian Akademik Pemeringkat Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia. Diakses
pada 8 Mei 2017 pukul 11.00
http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/Profil%20Bis
nis%20UMKM.pdf. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM). Diakses pada
8 Mei 2017 pukul 12.00 https://www.bps.go.id/brs/view/id/1229. (2016). Persentase Penduduk Miskin
Maret 2016 Mencapai 10,86 Persen. Diakses pada 8 Mei 2017 pukul 10.00
6
LAMPIRAN