2.4 Adsorpsi.................................................................................................... 6
1
3.2 Waktu dan Lokasi Peneitian ................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang telah
meningkatkan kebutuhan air bersih yang diperlukan untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan domestik dan industri. Pada gilirannya menyebabkan peningkatan
produksi air limbah. Kebanyakan kasus, air limbah biasanya dibuang ke badan air
tanpa pengolahan awal atau pemantauan, sehingga menyebabkan polusi dan
memperburuk kelangkaan air bersih. Pembuangan limbah yang tidak diolah juga
menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut (DO), peningkatan nitrat dan padatan
tersuspensi serta kontaminan organik lainnya di sumber air tersebut (Yustianus a,
et all. 2022).
1
lebih dari 1200 mg/l. Sedangkan Menurut Yangon (2017) dalam Lyn, et all. (2020)
bahwa pada tahun 2012, lebih dari 50% kebutuhan oksigen biokimia (BOD)
pemuatan ke dalam air disebabkan oleh aktivitas rumah tangga. COD adalah jumlah
senyawa organik dalam air, yang mengacu pada massa oksigen habis per liter.
Semakin besar kuantitas COD maka semakin tinggi pula pencemaran air. BOD
adalah massa oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme biologis di badan
air untuk mendegradasi bahan organik (Faisal, et all. 2020). Sedangkan menurut
Husain, et all. (2021), bahwa Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) adalah salah
satu parameter terpenting yang menunjukkan jumlah bahan organik yang dapat
terbiodegradasi dalam air.
2
(Cardoso et all. 2023). Polypropylene (PP) adalah polimer non-polar, semi-kristal
dan termoplastik yang digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pengemasan, ubin
teks atau bahkan untuk keperluan medis (Morais, et al. 2020). Aspek penting dari
polipropilen/ Polypropylene semi-kristal (PP) adalah morfologi kristal karena sifat
mekaniknya. PP (Polypropylene) terutama bergantung pada faktor mikrostruktur
seperti derajat kristalinitas, ketebalan lamelar dan orientasi kristal ketika terjadi
lelehan polimer yang terkena tekanan, molekuler rantai menjadi sejajar sepanjang
arah pemanjangan atau ekstrusi. Rantai polimer ini menghasilkan lamela terlipat
rantai selama proses pendinginan dan akhirnya mengembangkan struktur kristal,
yaitu kumpulan multilayer yang terdiri dari lamella (Koga et all. 2020).
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas karbon akrtif dari limbah plastik jenis
Polypropylene (PP) dalam penurunan konesntrasi COD pada air limbah
domestik terhadap dosis massa dan pengaruh waktu pengadukan
adsorben.
2. Bagaimana efektivitas karbon akrtif dari limbah plastik jenis
Polypropylene (PP) dalam penurunan konesntrasi BOD pada air limbah
domestik terhadap dosis massa dan pengaruh waktu pengadukan
adsorben.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Air Limbah
Air limbah merupakan campuran kompleks dari berbagai kelompok beban
dan polutan, seperti zat terlarut dan tidak larut serta zat yang mudah atau sulit
terurai, unsur hara tanaman, senyawa logam berat, dan garam. Menurut Undang-
Undang Pembuangan Air Limbah, Bagian 1, Pasal 2, “air limbah adalah air, yang
sifat-sifatnya telah diubah oleh penggunaan rumah tangga, komersial, pertanian
atau lainnya, dan air tersebut dibuang bersama-sama selama kondisi cuaca kering
(air tercemar), serta air yang mengalir dan dikumpulkan dari permukaan yang
dibangun atau diaspal atau diaspal setelah curah hujan (air hujan). Cairan yang
dikeluarkan dan dikumpulkan dari fasilitas yang dirancang untuk pengolahan,
penyimpanan dan pembuangan limbah juga dianggap sebagai air yang tercemar”
(Wichmann, et all. 2024).
5
bahan organik yang dapat terbiodegradasi dalam air. Kebutuhan oksigen biokimia
(BOD), ukuran oksigen terlarut (DO) yang dibutuhkan mikroba oksidasi bahan
organik biodegradable yang ada dalam air limbah, merupakan parameter penting
untuk mengkarakterisasi air limbah dan mengevaluasi efisiensi pengolahan. (Xiao,
et all. 2019).
2.4 Adsorpsi
Adsorpsi adalah fenomena perpindahan massa antarmuka fisiokimia yang
diterapkan antara lain untuk pengolahan air limbah dan penghilangan polusi.
Teknologi ini mapan, menguntungkan dan telah terbukti seperti keserbagunaannya,
berbiaya rendah, efisiensi tinggi, mudah didaur ulang, serta penerapan dan
pengoperasian yang relatif lebih lancar. Secara keseluruhan, selama proses
pengolahan air limbah berbasis adsorpsi, polutan organik dan/atau anorganik
(adsorbat) tertarik ke permukaan luar dan dalam bahan berpori (adsorben), melalui
proses perpindahan massa dan difusi dari media berair ke bahan penyerap aktif
yaitu adsorben. Mekanisme yang terlibat adalah chemisorpsi (interaksi ionik
misalnya) atau fisisorpsi atau keduanya (Lie, et all. 2022). Adsorpsi adalah salah
satu teknik yang paling banyak diselidiki untuk menghilangkan polutan dari
campuran air. Adsorpsi lebih disukai, sebagian besar karena efisiensi tinggi dan
kesederhanaannya. Adsorpsi, pada umumnya, lebih disukai dibandingkan teknik
yang lain dalam pengolahan air limbah karena hal biaya, fleksibilitas, kemudahan
pengoperasian dan efektivitas terhadap berbagai polutan (Kumari, et all. 2019).
6
paling banyak beberapa kkal/mol, oleh karena itu jenis adsorpsi ini hanya stabil
pada suhu di bawah 150 °C (Inglezakis et all. 2006).
2.6 Adsorben
Adsorben merupakan fenomena berkumpulnya suatu zat berbentuk gas atau
cair berupa molekul, atom atau ion suatu zat tertentu yang disebut adsorbat pada
permukaan zat padat berpori lain. Fase teradsorpsi atau zat yang tertarik ke
permukaan disebut adsorbat, sedangkan zat yang permukaannya teradsorps disebut
adsorben (Aljamali et all. 2021). Dalam aplikasi pemurnian, penggunaan adsorben
sangat diperlukan karena biayanya yang relatif murah. Secara umum, adsorpsi juga
dianggap sebagai metode yang ekonomis dan efektif karena murah, regeneratif, dan
sederhana. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan polimer alam, karbon
aktif, polimer sintetik, ampas teh, kulit jeruk dan arang, serta buah jeruk bali,
bahkan cangkang kerang yang dimanfaatkan sebagai adsorben (Haryanto, et all.
2023).
7
seperti aktivasi kimia, tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan struktur
karbon amorf di lapisan interstisial sehingga meningkatkan porositas dan membuat
luas permukaan bagian dalam dapat diakses. Dalam aktivasi kimia, aktivator
dicampur dengan adsorben. Aktivator yang umum digunakan adalah seng klorida
(ZnCl2), asam fosfat (H3PO4), asam sulfat (H2SO4), kalium hidroksida (KOH),
natrium hidroksida (NaOH), kalium sulfida (K2S) dan kalium tiosianat (KCNS).
Aktivator tersebut sebagian besar mengandung oksigen, sulfur dan nitrogen, yang
diketahui dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi dan pertukaran kation. Setelah
adsorben jenuh dengan aktivator, adsroben kemudian didehidrasi untuk
meminimalkan pembentukan tar dan penguapan selama pirolisis. Teknik aktivasi
kimia mempunyai beberapa keunggulan antara lain suhu aktivasi yang minimal,
waktu reaksi yang lebih singkat, pengurangan biaya energi, dan peningkatan hasil
material (Lie at all. 2022).
8
2.7.1.3 Zeolit
Zeolit adalah adsorben selektif dengan rasio silika terhadap aluminium
berkisar antara 1 hingga tak terhingga. Berbagai jenis Zeolit telah digunakan untuk
menghilangkan polutan. Zeolit juga dapat digunakan sebagai resin penukar ion,
pembuatan deterjen, proses pemisahan, dan penyerap air. Zeolit ada lebih dari 100
jenis sintetis dan lebih dari 40 jenis alami (Alsulaili A, et all. 2023).
9
lentur atau dapat dibentuk, dan mengeras saat didinginkan. Bahan termoplastik
menunjukkan sifat seperti kaca di bawah suhu transisi gelas, setelah titik ini dengan
peningkatan suhu yang lebih lanjut, material mencapai daerah elastis karet yang
diikuti oleh titik kritis suhu leleh (Tm) dimana material mulai mengalir. Tidak
seperti plastik termoset yang mengeras secara permanen saat dipanaskan,
termoplastik dapat dipanaskan dan didinginkan beberapa kali tanpa kehilangan sifat
yang berarti. Kebanyakan bahan termoplastik memiliki suhu leleh antara 120 C dan
345 C (Ozden et all. 2021).
10
2.11 Kemampuan Plastik Polypropylene (PP) Sebagai Karbon Aktif
Sampah plastic dianggap sebagai salah satu sampah paling melimpah yang
dapat dimanfaatkan Kembali pengaplikasiannya sebagai barang yang sangat
berharga. Banyak pengaplikasian yang telah difokuskan untuk mengeksplorasi
kelayakan pengubahan sampah dalam penggunaannya kembali yang memiliki nilai
tambah. Uraian mengenai keunggulan sampah plastik jensi Polypropylene (PP)
sebagai adsorben adalah sebagai berikut:
11
Keterangan:
*= Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan,
perkantoran, perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi,
permukiman, industri, IPAL kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan,
pelabuhan, bandara, stasiun kereta api,terminal dan lembaga pemasyarakatan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode adsorpsi, yakni untuk menurunkan
konsentrasi COD dan BOD pada air limbah domestic dengan menggunkan
adsroben dari limbah plastic jenis Polypropylene (PP), berdasarkan hasil uji
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penuruan konsentrasi
COD dan BOD pada air limbah domestik terhadap dosis massa dan pengaruh waktu
pengadukan adsorben dari limbah pastik jenis Polypropylene (PP).
13
1. Variabel Terikat:
a. Dosis massa adsorben limbah plastik jenis Polypropylene (PP). Dosis
massa adsroben yang digunakan adalah 1,2 dan 1,4 gram
b. Pengaruh waktu adsorben limbah plastik jenis Polypropylene (PP).
Lama waktu kontak adsorben dengan air limbah adalah yaitu 15 dan
20 mennit.
Untuk itu, dasar pemikiran dari variabel terikat ini karena dapat
menurunakan kosnestrasi COD sebesar 72,83 % dan BOD sebesar 82,65
% pada variabel waktu kontak adseroben, sedangkan pada variabel dosisi
adaroben dapat menurunkan konsentrasi COD sebesar 90,40 % dan BOD
sebesar 89,73 % (Mustapha et all. 2019)
2. Variabel Bebas
a. Konsentrasi COD
b. Konsentrasi BOD
14
3.5.2 Prosedur Adsropsi
Prosedur untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu penurunan
konsengtrasi COD dan BOD terhadap variabel terikat yaitu dosis massa adsorben
dan pengaruh waktu pengadukan pada air limbah domestik adalah sebagai berikut:
15
Tabel 3.1 Parameter dan Metode Pendekatan Analisisnya
16
8000 adalah berat mili ekivalen oksigen x 1.000
17
Star
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis penurunan konsentrasi COD pada air
limbah domestik menggunakan adsorben dari limbah
plastik jenis Polypropylene (PP) terhadap dosis massa dan
pengaruh waktu pengadukan adsorben.
2. Menganalisis penurunan konsentrasi BOD pada air
limbah domestik menggunakan adsorben dari limbah
plastik jenis Polypropylen (PP) terhadap dosis massa dan
pengaruh waktu pengadukan adsorben.
Studi Literatur
• Air Limbah Variabel Penelitian
• COD dan BOD Variabel Terikat
• Adsorpsi • Dosis Adsorben
• Adsroben • Waktu Kontak
Variabel Bebas
• Limbah Plastik
• COD
• Plastik
Polypropyleene • BOD
(PP)
• Kandungan Plastik
18
A
Pelaksanaan Penelitian
• Penyiapan Air Limbah
• Penyiapan Reaktor
• Proses Adsorpsi
• Analisis COD
• Analisis BOD
•
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
19