Oleh :
FAHMI NURLAILA
1652010009
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB 1...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB 2...................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4
i
BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 20
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pengaruh Suhu dan Waktu Terhadap Sifat Fisik Termoplas ............. 5
Gambar 2. 2 Pengaruh Suhu dan Waktu Terhadap Sifat Fisik Termoset ............... 6
Gambar 2. 3 Kulit Kentang ..................................................................................... 9
Gambar 2. 4 Struktur Kitin (A) dan Kitosan (B) .................................................. 12
Gambar 2. 5 Struktur Kima Gliserol ..................................................................... 13
Gambar 2. 6 Struktur dari CMC (Carboxy Methyl Cellulose) .............................. 14
Gambar 2. 7 Mesin Kuat Tarik ............................................................................. 15
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Pembuatan Plastik Biodegradable.................. 20
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
Menciptakan plastik biodegradale yang lebih alternatif dan dapat terurai
di alam sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah plastik, namun tetap
bisa digunakan plastik tersebut yang sudah sesuai dengan baku mutu plastik
biodegradable itu sendiri dengan bahan yang mudah dicari dan bahan buangan
yang kurang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik
Plastik merupakan polimer sintesis dari minyak bumi atau petrokimia yang
memiliki bobot molekul besar dengan jumlah cincin aromatik tinggi dan ikatan-
ikatan yang kompleks sehingga sulit untuk diurai secara biologis oleh bakteri dan
mikroba di alam. Hal tersebut dikarenakan bakteri dan mikroba tidak memiliki
enzim yang mampu mendegradasi polimer dari bahan minyak bumi (Dwi Arista,
2018). Plastik termasuk salah satu jenis sampah yang dapat menyumbang paling
banyak dan sangat sulit terurai di alam. Dalam buku Biodegradable Polymers (Platt
2006), menunjukkan bahwa plastik membutuhkan waktu sekitar 300-500 tahun.
Maka dari itu dibutuhkan bahan baku plastik yang bersifat mudah terurai, tersedia
di alam dalam jumlah besar dan murah tetapi mampu menghasilkan kemasan
dengan kekuatan yang sama dari kemasaan plastik yang sudah ada di pasaran saat
ini.
4
5
No Karakteristik Nilai
1 Kuat Tarik (Mpa) 24,7 – 302
2 Elongasi (%) 21- 220
3 Hidrofobisitas 99
(Sumber : Anggraini, 2013)
Polimer merupakan bahan yang terdiri atas unit molekul yang disebut
monomer. Polimer yang dikenal diantaranya selulosa, protein dan karet alam.
Menurut Mujiarto (2005) secara garis besar plastik dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu :
1. Plastik Termoplas, yaitu plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan
adanya panas, antara lain Polietilena (PE), Polipropilena (PP) dan nilon. Plastik
termoplas bersifat lentur, mudah terbakar, tidak tahan panas dan dapat diduar
ulan. Plastik termoplas memiliki rantai lurus.
Gambar 2.1 Pengaruh Suhu dan Waktu Terhadap Sifat Fisik Termoplas
(Mujiarto,2005)
2. Plastik Termoset, yaitu yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak
dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga
dimensi, antara lain PU (Poly Uretheme), UF (Urea Formmaldehyde), MF
(Melamine Formldehyde) dan polyester. Plastik termoset beifat kaku, tidak
mudah terakar, tahan terhadap suhu tinggi dan berikatan cross-linking.
6
Gambar 2.2 Pengaruh Suhu dan Waktu Terhadap Sifat Fisik Termoset
(Mujiarto,2005)
Bila ditinjau dari komposisinya, polimer plastik digolongkan menjadi dua
tipe, yaitu homopolimer dan kopolimer. Homopolimer yaitu tersususn dari satu
jenis monomer, sedangkan kopolimer yaitu tersusun dari dua atau lebih monomer
yang berbeda (Satria, 2018).
kelompok kedua dengan mengggunakan bahan baku produk tanaman seperti pati
da selulosa (Putri, 2016).
Sifat plastik yang tidak mudah terurai mengakibatkan permesalahan
lingkungan yang dapat mencemari lingkungan apabila tidak ada alternatif solusi
untuk menanganinya ataupun solusinya tidak tepat. Saat ini banyak sekali upaya
untuk mencari alternatif penggunaan plastik yang aman jika dibaung ke
lingkungan. Selain itu bahan yang digunakan juga diperoleh dari alam, sehingga
bisa diurai kembali di alam. Plastik biodegradable yang berbahan dasar dari pati
dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus untuk memutuskan rantai
polimer menjadi monomer-monomernya sehingga dapat didegradasi oleh alam.
(Setia, 2019). Tanah mengandung bakteri dan fungi penghasil enzim
depolimerisasi plastik biodegradable mampu mendegradasi plastik tersebut
dengan cara memutuskan rantai polimernya (Anggraini Fetty, 2013).
Beberapa penelitian mengalami perkembang mengeni plastik
biodegradable, seperti di Jerman penelitian untuk memperoleh polimer
biodegradable pada polyhydroxybutirat (PHB), Jepang (chitin dari Crustaceae,
zein dari jagung, pullulan). Penelitian lain yang sedang dilakukan adalah cara
untuk memperoleh kemasan termoplastik dapat terurai yang mempunyai masa
pakai (lifetimes) yang relatif lebih lama dengan harga yang lebih murah (Fatimah,
2017).
Tabel 2.2 Baku Mutu Sifat Fisik dan Mekanik PLA (Poly Lactic Acid)
No Karakteristik Nilai
1 Kerapatan 1,25
2 Titik leleh (C) 161
3 Kristalinitas (%) 0-1
4 Suhu peralihan kaca (Tg)(C) 61
5 Kuat tarik (Mpa) 2050
6 Elongasi (%) 9
7 Biodegradasi 100
8 Permeabilitas air (gr/me) 172
9 Tegangan permukaan (N.nm) 50
(Sumber : Kaplan et al, 1994)
Dari tabel 2.2 menjelaskan tentang plastik PLA dapat standart dalam
pembuatan plastik biodegradable dikarenakan plastik PLA merupakan plastik yang
kuat dengan nilai kuat tarik (modulus) 2050 Mpa (Setia,2019).
2.4 Kitosan
Kitosan merupakan sebutan dari kitin dan kitosan. Dimana kitin berasal dari
bahasa yunani chitin, yang berarti kulit kuku, yaitu merupakan komponen
penyokong dan pelindung dari eksoskeleton invertebrata, crustacea, insekta. Kitin
adalah polisakarida amino alami yang paling melimpah dan diperkirakan
diproduksi setiap tahun hampir sebanyak selulosa. Kitin merupakan salah satu tiga
besar dari polisakarida yang paling banyak di temukan selain selulosa dan starch
(zat tepung). Kitin dapat diperoleh salah satunya dari krustasea seperti kulit udang,
yaitu dengan melakukan proses deasetilasi dengan adanya alkali sehingga dapat
diperoleh kitosan (Hasan et al, 2010).
Kitosan merupakan padatan atau serbuk putih yang tidak terlarut dalam alkali
dan asam mineral kecuali saat keadaan tertentu. Kelarutan kitosan paling baik ialah
dalam larutan asam asetat 1%, asam format 10% dan asam sitrat 10%. Kitosan
sendiri tidak dapat larut dalam asam purivat, asam laktat dan asam-asam anorganik
pada pH tertentu walaupun seteah dipanaskan dan diaduk dengan waktu yang agak
lama (Fatimah, 2017). Kitosan juga termasuk suatu polimer multifungsi karena
mengandung tiga jenis gugus fungsi yaitu asam amino, gugus hidroksil primer dan
sekunder.
Kitosan adalah serat makanan yang terdapat pada tempurung udang dan
kepitig, terutama yang terdiri dari kitin yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Kitosan merupakan sebutan dari kitin dan kitosan. Dimana kitin merupakan zat
tempurung yang tidak larut, sedangkan kitosan merupakan zat tempurung yang
larut. Hal tersebut membuktikan bahwa kitosan dapat berpotensi untuk
dimanfaatkan, salah satu contoh pengaplikasian kitosan ialah sebagai pengikat
bahan-bahan untuk pembentukan alat-alat gelas, plastik dan karet (Fatimah, 2017).
Dapat dilihat kualitas standar kitosan berikut ini :
11
Sifat CMC yang lain adalah mudah terlarut dalam air dingin ataupun air
panas. Selain dapat membentuk lapisan pada suatu permukaan yang bersifat stabil
dan tidak larut dalam pelarut organik, baik sebagai bahan penebal pada zat yang
bersifat mengikat. Kemampuan CMC dapat menyerap air yang bergantung pada
kadar air disekitar dan dapat meningkatkan kelembaban pada bahan yang
ditambahkan CMC. Dianjurkan untuk kelembaban pada kemasan tidak boleh
melebihi 8% dari total berat produk atau bahan yang dihasilkan (Dhinniya, 2018).
untuk menahan gaya yang diberikan (Setia, 2019)). Kuat tarik bertujuan untuk
mengukur besarnya beban atau gaya yang dapat ditahan sebelum mengalami
kerusakan. Kekuatan tarik diukur dengan menarik polimer pada dimensi yang
seragam.
𝑭
TS = ...(1)
𝑨
Selain itu kuat tarik (TS) dapat diukur berdasarkan gaya yang
diaplikasikan (F) atau beban (N) dibagi dengan luas penampang dalam mm2
(A).Kecepatan penarikan yang digunakan pada semua sampel sama, sehingga
tidak mempengaruhi nilai kuat tarik yang dihasilkan.
elongasi (Ɛ) dilihat dari kemoloran (%), panjang akhir (∆l) dikurangi panjang
awal (Lo).
∆𝒍
Ɛ= x 100% ... (2)
𝑳𝒐
3) Uji Biodegradable
Analisa Biodegradasi adalah uji biodegradasi plastik biodegradable untuk
mengetahui tingkat degradasi dari plastik biodegradasi tersebut sehingga dapat
diuraikan oleh mikroorganisme. Analisa uji biodegradasi ini dilakukan dengan
menggunakan mikroorganisme EM-4. Analisis biodegradasi ini dilakukan
melalui pengamatn secara visual. (Setia, 2018).
Judul :
“Pemanfaatan Limbah Kulit Kentang Sebagai Bahan Pembuat
Plastik Biodegradable Dengan Plasticizer Gliserol”
Studi Literatur
Pencucian, Pengendapan
Pretreatment Kulit hasil blender,, Pengayakan
Kentang ukuran 100 mesh
20
21
3.2.2 Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Oven
b) Gelas ukur
c) Gelas Beker
d) Pipet
e) Neraca Digital
f) Hotplate magnetic stirer
g) Cetakan (loyang)
h) Blender
i) Ayakan dengan ukuran 100 mesh
j) Labu Ukur
k) Kain saringan
Arief Wahyu, U., Bambang D, A., Mochamad Bagus H., 2013. Pengaruh Suhu dan
Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Fisik-Kimiawi Plastik
Biodegradable Dari Komposit Pati Lidah Buaya (Aoe Vera)- Kitosan.
Malang : Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vo. 1 No.1.
Darni, Y., & Herti, U. (2010). Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik
dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan, 7 (4): 88-93.
Dwi, Arista R,. 2018. Pengaruh Variasi Komposisi Gliserol Dan Kitosan Terhadap
Kualitas Plastik Biodegradable Dari Bekatul. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hasan, M., Rusman & Latifah, H,. 2010. Rekayasa Bioplastik Untuk Kemasan
Makanan Dari Khitosan Limbah Kulit Udang Dan Pati Tapioka Dengan
28
29
Minyak Kelapa Sawit Sebagai Pemlastis. Jurnal Purifikasi, Vol. 11, No. 2: 171 –
176. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
Mujiarto, I. (2005). Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif
Transi. Vol.3, No.2.
Pagliaro dan Rossi. “The Future Of Glycerol”. UK: RSC Green Chemistry, 2010.
Pandu, G.Z,. & Sari E, C,. 2013. Pembuatan Karakterisasi Bioplastik Berbhan
Dasar Kitosan Dan Pati Singkong Dengan Plasticizer Gliserol. Surabaya
:UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No 3.
Putri, S.M., Masturi & Ian Yulianti. 2016. Analisis Plastik Biodegradable Berbahan
Dasar Nasi Aking. Semarang : Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika Vol. 1 No. 1.
30
Rasyidi, A.F., & Adhestya Sartika. 2012. Pemanfataan Limbah Kulit UDang Dan
Limbah Kulit Ari Singkong Sebagai Abahn Abku Pembuatan PLAstik
Biodegradable. Sriwijaya : Jurnal Teknik Kimia No.3, Vol. 18.