Anda di halaman 1dari 33

Laporan Khusus

Laboratorium Satuan Operasi dan Proses

TRACER EXPERIMENT

Disusun Oleh :

Septriana Sitiya Rudiani


1404103010050

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016

2
3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam - Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Khusus Praktikum Operasi Teknik Kimia II disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Septriana Sitiya Rudiani


NIM : 1404103010050
Judul Praktikum : Tracer Experiment

Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final


mata kuliah “Laboratorium Teknik Kimia II” pada Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.

Darussalam, Desember 2016


Pembimbing, Praktikan,

Zuhra, S.T, M.Sc Septriana Sitiya Rudiani


NIP. 19740318 199903 2 001 NIM. 1404103010050

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
4

Dr. M. Faisal, S.T, M.Eng


NIP. 19730906 199802 1 001
5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN
PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam - Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA

Kelompok : B-4

Nama Mhs/NIM : (1) Septriana Sitiya Rudiani (1404103010050)


(2) Ayuni Yustira (1404103010072)
(3) Sarah Ferwinda (1404103010007)

Melaksanakan percobaan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia :


Percobaan : Tracer Experiment
Hari/Tanggal : Senin/03 Oktober 2016
Pukul : 08.00 – selesai

Pembimbing percobaan telah menyetujui atas penggunaan segala fasilitas di


Laboratorium Operasi Teknik Kimia untuk melakukan percobaan diatas.

Darussalam, 29 September 2016


Menyetujui
Pembimbing,

Zuhra, S.T, M.Sc


NIP. 19740318 199903 2 001
6

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN
PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam - Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

LEMBARAN PENUGASAN

Percobaan : Tracer Experiment

Kelompok : B-4

Nama Mhs/NIM : (1) Septriana Sitiya Rudiani (1404103010050)


(2) Ayuni Yustira (1404103010072)
(3) Sarah Ferwinda (1304103010007)

Sampel : Larutan NaCl jenuh 10 ml

Waktu Tinggal : 60 menit

Variasi : 2 kali pengulangan

Darussalam, 29 September 2016


Menyetujui
Pembimbing,

Zuhra, S.T, M.Sc


NIP. 19740318 199903 2 001
7

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ......................................................................... i


IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM ............................................................. ii
LEMBARAN PENUGASAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan .................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 2
2.1 Pengertian Reaktor..................................................................... 2
2.2 Plug Flow Reaktor .................................................................... 3
2.3 Down Flow Hanging Sponge Reactor ........................................ 4
2.4 Konduktivitas ........................................................................... 5
2.5 Waktu Tinggal ........................................................................... 6
2.6 Pola Aliran................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 10
4.1 Retention Time Distribution....................................................... 10
4.2 Hold Up Volume ...................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
LAMPIRAN A ................................................................................................ 17
LAMPIRAN B ................................................................................................ 21
LAMPIRAN C ................................................................................................ 29
LAMPIRAN D ................................................................................................ 33
8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, muncul berbagai


masalah yang salah satunya adalah pengolahan limbah domestik. Sejumlah
literatur mendefinisikan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
usaha atau perumahan, rumah makan, perkantoran dan perniagaan.
Umumnya setiap negara memiliki cara sendiri untuk limbah domestik.
Negara maju umumnya menggunakan sistem activated sludge atau tertiary
nutrients removal. Untuk sistem ini cenderung membutuhkan teknisi yang handal
dan modal yang mahal. Pada sebagian besar pengolahan limbah domestik cair di
Indonesia yang dilakukan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah dengan
cara mengalirkan limbah cair domestik pada suatu kolam anaerobik dan fakultatif.
Pada pengolahan tersebut, diharapkan limbah cair mengalami penurunan kadar
bahan-bahan organik dan beracun lainnya, sehingga aman dibuang ke lingkungan.
Desain kolam (waktu tinggal cairan dan kedalaman) yang baik dan
perawatan kolam yang konsisten serta penyediaan kebutuhan energi bagi aerator
akan menjadi suatu kendala dalam pengolahan ini. Kadang kala jumlah limbah
yang masuk tidak sesuai dengan penyediaan oksigen yang dihasilkan dari reaktor.
Selanjutnya volume limbah domestik cair juga dipengaruhi oleh musim
maka desain kolam harus sefleksibel mungkin untuk mengatasi fluktuasi inlet
limbah domestik cair yang masuk ke pengolahan. Maka dari itu percobaan ini
memberikan sebuah gagasan yaitu pengolahan limbah cair domestik
menggunakan plug flow reactor untuk menjawab masalah-masalah diatas dengan
menggunakan waktu tinggal dari material tersebut.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk menghitung waktu tinggal sebenarnya dari
suatu reaktor plug flow dan melihat pola aliran di dalam reaktor plug flow.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Reaktor


Reaktor adalah suatu alat proses tempat berlangsungnya suatu reaksi kimia.
Reaktor kimia adalah tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor kimia
umum digunakan untuk mensintesis bahan dalam industri. Dalam reaktor berlaku
hukum kekekalan massa karena tidak ada massa yang hilang dalam reaksi ia hanya
berubah dari satu jenis bahan ke bahan ke jenis yang lain (Muzzio, 2002).
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam transfer
panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui selama reaksi kimia.
Pada continous stirred tank reactor reaktan secara terus-menerus dimasukkan ke
dalam vessel. Biasanya komposisi uniform dalam vessel (Perry, 1997).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada
kecepatan alir yang konstan. Tangki berpengaduk dapat memberikan pilihan yang
lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow unit pada sistem reaksi
ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau energi aktivasi. Pada
umumnya reaktor berpengaduk dilengkapi dengan saluran masuk dan keluar,
penghalang, dan perlengkapan lain sesuai dengan kegunaannya (Noor,2009).
Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas

(Smith, 1981)
10

2.2 Plug Flow Reactor

Salah satu reaktor yang mekanismenya cukup sederhana dibandingkan dengan


reaktor-reaktor lain yang digunakan pada industri kimia adalah reaktor alir pipa. Plug
flow reactor adalah jenis reaktor kontinyu alir sumbat atau sering disebut reaktor alir
pipa. Pada tipe reaktor aliran kontinyu, bahan baku diumpankan dari dan ke dalam
reaktor secara berkesinambungan. Pada reaktor pipa, konsentrasi bahan baku
tertinggi pada bagian masukan reaktor dan menurun secara gradual ke arah titik
keluaran reaktor, sehingga waktu tinggal (retention time) molekul pereaksi di
sepanjang reaktor adalah seragam (Syaubari, 2009).
Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakekatnya hampir
sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam perancangannya. Reaktor ini
biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah yield produk pada
reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga keseimbangan dalam
reaktor secara kontinu bergeser membentuk lebih banyak produk. Pada umumnya
karakteristik reaktor alir pipa pada kondisi ideal yaitu:
1. Reaktor ini biasanya berupa tube (tabung) yang bereaksi dengan aliran fluida
2. Diasumsikan tidak terjadi pengadukan (mixing)
3. Aliran plug merupakan jenis aliran yang terjadi pada reaktor ini (reaktor alir)
4. Sebagian besar mixing dari jenis reaktor ini beroperasi pada level intermediet
5. Pencampuran sempurna dalam dimensi radial (konsentrasi seragam)
6. Tidak ada pencampuran (mixing) pada aliran aksial atau tidak terjadi dispersi
aksial (aliran terpisah).
(Nirmala, 2013)

Pada reaktor alir pipa, reaktan diinjeksikan ke dalam lintasan tengah,


sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa. Kita berasumsi bahwa hanya
pada dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi pipa yang panas. Jika cairan
bergerak melewati pipa atau saluran besar dengan bilangan Reynolds yang cukup
11

besar, maka tidak ada variasi kecepatan aksial di sepanjang pipa. Dengan asumsi
fluida yang mengalir di sepanjang reaktor alir pipa inilah maka dikenal sebagai
aliran plug flow dimana tidak ada kemiringan konsentrasi atau temperatur di
koordinat radial. Berbeda dari CSTR, umpan steril pada reaktor alir pipa secara
otomatis menunjukkan konsentrasi nol biomassa pada aliran plug flow yang
mencegah sebagian fluida berpindah sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah
masalah ini adalah dengan mendaur ulang kembali (recycle) aliran dengan cara aliran
yang masuk disuntik sebelum memasuki pipa. Untuk reaksi tunggal dengan kinetika
biasa, reaktor alir pipa memiliki konversi substrat yang tinggi dan konsentrasi produk
tinggi daripada CSTR untuk volume setara. Kebalikannya jika kinetikanya
merupakan autocatalytic (laju reaksi yang tinggi seiring dengan berkurang
konsentrasi substrat). Untuk proses mikrobial, reaktor alir pipa biasanya terdiri dari
effluent konsentrasi produk yang besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi secara
terus-menerus dan sulit pada proses pertukaran gas. Untuk pertumbuhan eksponensial
mikrobial, CSTR lebih efisien daripada reaktor alir pipa (Perry, 1997).

2.3 Down-flow Hanging Sponge Reactor


Reaktor Down-flow Hanging Sponges (DHS) adalah salah satu reaktor yang
digunakan untuk mengolah limbah domestik secara aerobik. Penggunaan sistem
reaktor DHS dikembangkan oleh Machdar dari Universitas Nagaoka, Jepang. Untuk
negara berkembang seperti Indonesia, sistem ini sangatlah cocok sebab
pengoperasian yang cukup sederhana tidak membutuhkan lahan yang luas untuk
sistem ini dan biaya perawatan yang ekonomis, selain itu sistem ini juga untuk
mengurangi produksi lumpur dari sistem instalasi pengolahan air limbah. Sistem
kerja DHS tidak jauh berbeda dengan konsep trickling filter, tetapi menggunakan
polyurethane sebagai media pendukung sebagai tempat hunian mikroba dan
meningkatkan difusi udara ke air limbah dengan demikian Reaktor ini tidak
membutuhkan ekternal aerator sehingga dapat meminimalkan biaya penggunaan
aerator (Nurhadi, 2010).
12

Kemudian memiliki kemampuan denitrifikasi nitrogen sekitar 40% yang


mampu menahan biomassa pada reaktor yang dimanfaatkan sumber karbon
penambahan selanjutnya untuk proses. Proses nitrifikasi berpengaruh pada
temperatur, ketika pada musim panas (>20oC) reaktor ini mampu menghilangkan
NH4+-N diatas 84%. Terlebih lagi proses nitrifikasi pada reaktor DHS yang bisa saja
terjadi apabila memiliki biomassa yang tertahan pada sponge sebesar 26 g-VSS/L tiap
sponge reaktor ini (Tandukara, 2007).

2.4 Konduktivitas
Pada percobaan ini digunakan alat conductivity meter. conductivity meter
adalah metode analisis kimia berdasarkan hubungan antara konduktansi listrik dan
konsentrasi larutan. Konduktivitas adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik (satuan ohm.meter), sedangkan konduktansi (G)
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghantarkan arus listrik dan dalam
standar SI mempunyai satuan siemens (S). Nilai konduktansi yang besar
menunjukkan bahwa bahan tersebut mampu mengkonduksikan arus dengan baik,
tetapi nilai konduktansi yang rendah menunjukkan bahan itu susah mengalirkan
muatan. Dari kedua definisi diatas, nilai suatu konduktansi menunjukkan kemampuan
untuk menghantarkan arus listrik biasanya digunakan untuk mengukur larutan
elektrolit, sedangkan nilai suatu konduktivitas menunjukan kemampuan untuk
mengalirkan muatan arus listrik dalam suatu luas penampang. Sebuah
sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan dengan
sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut diatur
sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat
pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi
tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter,
digunakan untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan (Onny, 2015).

2
13

2.5 Waktu Tinggal


Waktu tinggal reaktor adalah lamanya waktu bahan baku berada didalam
reaktor (Hardyanti,2007). Unsur-unsur dari suatu material mempunyai jalur yang
berbeda-beda dalam melewati reaktor, yang mungkin membutuhkan lama waktu
yang berbeda untuk melewati reaktor. Distribusi dari waktu-waktu tersebut untuk
aliran material meninggalkan reaktor, dinamakan distribusi waktu tinggal (E),
atau biasa disebut dengan Retention Time (Yongki, 2007).
Secara sederhana waktu tinggal atau retention time adalah perbandingan
volume tangki yang terisi cairan dengan laju alir umpan masuk. Retention time
merupakan lamanya waktu suatu zat atau material berada dalam suatu reaktor
yaitu suatu konsep yang berguna secara luas untuk menyatakan seberapa cepat
sesuatu yang bergerak, melalui suatu sistem dalam kesetimbangan. Lamanya
retention time suatu unsur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jumlah elemen
2. Fluks
3. Besarnya molekul-molekul zat terlarut
4. Proses fisika dan kimia yang terjadi
(Teddy, 2011)

2.6 Distribusi Waktu Tinggal (Retention Time Distribution)


Retention Time Distribution atau RTD dari reaktor kimia adalah fungsi
distribusi probabilitas yang menggambarkan waktu fluida berada dalam suatu
reaktor. Insinyur kimia menggunakan RTD untuk mengkarakterisasi pencampuran
dan fluida yang mengalir dalam reaktor serta untuk membandingkan perilaku
fluida dalam sebuah reaktor ideal. Hal ini berguna, tidak hanya untuk mengatasi
masalah reaktor yang ada, namun dalam memperkirakan hasil dari suatu reaksi
dan merancang reaktor masa depan. Konsep ini pertama kali diusulkan oleh
MacMullin dan Weber pada tahun 1935, tetapi tidak digunakan secara luas sampai
PV Danckwerts menganalisis sejumlah RTDs penting pada tahun 1953.
Teori distribusi waktu tinggal biasanya dimulai dengan tiga asumsi:
1. Reaktor berada pada kondisi mapan,
14

2. Mengangkut di inlet dan outlet berlangsung hanya dengan adveksi , dan


3. Alirannya mampat.
Ada dua metode yang sering digunakan untuk menganalisa kurva RTD
yaitu model dispersi dan model tank berseri (Levenspiel, 1972). Untuk model
dispersi, dianggap bahwa perpindahan massa ke arah aksial terjadi disebabkan
oleh difusi dan dibawa oleh aliran yang dinyatakan dengan bilangan dispersi,
Bilangan dispersi adalah parameter yang menunjukkan luas dispersi yang
mencirikan penyebaran fluida secara menyeluruh di dadalam reaktor, Bilangan
dispersi dapat ditentukan dengan merekam bentuk kurva konsentrasi tracer yang
keluar (Noor, 2009).
Model dispersi biasanya menggunakan metode stimulus response yang
merupakan metode dengan penginjeksian tracer dalam aliran masuk yang
selanjutnya dianalisa konsentrasinya setiap saat, Waktu yang diperoleh
menunjukkan waktu penyebaran tracer yang disebut retention time distribution
(Kusnarjo, 2010).

2.7 Pola Aliran


Pola aliran dibagi atas dua yaitu :plug flow dan mixed flow. Hal tersebut
didasarkan pada kebiasaan yang berbeda dalam tangki yaitu ukuran reaktor dan
bulk density. Ada tiga faktor saling terkait dalam membentuk menghubungi pola
aliran:
1. RTD atau waktu tinggal distribusi bahan yang mengalir di dalam reaktor.
2. Keadaan agregasi dari fluida, apakah bahan tersebut cenderung tertahan
pada perlengkapan pada reaktoratau bergerak tanpa hambatan.
3. Kecepatan dan kelambatan material yang dicampurkan dalam reaktor
15

Gambar 2.1 Pola aliran non-ideal yang terjadi dalam reaktor

(Levenspiel, 1972).

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ada bagian-bagian tertentu


yang tidak dijangkau oleh aliran yang diberikan yang biasa disebut sebagai
stagnant region dan channeling. Tidak semua molekul menghabiskan waktu yang
sama dalam suatu reaktor. Beda waktu tinggal berarti beda waktu kontak antara
sponge dan limbah. Distribusi produk dipengaruhi oleh RTD. Setiap fluida pasti
mengambil rute yang berbeda pada saat mengalir dalam suatu reaktor yang
menyebabkan lamanya waktu fluida tersebut berada pada reaktor.
16

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

 Conduktivity meter
 Magnetic stirred

3.1.2 Bahan

 NaCl
 Air
3.2 Prosedur Kerja
a. Susun peralatan untuk tracer experiment pada plug flow reactor.
b. Set laju alir pompa sesuai dengan HRT (Retention Time Distribusion) dari
penugasan yang diberikan.
c. Basahi reaktor dengan air,sebelum memulai praktikum tersebut.
d. Buat larutan garam jenuh,larutan tersebut akan digunakan sebagai inert
dalam reaktor yang nantinya akan disuntikkan kedalam reaktor sebanyak
10 ml.
e. Letakkan stirrer pada bagian bawah reaktor. Pastikan posisi magnetic
stirrer terletak pada posisi off-center bucket.
f. Pasang conductivity meter pada bucket untuk menghitung kadar garam
(elektrolit) pada reaktor plug flow. Untuk penggunaan conduktivity meter
yang dibaca dalam mikrosiemen dan milisiemen.
g. Setelah semua siap untuk dimulai,Suntikkan garam pada reaktor lalu
jalankan stopwatch.
17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tracer experiment adalah percobaan yang menggunakan material tracer


yang dilakukan dengan menginjeksi cairan inert seperti NaCl,LiCl2 kedalam suatu
reaktor seperti plug flow reaktor. Bahan inert adalah zat yang tidak dapat
bereaksi,dalam praktikum ini dipilih larutan NaCl sebagai pelarut pada percobaan
ini. Tracer experiment biasanya diaplikasikan untuk dapat mengetahui pergerakan
didalam tanah beserta zat-zat pengotornya yang terikut (Scheider,2008)
Konsentrasi tracer pada aliran keluar dideteksi dengan menggunakan
conductivity meter untuk mengukur konduktivitas cairan tiap satuan waktu.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat kurva RTD (Retention Time
Distribusion) berbeda sesuai jenis reaktor, kurva RTD (Retention Time
Distribusion) dapat menentukan karakteristik reaktor non-ideal (Fogler, 2008).
Ada 2 metode yang sering digunakan untuk menganalisa kurva RTD
(Retention Time Distribusion) yaitu metode dispersi dan model tank berseri
(Levenspiel,1972). Model dispersi biasanya menggunakan metode stimulus
response yang merupakan metoe dengan menginjeksi tracer dalam aliran masuk
yang lalu dianalisa konsentrasinya setiap saat. Waktu yang diperoleh tersebut
menunjukkan waktu penyebaran tracer (Kusnarjo, 2010).
Dalam percobaan ini menggunakan reaktor alir pipa atau plug flow
reaktor. Reaktor ini termasuk jenis reaktor alir sumbat,diamana reaksi
berlangsung secara kontinyu sepanjang sistem aliran (Nirmala,2013). Reaktor
berisikan 220 buah spons,serta dengan penugasan HRT (Retention Time
Distribusion) 60 menit dalam dua kali pengulangan. Reaksi ini dilakukan dengan
cara menginjeksi 10 ml larutan NaCl jenuh kedalam sistem.

4.2.1 Retention Time Distribution (RTD)


Distribusi waktu tinggal (RTD) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
fluida untuk meningkatkan reaktor. RTD (Retention Time Distribusion)
merupakan karakteristik pencampuran yang terjadi reaksi kimia (Nitin,2012).
18

Dalam percobaan ini mula-mula reaktor disiram dengan air bertujuan untuk
membersihkan reaktor beserta isiannya dari zat-zat pengotor yang menempel
dalam reaktor. Kemudian diatur laju alir umpan sesuai dengan penugasan yaitu
pada HRT (Hours Retention Time) 60 menit didapat laju alirnya sebesar 1,22 ml/s.
Setelah itu 10 ml larutan NaCl diinjeksi kedalam reaktor. Konsentrasi aliran
keluar (offluene) diukur dengan conduktivity meter setiap 30 detik dan dihentikan
hingga pada waktu 60 menit.
Hubungan nilai konduktivitas yang diperoleh pada HRT (Hours Retention
Time) 60 menit dengan dua kali pengulangan dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut
4000
3500
3000
2500
C (μS/cm)

2000
pengulangan 1
1500
1000 pengulangan 2

500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
t (menit)

Gambar 4.1 Hubungan konduktivitas terhadap waktu pada HRT 60 menit dengan
2 kali pengulangan

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa konduktivitas yang paling


rendah pada saat t = 0 pada HRT (Hours Retention Time) 60 menit yaitu 559
μs/cm. Pada saat t = 0 konduktivitas yang terbaca adalah konduktivitas air,karena
larutan garam yang diinjeksi masih belum terdistribusi hingga keluar dari reaktor.
Secara teoritis,konduktivitas air sekitar sebesar 520-590 μs/cm (Toni, 2006).
Pada kedua kurva terlihat bahwa konduktivitas cenderung meningkat
seiring bertambahnya waktu hingga mencapai titik puncaknya. Selanjutnya
konduktivitas berangsur-angsur turun mendekati nilai konduktivitas awal. Pada
HRT 60 menit pengulangan pertama diperoleh nilai konuktivitas tertinggi pada
19

waktu t = 32,5 menit yaitu 3400 μs/cm. Sedangkan pada pengulangan kedua
diperoleh konduktivitas tertinggi pada waktu t = 33,5 menit yaitu 3550 μs/cm.
Secara teoritis nilai konduktivitas NaCl sekitar 5000 μs/cm (Ageng, 2014).
Kurva RTD diolah untuk mendapatkan informasi laju aliran,kehilangan
material (kebocoran),proses chanelling,by-passing atau shorcircuiting. Jika
dikombinasikan dengan metode numerik,metode ini sangat bermanfaat untuk
menggambarkan medan aliran fluida didalam sistem efisiensi
pencampuran,penentuan volume dan pemodelan dinamika aliran
(Sugiharto, 2010).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh waktu
tinggal aktual rata-rata yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk NaCl tinggal
didalam reaktor. Waktu aktual rata-rata pada pengulangan 1 dan 2 secara berturut-
turut yaitu 35 menit dan 32 menit. Waktu aktual rata-rata diperoleh dari
perhitungan waktu tinggal aktual,dari lampiran perhitungan pada lampiran C.
Perbedaan perolehan waktu tinggal untuk dua kali pengulangan disebabkan
karena pada pengulangan kedua tidak dilakukan pencucian,sehingga masih tersisa
garam jenuh sebelumnya. Namun perbedaan yang diperoleh tidak terlalu
signifikan,sehingga pengulangan yang dilakukan sebanyak dua kali untuk melihat
keakuratan data yang diperoleh.
Persen kesalahan yang didapat pada praktikum ini pada pengulangan 1
diperoleh nilainya sebesar 41,67% dan pada pengulangan 2 diperoleh nilainya
sebesar 46,67%. Perolehan nilai persen kesalahan yang didapatkan besar karena
efisiensi alat yang kurang memadahi

4.2.2 Hold Up Volume


Hold up volume merupakan banyaknya cairan yang dapat terakumulasi
dalam modul reaktor (Levenspiel,1970). Hold up dapat dihitung dengan
melakukan perbandingan antara waktu tinggal aktual dengan waktu tinggal
teoritis. Pada praktikum ini hold up dinyatakan dalam persentase dan nilainya
berkisar antara 0-100 %. Untuk nilai hold up 0% menunjukkan tidak adanya
larutan garam yang terakumulasi didalam reaktor yang menunjukkan pula bahwa
20

larutan garam langsung keluar tanpa ada yang terjebak dalam modul spons.
Sedangkan hold up sebesar 100 % berarti semua larutan garam terakumulasi
sesuai dengan rancangan teoritis.
Pada percobaan yang telah dilakukan,diperoleh nilai hold up pada
pengulangan pertama sebesar 58,3 %. Sedangkan pada pengulangan kedua sebesar
54 %.
21

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari percobaan yang telah


dilakukan,dapat disimpulkan bahwa :
1. Konduktivitas pada HRT 60 menit pada pengulangan 1 dan 2 cenderung
meningkat hingga titik puncaknya. Pada pengulangan 1 konduktivitas pada
waktu t = 0 yaitu 559 μs/cm dan pada titik puncak t = 32,5 menit yaitu
3400 μs/cm. Pada pengulangan 2 konduktivitas pada waktu t = 0 dan titik
puncak t = 33,5 menit berturut-turut yaitu 588 μs/cm dan 3550 μs/cm.
2. Waktu tinggal aktual pada HRT 60 menit pada pengulangan 1 dan 2 secara
berturut-turut adalah 35 menit dan 32 menit.
3. Hold up volume pada HRT 60 menit pengulangan 1 dan 2 secara berturut-
turut adalah 58,3% dan 54%.
4. Persentase kesalahan pada HRT 60 menit pengulangan 1 dan 2 secara
berturut-turut adalah 41,67% dan 46,67%.
22

LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

TabelA.1 Data pengamatan pada conduktivity meter pada pengulangan pertama


dan kedua pada HRT 60 menit
Konduktivitas (μs/cm)
t
No (menit) Pengulangan 1 Pengulangan 2
1 0 559 588
2 0,5 567 596
3 1 567 611
4 1,5 567 629
5 2 567 641
6 2,5 567 658
7 3 568 676
8 3,5 568 689
9 4 568 701
10 4,5 568 713
11 5 568 724
12 5,5 568 741
13 6 568 762
14 6,5 569 789
15 7 569 803
16 7,5 569 812
17 8 569 831
18 8,5 569 854
19 9 569 878
20 9,5 570 899
21 10 570 909
22 10,5 571 918
23 11 571 932
24 11,5 572 954
25 12 576 972
26 12,5 581 981
27 13 582 1004
28 13,5 600 1071
29 14 624 1140
30 14,5 641 1210
31 15 661 1346
32 15,5 675 1451
33 16 692 1564
34 16,5 748 1671
35 17 820 1734
36 17,5 900 1821
37 18 980 1951
23

Konduktivitas (µs/cm)
t
No (menit) Pengulangan 1 Pengulangan 2
38 18,5 1110 2019
39 19 1166 2170
40 19,5 1290 2260
41 20 1386 2380
42 20,5 1482 2430
43 21 1535 2540
44 21,5 1649 2620
45 22 1702 2690
46 22,5 1870 2730
47 23 1940 2780
48 23,5 2010 2840
49 24 2130 2900
50 24,5 2260 2970
51 25 2380 3030
52 25,5 2410 3110
53 26 2510 3190
54 26,5 2580 3250
55 27 2660 3320
56 27,5 2780 3380
57 28 2830 3420
58 28,5 2940 3470
59 29 3090 3510
60 29,5 3120 3560
61 30 3210 3600
62 30,5 3250 3650
63 31 3310 3690
64 31,5 3340 3640
65 32 3370 3590
66 32,5 3400 3550
67 33 3360 3490
68 33,5 3300 3550
69 34 3250 3490
70 34,5 3170 3430
71 35 3090 3370
72 35,5 3040 3290
73 36 2970 3220
74 36,5 2900 3160
75 37 2840 3080
76 37,5 2780 3010
77 38 2700 2960
78 38,5 2640 2870
79 39 2590 2790
24

Konduktivitas (µs/cm)
t
No (menit) Pengulangan 1 Pengulangan 2
80 39,5 2520 2660
81 40 2450 2540
82 40,5 2400 2460
83 41 2350 2390
84 41,5 2300 2330
85 42 2260 2280
86 42,5 2190 2230
87 43 2150 2170
88 43,5 2110 2120
89 44 2080 2070
90 44,5 2040 2030
91 45 1990 1990
92 45,5 1920 1950
93 46 1830 1910
94 46,5 1750 1840
95 47 1680 1790
96 47,5 1620 1730
97 48 1530 1690
98 48,5 1400 1670
99 49 1350 1610
100 49,5 1310 1570
101 50 1260 1520
102 50,5 1220 1490
103 51 1190 1440
104 51,5 1160 1400
105 52 1120 1370
106 52,5 1110 1330
107 53 1075 1280
108 53,5 1045 1240
109 54 1009 1190
110 54,5 992 1120
111 55 968 1089
112 55,5 937 1055
113 56 916 1010
114 56,5 898 975
115 57 871 942
116 57,5 846 918
117 58 819 899
118 58,5 796 881
119 59 774 817
120 59,5 751 749
25

LAMPIRAN B
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel B.1 Hasil Pengolahan Data Pada HRT 60 Menit Pengulangan 1

T Konduktivitas
(menit) (μS/cm) Ci Ci' Ci'*dt t*Ci'*dt
0 559 0 0 0 0
0,5 567 8 33,088 16,544 8,272
1 567 8 58,176 29,088 29,088
1,5 567 8 58,176 29,088 43,632
2 567 8 58,176 29,088 58,176
2,5 567 8 61,312 30,656 76,64
3 568 9 62,312 31,156 93,468
3,5 568 9 65,448 32,724 114,534
4 568 9 65,448 32,724 130,896
4,5 568 9 65,448 32,724 147,258
5 568 9 65,448 32,724 163,62
5,5 568 9 65,448 32,724 179,982
6 568 9 68,584 34,292 205,752
6,5 569 10 69,584 34,792 226,148
7 569 10 72,72 36,36 254,52
7,5 569 10 72,72 36,36 272,7
8 569 10 72,72 36,36 290,88
8,5 569 10 72,72 36,36 309,06
9 569 10 75,856 37,928 341,352
9,5 570 11 76,856 38,428 365,066
10 570 11 83,128 41,564 415,64
10,5 571 12 84,128 42,064 441,672
11 571 12 90,4 45,2 497,2
11,5 572 13 103,944 51,972 597,678
12 576 17 126,76 63,38 760,56
12,5 581 22 147,44 73,72 921,5
13 582 23 220,568 110,284 1433,692
13,5 600 41 316,968 158,484 2139,534
26

T Konduktivitas
(menit) (μS/cm)
Ci Ci’ Ci*dt T*Ci*dt
14 624 65 450,728 225,364 3155,096
14,5 641 82 605,712 302,856 4391,412
15 661 102 722,928 361,464 5421,96
15,5 675 116 852,96 426,48 6610,44
16 692 133 1089,48 544,74 8715,84
16,5 748 189 1424,584 712,292 11752,82
17 820 261 1923,08 961,54 16346,18
17,5 900 341 2479,752 1239,876 21697,83
18 980 421 3218,312 1609,156 28964,81
18,5 1110 551 3774,808 1887,404 34916,97
19 1166 607 4627,352 2313,676 43959,84
19,5 1290 731 5228,024 2614,012 50973,23
20 1386 827 6013,944 3006,972 60139,44
20,5 1482 923 6577,208 3288,604 67416,38
21 1535 976 7288,768 3644,384 76532,06
21,5 1649 1090 7735,184 3867,592 83153,23
22 1702 1143 8672,536 4336,268 95397,9
22,5 1870 1311 9226,264 4613,132 103795,5
23 1940 1381 10042,63 5021,316 115490,3
23,5 2010 1451 10708,47 5354,236 125824,5
24 2130 1571 11455,67 5727,836 137468,1
24,5 2260 1701 12338,31 6169,156 151144,3
25 2380 1821 12960,07 6480,036 162000,9
25,5 2410 1851 13679,99 6839,996 174419,9
26 2510 1951 14093,59 7046,796 183216,7
26,5 2580 2021 14728,07 7364,036 195147
27 2660 2101 15403,91 7701,956 207952,8
27,5 2780 2221 15931,59 7965,796 219059,4
28 2830 2271 16702,87 8351,436 233840,2
28,5 2940 2381 17440,07 8720,036 248521
29 3090 2531 18029,11 9014,556 261422,1
29,5 3120 2561 18811,75 9405,876 277473,3
30 3210 2651 19121,27 9560,636 286819,1
30,5 3250 2691 19631,67 9815,836 299383
27

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
31 3310 2751 19911,19 9955,596 308623,5
31,5 3340 2781 20223,43 10111,72 318519,1
32 3370 2811 20441,59 10220,8 327065,5
32,5 3400 2841 20440,23 10220,12 332153,8
33 3360 2801 20306,15 10153,08 335051,5
33,5 3300 2741 19963,91 9981,956 334395,5
34 3250 2691 19474,87 9737,436 331072,8
34,5 3170 2611 18987,19 9493,596 327529,1
35 3090 2531 18499,51 9249,756 323741,5
35,5 3040 2481 17979,11 8989,556 319129,2
36 2970 2411 17532,79 8766,396 315590,3
36,5 2900 2341 17055,11 8527,556 311255,8
37 2840 2281 16587,43 8293,716 306867,5
37,5 2780 2221 16088,39 8044,196 301657,4
38 2700 2141 15632,07 7816,036 297009,4
38,5 2640 2081 15164,39 7582,196 291914,5
39 2590 2031 14706,71 7353,356 286780,9
39,5 2520 1961 14260,39 7130,196 281642,7
40 2450 1891 13814,07 6907,036 276281,4
40,5 2400 1841 13387,75 6693,876 271102
41 2350 1791 13024,15 6512,076 266995,1
41,5 2300 1741 12691,91 6345,956 263357,2
42 2260 1701 12275,59 6137,796 257787,4
42,5 2190 1631 11954,71 5977,356 254037,6
43 2150 1591 11569,75 5784,876 248749,7
43,5 2110 1551 11310,23 5655,116 245997,5
44 2080 1521 11029,35 5514,676 242645,7
44,5 2040 1481 10738,47 5369,236 238931
45 1990 1431 10343,51 5171,756 232729
45,5 1920 1361 9834,472 4917,236 223734,2
46 1830 1271 9274,072 4637,036 213303,7
46,5 1750 1191 8692,312 4346,156 202096,3
47 1680 1121 8183,272 4091,636 192306,9
47,5 1620 1061 7621,512 3810,756 181010,9
48 1530 971 6935,672 3467,836 166456,1
48,5 1400 841 6366,632 3183,316 154390,8
28

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
49 1350 791 5783,512 2891,756 141696
49,5 1310 751 5429,912 2714,956 134390,3
50 1260 701 5129,032 2564,516 128225,8
50,5 1220 661 4838,152 2419,076 122163,3
51 1190 631 4588,632 2294,316 117010,1
51,5 1160 601 4339,112 2169,556 111732,1
52 1120 561 4173,672 2086,836 108515,5
52,5 1110 551 3928,472 1964,236 103122,4
53 1075 516 3768,032 1884,016 99852,85
53,5 1045 486 3515,376 1757,688 94036,31
54 1009 450 3331,984 1665,992 89963,57
54,5 992 433 3126,824 1563,412 85205,95
55 968 409 2952,296 1476,148 81188,14
55,5 937 378 2780,176 1390,088 77149,88
56 916 357 2605,512 1302,756 72954,34
56,5 898 339 2436,984 1218,492 68844,8
57 871 312 2275,136 1137,568 64841,38
57,5 846 287 2080,792 1040,396 59822,77
58 819 260 1903,264 951,632 55194,66
58,5 796 237 1726,6 863,3 50503,05
59 774 215 1560,344 780,172 46030,15
59,5 751 192 1408,768 704,384 41910,85
60 732 173 775,112 387,556 23253,36
451082 23253,36

Tabel B.2 Hasil Pengolahan Data pada HRT 60 menit Pengulangan 2

Konduktivitas
t(menit) (μS/cm) Ci Ci’ Ci’*dt t*Ci’*dt
0 588 0 0 0 0
0,5 596 8 80,128 40,064 20,032
1 611 23 176,664 88,332 88,332
1,5 629 41 279,336 139,668 209,502
2 641 53 401,096 200,548 401,096
2,5 658 70 512,176 256,088 640,22
29

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
3 676 88 624,256 312,128 936,384
3,5 689 101 731,336 365,668 1279,84
4 701 113 821,736 410,868 1643,47
4,5 713 125 905,864 452,932 2038,19
5 724 136 1007,81 503,904 2519,52
5,5 741 153 1125,16 562,58 3094,19
6 762 174 1284,14 642,072 3852,43
6,5 789 201 1420,9 710,452 4617,94
7 803 215 1547,8 773,9 5417,3
7,5 812 224 1660,29 830,144 6226,08
8 831 243 1779,64 889,82 7118,56
8,5 854 266 1937,49 968,744 8234,32
9 878 290 2099,47 1049,74 9447,62
9,5 899 311 2227,1 1113,55 10578,7
10 909 321 2331,18 1165,59 11655,9
10,5 918 330 2415,44 1207,72 12681,1
11 932 344 2526,66 1263,33 13896,6
11,5 954 366 2649,01 1324,5 15231,8
12 972 384 2764,22 1382,11 16585,3
12,5 981 393 2901,8 1450,9 18136,3
13 1004 416 3163,14 1581,57 20560,4
13,5 1071 483 3518,65 1759,32 23750,9
14 1140 552 4017,28 2008,64 28121
14,5 1210 622 4730,16 2365,08 34293,7
15 1346 758 5414,96 2707,48 40612,2
15,5 1451 863 6300,82 3150,41 48831,4
16 1564 976 7078,66 3539,33 56629,2
16,5 1671 1083 7737,59 3868,8 63835,1
17 1734 1146 8408,98 4204,49 71476,3
17,5 1821 1233 9101,22 4550,61 79635,7
18 1951 1363 9717,3 4858,65 87455,7
18,5 2019 1431 10666,5 5333,26 98665,3
19 2170 1582 11313 5656,5 107474
19,5 2260 1672 12252,9 6126,43 119465
20 2380 1792 12811,9 6405,95 128119
20,5 2430 1842 13583,2 6791,59 139228
30

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
21 2540 1952 14100,9 7050,43 148059
21,5 2620 2032 14745,3 7372,67 158512
22 2690 2102 15191,7 7595,83 167108
22,5 2730 2142 15608 7803,99 175590
23 2780 2192 15971,6 7985,79 183673
23,5 2840 2252 16376,5 8188,27 192424
24 2900 2312 16844,2 8422,11 202131
24,5 2970 2382 17290,5 8645,27 211809
25 3030 2442 17820,9 8910,47 222762
25,5 3110 2522 18340 9169,99 233835
26 3190 2602 18859 9429,51 245167
26,5 3250 2662 19389,4 9694,71 256910
27 3320 2732 19835,7 9917,87 267783
27,5 3380 2792 20240,7 10120,4 278310
28 3420 2832 20625,7 10312,8 288759
28,5 3470 2882 20926,5 10463,3 298203
29 3510 2922 21280,1 10640,1 308562
29,5 3560 2972 21581 10790,5 318320
30 3600 3012 21934,6 10967,3 329019
30,5 3650 3062 22235,5 11117,8 339091
31 3690 3102 22275,5 11137,8 345270
31,5 3640 3052 22194,1 11097,1 349558
32 3590 3002 21861,9 10931 349790
32,5 3550 2962 21476,9 10738,5 349000
33 3490 2902 21479,7 10739,8 354414
33,5 3550 2962 21163,3 10581,7 354486
34 3490 2902 21103,3 10551,7 358757
34,5 3430 2842 20667 10333,5 356506
35 3370 2782 20168 10084 352940
35,5 3290 2702 19680,3 9840,15 349325
36 3220 2632 19171,3 9585,63 345083
36,5 3160 2572 18640,9 9320,43 340196
37 3080 2492 18153,2 9076,59 335834
37,5 3010 2422 17675,5 8837,75 331416
38 2960 2372 17123,7 8561,87 325351
38,5 2870 2282 16626,1 8313,03 320052
31

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
39 2790 2202 15856,1 7928,07 309195
39,5 2660 2072 15098,9 7549,47 298204
40 2540 1952 14320,4 7160,19 286408
40,5 2460 1872 13644,5 6822,27 276302
41 2390 1802 13135,5 6567,75 269278
41,5 2330 1742 12699,2 6349,59 263508
42 2280 1692 12304,2 6152,11 258389
42,5 2230 1642 11909,3 5954,63 253072
43 2170 1582 11535,7 5767,83 248017
43,5 2120 1532 11140,7 5570,35 242310
44 2070 1482 10808,5 5404,23 237786
44,5 2030 1442 10486,2 5243,11 233318
45 1990 1402 10195,3 5097,67 229395
45,5 1950 1362 9904,46 4952,23 225327
46 1910 1322 9519,5 4759,75 218949
46,5 1840 1252 9167,26 4583,63 213139
47 1790 1202 8709,58 4354,79 204675
47,5 1730 1142 8367,34 4183,67 198724
48 1690 1102 8076,46 4038,23 193835
48,5 1670 1082 7742,86 3871,43 187764
49 1610 1022 7494,7 3747,35 183620
49,5 1570 982 7109,74 3554,87 175966
50 1520 932 6840,22 3420,11 171006
50,5 1490 902 6496,62 3248,31 164040
51 1440 852 6227,1 3113,55 158791
51,5 1400 812 5936,22 2968,11 152858
52 1370 782 5655,34 2827,67 147039
52,5 1330 742 5364,46 2682,23 140817
53 1280 692 5063,58 2531,79 134185
53,5 1240 652 4709,98 2354,99 125992
54 1190 602 4315,02 2157,51 116506
54,5 1120 532 3991,01 1995,5 108755
55 1089 501 3633,86 1816,93 99931,3
55,5 1055 467 3361,53 1680,76 93282,4
56 1010 422 3100,14 1550,07 86804
56,5 975 387 2820,54 1410,27 79680,1
32

t Konduktivitas
(menit) (µs/cm) Ci Ci’ Ci*dt t*Ci*dt
57 942 354 2602,51 1301,26 74171,6
57,5 918 330 2415,44 1207,72 69443,9
58 899 311 2264,73 1132,36 65677,1
58,5 881 293 1986,44 993,22 58103,4
59 817 229 1652,74 826,372 48755,9
59,5 749 161 1224,1 612,052 36417,1
60 698 110 614,896 307,448 18446,9
Ʃ 587094 1,9E+07
33

LAMPIRAN D

DAFTAR GAMBAR

D.1 Reaktor DHS

D.2 Conduktivity meter


34

D.3 Bagian inlet dari reaktor

Anda mungkin juga menyukai