Anda di halaman 1dari 93

Analisis LapisanPaparan

Proteksi
dan Toxicology
Fire, Explosion,
Pada Fasilitas Pabrik Ammoniak
Prof. Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., PhD
Latar Belakang:
1. Keberadaan penyimpanan sejumlah ammonia (dan
bahan kimia lainnya) yang bersifat hazardous

2. Dekatnya Fasilitas Tangki Penyimpan Ammonia dengan


Pemukiman
Pabrik kimia sangat rentan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakan yang dapat berujung pada bencana besar karena
di dalam proses produksinya melibatkan sejumlah bahan
kimia yang bersifat toksik, mudah menyala, dan mudah
meledak.

Kondisi operasi proses yang intens dan sistem peralatan yang


interaksinya sangat kompleks yang melibatkan manusia
dalam pengoperasinya menjadikan fasilitas dalam industri
tersebut rentan terhadap kemungkinkan terjadinya kegagalan
dan penyimpangan yang dapat berujung pada bencana,
apabila tidak dikelola dengan baik.
Adagium dalam safety:
“Anything can go wrong, will go wrong……” (Murphy’s Law)
“Sesuatu yang berpotensi untuk menghasilkan kesalahan (kecelakaan atau
kejadian yang tidak diinginkan) , akan dapat menghasilkan
kesalahan….walaupun terkadang sebetulnya probabilitas untuk terjadinya
tidak terlalu besar” Pentingnya kesadaran untuk berhati-hati
SISTEM LINGKUNGAN

Hazardous Activity

ekologi
on-site consequences off-site consequences

Konsekuensi internal

manusia

Konsekuensi external

Jarak Aman (Buffre Zone)?


How safe is
my plant

How do we measure how safe are our plants ?


(Bagaimana kita mengukur seberapa safe pabrik
kita?)
Risk Assessment (RA)

adalah suatu metode yang sistematis dan analitis yang digunakan untuk
menakar besarnya resiko (probabilitas dari efek yang tidak diinginkan) dari
suatu proses, produk , situasi yg bersifat hazard terhadap keselamatan,
kesehatan manusia dan ekologi.

Risk or safety assessment merupakan perangkat yang penting untuk


menjaga agar kinerja safety suatu sistem berada pada level yang
diharapkan.

Risk tidak akan bisa nol, dan tugas kita sebagai seorang process engineer
untuk memperhitungkan risk pada saat desain, konstruksi dan operasi,
sehingga pihak lain dapat menerima level risk yang ada (risk
management).

Risk Assessment melibatkan pemahaman tentang sifat dari situasi yang


hazardous, luaran yang mungkin timbul dari adanya situasi yang
hazardous tersebut, dan seberapa besar kecenderungannya akan
terjadinya
System
Description

Hazard
Identification

Consequences Frequency
Estimation Estimation

Risk
Estimation
Risk Analysis

Target Accept Modify


Risk Assessment Risk Risk? System?
Process Hazard Analysis

PHA merupakan metode terstruktur dan sistematis untuk


mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan pemrosesan atau
penanganan bahan kimia berbahaya. PHA akan memberikan
informasi yang akan membantu karyawan dan perusahaan dalam
membuat keputusan untuk meningkatkan kinerja safety dan
mereduksi konsekuensi seandainya terjadi hal yg tidak diinginkan.

Dengan PHA kita dapat menganalisis potensi, penyebab dan


konsekuensi dari suatu hal yang tidak diinginkan serta
mengembangkan teknik pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya.
TUJUAN: mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan hazard-
hazard yang ada dalam suatu sistem proses dalam rangka mencegah
terjadinya kecelakaan karena kegagalan proses, alat, atau prosedur.

Apa saja hazard yg ada dalam


Mengidentifikasi sistem proses tersebut
H
A
Z Kesalahan apa saja yang dapat
terjadi, dan bagaimana kesalahan
A Memahami tersebut dapat terjadi

R Apa saja akibat atau konsekuensinya


jika hal tersebut terjadi

D
S Mengendalikan
Bagaimana kita mengendalikan
hazard tersebut
Mana yang hazard, mana yang Risk ?
Lihat contoh daftar kasus yang berpotensi menyebabkan
kematian
1. Kanker
2. Serangan jantung
3. Diabetes
4. Kehamilan Hazard and Risk
5. Banjir
6. Tersengat listrik
7. Kecelakaan berkendara di jalan
8. Kriminalitas

a. Urutkan daftar tersebut menurut peringkat hazard (potensi untuk


mati)
b. Kemudian urutkan berdasarkan peringkat risk (kecenderungan mati
per tahun)
Apakah jawabnya sama? YA/TIDAK,…..kenapa?
Hazard adalah suatu sifat bawaan suatu bahan atau keadaan yang
berpotensi menyebabkan celaka atau menimbulkan dampak yg
tidak diinginkan pada manusia atau lingkungan. Besarnya hazard
merefleksikan besarnya potensi konsekuensi yg tidak diinginkan tsb,
misal: kematian, umur pendek, cacat, kemandulan dsb

Untuk bahan kimia, istilah hazard biasanya diasosiasikan dengan:


• sifat racun bahan kimia tersebut
• sifat flammable
• sifat explosive
• sifat radioactive, dll.

Untuk kondisi operasi, istilah hazard biasanya diasosiasikan


dengan:
• tekanan ekstrim
• suhu ekstrim, dll.
RISK
adalah probabilitas suatu hazard akan menghasilkan
kondisi yang tidak diinginkan

Jika secara konseptual Risk dapat dinyatakan sebagai :


Risk = f (probabilitas,konsekuensi) atau Risk = f (hazard, paparan)

Maka risk dapat dievaluasi berdasarkan berbagai variabel, meliputi:

• Probabilitas atau frekuensi terjadinya


• Sifat hazard dan kuantitasnya
• Potensi dampaknya

Risk = Konsekuensi x Frekuensi


= (seberapa besar) x (seberapa sering)

Risk = Hazard x Paparan


= (seberapa hazardous) x (seberapa besar)
Jadi hazard adalah sesuatu yang berkaitan identifikasi masalah
atau pengenalan adanya sesuatu yang berpotensi
mencelakakan.

Sedangkan risk berkaitan dengan masalah estimasi atau


evaluasi probabilitas atau kans terjadinya kecelakaan

probabilitas=?

hazard kecelakaan
Yang menjadi kehawatiran utama dari suatu fasilitas
penyimpanan ammonia adalah kemungkinan terjadinya
pelepasan ammonia dari tangki peyimpan dan pipa terkait
akibat hilangnya integritas tangki.

Pelepasan bahan kimia yang toksik ke lingkungan dapat


beresiko terhadap kesehatan dan bahkan nyawa manusia
jika tingkat paparan yang terjadi melebihi batas yang
diijinkan.
Paparan bahan kimia
angin
yang hazardous

Human Health Risk


Process Hazard Analysis

PHA merupakan metode terstruktur dan sistematis untuk


mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan pemrosesan atau
penanganan bahan kimia berbahaya. PHA akan memberikan
informasi yang akan membantu karyawan dan perusahaan dalam
membuat keputusan untuk meningkatkan kinerja safety dan
mereduksi konsekuensi seandainya terjadi hal yg tidak diinginkan.

Dengan PHA kita dapat menganalisis potensi, penyebab dan


konsekuensi dari suatu hal yang tidak diinginkan serta
mengembangkan teknik pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya.
Kapan RA atau PHA perlu dilakukan:

• Ketika memulai proyek baru, idealnya pada saat


perancangan pabrik

• Ketika ada perubahan pada proses, modifikasi,


pergantian alat/unit dll.

• Evaluasi Berkala

• Karena adanya permintaan atau kebutuhan dengan


alasan tertentu.
Mengevaluasi Paparan:
Prediksi Skenario Pelepasan Ammonia
Ke Lingkungan
Pelepasan Bahan Kimia Beracun
dan Model Dispersi

Model dispersi dapat menggambarkan proses perpindahan zat kimia


beracun melalui udara dari tempat pelepasan ke sekitar pabrik dan ke
pemukiman yg ada di sekitarnya.
Model Plume

Release Source

Wind Direction
plume

Storage
Vessel
Model Plume
continuous
release
X direction
u
x

plume
Hr

Qm  1  y 
2
   1  z  H 
2
  1  z  H 
2
 

C  x, y, z   exp      exp   r
   exp   r
 
2 y z u  
 2   y     2  z    2   z   
    
(1)
Pasquill-Gifford Equation: Persamaan Dispersi untuk pelepasan model plume
(Continuous Release)
Model Puff

x direction
u

t1 t2 t3

Qm    
2
y 2 z 2  
 1 x  ut
C  x, y , z , t   exp     2  2  (2)
 2   x   y  z  
3/ 2
2   x y z
Parameters yang mempengaruhi dispersi bahan kimia
beracun ke atmosfer:

• Kecepatan Angin
• Stabilitas Atmosfer
• Kondisi Permukaan Tanah (banyak bangunan, tanah lapang dll)
• Ketinggian Sumber Pelepasan Dari Permukaan Tanah.
• Kondisi Saat Awal Pelepasan (momentum pelepasan)
Tabel 5.1. Kelas stabilitas atmosfer:

Night time condition

Day time Thin overcast


Kec angin
(m/detik) strong moderate slight Low cloud cloudiness

<2 A A–B B F F

2–3 A–B B C E F

3–4 B B–C C D E

4–6 C C–D D D D

>6 C D D D D
A
 y [m] B
C
Koefisien dispersi D
E
F

Jarak dari sumber pelepasan searah dengan arah angin

Gambar 5.10: untuk pelepasan di daerah pelosok


Gambar 5.11: untuk pelepasan di daerah perkotaan

Tabel 5.2
Ketinggian sumber pelepasan akan mempengaruhi konsentrasi
uap bahan kimia di permukaan tanah

pelepasan
kontinyu
arah angin

plume

ketika ketinggian pelepasan bertambah


maka jarak ini juga akan bertambah

semakin panjang jarak ini, semakin rendah konsentrasi di ground


level (permukaan tanah)
CASE STUDY #1:

Suatu Pabrik Urea terletak di daerah urban diidentifikasi melepas emisi gas
NH3 dari salah satu unit peralatannya. Besarnya emisi NH3 adalah 100
gmol/detik dan ketinggian sumber pelepasan dari permukaan tanah adalah
20 meter,

a. Perkirakan besarnya konsentrasi gas NH3 (dalam mg/m3) yang mengenai


pemukiman penduduk yang jaraknya 500 m dari sumber pelepasan pada
malam hari di bulan Desember (sering mendung) dengan kecepatan angin
rata-rata 2,5 meter/detik.

b. Perkirakan berapa sebaiknya jarak pemukiman penduduk dari pabrik agar


supaya konsentrasi NH3 yang mengenai pemukiman penduduk tersebut tidak
melebihi 25 ppm (volume per volume). (Untuk analisis diambil kondisi
temperatur rata-rata: 25oC tekanan 1 atm. cm3.atm/mmol.K)
Emisi NH3
100 gmol/detik= 1.700 gram/dt = 1.700.000 mgram/dt

arah x m
1.700.000 mg/detik u = 2.5
dt

y H r  20 m

x
500 m C ?
Qm  1  Hr  
2

C ( x,0, 0)  exp     
 y z u  2   z  

Dari Tabel 5-1, kelas stabilitas atmosfernya adalah kelas F (Malam


hari Mendung)
Koefisien dispersinya bisa dibaca dari Grafik 5-10 atau Tabel 5-2.
Jika menggunakan Tabel 5-2:

 y  0,11x 1  0, 0004 x 
1/2

-1/2
 y  0,11500m  1+ 0,0004 500 m  = 50,2 m

 z  0, 08 x 1  0, 0015 x 
1/2

-1/2
 z  0, 08 500m  1+ 0,0015 500 m  = 30,2 m
1.700.000 mg/dt  1  20 m  
2

C (500 m,0,0) = exp -   


3,14 50,2 m 30,2 m 2,5 m/dt   2  30,2 m  
= 114,62 mg/m3
= 6,74 mmol/m3
= 164,86 mL/m3
= 164,86 ppm
CASE STUDY #2:

Meskipun desain pabrik tersebut sudah dilengkapi dengan sistem safety


yang baik, namun dari hasil kajian analisis resiko, jika terjadi kecelakaan
diperkirakan dapat terlepas 1 kg gas ammonia ke lingkungan yang
berpotensi menimbulkan keracunan.

Pada saat kondisi atmosfer bagaimanakah konsentrasi uap ammonia yang


mencapai pemukiman penduduk tersebut maksimum ? Hitunglah berapa
harga konsentrasi maksimum tersebut !

Berapa jarak yang aman dari keracunan karena lepasnya ammonia, jika
skenario pelepasan ammonianya adalah sebagai berikut : sumber
pelepasan ada pada permukaan tanah dan dispersinya mengikuti Model
Puff. Dalam kurun waktu 1 tahun, kecepatan angin rata-rata 2,5 m/detik,
suhu lingkungan rata-rata 25 oC, dan tekanan 1 atm.
(data: BM NH3: 17; tetapan gas, R: 0,08205 cm3.atm/mmol.K)
Arah Angin x
u  2,5 m/detik
NH3

500 meter
C maksimum akan terjadi kalau koefisien dispersinya minimum, ini
terjadi jika kondisi atmosfernya termasuk kelas F (malam hari dengan
keceptan angin < 3m/detik)

 x   y  0, 02 x 0,89  0,02  5000,89   5 m


 z  0,05 x 0,61   0, 05  5000,61   2,2 m

Qm
C ut ,0,0, t  
2  3/ 2 x y z

1 000.000 mg mg
C = 2251.76
 2 3,143/2  5 m 5m  2,2 m  m3
mg  mg   mg  mmol
C = 2251,76   2251,76 /
  17   132,46
m3  m3   mmol  m3

 mL.atm 
nRT
132,46 mmol   0,08205   298 K 
 mmol K 
V  = =3238,68 mL
P 1 atm
mmol mL
C =  132,46 3
 3238,774,68 3
m m

Konsentrasi tersebut jauh lebih besar dari ERPG-1 yang hanya 25 ppm. Jadi setiap
orang pada daerah sekitar area tersebut akan terpapar gas ammonia dengan
konsentrasi sangat tinggi jika mereka berada searah dengan arah angin
Setelah kita melakukan perhitungan konsentrasi, pertanyaan yang timbul
adalah: berapa konsentrasi yang dianggap membahayakan jika terpapar ke
manusia?
fatal
All individuals could be exposed for
up to 1 hour without experiencing or
developing life-threatening health
effects.

all individuals could be exposed


for up to 1 hour without
experiencing more than mild,
transient adverse health effect

safe
Kriteria dan metode yang bisa dipakai misal pedoman yang
dikeluarkan oleh American Industrial Hygiene Association
(AIHA) yang dinamakan ERPG (Emergency Response Planning
Guidelines)

Senyawa ERPG-1 ERPG-2 ERPG-3


kimia [ppm] [ppm] [ppm]

Ammonia 25 200 1000

Benzene 50 150 1000

Carbon disulfide 1 50 500

Carbon 20 100 750


Tetrachloride
Chlorine 1 3 20

Dimethylamine 1 100 500


ERPG-1: konsentrasi maksimum uap bahan kimia di udara
dimana di bawah konsentrasi tersebut hampir semua individu
dapat terpapar hingga sampai 1 jam tanpa mengalami
gangguan kesehatan kecuali gangguan kesehatan ringan
secara sementara atau mendapati bau yang tidak
menyenangkan
ERPG-2: konsentrasi maksimum uap bahan kimia di udara
dimana di bawah konsentrasi tersebut hampir semua individu
dapat terpapar hingga sampai 1 jam tanpa mengalami
gangguan kesehatan serius sehingga menghilangkan
kemampuannya untuk mengambil tindakan protektif
ERPG-3: konsentrasi maksimum uap bahan kimia di udara
dimana di bawah konsentrasi tersebut hampir semua individu
dapat terpapar hingga sampai 1 jam tanpa mengalami efek
gangguan kesehatan yang mengancam nyawanya
Batas konsentrasi aman untk ammonia:
ERPG  1  25 ppm = 1,74 10-5 kg/m 3

Qm
C ut ,0,0, t  
2  3/ 2 x y z

-5 3 1 kg/dt
1,74 10 kg/m 
 
2 π
3/2
   
x y z

 x y z =7311,33 m3

 x y z   0, 02 x 0,89  0, 02 x 0,89  0, 05 x 0,61   7311,33 m 3

x≈ 3827 m
CASE STUDY #3:

Dalam suatu pabrik ammonia terjadi kebocoran gas NH3 dan gas tersebut
memapar 100 orang yang ada di dalam pabrik selama jam kerja untuk
berbagai konsentrasi dan durasi sebagai berikut:

Konsentrasi NH3 (ppm) Durasi paparan (jam)

2500 3
1500 2
1000 2
750 1

Perkirakan, adakah dari 100 orang tersebut yang akan mengalami


kematian akibat paparan NH3 tersebu? Jika ada hitunglah berapa orang
dari 100 orang tersebut yang akan mati.
Persamaan variabel probit:

Y  k1  k2 ln V (pers 2-5)

k1 dan k2 parameter probit diperoleh dari Tabel 2.5

Y=variabel probit
V= faktor penyebab (mewakili dosis)

Untuk paparan bahan beracun ammonia (Tabel 2.5):

Y  k1  k2 ln   T
C 2.0

k1 = -35,9 dan k2 = 1,85 (dari Tabel 2.5)
Konsentrasi NH3 (ppm) Durasi
C C 2.0
T (menit) C 2.0T
2500 6250000 180 1.125E+09
1500 2250000 120 270000000
1000 1000000 120 120000000
750 562500 60 33750000

 T
C 2.0
1.549E+09

ln   C 2.0T   21,16

Y  k1  k2 ln   T
C 2.0

Y  35,9  1,85   ln 21.16 
Y  3, 25
Dari Grafik 2-9 atau Tabel 2-4, untuk Y=3,25 diperoleh harga
prosentasenya, P= 4%
Jadi akibat paparan ammonia tersebut besarnya prosentase yang
meninggl adalah: 4 % (dari 100 orang, 4 orang meninggal)
Setelah pelepasan dan dispersi bahan kimia beracun dapat kita
prediksi, apa yang harus dilakukan?

• Mengembangkan sistem perencanaan tanggap darurat


(emergency response plan) dengan masyarakat yang tinggal di
sekitar pabrik
• Mengembangkan modifikasi-modifikasi keteknikan untuk
mengeleminasi sumber pelepasan
• Memproteksi potensi-potensi pelepasan yg ada dan
menambahkan alat penangkap uap seperti scrubber
• Mengurangi jumlah penyimpanan bahan-bahan kimia yg
hazardous, agar apabila terjadi pelepasan kuantitasnya tdk besar
• Menambah pemantauan area untuk mendeteksi adanya
kebocoran, pemasangan katup untuk memblokir, serta sistem
pengendalian untuk mengeleminasi tingkat bahaya kalau terjadi
tumpahan atau pelepasan
Layer of Protection Analysis (LOPA)
(Simplified Process Risk Assessment)

7
6
5
4
3
2
1
Process Design
Process hazard analysis (PHA) seperti HAZOP misalnya,
merupakan perangkat yang sangat berguna untuk
mengidentifikasi skenario potensi hazard. Namun demikian
PHA hanya dapat memberikan indikasi kualitatif apakah
safeguard yang ada cukup untuk memitigasi hazard.

Layer of Protection Analysis (LOPA) adalah teknik manajemen


risiko yang biasa dipergunakan dalam industri kimia yang
dapat memberikan gambaran penakaran yang relatif lebih
kuantitatif (semi) terhadap suatu risiko dan lapisan proteksi
terkait dengan skenario hazard.
Potensi Hazard 
Konsekuensi  Penyebab
 Safegurad (untuk
PHA prevensi dan mitigasi) yang
direkomendasikan

Sebarapa besar
probalitas (frekuensi)
LOPA dari suatu konsekuensi
yang merupakan
concern dapat terjadi
PHA

Action
Cause Deviation Consequence
Required ?

Safeguard

SAFE ?
Cause Deviation Consequence

How safe is safe ?


How safe is safe enough ?
How safe is
SAFE
Safeguard

Accidental
Cause Deviation Consequence
Event

• Fire
• Explosion
• Release
Dari kajian RA kita bisa mendapatkan gambaran risiko yang
ada dalam sistem, tetapi untuk melakukan RA membutuhkan
resources yang besar (costly)

Dari kajian PHA kita hanya bisa mendapatkan gambaran


tentang hazard yang ada dalam sistem(bukan risk): relatif
lebih mudah dan tidak membutuhkan resources yang besar

LOPA: mirip RA tetapi lebih sederhana (simplified RA).


Catatan:

Karena LOPA bisa memberika gambaran yang realtif lebih kuantitatif


bukan berarti bahwa LOPA lebih baik dibanding Hazop. LOPA dan
Hazop adalah 2 teknik yang berbeda dengan goal yang berbeda.
Keduanya tidak bisa dibandingkan. LOPA merupakan komplementer
dari Hazop (atau metode identikasi hazard yg lain). LOPA biasanya
dilakukan setelah kajian Hazop selesai dilakukan.
LOPA memungkinkan tim yang mereview safety mempunyai
kesempatan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan
dalam suatu sistem safety (yang digunakan untuk
melindungi karyawan, pabrik dan masyarakat).

LOPA adalah sarana untuk mengidentifikasi skenario yang


ada yang paling signifikan risikonya dan menentukan apakah
konsekuensinya dapat direduksi dengan aplikasi prinsip
“inherently safer design”.

LOPA dapat juga dipergunakan untuk mengidentifikasi


kebutuhan akan safety instrumented systems (SIS) atau
lapisan pengaman lain untuk meningkatkan kinerja safety.
Jadi LOPA dikembangkan untuk membantu menjawab
pertanyaan sebagai beikut:

 Lapis pengaman apa yang dibutuhkan untuk


memenuhi target risiko yang ditetapkan.

 Seberapa besar reduksi risiko yang diberikan (perlu


diberikan) oleh setiap lapis proteksi.

LOPA dapat membantu menjawab pertanyaan di atas


dengan sumber daya, waktu dan usaha yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan melakukan quantitative risk
analysis (QRA) secara penuh.
Identifikasi Hazard
Akibat
Sebab

Penyebab Penyimpangan Konsekuensi

Estimasi
Frekuensi

Estimasi
Deskripsi Identifikasi

Risk
Sistem Hazard

Estimasi
Konsekuensi
Secara konseptual, LOPA digunakan untuk memahami
bagaimana suatu penyimpangan proses dapat mengarah ke
konsekuensi yang hazardous, jika tidak diinterupsi oleh
keberhasilan operasi yang disebut sebagai Independent
Protection Layer (IPL).

IPL adalah suatu safeguard yang dapat mencegah skenario


perkembangan (propagasi) menuju konsekuensi yang
menjadi perhatian tanpa terdampak secara buruk oleh
initiating event (kejadian pemicu) atau oleh aksi (tanpa aksi)
lapis pengaman lain dalam skenario yang sama.
IPL

Accidental
Cause Deviation Consequence
Event

• Fire
• Explosion
• Release
IPL IPL IPL

Konsekuens
i Yang
Terjadi

frekuensi

Tebal panah mewakili besarnya frekuensi dari konsekuensi seandainya IPL


berikutnya gagal
Setiap safeguard atau lapisan pelindung keselamatan bisa gagal
atau punya lubang kelemahan (cacat) yang bisa menyebabkan
lolosnya hazard untuk menjadi insiden (Swiss Cheese Model).
Any safeguard has inherent flaws or “holes”
Swiss Cheese
Pelindung Keselamatan (Safety Protection) suatu Pabrik
kImia dibagi menjadi lapisan lapisan. Ada 7 lapisan yang
umumnya diaplikasikan, yaitu.

Lapis proteksi #1: Process Design


Lapis proteksi #2: Basic Control System and Alarm
Lapis proteksi #3: Critical Alarm
Lapis proteksi #4: Automated Safety Instrumented System
Lapis proteksi #5: Relief Devices
Lapis proteksi #6: Containment of Releases
Lapis proteksi #7: Plan’s Emergency Response Procedures
7
6
5
4
3
2
1
Process Design

Layer 1: Process Design (misal inherently Safer Design)


Layer 2: Basic Control; Process Alarm; Operator Supervision
Layer 3: Critical Alarm; Operator Supervision; Manual Intervention
Layer 4: Automatic Action, misal SIS (Safety Interlock System) atau ESD (Emergency Shutdown)
Layer 5: Physical Protection (misal Relief Device)
Layer 6: Physical Protection (misal Dykes)
Layer 7: Plant Emergency Response
Layer 8: Community Emergency Response
LOPA dapat diwakili secara matematis menggunakan persamaan
perhitungan berikut, yang mengalikan frekuensi dari event
pemicu dengan probabilitas yang mana masing masing lapis
proteksi independen akan gagal berkinerja sesuai fungsi
peruntukannya:

C
f i  IEFi  PFDi1  PFDi 2  .........  PFDij

fi C = frekuensi dari konsekuensi yang terjadi untuk skenario i. Satuan: per tahun
(low demand) atau per jam (high demand)

IEFi = frekuensi dari IE (Initiating Event) untuk skenario i. Satuan: per tahun

PFDij = probabilitas failure on demand dari IPL j untuk skenario i


C
fi : Fekuensi Dari Konsekuensi Yang Terjadi

Frekuensi Konsekuensi (yang hazardous) yang terjadi sebagai


hasil dari skenario adalah harga yang akan dihitung dari Layer
of Protection Analisis.

Frekuensi Skenario yang terhitung dengan LOPA dapat


dinyatakan dalam berbagai cara, misal: frekuensi loss-of
containment event per tahun atau fatalitas per tahun. Contoh:
Pecahnya Reaktor, Pelepasan Gas Beracun ke Lingkungan,
Kebakaran Besar, Ledakan.

Tidak ada frekuensi kosekuensi yang besarnya sama dengan 0


meskipun untuk fasilitas yang dirancang secara canggih
sekalipun.
IPL IPL IPL

Konsekuens
i Yang
Terjadi

fi C  berapa?
Seberapa besar frekuensinya ?
IEF : initiating event frequency

Suatu even pemicu (Initiating Event=IE) adalah suatu


kegagalan yang memulai terjadinya event berturutan yang
jika tidak diinterupsi oleh keberhasilan lapis proteksi akan
menghasilkan akibat yang berbahaya.

Contoh umum IE: Kegagalan Mekanis, Kesalahan Operator


dsb.

IEF berkaitan dengan seberapa sering kegagalan/kesalahan


yg dapat menyebabkan konsekuensi yang menjadi concern
akan terjadi.
Initiating Event

Initiating Event (Kejadian Pemicu)


PFD - probability of failure upon demand

Failure on demand terjadi jika sistem safety yang


diharapkan untuk bereaksi ketika ada kejadian yang
merupakan ikutan IE tetapi gagal untuk bereaksi.

Contoh: Suatu reaktor dilengkapi dengan Sistem


Pembuangan Cepat Darurat (Blowdown) untuk
mengantisipasi jika terjadi runaway reaction. Ketika
runaway reaction benar benar terjadi maka sistem akan
meminta sistem blowdown untuk bereaksi. Ini yang
disebut on demand atau upon demand.

Dari pengujian atau dari catatan perusahaan dapat


diketahui atau diperkirakan seberapa besar probabilitas
sistem blowdown tersebut akan sukses atau gagal
beroperasi.
IEFi  0.1/ year
PFDi1  1.0 PFDi 6  1.0
PFDi 4  0.01
PFDi 2  1.0 PFDi 7  1.0
PFDi 5  0.01
PFDi 3  1.0 PFDi 8  1.0

C
fi  0.11.0 1.0 1.0  0.01 0.011.0 1.0 1.0
 0.00001/year
atau

C 5
fi  10 /year
fi C terhitung, dibandingkan dengan harga frekuensi yang diinginkan
Risk  f  consequency, frequency 
Setelah dipasang IPL:

Risk  same consequency  reduced frequency

Salah satu tujuan dari Safety Management System adalah


mereduksi resiko sampai level yang dapat ditolerir: ALARP (As
Low As Reasonably Practicable).

Note: “Resiko tidak bisa dihilangkan tetapi bisa dikendalikan”


Langkah LOPA:

(1) Identifikasi Event Dampaknya, Tipe Dampaknya (manusia, lingkungan,


properti), Klasifikasi Tingkat Keparahannya.
severity.
(2) Dibuat Daftar Penyebab untuk masing masing Even Dampak.
(3) Perkirakan Frekuensi Masing Masing Penyebab Pemicu.
(4) Dibuat Daftar IPL untuk setiap pasangan Sebab-Akibat.
(5) Perkirakan harga Probability of Failure on Demand (PFD) untuk setiap IPL.
(6) Hitung Frekuensi Kejadian Termitigasi Untuk Setiap pasangan Sebab-
Akibat dengan mengalikan Frekuensi Even Pemicu dengan PFD masing masing
IPL.
(7) Bandingkan Frekuensi Kejadian Termitigasi terhadap Kriteria “Tolerable
Risk”. Jika Kriteria Risknya tidak bisa terpenuhi, apakah IPL tambahan bisa
dipasang. Apakah SIL dari SIS dapat diperbaiki? Dapatkah Prosesnya
Dirancang Ulang?

Catatan:
SIL: safety instrument level
SIS: safety instrumented system
Tangki Penyimpan Methyl Isocyanate Dengan Safeguard Berlapis
IE: kegagalan yang memulai terjadinya event berturutan yang jika tidak
diinterupsi oleh keberhasilan lapis proteksi akan menghasilkan akibat
yang berbahaya
Consequence of Concern:

Runaway exothermic
Reaction

TC

LI

CW

Initiating Event:
Cooling Water mati

Menurut operator yang berpengalaman dan berdasarkan catatan perusahaan


ini akan terjadi 1 kali dalam 10 tahun. Jadi IEF untuk event ini adalah:
0.1/yr.
REACTOR
BLOWDOWN
V1 RV

Cooling
Water In

High
Temp
Trip
LI Low
Cooling Water Out Flow
Trip

Dump Valve

Jika dari 10 kali testing, sukses


beroperasi sebanyak 9 kali. Ini berarti
kegagalannya adalah 1 dalam 10 kali
demand. Jadi PFD=0.1

RRF (Risk Reduction Factor) = 10 Emergency Dump


Dimana RRF=1/PFD
LOPA Tangki Penyimpan Ammoniak

Skenario:

Pelepasan uap ammonia dalam jumlah besar (major


release) ke pemukiman penduduk di sekitarnya.
• Initiating Event (Kejadian Pemicu):

* Storage tank bocor


* Dinding tangki gagal (karena ledakan)
* Relief System gagal

(Identifikasi Event Yang Paling Mungkin Terjadi)

• Identifikasi Frekuensi Dari Initiating Event:

IEF= 1 event dalam 5 tahun =0.2 per tahun


• Layer 1: Process Design (Tangki dilengkapi dengan Level
Controller Indicator yang dihubungkan dengan alarm di
Control Room, Personal Training, Operator Action)

• Hitung/Estimasi PFD11 untuk layer ini, misal: 1 dalam 10


tahun. PFD11= 0,1
• Layer 2: Basic Control Process

• Tangki dilengkapi dengan Sistem Temperatur Controller,


Sistem Refrigerasi Eksternal untuk menjaga suhu tangki <-
35 C

• Hitung/Estimasi PFD Untuk layer ini,

• misal: probability of failure on demand,: 1 kegagalan


dalam 10 tahun/ PFD12= 0,1
• Layer 3: Alarm Kegentingan dan Intervensi Manual

• Tangki dilengkapi dengan temperature dan level indicator


yang akan membunyikan alarm dan menyalakan lampu
peringatan di Control Room

• Hitung/Estimasi PFD untuk layer ini,

• probability of failure on demand layer ini tergantung pada


respons manusia terhadap kondisi abnormal, dimana untuk
kondisi terbaik besarnya PFD= 1 kegagalan dalam 10
tahun (PFD13)= 0,1
• Layer 4: Safety Instrumented System (SIS) atau
Emergency Shutdown Device (ESD)

• Misal Pabrik ammonia ini tidak dilengkapi dengan SIS


maupun ESD.

• Hitung/Estimasi PFD untuk layer ini,

• Karena tidak ada berarti Probability of Failure on Demand,


PFD14= 1,0
• Layer 5: Relief Device

• Relief system terdiri atas Rupture Disc, Relief Valve (plus


scrubber), dan sistem Flare.

• Hitung/Estimasi PFD untuk layer ini,

• PFD overall untuk kombinasi relief system ini, PFD15= 0,1


• Layer 6: Tanggul

Pabrik tidak mempunyai sarana penahan kedua dan


ammonia bersifat sangat volatil sehingga keberadaan tanggul
ini manfaatnya tidak signifikan

• Hitung/Estimasi PFD untuk layer ini,

• PFD untuk ini, PFD16= 1,0


IEFi  0.2 / year
PFDi1  0.1 PFDi 4  1.0

PFDi 2  0.1 PFDi 5  0.1

PFDi 3  0.1 PFDi 6  1.0

C
fi  0.20.10.10.11.00.11.0

C 5
fi  2 10 /year

fi C terhitung, dibandingkan dengan harga frekuensi yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai