SEMESTER II-2017/2018
Laporan Singkat
MODUL MEM
MEMBRAN DISTILASI
Oleh:
Kelompok PG.B2.1718.06
Carla Nathania (14315029)
Frisilia Indriani (14315034)
Halaman 1 dari 32
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari percobaan modul Distilasi Membran adalah untuk menentukan pengaruh
kondisi operasi dan hidrofobisitas membran terhadap kinerja membran distilasi dengan
konfigurasi submerged direct contact.
Halaman 3 dari 32
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan modul Membran Distilasi kali ini
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Percobaan
Alat Bahan
1. Neraca analitis 1. Aqua dm
2. Pengaduk dan magnet pengaduk 2. Larutan garam NaCl (3 g/100 mL)
3. Gelas kimia 200 mL
4. Gelas kimia 1 L
5. Modul membran
6. Tube aliran permeat
7. Waterbath
8. Conductivity meter
9. Pompa
Dalam percobaan Membran Distilasi, skema alat yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Halaman 4 dari 32
Gambar 2.2-1 Skema Alat Percobaan Distilasi Membran (Sumber: Modul Membran
Distilasi)
Berikut ini merupakan rangkaian alat Membran Distilasi yang digunakan pada
praktikum tanggal 7-8 Maret 2018.
Halaman 5 dari 32
2.3. Prosedur Kerja
2.3.2 Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks Membran
Halaman 6 dari 32
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 15 30 45 60
Waktu (menit)
Gambar 3.1-1. Hubungan Fluks Aqua dm terhadap Waktu Operasi pada Temperatur
Umpan 60°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
Halaman 7 dari 32
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-500
-1000
Flux (L/m-square.jam)
-1500
-2000
-2500
-3000
-3500
-4000
Waktu (menit)
Gambar 3.1-2. Hubungan Fluks Aqua dm terhadap Waktu Operasi pada Temperatur
Umpan 70°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
1
0.9
0.8
Flux (L/m-square.jam)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Gambar 3.1-3. Hubungan Fluks Aqua dm terhadap Waktu Operasi pada Temperatur
Umpan 60°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
Halaman 8 dari 32
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-1000
-2000
Flux (L/m-square.jam)
-3000
-4000
-5000
-6000
-7000
-8000
-9000
Waktu (menit)
Gambar 3.1-4. Hubungan Fluks Aqua dm terhadap Waktu Operasi pada Temperatur
Umpan 70°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
Berdasarkan Gambar 3.1-1, fluks aqua dm dengan temperatur 60°C pada laju alir 3
mL/detik yang didapat selama satu jam percobaan mengalami nilai fluks yang konstan
yaitu 0 L/m2 jam. Berdasarkan Gambar 3.1-2, fluks aqua dm dengan temperatur 70oC
pada laju alir 3 mL/detik yang didapat selama satu jam percobaan mengalami peningkatan
dari nilai fluks percobaan selama 15 menit hingga 60 menit. Namun pada Gambar 3.1-2,
nilai fluks yang dihasilkan dari percobaan memiliki nilai negatif. Berdasarkan Gambar 3.1-
3, fluks aqua dm dengan temperatur 60°C pada laju alir 5 ml/detik memiliki nilai konstan
yaitu 0 L/m2 jam selama 30 menit. Percobaan hanya dilaksanakan selama 30 menit oleh
karena membran yang terlepas dari selang air sirkulasi.pada Gambar 3.1-4, fluks aqua dm
dengan temperatur 70°C pada laju alir 5 ml/detik juga memiliki pengingkatan pada menit
ke-15 sampai 45 lalu penurunan pada menit ke-45 sampai 60.
Secara ideal, membran akan mengalami titik jenuh pada saat sudah tidak terjadi
perpindahan massa pada membran sehingga nilai fluks yang terjadi merupakan sama
dengan nol. Hal ini terjadi oleh karena tangki umpan yang berisi aqua dm bukan
merupakan suatu campuran sehingga tidak terjadi perpindahan massa. Penurunan massa
Halaman 9 dari 32
gelas kimia yang berisi air demineralisasi terjadi oleh karena terjadinya kebocoran pada
modul membran sehingga air sirkulasi akan masuk ke dalam tangki umpan. Nilai fluks
yang negatif dapat terjadi oleh karena adanya penurunan massa tangki air sirkulasi.
Penurunan massa ini dapat terjadi oleh karena kebocoran pada modul membran sehingga
air sirkulasi berpindah masuk ke dalam tangki umpan.
3.2 Analisis Hubungan antara Waktu Operasi dengan Fluks Larutan Garam
Percobaan dilakukan dengan variasi temperatur, yaitu 60°C dan 70°C dan dengan
variasi laju alir yaitu 3 mL/detik dan 5 mL/detik. Berdasarkan studi literatur, peningkatan
suhu permeat akan menghasilkan fluks membran yang lebih rendah karena penurunan
perbedaan tekanan uap membran ketika temperatur larutan umpan dijaga konstan. Selain
itu, peningkatan aliran permeat akan mengurangi efek polarisasi temperatur yang akan
menghasilkan peningkatan nilai fluks membran. Berikut ini merupakan grafik hubungan
antara fluks air garam terhadap waktu operasi pada variasi temperatur dan laju alir
berdasarkan hasil percobaan.
2500
2000
Flux (L/m-square.jam)
1500
1000
500
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)
Gambar 3.2-1. Hubungan Fluks Air Garam 3% terhadap Waktu Operasi pada
Temperatur Umpan 60°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
Halaman 10 dari 32
Berdasarkan Gambar 3.2-1, fluks yang terjadi memiliki nilai yang konstan pada
percobaan menit ke-15 hingga 45. Pada menit ke-60, nilai fluks mencapai nilai nol. Pada
menit ke-60 hingga 90, nilai fluks yang terjadi memiliki peningkatan. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena pada menit ke-15 hingga 45 terjadi peningkatan massa tangki air
sirkulasi yang sama sehingga menghasilkan nilai fluks yang konstan. Namun pada menit
ke-60, tidak terjadi perubahan massa tangki air sirkulasi dari menit ke-45 hingga 60,
sehingga nilai fluks yang terjadi sama dengan nol. Pada menit ke-60 hingga 90, terjadi
peningkatan fluks dimana berarti terjadi perpindahan uap air dari tangki umpan ke tangki
air sirkulasi.
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-200
-400
Flux (L/m-square.jam)
-600
-800
-1000
-1200
-1400
-1600
-1800
Waktu (menit)
Gambar 3.2-2. Hubungan Fluks Air Garam 3% terhadap Waktu Operasi pada
Temperatur Umpan 70°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
Halaman 11 dari 32
0
0 5 10 15 20 25
Flux (L/m-square.jam) -2000
-4000
-6000
-8000
-10000
-12000
-14000
Waktu (menit)
Gambar 3.2-3. Hubungan Fluks Air Garam 3% terhadap Waktu Operasi pada
Temperatur Umpan 60°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-2000
Flux (L/m-square.jam)
-4000
-6000
-8000
-10000
-12000
Waktu (menit)
Gambar 3.2-4. Hubungan Fluks Air Garam 3% terhadap Waktu Operasi pada
Temperatur Umpan 70°C dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
Pada Gambar 3.2-2, Gambar 3.2-3 dan Gambar 3.2-4 didapatkan nilai fluks yang
negatif. Tetapi pada Gambar 3.2-3, terjadi peningkatan fluks pada menit ke-5 hingga 15
walaupun nilai fluks yang dihasilkan masih memiliki nilai yang minus. Seperti yang telah
tertera sebelumnya, nilai fluks yang negatif menandakan adanya perpindahan massa air
Halaman 12 dari 32
sirkulasi ke dalam tangki umpan dan hal ini dapat disebabkan oleh kebocoran pada
membran maupun selang yang digunakan. Selain itu berdasarkan Gambar 3.2-2, Gambar
3.2-3 dan Gambar 3.2-4, percobaan hanya dilakukan selama 15-20 menit. Hal ini
disebabkan oleh karena membran yang lepas dari selang aliran air sirkulasi. Membran
dapat terlepas dari selang oleh karena laju alir sirkulasi dan temperatur yang tinggi. Laju
alir sirkulasi yang tinggi akan memberikan tekanan yang lebih besar pada membran
sehingga memudahkan membran untuk terlepas. Temperatur pemanasan yang tinggi
mampu meningkatkan kemungkinan suatu benda padat untuk memuai yang menyebabkan
longgarnya selang sehingga memudahkan membran untuk terlepas. Berdasarkan keempat
grafik tersebut, data tidak dapat dibandingkan karena adanya fluks yang bernilai negatif.
3.3 Analisis Hubungan antara Fluks Permeat dengan Volume Air Sirkulasi Total
Berdasarkan studi literatur, nilai kenaikan fluks permeat berbanding lurus dengan
nilai kenaikan volume air sirkulasi total. Hal ini dikarenakan tenperatur air sirkulasi dijaga
agar tetap berada di bawah 30 C sehingga driving force pada proses distilasi membran
o
tetap memiliki nilai yang besar. Berikut ini merupakan grafik hubungan antara fluks
permeat dengan volume air sirkulasi larutan garam pada temperatur umpan 60 C dan laju o
2000.00
Fluks (L/m-square.jam)
1500.00
1000.00
500.00
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Volume Permeat Total (L)
Halaman 13 dari 32
Gambar 3.3-1. Hubungan Fluks Permeat terhadap Volume Air Sirkulasi Total pada
Temperatur Umpan 60oC dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
Berdasarkan gambar 3.3-1, nilai fluks air sirkulasi (permeat) mengalami kenaikan
sebesar 1295,78 L/m2 jam di menit ke-15 dan nilainya konstan hingga menit ke-45. Pada
keadaan fluks konstan tersebut volume air sirkulasi total pun mengalami kenaikan dengan
nilai yang konstan. Nilai fluks kemudian mengalami penurunan hingga mencapai nol pada
menit ke-60 sehingga nilai volume air sirkulasi total konstan. Fluks mengalami kenaikan
kembali sebesar 647,89 dan 1619,73 saat menit ke-75 dan ke-90 berturut-turut.
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara fluks permeat dengan volume air
sirkulasi larutan garam pada temperatur umpan 60oC dan laju alir air sirkulasi 5 mL/detik.
0.00
-6.00 -5.00 -4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00
-200.00
-400.00
Fluks (L/m-suare.jam)
-600.00
-800.00
-1000.00
-1200.00
-1400.00
-1600.00
-1800.00
Volume Permeat Total (L)
Gambar 3.3-2. Hubungan Fluks Permeat terhadap Volume Air Sirkulasi Total pada
Temperatur Umpan 60oC dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
Berdasarkan gambar 3.3-2, nilai fluks air sirkulasi (permeat) yang didapat bernilai
negatif. Hal ini disebabkan pada percobaan tersebut, membran yang digunakan mengalami
kebocoran sehingga uap air yang dialirkan pada tangki air sirkulasi mengalami penurunan
dan berakibat pada massa air sirkulasi mengalami penurunan. Selain itu, selang yang
Halaman 14 dari 32
digunakan sebagai kondensor air dari tangki larutan umpan dan tangki permeat terdapat
lekukan sehingga mengakibatkan massa air yang dialirkan ke tangki permeat berkurang.
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara fluks permeat dengan volume air
sirkulasi larutan garam pada temperatur umpan 70oC dengan laju alir air sirkulasi 3
mL/detik dan 5 mL/detik.
0
-25 -20 -15 -10 -5 0
-2000
Fluks (L/m-square.jam)
-4000
-6000
-8000
-10000
-12000
-14000
Volume Permeat Total (L)
Gambar 3.3-3. Hubungan Fluks Permeat terhadap Volume Air Sirkulasi Total pada
Temperatur Umpan 70oC dan Laju Alir Air Sirkulasi 3 mL/detik
Halaman 15 dari 32
0
-40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0
Fluks (L/m-square.jam) -2000
-4000
-6000
-8000
-10000
-12000
Volume Permeat Total (L)
Gambar 3.3-4. Hubungan Fluks Permeat terhadap Volume Air Sirkulasi Total pada
Temperatur Umpan 70oC dan Laju Alir Air Sirkulasi 5 mL/detik
Berdasarkan gambar 3.3-3 dan 3.3-4, nilai fluks air sirkulasi (permeat) yang didapat
bernilai negatif. Hal ini disebabkan pada percobaan tersebut, membran yang digunakan
mengalami kebocoran sehingga uap air yang dialirkan pada tangki air sirkulasi mengalami
penurunan dan berakibat pada massa air sirkulasi mengalami penurunan. Selain itu, hanya
satu data yang didapat dikarenakan selama proses membran distilasi dengan temperatur
70 C, membran yang digunakan selalu lepas dari selang. Hal ini dapat diakibatkan karena
o
saat temperatur tinggi, polimer pada selang mengalami pelonggaran. Pada saat pemanasan
dengan temperatur 70 C, partikel-partikel pada zat padat mengalami pergerakan lebih cepat
o
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara waktu dengan konduksi umpan dan
konduktivitas air sirkulasi.
Halaman 16 dari 32
80
70
Konduktivitas (µS/cm)
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)
70
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
Halaman 17 dari 32
70
Konduktivitas (µS/cm) 60
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (menit)
60
Konduktivitas (µS/cm)
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (menit)
Halaman 19 dari 32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum modul Membran Distilasi adalah sebagai
berikut.
1. Hubungan waktu operasi terhadap fluks aqua dm pada temperatur 60oC adalah konstan,
dengan nilai 0 L/m2 jam, sedangkan pada temperatur 70 oC mengalami fluktuasi.
2. Hubungan waktu operasi terhadap fluks larutan garam 3% pada temperatur 60oC
o
mengalami fluktuasi, sedangkan pada temperatur 70 C mengalami penurunan
dikarenakan nilai fluks negatif.
3. Hubungan fluks permeat terhadap volume permeat total pada temperatur 60oC
o
mengalami fluktuasi, sedangkan pada temperatur 70 C mengalami penurunan
dikarenakan nilai fluks negatif. Membran akan mengalami kondisi jenuh ketika tidak
terjadi perpindahan massa dari tangki umpan ke tangki air sirkulasi atau pada saat fluks
bernilai nol
4. Nilai konduktivitas umpan meningkat dan konduktivitas air sirkulasi konstan selama
percobaan oleh karena tidak terjadinya wetting dan fouling pada membran
5. Proses distilasi membran yng paling efektif dilakukan dengan laju alir air sirkulasi
sebesar 3 mL/detik dengan temperatur pemanasan tangki umpan sebesar 60°C
4.2 Saran
Saran dari praktikan terkait praktikum modul Membran Distilasi adalah sebagai
berikut.
Halaman 20 dari 32
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 21 dari 32
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
A.1 Air
Air yang digunakan pada modul Membran Distilasi adalah aqua dm untuk mencegah
terjadinya fouling akibat mineral yang terkandung pada air biasa. Berikut ini merupakan
tabel sifat fisik dan kimia dari air juga tabel densitas air pada variasi temperatur.
Tabel A.1. Data Sifak Fisik dan Kimia Air
Sifat Keterangan
Berat molekul 18,02 g/mol
Titik didih 100oC (1 atm)
Titik beku 0oC (1 atm)
Densitas 1 g/mL (4oC)
Konduktivitas 10 μS/cm
Indeks bias 1,33
Kepolaran Polar
Halaman 22 dari 32
Gambar A.1. Data Densitas Air pada Variasi Temperatur
Sumber : http://www.vaxasoftware.com
Halaman 23 dari 32
Tabel A.2. Data Sifak Fisik dan Kimia Air
Sifat Keterangan
Berat molekul 58,44 g/mol
Titik didih 1413oC (1 atm)
Titik leleh 801oC (1 atm)
Densitas 2,165 g/mL
Fasa Padat (bubuk kristal)
pH 7 (netral)
Halaman 24 dari 32
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
Fluks proses distilasi membran dapat dihitung dengan menggunakan data pada Tabel
D.3-1 pada menit ke-0 dan 15. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan B.1.
B.1
Massa permeat dapat dihitung dengan mengurangi massa tangki permeat satu waktu
dikurangi dengan massa tangki permeat sebelumnya. Dengan demikian, perhitungan dapat
dilakukan sebagai berikut:
( )
⁄ ⁄
Volume permeat total dapat dihitung dengan menggunakan data pada Tabel D.3-1
pada menit ke-0 dan 15. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
B.2.
B.2
Halaman 25 dari 32
LAMPIRAN C
DATA ANTARA
Tabel C.1-1. Data Antara Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju
Alir 3 mL/detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Flux (L/m-
t (menit)
square.jam)
0 0
15 0
30 0
45 0
60 0
Tabel C.1-2. Data Antara Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju
Alir 3 mL/detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Flux (L/m-
t (menit)
square.jam)
0 0
15 -3583.45
30 -2547.77
45 -424.63
60 0
Halaman 26 dari 32
Tabel C.1-3. Data Antara Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju
Alir 5 mL/detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Flux (L/m-
t (menit)
square.jam)
0 0
15 0
30 0
Tabel C.1-4. Data Antara Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju
Alir 5 mL/detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Flux (L/m-
t (menit)
square.jam)
0 0
15 -8144.21
30 -5254.78
45 -106.16
60 -557.32
C.2. Data Antara Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran
Tabel C.2-1. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 3 mL/detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Tabel C.2-3. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 5 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Tabel C.2-4. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 5 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Halaman 28 dari 32
LAMPIRAN D
DATA MENTAH
Halaman 29 dari 32
D.2. Data Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm
Tabel D.2-1. Data Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju Alir 3
mL /detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Tabel D.2-2. Data Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju Alir 3
mL /detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Tabel D.2-3. Data Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju Alir 5
mL/detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Halaman 30 dari 32
Tabel D.2-3. Data Penentuan Fluks Membran dengan Aqua Dm dengan Laju Alir 5
ml/detik pada Temperatur Pemanasan 60C
D.3. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran
Tabel D.3-1. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 3 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Berat gelas
T air Konduktivitas Konduktivitas
t T umpan kimia + air
sirkulasi umpan air sirkulasi
(menit) (deg-C) demineralisasi
(deg-C) (mS/cm) (mS/cm)
(g)
0 60 23.3 1239 68.2 0.008
15 41.6 22.9 1243 68.65 0.008
30 41.5 23.3 1247 69.4 0.009
45 42.3 24.1 1251 69.95 0.009
60 41.5 23.9 1251 69.45 0.009
75 41.2 23.5 1253 69.6 0.009
90 41.9 23.8 1260 70.05 0.009
Halaman 31 dari 32
Tabel D.3-2. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 3 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Berat gelas
T air Konduktivitas Konduktivitas
t T umpan kimia + air
sirkulasi umpan air sirkulasi
(menit) (deg-C) demineralisasi
(deg-C) (mS/cm) (mS/cm)
(g)
0 70 23.9 1245 54.6 0.008
15 47.9 28.9 1240 58.6 0.008
Tabel D.3-3. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 5 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 60C
Berat gelas
T air Konduktivitas Konduktivitas
t T umpan kimia + air
sirkulasi umpan air sirkulasi
(menit) (deg-C) demineralisasi
(deg-C) (mS/cm) (mS/cm)
(g)
0 60 20.5 1177 65.05 0.009
5 38.3 23.9 1165 68.45 0.009
10 37.8 14.7 1159 70.85 0.009
15 39.3 27 1159 70.65 0.009
20 41.9 28.7 1158 78 0.009
Tabel D.3-4. Data Penentuan Pengaruh Temperatur dan Laju Alir terhadap Fluks
Membran dengan Laju Alir 5 mL /detik pada Temperatur Pemanasan 70C
Berat gelas
T air Konduktivitas Konduktivitas
t T umpan kimia + air
sirkulasi umpan air sirkulasi
(menit) (deg-C) demineralisasi
(deg-C) (mS/cm) (mS/cm)
(g)
70 22.3 1254 0.008
0 61.85
15 51.2 27.3 1219 64.29 0.008
Halaman 32 dari 32