BAB XI
RISK ASSESSMENT
TK4103 KESELAMATAN PABRIK PROSES
Hary Devianto, Ph.D
Dr. Eng. Pramujo Widiatmoko
EDUNEX
ITB
2
RISK ASSESSMENT
• Risk assessment terdiri dari identifikasi insiden (bagaimana kecelakaan terjadi) dan analisis
konsekuensi (memperkirakan kerusakan).
• Bentuk Identifikasi Insiden : HAZOPs , Bentuk analisis konsekuensi : Maximum Probable Property
Damage (MPPD) dan the maximum probable days outage (MPDO) oleh Dow F&EI
EDUNEX
ITB
3
• Probabilitas kegagalan : P (t ) 1 R (t ) 1 e t
dP (t )
• Fungsi kekerapan kegagalan : f (t ) e t
dt
• Fungsi kekerapan kegagalan digunakan untuk menentukan probabilitas P
sedikitnya satu kegagalan pada periode
t1 waktu t0 sampai
t1
t t1 :
P t0 t1 f (t )dt e t 0
dt e t1
e
t0 t0
EDUNEX
ITB
Review Teori Probabilitas
Interaksi antar Unit Proses
• Kecelakaan pada pabrik kimia biasanya hasil dari interaksi yang komplek
sejumlah komponen proses
n
• Probabilitasnya : P P
i 1
i
n
i 1
n
Persamaan umum :
P P
i 1
i
Review Teori Probabilitas
Laju kegagalan untuk sejumlah komponen proses tersedia pada Tabel berikut :
Instrument Faults/year
Controller 0.29
Contol valve 0.6
Flow measurement (fluids) 1.14
Flow measurement (solids) 3.75
Flow switch 1.12
Gas-liquid chromatograph 30.6
Hand valve 0.13
Indicator lamp 0.044
Level measurement (liquids) 1.70
Level measurement (solids) 6.86
Oxygen analyzer 5.65
pH meter 5.88
Pressure measurement 1.41
Pressure relief valve 0.022
Pressure switch 0.14
Solenoid valve 0.42
Stepper motor 0.044
Strip chart recorder 0.22
Thermocouple temperature measurement 0.52
Thermometer temperature measurement 0.027
Valve positioner 0.44
7
EDUNEX
ITB
8
EDUNEX
ITB
10
1 1
𝑈=1 − ( 1 − 𝑒− 𝜇𝜏 )dan 𝑖
𝐴= ( 1 −𝑒 𝑢𝜏 ) 𝑖
𝜇𝜏 𝑖 𝜇 𝜏𝑖
• Jika 𝜇𝜏 𝑖 ≪1 , P(t) ≈ μt, Integrasi untuk unrevealed failures menjadi :
1
𝑈= 𝜇 𝜏 𝑖
2 EDUNEX
ITB
11
EDUNEX
ITB
Review Teori Probabilitas
Probabilitas Insiden Tidak Diperkirakan (Coincidence)
• Bahaya terjadi hanya ketika process upset terjadi dan sistem keadaan darurat tidak
berfungsi.
• Asumsi peristiwa proses berbahaya terjadi pd kali dalam interval waktu Ti. Frekuensi pada
episode ini adalah : 𝑃𝑑
𝜆=
𝑇𝑖
• Untuk sistem dengan unavailability U, situasi berbahaya hanya akan terjadi ketika proses
terjadi dan sistem emergensi tidak berfungsi (setiap pdU ). Frekuensi rata-rata kejadian
berbahaya, λd :
𝑝𝑑 𝑈
𝜆 𝑑= = 𝜆𝑈
1 𝑇𝑖
Untuk kerusakan kecil 𝑈= 𝜇𝜏
• 2 dan
𝑖 p = λT persamaan menjadi :
d i
1
𝜆 𝑑= 𝜆𝜇𝜏 𝑖
2
1 2
𝑀𝑇𝐵𝐶= =
• Mean Time Between Coincidences (MTBC) = 𝜆𝑑 𝜆𝜇𝜏 𝑖
13
EDUNEX
ITB
14
Event Trees
• Metode ini memberikan informasi bagaimana kegagalan dapat terjadi dan
probabilitas kejadian.
• Tahapan umum dalam event tree adalah :
1. identifikasi initiating event of interest
2. Identifikasi safety function yang didesain untuk menghubungkan dengan
initiating event
3. menyusun event tree
4. menggambarkan urutan kejadian kecelakaan yang dihasilkan
• Event tree ditulis dari kiri ke kanan, initiating event ditulis pertama kali
di kiri tengah. Contoh gambar 11-9 yang mengambarkan kasus pada
gambar 11-8
• Apabila safety function tidak diaplikasikan garis horisontal diteruskan lewat
safety function tanpa adanya cabang.
• Event tree dapat digunakan secara kuantitatif apabila data laju kegagalan
safety function dan data kejadian tersedia EDUNEX
ITB
15
Event Trees
EDUNEX
ITB
16
Event Trees
EDUNEX
ITB
17
Event Trees
• Event tree untuk proses yang dimodifikasi
EDUNEX
ITB
18
FAULT TREES
• Merupakan metode deduksi untuk mengidentifikasi cara dimana sesuatu yang berbahaya dapat
menimbulkan kecelakaan. Contoh kasus ban kempes digambarkan pada gambar 11-12
EDUNEX
ITB
19
FAULT TREES
Pada proses kimia yang komplek sejumlah fungsi logik tambahan diperlukan
untuk menyusun fault tree diberikan pada gambar 11-13
EDUNEX
ITB
20
FAULT TREES
• Sebelum fault tree digambar, sejumlah langkah awal harus dilakukan,
yaitu :
1. Tentukan top event dengan tepat.
2. Tentukan kejadian yang ada (existing event)
3. Tentukan kejadian yang tidak terduga (unallowed event)
4. Tentukan batasan fisik dari proses (komponen apa saja yang ada dalam
fault tree)
5. Tentukan konfigurasi peralatan
6. Tentukan ruang lingkup pemecahan masalah.
• Langkah selanjutnya menggambar fault tree, terdiri dari 1. top event, 2.
kejadian utama (major event) yang memberi kontribusi pada top event
dan 3. segala kejadian yang mungkin terjadi (intermediate event)
EDUNEX
ITB
21
FAULT TREES
Contoh 11-5 :
EDUNEX
ITB
22
FAULT TREES
Menentukan Minimal Cut Set
• Minimal cut set adalah jenis penempatan kejadian yang menuju pada top
event.
• Minimal cut set berguna untuk menentukan berbagai cara dimana top
event dapat terjadi.
FAULT TREES
Perhitungan Kuantitatif dengan Fault Tree
EDUNEX
ITB
24
FAULT TREES
Kelebihan :
• Dimulai dengan top event yang dipilih user untuk menspesifikasi
kegagalan yang akan dianalisa
• Digunakan untuk menentukan minimal cut set yang menjadikan
pandangan luas ke dalam berbagai cara sehingga top event dapat
terjadi
• Seluruh prosedur fault tree dapat dibuat pada aplikasi komputer
Kekurangan :
• Untuk proses yang komplek, gambar fault tree menjadi sangat besar.
• Penyusun fault tree tidak pernah yakin semua bentuk kegagalan telah
dipertimbangkan
• Struktur fault tree yang dibuat tiap individu dapat berbeda
• Probabilitasnya tidak akurat
EDUNEX
ITB
25
EDUNEX
ITB
26
EDUNEX
ITB
28
EDUNEX
ITB
29
EDUNEX
ITB
QRA dan LOPA
Frekuensi
• Metode untuk menentukan frekuensi terdiri dari tahapan berikut ini :
1. Tentukan frekuensi kegagalan dari initiating event (tabel 11-3).
2. Atur frekuensi ini meliputi demand
3. Atur frekuensi kegagalan meliputi probability failure on demand (PFD) pada
setiap independent protection layer (IPL). Tabel 11-4 dan 11-5.
• Ada tiga syarat untuk mengklasifikasikan sistem spesifik dari IPL :
1. Efektif
2. Independen
3. Auditable
• Frekuensi dari konsekuensi akhir dari satu kejadian dihitung menggunakan :
𝑖
𝑓 𝑖 = 𝑓 𝑖 × ∏ 𝑃𝐹 𝐷 𝑖𝑗
𝐶 𝑙
𝑙
𝑗=1
• Untuk banyak kejadian : 𝑓 =∑ 𝑓 𝐶
𝐶
𝑖
𝑖 =1
33 QRA dan LOPA
Tabel 11-3 Typical Frequency Values Assigned to Initiating event
Frecuency range Example value chosen by a
Initiating Event from literature (per company for use in LOPA
yr) (per yr)
Pressure vessel residual failure 10-5 to 10-7 1 x 10-6
Piping residual failure,100 m, full breach 10-5 to 10-6 1 x 10-5
Piping leak (10% section), 100 m 10-3 to 10-4 1 x 10-3
Atmospheric tank failure 10-3 to 10-5 1 x 10-3
Gasket/packing blowout 10-2 to 10-6 1 x 10-2
Turbine/diesel engine overspeed with casing breach 10-3 to 10-4 1 x 10-4
Third party intervention (external impact by back hoe, vehicle, etc) 10-2 to 10-4 1 x 10-2
Crane load drop 10-3 to 10-4/lift 1 x 10-4/lift
Lightning strike 10-3 to 10-4 1 x 10-3
Safety valve opens spuriously 10-2 to 10-4 1 x 10-2
Cooling water failure 1 to 10-2 1 x 10-1
Pump seal failure 10-1 to 10-2 1 x 10-1
Unloading/loading hose failure 1 to 10-2 1 x 10-1
BPCS instrument loop failure 1 to 10-2 1 x 10-1
Regulator failure 1 to 10-1 1 x 10-1
Small external fire (aggregate causes) 10-1 to 10-2 1 x 10-1
Large external fire (aggregate causes) 10-2 to 10-3 1 x 10-2
LOTO (lock-out tag-out) procedure failure 10-3 to 10-4/ 1 x 10-3
(overall failure of a multiple element process) opportunity (/opportunity)
Operator failure (to execute routine procedure; well trained, 10-1 to 10-3/ 1 x 10-2
unstressed, not fatigued opportunity (/opportunity)
EDUNEX
ITB
34
EDUNEX
ITB
35
EDUNEX
ITB
36
Terima Kasih
EDUNEX
ITB