Anda di halaman 1dari 7

Proses pada LNG Plant (Train)

Proses pada LNG Plant (Train)

Proses yang dilakukan pada train merupakan proses pencairan gas umpan (feed gas)
yang berasal dari sumur gas alam menjadi LNG sebagai produk utama dan beberapa
produk lainnya berdasarkan nilai fraksi yang dimilikinya. Proses ini dilakukan pada
lima buah plant, dengan setiap plant menjalankan prosesnya masing-masing, yaitu
proses gas purification, dehydration, fraksinasi, refrigerasi, dan liquefaction.

-->
Plant 1 (Gas Purification)

Proses yang dilakukan pada plant 1 adalah pemurnian gas dengan memisahkan
kandungan CO2 dari kandungan gas alam yang berasal dari sumur. Adanya kandungan
gas CO2 dapat mengakibatkan penyumbatan pada tube-tube di main heat exchanger
pada proses liquefaction di plant 5 karena CO2 memiliki titik beku -600C sedangkan
pencairan LNG membutuhkan temperatur hingga -1600C. Batas kandungan CO2 yang
diperbolehkan agar seluruh proses berjalan dengan baik adalah 50 ppm. Proses
penyerapan CO2 menggunakan Methyl De Ethanol Amine (MDEA). Secara kimiawi,

amine akan bereaksi cepat dengan CO2 pada suhu atmosfer dan kandungan CO2
tersebut dapat dikeluarkan dari larutan pada temperatur yang tinggi.

Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 1.


1)

Gas alam pada awalnya dialirkan menuju plant 21 (Knock Out Drum) untuk
dipisahkan gas dan condensatnya.

2)

Feed gas yang berasal dari KOD masuk ke dalam CO2 removal (1C-2) melalui bottom
1C-2 sedangkan MDEA masuk melalui top 1C-2.

3)

Setelah direaksikan dengan MDEA, feed gas yang telah terbebas dari kandungan CO2
dicuci dengan kondensat agar tidak ada sisa MDEA yang tercampur pada feed gas,
sedangkan MDEA yang telah digunakan untuk menyerap CO2 keluar menuju amine
flash drum (1C-4) untuk proses pemisahan rich amine dengan feed gas pada boiler
melalui bottom 1C-2.

4)

Feed gas tersebut dialirkan menuju pendingin yaitu absorber overhead cooler (1E-2)
melalui top 1C-2 dengan menggunakan air laut sebagai media pendingin.

5)

Feed gas diteruskan menuju absorber over separator (1C-3) untuk pemisahan cairan
yang terbentuk akibat pendinginan dari feed gas.

6)

Feed gas dialirkan menuju drier precooler (4E-10) dengan media pendingin berupa
propana cair.

7)

Feed gas dialirkan menuju plant 2 untuk proses pemisahan H2O dan merkuri.
-->
Plant 2 (H2O dan Hg Removal)

Kandungan H2O yang terdapat pada feed gas dapat menyebabkan penyumbatan pada
proses pencairan di main heat exchanger karena H2O memiliki titik beku sebesar 00C
sedangkan proses pencairan feed gas dilakukan pada temperatur -1560C. Kandungan

Hg yang terdapat pada feed gas dapat menyebabkan amalgam apabila terkena peralatan
alumunium, khususnya main heat exchanger. Kandungan H2O pada feed gas yang
diperbolehkan untuk menjalani proses selanjutnya adalah 0,5 ppm, sedangkan
kandungan Hg sebesar 0,1 ppb. Oleh karena itu, H2O pada gas dikeringkan pada drier
(2C-2A/B/C) dengan media molecular sieve dan Hg dihilangkan pada mercury
removal vessel (2C-4) dengan media sulfur impregnated activated charcoal.

Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 2.


1)

Feed gas dialirkan menuju separator (2C-1) untuk proses pemisahan air dan
hydrocarbon berat yang selanjutnya air dan hydrocarbon berat tersebut dialirkan
menuju plant 16.

2)

Kemudian feed gas tersebut dialirkan menuju fixed bed drier (2C-2A/B/C) untuk
proses pengeringan gas hingga 0,5 ppm dengan media molecular sieve.

3)

Gas yang telah dikeringkan dialirkan melalui filter (2Y-1A) untuk menghilangkan
molecular sieve yang masih terdapat pada gas.

4)

Kemudian gas dialirkan menuju mercury removal vessel (2C-4) untuk proses
pemisahan kandungan Hg hingga 0,1 ppb menggunakan media sulfur impregnated
activated charcoal yang akan membentuk mercury sulfid (HgS) apabila direaksikan
dengan Hg.

5)

Gas yang sudah dibersihkan dari kandungan Hg dialirkan menuju filter (2Y-1B) untuk
menghilangkan absorber yang masih terikat pada gas.

6)

Selanjutnya gas tersebut dialirkan menuju feed medium level propane evaporator (4E12) dan feed low level propane evaporator (4E-13) untuk kemudian dialirkan menuju
plant 3.
-->
Plant 3 (Fraksinasi)

Sebelum gas diolah menjadi LNG, feed gas dipisah menjadi metana, etana, propana,
butana, dan hydrocarbon berat berdasarkan fraksinya. Metana akan dialirkan menuju
cryogenic exchanger (5E-1), sebagian etana akan diinjeksikan menuju feed gas untuk
menaikkan HHV dari LNG dan bagian etana lainnya akan disimpan untuk cadangan
make-up multi component refrigerant (MCR), sedangkan propana dan butana akan
diolah menjadi LPG dan sebagian untuk cadangan make-up MCR.

Berikut ini adalah proses yang terjadi pada plant 3.


1)

Feed gas yang berasal dari plant 2 dialirkan menuju scrub column (3C-1) yang
bertemperatur sekitar -280C sehingga gas berfraksi berat akan mengembun dan berada
di bagian bawah 3C-1 dan kemudian dipisahkan dari gas berfraksi ringan dengan
menggunakan reboiler dengan steam bertekanan 50 psig dan temperatur 1500C.

2)

Gas yang berfraksi ringan akan didinginkan kembali di propane evaporator (4E-14)
dan dipisahkan dengan kondensatnya di condensate drum (3C-2) dan kemudian
dalirkan menuju plant 5 untuk dicairkan menjadi LNG.

3)

Cairan yang berada di dasar 3C-1 dialirkan ke sebuah cooler dengan media pendingin
air laut dan selanjutnya mengalir menuju menara deethanizer untuk memisahkan etana
dengan komponen berat lainnya dengan cara pemanasan menggunakan reboiler
dengan media pemanasan steam 150 psig dan temp 200C.

4)

Uap di menara deethanizer diembunkan ke dalam kondensor. Kemudian gas yang


tidak mengembun digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan kompenen yang
berada di dasar column deethanizer dialirkan menuju column propanizer.

5)

Gas yang berada di column depropanizer dipanaskan oleh reboiler dengan tekanan
50 psi. Uap yang berada di puncak depropanizer diembunkan oleh kondensor
kemudian ditampung di overhead drum propane.

6)

Propana yang akan digunakan sebagai produk LPG didinginkan terlebih dahulu di
propane return subcooler (3E-12) dengan propane refrigerant.

7)

Cairan yang berada di dasar propanizer dialirkan ke menara debuthanizer (3C-8)


untuk proses pemisahan komponen berat dari butana dengan menggunakan reboiler
dengan tekanan 50 psig.

8)

Kemudian butana didinginkan oleh return subcooler lalu dialirkan menuju LPG
buthane. Gas yang tidak ikut mengembun dialirkan menuju sistem fuel gas untuk
bahan bakar boiler.

9)

Pada Train A-D, terdapat unit tambahan propane buthane splitter yang berfungsi
untuk memisahkan propana dengan butana yang keluar dari debuthanizer.

-->
Plant 4 (Refrigerasi)

Terdapat dua macam sistem refrigerasi pada plant 4, yaitu sistem pendinginan propana
dan sistem pendinginan multi component refrigerant (MCR). Pada sistem pendinginan
propana, dilakukan pendinginan feed gas melalui proses pemurnian dan fraksinasi
hingga mencapai titik embunnya. Sedangkan sistem pendinginan MCR merupakan
sistem refrigerasi yang digunakan untuk mendinginkan feed gas sampai menjadi LNG
di main heat exchanger (MHE).

Pada sistem pendinginan propana terdapat tiga tingkat pendinginan,yaitu propana cair
dengan tekanan 7 kg/cm2 yang dapat mendinginkan hingga 18C, propana cair dengan

tekanan 3 kg/cm2 yang dapat mendinginkan hingga -4C, dan propana cair dengan
tekanan 0.1 kg/cm2 yang dapat mendinginkan hingga -34C.

Berikut ini proses yang terjadi pada sistem pendingin propana.


1)

Propana cair yang telah digunakan sebagai pendingin akan berubah fase menjadi gas
karena terjadi kenaikan suhu akibat proses penyerapan panas saat proses pendinginan.

2)

Gas propana kemudian dikompresi oleh propane recycle compressor (4K-1) agar
terjadi kenaikan tekanan hingga bertekanan 14 kg/cm2 dengan temperatur 65C.

3)

Selanjutnya gas propana bertekanan tinggi dialirkan menuju propane desuperheater


(4E-1A/B) untuk proses pendinginan propana hingga 40C.

4)

Kemudian propana didinginkan kembali dan diembunkan di propane condenser (4E2A/B) hingga tekanan 12.5 kg/cm2 dan temperatur 37C.

Berikut ini proses yang terjadi pada sistem pendingin MCR.


1)

Cairan MCR berubah fase menjadi gas karena adanya kenaikan temperatur akibat
digunakan untuk pendinginan gas alam pada main heat exchanger (5E-1).

2)

Gas tersebut kemudian dikompresi dengan compressor (4K-2 dan 4K-3).

3)

Kemudian MCR dipisahkan dalam separator (4C-7) antara fase cair dan fase uapnya.

4)

Uap MCR yang keluar dari 4C-7 memiliki temperatur -40C lalu dikompresi pada 4K2 dengan tekanan 3 kg/cm2 hingga bertemperatur 70C dan bertekanan 14 kg/cm2.

5)

Cairan MCR ini kemudian didinginkan di condenser (4E-5) sehingga temperaturnya


turun menjadi 32C kemudian dialirkan menuju 4K-3 hingga bertemperatur 130C dan
bertekanan 47 kg/cm2.

6)

Kemudian cairan tersebut didinginkan kembali pada exchanger (4E-6) dengan media
pendingin berupa air laut hingga temperatur menjadi 30C.

7)

MCR kemudian mengalir ke propane evaporator dilanjutkan ke medium level


evaporator (4E-8), hingga keluar pada suhu -5C dan masuk ke 4E-9 pada suhu -32C.

8)

Kemudian MCR dialirkan menuju separator (SC-1) untuk proses pemisahan


komponen cair dan uap, dengan fase cair lebih banyak mengandung etana dan propana,
sedangkan fase gas banyak mengandung nitrogen dan metana.

Anda mungkin juga menyukai