1. Pendahuluan
Boiler atau ketel uap adalah alat untuk menghasilkan uap air,yang akan digunakan untuk
pemanasan atau tenaga gerak.Bahan bakar pendidih bermacam macam dari yang paling
popular adalah batu bara dan minyak bahan bakar,sampai listrik,gas biomassa,nuklir dan
sejenisnya.Pendidih merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang
merupakan pemicu dari revolusi industri Inggris.
Performa yang baik membuat teknologi boiler pun mulai diterapkan berbagai negara yang
terlibat pada perang dunia, seperti Jepang dan negara – negara Eropa. Penggunaan boiler
pun meluas, tidak hanya pada kapal perang, tetapi juga pada teknologi lainnya, seperti
pada industri pembangkit listrik.
2. Pemilihan Boiler
2 Boiler
Pemilihan sebuah peralatan boiler dipengaruhi oleh berbagai faktor demi menghasilkan
jumlah uap yang dibutuhkan pada suhu dan tekanan desain untuk instalasi tertentu.
Operasi yang efisien dalam membakar berbagai bahan bakar yang tersedia di bumi
merupakan sebuah persyaratan. Boiler harus pas dan strategis ketika ditempatkan di ruang
mesin yang minimum, harus dapat diakses dengan baik untuk pengoperasian, inspeksi, dan
pemeliharaan. Meskipun dengan bobot yang ringan, boiler tersebut harus cukup kuat untuk
beroperasi dengan baik di bawah kondisi laut yang buruk. Operasi atas rentang beban yang
luas, dengan perhatian minimum, dan karakteristik pengoperasian yang kompatibel dengan
otomatisasi tingkat tinggi juga diperlukan. Faktor-faktor yang digunakan baik dalam desain
thermal maupun struktural harus konservatif untuk memberikan jaminan bahwa operasi
berkelanjutan selama periode waktu yang ditempuh dapat terlaksana dengan pemeliharaan
minimum. Selanjutnya, boiler harus memenuhi aturan dan regulasi badan pengatur.
Efisiensi boiler menunjukkan hubungan antara supply energi masuk ke dalam boiler
dengan energi keluaran yang dihasilkan oleh boiler. Efisiensi pada boiler didefinisikan ke
dalam tiga cara, yaitu :
Efisiensi pembakaran
Efisiensi termal
Efisiensi bahan bakar-uap air (Fuel-to-steam)
2.1 General
Pemilihan sebuah boiler dipengaruhi oleh berbagai faktor demi menghasilkan jumlah uap
yang dibutuhkan pada suhu dan tekanan desain untuk instalasi tertentu. Operasi yang
efisien dalam membakar berbagai bahan bakar yang tersedia di bumi merupakan sebuah
persyaratan. Boiler harus pas dan strategis ketika ditempatkan di ruang mesin yang
minimum, harus dapat diakses dengan baik untuk pengoperasian, inspeksi, dan
pemeliharaan. Meskipun dengan bobot yang ringan, boiler tersebut harus cukup kuat untuk
beroperasi dengan baik di bawah kondisi laut yang buruk. Operasi atas rentang beban yang
luas, dengan perhatian minimum, dan karakteristik pengoperasian yang kompatibel dengan
otomatisasi tingkat tinggi juga diperlukan. Faktor-faktor yang digunakan baik dalam desain
thermal maupun struktural harus konservatif untuk memberikan jaminan bahwa operasi
berkelanjutan selama periode waktu yang ditempuh dapat terlaksana dengan pemeliharaan
minimum. Selanjutnya, boiler harus memenuhi aturan dan regulasi badan pengatur.
Efisiensi boiler menunjukkan hubungan antara supply energi masuk ke dalam boiler
dengan energi keluaran yang dihasilkan oleh boiler. Efisiensi pada boiler didefinisikan ke
dalam tiga cara, yaitu :
Efisiensi pembakaran
Efisiensi termal
Efisiensi bahan bakar-uap air
yang tersisa di ujung keluaran ruang bakar boiler, begitu pula dengan jumlah udara sisa.
Untuk mendapatkan efisiensi pembakaran yang tinggi, pembakar (burner) dan ruang bakar
boiler harus didesain se-optimum mungkin. Perbedaan penggunaan jenis bahan bakar juga
mempengaruhi efisiensi pembakaran. Bahan bakar cair dan gas (seperti LNG dan HSD)
menghasilkan efisiensi pembakaran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan
bakar padat seperti batubara.
Perhitungan efisiensi pembakaran boiler dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah total
energi panas yang dilepas oleh pembakaran dengan energi panas yang lolos
melewati cerobong asap (stack), dibagi dengan total energi panas.
Dimana,
ŋcombustion : Efisiensi Pembakaran Boiler (%)
Qin : Energi panas total hasil pembakaran (Joule)
Qlosses : Energi panas lolos melewati cerobong asap (Joule)
akibat adanya perpindahan panas radiasi dan konveksi. Efisiensi bahan bakar boiler
memperhatikan dengan sangat teliti jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan,
sehingga sangat tepat digunakan sebagai bahan analisa ekonomis boiler. Perhitungan
efisiensi bahan bakar pada boiler dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Metode Langsung
Metode Tak Langsung
A. Metode Langsung
Metode langsung, atau dikenal juga sebagai metode input-output, dilakukan dengan cara
membandingkan secara langsung energi panas yang diserap oleh air sehingga berubah fase
menjadi uap air (energi output), dengan energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar di dalam ruang bakar boiler (energi input).
Dimana,
fuel = Efisiensi bahan bakar boiler (%)
Qsteam = Energi panas total yang diserap uap air (Joule)
Qfuel = Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
(Joule)
Q = Debit uap air keluar boiler (kg/jam)
hg = Entalpi air masuk boiler (Kcal/kg)
hf = Entalpi uap keluar boiler (Kcal/kg)
q = Debit kebutuhan bahan bakar (Kg/Jam)
GCV =Gross Calorific Value atau nilai kalor spesifik bahan bakar
(Kcal/kg)
Pada metode langsung, ada beberapa parameter yang harus diukur secara presisi agar
didapatkan hasil perhitungan yang akurat. Parameter-parameter tersebut antara lain:
Debit air (feedwater) masuk ke boiler.
Debit air penurun temperatur (desuperheater).
Keseluruhan debit aliran sekunder seperti boiler pembuangan (blowdown), uap
tambahan (auxiliary steam), dan lain sebagainya.
Tekanan dan temperatur keseluruhan aliran fluida kerja seperti air masuk, uap
pemanas temperatur (superheater) keluar, uap pemanas (reheater) masuk dan
keluar, uap bantuan (auxiliary steam), dan lain-lain.
Debit kebutuhan bahan bakar.
Nilai kalor (heating value) bahan bakar.
Energi masuk lainnya.
Parameter primer dari definisi efisiensi bahan Debit dan nilai kalor bahan bakar,
bakar boiler (input-output) dihitung secara maupun debit dan karakteristik uap air,
langsung harus dihitung seakurat mungkin untuk
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 5
meminimalisir ketidaktepatan
Tidak memerlukan asumsi nilai untuk kerugian Harus menggunakan metode tak-
tak terukur langsung untuk menilai tingkat
keakuratan perhitungan
Dimana,
Credits : Energi energi sekunder yang masuk ke boiler selain energi primer dan
bahan bakar
Losses : Parameter energi terbuang yang tidak terkonversi menjadi energi panas
di dalam uap air
Kelebihan Kekurangan
Suhu dan tekanan uap yang lebih tinggi dapat mengurangi bobot dan ukuran dari propulsi
yang dibuat, atau memungkinkan daya yang lebih besar dalam ruang yang sama.
2.1.4 1960an
Hampir semua konstruksi baru menggunakan ketel uap 850 psig – 950 F. Sebagian kapal
besar menggunakan ketel uap (beberapa dengan pemanasan ulang) 1500 psig – 950 F.
Karakteristik dari kebanyakan kapal uap komersial yang dibangun dalam beberapa tahun
terakhir menggunakan tekanan dari 850 hingga 1500 psig, dengan suhu dari 950 hingga
1000 F.
Jumlah uap yang dihasilkan oleh marine boiler berkisar dari 1.500 pon/jam pada boiler
kecil tambahan hingga lebih dari 400.000 pon/jam pada boiler propulsi utama. Uap
keluarannya sebesar 750.000 pon/jam atau lebih tiap boiler sehingga lebih praktis untuk
instalasi bertenaga besar. Dari sejarah penggunaan boiler diatas dapat diketahui bahwa
seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan daya yang dihasilkan oleh boiler
semakin meningkat, hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan tekanan dan suhu
pada boiler yang di desain atau digunakan. Jumlah uap yang dihasilkan oleh marine boiler
berkisar dari 1.500 pon/jam pada boiler kecil tambahan hingga lebih dari 400.000 pon/jam
pada boiler propulsi utama. Uap keluarannya sebesar 750.000 pon/jam atau lebih tiap boiler
sehingga lebih praktis untuk instalasi bertenaga besar.
Pada era modern ini, siklus panas dalam penggunaan boiler untuk meningkatkan suhu dan
tekanan yang mengakibatkan meningkatnya daya yang dihasilkan boiler dapat digunakan
beberapa komponen dibawah ini:
I. Pemanas (Superheater)
Superheater adalah sebuah komponen boiler yang berfungsi untuk memanaskan
kembali uap saturated, pada tekanan kerja konstan, sehingga menjadi uap
superheated. Teknologi pemanas (superheater) sudah digunakan sejak awal
penggunaan mesin uap di sekitar awal abad 20. Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan energi panas yang terkandung di dalam uap, sehingga efisiensi
termal mesin akan ikut meningkat. Hingga saat ini penggunaan superheater masih
sangat populer, terutama pada boiler-boiler pipa-air besar pembangkit listrik
tenaga uap.
8 Boiler
III. Economizer
Boiler economizer adalah alat penukar panas yang memanaskan cairan, biasanya
air, hingga tetapi biasanya tidak melebihi titik didih cairan. Economizer dinamakan
demikian karena alat tersebut dapat memanfaatkan entalpi aliran fluida yang
panas, tetapi tidak cukup panas untuk digunakan dalam boiler, sehingga
pemulihan entalpi lebih bermanfaat dan meningkatkan efisiensi boiler. Economizer
adalah perangkat yang dipasang pada boiler yang menghemat energi dengan
menggunakan gas buang dari boiler untuk memanaskan air dingin yang
digunakan untuk mengisinya.
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 9
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan ratio penguapan, berkurang terhadap waktu
disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya
operasi pemeliharaan boiler. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti
buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja
boiler. Neraca panas dapat membantu dalam pengidentifikasi kehilangan panas yang dapat
ataupun tidak dapat dihindari. Uji effisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan
penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk
tidakan perbaikan boiler kedepannya.
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk terhadap energi total yang
keluar boiler dalam bentuk yang berbeda. Proses pembakaran pada boiler dapat
digambarkan pada diagram neraca energi. Diagram ini menggambarkan energi yang masuk
dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi
aliran energi panas yang hilang.
10 Boiler
Keseimbangan energi total yang masuk ke boiler terhadap energi yang meninggalkan boiler
dalam bentuk lain di tunjukan dalam gambar dibawah ini;
Dapat dilihat dari gambar diatas, ketika bahan bakar masuk kedalam boiler dalam keadaan
100%. Namun yang terpakai secara efektin atau efisien dalam boiler hanya akan
menghasilkan output 73,8%. Bahan bakar yang lain berubah menjadi persenan kecil yang
keluar bersama output. Karena pada dasarnya Bahan bakar mengandung muatan carbon
yang dapat menghasilkan air maupun udara yang dipakai dalam pembakaran.
Persenan kecil-kecil tersebut bisa berupa penguapan kadar air dalam bahan bakar, adanya
kadar air dalam udara yang dipakai dalam pembakaran, gas cerobong yang kering, bahan
bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang atau fly ash, bahan bakar yang tidak terbakar
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 11
dalam abu bawah atau bottom ash, maupun radiasi dan kehilangan yang tidak terhitung.
Namun panas yang hilang dan dihasilkan jika dijumlahkan akan seimbang dengan bahan
bakar yang masuk ke boiler.
100% fuel = 12,7% panas hilang dalam gas buang kering + 8,1% panas hilang dari H2 pada
gas buang + 1,7% panas hilang karena kadar air dalam bahan bakar + 0,3% panas hilang
karena kadar air dalam udara yang dipakai untuk pembakaran + 2,4% panas hilang dalam
bahan tidak terbakar di residu + 1,0% panas hilang karena radiasi yang tidak terhitung +
73,8% panas dalam steam.
m x Cp x (Tf-Ta)
%Dry
(1) Flue = X 100
GCV fuel
(2)
%Steam 9 x H2 x 584 + Cp (Tf-Ta)
X 100
= GCV fuel
C. Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan bakar
M x 584 + CP x (Tf-Ta)
X 100
%Moisture fuel = GCV fuel
(3)
Dimana; Dimana, M –persen kadar air dalam 1 kg bahan bakar, Cp =
panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45 kkal/kg).
12 Boiler
E. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
terbang/ fly ash
F. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
bawah/ bottom ash
Kehilangan radiasi dan konveksi aktual sulit dikaji sebab daya emisifitas
permukaan yang beraneka ragam, kemiringan, pola aliran udara, dll. Pada boiler
yang relatif kecil, dengan kapasitas 10 MW, kehilangan radiasi dan yang tidak
terhitung dapat mencapai 1 hingga 2 persen nilai kalor kotor bahan bakar,
sementara pada boiler 500 MW nilainya 0,2 hingga 1 persen. Kehilangan dapat
diasumsikan secara tepat tergantung pada kondisi permukaan.
Berikut adalah hubungan banyaknya gas tumpuk dengan besarnya effisiensi yang
didapat dengan bahan bakar yang berbeda-beda;
Tabel 3. Gas tumpuk vs efisiensi
Mayoritas dari boiler kapal menggunakan pembakaran minyak dengan boiler gas dan batu
bara lebih sulit ditemui. Di laut,kapal tanker yang dirancang untuk membawa liquefied
natural gas (LNG) dapat menggunakan gas boil-off dari tangki gas yang dibawa untuk
menjadi bahan bakar cadangan kapal tersebut.
Boil off itu sendiri adalah gas hasil dari menguapnya liquefied natural gas pada tangki
muatan. Terjadinya boil off itu sendiri karena tangki pada kapal LNG walau didesain untuk
tetap dingin.tidak dapat mengisolasi secara sempurna terhadap panas.Gas boil-off dari
muatan dikumpulkan dan dipompa ke boiler dimana akan dibakar antara dibakar tanpa
campuran atau dicampur dengan campuran minyak bahan bakar.
Kuantitas dari gas boil-off yang tersedia dari liquified natural gas sendiri adalah fungsi dari
suhu laut, suhu dari udara sekitar,gerakan dari kapal dan juga proses loading muatan
kedalam kapal dan dapat semakin bervariasi semakin lama muatan tersebut dibawa.
Selama bertahun tahun,boiler menggunakan batu bara untuk bahan bakar yang dipompa
secara manual kedalam ruang pembakaran.Disaat minyak mulai dapat digunakan dan
relatif lebih murah serta lebih mudah pula untuk mengendalikan tenaga kerja dan polusi
udara yang dihasilkan jika dibandingkan batu bara,sehingga penggunaan batu bara sebagai
bahan bakar mulai berkurang.Banyak cara digunakan untuk menggunakan bubuk batu bara
sebagai bahan bakar,yang dimana digunakan di darat,tapi hasilnya tidak mencapai
target,karena volume dari tungku yang dibutuhkan untuk proses pembakaran ketika
membakar bubuk batu bara lebih besar untuk pemasangan dibandingkan ruangan yang
biasa disediakan untuk pemasangan marine boiler.
Selain untuk penggunaan darat, boiler dengan permukaan ruang bakar yang besar dan
ruang penyimpanan yang relatif lebih kecil sudah dibuat.Boiler ini dibuat dengan stokers
yang sudah diperbarui,pengendalian dan peralatan coal-handling.Hal ini dapat dibuktikan
dengan pengoperasian boiler secara periodik dengan keadaan ruangan tanpa awak.
Penggunaan bahan bakar minyak pada boiler sudah ada sejak 1870 namun tidak popular
sampai pada era otomotif yang membutuhkan industry minyak yang mendunia. Jika
dibandingkan dengan bahan bakar lain,minyak lebih mudah dikemas,dipindahkan dan
dimasukkan kedalam ruang pembakaran.Perawatan yang dilakukan pada mesin minyak
juga lebih mudah jika dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
14 Boiler
Dibawah ini akan dijelaskan jenis jenis bahan bakar dan metode pembakarannya pada boiler
2.5 Efek Dari Desain Kapal dan Permesinan Lainnya Pada Desain Boiler
Seperti kita ketahui fungsi boiler adalah sebagai mesin penggerak mesin utama pada kapal,
maka dari itu dalam pemilihan boiler untuk kapal, desain dari sebuah kapal dan mesin
mesin lainnya sangatlah menentukan. Dalam pemilihan boiler ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan seperti :
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 17
Ruang
Berat
Regulasi
Dalam hal pemilihan boiler ini, owner kapal atau pemilik kapal memiliki peran penting.
Dikarenakan owner kapal atau pemilik kapal mungkin memiliki prefensi mengenai desain
boiler dan persyaratan desain yang spesifik.
Seperti diketahui prefensi ini mungkin termasuk jumlah boiler, jenis boiler dan
pengaturannya, lokasi koneksi utama, penggunaan pemanas udara economizer,
pembakaran, rasio evaporasi. Owner kapal atau pemilik kapal juga sangat memperhatikan
permasalahan biaya yang akan di keluarkan.
Permasalahan pokok dalam desain boiler adalah untuk menentukan proporsi sesuai dari
berbagai pemanasan permukaan sangat menarik untuk menggunakan panas yang
maksimum yang tersedia di (dalam) produk pembakaran. suatu disain yang sesuai akan
memenuhi biaya yang paling rendah pada siklus hidup basisnya.
Masing-masing komponen harus terintegrasi dengan unsur-unsur lain dari unit untuk
menyediakan suatu disain yang seimbang diantaranya biaya invest utama dan bahan bakar,
pemeliharaan, dan biaya operasi akan menjadi minimum selama masa penggunaan kapal.
sama sekali tidak harus keandalan atau keselamatan yang disepakati oleh pertimbangan
biaya ini.
Langkah yang pertama adalah pemilihan dari jenis dasar ketel uap, superheater dan
economizer atau alat pemanas udara atau kedua-duanya yang digunakan. pemilihan ini
didasarkan pada bagian yang lebih penting dan bagian yang masih tersedia ruang untuk
instalasi dan kebutuhan operasi nya.
Kwantitas bahan bakar yang diperlukan adalahuntuk menentukan efisiensi generator uap
yang diinginkan, memberikan tekanan uap, temperatur, dan arus, temperature air pengisi
dan nilai pemanasan bahan bakar.
Karakteristik bahan bakar dan jumlah peralatan bahan bakar pembakaran yang tersedia
untuk dilakukan. ini adalah putaran turn sets kebutuhan udara kelebihan. kalkulasi
pembakaran dibuat kemudian untuk menentukan tiap jam jumlah corong asap gas yang
sekarang melalui/sampai unit itu.
Jalan keluar atau tumpukan suhu gas untuk mana corong asap gas harus didinginkan untuk
mencapai efisiensi yang diinginkan dan jika pengalaman menunjukkan memuaskan
atherwise atau dapat dicapai, disain dapat berproses. Jika bukan, pemilihan efisiensi yang
lain harus dibuat dan kalkulasi diulangi.
Kemudian yang akan dihitung adalah Temperatur furnace exit gas. dimana nilai nya adalah
bergantung pada radiant dan pemindahan gas/panas pemindahan kalor permukaan yang
diinstall di (dalam) dinding-dinding air, lantai, atap, and screen (radiant only) seperti halnya
theaxtent dari refractory present. berikutnya, suhu gas jatuh dan panas yang diserap oleh
screen dan superheater ditentukan.
Ukuran dan pengaturan jarak tabung dan jumlah permukaan diasumsikan pada awalnya.
ini kemudian akan dimodifikasi untuk menyediakan uap air temperatur yang diinginkan
dan tabung konservatif temperatur metal sebagaimana diperlukan. pada umumnya
beberapa layar dan superheater kombinasi diselidiki untuk menentukan solusi yang paling
hemat.
Boiler bank, economizer, dan permukaan pemanas udara merupakan ukuran untuk
menyediakan suhu gas pengambilan akhir yang diperlukan. pada setiap (menyangkut)
langkah-langkah [hanya;baru saja] menguraikan, memaraf aneka pilihan ketebalan dan jenis
material untuk tabung, serudukan/palu air, dan drum dibuat.
Dengan heating surface estabilished, kerugian draft trhough semua komponen dihitung. jika
kerugian draft melebihi kemampuan dari kemampuan fan yang diinginkan, pemindahan
kalor dan draft yang sebelumnya dihitung disesuaikan dengan mengubah tabung yang
mengatur jarak, jumlah baris menyeberang atau kedalaman atau untuk tinggi ketel uap
komponen. suatu ukuran atau nomor/jumlah pembakar minyak berbeda mungkin perlu
untuk membantu dalam mencapai suatu saldo/timbangan kebutuhan draft akhir dan
kemampuan kapabilitas kipas.
Presure drops dari uap air dan uap lewat semua komponen dari lubang masuk air pengisi
economizer kepada superheater outlet yang akan dihitung kemudian. mereka, pada
gilirannya, estabilish [adalah] ketel uap yang diperlukan dan economizer disain memaksa
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 19
dan katup aman yang ditentukan. suatu analisa peredaran kemudian adalah yang disiapkan
menggunakan heatabsorptions menentukan dari pemindahan kalor kalkulasi. dari ini, yang
sized dan jumlah tabung dan persediaan disesuaikan dengan yang akan diperlukan.
A. Ruang
Ruang pada sebuah kapal sangat menentukan untuk pemilihan boiler. Ruang yang
disediakan untuk permesinan dijaga seminimal mungkin oleh arsitek angkatan laut
karena ruang yang ditempati oleh mesin tidak menghasilkan pendapatan. Perancang
boiler biasanya diminta untuk menyesuaikan desain boiler dengan ruang yang tersedia.
Seperti besar atau kecilnya ruang muat pada steam boiler.
Untuk ketinggian boiler dapat dibatasi oleh dek atau lokasi casing mesin. Dimensi
kedalaman boiler dapat dikontrol oleh lokasi sekat, akses, atau persyaratan ruang
pembaruan tabung serta lokasi konsol kontrol, mesin utama, dll. Untuk sebagian besar
ruang yang tersedia menentukan ekonomi desain.
Jadi klasifikasi dari boiler sendiri memiliki karakteristik sendiri untuk jenis jenis kapal
tertentu. Seperti kita ketahui boiler dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
fluida,seperti:
a. Pipa Api
Prinsip kerja dari pipa api adalah proses pengapian terjadi di dalam pipa, dan
kemudian panas yang di hasilkan akan dihantarkan langsung ke dalam boiler
yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan
tekanan yang di hasilkan boiler tersebut.
Centre-Flue Boiler
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 21
Return-Flue Boiler
Boiler Huber
Boiler Huber menjadi boiler pipa-api pertama yang lebih kompleks dari
beberapa jenis boiler sebelumnya. Boiler ini sudah tidak menggunakan
satu pipa besar sebagai saluran balik gas buang, namun sudah
menggunakan beberapa pipa kecil atau tube dengan tujuan untuk
memaksimalkan perpindahan panas dari gas buang ke air di dalam tanki.
Bentuk dari saluran gas buang setelah keluar dari ruang pembakaran juga
memiliki desain lebih baik. Desain tersebut membuat distribusi gas
menjadi lebih maksimal ke semua saluran pipa.
Boiler Butterley
Boiler Lancashire
Boiler Cornish juga memiliki turunan desain boiler pipa-api yang lain
bernama Boiler Lancashire. Jika boiler Cornish hanya memiliki satu ruang
bakar dan sekaligus satu pipa-api besar di tengah-tengah tanki air, maka
boiler Lancashire memiliki dua ruang bakar yang sekaligus dua pipa-api
di tengah-tengah tanki air. Boiler yang dikembangkan oleh William
Fairbairn di tahun 1844 ini berusaha menyesuaikan desain boiler Cornish
jika menggunakan bahan bakar batubara di area Lancashire di dataran
Inggris, yang cenderung berkarakter sulit dibakar di boiler berukuran
kecil.
Boiler Lokomotif
24 Boiler
Boiler ini pun sudah didesain memiliki banyak pipa-pipa api berukuran
sedang yang lebih kecil dari pipa-api pada Boiler Centre-Flue dan Return-
Flue, sehingga akan memperbesar transfer energi panas dari gas
pembakaran ke air. Satu komponen penting dari Boiler Lokomotif adalah
keberadaan katup uap superheater yang berada di dalam bagian bernama
dome. Katup satu arah ini hanya akan terbuka oleh uap air superheater
pada saat mencapai tekanan tertentu. Selanjutnya uap air kering akan
masuk menjadi media penggerak piston uap.
Boiler Scotch Marine menjadi desain boiler pipa-api yang paling populer
digunakan bahkan hingga saat ini. Boiler ini pada awalnya dibuat untuk
memenuhi kebutuhan uap pada mesin-mesin kapal laut.
Boiler pipa-api dengan yang tersusun atas pipa-pipa api vertikal disebut
sebagai boiler pipa-api vertikal. Boiler tipe ini memiliki kelebihan desain
dan proses pembuatan yang tidak terlalu rumit. Ruang bakar berada di
bawah tanki air, dengan pipa-pipa untuk saluran gas buang yang
tersusun vertikal di dalam tanki air.
Boiler Horizontal Return Tubular mirip dengan boiler-boiler pipa api lain
yang telah kita bahas. Memiliki susunan pipa-pipa api mendatar. Yang
sedikit berbeda adalah desain penempatan ruang bakar yang tidak berada
di dalam tanki air, namun berada di bawah tanki. Pipa-pipa api yang ada
di dalam tanki hanya akan dilewati oleh gas buang panas hasil
pembakaran bahan bakar di ruang bakar tersebut.
Boiler pipa-api terakhir ini memiliki satu ciri khas yang tidak dimiliki oleh
boiler-boiler pipa-api lainnya. Boiler yang dikembangkan oleh pabrikan
Sellers Manufacturing ini didesain agar tiap-tiap pipa-api yang ada di
dalam tanki air berfungsi sebagai ruang bakar sekaligus juga saluran gas
buang panas hasil pembakaran.
b. Pipa Air
Boiler jenis water tube ini memiliki prinsip kerja seperti proses pengapian
terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang
berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui
economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di
dalam sebuah steam-drum.
kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor
utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Dilihat dari penjelas yang sudah dijelaskan dibagian atas,dapat kita simpulkan
bahwa boiler jenis fire tube bisa digunakan untuk kapal kapal yang memiliki
space atau ruang muat yang besar,dikarenakan kapal ini hanya memiliki
karakteristik yaitu menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang besar.
B. Berat
Dengan boiler jenis drum, berat minimum untuk efisiensi maksimum diperoleh dengan
kedalaman tungku minimum, panjang tabung maksimum, dan jumlah baris tabung
maksimum. Membatasi ketinggian dapat membatasi kapasitas karena berkurangnya
sirkulasi. Itu juga dapat mengakibatkan kemiringan tabung dan dalam jarak bebas
burner kurang dari minimum yang diperlukan untuk desain yang baik.
Berat minimum dari semua jenis boiler akan sangat bervariasi dengan kondisi desain;
peningkatan rasio evaporasi, kapasitas tempat pembakaran, atau tekanan udara
menurunkan berat boiler yang dirancang untuk keluaran uap tertentu.
Dengan tingkat penguapan tetap per kaki persegi dari permukaan penyerap panas,
berat boiler per pon uap yang dihasilkan akan lebih sedikit untuk boiler dengan output
uap yang lebih besar, karena bagian boiler tertentu tetap dalam ukuran dan berat di
atas kisaran kapasitas yang masuk akal.
Berat badan boiler sangat tergantung pada ruang juga. Umumnya semakin besar
dimensi fisik boiler untuk output yang diberikan, semakin besar bobotnya. Maka dari
itu seperti pada sebelumnya, menurut dari beratnya maka boiler jenis fire tube akan
memiliki berat yang lebih sedikit jika di bandingkan boiler jenis water tube.
30 Boiler
Suatu sistem penilaian boiler ramah lingkungan telah disusun berdasarkan kriteria
utama keramahan lingkungan. Kriteria tersebut ditinjau dari sisi desain boiler maupun
dari metode pengoperasiannya. Kriteria dari sisi desain di antaranya adalah jenis
teknologi boiler dan kelengkapan peralatan tambahannya. Sedangkan kriteria dari sisi
operasi, misalnya jumlah udara lebih yang digunakan dan temperatur gas buang.
Pada sistem penilaian ini, dua kriteria terpenting adalah jenis bahan bakar dan emisi
polutan. Jenis bahan bakar sangat penting dalam penentuan keramahan lingkungan
suatu boiler, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap emisi polutan dan gas
rumah kaca, terutama CO2. Dalam penilaian ini, emisi polutan terukur dari suatu boiler
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan menurut Peraturan Menneg LH No. 07
Tahun 2007, sesuai dengan jenis bahan bakarnya.
Kinerja boiler dinilai dengan cara pembandingan dengan suatu nilai acuan
(benchmark) yang dianggap ideal. Penggunaan acuan tersebut dimaksudkan untuk
menjadi visi jangka panjang para pemangku kepetingan dalam pemilihan teknologi.
Pada prakteknya, keadaan ideal tersebut pada masa ini tentu masih sulit untuk dicapai,
sehingga tidak ada kewajiban untuk mencapai kondisi ideal dalam jangka waktu
singkat.
Berdasarkan hasil penilaian akhir dari kriteria tersebut, boiler akan mendapatkan
kategori ramah lingkungan (“sangat ramah”, “ramah”, “cukup ramah”, dst).
Kategorisasi ramah lingkungan tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai acuan
dalam hal pengambilan keputusan dalam investasi boiler ramah lingkungan. Sistem
penilaian ini dimaksud untuk membantu para pemangku kepentingan terutama
pemerintah, pelaku industri, dan badan finansial untuk mencapai pemahaman yang
sama dalam hal teknologi ramah lingkungan. Sistem penilaian ini dimaksud untuk
membantu para pemangku kepentingan terutama pemerintah, pelaku industri, dan
badan finansial untuk mencapai pemahaman yang sama dalam hal teknologi ramah
lingkungan. Sistem ini pun dapat membantu pelaku industri untuk melakukan
investasi ramah lingkungan dengan bantuan dana dan insentif yang tersedia dari
pemerintah melalui badan finansial.
Emisi beberapa jenis polutan dari boiler telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi untuk Ketel Uap,
sedangkan khusus untuk industri pulp dan kertas, baku mutu emisi diatur dalam
Keputusan Pemerintah LH No. 13 Tahun 1995. Pada Tabel 3 dan Tabel 4, disarikan
kedua peraturan baku mutu tersebut .
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 31
Gap akan diberikan jika boiler menghasilkan emisi yang melebihi baku mutu.
Untuk bahan bakar biomassa, digunakan baku mutu untuk biomassa lain pada
Tabel 3. Pematuhan terhadap peraturan baku mutu harus diutamakan dalam
penilaian boiler,dimana
Faktor pengali yang dipilih adalah 0,2; dengan emisi dan baku mutu emisi dinyatakan
dalam mg/m3. Untuk karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon, digunakan nilai batas
sebesar 400 dan 100 mg/m3 sebagai pengganti nilai baku mutu, karena belum tersedianya
baku mutu nasional untuk CO dan hidrokarbon. Pengukuran emisi dapat dipadukan
dengan program yang telah berjalan, seperti misalnya PROPER KLH. Frekuensi
pengukuran dapat mengikuti aturan yang telah berlaku.
Limbah padat dihasilkan pada pembakaran bahan bakar padat seperti batubara dan
biomassa. Limbah padat terdiri dari mineral yang terkandung dalam bahan bakar serta
karbon yang tak terbakar. Jumlah limbah padat yang dihasilkan berupa fly ash dan bottom
ash. Fly ash adalah abu yang terbawa oleh gas buang dan tertangkap dalam penangkap abu
(electrostatic precipitator/fabric filter, apabila ada). Sedangkan bottom ash adalah abu yang
terkumpul pada bagian bawah tungku boiler.
Penalti akan dikenakan terhadap boiler yang menghasilkan abu sebagai limbah padat, dan
akan dikenakan penalti selanjutnya apabila abu mengandung karbon yang tidak terbakar.
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 33
Karbon yang tidak terbakar (dinyatakan dalam % dari abu) merupakan salah satu sumber
inefisiensi.
Pengukuran jumlah abu yang terkumpul dapat dilakukan dari inventarisasi penjualan abu
serta inventarisasi penggunaan bahan bakar. Apabila tidak dilakukan penjualan abu, maka
penimbangan jumlah abu yang dihasilkan cukup mudah untuk dilakukan oleh operator
boiler. Pengukuran kandungan karbon pada abu belum umum dilakukan di Indonesia
walaupun kandungan karbon tersebut merupakan indikator utama efsiensi pembakaran
dalam tungku boiler. Untuk kepentingan penilaian boiler, perlu dibuat suatu standar
pengambilan sampel dan metode pengukuran kandungan karbon.
Masalah desain boiler mendasar adalah menentukan proporsi yang tepat dari berbagai
permukaan menyerap panas untuk menggunakan panas maksimum yang tersedia pada
produk. Desain yang tepat akan mencapai hal ini dengan biaya terendah berdasarkan life-
cycle. Masing-masing komponen harus diintegrasikan dengan unsur lain untuk memberikan
desain yang seimbang dimana biaya dan bahan bakar, pemeliharaan, dan biaya operasional
yang akan berguna di dalam kapal. Kriteria desain yang paling penting adalah dalam
bidang pembakaran, penyerapan panas, sirkulasi , dan penurunan tekanan pada boiler.
Indikator terrsebut mampu memberikan gambaran tentang kecocokan boiler pada
penggunaan tertentu.
2.6.1. Pembakaran
Fungsi dasar tungku boiler adalah menghasilkan jumlah panas maksimum dari jumlah
tertentu dari sebuah bahan bakar tertentu. Fungsi sekunder yang berguna adalah
menghasilkan uap di sirkuit tabung dinding tungku. Aspek teoritis pembakaran telah
diketahui selama bertahun-tahun. Namun, pencapaian pembakaran yang baik di dalam
tungku marine boiler yang relatif kecil membutuhkan pengetahuan praktis dan pengalaman.
Pembakaran lengkap dapat diperoleh asalkan cukup waktu (fungsi volume tungku),
turbulensi (disediakaan oleh geometri rakitan burner), dan suhu yang cukup tinggi untuk
memberikan pengapian.
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi kimia oksigen dengan unsur mudah
terbakar dalam bahan bakar. Bahan bakar umumnya hanya memiliki tiga unsur penyusun
34 Boiler
yang bersatu dengan oksigen untuk menghasilkan panas. Unsur dan senyawa, serta bobot
molekul dan konstanta pembakarannya termasuk nilai pemanasan.
Oksigen bergabung dengan unsur yang mudah terbakar dan senyawanya sesuai dengan
hukum kimia. Reaksi khas untuk bahan bakar yang mudah terbakar, berdasarkan asumsi
bahwa reaksi selesai dengan jumlah oksigen yang tepat yang diperlukan:
Panas yang berevolusi atau panas pembakaran biasanya disebut “nilai pemanasan bahan
bakar” dan merupakan jumlah dari reaksi dari berbagai unsur penyusun untuk satu pon
bahan bakar yang dipertimbangkan. Nilai pemanasan bahan bakar dapat dihitung dari
pertimbangan teoritis atau mungkin ditentukan, untuk minyak aktual, dengan membakar
sampel dalam kalorimeter bom (wadah tertutup yang kuat untuk mengukur panas dari
pembakaran). Dalam menguji bahan bakar dengan kalorimeter bom untuk menentukan
panas yang diberikan, dua nilai dapat dilaporkan: nilai panas yang lebih tinggi (atau kotor
atau lebih tinggi) dan katup pemanas bawah atau bersih. Untuk nilai pemanasan yang lebih
tinggi, diasumsikan bahwa setiap uap air yang terbentuk dengan membakar unsur
hidrogen semuanya dikondensasi dan didinginkan sampai suhu awal di kalorimeter pada
akhir pengujian. Panas penguapannya sekitar 970 Btu/lb minyak, termasuk nilai
pemanasan yang dilaporkan. Untuk nilai pemanasan yang lebih rendah, diasumsikan
bahwa tidak ada uap air yang mengembun dan bahwa semua produk pembakaran tetap
berada dalam keadaan gas. Di negara-negara bersatu nilai pemanasan yang lebih tinggi
digunakan karena tersedia secara langsung dari penentuan kalorimeter dan karena praktik
membeli bahan bakar pada basis nilai pemanasan yang lebih tinggi. Nilai pemanasan yang
lebih rendah umumnya digunakan dalam praktek eropa.
Karakteristik bahan bakar yang akan tersedia untuk kapal dalam perdagangan biasa harus
diestali pada awal proses perancangan. Ini akan memungkinkan pemilihan peralatan yang
optimal untuk membakar bahan bakar dan membersihkan ketel. Selain itu, pemilihan suhu
dan bahan serapan yang sesuai dapat dilakukan untuk seluruh pabrik boiler sehingga dapat
mengurangi masalah korosi dan perawatan. Sebagian besar boiler laut dipecat dengan
minyak, dengan boiler kayu, gas, dan batu bara kurang umum. Penembakan kayu pada
umumnya terbatas pada pengoperasian sungai di sungai dengan banyaknya kayu di
dekatnya dan bukan merupakan bahan bakar penting yang mungkin terjadi di beberapa
daerah terpencil di dunia. Boiler berbahan bakar gas digunakan terutama pada tongkang
listrik atau bor yang diperbaiki di lokasi dan dapat dipasok dari darat. Di laut, kapal tanker
yang dirancang untuk membawa gas alam cair dapat menggunakan cairan alami dari tangki
gas kargo sebagai bahan bakar tambahan. Gas kargo ini mendidih dikumpulkan dan
dipompa ke boiler dimana dibakar bersamaan dengan minyak. Pilot pembakar minyak
mengarahkan pilot untuk memberikan stabilitas pengapian dan juga untuk menambah
irama yang ada dari gas. Kuantitas mendidih yang tersedia dari gas alam cair adalah fungsi
suhu laut dan udara ambien, gerak kapal, dan pemuatan kargo, antara lain, dan dapat
bervariasi dari hari ke hari.
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 35
Boiler yang dipecat oleh tujuan telah bertahan terutama di kapal-kapal tua yang beroperasi
di danau dan sungai, dan di feri, kapal penjepit, kapal tunda, dan kapal penarik yang
beroperasi di bidang jasa pantai. Jumlah mereka terus menurun dari tahun ke tahun seiring
kenaikan biaya tenaga kerja dan pengendalian pencemaran udara diperluas. Sebagian besar
boiler laut berbahan bakar batubara menggunakan tembakan tangan atau stroker.
Penggunaan strokers, terutama tipe penyebar, memungkinkan tingkat tembakan per kaki
persegi permukaan garpu sekitar 40 sampai 50 persen lebih banyak daripada untuk
penembakan tangan. Hal ini mengakibatkan boiler yang jauh lebih campact dan lebih
ringan dari pada yang dirancang untuk penembakan tangan. Tetapi bahkan mereka jauh
lebih besar dan lebih berat daripada boiler berbahan bakar minyak yang dirancang untuk
menghasilkan uap yang sebanding. Penembakan batubara yang digerus, yang banyak
digunakan di darat, jarang digunakan di laut karena volume tungku yang diperlukan untuk
perjalanan api, tingkat pelepasan panas yang rendah, dan combusion yang memuaskan
membuat boiler tinggi. Pemuatan fly ash yang tinggi dari gas buang memperparah erosi
tabung, slaging, dan masalah emisi saham.
Minyak digunakan sebagai bahan bakar boiler pada awal tahun 1870 namun tidak
digunakan secara luas sampai usia mobil membutuhkan industri minyak dunia yang luas.
Dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, minyak mudah dimuat di atas kapal, disimpan,
dan dimasukkan ke dalam tungku, dan percikan api membutuhkan sedikit perawatan
mahal. Sejumlah kecil abu dan kontaminan yang dikandungnya tidak memerlukan fasilitas
penanganan abu yang ekstensif yang diperlukan untuk penembakan batubara. Harus
diakui bahwa minyak bahan bakar dari sumber yang berbeda, sementara yang serupa
dengan nilai kalor, memiliki jumlah kontaminan yang bervariasi yang dapat berbahaya
dalam berbagai cara. Kontaminan utama terdiri dari garam vanadium dan sodium. Sebagai
kelas, mereka disebut abu dan kehadiran mereka harus sepenuhnya diperhitungkan oleh
perancang. Demikian pula, kandungan belerang mungkin sangat banyak dari hampir tidak
sampai 6-7% dalam minyak mentah asam. Sulfur memiliki efek yang diputuskan pada
efisiensi siklus yang dapat diperoleh tanpa korosi yang serius di economizer, pemanas
udara, dan serapan.
Senyawa vanadium dan sodium mempengaruhi disain superheater. Jika minyak yang
dibakar dalam perdagangan tertentu sangat kaya akan unsur penyusun ini, superheater
dapat dirancang dengan suhu tabung logam yang lebih rendah dari biasanya untuk
menghindari kemungkinan masalah korosi logam berat dan korosi. Penukar panas akhir
dingin yang dirancang dengan pengakuan penuh kandungan belerang yang hadir dalam
bahan bakar akan mengalami minimal korosi dan perawatan yang mahal. Sebuah boiler
yang dirancang untuk memanfaatkan bahan bakar minyak residu dengan biaya rendah
dapat selalu membakar bahan bakar yang lebih ringan jika situasinya membenarkannya.
Namun, boiler dengan permukaan pemanas yang rapat yang dirancang untuk minyak
ringan seperti bahan bakar turbin diesel atau aviaton tidak akan memuaskan pada bahan
bakar residu tidak akan memuaskan secara memuaskan pada bahan bakar residu dalam
waktu yang sangat lama. Pelepasan timah gas dan pembakar minyak dan masalah
pembakaran di tungku bisa diantisipasi.
Untuk tujuan desain dan komparatif, acuan bahan bakar standar adalah
bahan bakar minyak (Bunker C) yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Karbon 87.75
Hidrogen 10.50
Sulfur 1.20
Oxygen 0.40
Nitrogen 0.15
Moisture -
Total 100
Nilai pemanasan yang lebih tinggi dari bahan bakar acuan standar yang
ditentukan oleh kalorimeter bom dan dikoreksi untuk panas spesifik pada
tekanan konstan adalah 18.500 Btu per lb. Suhu dasar untuk kandungan
panas ditetapkan sebagai 100 F. Untuk perhitungan keseimbangan desain
dan panas, nilai pemanasan minyak dikoreksi untuk penambahan panas
tambahan (dalam Btu/lb) dalam memanaskan minyak sampai suhu
(diasumsikan 200 F) yang diperlukan untuk atomisasi yang benar dengan
ungkapan berikut: Penambahan panas = 0.46 ( suhu atomisasi – 100 F )
Nilai pemanasan total dari minyak referensi adalah 18.546 Btu per lb dan
digunakan untuk semua jenis atomisasi termasuk atomisasi uap.
b. Udara Bakar
Oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran dipasok oleh udara
pembakaran. Konstituen lain dari udara bertindak sebagai pengencer. Udara
atmosfir adalah campuran yang dibedakan dari senyawa kimia-oksigen,
nitrogen, dan sejumlah kecil karbon dioksida, uap air, argon, dan gas inert
lainnya. Komposisi dasar udara kering untuk tujuan pembakaran dianggap:
%Oksigen %Nitrogen
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 37
Spesifik
Panas
Kelebihan Udara,Persen 0 5 10 15 20
Seringkali kelebihan rasio udara atau rasio bahan bakar udara dibahas
dalam hal CO2, yang mudah diperoleh dari operasi boiler dengan
menggunakan analisis Orsat. Pembacaan orsat sebesar 14% CO 2 sesuai
dengan sekitar 15% kelebihan udara. Menunjukkan hubungan antara
CO2, O2 dan udara berlebih. Karena perhitungan perpindahan panas
dan draft didasarkan pada berat udara dan gas buang, penggunaan
terminologi “persen CO2”, yang merupakan ukuran volumetrik, sangat
penting hanya dalam membandingkan kinerja pembakar minyak. Ini
sangat berguna dimana minyak yang digunakan adalah analisis yang
sangat bervariasi dari bahan bakar referensi standar. Rasio udara berlebih,
atau rasio bahan bakar udara, juga dapat ditentukan dengan mudah
dengan menggunakan alat analisa oksigen; pembacaan oksigen 3% sesuai
dengan sekitar 15% kelebihan udara.
c. Efisiensi
Dengan proses perancangan awal, salah satu ungkapan ini dipecahkan
untuk heat input Hi, dari mana berat minyak dibakar dengan mudah
ditentukan dengan membagi dengan nilai pemanasan bahan bakar desain,
biasanya 18.546 Btu/lb. Semua kuantitas yang ditentukan didasarkan
pada laju alir per jam. Efisiensi boiler yang dibutuhkan biasanya
ditentukan oleh spesifikasi atau keseimbangan panas. Bersama dengan
tekanan uap dan suhu desain, ia menetapkan jumlah dan pengaturan
permukaan pemanas yang terpasang pada boiler dan pemanasan awal.
Tekanan uap desain dan suhu saturasi yang sesuai mengatur suhu
“tenggelam” yang efektif dari penyimpan pembangkit boiler; dan air
umpan. Dalam kasus instalasi pemanas udara, tempat cuci adalah udara
masuk ke dalamnya, biasanya 100 F. Kurva efisiensi versus beban untuk
generator uap. Perhatikan bahwa efisiensi berkurang dengan peningkatan
keluaran uap. Jumlah gas buang panas yang akan didinginkan meningkat
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 39
depan, biasanya dibatasi minimal enam kaki meskipun ada boiler dengan
rating tinggi yang sesuai dengan kedalaman tungku hanya lima lapis.
e. Ruang Tungku
Setelah laju pembakaran serta jumlah dan jenis pembakar minyak Agis
Mitra Mandiri, desain tanur dilakukan. Sebagai panas ot jumlah
menyerap radiasi permukaan disediakan menentukan suhu tungku
keluar gas untuk sebagian besar, pilihan dari konstruksi tungku mungkin:
dinding tahan api dan dinding air didinginkan. Awalnya tungku
semuanya sederhana bata-ruang berlapis. Sebagai suku menembak
didorong lebih tinggi dan output dari boiler ukuran tertentu meningkat,
kehidupan dinding tahan api dan biaya pemeliharaan menjadi benar-
benar tidak memuaskan. Untuk meningkatkan kehidupan tahan api, air
pendingin dalam bentuk tabung spasi disusun untuk menyerap panas
oleh radiasi langsung dari awan api. Dengan ini berarti tungku wer
menurunkan suhu dan itu mungkin untuk meningkatkan laju
pembakaran dalam tungku amplop yang diberikan [2,3]. Padam untuk
perbaikan adalah diminimalkan dan penggunaan bahan bakar kelas yang
lebih rendah menjadi mungkin.
masuk .Tahan api dan bahan isolasi yang digunakan di belakang tabung dan,
dalam posisi ini dilindungi, mereka memiliki kehidupan yang hampir tak
terbatas. Bentuk lain dari dinding air-cooled adalah dinding dilas, seperti yang
digambarkan oleh Gbr.20, yang lazim di ketel ukuran besar. Dalam jenis
konstruksi, tabung dirakit menjadi panel oleh jarak tabung dan bar toko-las
pengisi antara mereka pada mesin las otomatis. Tabung dari panel berkumpul
adalah dari lapangan-dilas untuk nozel stub pada header waterwall dan drum
ketika unit yang didirikan di galangan kapal. Dari sudut pandang kinerja,
jenis konstruksi adalah setara dengan dinding tangen-tabung.
Untuk sejumlah tahun lantai tungku perapian telah didinginkan dengan air
atas pertolongan horisontal tabung menginstal di bawah satu peliputan
refractory. Penyejukan dengan air, walau lalaikan, disediakan hidup
ditingkatkan untuk refractory lantai. Refractory pasti perlu untuk memastikan
lama hidup dari tabung lantai sejak satu tabung horisontal tidak dapat
memaklumi panas tinggi memasuki ke atas bidang ini. Apapun uap air
membentuk di situ cenderung untuk menyelimuti permukaan, mendekati
suhu logam tabung dan pimpinan untuk awal kegagalan. Setelah pemilihan
dari jenis dengan permukaan didinginkan dengan air dipergunakan dan satu
preliminaryfurnace ukuran dan kontur telah ditaksir atas dasar angka dan
pengaturan dari pembakar meminyaki, ini kemungkinan untuk menaksir
keluar tungku perapian menggas suhu ang memanaskan batas serapan
pelepasan dan panas kecepatan-angka. Didasari pada saat desain tungku
perapian dan pembakar, panas tungku perapian melepaskan kecepatan-angka
harus terbatas pada yang akan menghasilkan di kondisi pembakaran bajik dan
satu dandang ukuran minimum
logam tabung 620 F, ada margin sekitar 330 derajat F antara suhu logam dan
suhu oksidasi diijinkan baja karbon. Namun, ketahanan terhadap panas yang
mengalir di skala tabung internal yang cukup dan itu adalah tuhan praktek
desain untuk memberikan toleransi bagi variasi dalam kualitas air
umpan. Dengan sirkulasi boiler yang memadai dan kualitas air umpan yang
tepat, input panas ke tungku tabung hanya dibatasi oleh suhu tabung logam,
creep panas, dan tekanan.
j. Design Limitations
Sementara tidak ada tungku khusus temperatur gas keluar yang dapat
digunakan sebagai kriteria perancangan untuk semua jenis boiler, mereka
harus cukup tinggi untuk menjaga pembakaran yang baik di semua peringkat,
termasuk pemuatan pelabuhan. Namun, pada saat yang sama mereka tidak
boleh terlalu tinggi sehingga menyebabkan suhu casing tinggi atau
pemeliharaan tungku berlebihan. Karena persyaratan yang sangat ringan dan
kompak untuk instalasi unit angkatan laut, peringkat menguapkan dalam
boiler angkatan laut tiga kali lebih besar daripada yang umum untuk instalasi
sebagian besar pedagang. Akibatnya, pintu keluar tungku temperatur gas
dalam hak penuh untuk rentang overload sekitar 28000-3050 M ketika
menembak minyak dengan sekitar udara berlebih 15%. Adiabatik, atau
teoritis, suhu nyala api sekitar 3450-3500 F dengan pembakaran minyak, 15%
udara berlebih, dan 100 udara F pembakaran. Dengan temperatur udara
pembakaran 300 t0 350 F, suhu adiabatik meningkat menjadi sekitar 3650-
3700 F.
Jumlah baris tabung dipasang terutama bergantung pada sistem sirkulasi dan
suhu gas yang diinginkan meninggalkan tumpukan tabung. Suhu gas yang
meninggalkan tumpukan tabung boiler bervariasi dengan perubahan tekanan
uap, tingkat pembakaran, dan ukuran dan pengaturan tabung (pengaturan
tabung bisa berhenti atau in-line). Namun, ketebalan permukaan pemanas
boiler yang memadai harus dipasang untuk mendapatkan suhu gas keluar
yang menghasilkan efisiensi operasi ekonomis dan tidak memerlukan
tumpukan berlebih dan insulasi pembengkakan. Umumnya, suhu gas keluar
tidak boleh melebihi 750 F kecuali pemanas awal atau pemanas udara
digunakan.
l. Pemanas Lanjut
Pemanas lanjut harus memberikan suhu uap yang ditentukan selama masa
operasi boiler, tidak hanya selama percobaan awal atau operasi uji dan kinerja
yang diprediksi harus dijaga tetap dengan variasi minimum tingkat
pembakaran, tekanan udara, pengaturan burner, dan kelebihan udara. Desain
harus menghindari keharusan pemadaman tak terjadwal untuk pembersihan,
dll, untuk menjaga performa. Tentu saja, pemadaman boiler periodik
terjadwal diperlukan dalam jadwal operasi terorganisir dengan baik. Desain
pemanas lanjut adalah komponen tersulit dan rumit dari komponen boiler
karena komponen ini mempengaruhi banyak fitur fungsional dan mekanik
boiler. Tekanan uap yang cukup turun melalui pemanas lanjut diperlukan
untuk distribusi uap yang baik dan suhu tabung logam yang memuaskan dan
merupakan faktor penting dalam menentukan tekanan desain boiler. Tekanan
desain menentukan ketebalan tabung pemanas lanjut, yang pada gilirannya
48 Boiler
Ada pertimbangan mendasar yang umum untuk semua jenis pemanas lanjut,
yang dirancang untuk memiliki minimal permukaan penyerap panas sehingga
dapat mengurangi biaya, ukuran, dan berat. Permukaan minimum dapat
diperoleh dengan meningkatkan koefisien perpindahan panas dan perbedaan
suhu antara produk pembakaran dan uap karena total panas yang diserap
adalah produk dari kedua faktor dan permukaan. Meningkatkan perbedaan
suhu mengambil keuntungan dari potensi suhu yang tersedia, sementara
peningkatan koefisien perpindahan panas memerlukan ketahanan yang besar
terhadap aliran gas. Keuntungan penuh harus diambil dari perbedaan suhu
tinggi, namun suhu gas masuk tidak boleh begitu tinggi sehingga
menghasilkan suhu tabung logam yang berlebihan atau korosi bakar bahan
bakar bersuhu tinggi (ini terutama masalah lokasi). Perubahan suhu uap
dengan laju pembakaran harus minimum untuk mencegah suhu yang
berlebihan selama manuver dan, sekali lagi, ini tergantung pada lokasi.
Kecepatan uap harus menyediakan distribusi uap, suhu tabung logam
minimum yang baik, dan tetesan tekanan uap yang dapat diterima, yang
kesemuanya memerlukan korelasi efek ukuran, lokasi, dan pengaturan uap
yang lewat.
2.7.2.Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi alami dari boiler dan jenis steam drum baffling ditentukan setelah
susunan permukaan penyerap panas telah terbentuk. Umumnya, karena efek dari
penyadapan uap drum sistem peredaran darah, analisis simultan dibuat. Prosedur
perhitungan sirkulasi sebagian bersifat empiris dan sebagian teoritis. Tujuan analisis ini
membuat sistem pendorong, anak tangga, dan tabung pembangkit, yang akan memastikan
bahwa setiap tabung menerima pasokan air sesuai dengan panas.
dan tabung riser, yang lokasinya sangat bervariasi dengan perubahan tingkat pembakaran
boiler.
Dalam sirkulasi boiler, dapat diasumsikan bahwa menganalisis setiap sistem sirkulasi, pada
dasarnya, tabung U Bagian riser dari tabung U adalah bagian dari bank tabung dimana
aliran uap dan air naik ke atas panas diterapkan Bagian downcomer terdiri dari tabung
yang tidak dipanaskan atau bagian bank tabung dimana penyerapan panasnya jauh lebih
rendah daripada di bagian riser. Karena perbedaan densitas fluida, dan tabung bertindak
sebagai downco untuk riser yang dipanaskan, ada zona transisi yang pasti antara sudut
bawah dan tabung riser, yang lokasinya sangat bervariasi dengan perubahan tingkat
pembakaran boiler. analogi tabung U, awalnya ada pesawat vertikal di bagian bawah
dimana tekanan yang diberikan oleh kaki air panas dan dingin sama. Saat panas diterapkan
dan air mulai mengalir, hambatan terhadap aliran ditemui. Jadi, pada bidang tekanan
hipotetis yang sama di drum air bawah, atau tajuk, tekanan yang sesuai dengan aliran air
melalui downcom ers sama dengan produk kepala air dan densitasnya dikurangi daya
tahan terhadap arus. Tekanan ini harus menyeimbangkan produk kepala air di riser dan
densitasnya ditambah resistaninya agar mengalir. Dengan menyamakan dua jumlah ini dan
memecahkan kerugian gesekan di sudut bawah, itu jelas bahwa downcomer (kerugian riksi
sama dengan produk kepala air dan perbedaan kerapatan anu pendengkur, minus riser frie.
kehilangan n kuantitas yang dikenal sebagai kepala bersih bersih 2 kepala salur.
Pada kebanyakan analisis cireulation, uap yang dihasilkan dalam tabung riser dihitung dan
aliran watersteam, kemudian ditentukan untuk berbagai rasio tim. Dalam menganalisa
karakterisasi peredaran darah, adalah lazim untuk menggambarkan secara grafis kerugian
gesekan down-camer dan butiran sirkulasi yang tersedia untuk campuran air-uap yang
diasumsikan sekarang. aliran di mana kepala yang tersedia dikurangi daya tahan mengalir
melalui baffle uap sama dengan resistansi terhadap aliran downcomer yang diperlukan
untuk menyeimbangkan sistem peredaran darah. Dari arus pada titik keseimbangan,
persentase uap dengan volume di bagian atas tabung riser dapat dihitung. Persentase uap
dengan volume di bagian atas tabung riser harus sedemikian rupa sehingga mencegah
overheating tabung. Jika jumlahnya berlebihan, sistem peredaran darah harus didesain
ulang untuk memberi tambahan tenaga pendatang, atau ukuran dan kontur pendatang
harus diubah untuk mengurangi hambatan terhadap arus.
Hal ini juga mungkin diperlukan untuk mengubah lokasi, ukuran, dan kontur tabung ketel
untuk mendistribusikan penyerapan panas dan mengurangi hambatan aliran. Dalam sistem
peredaran darah yang memuaskan, sejumlah air yang cukup harus diberikan untuk setiap
pon uap yang dihasilkan. Oleh karena itu, jika persentase uap oleh volume pada pintu
keluar tabung riser digunakan sebagai kriteria desain, maka perlu untuk memvariasikan
persentase yang diijinkan tekanan perubahan persentase uap oleh volume akan meningkat
saat tekanan berkurang karena dari volume spesifik uap yang meningkat. Basah mendidih -
biasanya dirancang untuk rasio uap air (yaitu berat air / berat uap yang melewati tabung
pembangkit tenaga listrik) berkisar antara 5,0, dan 10,0 dan unit pedagang biasanya jatuh
pada kisaran 15,0-20,0 pada tarif kelebihan beban operasi. Lower air-uap rasio yang
digunakan pada boiler angkatan laut dalam rangka untuk mengurangi ukuran boiler dan
berat dengan meminimalkan persyaratan downcomer bagian atas kolom.
b. Dipanaskan downcomers
50 Boiler
Jika peringkat menguapkan yang konservatif dan suhu gas meninggalkan boiler melakukan
ONT melebihi sekitar 750 F, beberapa baris pertama dari tabung akan berfungsi sebagai
penambah sisanya dengan menjabat sebagai downcomers dipanaskan. Seperti kenaikan
tarif pembakaran, zona suhu tinggi gas bergerak lebih jauh kembali ke bank tabung dan
tyubes tambahan karena anak tangga sementara bertindak sesuai nomor yang lebih kecil
sebagai downcomers. Jika tingkat pembakaran lebih jauh meningkat, jumlah downcomers
menjadi tidak mencukupi, sirkulasi menghalangi, dan korban tabung dapat terjadi, ketika
anakyses desain menunjukkan keadaan seperti itu, eksternal atau internal downcomers
dipanaskan harus diinstal.
Pemisah uap sentrifugal digunakan terutama di pedagang dinilai tinggi dan drum-jenis
boiler Angkatan Laut, mereka sangat diinginkan untuk boiler subjectedto manuver cepat,
fluktuasi tingkat permukaan air, atau konsentrasi solida yang tinggi dalam air boiler.
sentrifugal pemisah uap dapat diatur baik hirozontally maupun vertikal dalam steam
drum. Perlawanan mengalir melalui separator sentrifugal lebih besar daripada yang melalui
piring atau kompartmen tipe baffle. Hal ini akan cenderung meningkatkan kebutuhan
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 51
downcomer bagian atas kolom, atau menghalangi sirkulasi, tetapi debit bootom dari
pemisah sentrifugal yang praktis bebas uap air, dan dengan demikian kepala avaiable untuk
sirkulasi meningkat karena kepadatan air disuplai ke downcomers lebih besar daripada
yang "berbusa" air-uap campuran dikeluarkan dari berlubang-piring dan sekat
kompartemen-tipe. Aliran uap-uap air melalui drum baffles adalah seri dengan semua
sirkuit aliran dalam sistem peredaran darah. Jadi, jika mengalir melalui salah satu sirkuit
yang ditingkatkan, misalnya, oleh instalasi downcomers tambahan, aliran melalui uap baffle
juga meningkat. Hal ini menyebabkan sebuah perlawanan tambahan dalam sistem
sirkulasi Overal dengan hasil bahwa aliran dalam downcomers tidak akan meningkat
dalam proporsi langsung dengan penambahan dibuat.
Perkiraan akuran suhu uap yang masuk dan keluar dari masing-masing lintasan diperlukan
untuk menentukan daya tahan terhadap aliran dan untuk merancang dan mengatur
diafragma pada header pemanasan lanjut. Jika sejumlah besar panas diserap di masing-
masing lintasan, perbedaan suhu diafragma-diafragma cukup besar dan tekanan suhu
tinggi dipasang di header. Tekanan ini mungkin memuaskan sejauh kekuatan diperhatikan,
namun bisa menyebabkan kebocoran pada kursi tabung pemanasan lanjut. Bila perbedaan
suhu diafragma-diafragma melebihi 175 derajat, dan aliran uap tambahan tidak dapat
digunakan, biasanya menggunakan header terpisah. Meskipun pengaturan ini mengurangi
tekanan termal dan menghilangkan kebocoran kursi tabung, jalur gas yang lebar terbentuk
di persimpangan tajuk. Oleh karena itu, tabung yang berbatasan dengan jalur akan memiliki
suhu logam yang lebih tinggi daripada tabung rata-rata karena aliran gas yang lebih besar
melewati jalur tabung.
Aliran air, uap, udara dan gas flue akan mengalami losses pada tekanan. Desain boiler yang
baik akan memberikan angka losses yang konsisten. Losses atau penurunan tekanan yang
berlebihan pada bagian boiler dimana uap berada menyebabkan kenaikan tekanan tak tentu
pada economizer, ini akan memerlukan desain boiler menjadi lebih berat dan pipa yang
52 Boiler
lebih tebal, dan juga feed pump untuk penambahan. Dibawah adalah tempat-tempat pada
boiler yang rawan terjadi kesalahan desain yang menyebabkan penurunan tekanan.
a. Vessel Expansion
Ini berfungsi seperti peredam kejut pada mobil, air tidak dapat dikompresi dan
mengembang saat dipanaskan
Dalam sistem gravitasi terdapat tangki terbuka di loteng atau pada tingkat tinggi dan ini
naik dan turun sesuai kebutuhan, ia juga memiliki katup bola untuk mengisi sistem secara
otomatis sehingga seringkali kebocoran tidak diperhatikan sampai sangat besar.
Dalam sistem pemanas bertekanan, air yang mengembang ini harus memiliki tempat untuk
dituju, ini adalah bejana bertekanan (sering bagian dari boiler) sebuah ruangan dengan
diafragma atau balon yang diisi dengan udara. Karena air yang tidak dikompresi
memperluasnya, maka akan mengompres udara di balon / diafragma dan ketika air
mendingin, udara mengembang, mengembalikan tekanan ke tingkat semula.
Namun jika ada tusukan di balon / diafragma atau bejana tekan tidak dirawat (ada katup
ban mobil untuk meledakkannya) maka air mengembang ke ruang yang biasanya diisi oleh
balon / diafragma dan ini terlihat seperti hilangnya tekanan di boiler. Sistem ini diisi dan
waktu berikutnya air tidak dapat berkembang dan menyebabkan katup pelepas tekanan
atau PRV untuk membuka dan membuang tekanan berlebih ke limbah, sistem mendingin
dan memicu kesalahan tekanan rendah boiler karena tidak ada udara terkompresi untuk
menstabilkan tingkat tekanan.
Tindakan ini untuk melindungi sistem dari tekanan berlebih dan biasanya diatur ke 3-bar,
adalah tekanan untuk naik terlalu tinggi, bisa ada kerusakan pada sistem dan ini dapat
menyebabkan komponen meledak atau bahkan menyebabkan cedera yang membuat air
mendidih keluar dari pipa meledak atau radiator. Ini sering dipicu oleh pemeliharaan yang
buruk dari bejana tekan atau terlalu mengisi ketika 'topping up', tetapi bisa saja gagal,
menyebabkan hilangnya tekanan.
c. Penukar panas
Setiap boiler harus memiliki penukar panas, itu tidak lebih teknis daripada merebus panci
yang tertutup di kompor api / pertukaran panas air. Air dipompa ke sekitar dan menjadi
sedikit lebih panas setiap kali melewati penukar panas (panci kami) sampai mencapai suhu
yang kita atur pada boiler (jika memiliki opsi) atau thermostat ruangan memberitahu boiler
bahwa area tersebut panas cukup.
Apa yang bisa terjadi adalah bahwa penukar panas bocor ke dalam ruang bakar (kompor
kita) pada boiler yang lebih tua ini cukup jelas karena air tidak memiliki tempat untuk pergi
Pertimbangan Dalam Pemilihan Boiler 53
dan seperti hob hanya akan meluap ke lantai. Namun dengan boiler kondensasi modern
(cukup banyak sesuatu yang lebih baru dari 2005) ada pipa limbah yang mengambil ini.
Pipa limbah ini biasanya mengambil uap yang mungkin Anda lihat pada hari yang dingin
dari cerobong asap seperti gas buang ketika dingin.
Diagnosis rumit kecuali perangkap kondensasi memberikan permainan jauh dengan parsial
magnetik berkarat dan pewarnaan karat coklat pada umumnya; gas jejak kami akan sering
mengkonfirmasi kebocoran ini sebagai kesalahan boiler.
Untuk air panas, kombinasi (atau boiler 'Combi') akan memiliki penukar panas lain, kali ini
versi air / air. Air keran dingin mengalir melalui matriks pipa-pipa kecil dan dipanaskan
oleh air dari sistem pemanas yang berjalan dalam satu set pipa kecil yang serupa, 2 sistem
tidak pernah bercampur, tetapi kedekatannya membuat air keran menjadi hangat. Ini bisa
gagal dan kemudian air pemanas berakhir di air keran panas Anda, kebocoran ini seringkali
sangat cepat.
Tangki Perendaman adalah sistem yang jauh lebih sederhana, seperti melelehkan cokelat
menggunakan mangkuk dalam panci berisi air, gulungan pipa di dalam tangki
menghangatkan air di sekitarnya, air dingin masuk ke dasar tangki dan air panas diambil
dari puncak. Pada sistem air panas gravitasi (tangki dingin besar di loteng, jangan bingung
dengan tangki pemanas kecil pada pemanasan gravitasi) suatu kesalahan akan melihat
kebocoran air ini ke dalam tangki dan tekanan turun, pada sistem bertekanan (biasanya
lebih tinggi putih silinder) kesalahan menyebabkan tekanan naik, bukan drop. Kesalahan
pada sistem bertekanan jarang terjadi, tetapi mereka memiliki PRV serupa yang dapat
gagal.
a. Oil Burner
Oil burner memiliki dua prinsip dasar, atomizer dan air register assembly. Automizer
digunakan untuk membenahi furnance berupa partikel-partikel. Air register digunakan
throat, air doors, vanes, impeller atau air diffuser. Atomizer dan air register menggunakan
valve, fitting dan safety coupling. Alat hubung pengaman ini didesain untuk mencegah
retak pada uap atau oli dari automizer dimana digunakan untuk membersihkan. Beberapa
jenis atomizers bahan bakar digunakan untuk didalam boiler laut. Paling umum pada boiler
yang lebih tua adalah tipe mekanis, yang beroperasi diatas berbagai tekanan minyak dari
100 sampai 300 psi di kapal dagang dan sampai 600 psi dikapal angkatan laut. Minnyak
tersebut dikabutkan didalam piring semprotan dengan menyalurkannya melalui slot
tangensial ke ruang pusaran pusat dan mengeluarkannya melalui lubang yang sesuai.
Kapasitas adalah fungsi dari diameter orifice dan jumlah slot digunakan (biasanya empat
atau enam ). Kisaran tekanan menyediakan hanya perubahan terbatas pada laju alir
( biasanya kurang dari 2: 1). Oleh karena itu tingkat pembakaran boiler dikendalikan oleh
mengubah jumlah embakaran dan ukuran pembakar piring sprayer yang digunakan. Alat
penyemprot mekanis jarak jauh digunakan pada beberapa A.S. kapal angkatan laut ini
memberikan rasio turndown 12:1. Dalam alat penyemprot ini tekanan suplai minyak
54 Boiler
bervariasi dari 100 sampai 400 psi sebagai respon terhadap permintaan uap dan bertindak
untuk posisi spring plumper. Saat pluger bergerak dalam pusaran ruang, mencakup dan
mengungkap pusaran yang diiris secara tangensial lubang dan bervariasi are slot alat
penyemprot. Kisarasn turndown yang tersedia cukup untuk memenuhi semua cara
mengukus tanpa memotong pembakaran di keluar atau mengubah ukuran kpiring sprayer.
Mekanikal uap atomizer pada dasarnya adalah yang uap jet telah ditambahkan campuran
minyak dan uap diluar meningkatkan tubulensi campuran minyak udara. Rentang ini agak
lebih besar dari pada penyemprot kalor tapi tidak sebagus pencampuran internal alat
penyemprot uap pada pembakar pencampuran internal yang khusus, uap menggetarkan
minyak dan campurannya mengembang melalui nozzle keluaran dengan kecepatan tinggi
sehingga semprotan minyak terbagi halus. Dapat dipasok sampai 300 psi dan tekanan uap
yang dibutuhkan biasanya disimpann konstan pada 125 psi.
2.7.5. Automation
Kebutuhan untuk instrument operasi dan manual atau control otomatis bervariasi dengan
ukuran dan jenis peralatan , metode pembakaran, meningkatkan kemampuan dari personil
operasi, dan tingkat otomatis yang diingkan. Untuk pengoprasian yang aman dan kinerja
yang efisien, informasi yang dibutuhkan relative ketingkat adir diboiler tabung, kinerja
burner, tekanan ua dan feedwater tersebut, suhu super heat uap, tekanan gas dan udara
yang masuk dan meninggalkan komponen utama, feedwater dan kondisi air boiler kimia
dan akumulasi particie, operasional pompa pakan, penggemar, pembakaran bahan bakar,
dan peralatan bahan bakar preparbion, hubungan udara pembakaran yang sebenarnya
melewati tungku untuk secara teoritis diperlukan untuk bahan bakar menyala, temperatue,
gas bahan bakar air, dan udara memasuki dan meningalkan bagian – bagian komponen
utama unit, feed water, uap, bahan bakar, dan arus udara.
Tetappi tenpa perangkat pemantauan boiler dan burner, operasi harus tetap didekat boiler
kememberikan pengawasan yang diperlukan. Dalam system manual local diawasi seperti
pada gambar 3.8 di buku marine engineering, burner adalah di bersihkan dan dinyalakan
secara manual, tetapi prosedur dan kondisi yang diawasi oleh interlocks pengaman. Semua
fungsi manual dilakukan dan diperikasa oleh operator distasiun burne selama pengprasian
normal, dan jika permintaan untuk uap berada dalam kemampuan burner, pengoprasian
boiler tanpa pengawasan tercapai. Pemantauan dan pengaman interlocks disediakan
mengubah pengoprasian jika kondisi tidak aman berkembang, dan keperjalanan boiler
burner jika perlu. Setelah keluar perjalanan operator harus mengambil tindakan koretif
yang diperlukan untuk menghapus interlocks dan daur ulang burner atau boiler. Manual
system remote diawasi pada gambar 39 di buku marine engineering , memungkinkan
burner yang akan dibersihkan dan dinyalakanoleh tombol tekan manual degerakkan remote
atau switch pemilih. Hal ini juga memberikan supervise produser oleh interlocks
pengaman. Burner adalah mekanik dan semua fungsi operasi yang dilakukan oleh
perangkat mekanis diawali dari sebuah stasiun kendali jarak jauh yang menunjukan apakah
fungsi masing – masing telah dilakukan dengan benar. System control tidak membebaskan
operator manipulasi burner. Dia harus mencurahkan perhatian penuh kepada langkah demi
langkah prosedur untuk memulai dan mengamankan pembakaran yang memakan waktu
proses. System control dapat ijustified hanya dalam instalasi dimana kemampuan turn
down dari burner tidak cocok dengan persyaratan turn down dari boiler dan dimana burner
harus dimanipulasi mencakup rentang operasi. Penerapan tidak akan memenuhi
persyaratan USCG untuk boiler otomatis.
3. Referensi
Frederick M. Steingress, Harold J. Frost and Darryl R. Walker (2003). High Pressure
Boilers (3rd ed.). American Technical Publishers. ISBN 0-8269-4300-4.
Brad B; (2002), Basics of boiler and HRSG design, Penwell Corporation,ISBN 978-0-87814-795-
3, United States of America
S.K Hajra Choudhury; Hajra Choudhury A K (1985), Elements of Workshop Technology, Media
Promotors
Roy L Harrington (2018), Marine Engineering, The Society of Naval Architects and Marine
Engineering,601 Pavonia Avenue, Jersey City, N.J 07306
Frederick M. Steingress (2001). Low Pressure Boilers (4th ed.). American Technical
Publishers. ISBN 0-8269-4417-5.