Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan sistem berbasis digital dalam rangkaianinstrumentasi sungguh
sangat cepat. Pengembangan alat-alat rumah tangga, industri menengah sampai insdustri
berskala besar lebihmembutuhkan instrumen atau sistem yang lebih simpel dan efiisien.
Pengembangan sistem berbasis digital dibangun untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan
tentunya pengembangan tekhnologi modernuntuk mencapai taraf hidup yang lebih
dinamis.
Di dalam suatu sistem digital dekoder seven segmen digunakan untuk keperluan
menampilkan bilangan, pada display seven segmen misalnya pada output mikrokontroler
ingin ditampilkan pada seven segmen maka output pada port mikrokontoler yang berupa
bilangan biner dihubungkan dengan dekoder kemudian outputnya dihubungkan dengan
display seven segmen.
Beberapa jenis contoh yang dapat diterapkan di kehidupan sehari hari yaitu angka
digital pada jam digital, papan score pada olahraga, calculator, tulisan “ selamat datang”
pada sebuah bank atau tempat lainnya dan masih banyak lagi. . Atau pada aplikasi
lainnya misalnya untuk menampilkan rangkaian counter.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah:
1. Mengenal bilangan biner dan operasi aritmatika-nya.
2. Mengenal gerbang-gerbang logika dasar dan kombinasional.
3. Mengenal Teorema de Morgan dan Peta Karnaugh.
4. Mengenal 7-Segment dan rangkaian driver-nya.
5. Mengenal beberapa macam komponen dalam rangkaian elektronika digital.
6. Mengenal Flip-flop.
7. Mengenal pencacah (counter) dalam rangkaian digital.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem bilangan biner?
2. Bagaimana mengubah bilangan biner menjadi desimal dan sebaliknya?
3. Apa fungsi dari masing-masing jenis gerbang logika?
4. Bagaimana tata cara operasi aritmatika pada sistem bilangan biner?
5. Apa yang dimaksud Teorema De Morgan?
6. Apa yang dimaksud Peta Karnaugh (K-Map)?
7. Bagaimana cara menggunakan Peta Karnaugh (K-Map)?
8. Bagaimana cara kerja setiap jenis 7-Segment Display?
9. Apa yang dimaksud dengan BCD to 7-Segment Decoder?
10. Bagaiamana fungsi kerja BCD to 7-Segment Decoder?
11. Apa yang dimaksud dengan flip-flop?
12. Apa yang dimaksud dengan pencacah (counter) pada rangkaian digital?
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Sistem Bilangan Biner
a. Bilangan Biner (Bilangan Berbasis 2)
Sistem digital memproses dengan sistem atau cara atau bentuk yang terputus-
putus (diskrit) yang dituangkan dalam angka, bilangan, huruf, simbol. Selain
menjalankan, mengukur dan mengubah bentuk, sistem digital melakukan
penyimpanan data dan informasi yang telah diproses tadi. Data dan informasi
yang disimpan dapat digunakan diolah lagi sewaktu-waktu di waktu yang akan
datang. Sistem digital hanya bekerja dengan dua kondisi, yaitu yang dinyatakan
dengan 0 dan 1. Karena dinyatakan dengan hanya dua keadaan inilah maka sistem
ini dinyatakan dengan bilangan biner (Bi = dua). Bilangan biner dipakai sebagai
dasar dari semua komponen digital, seperti kalkulator, komputer, mikrokontroller,
jam digital, dll.
Elektronika digital menggunakan sistem bilangan biner karena sistem tersebut
hanya terdiri dari angka 0 dan 1, yang dapat dituangkan secara sederhana semisal
dalam sebuah sistem digital bertegangan kerja 5 volt yaitu dengan dua kondisi
saja, +5V = 1 dan 0V = 0. Bilangan biner atau bilangan berbasis 2 hanya
menggunakan digit 1 dan 0.
Seperti bilangan desimal, bilangan biner memiliki bobot nilai yang semakin
besar semakin ke kiri.

… 23 22 21 20 2-1 2-2 2-3 …


… 8 4 2 1 1/2 1/4 1/8 …

b. Mengubah Bilangan Biner Menjadi Desimal


Pengubahan dari biner ke decimal biasanya dilakukan oleh komputer digital
demi kemudahan dan kenyamanan penafsiran oleh orang yang membaca angka
atau bilangan yang ditampilkan dalam layar monitor komputer. Cara merubah
bilangan biner menjadi decimal yaitu dengan mengalikan setiap bilangan biner
dengan faktor bobot terdekat dan jumlahkan hasilnya. Sebagai contoh pada
bilangan 110110012 (Catatan: tanda 2 di bawah menunjukkan bahwa bilangan
tersebut menggunakan sistem biner).

Gambar 2.1. Biner ke Desimal


(Sumber: http://javarevisited.blogspot.co.id/2015/01/how-to-convert-binary-
number-to-decimal.html)
c. Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Biner
Kebalikan dari kegunaan pengubahan biner ke desimal, ketika seorang operator
atau programmer memprogram, memasukkan data ke dalam komputer digital,
maka bilangan desimal yang akan diproses, akan diubah terlebih dahulu menjadi
sistem bilangan biner. Setelah itu baru data diolah oleh sirkuit pemroses.
Salah satu cara mengubah bilangan biner ke desimal ialah dengan cara yang
disebut Double-dabble. Metode tersebut dilakukan dengan cara membagi dengan
2 secara terus menerus terhadap bilangan decimal tersebut. Lalu dituliskan hasil
bagi dan sisanya, setiap pembagian dilakukan. Berikut contoh pengubahan ke
biner dari bilangan 7710.
Gambar 2.2. Desimal ke Biner
(Sumber: http://www.haniif.com/konversi-bilangan-desimal-biner-oktal-dan-
hexadesimal)
d. Penjumlahan (Addition)
Sama halnya dengan penjumlahan pada bilangan desimal, pada bilangan biner
terdapat nilai hasil penjumlahan (Sum) dan nilai bawaannya (Carry) yang
ditambahkan pada bit selanjutnya. Namun, pada bilangan biner terdapat aturan
penjumlahan tersendiri.

Gambar 2.12. Penjumlahan pada Biner


(Sumber: http://banjirochiko.blogspot.co.id/2014/09/operasi-aritmatik-
penjumlahan.html)
Dalam penjumlahan menggunakan Half Adder penjumlahan pada bilangan
biner memiliki aturan tertentu. Berikut penjumlahan biner dengan dua masukan,
yang biasa disebut half-adder.
Gambar 2.13. Half-Adder
e. Pengurangan (Subtraction)
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih
tinggi.

Gambar 2.15. Subtraction


(Sumber: http://banjirochiko.blogspot.co.id/2014/09/operasi-aritmatik-
penjumlahan.html)
Dalam pengurangan digunakan gerbang XOR merupakan kepanjangan dari
Exclusive OR yang mana keluarannya akan berlogika 1 apabila semua inputannya
berbeda, namun apabila inputannya sama maka akan memberikan output
berlogika 0.

Gambar 2.9. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran XOR
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
2.2. Gerbang Logika
Gerbang ligika adalah blok bangunan dasar untuk membentuk rangkaian logika
digital yang digambarkan dengan simbol-simbol tertentu yang telah ditentukan.
Dengan menggunakan gerbang logika kita dapat merancang suatu sostem digital yang
akan dikendalikan level masukan digital dan menghasilkan sebuah tanggapan keluaran
tertentu berdasarkan rancangan rangkaian logika itu sendiri. Terdapat berbagai
gerbang logika dasar dan kombinasional, yaitu NOT, OR, AND, NOR, NAND, XOR,
XNOR.
a. NOT
Gerbang NOT berfungsi sebagai pembalik (Inverter), yang mana outputnya akan
bernilai terbalik dengan inputannya.

Gambar 2.4. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NOT
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
b. OR
Gerbang OR akan berlogika 1 apabila salah satu atau semua inputan yang
dimasukkan bernilai 1 dan apabila keluaran yang di inginkan berlogika 0 maka
inputan yang dimasukkan harus bernilai 0 semua.

Gambar 2.5. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran OR


(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
c. AND
Gerbang AND akan berlogika 1 atau keluarannya akan berlogika 1 apabila semua
masukan/inputannya berlogika 1, namun apabila semua atau salah satu
masukannya berlogika 0 maka outputnya akan berlogika 0.

Gambar 2.6. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran AND
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
d. NOR
Gerbang NOR merupakan gerbang logika yang outputnya akan berlogika 1
apabila semua inputannya bernilai 0, dan outpunya akan berlogika 0 apabila
semua atau salah satu inputannya inputannya berlogika 1.

Gambar 2.7. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NOR
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
e. NAND
Gerbang NAND akan bernilai / outputnya akan berlogika 0 apabila semua
inputannya bernilai 1 dan outpunya akan berlogika 1 apabila semua atau salah
satu inputannya bernilai 0.
Gambar 2.8. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NAND
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
f. XOR
Gerbang XOR merupakan kepanjangan dari Exclusive OR yang mana
keluarannya akan berlogika 1 apabila semua inputannya berbeda, namun apabila
inputannya sama maka akan memberikan output berlogika 0.

Gambar 2.9. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran XOR
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
g. XNOR
Gerbang XNOR merupakan kepanjangan dari Exclusive NOR yang mana
keluarannya akan berlogika 1 apabila semua inputannya sama, namun apabila
inputannya berbeda maka akan memberikan output berlogika 0.

Gambar 2.10. Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran XNOR
(Sumber: http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-
beserta.html)
2.3. Teorema de Morgan
a. Teorema 1
Teorema 1 hukum De Morgan menyatakan bahwa komplemen dari hasil penjumlahan
akan sama dengan hasil perkalian dari masing masing komplemen.Teori ini melibatkan
gerbang NOR dan AND.Penulisan dalam bentuk matematikanya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.20. Persamaan dan Gerbang Logika Teorema 1 De Morgan


(Sumber: http://rangkaianlogica.blogspot.co.id/2012/04/hukum-de-morgan-
dalil-1-menyatakan-ab.html)
b. Teorema 2
Teorema 2 hukum De Morgan menyatakan bahwa komplemen dari hasil
perkalian akan sama dengan hasil penjumlahan dari masing masing
komplemen.Teori ini melibatkan gerbang NAND dan OR.Penulisan dalam bentuk
matematikanya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.21. Persamaan dan Gerbang Logika Teorema 2 De Morgan


(Sumber: http://rangkaianlogica.blogspot.co.id/2012/04/hukum-de-morgan-
dalil-1-menyatakan-ab.html)
2.4. Teorema Aljabar Boolean
a. Asas Komutatif A+B = B+A
A.B = B.A

b. Asas Asosiatif (A+B)+C = A+(B+C)


(A.B).C = A.(B.C )

c. Asas Distributif A.(B+C) = A.B + A.C


A+(B.C) = (A+B) . (A+C)

d. Asas Identitas A+A = A


A.A = A

e. Asas Negasi (Ā) = Ā


(Ā) = A
f. Asas Redudansi A+A.B = A
A.(A+B) = A

g. Lain-lain 1. 0+A = A
2. 1.A = A 7.
3. 1+A = 1
4. 0.A = 0
5. Ā+A = 1
6. Ā.A = 0 8.
7. A+ Ā.B = A+B
8. A.( Ā+B) = A.B

2.5. Peta Karnaugh


Kelebihan dari aljabar boole dan teorema De Morgan dapat digunakan untuk
menyederhanakan suatu rangkaian digital yang rumit. Metode penyederhanaan dengan
menggunakan peta karnaugh sangat penting untuk mereduksi harga rangkaian, ukuran
fisik, dan menelusuri kesalahan gerbang-gerbang logika dan sebagainya.
Penyederhanaan peta karnaugh sering digunakan oleh para perancang digital dan
insinyur untuk merancang suatu rangkaian digital.
Sebuah peta karnaugh adalah sebuah metode penyederhanaan secara grafis berupa
tabel kebenaran yang menunjukkan level keluaran dari persamaan Boole untuk setiap
kemungkinan masukan variabel kombinasi yang dikehendaki. Setiap level keluaran
ditempatkan pada sel atau sel kotak dari peta karnaugh. Keluaran logika yang
dikehendaki ditandai dengan 1. Sisanya ditandai dengan 0. Banyaknya jumlah sel
dalam peta karnaugh mengikuti aturan biner, yaitu: untuk 2 variabel diperlukan 2 2 = 8
sel, 3 variabel diperlukan 23 = 8 sel, 4 variabel diperlukan 24 = 16 sel. Dari peta
karnaugh tersebut lalu dibuat persamaan aljabar Boolean-nya, dan untuk menghemat
pemakaian gerbang dapat dilakukan penyederhanaan. Berikut contoh pada 2 dan 3
variabel masukan.
a. 2 Variabel
Kita ambil 2 (dua) variable A dan B, dari kedua variable ini kemungkinan yang terjadi
adalah 4 buah kemungkinan, dalam K-Map penyelesaiannya adalah dengan
menggunakan 4 kotak dan setiap kotak merupakan jalinan antara variable atau antara
negasi dari variable. Berikut 2 contoh K- Tabel Contoh 2 Map
A B Y
pada masukan 2 Variabel:
(Output)
0 0 1
Tabel Contoh 1 0 1 1
A B Y 1 0 0
1 1 1
(Output)
0 0 1
0 1 1
1 0 0
1 1 0

Gambar 2.22. K-Map dan Hasil Persamaan Aljabar Boolean 2 Masukan


(Sumber: http://cael-two.blogspot.co.id/2010/09/karnaugh-map-peta-
karnaugh.html)

b. 3 Variabel
Kita ambil 3 (dua) variable A, B dan C, dari kedua variable ini kemungkinan yang
terjadi adalah 8 buah kemungkinan, dalam K-Map penyelesaiannya adalah dengan
menggunakan 8 kotak dan setiap kotak merupakan jalinan antara variable atau
antara negasi dari variable. Berikut contoh K-Map pada masukan 3 Variabel:
Tabel Kebenaran Masukan 3 Variabel
A B C Y
(Output)
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 1
1 0 0 1
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1

Gambar 2.23. K-Map dan Hasil Persamaan Aljabar Boolean 3 masukan


(Sumber: http://cael-two.blogspot.co.id/2010/09/karnaugh-map-peta-
karnaugh.html)

2.6. 7-Segment Display


Seven Segment Display (7 Segment Display) adalah komponen Elektronika yang
dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven
Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung
atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada
Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital. Setiap segmennya dikendalikan
secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0
(nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa
kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat digunakan untuk
menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Pada beberapa jenis Seven
Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma
desimal. Berdasarkan material yang digunakan, terdapat beberapa media yang dapat
digunakan, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid
Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya. Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen
common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.

Gambar 2.24. 7-Segment Diplay dari LED


(Sumber: http://www.instructables.com/id/How-to-use-a-Seven-Segment-
Display-Arduino-Tutoria/)
a. Common Cathode
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada
semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda
akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground
sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-
masing Kaki Anoda Segmen LED.
Gambar 2.25. Skema 7 Segmen Common Katoda
(Sumber: http://www.electronics-tutorials.ws/blog/7-segment-display-
tutorial.html)
b. Common Anode
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan
menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal
Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda
Segmen LED.

Gambar 2.26. Skema 7 Segmen Common Anoda


(Sumber: http://www.electronics-tutorials.ws/blog/7-segment-display-
tutorial.html)
2.7. BCD to 7-Segment Decoder
2.1. Integrated Circuit
IC atau integrated circuit adalah salah satu komponen elektronika aktif yang
merupakan gabungan dari ratusan bahkan ribuan komponen elektronika seperti
transistor, resistor, dioda, dan juga kapasitor. Dalam komponen ini tersimpan
berbagai jenis komponen tersebut dalam bentuk yang lebih compact. Mayoritas
IC dibuat dengan menggunakan bahan semikonduktor berupa silicon. Dalam
bahasa Indonesia, komponen IC juga kerap disebut dengan nama sirkuit
terpadu. Komponen IC sangat bermacam-macam dan memiliki fungsi yang
berbeda-beda satu sama lain. Bentuk IC pun juga sangat bermacam-macam,
mulai dari yang mirip transistor, single in line, dual line, sampai dengan
persegi seperti prosesor komputer. Dalam rangkaian digital, IC dapat berfungsi
sebagai Gerbang Logika, Flip-flop, Clock Generator, Multiplexer, Memory,
Mikrokontroler, Mikroprosesor, dll. Ada beberapa macam IC berdasarkan
komponen utamanya yaitu IC TTL dan IC CMOS.

Gambar 2.27. Integrated Circuit


(Sumber: http://projectshopbd.com/product/ic-7447-i8/)
 IC TTL (Integrated Circuit Transistor Transistor Logic)
IC TTL adalah IC yang banyak digunakan dalam rangkaian-rangkaian
digital karena menggunakan sumber tegangan yang relatif rendah, yaitu
antara 4,75 Volt sampai 5,25 Volt. Komponen utama IC TTL adalah
beberapa transistor BJT yang digabungkan sehingga membentuk dua
keadaan (ON/FF). Dengan mengendalikan kondisi ON/OFF transistor pada
IC digital, dapat dibuat berbagai fungsi logika. ada tiga fungsi logika dasar
yaitu AND, OR dan NOT. IC dengan jenis ini dibangun dengan
menggunakan transistor sebagai komponen utamanya. IC Gerbang logika
untuk tipe TTL ditandai dengan kode 74 (seri 74xx, 741xx, 742xx, 743xx,
744xx). Konsumsi daya dari IC jenis TTL ini relatif besar. Pada IC jenis
ini, untuk menghasilkan logika ‘1’ diberikan tegangan 5 V, sedangkan
untuk logika ‘0’ diberikan tegangan 0 V.

 IC CMOS (Integrated Circuit Metal Oxide Semiconductor)


Terdapat beberapa perbedaan yaitu dalam penggunaan IC CMOS. Karena
menggunakan transistor MOSFET, pada jenis ini konsumsi daya yang
diperlukan sangat rendah dan memungkinkan pemilihan tegangan
sumbernya yang jauh lebih lebar yaitu antara 3 V sampai 15 V. level
pensaklaran CMOS merupakan fungsi dari tegangan sumber. Makin tinggi
sumber tegangan akan sebesar tegangan yang memisahkan antara keadaan
“1” dan “0”. Kelemahan IC CMOS diantaranya seperti kemungkinan
rusaknya komponen akibat elektrostatis dan harganya lebih mahal. Perlu
diingat bahwa semua masukan (input) CMOS harus di groundkan atau
dihubungkan dengan sumber tegangan. IC jenis ini berisi rangkaian yang
merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET untuk
membentuk gerbang dengan fungsi logika. IC Gerbang logika yang
menggunakan CMOS ditandai dengan kode 40 (seri 40xx). Logika dari IC
CMOS diwakili oleh tegangan maksimalnya catu yang diberikan, bila catu
yang diberikan adalah 15 V maka logika ‘1’ akan diwakili oleh tegangan
maksimal sebesar 15 V. Sedangkan untuk logika ‘0’ diberikan tegangan 0
V.
2.2. BCD to 7-Segment Decoder
Dekoder BCD ke 7 segment jenis TTL adalah rangkaian yang berfungsi untuk
mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data
tampilan untuk penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL
(+5 volt DC). Dalam artikel ini dekoder BCD ke 7 segmen yang digunakan
adalah jenis TTL. Decoder BCD ke 7 segmen jenis TTL ada beberapa macam
diantaranya keluarga IC TTL 7447 dan keluarga IC TTL 7448. Kedua IC TTL:
tersebut memiliki fungsi yang sama namun peruntukannya berbeda IC 7447
digunakan untuk driver 7 segment common anode sedangkan IC 7448
digunakan untuk driver display 7 segment common cathode.
Untuk aplikasi yang terlihat pada kedua gambar dibawah adalah teknik driver
penampil 7 segmen standar menggunakan decoder BCD ke 7 segmen TTL IC
7447 dan IC 7448. Fungsi resistor pada setiap jalur output dekoder BCD ke 7
segmen tersebut adalah sebagai pembatas arus maksimum yang mengalir pada
LED penampil 7 segmen.

Gambar 2.29. Rangkaian Aplikasi Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Anoda


(IC 7447) dan Common Cathode (IC 7448)
(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/dekoder-ttl-bcd-ke-7-segment/)

Gambar 2.30. Gerbang Logika pada IC 7447


(Sumber: http://www.kemvíp.vn/2013/05/ic-7447-giai-ma-led-7-oan.html)

2.8. Flip-flop
Flip-flop adalah suatu rangkaian elektronika yang memiliki dua kondisi
stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Flip Flop merupakan
pengaplikasian gerbang logika yang bersifat Multivibrator Bistabil. Dikatakan
Multibrator Bistabil karena kedua tingkat tegangan keluaran pada
Multivibrator tersebut adalah stabil dan hanya akan mengubah situasi tingkat
tegangan keluarannya saat dipicu (trigger). Flip-flop mempunyai dua Output
(Keluaran) yang salah satu outputnya merupakan komplemen Output yang lain.
Flip-flop Elektronik yang pertama kali ditemukan oleh dua orang ahli fisika
Inggris William Eccles and F. W. Jordan pada tahun 1918 ini merupakan
dasar dari penyimpan data memory pada komputer maupun Smartphone.
Flip-flop juga dapat digunakan sebagai penghitung detak dan sebagai
penyinkronsasian input sinyal waktu variabel untuk beberapa sinyal waktu
referensi. Rangkaian Flip-flop pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu S-R Flip-flop, D Flip-flop, T Flip-flop dan JK Flip-flop. Berikut
dibawah ini adalah penjelasan singkatnya.
1. S-R Flip-flop
S-R adalah singkatan dari “Set” dan “Reset”. Sesuai dengan namanya, S-R
Flip-flop ini terdiri dari dua masukan (INPUT) yaitu S dan R. S-R Flip-flop ini
juga terdapat dua Keluaran (OUTPUT) yaitu Q dan Q’. Rangkaian S-R Flip-
flop ini umumnya terbuat dari 2 gerbang logika NOR ataupun 2 gerbang logika
NAND. Ada juga S-R Flip-flop yang terbuat dari gabungan 2 gerbang Logika
NOR dan NAND. Berikut ini adalah diagram logika NOR Gate S-R Flip-flop,
NAND Gate S-R Flip-Flop dan Clocked S-R Flip-flop (gabungan gerbang
logika NOR dan NAND).

Gambar 2.31. Skema Gerbang Logika S-R Flip-Flop


(Sumber: http://teknikelektronika.com/pengertian-flip-flop-jenis-flip-flop/)
2. T Flip-flop
T Flip-flop merupakan bentuk sederhana dari J-K Flip-flop. Kedua Input J dan
K dihubungkan sehingga sering disebut juga dengan Single J-K Flip-Flop.
Berikut ini adalah diagram logika T flip-flop.

Gambar 2.34. Skema Gerbang Logika T Flip-Flop


(Sumber: http://teknikelektronika.com/pengertian-flip-flop-jenis-flip-flop/)
2.9. Rangkaian Pencacah (Counter)
Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk
melakukan penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju
ataupun perhitungan mundur. Yang dimaksud dengan perhitungan maju adalah di
mana rangkaian akan menghitung mulai dari angka yang kecil menuju angka yang
lebih besar. Sedangkan perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa
mencapai jumlah yang tidak terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun
tuntutan kebutuhan. Untuk membuat fungsi yang lebih banyak anda tinggal
menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

1. Counter
Counter yang juga disebut pencacah atau penghitung yaitu
rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah
pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk
berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak
(odometer), penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya
digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol
industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya. Counter
tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian rupa dengan
menggunakan peta Karnaugh sehingga pulsa yang masuk dapat dihitung
sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas
semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-flop
tersebut. Secara umum terdapat jenis pencacah sinkron dan asinkron,
berikut penjelasannya:
2. Asynchronous Counter
Asyncronous counter tersusun atas flip-flop yang dihubungkan seri
dan pemicuannya tergantung dari flip-flop sebelumnya, kemudian
menjalar sampai flip-flop MSB-nya. Karena itulah Asyncronous counter
sering disebut juga sebagai ripple-through counter. Sebuah Counter
Asinkron (Ripple) terdiri atas sederetan Flip-flop yang dikonfigurasikan
dengan menyambung outputnya dari yang satu ke yang lain. Yang
berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada input Clock FF (Flip-Flop)
pertama akan mengubah kedudukan outputannya apabila tebin (Edge)
yang benar yang diperlukan terdeteksi. Output ini kemudian mentrigger
inputn clock berikutnya ketika terjadi tebing yang seharusnya sampai.
Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya akan meripple (mentrigger
input berikutnya) dari satu FF ke yang berikutnya sehingga sinyal itu
mencapai ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF dapat membagi
sinyal input dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung dari 0
sampai 2n-1 (dengan n sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan
itu). Berikut contoh rangkaian Asynchronous Counter Up 4-bit, dengan
urutan dari Q0 – Q3 merupakan LSB ke MSB.

Gambar 2.35. Rangkaian Asynchronous Counter


(Sumber: http://www.chegg.com/homework-help/)
Clock
Q0

Q1

Q2

Q3

Gambar 2.36. Time Analysis Asynchronous Counter


(Sumber: http://www.8085projects.info/etut6.asp)
3. Synchronous Counter
Synchronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang
sama dan susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter
ini sendiri terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang
dasarnya yang menyebabkan perbadaan waktu tunda yang di sebut carry
propagation delay. Penerapan counter dalam aplikasinya adalah berupa
chip IC baik IC TTL, maupun CMOS, antara lain adalah: (TTL) 7490,
7493, 74190, 74191, 74192, 74193, (CMOS) 4017, 4029, 4042, dan lain-
lain. Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing
input Clock dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan
pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh
Flip-flop secara bersama-sama. Berikut contoh rangkaian Synchronous
Counter Up 4-bit, dengan urutan dari Q0 – Q3 merupakan LSB ke MSB.

Gambar 2.37. Rangkaian Synchronous Counter


(Sumber: http://www.play-
hookey.com/digital/counters/synchronous_counter.html)
Gambar 2.38. Time Analysis Synchronous Counter
(Sumber: http://www.electronics-tutorials.ws/counter/count_3.html)

BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM

3.1 Alat Praktikum


No Nama Alat Gambar Fungsi
.
Panel Berfungsi untuk
Praktikum mengetahui bilangan
Dasar Digital biner berupa display
digital

1
Berfunsi untuk
menguhubungkan
Kabel komponen listrik
penghubung antara satu dengan
lainnya

3.2 Langkah Praktikum


 Percobaan 1 (Gerbang Logika Dasar dan Kombinasional)
a. NOT
1. Hubungkan S1 (Switch 1) ke input salah satu gerbang logika NOT menggunakan kabel.
2. Hubungkan output gerbang logika NOT tersebut pada LED.
3. Variasikan input gerbang logika (switch kondisi 1(HIGH) atau kondisi 0(LOW)).
4. Catat hasil output (lampu nyala (HIGH) atau mati (LOW)) berdasarkan inputannya pada
tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.
b. OR (2 masukan)
1. Hubungkan salah satu input gerbang logika OR ke S1 dan input lainnya ke S2.
2. Hubungkan output gerbang OR tersebut pada lampu LED.
3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.
6. Lepas hubungan dari S1 ganti ke output clock generator HIGH.
7. Amati LED saat S2 pada kondisi HIGH, lalu saat S2 pada kondisi LOW.
8. Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan ini pada section E.
c. AND (2 masukan)
1. Hubungkan salah satu input gerbang logika AND ke S1 dan input lainnya ke S2.
2. Hubungkan output gerbang AND tersebut pada lampu LED.
3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.
6. Lepas hubungan dari S1 ganti ke output clock generator HIGH.
7. Amati LED saat S2 pada kondisi LOW, lalu saat S2 pada kondisi HIGH.
8. Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan ini pada section E.

d. NOR (2 masukan)
1. Hubungkan salah satu input gerbang logika NOR ke S1 dan input lainnya ke S2.
2. Hubungkan output gerbang NOR tersebut pada lampu LED.
3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.
e. NAND (3 masukan)
1. Hubungkan setiap input gerbang logika NAND ke S1, S2, dan S3.
2. Hubungkan output gerbang NAND tersebut pada lampu LED.
3. Variasikan ketiga input tersebut (terdapat 8 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.

f. XOR (2 masukan)
1. Hubungkan Switch (S1 dan S2), gerbang logika NOT, AND, OR seperti gambar
dibawah ini:
2. Hubungkan output gerbang tersebut pada lampu LED.
3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.

g. Half Adder
1. Hubungkan Switch (S1 dan S2), gerbang logika NOT, AND, OR seperti gambar
dibawah ini:

2. Hubungkan output gerbang tersebut pada lampu LED.


3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Tuliskan kesimpulan dari gerbang logika tersebut.

 Percobaan 2 (Teorema de Morgan dan Peta Karnaugh)


a. Teorema Pertama de Morgan
1. Hubungkan Switch (S1 dan S2), gerbang logika NOT, AND seperti gambar dibawah
ini:

2. Hubungkan output gerbang tersebut pada lampu LED.


3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Bandingkan dengan hasil tabel kebenaran gerbang NOR, lalu tuliskan kesimpulan.
b. Teorema Kedua de Morgan
1. Hubungkan Switch (S1 dan S2), gerbang logika NOT, OR seperti gambar dibawah ini:

2. Hubungkan output gerbang tersebut pada lampu LED.


3. Variasikan kedua input tersebut (terdapat 4 variasi).
4. Catat hasil output pada tabel di section E.
5. Bandingkan dengan hasil tabel kebenaran gerbang NAND, lalu tuliskan kesimpulan

c. Peta Karnaugh (K-Map)


1. Rancang K-Map yang memiliki gerbang logika dengan tabel kebenaran sebagai berikut:

Masukan Keluaran
S1 S2 Y
0 0 1
0 1 0
1 0 1
1 1 0
2. Isi tabel K-Map dan persamaan aljabar boole-nya pada section E.
3. Gambarkan rangkaian logika-nya pada section E.
4. Uji rangkaian logika tersebut pada panel dasar digital.
5. Tulis kesimpulan dari percobaan tersebut.
 Percobaan 3 (7-Segment dan konversi bilangan biner)
a. 7-Segment
1. Hubungkan S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7 berpasangan satu-satu ke port a, b, c, d, e, f, g
pada modul 7-Segment.
2. Variasikan switch-switch tersebut (S1 s/d S8), ke posisi HIGH atau LOW.
3. Amati apa yang terjadi, bagian LED mana yang berubah kondisi jika masukan di rubah.
4. Berdasarkan pengamatan diatas, tuliskan kesimpulan dan jelaskan jenis 7-Segment
yang menjadi objek praktikum pada Section E.
b. BCD to 7-Segment Decoder
1. Hubungkan S1, S2, S3, S4, S5 berpasangan satu-satu ke port A, B, C, D, LT pada
modul IC 7447.
2. Hubungkan port a, b, c, d, e, f, g pada IC 7447 ke port a, b, c, d, e, f, g pada 7-Segment
(port berpasangan satu-satu sesuai dengan jenis huruf-nya).
3. Kondisikan sinyal masukan ke LT berada pada posisi LOW, cek apakah semua LED 7-
Segment menyala (display membentuk angka 8).
4. Jika semua lampu pada 7-Segment menyala maka teruskan pada langkah selanjutnya,
jika tidak maka periksa jalur hubungan.
5. Berilah masukan ke IC 7447 berupa sistem bilangan biner 4-bit (ingat: HIGH pada
switch sama dengan 1, LOW sama dengan 0), dimana urutan dari A ke D pada IC 7447
sama dengan urutan dari LSB (digit paling kanan) ke MSB (digit paling kiri) pada
sistem bilangan biner.
6. Variasikan switch-switch biner dari yang merepresentasikan angka desimal 0 s/d 15.
7. Amati tampilan atau display pada 7-Segment.
8. Isi tabel pada section E yang menunjukkan hubungan masukan bilangan biner dengan
nyala pada bagian lampu (yang ditunjukkan oleh huruf pada port) 7-Segment.
9. Tuliskan kesimpulan dari kegunaan IC 7447 ini.
 Percobaan 4 (Flip-flop dan Pencacah Riak)
a. Flip-flop
1. Hubungkan sinyal keluaran clock generator LOW ke port clock pada IC 7472 dan juga
langsung ke LED (diparalel).
2. Hubungkan keluaran Q dan Q pada LED (ketiganya berbeda LED).
3. Amati apa yang terjadi pada masing-masing LED.
4. Tuliskan kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut (boleh menggunakan kata-kata
ataupun grafik timing analysis).

b. Pencacah Riak
1. Hubungkan clock generator LOW, IC 7472 (4 buah), IC 7447, 7-Segment seperti
rangkaian berikut ini:

2. Amati Display 7-Segment.


3. Tuliskan analisa maupun kesimpulan pada section E.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

 Percobaan 1 (Gerbang Logika Dasar dan Kombinasional)

a. NOT

Masukan Keluaran
0 1
1 0

Kesimpulan: Gerbang not memiliki fungsi pembalik logika tegangan input pada
outputnya jadi ketika nilai yang dimasukkan adalah 0 maka nilai outputnya adalah 1
begitu pula sebaliknya

b. OR

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Kesimpulan: Gerbang or mempunyai beberapa input dan satu output. Akan memberikan
sinyal keluaran 1 jika salah satu inputnya atau semua bernilai 1.

Ket: Bila S2 di pindah ke high kemudian pada posisi low yang terjadi adalah kedip dan
pada posisi high akan terang

c. AND

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Kesimpulan: Gerbang and mempunyai beberapa input dan satu output. Akan
menghasilkan nilai keluaran 1 apabila semua nilai input adalah 1. Dan apabila ada semua
atau salah satu bernilai selain 1 maka keluaran bernilai 0

Ket : Bila S2 di pindah ke high kemudian pada posisi low yang terjadi adalah LED tak
menyala dan pada posisi high LED menyala redup

d. NOR

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Kesimpulan: Merupakan kebalikan dari or dimana nilai salah satu input 1 maka output
bernilai 0. Sistem apabila salah ke 2 nya output akan benar dan sistem apabila minimal 1
benar akan salah.

e. NAND

Masukan
Keluaran
S1 S2 S3
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0

Kesimpulan: Merupakan kebalikan dari fungsi and. Dimana akan menghasilkan nilai
output 1 apabila salah satu bernilai 1 dan semua input bernilai 0. Dan out put akan
bernilai 0 apabila semua input bernilai

XOR

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Kesimpulan: Akan menghasilkan sinya keluaran rendah(0) apabila sinyal input bernilai
sama. Dan akan menghasilkan nilai output tinggi(1) apabila salah satu input berbeda nilai
dengan yang lain.

f. HALF-ADDER

Masukan Keluaran
S1 S2 Sum Carry
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

Kesimpulan: Output dari carry berlogika and dimana apabila semua input bernilai 1 maka
output bernilai 1. Sedangkan sum apabila salah satu input bernilai 0 maka keluaran pada
gerbang and pertama adalah 1. Dan keluaran pada gerbang or bernilai 1 hingga diteruskan
ke logika and maka input pada gerbang and ke dua adalah 1 sehingga output yg
dihasilkan adalah 1

 Percobaan 2(Teorema de Morgan dan Peta Karnaugh)

a. Teorema pertama de Morgan

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Kesimpulan:dikarenakan terdapat gerbang not sebelum gerbang and maka apabila input
bernilai 0 maka output akan bernilai 1 begitu pula sebaliknya

b. Teorema kedua de Morgan

Masukan
Keluaran
S1 S2
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Kesimpulan:dikarenakan terdapat gerbang not sebelum gerbang or maka apabila input


bernilai 1 maka output akan bernilai 0 begitu pula sebaliknya

c. Peta Karnaugh (K-Map)


B B
A 1 0
A 1 0
Persamaan Aljabar Boole : f= B
Gambar rangkaian:
Input Output

B B

Kesimpulan:membantu memudahkan menyelesaikan rangkaian dengan hanya mengetahui


fungsinya.

 Percobaan 3(7-Segment dan konversi bilangan biner)

a. 7-segment
Kesimpulan:Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda
pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki
Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda
yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan
Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki
Katoda Segmen LED.

b. BCD to 7-segment decoder

Masukan Karakter/Simbol yang Tampil


S1 S2 S3 S4
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
0 1 0 0
1 1 0 0 3
0 0 1 0 4
1 0 1 0 5
0 1 1 0 6
1 1 1 0 7
0 0 0 1 8
1 0 0 1 9
0 1 0 1 C
1 1 0 1 ]
0 0 1 1 u
1 0 1 1 c
0 1 1 1 t
1 1 1 1 -
Kesimpulan: IC ini adalah sebagai Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk
menerima masukan BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui
segmen untuk menampilkan angka decimal

 Percobaan 4(Flip-flop dan Pencacah Riak)


a. Flip-flop
Kesimpulan: Q dan Q kedip kedip tidak bersama dan relatif lambat dibandingkan clock
dikarenakan arus pada clock terbagi menjadi 2 yaitu Q dan Q sendiri dan karena masuk
ke IC 7447

b. Pencacah riak (Ripple Counter)


Kesimpulan :Decoder IC 7447 yang memiliki 4 input dan outputnya 7
Fungsi decoder : alat untuk memecah kode dari sebuah input biner menjadi desimal
Fungsi Ic 7472 : Untuk mengatur timing
BAB V
KESIMPULAN

a. Ada 7 macam gerbang logika dasar yaitu :


1. AND
2. OR
3. NOT
4. AND
5. XOR
6. NOR
7. XNOR
8. NAND
b. Terdapat 2 teori hokum de morgan yaitu teorema de morgan 1 yang menyatakan
bhawa komplemen dari hasil penjumlahan akan sama dengan haisl perkalian dari
masing masing komplemen. Teori ini melibatkan gerbang NOR dan AND. Lalu teori
de morgan 2 yang menyatakan bahwa komplemen hasil dai perkalian akan sama
dengan penjumlahan seperti gerbang NAND dan OR.
c. Rangkaian counter merupakan rangkaian elektronika yang befungsi melakukan
penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan
mundur.
d. Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih sinyal masukan tetapi hanya
menghasilkan satu sinyal keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 = High ) atau tegangan
rendah .
e. Ada 2 jenis seven segmen yaitu Common Anoda dan Common Katoda.
f. Deoder BCD ke 7 segmen berfungsi untuk menerima masukan BCD-4 bit dan
memberikan keluaran yang melewatkan arus melalu segmen untuk menampilkan
angka decimal.
g. Peta Karnaugh merupakan penyerdahanaan secara grafis yang merupakan table
kebenaran dengna menunjukan level output dari persamaan aljabar Boolean pada
setiap kemungkinan inputan variable kombinasi yang di inginkan. Terdapat bberapa
jumlah sel berkelipatan seperti untuk inputan 2 variabel diperlukan 4 sel, jika 3
variabel diperlukan 8 sel dst.
h. Aljabar Boolean adalah matematika yang digunakan untuk menganalisis dan
menyederhanakan Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika.
Boolean pada dasarnya merupakan Tipe data yang hanya terdiri dari dua nilai yaitu
“True” dan “False” atau “Tinggi” dan “Rendah” yang biasanya dilambangkan dengan
angka “1” dan “0” pada Gerbang Logika. Dengan menggunakan Hukum Aljabar
Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi Boolean yang
kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan dalam
sebuah rangkaian Digital Elektronika.
i. Flip flop merupakan  Flip-flop adalah suatu rangkaian elektronika yang memiliki dua
kondisi stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Flip Flop merupakan
pengaplikasian gerbang logika yang bersifat Multivibrator Bistabil. Dikatakan
Multibrator Bistabil karena kedua tingkat tegangan keluaran pada Multivibrator
tersebut adalah stabil dan hanya akan berubah ketika tingkat tegangan keluarannya
saat dipicu (trigger).  Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran) yang salah satu
outputnya merupakan komplemen Output yang lain.

Anda mungkin juga menyukai