Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER, DAN DEMULTIPLEXER

Nama : R. Achmad Nafi’ Firdausi


NIM : 205090801111026
Kelompok : 16
Tanggal Praktikum : 10 November 2021
Nama Asisten : Dafa Nur Isa Wijaya

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DIGITAL
ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER, DAN DEMULTIPLEXER

Tanggal Masuk Laporan :   _____________________________________________________


Pukul                               :   _____________________________________________________

Korektor Asisten

Dafa Nur Isa Wijaya Dafa Nur Isa Wijaya

CO Asisten

Nama CO Asisten

Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi :   ______________________________________________________


Pukul :   ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan praktikum kali ini adalah operasi dan penggunaan dari decoder, encoder,
multiplexer dan demultiplexer dapat dipahami. Serta dipahaminya operasi dan penggunaan
dari seven-segment.
1.2 Dasar Teori
Decoder adalah sebuah rangkaian logika yang berfungsi sebagai pengubah input
tertentu menjadi output sesuai yang sudah ditentukan, yang mana output yang aktif hanya ada
satu dan input tersebut sudah diwakilkan hasilnya oleh output. Input N dan output M ini
dimiliki oleh rangkaian decoder yang mana setiap inputnya bernilai 1 dan 0 dengan
kemungkinan inputnya . Kebanyakan dari Decoder sistemnya active-low yang artinya output
yang dipresentasikan dari input itu nantinya akan bernilai Low sedangkan yang lainnya akan
aktif atau bernilai tinggi, dengan bentuk diagram dari decoder ini seperti yang dapat dilihat
pada Gambar 1.2.1. Namun untuk  Decoder BCD to Decimal yang mana inputnya terdiri dari
0000 hingga 1001 ini tidak digunakan semua kemungkinan menjadi output, akan ada kondisi
ketika input tersebut tidak dianggap sehingga tidak akan muncul keluaran atau output yang
dihasilkan dari Decoder ini  (Tocci, dkk., 2007).

Gambar 1.2.1  Diagram Decoder (Tocci, dkk., 2007).


Encoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan desimal,
contohnya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem bilangan biner yang terdapat
pada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut Encoding (penyandian atau
pengkodean). Pada bagian masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang
aktif, sedangkan pada bagian keluarannya, yang aktif dapat lebih dari satu, tetapi bagian
keluaran ini harus berupa sistem bilangan biner. Pada hakikatnya, bagian masukan dari
encoder adalah sistem bilangan yang biasa digunakan oleh manusia sehari-hari. Sedangkan
bagian keluaran dari encoder biasanya berupa kode dengan sistem bilangan biner yang hanya
dimengerti oleh mesin digital atau komputer.  piranti-piranti digital yang telah kita bahas
memiliki satu kesamaan sifat dasar yang mutlak, yaitu mampu menyimpan data biner. Tetapi,
ternyata ada suatu kelompok piranti tertentu yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan
untuk menyimpan data biner, tetapi mempunyai kemampuan menyandi. menguraikan sandi,
memilih, dan menyalurkan data biner. Sekarang encoder banyak sekali kita temui dalam
kehidupan modem yang penuh fasilitas kenyamanan. Contohnya pada tombol telepon digital
atau seluler, timer alat pemasak, atau timer Microwave, remote control televisi, keyboard
komputer, kode Bar Graph pada barang yang kita beli di Swalayan dan Supermarket, dan lain-
lain. Proses pengubahannya disebut Encoding . Pada bagian masukan dari encoder hanya
terdapat satu jalur yang aktif, sedangkan pada bagian keluarannya, yang aktif dapat lebih dari
satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa sistem bilangan biner (Wijaya, 2006).
Encoder merupakan sirkuit digital yang melakukan operasi kebalikan dari decoder.
Seorang pembuat enkode memiliki 2 (atau lebih sedikit) jalur input dan n jalur output. Jalur
n

output, sebagai agregat, menghasilkan kode biner yang sesuai dengan nilai input, Contoh
encoder adalah oktal-ke-biner encoder yang tabel kebenarannya diberikan pada Tabel 4,7. Ini
memiliki delapan input (satu untuk masing-masing oktal digit) dan tiga keluaran yang
menghasilkan bilangan biner yang sesuai. Diasumsikan bahwa hanya satu input memiliki nilai
1 pada waktu tertentu. Encoder dapat diimplementasikan dengan gerbang OR yang inputnya
ditentukan langsung dari: tabel kebenaran. Output z sama dengan 1 ketika digit oktal input
adalah 1,3,5, atau 7. Output y adalah 1 untuk digit oktal 2,3,6, atau 7, dan keluaran x adalah 1
untuk digit 4,5,6, atau 7. Kondisi ini dapat dinyatakan dengan fungsi keluaran Boolean
berikut:z = Dl + D3 + DS + D7
y = Dz + D3 + D6 + D7 
x = D4 + D5 + D6 + D7
Encoder dapat diimplementasikan dengan tiga gerbang OR. Encoder yang didefinisikan pada
Tabel 4.7 memiliki Batasan bahwa hanya satu input yang dapat aktif di sembarang waktu
yang diberikan. Jika dua input aktif secara bersamaan, output menghasilkan kombinasi yang
tidak ditentukan. Misalnya, jika D dan D adalah 1 secara bersamaan, output dari encoder
3 6

akan menjadi 111 karena ketiga output sama dengan 1. Output 11 1 tidak mewakili biner 3
atau biner 6. Untuk mengatasi ambiguitas ini, rangkaian encoder harus menetapkan prioritas
input untuk memastikan bahwa hanya masukan om yang encoder. Jika kami menetapkan
prioritas yang lebih tinggi untuk input dengan subskrip yang lebih tinggi angka, dan jika
keduanya 4 d Dg ax 1 pada saat yang sama, outputnya adalah 110 karena D memiliki 6

prioritas lebih tinggi dari D (Morris.M Mano, 2006).


3
(Tabel 1.1)
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan pada percobaan kali ini yaitu Papan uji rangkaian, sumber tegangan
(Vcc = +5 V), Oscilloscope, Generator clock, Switch logika (8 buah), Counter biner 4 bit (1
buah) [IC 7493A (1 buah)], Gerbang (AND (4 buah) [IC 7408 (1 buah)], AND (4 buah) [IC
7411 (2 buah)],OR (6 buah) [IC 7432 (2 buah)], NOT (2 buah) [IC 7404 (1 buah)]), BCD to
seven-segment decoder (1 buah) [IC 7447 (1 buah)], Seven-segment common Anode (1
buah), LED logic indicator (4 buah), Tahanan 330 Ohm (7 buah), dan kabel penghubung.
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 Encoder
2.2.2 Decoder
2.2.3 Multiplexer
2.2.4 Demultiplexer
2.2.5 Seven-Segment

2.3 Gambar Alat Percobaan

Gambar 2.3.1 Power Supply 5V


 

Gambar 2.3.2 Kabel Penghubung

Gambar 2.3.3 Papan Percobaan

Gambar 2.3.4 Gerbang Logika NAND

Gambar 2.3.5 Modul 4-Bit Input


 

Gambar 2.3.6 Modul 4-Bit Output 

Gambar 2.3.7 Modul Adaptor dan Clock

Gambar 2.3.8 Gerbang Logika AND

Gambar  2.3.9 Gerbang Logika NOT


BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


3.1.1 Rangkaian Encoder

Gambar 3.1 Rangkaian encoder dengan 8 masukan dan 3 keluaran.

Masukan Keluaran

X0 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 22 21 20

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1

0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

Tabel 3.1 Tabel kebenaran dari rangkaian encoder dengan 8 masukan dan 3 keluaran.

3.1.2 Rangkaian Decoder

Gambar 3.2 Rangkaian decoder 2 bit.

Masukan Keluaran

21 20 Y0 Y1 Y2 Y3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1

Tabel 3.2 Tabel kebenaran dari rangkaian decoder 2 bit.


3.1.3 Rangkaian Multiplexer

Gambar 3.3 Rangkaian full 4 to 1 multiplexer.

Pemilih Masukan Keluaran


(Y)
21 20

0 0 X1

0 1 X2

1 0 X3

1 1 X4

Tabel 3.3 Tabel kebenaran dari rangkaian full 4 to 1 multiplexer.


3.1.4 Rangkaian Demultiplexer
Gambar 3.4 Rangkaian 1 to 4 demultiplexer.

Pemilih Keluaran

21 20 Y1 Y2 Y3 Y4

0 0 X 0 0 0

0 1 0 X 0 0

1 0 0 0 X 0

1 1 0 0 0 X

Tabel 3.4 Tabel kebenaran dari rangkaian 1 to 4 demultiplexer.

3.1.5 Rangkaian Seven-Segment


Gambar 3.5 Rangkaian seven-segment.

Masukan Angka BCD Keluaran Decoder BCD to Seven-


Segment Tampilan Pada
Seven-Segment

23 22 21 20 A B C D E F G

0 0 0 0 v v v v v v -

0 0 0 1 - v v - - - -

0 0 1 0 v v - v v - v

0 0 1 1 v v v v - - v
0 1 0 0 - v v - - v v

0 1 0 1 v - v v - v v

0 1 1 0 - - v v v v v

0 1 1 1 v v v - - - -

1 0 0 0 v v v v v v v

1 0 0 1 v v v - - v v

1 0 1 0 - - - v v - v

1 0 1 1 - - v v - - v

1 1 0 0 - v - - - v v

1 1 0 1 v - - v - v v

1 1 1 0 - - - v v v v
1 1 1 1 - - - - - - -

Tabel 3.5 Tabel kebenaran dari rangkaian seven-segment


Keterangan:
v = aktif
- = tidak aktif
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisis Prosedur
3.2.1.1 Fungsi Alat
Pada praktikum encoder, decoder, multiplexer, dan demultiplexer digunakan
beberapa alat dan bahan yang di antaranya adalah papan uji rangkaian, sumber tegangan
(Vcc = +5 V), Oscilloscope, Generator clock, Switch logika (8 buah), Counter biner 4
bit (1 buah) [IC 7493A (1 buah)], Gerbang (AND (4 buah) [IC 7408 (1 buah)], AND (4
buah) [IC 7411 (2 buah)],OR (6 buah) [IC 7432 (2 buah)], NOT (2 buah) [IC 7404 (1
buah)]), BCD to seven-segment decoder (1 buah) [IC 7447 (1 buah)], Seven-segment
common Anode (1 buah), LED logic indicator (4 buah), tahanan 330 Ohm (7 buah), dan
kabel penghubung. Pada praktikum ini, papan uji rangkaian digunakan sebagai media
percobaan atau untuk diletakkannya komponen-komponen sehingga terbentuk suatu
rangkaian elektronika. Sumber tegangan digunakan agar arus listrik dapat dihasilkan
sehingga dapat diberikan beda potensial pada komponen-komponen elektronika yang
dihubungkan dengan sumber listrik. Oscilloscope digunakan untuk pengukuran besaran,
tegangan, frekuensi, periode, bentuk sinyal, dan beda fasa. Generator clock berfungsi
sebagai pembangkit sinyal pada generator acak dan menjadi selektor pada multiplexer
encoder, decoder, multiplexer, dan demultiplexer tetapi untuk pembangkit sinyal
tersebut frekuensi clock harus dibagi melalui pembagi frekuensi terlebih dahulu. Switch
logika berfungsi sebagai pembentuk sirkuit digital yang terdiri dari 4 input nilai biner
dan outputnya berupa bilangan 1 atau 0. Counter biner digunakan untuk perhitungan
jumlah pulsa masuk yang dinyatakan bilangan biner. Lalu keluaran (output) logika 1
akan dihasilkan oleh gerbang AND, jika semua masukan (input) bernilai Logika 1 dan
akan menghasilkan keluaran (output) Logika 0, jika salah satu dari masukan (Input)
bernilai logika 0. Keluaran (output) logika 1 akan dihasilkan oleh gerbang OR, jika
salah satu dari masukan (input) bernilai logika 1 dan jika ingin dihasilkan keluaran
(output) Logika 0, maka semua masukan (input) harus bernilai Logika 0. Gerbang NOT
disebut juga dengan inverter (pembalik), karena akan dihasilkan keluaran (output) yang
berlawanan (kebalikan) dengan masukannya (input). BCD to seven-segment decoder
digunakan sebagai penerima masukan BCD 4-bit dan pemberi keluaran yang bertujuan
untuk ditampilkannya angka desimal. Seven-segment common anode dalam hal ini
adalah semua terminal positif (anoda) dari semua LED yang dihubungkan bersama yang
disebut dengan COM. LED logic indicator digunakan untuk dianalisisnya status logika
(high atau low) yang keluar dari rangkaian digital. Tahanan berfungsi sebagai
penghambat dan pengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Serta kabel
penghubung yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik.
3.2.1.2 Fungsi Perlakuan
Pada praktikum bab encoders, decoders, multiplexer, dan demultiplexer ini,
dilakukan lima percobaan, yaitu encoders, decoders, multiplexer, demultiplexer dan
seven segmen. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu encoder. Rangkaian dibuat
seperti gambar 8.1 agar percobaan dapat dilakukan. Kemudian masing – masing
masukan dari encoder tersebut dihubungkan pada switch agar nilai pada input dapat
diubah antara 1 atau high dan 0 atau low dan masing – masing keluaran dari encoder
dihubungkan ke logic indikator agar nilai pada output dapat diamati. Selanjutnya,
sumber tegangan dihubungkan pada IC OR dimana kaki no 14 dihubungkan ke Vcc dan
kaki no 7 ke ground kemudian sumber tegangan dihidupkan agar arus serta tegangan
dapat mengalir pada rangkaian. Nilai keluaran 20, 21, dan 22 dianalisis untuk nilai
masukannya agar didapatkan data hasil percobaan yang sesuai. Setelah itu, sumber
tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas agar tidak terjadi kerusakan dan sebagai
penghematan listrik.
Percobaan kedua yaitu decoder. Rangkaian seperti gambar 8.2 dibuat agar
percobaan dapat dilakukan. Kemudian masukan 20 dan 21 pada rangkaian dihubungkan
pada switch logika dan masing – masing keluaran Y0, Y1, Y2 dan Y3 dihubungkan ke
logic indicator agar nilai pada output dapat diamati. Selanjutnya, sumber tegangan
dihubungkan pada IC AND dan NOT dimana kaki no 14 dihubungkan ke Vcc dan kaki
no 7 ke ground kemudian sumber tegangan dihidupkan agar rangkaian dapat dialiri oleh
arus dan tegangan. Nilai keluaran Y0, Y1, Y2 dan Y3 dianalisis untuk semua nilai
kemungkinan dari masukan 20 dan 21 agar didapatkan data hasil percobaan yang sesuai.
Sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas agar tidak terjadi kerusakan.
Percobaan ke tiga ini diujinya rangkaian multiplexer. Pertama, rangkaian seperti
gambar 8.3 dan rangkaian seperti gambar 8.7 dibuat. Selanjutnya masing –masing
masukan dari counter (QA, QB, QC, dan QD) tersebut dihubungkan pada multiplexer.
masukan 20 dan 21 dihubungkan ke switch logika. Lalu, keluaran multiplexer (Y)
dihubungkan ke oscilloscope dan sumber tegangan dihubungkan ke IC counter dimana
kaki no 5 dihubungkan ke Vcc dan kaki no 10 ke ground sedangkan kaki no 14
dihubungkan ke Vcc dan kaki no 7 ke ground kemudian sumber tegangan dihidupkan
agar arus dan tegangan yang terdapat pada kaki-kaki tersebut dapat dianalisis oleh
oscillocope. Kemudian keluaran generator clock diubungkan ke masukan clock dari
counter, frekuensi 1kHz dipilih dan generator clock dihidupkan. Lalu nilai keluaran dari
rangkaian tersebut dianalisis untuk kemungkinan nilai dari masukan 2 0 dan 21. Sumber
tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas sebagai penghematan listrik.
Pada percobaan demultiplexer, hal pertama yang dilakukan yaitu rangkaian dibuat
seperti gambar 8.4 agar percobaan dapat dilakukan. Kemudian masukan 2 0 dan 21
dihubungkan pada switch logika agar nilai pada input dapat diubah antara 1 atau high
dan 0 atau low. Selanjutnya, Sumber tegangan dihubungkan pada IC AND dan NOT,
dimana kaki no 14 dihubungkan ke Vcc = +5 V dan kaki no 7 ke ground, kemudian
sumber tegangan dihidupkan agar arus serta tegangan dapat mengalir pada rangkaian.
Keluaran generator clock dihubungkan pada masukan demultiplexer, dipilih frekuensi
clock sebesar 1 kHz, kemudian generator clock dihidupkan, agar rangkaian dapat
bekerja, dan tepi jatuhnya clock dapat diamati. Nilai keluaran Y0, Y1, Y2 dan Y3
dianalisis untuk semua kemungkinan nilai dari masukan 2 0 dan 21 agar didapatkan data
hasil percobaan yang sesuai dan sinyal keluaran dapat dilihat pada oscilloscope dengan
Y0, Y1, Y2 dan Y3 dihubungkan secara bergantian, agar didapatkan nilai keluaran yang
beragam. Setelah itu, sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas agar tidak
terjadi kerusakan.
Pada percobaan seven-segment, hal pertama yang dilakukan yaitu rangkaian
seperti gambar 8.6 dibuat dengan digunakan BCD to seven-segment decoder dan seven
segment common anode agar percobaan dapat dilakukan. Kemudian masing– masing
masukan dari decoder tersebut dihubungkan pada switch logika. Selanjutnya, kaki no. 1
Seven-segment dihubungkan ke Vcc = +5 V, kaki no. 16 IC decoder dihubungkan pada
Vcc = +5 V dan kaki no. 8 IC decoder dihubungkan pada ground, lalu sumber tegangan
dihidupkan agar arus serta tegangan dapat mengalir pada rangkaian. Semua nilai
keluaran dari seven-segment untuk semua kemungkinan nilai dari masukan pada
decoder dianalisa. Setelah dianalisis, sumber tegangan dimatikan dan rangkaian dilepas
sebagai penghematan listrik
3.2.2 Analisis Hasil
Rangkaian encoder merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah sistem bilangan
desimal yang terdapat pada masukan menjadi sistem bilangan biner pada bagian keluarannya.
Rangkaian ini juga dapat diartikan sebagai rangkaian yang memiliki input sebanyak 2n dan
output-nya. Rangkaian encoder memiliki banyak input yang berbentuk line input, namun
output-nya sedikit yang berformat bilangan biner. Fungsi dari encoder adalah untuk
mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Rangkaian ini juga
sering digunakan pada kompresi data. Selain itu, cara kerjanya adalah jika salah satu
masukannya bernilai 0, maka keluaran BCD-nya akan bernilai 0000. Kemudian encoder juga
memiliki banyak aplikasinya di kehidupan kita sehari-hari maupun di dunia teknologi. Di
antaranya adalah menjadi salah satu komponen penyusun dari kamera penglihatan malam
(night vision), kontrol kecepatan motor modern, sistem komunikasi terenkripsi, dan masih
banyak lagi.
Rangkaian decoder adalah rangkaian yang dipergunakan untuk dapat mengembalikan
proses encoding, sehingga informasi aslinya dapat dilihat kembali. Rangkaian digital ini
memiliki sedikit input dalam bentuk bilangan biner dan memiliki banyak output dan dalam
hal ini, yang diatur hanya input-nya saja. Decoder merupakan kebalikan dari encoder, dimana
jika terdapat n input maka output yang dihasilkan adalah sebanyak 2n. Rangkaian ini dapat
disusun menggunakan gerbang AND maupun gerbang OR. Decoder berfungsi untuk
memudahkan dalam mengaktifkan seven-segment. Karena inilah, rangkaian seven-segment
juga melibatkan decoder agar cepat dalam menyalakan seven-segmentnya. Aplikasi dari
rangkaian decoder di antaranya adalah memiliki peranan pada sistem audio dalam
pengubahan audio analog menjadi data digital, sebagai rangkaian elektronik yang
mengkonversi perintah komputer menjadi sinyal kontrol CPU, sebagai dekompresor seperti
mengkonversi data terkompresi (gambar dan video) menjadi bentuk dekompresi, membantu
dalam pengalamatan memori seperti membaca data dari sebuah memori (ROM atau read only
memory), dan lain-lain.
Rangkaian multiplexer atau juga dapat disingkat dengan Mux merupakan suatu
rangkaian digital yang memiliki input dua atau lebih dan hanya mempunyai satu output
(jumlah input dapat bergantung dari jumlah keluarannya). Multiplexer juga dapat disebut
sebagai data selector mana yang akan dilewatkan dan mana yang akan ditahan. Pada
multiplexer terdapat suatu pemilih untuk memilih masukannya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa multiplexer merupakan rangkaian elektronika yang dapat dipilih input-nya untuk
meneruskan data/sinyal kedalam output-nya. Aplikasi dari multiplexer di antaranya adalah
berperan pada transmisi sistem komputer satelit yaitu dengan mentransmisikan data dari
komputer satelit ke sistem yang ada di bumi dengan bantuan satelit GPS, sebagai komponen
penyusun hard drive komputer yaitu dengan mengurangi jalur yang terkoneksi langsung
dengan hard drive dengan komponen lain pada komputer supaya penyimpanan atau storage
dapat beroperasi dengan maksimal dan minim kesalahan, berperan pada jaringan telepon yaitu
dengan mengintegrasikan sinyal radio yang berasal dari berbagai perangkat ke dalam satu
jalur dan sinyal tersebut akan diteruskan ke perangkat tujuan kita, dan lain-lain.
Rangkaian demultiplexer merupakan kebalikan dari multiplexer. Jika multiplexer
disebut sebagai data selector, maka demultiplexer disebut sebagai data distributor.
Demultiplexer juga dapat diartikan sebagai piranti yang memiliki 1 saluran input data, n
saluran pemilih data, dan 2n saluran output yang dapat mengirim dari satu sumber input ke
satu dari beberapa tujuan. Input dari demultiplexer bersifat tetap. Aplikasi dari demultiplexer
di antaranya adalah sebagai komponen penyusun pada Arithmetic Logic Unit (ALU) yaitu
dengan dengan menyimpan output dari ALU ke unit penyimpanan atau register. ALU adalah
suatu microprocessor yang memiki fungsi untuk melakukan perhitungan. Selain itu,
demultiplexer juga berperan pada bidang sistem komunikasi yaitu dengan menerima data dari
multiplexer dan mengubahnya menjadi bentuk semula untuk diteruskan ke komponen
komputer yang terlibat. Contohnya adalah jika video dan gambar akan dikirimkan ke monitor
dan audio akan diteruskan ke loud speaker.
Seven-segment merupakan bagian-bagian untuk menampilkan angka maupun bilangan
desimal. Tersusun dari 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 sehingga disebut
dengan seven-segment. LED tersebut juga dapat digunakan untuk menampilkan huruf A-F.
Seven segment terbagi menjadi 2 jenis, yaitu common anoda dan common katoda. Pada
common anoda merupakan seven segment yang pinnya terhubung dengan kaki anoda LED.
Common anoda tersebut akan aktif saat diberikan logika bernilai 0 atau dapat disebut juga
dengan aktif low. Sedangkan common katoda adalah jenis seven-segment yang pinnya
terhubung pada kaki katoda LED dan akan aktif pada logika yang bernilai 1 atau aktif high.
Kemudian aplikasi dari seven-segment ini adalah sebagai komponen penyusun pada
kalkulator sebagai display dari angka yang ditunjukkan, sebagai komponen penyusun pada
papan skor digital dan jam digital, dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum elektronika digital kali ini, praktikan dapat
memahami operasi dan penggunaan dari decoder yaitu untuk mengubah audio analog jadi
data digital, encoder yang digunakan untuk untuk mendeteksi dan mengubah gerakan mekanis
menjadi sinyal output berkode analog atau digital, multiplexer untuk menyeleksi data untuk
kemudian dipindahkan ke satu jalur, data tersebut diseleksi berdasarkan logika yang
dipasangkan oleh operator itu sendiri, dan demultiplexer merupakan rangkaian logika yang
menerima satu input data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang
tersedia. Serta praktikan juga dapat memahami operasi dan penggunaan dari seven-segment
yang merupakan salah satu perangkat layar untuk menampilkan sistem angka desimal yang
merupakan alternatif dari layar dot-matrix.
4.2 Saran
Setelah melakukan percobaan, disarankan kepada praktikan agar untuk memahami
kembali tentang percobaan yang akan dilakukan agar penyelesaian laporan praktikum dapat
berjalan dengan lancar. Selain itu, sebaiknya penjelasan simulasi pada multisim juga
dipaparkan saat praktikum online sedang berlangsung, supaya praktikan dapat memiliki
gambaran yang lebih jelas mengenai topik praktikum yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

M. Morris Mano, Michael D. Ciletti. 2006. Digital Design(4 Edition). New Jersey: Pearson
th

Education.

Tocci, Ronald J., Neal S. Widmer., and Gregory L. Moss. 2007. Digital System Principles
and Applications. New Jersey: Pearson.

Wijaya Widjarnaka. 2006. Teknik Digital. Jakarta : Erlangga.


LAMPIRAN
(Tocci, dkk., 2007)
(Morris.M Mano, 2006)
(Wijaya, 2006)
Post Test
Screenshot Simulasi Rangkaian
DHP

Masukan Keluaran

X0 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 22 21 20

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1

0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0

0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

Tabel 3.1 Tabel kebenaran dari rangkaian encoder dengan 8 masukan dan 3 keluaran.
Masukan Keluaran

21 20 Y0 Y1 Y2 Y3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

Tabel 3.2 Tabel kebenaran dari rangkaian decoder 2 bit.

Pemilih Masukan Keluaran


(Y)
1 0
2 2

0 0 X1

0 1 X2

1 0 X3

1 1 X4

Tabel 3.3 Tabel kebenaran dari rangkaian full 4 to 1 multiplexer.

Pemilih Keluaran

21 20 Y1 Y2 Y3 Y4

0 0 X 0 0 0
0 1 0 X 0 0

1 0 0 0 X 0

1 1 0 0 0 X

Tabel 3.4 Tabel kebenaran dari rangkaian 1 to 4 demultiplexer.

Masukan Angka BCD Keluaran Decoder BCD to Seven-


Segment Tampilan Pada
Seven-Segment

23 22 21 20 A B C D E F G

0 0 0 0 v v v v v v -

0 0 0 1 - v v - - - -

0 0 1 0 v v - v v - v

0 0 1 1 v v v v - - v

0 1 0 0 - v v - - v v
0 1 0 1 v - v v - v v

0 1 1 0 - - v v v v v

0 1 1 1 v v v - - - -

1 0 0 0 v v v v v v v

1 0 0 1 v v v - - v v

1 0 1 0 - - - v v - v

1 0 1 1 - - v v - - v

1 1 0 0 - v - - - v v

1 1 0 1 v - - v - v v

1 1 1 0 - - - v v v v

1 1 1 1 - - - - - - -

Tabel 3.5 Tabel kebenaran dari rangkaian seven-segment


Keterangan:
v = aktif
- = tidak aktif

Anda mungkin juga menyukai