Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGENALAN FITUR INTERRUPT PADA MIKROKONTROLER ATMEGA


8535 MENGGUNAKAN SIMULASI PROTEUS
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
yang dibina oleh Dewi Pusposari, S. Pd., M. Pd.

Rina Maulidia NIM. 190534646407

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
DESEMBER 2020
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


2.1 Dasar Teori ....................................................................................... 3
2.1.1 Mikrokontroler ATMEGA 8535 ............................................. 3
2.1.2 Aplikasi Proteus ...................................................................... 5
2.1.3 Software CodeVision AVR .................................................... 6
2.2 Pengenalan Fungsi Interrupt ............................................................. 7
2.3 Alat dan Bahan yang Dibutuhkan ................................................... 10
2.4 Simulasi Pengenalan Fitur Interrupt ............................................... 10
2.5 Hasil Percobaan .............................................................................. 12

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 15


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kongfigurasi pin mikrokontroler ATMEGA 8535 ............................................... 4


2.2. Blok Diagram Mikrokontroler ATMEGA 8535 ................................................... 4
2.3. Tampilan Awal Software Proteus 8 Profesional ................................................... 6
2.4. Tampilan Halaman Utama Software Proteus ........................................................ 6
2.5. Tampilan Halaman Utama Software Code Vision AVR ...................................... 7
2.6. Perencaaan Sistem Interrupt pada Software Proteus ............................................ 9
2.7. Perencanan Program Interrupt Sederhana ............................................................ 9
2.8. Rangkaian Simulasi pada Software Proteus 8 Profesional ................................. 10
2.9. Script Program Interrupt ..................................................................................... 11
2.10. Script Program Utama ....................................................................................... 11
2.11. Kotak Dialog Build Project pada Software Proteus .......................................... 11

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Hasil Percobaan Simulasi Pengenalan Fitur Interrupt ........................................ 12

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat kebutuhan manusia
semakin kompleks. Sehingga perlu digunakan alat yang digunakan untuk
membantu pekerjaan manusia secara praktis. Salah satu alat pengendalinya adalah
mikrokontroler. Mikrokontroler menurut Fauzi (2011:1) adalah sebuah chip yang
berfungsi sebagai pengendali rangkaian elektronik yang umumnya dapat
menyimpan program yang ada pada mikrokontroler yang dapat dihapus dan ditulis
ulang. Mikroprosesor digunakan untuk melakukan melakukan perintah dengan
melakukan program menggunakan aplikasi compiler, seperti Code Vision AVR,
Arduino IDE (Integrated Development Environment), STM32 Cube ID, dan
Bascom AVR.
Mikrokontroler adalah piranti komputasi yang berada dalam satu keping chip
yang tersiri dari CPU, ROM, input-output paralel dan seri, counter-timer, serta
rangkaian clock. Ada beberapa jenis mikrokontroler, antara lain: Mikrokontroler
AVR, Mikrokontroler MCS-51, Mikrokontroler PCI, Mikrokontroler ARM,
Arduino Uno (Open Source). Pada mikrokontroler AVR terdapat beberapa kelas,
yaitu: keluarga ATTiny, ATMegaxx, AT86RF, dan AT90Sxx. Dimana terdapat
perbedaan pada memori, fungsi, dan periferal yang digunakan. Namun yang paling
banyak digunakan dalam dunia pendidikan adalah mikrokontroler ATMEGA 8535
dan Arduino IDE.
Untuk melakukan pengenanalan fitur-fitur pada mikrokontroler diperlukan
perngkat kelas dan perangkat lunak lain untuk melakukan suatu pengendalian
dengan sistem minimum mikrokontroler, software pemrograman, kompiler dan
downloader. Mikrokontroler tidak dapat berdiri sendiri sehingga diperlukan
bagian-bagan dasar, yaitu: processor, rangkaian clock, rangkaian catu daya, dan
rangkaian reset.

1
Pada mikrokontroler ATMEGA 8535 terdapat fitur interrupt (interupsi). Fitur
interupsi merupakan suatu kondisi dimana program utama yang dikerjakan pada
suatu mikrokontroler dihentikan sementara untuk menjalankan suatu program rutin
yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Ketika program rutin tersebut sudah selesai
dikerjakan/dijalankan, maka mikrokontroler akan kembali menjalankan program
utama pada mikrokontroler. Sehingga data program utama tidak dihilangkan,
diubah, dan tetap berjalan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah fitu-ftur padaa mikrokontroler ATMEGA 8535?
2. Bagaimana perancangan simulasi proteus untuk pengenalan fitur interupsi
mikrokontroler ATMEGA 8535?
3. Apakah pengenalan fitur interupsi pada ATMEGA 8535 berjalan dengan baik
menggunakan simulasi Proteus?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui fitu-ftur padaa mikrokontroler ATMEGA 8535
2 Mengetahui perancangan simulasi proteus untuk pengenalan fitur interupsi
mikrokontroler ATMEGA 8535.
3 Mengetahui pengenalan fitur interupsi pada ATMEGA 8535 yang berjalan
dengan baik menggunakan simulasi Proteus.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Mikrokontroler ATMEGA 8535
Mikrokontroler merupakan chip keping tunggal yang didalamnya terdapat
mikroprosesorr, memori program ROM (Read Only Memory) dan memori
penyimpanan data RAM (Random Access Memory). Beberapa mikrokontroler
memiliki fitur ADC, USART, EEPROM dan PWM. Ada beberapa sensor
mikrokontroler, antara lain: Microchip, Xernics, Windbond, Atmel, Philips, dan
lain-lain buatan Atmel. Penggunaan mikrokontroler popular dan luas. Contoh
aplikasi penggunaan mikrokontroler, antara lain: robot line follower, robot
pemadam api, robot sepak bola, robot humanoid, pengontrolan motor DC dan
motor stepper, penjemur pakaian otomatis berbasis mikrokontroler ATMEGA
8535, lampu LED berjalan, lampu flip-flop, program penghitung,stepper motor.
Mikrokontroler ATMEGA 85353 adalah generasi AVR (Alf and Vegard’s Risk
processor). Mikrokontroler ini memiliki kinerja yang tinggi dengan daya rendah.
Menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8-bit.
Memiliki kemampuan 130 instruksi (kebanyakan siklus jam tunggal). Dengan
throughtput 16 Hz, program non-volatile, antarmuka JTAG (Pemrograman Flash,
EEPROM, Fuse dan Lock Bits. Terdapat fitur tambahan ADC, PWM, USAR
(komunikasi serial), interupsi eksternal dan internal.
Pemrograman dalam sistem dengan bit kunci independent. 512 Byte EEPROM,
512 Byte SRAM Internal. Fitur periferal timer dengan prescaller terpisah, mode
banding, dan penghitung waktu dengan osilator terpisah. Terdiri dari 40 pin
dengan 32 pin input-output yang dapat diprogram. Tegangan kerja 4,5 V sampai
5,5 V dan tingkat kecepatan 0 – 16 MHz. Mikrokontroler AVR menggunakan dua
Bahasa pemrograman yaitu, bahasa C dan bahasa assembly. Mikrokontroler AVR
menggunakan arsitektur Harvard, dimana memori data dipisahkan dengan jalur
bus dan ruang memori program.

3
Gambar 2. 1. Kongfigurasi Pin Mikrokontroler ATMEGA 8535
Sumber: Datasheet ATMEGA 8535 dan ATMEGA 8535L

Gambar 2.2. Blok Diagram Mikrokontroler ATMEGA 8535


Sumber: Datasheet ATMEGA 8535 dan ATMEGA 8535L

4
2.1.2 Software Proteus
Software Proteus merupakan alternatif media pembelajaran untuk
melakukan simulasi rangkaian elektronika. Dengan menggunakan simulasi ini
diharapkan pembelajaran sesuai dengan konsep -konsep rangkaian elektronika
dengan baik dan lebih mudah dipahami. Karena pada simulasi yang dilakukan
pada rangkaian akan lebih stabil, detail, aman, dan hasilnya pasti. Sehingga tidak
terganggu oleh pengaruh dari komponen dan suhu yang akan mempengaruhi
kinerja rangkaian saat dilakukan percobaan secara langsung. Salah satu versi
software Proteus yang dapat digunakan adalah software Proteus 8 Profesional yang
menawarkan fitur membuat skematik rangkaian, mensimulasikan rangkaian, dan
membuat rangkaian elektronika pada PCB.
Keuntungan lainnya yang didapat adalah tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk membeli komponen dan alat elektonika. Terdapat library komponen pasif,
IC digital, jenis tombol, jenis relay/saklar, mikrokontroler, SCR, dan transistor.
Untuk alat instrumentasi yang tersedia antara lain Voltmeter, Ampere meter, I2C,
generator sinyal, dan alat elektonika lainnya. Karena kelengkapan komponen dan
alat yang dimiliki menjadikannya sebagai software simulasi elekrtonika yang
terbaik. File yang harus dimasukkan ke dalam proteus dengan format .hex, agar
suatu sistem pengendali dapat disimulasikan. Jika terdapat rangkaian yang salah,
maka akan muncul kota dialog fatal simulation, sehingga harus dilakukan
perbaikan rangkaian skematiknya. Berikut merupakan tampilan awal dan halaman
utama Proteus 8 Profesional.

5
Gambar 2.3. Tampilan Awal Software Proteus 8 Profesional

Gambar 2.4. Tampilan Halaman Utama Software Proteus 8 Profesional

2.3.1 Software Code Vison AVR


Software Code Vison AVR adalah salah satu aplikasi compiler dari
Atmel yang dapat digunakan untuk melakukan pemrograman pada mikrokontroler.
Code Vision AVR dilengkapi dengan fasilitas IDE (Integrated Develpoment
Learning) yang menghasilkan kode pemrograman otomatis yang sudah
kompatibel dengan mikrokontroler sesuai dengan sintaks atau aturan penulisan
kalimat yang dapat dimengerti oleh mikrokontroler, serta dapat langsung
mentransfer file program ke mikrokontroler tanpa adanya downloader, setelah
sintaks pemrogramannya telah benar. Mikrokontroler yang ditawarkan antara lain:
ATTiny, AT90, ATMega, dan XMega. Bahasa pemrogramannya adalah bahasa C.

6
Gambar 2.5. Tampilan Halaman Utama Software Code Vision AVR
Untuk membuat project baru akan muncul kotak dialog pemilihantipe chip
dan clock yang digunakan sesuai kebutuhan. Selain itu, software Code Vision
AVR ditawarkan untuk pengaturan fitur pada mikrokontroler secara manual atau
otomatis sesuai dengan pengaturan yang disediakan. Pengaturan yang dilakukan
antara lain: port input-output, interrupt eksternal, timer/counter, USART,
watchdog timer, komparator analog, ADC, periferal, LCD, resistive touchscreen,
tampilan grafis, 1 buah wire bus interface.

2.4 Pengenalan Fitur Interrupt pada Mikrokontroler


Pada mikrokontroler terdapat fitur interrupt internal dan eksternal. Fitur interrupt
merupakan kondisi pada mikrokontroler yang akan melakukan pemberhentian
sementara program utama untuk melakukan program interupsi. Program interpsi
biasanya digunakan untuk memenjalankan program rutinan suatu sistem, untuk
melakukan pemulihan ulang pada simulator hardware agar tetap berjalan dengan baik.
Pada mikrokontroler ATMEGA 8535 terdapat 3 mode interup eksternal yang
dihubungkan dengan INT 0 = PORTD 2, INT 1 = PORTD.3, dan INT 3 = PORTB.2.
Pada mikrokontroler sudah terdapat pembagian untuk fitur-fitur yang ada pada
mikrokontroler, antar lain: SS, MOSI, MISO, SCK, RXD, TXD, ADC0-ADC7, SCL,
SDA, dan TOSC.
Terdapat 4 mode interrup pada Code Vision AVR, memiliki empat mode aplikasi,
yaitu: Low Level, Falling Edge, Rising Edge, dan Any Change

7
a. Mode Low Level
Pada mode Low Level program interupsi akan dikerjakan ketika terjadi nilai
masukannya adalah 0 V.
b. Mode Falling Edge
Mode Falling Edge kondisi dimana program interupsi yang dilakukan katika
tegangan inout yang dihasilkan dari tegangan tinggi ke trgangan yang rendah.
c. Mode Rising Edge
Mode Rising Edge, kondisi dimana program interupsi akan dijalankan ketika ada
perubahan tegangan dari tegangan rendah ke tinggi pada mikrokontroler.
d. Mode Any Change
Pada mode Any Change, mikrokontroler akan melakukan program interupsi pada
setiap ada perubahan. Baik dari tegangan rendah ke tinggi, maupun tegangan rendah
ke tegangan tinggi.
Setelah melakukan program interupsi, maka secara otomatis mikrokontoler akan
kembali ke program utama sebelumnya, tanpa menghapus, menghilangkan, atau
mengubah program utamanya.
Pada pengenalan fitur interrupt menggunakan simulasi Software Proteus 8
Profesional, maka diperlukan pengukuran sebagai hasil suatu program yang
dikendalikan. Rancangan sederhana yang dapat digunakan untuk memahami fitur
interrupt dengan mudah dapat menggunakan tombol/saklar sebagai input dan LED
sebagai output. Saklat/tombol adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengaturan
open/close perangkat. Saklar akan melakukan penyambungan dan pemutusan arus
listrik. Sedangkan LED (Light Emmiting Diode) merupakan komponen elektronika
yang digunakan untuk memancarkan cahaya monokromtik dengan tegangan bias maju.
LED digunakan sebagai indikator output program mikrokontroler.
Di bawah ini merupakan gambar rancangan simulasi pengenalan fitur interrupt
menggunakan simulasi proteus dan software Code Vision AVR.

8
Gambar 2.6. Perencaaan Sistem Interrupt pada Software Proteus

Gambar 2.7. Perencanan Program Interrupt Sederhana

9
2.5 Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memahami fitur interrupt pada
mikrokontroler ATMEGA 8535 pada software Proteus 8 Profesional, antara lain:
1. Laptop/komputer
2. Software Proteus 8 Profesional
3. Software Code Vision AVR

2.6 Simulasi Pengenalan Fitur Interrupt

Gambar 2.8. Rangkaian Simulasi pada Software Proteus 8 Profesional


Yang pertama kali dilakukan adalah merangkai rangkaian simulasi interrupt
seperti gambar di atas pada software Proteus 8 Profesional yang telah diinstal.
Rangkailah komponen saklar/push button, resistor, mikrokontroler ATMEGA 8535,
dan LED (Light Emmiting Diode), catu daya +5V dan ground. Tombol pada pin 2 Port
C menggunakan resistor pull-up. Kemudian buka software Code Vision AVR yang
telah diinstal dengan melakukan pengaturan mode Low Level. Lalu masukkan script
pada program interrupt dan program utama seperti gambar di bawah ini

10
Gambar 2.9. Script Program Interrupt

Gambar 2.10. Script Program Utama


Setelah itu, Build Project dan pastikan program sudah tidak terdapat kesalahan dan
peringatan, seperti gambar berikut:

Gambar 2.11. Kotak Dialog Build Project pada Software Proteus

11
Kemudian masukkan program pada software Proteus 8 Profesional dengan
format program file.hex. Kemudian klik play dan amati hasil simulasi percobaan
tampilan LED pada pin PORTD mikrokontroler ATMEGA 8535.
Lakukan percobaan tersebut pada mode interrupt lain, yaitu Rising
Edge, Falling Edge, dan Any Change. Rangkaian input tombol tetap berada pada pin
2 Port C dan output 8 buah LED pada Port D mikrokontroler ATMEGA 8535..
Kemudian analisis tampilan LED pada masing-masing mode ketika tombol belum
ditekan, ditekan dan dilepas. Script yang digunakan pada program interrupt dan
program utama tetap.

2.7 Hasil Percobaan


Tabel 2.1. Hasil Percobaan Simulasi Pengenalan Fitur Interrupt
Tampilan LED
Tombol Tombol Tombol
No Mode Interupsi
belum ditekan dilepas
ditekan
1. Low Level 11110000 10101010 11110000
11111111
2. Rising Edge 11110000 11110000 10101010
11111111
3. Falling Edge 11110000 10101010 10101010
11111111 11111111
4. Any Change 11110000 10101010 11110000
11111111

Pada simulasi ini menunjukkan bahwa tampilan LED pada program utama
adalah 11110000. Sedangkan pada program interupsi tampilan LED adalah 10101010
dan 11111111. push button dengan resistor pull up, dimana saat tidak ditekan resistor
berlogika high (1) dan ketika tidak ditekan maka akan berlogika low (0). Untuk
percobaan pertama menggunakan 1 interrupt. PIND.2 atau INT0 dihubungkan dengan

12
push button untuk mengatur eksekusi interrupt. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
ketika tombol belum ditekan, maka mikrokontroler mengeksekusi program utama.
Namun hasil pecobaan diatas dapat dilihat perbedaan tampilan LED masing-masing
mode interupsi pada saat tombol yang ditekan dan saat tombol dilepas. Perbedaan dari
masing-masing mode berdasarkan hasil percobaan yaitu:
• Mode interrupt Low Level, tampilan awal LED adalah 11110000, kemudian saat
ditekan pin ADC0 akan berlogika 0 dan tampilan LED berubah menjadi 10101010
dan 11111111yang menunjukkan mikokontroler menjalankan program interupsi.
Namun ketika tombol dilepas maka pin ADC0 akan berlogika 1 dan akan kembali
ke program utama, sehingga tampilan LED menjadi 11110000. Pada mode
interrupt Low Level akan melakukan eksekusi program interrupt ketika diberi
tegangan 0 V.
• Mode interrupt Rising Edge, tampilan awal LED adalah 11110000. Namun ketika
tombol ditekan pin ADC0 akan berlogika 0, namun tampilan LED masih sama,
hal ini menunjukkan mikrokontroler masih menjalankan program utama. Namun
ketika tombol dilepas maka pin ADC0 akan berlogika 1 dan tampilan LED berubah
menjadi 10101010 dan 11111111yang menunjukkan mikrokontroler
mengeksekusi program interupsi. Setelah program interupsi sudah dieksekusi,
maka tampilan LED akan kembaki ke program utama. Pada mode interrupt Rising
Edge, program interupsi akan dikerjakan ketika terdapat perubahan tegangan
rendah ke tegangan tinggi.
• Mode interrupt Falling Edge, tampilan awal LED adalah 11110000. Namun ketika
tombol ditekan pin ADC0 akan berlogika 0, namun tampilan LED masih sama, hal
ini menunjukkan mikrokontroler masih menjalankan program utama. Namun
ketika tombol dilepas maka pin ADC0 akan berlogika 1 dan tampilan LED berubah
menjadi 10101010 dan 11111111yang berarti mikrokontroler mengeksekusi
program interupsi. Setelah program interupsi sudah dieksekusi, maka tampilan
LED akan kembaki ke program utama. Pada mode interrupt Falling Edge,
program interupsi akan dikerjakan ketika terdapat perubahan tegangan tinggi ke
tegangan rendah.

13
• Mode interrupt Any Change, tampilan awal LED adalah 11110000. Namun ketika
tombol ditekan saat ditekan pin ADC0 akan berlogika 0, tampilan LED berubah
menjadi 10101010 dan 11111111 yang menunjukkan mikrokontroler
mengeksekusi program interupsi. Namun ketika tombol dilepas maka pin ADC0
akan berlogika 1 dan tampilan LED menjadi 10101010 dan 11111111 yang
menunjukkan mikrokontroler mengeksekusi program interupsi. Setelah program
interupsi sudah dieksekusi, maka tampilan LED akan kembaki ke program utama.
Pada mode interrupt Any Change, program interupsi akan dikerjakan ketika
terdapat perubahan tegangan tinggi ke tegangan rendah maupun dari tegangan
rendah ke tinggi.
Pada hasil percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa fitur pengenalan fitut
interrupt sesuai. Dimana pada mode Low Level, interupsi akan dilakukan ketika IN1
berlogika 0 V (low). Pada mode Rising Edge, interupsi akan dilakukan ketika pada
IN1 terdapat perubahan tegangan dari tegangan rendah 0V (low) ke tegangan tinggi
5V (high). Sedangkan untuk mode Falling Edge, interupsi akan dilakukan ketika
pada IN1 terdapat perubahan tegangan dari tegangan tinggi 5V (high) ke tegangan
rendah 0V (low).Untuk mode Any Change interupsi akan dikerjakan untuk setiap
perubahan tegangan yang terjadi. Baikdari tegangan rendah ke tegangan tinggi atau
sebaliknya.

14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Simulasi pengenalan fitur interrupt pada mikrokontroler ATMEGA 8535
menggunakan software Proteus 8 Profesional dan software Code Vision AVR
berjalan dengan baik dan efisien. Karena hasil percobaan yang dilakukan
menunjukkan data yang sesuai dengan teori. Pemahaman fitur interrupt juga
lebih mudah dipahami dengan rangkaian komponen untuk simulasi memiliki
hasil yang pasti. Selain itu, terdapat banyak alat istumentasi untuk rangkaian
elektronik pada software Proteus 8 Profesional yang memudahkan pengguna
untuk kebutuhan analisis yang lebih dalam.

3.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan menggunakan simulasi software
Proteus 8 Profesional dan software Code Vision AVR diperlukan bimbingan
dari dosen pembimbing apabila terdapat kesulitan dalam melakukan percobaan.
Agar pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai sesuai dengan target.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Pengertian Mikrkontroler Menurut Para Ahli. (Online). (Pengertian


Mikrokontroler Menurut Para Ahli - Teknik Elektro), diakses 7 Desember
2020
Rismawan, E., Sulistiyanti, S., & Tristanto, Agus. 2012. Rancang Bangun Prototype
Penjemur Pakaian Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535. Jurnal
Informatika dan Teknik Elektro Terapan. 1(1), 49-57. Dari http://RANCANG
BANGUN PROTOTYPE PENJEMUR PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA8535 | Rismawan | Jurnal Informatika dan
Teknik Elektro Terapan (unila.ac.id).
Supriyanto. 2015. Pengenalan Mikrokontroler. (Online). (http://Pengenalan
Mikrokontroler | All Of Life (unnes.ac.id), diakses 7 Desember 2020.
Zain, R. H,. 2014. Remote Control Lampu Kamar dengan Fitur PWM dan Seven
Segment Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535. Jurnal Komunikasi,
Teknologi, dan Informasi Fakultas Ilmu Komputer. 1(1), 20-30. Dari
http://REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM
DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535
| Zain | Komputer Teknologi Informasi (upiyptk.ac.id).

16
17

Anda mungkin juga menyukai