Anda di halaman 1dari 29

BAB II

PEMBAHASAN

A. Parameter Z, Y, dan Hybrid


1. Parameter Z
Karakteristik terminal dari sebuah rangkaian dua gerbang (twoport network)
yang terdiri atas elemen-elemen rangkaian linear serta sumber-sumber tidak bebas
(sumber-sumber yang besarannya bergantung pada besaran-besaran lain dalam
rangkaian) dapat ditulisakan dalam domain-s sebagai,
V1 = Z11I1 + Z12I2
V2 = Z21I1 + Z22I2
Parameter “z” diperoleh dengan membuka (open) terminal input ataupun
output maka parameter ini sering juga disebut dengan parameter-parameter impedansi
rangkaian terbuka (open circuit impedance parameters). Parameter Z ini terdiri dari :
Z11 = V1
I1 I2=0
Z12 = V1
I2 I1=0
Z21 = V2
I1 I2=0
Z22 = V2
I2 I1=0
a. Z11 = disebut impedansi input rangkaian terbuka (open circuit input
impedance)
b. Z12 = disebut transfer impedansi rangkaian terbuka dari terminal 1 ke terminal
2 (open circuit transfer impedance from port 1 to port 2).
c. Z21 = disebut transfer impedansi rangkaian terbuka dari terminal 2 ke terminal
1 (open circuit transfer impedance from port 2 to port 1).
d. Z22 = disebut impedansi output rangkaian terbuka (open circuit output
impedance).

Contoh :
Carilah Parameter-Z dari rangkaian dua gerbang dibawah ini.

Jawab :
V1 = 2I1 + s (I1 + 12) = (2 + s) I1 + s12
V2 = 3I2 + s (I1 + I2) = sI1 + (3 + s)I2
Dengan membandingkan persamaan, parameter-Z rangkaian diperoleh :
Z11 = s + 2
Z12 = Z21 = s
Z22 = s + 3
Perhatikan bahwa pada conoh ini Z12 = Z21.

2. Parameter-Y
Karakteristik terminal dapat juga dituliskan seperti persamaan dibawah ini
dimana I1 dan I2 dinyatakan sebagai fungsi dari V1 dan V2.
I1 = Y11V1 + Y12V2
I2 = Y21V1 + Y22V2
Parameter “y” ini diperoleh dengan melakukan hubung singkat pada terminal
input maupun pada terminal output, maka parameter ini sering juga disebut dengan
parameter-parameter admitansi rangkaian hubung singkat (short-circuit admitance
parameters). Parameter Y terdiri dari :
Y11 = I1
V1 I2=0
Y12 = I1
V2 I1=0
Y21 = I2
V1 I2=0
Y22 = I2
V2 I1=0

Contoh :
Carilah parameter-Y dari rangkaian berikut ini.

Jawab :
Untuk mencari y11 dan y21 maka hubung singkat terminal output dan
pasangkan sumber arus I1 pada terminal input.
3. Parameter H
Parameter “h” ini sering juga disebut dengan parameter Hibrid (Hybrid
parameters), parameter ini mengandung sifat-sifat dari parameter “z” dan “y”. Pada
sistem parameter “h” ini tegangan input dan arus output dinyatakan/ditinjau dari arus
input dan tegangan output. Adapun bentuk persamaan dari parameter “h” ini adalah :
V1 = H11I1 + H12V2
I2 = H21I1 + H22V2
Dimana :
H11 = V1
I1 V2=0
H12 = I1
V2 h1=0
H21 = I2
V1 V2=0
H22 = I2
V2 h1=0

B. Parameter Transmisi dan Parameter Konversi


1. Parameter Transmisi (ABCD)
V1 = AV2 - BI2
I1 = AV2 – BI2
Parameter ini penting untuk engineering transmisi sebab disisi primer
(pengirim) terdiri dari variable V1 dan I1, sedangkan disisi sekunder (penerima)
terdiri dari variabel V2 dan I2 (negatif I2 karena arus masuk ke beban penerima).
A= V1
V2 I2=0
B= V1
-I2 V2=0
C = I1
V2 I2=0
D= I1
-V2 V2=0

A = Perbandingan tegangan ketika sekunder open circuit


B = Transfer impedansi ketika sekunder short circuit
C = Transfer admitansi ketika sekunder open circuit
D = Perbandingan arus ketika sekunder short circuit
Contoh :

Jawab
2. Parameter Konversi
a) Konversi Parameter Y ke Parameter Z
b) Konversi Parameter Z ke Parameter Y
TABEL KONVERSI

C. Susunan Seri dan Cascade Kutub Empat


1. Interkoneksi Antar Kutub Empat
Bertambah besar dan kompleksnya suatu sistem, maka untuk perencanaan /
penganalisaan mangakibatkan sistem tersebut dibagi menjadi beberapa bagian kutub
empat yang mungkin dihubungkan secara seri, paralel dan kaskade.
Walaupun interkoneksi dapat dilakukan untuk setiap parameter, tetapi untuk
interkoneksi suatu jenis parameter akan memiliki keuntungan tertentu, misalnya
untuk hubungan seri maka parameter “z” akan menghasilkan suatu sistem yang
besar dengan parameter “z”, demikian pula dengan hubungan parallel parameter “y”
dan hubungan kaskade dari parameter “ABCD”.
2. Kutub Empat dengan Hubungan Seri

Pada gambar di atas terlihat bahwa dua kutub empat, masing-masing Na dan
Nb, maka arus inputnya adalah sama sedangkan tegangan input saling
dijumlahkan.
3. Kutub Empat dengan Hubungan Kaskade
Dua buah kutub empat dikatakan dalam hubungan kaskade bilamana output
sebuah kutub empat merupakan input kutub empat yang lain, yang rangkaiannya
seperti Gambar 6.27 di bawah ini :
D. Induktasi Sendiri dan Bersama
1. Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya
potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut, sifat ini disebut induktansi sendiri. Sedangkan bila potensial listrik dalam
suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut
induktansi bersama.
Istilah induktansi pertama kali digunakan oleh Oliver Heavside pada Februari
1886. Sedangkan penggunaan symbol L kemungkinan ditujukan sebagai
penghormatan kepada Heinrich Lenz, seorang fisikawan ternama. Satuan induktansi
dalam Satuan Internasional adalah weber per ampere atau dikenal sebagai henry
(H), untuk menghormati Joseph Henry seorang peneliti yang berkontribusi besar
terhadap ilmu tentang magnetisme. 1H= 1Wb/A.
Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik. Supaya suatu rangkaian elektronika memiliki nilai induktansi, maka
dignakan komponen induktor dalam rangkaian tersebut. Induktor umumnya berupa
kabel atau tembaga untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL
yang dihasilkannya.

a) Induktansi Sendiri
Tegangan yang melewati kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus
terhadap waktu yang melewati kumparan tersebut.
𝑑𝑖
VL= L
𝑑𝑡

Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi


perubahan fluks magnetic dikumparan tersebut yang menyebabkan terjadinya
perubahan induksi emf (tegangan kumparan).
𝑑𝛷
VL= N Li= NΦ
𝑑𝑡

Keterangan:
N= jumlah lilitan kumparan
Φ= fluks magnet
Sehingga:
𝑑𝑖 𝑑𝛷
L𝑑𝑡= N 𝑑𝑡

𝑑𝛷
L= N
𝑑𝑖
b) Induktansi bersama

Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah
(Φ11).

 Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks


bocor (ΦL1).
 Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disbut
fluks bersama (Φ21).

Sehingga secara umum dikatakan bahwa


fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1
adalah: Φ1= ΦL1 + Φ21

Tegangan induksi di kumparan 2:

𝑑𝛷21
V2= N2 N2Φ21= M21
𝑑𝑡

Sehingga:

𝑑𝑖1
V2= M21 𝑑𝑡

𝑑𝛷21 𝑑𝑖1
N2 = M21
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝛷21
M21= N21
𝑑𝑖1
Ketika terjadi perubahan arus i2, maka fluks magnetik di kumparan 2
berubah (Φ22).

 Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 2 disebut fluks bocor
(ΦL2).
 Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 2 dan kumparan 1 disebut fluks
bersama (Φ12).

Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh
arus i2 adalah: Φ22= ΦL2 + Φ12

Tegangan induksi di kumparan 1:

𝑑𝛷12
V1= N1 𝑑𝑡
N1Φ12= M12i2

Sehingga:

𝑑𝑖2
V1= M12
𝑑𝑡

𝑑𝛷12
M12= N1 𝑑𝑡2
Fluks magnetik yang diakibatkan oleh arus i1:

Φ1= Φ21 + ΦL1 + Φ12= Φ11 + Φ12

Tegangan dikumparan 1:

𝑑𝛷1 𝑑𝛷11 𝑑𝛷12


V1= N1 = N1 + N1
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dimana:

N1Φ11= L1i1

N1Φ12= M12i2

𝑑𝑖1 𝑑𝑖2
Sehingga: V1=L1 + M12
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2:

Φ2= ΦL2 + Φ12 + Φ21= Φ22 + Φ21

Tegangan di kumparan 2:

𝑑𝛷1 𝑑𝛷22 𝑑𝛷21


V2= N2 = N2 + N2
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

Dimana:

N2Φ22 = L2i2

N2Φ21= M21i1
𝑑𝑖2 𝑑𝑖1
Sehingga: V2= L2 + M21
𝑑𝑡 𝑑𝑡

M21= M12= M

Tanda Dot
Tanda dot dimaksudkan untuk memudahkan dalam penggambaran
masing-masing kumparan fisisnya. Tanda dot menunjukkan arah arus masuk pada
terminal kumparan yang menghasilkan arah fluks magnetik yang sama. sehingga
dari pengertian ini muncul aturan tanda dot.
Aturan Tanda Dot
Ketika kedua arus diasumsikan masuk atau keluar dari pasangan kumparan
diterminal bertanda dot , maka tanda M akan sama dengan tanda L.
E. Koefisien Kopling
Koefisien kopling didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks bersama
dendan total fluks magnetik di satu kumparan.

a) Jika nilai k = 0 , berarti nilai M = 0 , artinya tidak ada kopling magnetik.


b) Jika nilai k = 1 , berarti 1 2 M = L L , atau 21 1 21 φ =φ +φ L yang berarti
tidak ada fluksbocor atau semua fluks bersama melingkari kedua
kumparan, unity coupled transformator.

F. Analisis Rangkaian Kopling


Suatu inti besi yang masing-masing bagiannya dililiti suatu kawat kumparan
dikatakansebagai suatu transformator atau disingkat trafo.Trafo aplikasinya
digunakan untuk mengubah amplitudo tegangan denganmenaikkannya untuk
memperoleh transmisi yang lebih ekonomis, ataupunmenurunkannya.
Tinjau rangkaian trafo secara umum :
G. Trafo Ideal
Transformator ideal adalah tanpa terkopel dimana koefisisen kopling adalah
hampir satudan kedua reaktansi induktif primer dan sekunder adalah luar biasa
besarnyadibandingkan dengan impedansi yang diberikan pada terminal .Atau trafo
ideal adalah pasangan trafo yang tidak ada rugi-rugi dimana induktansisendiri dari
primer dan sekunder yang tidak terbatas tetapi perbandingan keduanyaterbatas.
Perbandingan antara lilitan sekunder dan lilitan primer adalah :

Anda mungkin juga menyukai