Anda di halaman 1dari 9

Percobaan III

Rangkaian Resonansi, Faktordaya & Koreksi Daya


Amir Shodiq (13117015)
Asisten : Maulida Khusnul „Aqib (13116002)
Tanggal Percobaan : 15/03/2019
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Pada praktikum kali ini kami akan membuat menghitunga frekuensi referensi pada rangkian resonansi
rangkaian Resonansi, yang mana Rangkaian Resonansi dibagi parallel.
menjadi dua percobaan, yaitu percobaan resonansi seri, dan
Bentuk kurva untu, rangkaian resonansi seri pada saat
percobaan resonansi parlael. Kami juga melakuakan percobaan
untuk pengaplikasian rangkaian reosnansi dalam filter. Pada keadaan resonansi, arus yang mengalir pada rangkaian
percobaan ini kami menganalisa Vin dan Vout pada sebuah mencapai nilai maksimumya. Ini merupakan kebilikan dari
rangkaian RLC dalam bentuk seri maupun paralel. Tidak bentuk kurva pada rangkaian resonansi parallel, dimana pada
hanyan itu, kami juga melakukan perbandingan frekuensi untuk kondisi resonansi nilai arus yang mengalir merupakan nilai
rangkaian RLC seri maupun RLC paralel. Pada percobaan yang minimumnya. Ini menandakan bahwa rangkaian resonansi seri
kami lakukan kami mendapatkan sebuah hasil percobaan dan
kemudian kami bandingkan dengan hasil perhitungan kami. memiliki impedansi yang sangat rendah pada kondisi
Kata Kunci—Resonansi, frekuensi, RLC, seri, paralel. resonansi, bahkan pada rangkaian ideal nilai impedansi
rangkaian akan sama dengan nol.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
I. PENDAHULUAN 1. Mengenal sifat rangkaian RLC.
2. Mengenal resonansi seri, resonansi paralel, resonansi
P ada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat
sebuah rangkaian resonansi yang mana akan mengukur
tegangan yang ada. Pada suatu Resonansi rangkaian AC
seri parallel.
3. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel.
4. Dapat menghitung dan/ atau memperkirakan frekuensi
merupakan keadaan dimana reaktansi induktif dan reaktansi resonansi rangkaian RLC.
kapasitif memiliki nilai yang sama satu sama lain (XL =XC).
Ketika rangkaian AC dalam keadaan resonansi maka reaktansi
akan sama dengan„0‟ (Nol), (X =XL-XC = 0), Frekuensi II. LANDASAN TEORETIS
resonansi merupakan frekuensi dimana keadaan resonansi
tercapa, yaitu ketika phasa tegangan AC dan arus AC berbeda Dalam praktkum ini kita membuat Rangkaian Resonansi
90◦ untuk mengukur suatu tegangan yang ada pada rangkaian
Resonansi adalah suatu kondisi di mana rangkaian dieksitasi A. Rangkaian RLC
dengan frekuensi naturalnya, ini menyebabkan nilai |H(jω)| Dalam rangakaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat
mencapai nilai minimum dan maksimum. Nilai |H(jω)| dituliskan sebagai
merupakan respon frekuensi yang direpresentasikan sebagai
perbandingan output respon Y(jω) terhadap input sinusoidal
X(jω) atau yang lebih dikenal dengan fungsi transfer dan Dalam hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif
domain jω: Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut dan kapasitif selalu akan saling mengurangi. Bila kedua
terjadi disebut dengan frekuensi resonansi (ω0) komponen ini sama besar, maka akan saling meniadakan, dan
Rangkaian resonansi Paralel : kombinasu rangkaian dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
induktor dan kapasitor yang dapat menghasilkan keadaan Resonansinya adalah resonansi seri. Demikian pula halnya
resonansi salah satunya adalah dengan merangkai inductor dan pada rangkaian paralel RLC admitansi total rangkaian dapat
kapasitor secara parallel atau disebut juga sebagai„Tank dituliskan sebagai
Circuit‟.Reaktansi induktif akan meningkat seiring
meningkatnya frekuensi sedangakna reaktansi kapasitif justru
sebaliknya,akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi dengan G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi. Dari
hanya aka nada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua hubungan ini juga akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan
reaktansi tersebut bernilai sama. induktif akan selalu saling mengurangi. Pada keadaan
resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
Rangkaian resonansoi Seri : merupakan kombinasi rangkian
Resonansinya adalah resonansi paralel. Dari kedua
inductor dan kapasitor yang disusun seri. Untuk menghitung
pembahasan di atas, jelas bahwa jenis resonansi tergantung
nilai frekuensi referensi menggunakan cara yang sama seperti
dari macam hubungan L dan C
tangani lembar penggunaan meja yang tertempel
pada masing-masing meja praktikum.
B. Resonansi Seri
Rangkaian Seri R, L, C (Resonansi Seri)
Dari ransonansiseri sma dengan Rangkaian RLC Seri. 2. Susun rangkaian pada Gambar 6-2. Perhatikan
bahwa hambatan 50  merupakan resistansi
dalam Generator Sinyal.
terlihat bahwa pada waktu resonansi dimana XL= XC
maka Z tot= R merupakan Zminimum, sehingga akan
diperoleh arus yang maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian
hanya bersifat resistif sehingga fasa arus sama dengan fasa
tegangan yang terpasang.

3. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari


nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum
lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimal dan atau
minimum tersebut.
4. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo
maksimal dan atau minimum lokal tersebut, catat
besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor
Saat terjadi, maka mengingat dan (VBO).
5. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat
dapat diperoleh atau arau
√ √ resonansi? Lakukan analisis dan sampaikan pada
laporan.tersedia. Gambarlah bentuk gelombang
Disini omega-0 atau fO adalah frekuensi yang membuat output (ideal) dengan input bentuk gelombang
rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus maksimum atau
segi empat.
tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari impedansi
Rangkaian Paralel R, L (Resonansi Paralel)
rangkaian Z tot, maka pada f<fo rangkaian akan bersifat
kapasitif dan pada f>fo rangkaian akan bersifat induktif. Pada
waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan
pada L atau pada C lebih besar dari tegangan sumbernya.
Pembesaran tegangan pada L atau pada C pada saat resonansi
ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
a. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
b. 1. Generator Sinyal (1 buah)
c. Osiloskop (1 buah)
d. Kabel BNC – probe jepit (2 buah)
e. Kabel 4 mm – jepit buaya (max. 5 buah) 6. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari
f. Multimeter Digital (2 buah) nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum
g. Breadboard (1 buah) lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimum dan atau
h. Kabel jumper (1 meter) minimum tersebut.
i. Induktor 2,5 mH (2 buah) 7. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo
j. Kapasitor 470 pF (5 buah) maksimum dan atau minimum lokal tersebut, catat
k. Resistor 47  (4 buah) besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor
(VBO).
B. Prosedur Percobaan 8. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat
resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan
Memulai Percobaan hasilnya dalam laporan.
1. Sebelum memulai percobaan, isi dan tanda Rangkaian Paralel L dengan Seri L dan C
9. Perhatikan rangkaian pada Gambar

10. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari


nilai tegangan Vo maksimum dan atau minimum 18. Carilah frekuensi dimana Vo menjadi minimum,
lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimum dan atau ini adalah FC. Lalu carilah Vo di FC/10, FC/100,
minimum tersebut. & FC*10, FC*100, seperti pada gambar 6-7
11. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo dibawah.
maksimum dan atau minimum lokal tersebut, catat 19. Untuk mencari Vo max gunakan frekuensi 50Hz.
besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor Kemudian carilah titik-titik frekuensi FL, FH.
(VBO). 20. Petunjuk: gunakan mode X-Y pada osiloskop
12. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat dengan ch.1 adalah Vin dan ch.2 adalah Vo.
resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan (Untuk mempermudah mencari amplituda Vo,
hasilnya dalam laporan. „ground‟kan ch.1)
Rangkaian Seri C dengan Paralel C dan L
13. Perhatikan rangkaian

21. Cari juga beda fasa antara Vin dan Vo pada titik-
titik frekuensi tersebut. Dan gambarkan bode-plot
serta beda fasa-nya di BCL.
14. Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari Mengakhiri Percobaan
nilai tegangan Vo maksimum dan atau minimum 22. Sebelum keluar dari ruang praktikum, rapikan
lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimum dan atau meja praktikum. Bereskan kabel dan matikan
minimum tersebut. osiloskop dan generator sinyal. Pastikan juga
15. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo multimeter analog, multimeter dan digital
maksimum dan atau minimum lokal tersebut, catat ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor menunjuk ke pilihan off).
(VBO). 23. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan
16. Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat yang tidak menandatangani lembar penggunaan
resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan meja atau membereskan meja ketika praktikum
hasilnya dalam laporan berakhir akan mendapatkan potongan nilai sebesar
Aplikasi Rangkaian Resonansi dalam Filter minimal 10.
17. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 6-6 24. Pastikan asisten telah menandatangani catatan
dibawah, di bread-board yang disediakan percobaan kali ini pada Buku Catatan
Laboratorium anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh asisten tidak akan dinilai.

IV. HASIL DAN ANALISIS


Paada praktikum kali ini praktina diberikan beberapa
komponen untuk membuat rangkaian pa percobaan yang akan
dilakukan.

Tabel 1. Rangkaian Seri RLC


Frekuensi Vin Vout Vab Vbo
Variabel
(Hz) (mV) (mV) (V) (V)
Pengukuran 50329.2221 195.92 0.153 1.040 1.024

Perhitungan 50329.2121 353 353 2.375 2.375


Perhitungan:

Pada percobaan pertama ini dibuat rangkaian resonanasi seri


√ seperti pada gambar kemudian dilakukan pencarian tegangan
maksimum dengan cara mencari nilai tegangan pada resistor
47. Untuk rangkaian resonansi seri impedansi rangkaian
√ menjdi minimum dan arus pada rangkan menjadi maksimum
sehingga frekuensi resonansi terjadi pada saat tegangan
maksimum. Kemudian dilakukan perhitungan nilai frekuensi
resonansi dengan menggunakan rumus yang sudah
diturunkan.lalu didapatkan nilai frekuensi sebesar 50.32921
kHz. Kemudian dilakukan pencarian nilai Vout dengan
mengubah nilai frekuensi disekitar 50.32921 kHz. Setelah itu
diperoleh ketika frekuensi 50.32921 kHz, Vout bernilai paling
√ besar sehingga frekuesi tersebut ditetapkan sebagai nilai
frekuensi resonansi.

Terlihat bahwa nilai perbedaan nilai frekuensi resonansi yang


√ didapatkan dari hasil pergitungan dengan percobaaan tidak
sama, tetapi memiliki perbandingan yang sama. Hal ini
membuktikan tegangan pda kapasitor dan iduktor bernilai
√ lebih besar daripada Vin dan Vout.

Tabel 2. Rangkaian Pararel RL


| | Frekuensi Vin Vout Vab Vbo
Variabel
(kHz) (mV) (mV) (V) (V)
Pengukuran 50.829 348 1.823 0.346 0.346

Perhitungan 50.32921 353 81 0.544 0,544


| |


kHz kemudian dilakukan pencarian nilai Vout dengan
mengubah nilai frekuensi sebsar 50.32921 kHz, setelah itu kita
cari nilai Vout bernilai paling minimum. Sehingga ditetapkan
√ frekuensi tersebut sebagai nilai frekuensi resonansi.

Pada percobaan ini kami memdapatkan hasil yang hamper


sama denga perhitungan, hal ini membuktikan bahwa
√ resonansi pada rangkaian paralel RLC akan menghasilkan
nilai frekuesi paling kecil. Untuk perconaan ini menghasilkan
hasil yang hamper sama dengan percobaan 1, yaitu nilai
√ Voutakan lebih kecil dibandingkan dengan nilai VL dan VC
nya. Hal ini menunjukan bahwa rangkaian resonansidapa
dibuat dengan rangkaian RLC paralel maupun seri.
| |
Tabel 3. L seri LC
Variable Perhitungan Pengukuran
MAX MIN MAX MIN
Frek (Hz) 50329.21 35588.127 58029 35088
Vin (mV) 353 353 195.977 0.348
| | Vout(mV) 353 119 153.725 5.987
Vab (V) 2.375 0.8 1.010 0.342
Vbo(V) 2.375 1.134 0.979 0.668

(MAX)

( )

| |

| |

| |

Untuk rangkaian resonansi paralel. Impedansi rangkaian


menjadi maksimum dan arus pada rangkaian menjadi
minimum sehingga frekuensi resonansi terjadi pada saat
tegangan minimum, kemudian dilakukan perhitungan nilai
frekuensi resonansi dengan menggunakan rumus yang sudah
diturunkan. Sehingga didapat nilai frekuensi sebesar 50.32921

(MIN)

√ Dikarenakan pada rangkaian terdapat induktor dan kapsitor


yang diserikan kemudian diparalelkan dengan induktor maka
ada 2 frekuensi resonansi. Frekuensi resonansi yang pertama
berasal dari rangkaian seri yang menghasilkan nilai Vo
maximum lokal dan frekuensi resonansi yang kedua berasal
dari rangkaian pararel yang menghasilkan nilai Vo minimum
lokal. Kemudian dilakukan perhiutngan nilai frekuensi
resonansi dengan menggunakan rumus yang sudah diturunkan.
√ Maka untuk nilai frekuensi resonansi didapakan sebesar:
fo 1 = 50.32921kHz(max)
fo 2 = 35.588172kHz (min)
√ Kemudian dilakukan pencarian Vout pertama pada
multimeter digital dengan mengubah nilai frekuensi diekitar
50.329kHz dan didapatkan besar frekuensi resonansi sebesar
√ 58.029kHz (saat nilai Vo berniali maksimum lokal).
Kemudian dilakukan pencarian nilai frekuensi resonansi kedua
pada generator sinyal dengan mengubah nilai frekuensi
disekitar 35.588172kHz dan didapatkan besar frekuensi
| | resonansi sebesar 35.088kHz. Terlihat bahwa terdapat
perbedaan niali frekuensi antara hasil perhitungan dan hasil
yang didapatkan saat percobaan di lab. Hal ini menyebabkan
hasil yang kami dapatkan tidak akurat, tetapi dari hasil yang
kami dapatkan sudah membuktikan teori-teori yang diberikan.
| |
Tabel 4. Seri C dengan pararel C, L
Perhitungan Pengukuran
Variable
MAX MIN MAX MIN
Frek (Hz) 35588.172 50329.21 35088 50829
Vin (V) 353 353 0.227 0.352
Vout (V) 353 353 0.1243 0.002043
Vab (V) 2.375 2.375 1.138 0.343
Vbo (V) 2.375 2.375 1.140 0.343

Untuk fo2



| |


| |

| |

√ ( ) | |

√ ( )

| |
√ ( ) Perhitungan tabel 5A:


√ ( )

| |

( )

( )

( )

( )

( )

Frekuensi resonansi yang pertama berasal dari rangkaian


paralel yang menghasilkan nilai Vo min lokal dan frekuensi
Grafik dari percobaan
resonansi yangkedua berasal dari rangkaian seri 0
yangmenghasilkan nilai Vo max lokal. Kemudian dilakukan
0 1 2 3 4 5 6
perhitungan nilai frekuensi resonansi dengan menggunakan -5
rumus yang sudahditurunkan. Untuk frekuensi resonansi
padarangkaian paralel (Vo min) : -10
Fo 1 = 50.32921kHz(min)
sedangkan untuk frekuensi pada rangkaian seri (Vomax) : -15
Fo 2 = 35.58872kHz(max)
-20
Dari hasil yang kami dapatkan membuktikan, jika terdapat
rangkaian seri dan paralel digabung akan menghasilan nilai -25
Vout sangat kecil, tetapi untuk VL dan VC tidak terlalu kecil.
Dari percobaan ini masih membuktikan teori yang diberikan. -30

-35
Percobaan 5. Aplikasi rangkaian Resonansi
Tabel 5A. paralel L dan C (Vout min) -40
Frekuensi Vout Vin ( )
-45
FC 2.035 mV 0,356 V -44.7776
-50
2.108 mV 0,194 V -44.4287

2.183 mV 0,351 V -44.125

10FC 0.031 mV 0.204 mV -16.365


100FC 0.030 mV 0.160 mV -14.5399 Pada percobaan ini kami mendapatkan hasil tidak sesuai yang
diinginkan tetapi masih memenuhi konsep yang diberikan.
Niali Fc pada percobaan rangkaian paralel akan bernilai paling pada percobaan rangkaian paralel akan bernilai paling
minimum. maksimum.

Tabel 5B. seri L dan C (Vout max)


V. SIMPULAN
Frekuensi Vout Vin ( )
1) Resonansi dapat dibuat dengan rangkaian RLC
FC 153.618 mV 195.55 mV -2.126 2) Resonansi seri, resonansi paralel, dan resonansi seri
paralel dibedakan berdasarkan letak induktor dan
152.92 mV 197.02 mV -2.2 kapasitornya
3) Resonansi seri menghasilkan tegangan maksimum dan
152.89 mV 198.272 mV -2.26 resonansi paralel menghasilkan arus minimum
4) Frekuensi daya dapat dihitung sesuai dengan susunan
10FC 152.51mV 196.696mV -2.22 rangkaian seri atau parallel
100FC 152.577 mV 197.579 mV -2.25 5) Pada rangkaian resonansi seri XL = XC, sedangkan pada
rangakaian resonansi paralel YL= YC. (X = reaktansi, Y
Perhitungan tabel 5B: = suseptansi)
6) Resonansi seri terjadi saat tegangan output bernilai
maksimum sedangkan resonansi paralel terjadi saat
√ tegangan output benilai minimum
7) Pada rangkaian resonansi seri paralel terdapat 2 frekuensi
resonansi, yang pertama berasal dari frekuensi resonansi
√ pada rangkian seri dan yang kedua berasal dari frekuensi
resonansi pada rangkaian parallel
8) Faktor daya yang nilainya mendekati nol adalah faktor
daya yang buruk, sedangkan faktor daya yang nilainya
mendekati satu adalah faktor daya yang baik.

( ) REFERENSI

( )
[1] K. Kananda, Praktikum Rangkaian Elektrik II, Lampung
Selatan: Laboratorium Teknik Elektro -ITERA, 2019.
( )
[2] R. D. Amelia, “Rangakaian Resonansi,” MODUL 5
RANGKAIAN RESONANNSI, pp. 1-7, 2014.
( )
[3] H. Husain dan H. D. Harum, “Laporan Praktikum
Elektronika Dasar,” RangkaianrResonansi, pp. 4-5, 2015.
( )

Grafik dari percobaan


-2.1
0 1 2 3 4 5 6
-2.15

-2.2

-2.25

-2.3

Pada percobaan ini kami mendapatkan hasil sesuai yang


diinginkan dan memenuhi konsep yang diberikan. Niali Fc

Anda mungkin juga menyukai