Abstrak Sumber :
http://muchlas.ee.uad.ac.id/v2/tutorial-pspice-1-
Percobaan yang telah dilakukan pada modul analisis-rangkaian-dc/
Rangkaian Arus Searah dan Nilai Statistik Resistansi
adalah praktikan merancang dan memahami rangkaian arus
searah, teorema superposisi, teorema resiprositas, rangkaian 2.2. Teorema Thevenin
Thevenin Norton, rangkaian pembagi tegangan, dan
Menurut (Sadiku,2013:139) ”Teorema
rangkaian seri RL dan RC. Percobaan dilakukan secara Thevenin mengatakan bahwa sirkuit dua terminal
berkelompok beranggotakan dua orang selama tiga jam. linear dapat diganti dengan rangkaian ekivalen
Hasil diperoleh dicatat dalam tabel di buku catatan laporan. yang terdiri dari sumber tegangan VTH yang
Setelah percobaan selesai, diharapkan praktikan dapat dirangkai seri dengan resistor RTH, dimana VTh
mencapai tujuan yang ada di modul ini. adalah tegangan rangkaian terbuka di terminal
dan RTh adalah input atau hambatan yang setara
Kata kunci: rangkaian arus searah, teorema di terminal ketika sumber independen
rangkaian, resinstansi. dimatikan”. Teorema ini sangat membantu untuk
menganalisis rangkaian karena rangkaian
1. PENDAHULUAN disederhanakan terlebih dahulu.[2]
Yang dilakukan praktikan pada percobaan modul
2 Rangkaian Arus Searah dan Nilai Statistik
Resistansi yaitu : merangkai rangkaian thevenin
lalu menentukan arus, VT dan RT, mencari
nilai
arus teorema Norton, mencari nilai arus I4 dan
beda potensial R1 sesuai teorema superposisi,
mencari nilai arus sesuai teorema resiprositas, Gambar 2.2.1 Rangkaian Thevenin
mengukur transfer daya maksimum, merangkai
resistor sesuai nilai yang ditentukan, menentukan Sumber:
beda fasa antara Vi dan VR juga antara VC dan https://docplayer.info/72397619-Teorema-theven
VR. in-dan-teorema-norton.html
Untuk mencari arus pada rangkaian
2. STUDI PUSTAKA Thevenin berlaku rumus :
2.1. Rangkaian Arus DC
I= V Th
RT h+R …………………………1
DC atau Direct Current merupakan listrik
yang arusnya mengalir searah. Resistor, Kapasitor,
Transistor, IC,dll merupakan alat - alat 2.3. Teorema Norton
elektronika yang menggunakan prinsip DC. [1]
Mengutip dari (Sadiku,2013:145)
“Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian
dua terminal linier dapat diganti dengan
rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber arus
IN di rangkai parallel dengan resistor RN, dimana
IN adalah arus hubung singkat yang melalui
terminal dan RN adalah input atau resistansi yang
setara di terminal ketika sumber independen
Gambar 2.1.1 Contoh Rangkaian DC dimatikan”.[2]
Gambar 2.3.1 Rangkaian Norton
Sumber :
https://teknikelektronika.com/bunyi-pengertian-
teorema-norton-cara-perhitungan-teorema-norton
/
Pada teorema Norton berlaku rumus :
Gambar 2.5.1. Teorema Resiprositas
RN = RT h
Sumber :
V Th
IN = RT h ………………. 2 http://rahman011.blogspot.com/2012/06/v-beha
viorurldefaultvmlo.html
2.4. Teorema Superposisi
2.6. Transfer Daya Maksimum
Berdasarkan yang tertera pada buku
Fundamental of Electric Circuit (Sadiku,2013:130) Daya maksimum adalah daya yang
“Prinsip superposisi menyatakan bahwa tegangan ditransfer ke beban ketika resistensi beban sama
melintas (atau arus melalui) elemen dalam dengan resistansi Thevenin seperti yang terlihat
rangkaian linier adalah jumlah aljabar dari dari beban ( RTh = RL ). [2]
tegangan melintasi (atau mengalir melalui) elemen Berlaku rumus : V2Th
itu karena masing-masing independen sumber
V ˆ2T h
bertindak sendiri”[2] P max = 4RT h ………..3
2.7. Rangkaian Arus AC
AC atau Alternating Current merupakan
listrik yang arah arusnya mengalir bolak – balik.
Aliran listrik dari PLN merupakan salah satu
penerapan dari prinsip AC.[4]
Gambar 2.4.1. Teorema Superposisi
Sumber :
http://akatelone-piece.blogspot.com/2011/01/ni-
tugas-rl.html
2.5. Teorema Resiprositas
Mengutip dari Modul Praktikum
Rangkaian Elektrik dikatakan bahwa “Dalam Gambar 2.7.1. Contoh Rangkaian AC
setiap rangkaian pasif yang bersifat linier, bila Sumber :
suatu sumber tegangan V yang dipasang pada https://blog.ruangguru.com/penjelasan-rangkaia
cabang k menghasilkan arus I1 = I pada cabang m, n-seri-rlc-pada-arus-bolak-balik
maka sumber tegangan V tersebut dipindahkan ke
3. METODOLOGI
Berikut merupakan alat dan komponen yang
digunakan beserta langkah – langkah percobaan.
Alat dan komponen yang digunakan :
1. Kit Teorema Thevenin dan Norton (1
buah)
Digunakan untuk merangkai rangkaian
yang sesuai dengan teorema thevenin dan
norton. Diagram 3.1. Langkah-langkah percobaan
2. Kit Multimeter (1 buah)
Untuk membuat rangkaian, berisi resistor
dan nilai resistansi yang 4. HASIL DAN ANALISIS
bermacam-macam.
Bagian ini berisi data hasil percobaan. Jika
3. Kit Rangkaian RC dan RL (1 buah) diperlukan, gunakanlah tabel untuk
merepresentasikan data hasil percobaan.
Untuk percobaan rangkaian arus searah.
Terdapat kapasitor,induktor, dan resistor. Tabel 4.1. Hasil Percobaan Teorema Thevenin
Rangkaian 1
4. Resistor Dekade (1 buah)
Untuk membuat nilai resistansi yang Beban R Arus I (mA)
akurat. (Ω) Terukur Hitung
5. Power Supply DC (1 buah) R1 = 1k 2.04 2.82
Memberi suplai tegangan. R2 = 2k 1.92 1.97
6. Multimeter (1 buah)
R3 = 3k3 1.38 1.42
Alat ukur arus, tegangan, resistansi, dll.
Didapatkan bahwa nilai RTh = 1336 Ω dan
Pada percobaan ini diberi dua multimeter
VTH = 6.59 Volt. Berdasarkan teorema thevenin,
yaitu digital genggam dan benchstop.
mencari nilai arus pada rangkaian thevenin
7. Osiloskop (1 buah) didapat dengan menggunakan rumus 1, maka :
Alat untuk memetakan atau I (R1) = 6.59 V / (1000 + 1336) Ω = 2.82 mA
memproyeksikan sinyal listrik dan
I (R2) = 6.59 V / (2000 + 1336) Ω = 1.97 mA
frekuensi menjadi gambar grafik agar
dapat dibaca dan mudah dipelajari. I (R3) = 6.59 V / (3300 + 1336) Ω = 1.42 mA
8. Generator Sinyal (1 buah) Seperti yang terlihat, hasil pengukuran
arus menggunakan multimeter dan perhitungan
Alat ukur elektronik yang
manual tidak memiliki perbedaan nilai yang
membangkitkan gelombang dengan
mencolok. Hal ini disebabkan oleh cara kerja
bentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat,
percobaan yang sudah tepat.
dan bentuk gelombang pulsa.
9. Kabel banana-banana
10. Kabel bnc-banana
11. Kabel bnc-buaya
12. Kabel bnc-bnc
Tabel 4.3. Hasil Percobaan Teorema Norton Terlihat dari hasil percobaan, nilai arus
yang melewati R4 hampir sama dengan nilai arus
Beban R Arus I Terukur (mA) yang didapat dari perhitungan. Oleh karena itu
(Ω) maka percobaan kami dapat dikatakan berhasil.
1.336k 0.03 Tabel 4.6 Hasil Percobaan Teorema Resiprositas
2k 3.23 V (Volt) I (mA)
3k3 2.37 Vab = 12 Icd = 2.24
Vcd = 12 Iab = 3.5
Nilai VTh = 6.59, apabila digunakan
rumus 2 berdasarkan teorema Norton maka :
Pada hasil percobaan diketahui nilai Iab
I (R1) = 6.59 / 1336 Ω = 4.93 mA tidak sama dengan Icd. Perbedaan yang
I (R2) = 6.59 / 2000 Ω = 3.29 mA dihasilkan cukup terlihat. Hal ini dpat disebabkan
oleh faktor teknis seperti hambatan luar dari kabel
I (R3) = 6.59 / 3300 Ω = 1.99 mA atau dalam multimeter, dan faktor non-teknis
Untuk nilai pengukuran arus dan seperti kesalahan pemasangan rangkaian.
perhitungan arus R2 hasilnya cukup mendekati.
Namun untuk R3 hasil yang didapat sedikit
kurang akurat. Sedangkan untuk R1 hasil yang
diperoleh sangat jauh dari perhitungan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal seperti kesalahan
Tabel 4.8. Rangkaian Resistor Seri dan Paralel Nilai Vi hasil perhitungan dan yang
terukur menggunakan multimeter tidak terpaut
Beban R Beban R Terukur jauh, menandakan percobaan yang dilakukan
(Ω) (Ω) benar.
1.5k 1.518k
5. KESIMPULAN
1. Teorema Thevenin dan Norton sangat
membantu dalam menganalisis rangkaian
karena menyerdehanakan rangkaian
terlebih dahulu.
3. Nilai resistansi memiliki toleransi tertentu
yang membuat nilainya tidak tepat
dengan yang tertera di resistor itu sendiri.