Anda di halaman 1dari 17

MODUL III

TEOREMA RANGKAIAN

Praktikan : Muh Rhama Insan Kamil (F1B021131)


Asisten : Lalu Alaudin Ibnu Tajudin Faqih (F1B020059)
Tanggal Percobaan : 20 April 2020

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada modul 3 teorema rangkaian terdapat 3 percobaan yaitu teorema superposisi, thevenin dan
Northon. Teorema superposisi digunakan untuk menyelesaikan masalah suatu rangkaian yang
memiliki 2 sumber. Pada teorema thevenin digunakan untuk mencari nilai arus dan tegangan
dengan penyederhanan rangkaian yang dihubungkan secara seri dengan rangkaian ekivalennya.
Pada teorema northon digunakan untuk mencari nilai tegangan dan resistansi dengan
penyederhanan rangkaian yang dihubungkan secara paralel dengan rangkaian ekivalennya.
Kata Kunci : Teorema Superposisi, Teorema Thevenin dan Teorema Northon

3.1 PENDAHULUAN dalam memecahkan suatu rangkaian seri-


Percobaan Modul III pada praktikum
paralel.
rangkaian listrik dilaksanakan dengan
3.1.3 Teorema Norton
tujuan utama untuk menerapkan teorema-
Tujuan pada sub ketiga adalah untuk
teorema yang ada pada rangkaian listrik.
menentukan nilai-nilai sumber arus konstan
Adapun tujuan-tujuan dari percobaan
Norton IN, resistansi Norton RN, dan IL
modul III Praktikum Rangkaian Listrik ini,
dirangkaian dc yang terdiri dari dua sumber
antara lain
tegangan, untuk menguji secara
3.1.1 Teorema Superposisi
eksperimental hubungan nilai-nilai R
Tujuan pada sub pertama adalah untuk
terhadap arus dan tegangan dalam
menentukan tegangan dan arus pada tiap
rangkaian yang mengandung dua sumber
resistor dari sebuah rangkaian dc yang
tegangan.
memiliki lebih dari satu sumber, untuk
3.2. DASAR TEORI
membuktikan teorema superposisi dalam
3.2.1 Teorema Superposisi
memecahkan suatu rangkaian dc yang
Pada teorema ini hanya berlaku untuk
memiliki lebih dari satu sumber.
rangkaian yang bersifat linier, dimana
3.1.2 Teorema Thevenin
rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana
Tujuan pada sub kedua adalah untuk
persamaan yang muncul akan memenuhi jika y
menentukan tegangan Thevenin Setara (V)
= kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
dan resistensi (R) dari sebuah rangkaian dc
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa
dengan sumber tegangan tunggal, untuk
buah sumber tegangan/sumber arus dapat
membuktikan eksperimen nilai V dan R
dihitung dengan cara: Menjumlah aljabarkan
MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131
tegangan/arus yang disebabkan tiap sumber Gambar 3.3.1 Teorema subtitusi rangkaian
independent/bebas yang bekerja sendiri, sikrit A dan sikrit B
dengan semua sumber tegangan/arus Theorema Thévenin menyatakanan bahwa jika
independent/bebas lainnya diganti dengan rangkaian seksi sumber pada hubungan dua-
tahanan dalamnya. Pengertian dari teorema terminal adalah linier, maka sinyal pada
diatas bahwa jika terdapat n buah sumber terminal interkoneksi tidak akan berubah jika
bebas maka dengan teorema superposisi sama rangkaian seksi sumber itu diganti dengan
dengan n buah keadaan rangkaian yang rangkaian ekivalen Thévenin. Gb 3.2
dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan menunjukkan bentuk rangkaian ekivalen
tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat Thévenin; seksi sumber digantikan oleh satu
beberapa buah sumber tak bebas maka tetap sumber tegangan VT yang terhubung seri
saja teorema superposisi menghitung untuk n dengan resistor RT (Sudaryatno Sudirham,
buah keadaan dari n buah sumber yang 2012:129).
bebasnya. Rangkaian linier tentu tidak terlepas
dari gabungan rangkaian yang mempunyai
sumber independent atau sumber bebas,
sumber dependent/sumber tak bebas linier
(sumber dependent arus/tegangan sebanding
dengan pangkat satu dari tegangan/arus lain,
atau sebanding dengan jumlah pangkat satu Gambar 3.3.2 Rangkaian ekivalen thevenin
besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor
(R), induktor (L), dan kapasitor (C) (Mohamad 3.2.3 Teorema Northon
Ramdhani, 2005:92). Pada teorema ini berlaku bahwa: Suatu
rangkaian listrik dapat disederhanakan
3.2.2 Teorema Thevenin dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
Pada teorema ini berlaku bahwa: Suatu arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah
rangkaian listrik dapat disederhanakan tahanan ekivelennya pada dua terminal yang
dengan hanya terdiri dari satu buah sumber diamati. Tujuan untuk menyederhanakan
tegangan yang dihubungserikan dengan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat
sebuah tahanan ekivelennya pada dua rangkaian pengganti yang berupa sumber arus
terminal yang diamati. Tujuan sebenarnya dari yang diparalel dengan suatu tahanan
teorema ini adalah untuk menyederhanakan ekivalennya (Mohamad Ramdhani, 2005:110)
analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan seri dengan suatu resistansi
ekivalennya.

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


−V Theorema Norton menyatakan bahwa jika
i +isc
RN rangkaian seksi sumber pada hubungan dua-
Gambar 3.3.3 Sumber arus yang diparalel terminal adalah linier, maka sinyal pada
dengan suatu tahanan ekivalennya terminal interkoneksi tidak akan berubah jika
Langkah-langkah penyelesaian dengan rangkaian seksi sumber itu diganti dengan
teorema northon: rangkaian ekivalen Norton. Gambar 3.3.
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b menunjukkan bentuk rangkaian ekivalen
dimana parameter yang ditanyakan. Norton; seksi sumber digantikan oleh satu
2. Lepaskan komponen pada titik a-b sumber arus IN yang terhubung paralel dengan
tersebut, short circuit kan pada resistor RN (Sudaryatno Sudirham, 2012:129)
terminal a-b kemudian hitung nilai
arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc =
IN).
3. Jika semua sumbernya adalah
sumber bebas, maka tentukan nilai
tahanan diukur pada titik a-b Gambar 3.3.4 Rangkaian ekivalen northon
tersebut saat semua sumber di non
aktifkan dengan cara diganti 3.3 METODOLOGI
dengan tahanan dalamnya (untuk 3.3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
sumber tegangan bebas diganti
NO Nama Alat dan Bahan Jumlah
rangkaian short circuit dan untuk
1. Bread Board 1
sumber arus bebas diganti dengan
2. Digital atau Analog 2
rangkaian open circuit)(Rab = RN
Multimeter
= Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas,
(Ohm-meter,Voltmeter,
maka untuk mencari nilai tahanan
Ampermeter)
pengganti Nortonnya didapatkan
dengan cara
3. Kabel Jumper (Kecil) 15
R=
Voc
¿ 4. Power Supply DC 5 dan 1

5. Untuk mencari Voc pada terminal 12 V

titik a-b tersebut dibuka dan dicari 5. Resistor 1 KΩ 1


tegangan pada titik tersebut (Vab = 6. Resistor 390 Ω 1
Voc). 7. Resistor 2200 Ω 1
6. Gambarkan kembali rangkaian 8. Resistor 680 Ω 1
pengganti Nortonnya, kemudian 9. Resistor 1200 Ω 1
pasangkan kembali komponen yang 10. Resistor 820 Ω 1
tadi dilepas dan hitung parameter
yang ditanyakan.
MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131
Sebelum menggunakan alat-alat saat
praktikum, lakukan pengecekan berfungsinya
alat ukur yang digunakan.

3.3.2 Teorema Superposisi


 Gambar Rangkaian

Gambar 3.2.4 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.

Gambar 3.2.1 Rangkaian percobaan teorema


superposisi.

Gambar 3.2.5 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.
 Langkah Percobaan
Sebelum mulai merangkai, nilai power
supply dan resistansi dari masing-masing

Gambar 3.2.2 Rangkaian sederhana diukur.


percobaan teorema superposisi.

Gambar 3.2.3 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


Gambar 3.2.6 Diagram percobaan teorema Gambar 3.3.2 Diagram percobaan teorema
superposisi. thevenin.

3.3.3 Teorema Thevenin


 Gambar Rangkaian

3.3.4 Teorema Norton


 Gambar Rangkaian

Gambar 3.3.1 Rangkaian sederhana percobaan


teorema thevenin.

 Langkah Percobaan
Gambar 3.4.1 Rangkaian sederhana percobaan
teorema norton.

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


 Langkah Percobaan Tabel 4.3 Hasil pengukuran nilai arus dan
tegangan pada masing-masing
resistor saat V2 ON dan V1 OFF.
No R V I
(Ω) (Volt) (mA)
1 R1 2.59 3.27
2 R2 2.67 2.25
3 R3 11.9 5.53

Tabel. 4.4 Hasil pengukuran nilai arus dan


tegangan saat V1 dan V2 ON.
No R V I
(Ω) (Volt) (mA)
1 R1 0.9 0.14
2 R2 5.04 4.29
3 R3 9.69 4.41

 Teorema Thevenin
Tabel. 4.5 Hasil pengukuran nilai tahanan
terukur
No Tahanan R Baca R Ukur
1. R1 390 Ω 355.8 Ω
2. R2 3300 Ω 1.25 Ω
Gambar 3.4.2 Diagram percobaan teorema norton.
3. R3 1200 Ω 0.92 Ω
4. R4 470 Ω 0.42 Ω
5. RL1 330 Ω 326.4 Ω
6. RL2 1K Ω 0.98 Ω
7. RL3 3300 Ω 3.27 Ω

Tabel. 3.6 Hasil pengukuran arus dan


tegangan pada rangkaian
No Tahanan RTH VTH IL VL
1 RL1 1.08 Ω 4.13 V 2.9 mA 0.96 V
2 RL2 1.08 Ω 4.14 V 2.01 mA 1.98 V
3 RL3 1.08 Ω 4.14 V 0.95 mA 3,11 V

 Teorema Norton
Tabel. 4.6 Hasil pengukuran nilai tahanan
4. HASIL DAN ANALISIS terukur
4.1 Teorema Superposisi No Tahanan R baca R ukur
1. R1 680 Ω 669 Ω
4.1.1 Hasil dan Perhitungan 2. R2 2700 Ω 2677 Ω
 Teorema Superposisi 3. RL1 390 Ω 355 Ω
4. RL2 560 Ω 551 Ω
Tabel 4.1 Hasil pengukuran nilai tegangan dan 5. RL3 1200 Ω 1176 Ω
tahanan terukur.
6. RL4 1800 Ω 1773 Ω
N V VBaca VUkur R RBaca RUkur
o (Volt) (Volt) (Volt) (Ω) (Ω)
1 V1 5 4.91 R1 820 807 Tabel. 4.7 Hasil pengukuran arus dan
2 V2 15 14.75 R2 1200 1174 tegangan pada rangkaian
No Tahanan RN IN IL VL
3 - - - R3 2200 2191 27,4
1 RL1 536 Ω 16.50 mA 5.82v
mA
Tabel 4.2 Hasil pengukuran nilai arus dan 2 RL2 536 Ω
27,5
15.52 mA 7.41v
mA
tegangan saat V1 ON dan V2 OFF. 27,5
3 RL3 538 Ω 8.58 mA 10.02v
No R V I mA
(Ω) (Volt) (mA) 4 RL4 536 Ω
27,5
6.38 mA 11.16v
mA
1 R1 2.52 3,13
2 R2 2,39 2.04
3 R3 2,39 1.09
4.1.2 Analisis

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


a. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V1
Mencari IR1 ,IR2 dan IR3
ON dan V2 OFF
Didapatkan:
I1 = 4.22 mA
I2 = 1.25 mA
Maka:
IR1’ = I1
= 4.22 mA
Gambar 4.1 Rangkaian DC dengan V1 IR2’ = I1- I2
ON dan V2 off
= 4.22 – 1,25
 Mencari nilai I1 dan I2
= 2.97 mA
Loop 1:
IR3’ = I2
- V1 + I1 . R1 + (I1 – I2) . R2 =0
= 1,25 mA
-4.91 + I1 . 807 + (I1 – I2) . 1174 = 0
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
-4.91 + 807 I1 + 1174 I1 – 1174 I2 = 0
VR1 = I1. R1
1981 I1 – 1174 I2 = 4.91 …...(1)
= 4.22 x 10-3. 807
Loop 2:
= 3.4 V
(I2 – I1) .R2 + I2 .R3 =0
VR2 = (I1 – I2) . R2
(I2 – I1) . 1174 + I2 . 2191 =0
=2,97 x 10-3. 1174
1174I2 – 1174I1 + 21912 =0
= 3.48 V
– 1174I1 + 3365 I2 = 0 …….(2)
VR3 = I2 . R3
= 1,25 x 10-3 . 2191
= 2.73 V
 Mencari nilai I1 dengan menggunakan
 Menghitung nilai persentase error arus
matriks determinan
dan tegangan
 Arus

I1 =
[ 4.91 - 1174
0 3365 ] % Error IR1 = |II hitung-I
hitung
ukur
| x

[ 1981 - 1174
- 1174 3365 ] 100%

=
16522.15 -0
5287789 -1378276
= |4.22-
4.22
3 , 13
| x 100

= 4,22 mA %
Substitusikan nilai I1 ke pers (2) = 0.25 %
– 1174 I1 + 3365 I2 =0  Tegangan

|Vhitung-Vukur |
– 1174 . (4,22 x 10 )+ 3365I2 = 0
-3

% Error VR1=
– 4,21+ 3365 I2 =0 Vhitung
4,21 x100%
I2 =
3365
I2 = 1,25 mA = |3.4
3.4
- 2.52
| x 100 %

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


= 0.25 %
Tabel 4.8 Hasil perhitungan arus saat V1 ON
% Error = |Vhitung-Vukur
Vhitung |
|II hitung-I |
dan V2 OFF ukur
R Arus (mA) x 100%
(Ω) Hitung (mA) Ukur (mA) Error (%) hitung
807 4.22 3,13 0.25
1174 2.97 2.04 0.31 b. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V1
2191 1.25 1,09 0.128 OFF dan V2 ON:

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat di Analisa bahwa


semakin besar nilai tahanan yang di berikan
maka nilai arus akan semakin mengecil hal ini
sesuai dengan hukum ohm yaitu arus
berbanding terbalik dengan nilai tahanan
dimana bersifat resistif dan sifat tahanan ialah
menghambat arus sesuai persamaan

V
I=
R Gambar 4.2 Rangkaian DC dengan V2 ON
Loop 1
Dapat diketahui juga nilai persentase error - V2 + I1 . R3 + (I1 – I2) . R2 =0
disebabkan selisih dari nilai yang dihitung dan
nilai yang di ukur. Hal ini dapat dibuktikan -14,75+ I1 . 2.191 + (I1 – I2) .1174= 0
dengan persamaan : -14,75+ 2.191 I1 + 1.174I1 - 1174 I2 = 0
-14,75I1 + 3365I1 - 1174I2 = 0
% Error = |
I hitung-I ukur
I hitung
x 100%| 3365I1 – 1174 I2 = 14,755……….(1)
Loop 2:
I2 . R1 + (I2 – I1) . R2 = 0
807I2 + (I2 – I1) . 1174I1 = 0
807I2 +1174I2 –1174I1= 0
1981I2–1174I1= 0………(2)

Tabel 4.9 Hasil perhitungan tegangan saat V1  Mencari Nilai I dengan


ON dan V2 OFF menggunakan metode eliminasi
Tegangan (V) subtitusi
R
(Ω) Hit. Ukur Error (%) 3365I1 – 1174 I2 = 14,755 x1174
–1174I1 + 1981I2= 0 x3365
807 3.4 2.52 0.25
1174 3.48 2.39 0.31 = 3.950.510 - 1.378.276 = 49.633
2191 2.73 2.39 0.124 =-3.950.510+ 6.666.065
=0
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dianalisa
bahwa nilai tegangan hitung memiliki selisih
nilai yang kecil dengan nilai tegangan ukur. 5.287.789
Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan: I2 = 49.633
I2 = 49.633
V=IxR 5.287.789
I2 =0.009mA
Dapat diketahui juga nilai persentase error  Subtitusikan salah satu
disebabkan selisih dari nilai yang dihitung dan persamaan
nilai yang di ukur. Hal ini dapat dibuktikan –1174I1 + 1981I2= 0
dengan persamaan : -1174I1 + 1981(0,009)=0
-1174I1 + 17,829=0

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


-1174I1 = -17,829
I1 = -17,829
-1174
% Error VR1= |Vhitung-Vukur
Vhitung |
I1 = 0,015 mA x100%

 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3


 Didapatkan:
= |0,007-
0,007
2 ,52
| x 100

I1 = 0,009 mA %

I2 = 0,015 mA = 446%

Maka:
IR1’ = I1 Tabel 4.1.1.11 Hasil perhitungan arus saat V1
ON dan V2 OFF
= 0,009 mA R Arus (mA)
(Ω) Hitung (mA) Ukur (mA) Error (%)
IR2’ = I2- I1
807 0,009 3,13 346
=0,015 - 0,009 1174 0.006 2.04 520
=0,006 mA 2191 0.015 1,09 207
IR3’ = I2
Berdasarkan tabel diatas dapat
= 0,015mA
dianalisa bahwa pada saat V1 on dan V2 off
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
pada saat nilai resistor semakin besar
VR1 = I1. R1
didapatkan nilai arus dan semakin kecil atau
= 0,009 x 10-3. 807
berbanding terbalik. Hal ini sesuai dengan
= 0,007V
persamaan:
VR2 = (I1 – I2) . R2
V=I/R
= 0,006 x 10-3. 1174
Untuk nilai persentase error yang
= 0,007V
didapat cukup besar karena perbandingan arus
VR3 = I2 . R3
hitung dan arus ukur cukup besar. Begitu juga
= 0,015x 10-3 . 2191
dengan persentase error tegangan resistor
= 0,032V
cukup besar karena perbandingan antara
tegangan ukur dan tegangan hitung cukup
 Menghitung nilai persentase error arus
besar.
dan tegangan
Tabel 4.1.1.12 Hasil perhitungan tegangan
 Arus saat V1 ON dan V2 OFF

| |
Tegangan (V)
I hitung-I ukur R
% Error IR1 = x (Ω) Hit. Ukur Error (%)
I hitung
807 0,007 2.52 359
100%
1174 0,007 2.39 340

=|0,015 |
0,015 - 3 ,13
x 100
2191 0,032 2.39 73,6

Berdasarkan tabel di atas untuk nilai


% tegangan pada R1, R2, R3 memiliki nilai
= 207 % meningkat hal ini sama dengan persamaan
 Tegangan V=IxR.

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


Untuk nilai persentase error yang didapat = 3.48 V
cukup besar karena perbandingan tegangan VR3 = I2 . R3
hitung dan tegangan ukur cukup besar. Begitu = 1.25 x 10-3 . 2191
juga dengan persentase error tegangan resistor = 2.73 V
cukup besar karena perbandingan antara  Menghitung nilai persentase error arus dan
tegangan ukur dan tegangan hitung cukup tegangan
besar.  Arus

c. Menghitung nilai arus dan dan tegangan


saat V1ON dan V2 ON
% Error IR1 = |II hitung-I
hitung
ukur
| x

100%

= |4.229−014
4.229 |
x 100 %

= 230 %
 Tegangan

Gambar 4.3 Rangkaian DC saat V1 dan


% Error VR3 = |Vhitung-Vukur
Vhitung | x

V2 on 100%

|3.40−0,9
3.40 |
Mencari nilai arus dan tegangan masing-
masing resistor = x 100 %

 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3 = 73.5 %


Didapatkan: Tabel 4.1.1.13 Hasil perhitungan arus saat V1
ON dan V2 ON
Maka:
IR1 = IR1’ + IR1’’ R Arus (mA)
(Ω) Hitung Ukur Error
= 4.22 + 0.009 (mA) (mA) (%)
= 4.229 mA 326. 4.229 0.14 230
4
IR2 = IR2’ + IR2’’
0.98 2.976 4.29 44,1
= 2.97 + 0.006 3.27 1.265 4.41 248.6
= 2.976 mA Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
IR3 = IR3’ + IR3’’ bahwa nilai R semakin meningkat dan arus
= 1.25 + 0.015 ukur semakin meningkat sehingga
= 1.265 mA menyebabkan arus hitung semakin menurun.
Nilai arus dan tegangan dapat dihitung
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3 dengan persamaan:
VR1 = I1. R1 V=IxR
= 4.22 x 10-3 . 807 Untuk analisa persentase error pada arus
= 3.40 V selisihnya cukup jauh, namun pada tabel diatas
VR2 = IR2 . R2 dapat kita ketahui bahwa semakin besar nilai
= 2.97 x 10-3 . 1174 hitung arus dan nilai ukurnya maka persentase

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


error akan semakin meningkat. Sedangkan
b. Perhitungan RTH dan VTH
pada persentase error yang terdapat pada
 Mencari RTH dengan cara semua beban
tegangan selisihnya cukup besar itu di short
disebabkan karena perbandingan nilai I ukur
RTH = R1 // R4 + R2 // R3
dan Ihitung yang cukup besar.
=390 x 470 + 3300 x 1200
390 + 470 3300+ 1 200
4.2 Teorema Thevenin
390 x 470 980 x 670
4.2.1 Hasil dan Perhitungan
Tabel 4.11Hasil pengukuran nilai tahanan 390 + 470 980 + 670
ukur. 3300 x 1200 370 x 2100
3300+ 1 200 370 + 2100
N Tahanan (Ω) Rbaca (Ω) Rukur (Ω) = 213,14 + 880
o = 1093,14 Ω
1 R1 390 355.8
2 R2 3300 1.25  Mencari VTH
3 R3 1200 0.92
4 R4 470 0.42 Vab = Vdc
5 RL1 330 326.4 Vac = Va – Vc
6 RL2 1K 0.98
7 RL3 3300 3.27  Mencari tegangan pada titik a (Va) :
R1
Tabel 4.12. Hasil pengukuran arus dan Va = xV
R1+R4
tegangan pada rangkaian.
390
= x15
No. Tahanan RTH VTH IL VL 3 90+470
(Ω) (ohm) (volt) (mA) (volt) 390 980
1 RL1 1.08 4.13 2.9 0.96 3 90+470 980+670
2 RL2 1.08 4.14 2.01 1.98 = 6.8 V
3 RL3 1.08 4.14 0.95 3,11
 Mencari tegangan pada titik c ( Vc) :
R2
4.2.2 Analisis dan Perhitungan Vc = xV
a. Nilai yang terukur pada gambar 3.13 R2+R3

33 0 0
R1=390 R2=3300 = x15
3 300+1200
33 0 0 370
3 300+1200 370+2100
R3=1200 R4=470
= 11 V

 Mencari tegangan pada titik ac (Vac) :


Vac = Va - Vc
= 6,8 – 11
Gambar 4.4 Rangkaian teorema thevenin. = 4,2 V
Diketahui : Vac = VTH
V = 15 Volt
R1 = 390 Ω Jadi, rangkaian ekivalen Thevenin yakni :
R2 = 3300 Ω
R3 = 1200 Ω  Mencari VL :
R4 = 470 Ω RL1
RL1 = 330 Ω VL = x VTH
R L1 + R TH
RL 2 = 1000 Ω
RL 3 = 3300 Ω

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


=
330
330 +1093 ,14
x 4,2
|0,002
=
0,002
- 2 ,9
| x 100%

|2,95 ||2.9 |
330 - 2,9 2.9- 3.5
3 30+1093,14 2,95
1100 = 144,9 %
1100 + 712.5 VL

| |
= 0,97 V V L hitung - V L ukur
% error VL= x
 Mencari IL : V L hitung
VTH 100%

|00,97,97 - 0,96 | |3.2 |


IL = - 5.8
R L1 + R TH = x
4 ,2 3.2
= 100%
330 + 1093,14
4,2
330 + 1093,14
|0,97
0,97
- 2,44
|
5.4 = 1,03 %
1100 + 7 12.5
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat
= 0,002 mA
pada tabel berikut :
 Mencari persentase error RTH, VTH, ILdanVL : Tabel 4.13 Hasil pengukuran RTH.
RTH

| |
R TH hitung-RTH ukur Rth ukur Rth hit Error
R
% error RTH = (Ω) (Ω) (%)
R TH hitung
326.4 1.08 1093,14 99,90
x100 % 0.98 1.08 1093,14 99,90

|1093
=
,14 - 1,08
1093,14 | x 100 % 3.27 1.08 1093,14 99,90

|1093,14 ||712.5 |
Pada tabel 4.13 dapat dianalisa bahwa
- 1136 712.5 - 930
tahanan thevenin memiliki nilai Rth ukur dan
1093,14 Rth hitung yang sama saat nilai Rload bervariasi.
= 99,90 % Hal ini juga menyebabkan nilai persentase
erronya sama, yaitu 99,90%. Nilai Rth
VTH memiliki nilai yang sama meski beban yang

% error VTH=
| VTH hitung- VTH ukur
VTH hitung
x
| digunakan berbeda. Hal ini sesuai dengan
persamaan :
RTH = R1 // R4 + R2 // R3
100 % Nilai persentase error dapat disebabkan

|44,2,2 - 4,13 |
= x 100%
oleh tingkat kepresisian alat ukur dan dapat
disebabkan oleh human error dan selisih
anatara nilai yang dihitung dengan nilai ukur.

|4,2
4,2 ||5.4 |
- 4,12 5.4 - 6.5
%error RTH =
|
RTH hitung - R TH ukur
RTH hitung |
= 1,6 %

IL |I L hitung - IL ukur
I L hitung |
x 100%

% error IL =
|
I L hitung - IL ukur
I L hitung
x
| Tabel 4.14 Hasil Perhitungan VTH.
Vth
100% Vth hit Error
R ukur
(V) (%)
(V)
326.4 4.13 4,2 1,6
0.98 4.14 4,2 1,4

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


3.27 4.14 4,2 1,4
Pada persentase error nilai yang
Pada tabel 4.14 dapat dianalisa bahwa didapatkan relatif meningkat. Nilai persentase
tegangan thevenin memiliki nilai Vth ukur dari error pada RL1 didapatkan sebesar 1,03 %,
4,13 sampai 4,14 dan Vth hitung yang sama RL2 didapatkan sebesar 1% dan pada RL3
saat nilai Rload bervariasi. Hal ini menyebabkan didapatkan 1,26%. Hal ini disebabkan oleh
nilai persentase errornya mengalami kesalahan manusia (human error), tingkat
penurunan, yaitu 1,6 % sampai 1.4%. Nilai Vth kepresisian alat ukur yang digunakan dan
untuk setiap beban berbeda, hal ini karena selisih antara nilai hitung dengan nilai
dikarenakan tingkat kepresisian alat ukur dan ukur. Nilai persentase error dapat dicari
dapat disebabkan oleh human error dan selisih menggunakan persamaan :
anatara nilai yang dihitung dengan nilai ukur.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan ILoad.


IL ukur IL hitung Error
% error VL=
|
V L hitung - V L ukur
V L hitung
x
|
R
(mA) (mA) (%)
100%

326.4 2.9 0,002 144,9


4.3 Teorema Norton
0.98 2.01 0,002 100,4 4.3.1 Hasil dan Perhitungan
3.27 0.95 0 0 Tabel 4.17 Hasil pengukuran nilai tahanan
terukur.
Tahanan Rbaca Rukur
Pada tabel 4.15 dapat dianalisa bahwa nilai No
(Ω) (Ω) (Ω)
arus ukur dan hitung semakin menurun seiring
dengan bertambahnya nilai Rload, dimana sifat 1 R1 680 669
beban R itu menghambat arus. Hal ini sesuai 2 R2 2700 2677
dengan persamaan : 3 RL1 390 355
4 RL2 560 551
V 5 RL3 1200 1176
I= 6 RL4 1800 1773
R
Tabel 4.18 Hasil pengukuran arus dan
Nilai persentase error semakin menurun,
tegangan pada rangkaian.
hal ini dapat disebabkan oleh tingkat Tahanan RN IN IL VL
kepresisian alat ukur dan dapat disebabkan No
(Ω) (Ω) (A) (mA) (Volt)
oleh human error dan selisih anatara nilai yang 1 RL1 536 27,4 16.50 5.82
dihitung dengan nilai ukur.
2 RL2 536 27,5 15.52 7.41

| |
3 RL3 538 27,5 8.58 10.02
I L hitung - IL ukur 4 RL4 536 27,5 6.38 11.16
% error IL = x
I L hitung
100% 4.3.2 Analisis
a. Nilai yang terukur pada gambar 3.3.9
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan VLoad.
VL ukur VL hitung Error
R
(V) (V) (%)
807 0.96 0,97 1,03 %
1174 1.98 2,0 1%
2191 3,11 3,15 1,26 %

Pada tabel 4.16 dapat dianalisa bahwa


nilai tegangan ukur dan hitung semakin
bertambah seiring dengan bertambahnya nilai Gambar 4.8 Rangkaian percobaan teorema northon.
Rload, dimana tegangan berbanding lurus
dengan hambatan. Hal ini sesuai dengan Diketahui: R1 = 680 Ω
persamaan : R2 = 2700 Ω
V=IxR RL1 = 390 Ω

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


|543 ||266 ,5 |
RL2 = 560 Ω ,19 - 536 266,5 -2 68,5
RL3 = 1200 Ω =
RL4 = 1800 Ω
543,19
V1 = 5 V x 100%
= 1,32 %
V2 = 15 V

a. Menghitung nilai resistansi Northon (RN)


%Error IN =
|
I N hitung- I N ukur
I N hitung |
x 100%

680 Ohm
R1 R2
2700 Ohm
¿ |
23−27,4
23 | x 100 %
= 19,13 %

d. Menghitung nilai I L dan V L ( R L=383 )


Gambar 4.9 Rangkaian percobaan teorema northon I L dan V L ( R L=535 )
saat sumber tegangan dihubung
singakat dan rload dilepas. I L dan V L ( R L=2100 )

RN¿ R 1 ∥ R 2
R 1 . R2
RN=
R1+ R2
680 × 27 0 0
RN = Gambar4.11 Rangkaian percobaan teorema northon.
680+270 0
680 × 27 0 0 980 . 370 Mencari nilai I L dan V L
R = 543,19
680+270 0 980+370 N
Ω IN IL

b. Menghitung nilai Arus Norton ( I N ¿ 16,50 mA

I1 I2
V1 V2
15V 5V

Gambar 4.12 Rangkaian ekivalen northon.


R1
680 Ohm
R2
2700 Ohm Mencari I L :
RN
IL = x IN
Gambar 4.10 Rangkaian Percobaan teorema R N + RL
northon saat RLoad dihubung singkat. 543,19
IL = x 23
IN = I1 + I2
543,19+355
VI V2 I L =13,90 mA
= + Mencari V L :
R1 R2
15 5 5 15 12 VL = IL x R L
= +
6 80 9 80 270 0 270 0 3 70 V L=( 13,90 x 10−3 ) x 3,55
= 0,023A V L=( 4,11 x 10−3 ) x 2100 = 0,049 V
= 23 mA

c. Menghitung nilai presentase Error e. Menghitung presentase Error I L dan V L :


R N dan I N :

% Error RN =
| RN hitung- R N ukur
| x 100 %
% Error IL=
| I L hitung- I L ukur
I L hitung |
x 100 %

RN hitung

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


= | 13,90−16,50
13,38
x 100 % | 1773 11.16 24,64 54,70

| |
4,11−4,1 Berdasarkan tabel 4.20 dapat dianalisa
x 100 % bahwa nilai tegangan ukur dan hitung pada
4,11 beban mengalami pertambahan seiring
= 18,70 % bertambahnya nilai Rload, hal ini sesuai dengan

% Error VL=
|
VL hitung- V L ukur
VL hitung
x 100%
| persamaan :

V=IxR
= |
0,049−5,82
0,049
x 100 % | Nilai persentase error tegangan cenderung
bertambah, ini dikarenakan tingkat kepresisian
= 11,77 %
alat ukur dan dapat disebabkan oleh human
error dan selisih anatara nilai yang dihitung
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
dengan nilai ukur, hal ini dapat dihitung
tabel berikut :
dengan menggunakan persamaan :
Tabel 4.19 Hasil perhitungan ILoad.
RL
IL ukur
(mA)
IL hit
(mA)
Error
(%)
% error VL=
|V L ukur- V L hitung
V L hitung
x
|
355 16.50 13,90 18,70 100%

551 15.52 11,41 36,02 5. KESIMPULAN


1176 8.58 7,26 18,18 5.1 Teorema Superposisi
1. Nilai tegangan dan arus pada tiap-tiap
1773 6.38 5,39 18,36
resistor pada rangkain DC lebih dari

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dianalisa satu sumber bersifat fluktuaktif


bahwa nilai arus ukur dan hitung pada beban karena dipengaruhi oleh variabel dan
semakin mengecil seiring bertambahnya nilai
RLoad Hal ini sesuai dengan persamaan : parameter yang ada pada rangkaian.
2. Untuk mencari nilai arus dan
V
I= tegangan tiaptiap resistor pada suatu
R
rangkaian listrik dapat diselesaikan
Nilai persentase error yang didapatkan dengan menggunakan teorema
cenderung konstan, ini dikarenakan tingkat
superposisi apabila rangkaian tersebut
kepresisian alat ukur dan dapat disebabkan
oleh human error dan selisih anatara nilai yang linier (lebih dari satu sumber), dimana
dihitung dengan nilai ukur, hal ini dapat
pada percobaan ini rangkaian yang
dihitung dengan menggunakan persamaan :
dianalisis termasuk rangkaian yang

% error IL=
|
I L hitung- I L ukur
I L hitung
x 100%
| linier.
5.2 Teorema Thevenin
1. Berdasarkan data hasil percobaan
Table 4.20 Hasil perhitungan VLoad. pada teorema Thevenin, dapat
VL ukur VL hit Error
RL disimpulkan bahwa semakin besar
(V) (V) (%)
nilai Rload, maka nilai Tegangan beban
355 5.82 0,049 11,77
semakin besar, sedangkan nilai arus
551 7.41 7,65 3,13
beban semakin kecil.
1176 10.02 16,34 38,67

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


2. Berdasarkan eksperimen nilai V dan Ramdhani , Mohamad . 2012 . Analisis
R dalam rangkain seri-paralel, bahwa Rangkaian Listrik 1.Darpublic
nilai tegangan pada rangkaian seri
mengalami drop tegangan di masing-
masing tahanan, sedangkan pada
rangkaian paralel, nilai tegangan di
setiap titik/node ialah sama, dan
nilai tahanan pada rangkaian seri
lebih besar nilainnya di bandingkan
dengan nilai tahanan pada rangkaian
paralel.
5.3 Teorema Norton
1. Nilai IN dan RN untuk nilai resistor
yang berbebeda sama besar, hal ini
saat pengukuran maupun perhitungan
nilai resistansi load diabaikan.
Sedangkan nilai IL dapat dihitung
setelah resistor beban dihubungkan
ke rangkaian ekivalen Norton
2. Teorema Norton dapat digunakan
untuk menganalisis suatu rangkaian
DC dengan dua sumber dengan
mengubah suatu rangkaian yang
rumit menjadi rangkaian yang
sederhana

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2023, Penuntun Praktikum Rangkaian
Listrik, Lab Listrik Dasar FT UNRAM,
2021.
Hyat, William, 2010. Rangkaian Listrik I,
Erlangga, Jakarta.
Ramdhani , Mohamad . 2005 . Rangkaian
Listrik (Revisi) . Laboratorium Sistem
Elektronika . Jurusan Teknik Elektro .
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Bandung

MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131


MODUL 3Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021131

Anda mungkin juga menyukai