Anda di halaman 1dari 3

MODUL 02 RANGKAIAN ARUS SEARAH & NILAI STATISTIK RESISTANSI

Nurhayati Marqoh Sirfefa (13217022) OTO


Asisten: Nicholas Nathanael
Tanggal Percobaan: 04/09/2019
EL2101-Pratikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak rangkaian interkoneksi yang dapat


mempengaruhi satu rangkaian dengan rangkaian
Dalam praktium kali ini akan mempelajari rangkaian
lainnya.[2]
arus searah yang terdapat teorema-teorema, yaitu
teorema thevenin, norton, superposisi, resiprositas,
2.2 TEOREMA NORTON
dan transfer daya maksimu. Selain itu praktikan juga
menyusun resistor sesuai resistansinya.
Kata kunci: arus searah, teorema, resistansi.

1. PENDAHULUAN
Dalam mempelajari arus searah kita tau ada
berbagai teorema yang dapat diterapan. Pada
praktium ini yang berjudul “Rangkaian arus
searah dan nilai statistik resistansi” bertujuan agar Gambar 2-2 Rangkaian Norton
praktian memahami cara mengukur dengan
Teorema Norton (Norton Theorem) adalah salah
teorema thevenin, norton, superposisi, resiprositas
satu Teori atau alat analisis yang dapat digunakan
dan juga dapat merancang rangkain pembagi
untuk menyerderhanakan suatu rangkaian linear
tegangan, merangkai rangkaian seri-paralel, dan
yang rumit menjadi rangkaian yang lebih
memahami nilai statistik resistansi.
sederhana. Berbeda dengan Teorema Thevenin
yang penyederhanaannya menggunakan sumber
2. STUDI PUSTAKA
tegangan (Voltage Source) ekivalen dengan
Listrik Arus Searah (Direct Current atau DC) merangkai resistor ekivalen secara seri, Teorema
adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi Norton menyederhanakannya dengan
potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah.[1] menggunakan sumber Arus (Current Source)
ekivalen dan perangkaian resistor ekivalen secara
.
paralel.[3]
2.1 THEOREMA THEVENIN

2.3 TEOREMA SUPERPOSISI


Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar
yang membuat suatu rangkaian yang terlihat
kompleks dijadikan lebih sederhana. Strategi yang
digunakan pada teorema Superposisi adalah
mengeliminasi semua sumber tetapi hanya
disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada
Gambar 2-1 Rangkaian Thevenin waktu itu juga dan menganalisa rangkaian itu
dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-
Teorema Thevenin adalah salah satu teori
masing saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu
elektronika atau alat analisis yang
setelah masing-masing tegangan dan/atau arus
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi
yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber
suatu rangkaian sederhana dengan cara membuat
bekerja sendiri-sendiri, masing-masing nilai yang
suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber
telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan
diperoleh nilai tegangan/arus yang sebenarnya.[4]
sebuah resistansi yang ekivalen. Teorema
Thevenin ini sangat bermanfaat apabila
diaplikasikan pada analisis rangkaian yang
berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
3. METODOLOGI  Ukur resistansi efetif sebesar 5,2kΩ
dengan resistor-resitor yang tersedia pada
Komponen dan alat yang digunakan saat
kit multimeter.
praktikum: 1. Kit Teorema Thevenin dan Norton
(1 buah) 2. Kit Multimeter (1 buah) 3. Kit Rangkaian RC
Osiloskop (1 buah) 4. Resistor 1kΩ (100 buah) 5.
 Buat rangakaian berdasarkan modul
Resistor dekade (1 set) 6. Power Supply DC (2
dengan Vi=2V rms, R=10kΩ, C=0,1µF,
buah) 7. Multimeter (2 buah) 8. Kabel 4mm-4mm
f=300Hz
(min 10 buah).
Langkah langkah percobaan:  Hitung VR dan VC

Teorema Thevnin rangkaian 1 , 2 dan Teorema  Ukur VR dan VC dengan multimeter


Norton  Amati pada osiloskop
 Susun rangkaian dengan sumber tegangan  Carilah beda fasanya
searah 20 V pada A-B dan ukur arus pada
C-D Rangkaian RL

 Open circuit c-d lalu ukur tegangannya  Buat rangakaian berdasarkan modul
(VTH) dengan Vi=2V rms, R=1kΩ, L=2,5 mH,
f=60Hz
 Hubung singkat a-b lalu ukur RTH pada
c-d  Hitung VR dan VC

 Lalu, ukur R1,R2,& R3.  Amati pada osiloskop

 Pada rangkaian 2 sumber tegangan  Carilah beda fasanya


diganti dengan VTH dan pasang resitor
dekade dengan nilai RTH
4. HASIL DAN ANALISIS
 Lalu ukur R1 dan arusnya dengan variasi
nilai pada tabel 4.2 Bagian ini berisi data hasil percobaan. Jika
diperlukan, gunakanlah tabel untuk
 Pada rangkaian norton tegangan a-b
merepresentasikan data hasil percobaan.
20volt ukur arus pada c-d
4.1 Percobaan Teorema Thevenin (Rangkaian 1)
 Buat rangkaian dengan RN=RTH, lalu
ukur arusnya.
Vinput disetting sebesar 20 Volt dengan sumber
Teorema Supeposisi daya DC Power Supply. Arus diukur
menggunakan multimeter digital dengan skala
 Rangkai rangkaian berdasarkan modul
miliampere. Setelah diukur, didapatkan nilai VTH
pada kit multimeter dengan V1=12V,
= 6,47 Volt RTH = 1,357 kΩ
V2=6V
 Hubung singkatkan V1 dan V2 untuk Tabel 4-1 pengukuran teorema thevenin rangkaian 1
mencari I4 dan VR1. No. Nilai R Arus Arus hitung
Teorema Resprositas (Ohm) uur I(mA
I(mA)
 Buat rangkaian berdasarkan modul 1. 1k 2,75 2,445
dengan Vab=12V, lalu pasang multimeter 2. 2k 1,52 1,927
di c-d untuk mengetahui arusnya. 3. 3k 1,36 1,389

 Tukar posisi Vab dengan multimeter.


4.2 Percobaan Teorema Thevenin (Rangkaian 2)
Transfer daya maksimum
 Buat rangkaianpembagi tegangan Gunakan VTH=6,47Volt rangkaian dan
berdasarkan modul RTH=1,357kΩ pada resistor dekade, untuk mencari
nilai pada tabel di bawah ini.
 Ukur arus, tegangan dan daya dengan
variasi RB. Tabel 4-2 pengukuran teorema thevenin rangkaian 2
Rangkaian resistor seri dan paralel No. Nilai Arus
R terukur
(Ohm) I(mA

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


6. 6400 6,73 1,05 7066,5
1. 1k 2,86 7. 12800 8,1 6,63 53703
2. 2k 2,00 8. 512000 10 0,019 190
3. 3,3k 1,42
4. 0 4,97

4.3 Percobaan Teorema Norton


5. KESIMPULAN
Vab=20Volt maka arus di c-d yang terukur, Icd=4,75mA. Dari percobaan yang dilakukan dapat
Kemudian ukur IN dengan RN=RTH pada tabel. disimpulkan bahwa ada beberapa data yang
didapat tidak sesuai dengan perhitungan
Tabel 4-3 Pengukuran Teorema Norton
berdasarkan teori dikarenakan mungkin
No. Nilai R Arus terukur rangkaian yang kami susun kurang tepat.
(Ohm) I(mA
DAFTAR PUSTAKA
1. R2 2,63
2. RN2 2,,28
[1] https://teknikelektronika.com/bunyi-
pengertian-teorema-norton-cara-perhitungan-
teorema-thevenin/06 september, 08.10
4.4 Percobaan Teorema Superposisi [2] https://teknikelektronika.com/bunyi-
pengertian-teorema-norton-cara-perhitungan-
Hubung singkatkan V1 dan V2 secara bergantian lalu ukur teorema-norton/ 06 september, 08.15
tegangan pada R1 dan arus pada R4 menggunakan
multimeter. [3] https://rangkailistrik.wordpress.com/2013/0
7/30/teorema-superposisi/06 september,
Tabel 4-4 Pengukuran Teorema Superposisi
08.20
No. V1 V2 VR1 I4(mA) [4] https://nur07alfiati.wordpress.com/listrik-
(volt) (volt) (volt)
arus-searah/06 september, 08.30
1. 12 0 12 0,0056
2. 0 6 3,45 1,56
3.
4.

4.4 Percobaan Teorema Resiprositas

Pada a-b atur Vab=12v pada power suplay lalu


hubungkan pada rangkaian lalu ukur arus pada c-
d dengan mennyambungkan multimeter, maka
Icd=3,14mA. Kemudian tukar posisi a-b dan c-d,
maka diperoleh Iab=3,22mA

4.5 Transfer Daya Maksimum

Buat rangkaian pembagi tegangan pada kit


Norton, lalu ukur tegangan, arus dan daya.

Tabel 4-5 Pengukuran Transfer Daya Maksimum

No. RB VB IB(mA) PB(Watt)


(ohm) (volt)

1. 200 0,58 2,9 1682


2. 400 1,1 2,7 2970
3. 800 2,00 2,4 4800
4. 1600 3,3 2,08 6864
5. 3200 5,02 1,56 7831,2

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3

Anda mungkin juga menyukai