Anda di halaman 1dari 17

MODUL III

TEOREMA RANGKAIAN

Faturrahman (F1B020041)
Asisten : Hanif (F1B019060)
Tanggal Percobaan : 12 Mei 2022

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak

Pada modul 3 teorema rangkaian terdapat 3 percobaan yaitu teorema superposisi, thevenin dan
Northon. Teorema superposisi digunakan untuk menyelesaikan masalah suatu rangkaian yang
memiliki 2 sumber. Pada teorema thevenin digunakan untuk mencari nilai arus dan tegangan dengan
penyederhanan rangkaian yang dihubungkan secara seri dengan rangkaian ekivalennya. Pada
teorema northon digunakan untuk mencari nilai tegangan dan resistansi dengan penyederhanan
rangkaian yang dihubungkan secara paralel dengan rangkaian ekivalennya.
Kata Kunci : Superposisi, Thevenin, Northon

1. PENDAHULUAN membuktikan eksperimen nilai V dan R


Percobaan Modul III pada praktikum
dalam memecahkan suatu rangkaian seri-
rangkaian listrik dilaksanakan dengan
paralel.
tujuan utama untuk menerapkan teorema-
1.3 Teorema Norton
teorema yang ada pada rangkaian listrik.
Tujuan pada sub ketiga adalah untuk
Adapun tujuan-tujuan dari percobaan modul
menentukan nilai-nilai sumber arus konstan
III Praktikum Rangkaian Listrik ini, antara
Norton IN, resistansi Norton RN, dan IL
lain
dirangkaian dc yang terdiri dari dua sumber
1.1 Teorema Superposisi
tegangan, untuk menguji secara
Tujuan pada sub pertama adalah untuk
eksperimental hubungan nilai-nilai R
menentukan tegangan dan arus pada tiap
terhadap arus dan tegangan dalam
resistor dari sebuah rangkaian dc yang
rangkaian yang mengandung dua sumber
memiliki lebih dari satu sumber, untuk
tegangan.
membuktikan teorema superposisi dalam
2. DASAR TEORI
memecahkan suatu rangkaian dc yang
2.1 Teorema Superposisi
memiliki lebih dari satu sumber.
Superposisi Teorema,bisa digunakan
1.2 Teorema Thevenin
untuk mencari solusi dua ataulebih sumber
Tujuan pada sub kedua adalah untuk
yang tidak secara seri atau paralel.
menentukan tegangan Thevenin Setara (V)
Keuntungan yang paling jelas dari metode
dan resistensi (R) dari sebuah rangkaian dc
ini adalah bahwa hal ini tidak memerlukan
dengan sumber tegangan tunggal, untuk

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


penggunaan teknik matematika seperti Pada setiap rangkaian linier dengan
penentu untuk menemukan tegangan atau beberapa buah sumber tegangan/ sumber
arusyang dibutuhkan. Sebaliknya, arus dapat dihitung dengan cara :
masingmasing sumber diperlakukan secara Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang
independen, dan rata-rata aljabar ditemukan disebabkan tiap sumber independent/ bebas
untuk menentukan kuantitas yang tidak yang bekerja sendiri, dengan semua sumber
diketahui. Superposisi Teorema menyatakan tegangan/ arus independent/ bebas lainnya
sebagai berikut: Arus yang melalui atau diganti dengan tahanan dalamnya.
tegangan yang melintasi sebuah Rangkaian linier tentu tidak terlepas
elemensecara linear jaringan bilateral dari gabungan rangkaian yang mempunyai
adalah sama dengan jumlah aljabar dariarus sumber independent atau sumber bebas,
atau tegangan diproduksi secara independen sumber dependent / sumber tak bebas linier
oleh masing-masing sumber (Kiki, 2018). (sumber dependent arus/ tegangan
Teorema superposisi Teorema,bisa sebanding dengan pangkat satu dari
digunakan untuk mencari solusi dua atau tegangan/ arus lain, atau sebanding dengan
lebih sumber yang tidak secara seri atau jumlah pangkat satu besaran-besaran
paralel. tersebut) dan elemen resistor ( R ), induktor
Keuntungan yang paling jelas dari ( L ), dan kapasitor ( C ).
metode ini adalah bahwa hal ini tidak
memerlukan penggunaan teknik matematika
seperti penentu untuk menemukan tegangan
atau arus yang dibutuhkan. Sebaliknya,
masingmasing sumber diperlakukan secara
independen, dan rata-rata aljabar ditemukan
untuk menentukan kuantitas yang tidak Gambar 2.1.1 Rangkaian Bila V2
diketahui. on, V1 off atau SC
Superposisi Teorema menyatakan
sebagai berikut: Arus yang melalui atau Maka di Superposisikan
tegangan yang melintasi sebuah elemen I1 = Ia – Iy
secara linear jaringan bilateral adalah sama (tanda – disini berarti Iy berlawanan tanda
dengan jumlah aljabar dari arus atau dengan asumsi arah I1)
tegangan diproduksi secara independen oleh I2 = (– Ib) + Ix
masing- masing sumber (Kiki, 2018). (tanda – disini berarti Ib berlawanan tanda
Teorema superposisi ini hanya dengan asumsi arah I2)
berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier. I3 = Ic + Iz
Rangkaian linier adalah suatu rangkaian (tanda + disini berarti Ic & Iz searah dengan
dimana persamaan yang muncul akan I3)
memenuhi jika y = kx, k = konstanta dan x Semua parameter yang telah diperoleh dari
= variabel. persamaan sebagai berikut :

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Dengan persamaan nilai hambatan :
Rt =R 2+ R 1/¿ R 3
R1×R3
¿ R 2+
R 1+ R 3

Mencari nilai arus pada masing-masing


Gambar 2.2.1 Ilustrasi sirkuit ekuivalen
percabangan :
Thevenin.
V1
I tot =
Rt
Dipilihkan sebuah jaringan listrik
Sumber 1, V1 mengalir langsung melalui
seperti pada gambar dan segi dalam kotak
R1, sehingga :
hitam yang akan dicari sirkuit ekuivalennya;
V1
I tot =Ix= nilai sumber tegangan pada sirkuit
Rt
ekuivalen Thevenin didapatkan dengan
R3
Iy= × Ix melepaskan resistor beban di selang
R 1+ R 3
terminal A dan B lalu dihitung agung
Berdasarkan hukum Kirchoff II, maka :
tegangan sirkuit buka di selang kedua
Iy=Ix+ Iz
terminal tersebut. Sedangkan nilai resistor
Iz=Iy −Ix
pengganti bisa dihitung dengan
R1 mematikan semua sumber tegangan dan
¿ × Ix
R 1+ R 3
arus lalu dihitung nilai ekuivalen resistansi
di selang terminal A dan B. (Purnomo,
2.2 Teorema Thevenin Hery).
Teorema Thevenin merupakan noda Metode untuk mendapatkan
satu teorema yang berfaedah untuk analisis Rangkaian Pengganti Thevenin :
sirkuit listrik. Teorema Thevenin 1. Sumber bebas dan resistor
menunjukkan bahwa semuanya jaringan a. Cari Rth dengan menonaktifkan
listrik tertentu, kecuali beban, bisa ditukar semua sumber, ganti sumber arus dengan
dengan sirkuit ekuivalen yang hanya hubung terbuka dan sumber tegangan
memuat sumber tegangan listrik independen dengan hubung singkat, dan dilihat dari
dengan sebuah resistor yang terhubung terminal ab.
secara seri, sedemikian hingga hubungan b. Cari VOC , yaitu tegangan pada
selang arus listrik dan tegangan pada beban terminal ab saat terminal ab hubung terbuka
tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari (dengan semua sumber aktif).
aplikasi teorema Thevenin disebut dengan 2. Sumber bebas dan Sumber tak bebas ,
sirkuit ekuivalen Thevenin.: (Purnomo, dan resistor
Hery). a. Cari VOC, yaitu tegangan pada
terminal ab saat terminal ab hubung
terbuka.

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


b. Cari Isc, yaitu arus hubung 3. Kabel Jumper (Kecil) 15
singkat yang mengalir pada terminal ab 4. Power Supply DC 5 dan 12 V1
saat terminal ab dihubung singkat. 5. Resistor 1 KΩ 1
c. Rth = Voc / Isc 6. Resistor 390 Ω 1
3. Sumber tak bebas , dan resistor (tidak 7. Resistor 2200 Ω 1
ada sumber bebas) 8. Resistor 680 Ω 1
a. Tentukan VOC = 0 9. Resistor 1200 Ω 1
b. Hubungkan sumber arus 1 A pada 10 Resistor 820 Ω 1
terminal a-b dan tentukan Vab Sebelum menggunakan alat-alat saat
c. Rth = Vab / 1 praktikum, lakukan pengecekan
2.3 Teorema Northon berfungsinya alat ukur yang digunakan.
Teorema Norton adalah salah satu 3.2 Teorema Superposisi
teorema yang bergunauntuk analisis sirkuit Gambar Rangkaian
listrik. Teorema Norton menunjukkan
bahwakeseluruhan jaringan listrik tertentu,
kecuali beban, dapat digantidengan sirkuit
ekuivalen yang hanya mengandung sumber
aruslistrik independen dengan sebuah
resistor yang terhubung secaraparalel,
sedemikian hingga hubungan antara arus
Gambar 3.2.1Rangkaian percobaan teorema
listrik dan tegangan pada beban tidak
superposisi.
berubah. Sirkuit baru hasil dari
aplikasiteorema Norton disebut dengan
sirkuit ekuivalen Norton. Teoremaini
dinamakan sesuai dengan penemunya,
seorang insinyur yangpernah bekerja pada
Bell Telephone Laboratories, yang bernama
E.L. Northon. (Gussow Milton).

Gambar 3.2.2 Rangkaian sederhana


percobaan teorema superposisi.

Gambar 2.3.1 Ekivalen Norton IN’


dan RN parallel
3 METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
1. Bread Board 1
2. Digital atau Analog Multimeter 2
Gambar 3.2.3 Rangkaian sederhana percobaan
(Ohm-meter,Voltmeter, Ampermeter) teorema superposisi.

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Gambar 3.2.4 Rangkaian sederhana percobaan
teorema superposisi.

Gambar 3.2.5 Rangkaian sederhana percobaan


Gambar 3.2.6 Diagram percobaan teorema
teorema superposisi.
superposisi.

Langkah Percobaan
3.3 Teorema Thevenin
Sebelum mulai merangkai, nilai power
 Gambar Rangkaian
supply dan resistansi dari masing-masing
diukur.

Gambar 3.3.1 Rangkaian sederhana percobaan


teorema thevenin.

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Langkah Percobaan

Gambar 3.4.2 Diagram percobaan teorema norton.

4. HASIL DAN ANALISIS


4.1 Teorema Superposisi
4.1.1 Hasil dan Perhitungan
Tabel 4.1.1.1 Hasil pengukuran nilai tegangan
Gambar 3.3.2 Diagram percobaan teorema dan tahanan terukur.
thevenin. N V VBaca VUkur R RBaca RUkur
o (Volt) (Volt) (Volt) (Ω) (Ω)
1 V1 5 4,9 R1 820 818
2 V2 12 11,6 R2 1200 1195
3.4 Teorema Norton
3 - - - R3 2200 2190
Gambar Rangkaian
Tabel 4.1.1.2 Hasil pengukuran nilai arus dan
tegangan saat V1 ON dan V2 OFF.
No R V I
(Ω) (Volt) (mA)
1 R1 2,50 3,05
2 R2 2,30 1,96
3 R3 2,36 1,05

Tabel 4.1.1.3 Hasil pengukuran nilai arus dan


tegangan saat V2 ON dan V1 OFF.
No R V I
(Ω) (Volt) (mA)
1 R1 6,0 7,4
2 R2 5,5 4,7
3 R3 5,5 2,5
Gambar 3.4.1 Rangkaian sederhana percobaan
teorema norton. Tabel.4.1.1.4 Hasil pengukuran nilai arus dan
tegangan saat V1 dan V2 ON.
No R V I
(Ω) (Volt) (mA)
1 R1 5,1 6,3
2 R2 6,6 5,5
3 R3 1,6 0,7
4.1.2 Analisis
Langkah Percobaan

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


a. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V 1 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3
ON dan V2 OFF Didapatkan:
I1 = 1,83 mA
I2 = 0,64 mA
Maka:
IR1’ = I1
= 1,83 mA
IR2’ = I1- I2
Gambar 4.1 Rangkaian DC dengan V1 = 1,83 – 0,64
ON dan V2 off = 1,19 mA
 Mencari nilai I1 dan I2 IR3’ = I2
Loop 1: = 0,64 mA
- V1 + I1 . R1 + (I1 – I2) . R2 =0
-4,9 + I1 . 818 + (I1 – I2) . 1195 =0 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
-4,9 + 818 I1 + 1195I1 – 1195I2 =0 VR1 = I1. R1
2013I1 – 1195I2 = 4,9…...(1) = 1,83 x 10-3. 818
Loop 2: = 1,49 V
(I2 – I1) .R2 + I2 .R3 =0 VR2 = (I1 – I2) . R2
(I2 – I1) . 1195 + I2 . 2190 =0 = 1,19 x 10-3. 1195
1195I2 – 1195I1 + 2190I2 =0 = 1,42 V
– 1195I1 + 3385I2 = 0 …….(2) VR3 = I2 . R3
Mencari nilai I1 dengan menggunakan matriks = 0,64 x 10-3 . 2190
determinan = 1,40 V

[ ]
4,9 1195 Menghitung nilai persentase error arus dan
0 2013 tegangan
I1 =

[−1195
2013 −1195
]  Arus

| |
3385 I hitung -I ukur
% Error IR1 = x
9863.7 I hitung
=
5385980 100%

|1,83−3,05
1,83 |
= 1,83 mA
Substitusikan nilai I1 ke pers (2) = x 100 %

– 1195I1 + 3385I2 =0
= 66,6 %
– 1195 . (1,83x 10-3)+3385I2 = 0
 Tegangan
– 2,18 + 3385I2 =0

I2 =
2,18
3385
% Error VR1= |Vhitung-Vukur
Vhitung |
x100%
I2 = 0,64 mA
= |1,49−2,50
1,49 |
x 100 %

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


= 67,7 %

b. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V1


Tabel 4.1.2.1 Hasil perhitungan arus saat V1 OFF dan V2 ON:
ON dan V2 OFF
R Arus (mA)
(Ω)
Hitung (mA) Ukur (mA) Error (%)
818 1,83 3,05 66,6
1195 1,19 1,96 64,7
2190 0,64 1,05 64,0

Berdasarkan tabel 4.1.2.1 dapat


dianalisa bahwa pada saat V1 on dan V2 off
pada saat nilai resistor semakin besar Gambar 4.2 Rangkaian DC dengan V2 ON.

didapatkan nilai arus dan semakin kecil atau


- V2 + I1 . R3 + (I1 – I2) . R2 =0
berbanding terbalik. Hal ini sesuai dengan
- 11,6+ I1. 2190 + (I1 – I2) . 1195 = 0
persamaan:
- 11,6 + 2190I1 + 1195I1 – 1195I2= 0
I=V/R
3385I1 – 1195I2 = 11,6 …...(1)
Untuk nilai persentase error yang
Loop 2:
didapat cukup besar karena perbandingan arus
I2 . R1 + (I2 – I1) . R2 =0
hitung dan arus ukur cukup besar.
I2. .818 + (I2 – I1) . 1195 = 0

Tabel 4.1.2.2 Hasil perhitungan tegangan saat 818I2 + 1195I2 – 1195I1= 0


V1 ON dan V2 OFF 2013I2 – 1195I1= 0………(2)
Tegangan (V)
R Mencari nilai I1 dengan menggunakan matriks
(Ω) Hit. Ukur Error (%)
determinan
818 1,49 2,50 67,7
1195
2190
1,42
1,40
2,30
2,36
61,9
68,5
I1 =
[ 11,6
0
−1195
3385 ]
Berdasarkan tabel 4.1.2.2 untuk [ 3385
2013 −1195 ]
−1195

nilai tegangan pada R1, R2, R3 memiliki nilai


39266
fluktuatif, hal ini disebakan karena faktor =
163540
human error dan kurangnya presisi alat yang
= 2,40 mA
digunakan saat mengukur tegangan. Namun,
Substitusikan nilai I1 ke pers (2)
nilai seharusnya di dapat yaitu semakin kecil
2013I2 – 1195I1= 0
sesuai dengan persamaan:
2013I2 – 1195 (2,40) = 0
V=I/R
2868 + 2013I2 = 0
Untuk nilai persentase error yang didapat
2868
cukup besar karena perbandingan tegangan I2 =
2013
hitung dan tegangan ukur cukup besar.
I2 = 1.42 mA

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


= |6,056,05
- 1,96
| x 100

%
= 80,66 %
Mencari IR1 ,IR2 dan IR3
Didapatkan:
I1 = 2,40 mA
I2 = 1.42 mA
Maka: Tabel 4.1.2.3 Hasil perhitungan arus saat V1
IR1’ = I1 OFF dan V2 ON

= 2,40 mA Arus (mA)


R
IR2’ = I1- I2 (Ω) Hitung (mA) Ukur (mA) Error(%)

= 2,40 – 1,42 818 2,40 7,4 68,8


1195 0,98 4,7 79,3
= 0,98 mA
2190 1,42 2,5 43,2
IR3’ = I2
= 1,42 mA Dari tabel 4.1.2.3 dapat dianalisa bahwa

Mencari VR1 ,VR2 dan VR3 nilai arus pada setiap resistor berbeda, nilai

VR1 = I1. R1 arus pada R1 yang paling tinggi, hal ini

= 2,40 x 10-3. 818 dikarenakan R2 dan R1 merupakan

= 1,96 V percabangan arus dari R3.

VR2 = (I1 – I2) . R2 Untuk analisa persentase error pada arus

= 0,98 x 10-3. 1195 selisihnya cukup jauh, persentase error yang


= 1,17 V terdapat pada tegangan memiliki selisih yang
VR3 = I2 . R3 cukup besar hal ini disebabkan karena
= 1,42 x 10 . 2190
-3
perbandingan nilai Iukur dan Ihitung yang
= 3,10 V cukup besar.
Menghitung nilai persentase error arus dan Tabel 4.1.2.4 Hasil perhitungan tegangan saat
tegangan V1 OFF dan V2 ON
Tegangan (V)
 Arus R
(Ω) Hit.
Ukur Error (%)

% Error IR1 = |
I ukur -I hitung
I ukur
x | 818
1195
1,96
1,17
6,0
5,5
80,66
78,72
100% 2190 3,10 5,5 43,36
Dari tabel 4.1.2.4 dapat dianalisa bahwa
=| 7,4−2,40
7,4 |x 100 % Pada nilai tegangan nilai tertinggi terdapat pada
R3 karena nilai resistansi R3 yang paling besar.
= 68,8 %
Hali ini sesuai dengan persamaan : V = I x R.
 Tegangan
Untuk analisa persentase error semakin
% Error VR1=
Vukur |
Vukur-Vhitung
| besar nilai hitung tegangan dan nilai ukurnya
maka persentase error akan semakin
x100%

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


meningkat. Sedangkan pada persentase error = 4,51V
yang terdapat pada tegangan selisihnya cukup Menghitung nilai persentase error arus dan
besar itu disebabkan karena perbandingan nilai tegangan
Vukur dan Vhitung yang cukup besar.  Arus

% Error IR1 = |II hitung


hitung
-I ukur
| x

c. Menghitung nilai arus dan dan tegangan 100%

|4,23−6,3
4,23 |
saat V1ON dan V2 ON
= x 100 %

= 48,9 %
 Tegangan

% Error VR3 = |Vhitung-Vukur


Vhitung | x

Gambar 4.3 Rangkaian DC saat V1 dan V2 100%


on
Mencari nilai arus dan tegangan masing-masing
= |3,45−5,1
3,45 |
x 100 %

resistor = 47,3 %
 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3 Tabel 4.1.2.5 Hasil perhitungan arus saat V1
ON dan V2 ON
Didapatkan:
Maka: Arus (mA)
R
Error
IR1 = IR1’ + IR1’’ (Ω) Hitung (mA) Ukur (mA)
(%)
= 1,83 + 2,40 818 4,23 6,3 48,9

= 4,23 mA 1195 2,17 5,5 60,5


2190 2,06 0,7 66,0
IR2 = IR2’ + IR2’’
Berdasarkan tabel 4.1.2.5 dapat dianalisa
= 1,19 + 0,98
bahwa ketika V1 dan V2 on dengan nilai R
= 2,17 mA
yang semakin besar maka nilai arus yang
IR3 = IR3’ + IR3’’
dihasilkan semakin menurun. Hal ini sesuai
= 0,64 + 1,42
dengan persamaan:
= 2,06 mA
V=IxR
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
Untuk nilai persentase error arus yang
VR1 = IR1. R1
didapat nilainya besar karena perbandingan
= 4,23 x 10-3 . 818
nilai arus ukur yang besar dengan nilai arus
= 3,46 V
hitung yang besar pula, hal tersebut dapat
VR2 = IR2 . R2
terjadi karena kurangnya ketelitian dalam
= 2,17 x 10-3 .1195
mengukur maupun human error.
= 2,59 V
Tabel 4.1.2.6 Hasil perhitungan tegangan saat
VR3 = IR2 . R3 V1 ON dan V2 ON
= 2,06x 10-3 . 2190
R Tegangan (V)

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


(Ω) Hit. Ukur Error (%)
818 3,46 5,1 47,3
1195 2,59 6,6 60,7
2190 4,51 1,6 64,5
Berdasarkan tabel 4.1.2.6 dapat diketahui
bahwa semakin bertambahnya beban maka
nilai tegangan akan fluktuatif, yang dimana
seharusnya nilai tegangan akan menurun sesuai
dengan persamaan hokum ohm R=V/I.
Gambar 4.2.1.1 Rangkaian Thevenin
Untuk analisa persentase error pada
 Sumber tegangan bebas di-short circuit
tegangan selisihnya cukup besar, hal ini
untuk menilai Rth
disebabkan karena perbandingan nilai Vukur
R1.R 4 R2.R3
dan Vhitung yang cukup besar. RTh= +
R 1+ R 4 R 2+ R 3
1000 . 680 390.2200
4.2. Teorema Thevenin RTh= +
1000+680 390∓2200
4.2.1 Hasil dan Perhitungan
RTh=736,036 Ω
Pengecekan Nilai Tahanan Ukur
Tabel 4.2.1.1 Hasil pengukuran nilai tahanan  Sumber Tegangan bebas diaktifkan

terukur kembali untuk menghitung Vth

Tahanan Rbaca Rukur


No
(Ω) (Ω) (Ω)
1 R1 1 KΩ 995 Ω
2 R2 390 Ω 387 Ω
3 R3 2200 Ω 2190 Ω
4 R4 680 Ω 673 Ω
5 RL2 820 Ω 818 Ω
6 RL1 1200 Ω 1192 Ω - Mencari tegangan pada titik B (V AB ¿:
7 RL3 2200 Ω 2196 Ω R1
V AB= . Vs
R 1+ R 4
Pengukuran Nilai RTH, VTH, IL dan VL
1000
Tabel 4.2.1.2 Hasi pengukuran arus dan = .12
1000+680
tegangan Pada rangkaian
= 7,14 V
No Tahanan RTH VTH IL VL
(V) (mA) (V) - Mencari Tegangan pada titik C (V AC )
1 RL 1 730,30 5,34 2,77 3,30
2 RL 2 730,30 5,34 3,44 2,80 R2
V AC = .Vs
3 RL 3 730,30 5,34 1,80 4,00 R 2+ R3
 Pemisahan pada Jaringan A dan Jaringan
390
B ¿ .12
390+ 2200
¿ 1,8 V
- Mencari tegangan pada titik BC (
V BC ¿/Vth :
V BC =V AB−V AC

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


¿ 714−1.8 ¿ 0,77 %
¿ 5.34 V - %Error IL dengan data RL= 820 Ω
● Membuat Rangkaian Eqivalen Thevenin
%error = |IL hitIL−ILukur
hit |x 100 %
¿|
3,4 |
3,44−3,4
x 100 %

¿ 1,17 %

- %Error VL dengan data RL= 820 Ω

Gambar 4.2.1.2 Rangkaian Equivalen Thevenin


%error = |VL hit−VL
VL hit
ukur
|x 100 %
¿|
2,81 |
● Perhitungan IL dengan data RL=1178Ω
2,80−2,81
x 100 %
1
IL= . V TH
RTH + RL
¿ 0,35 %
VTH
¿
RTH + RL Tabel 4.2.2.2 Hasil perhiutngan arus
1 RL IL IL hit Error
¿
736,036+820 (Ω) (mA) (mA) (%)
820 3,44 2,75 25,09
¿ 3,43 mA
1200 2,77 3,43 19,24
● Perhitungan VL dengan data RL=1178Ω 2200 1,80 1,81 0,55
RL
VL= . VTH
RL+ RTH Berdasarkan tabel 4.2.2.2 dapat dianalisa

820 bahwa semakin besar hambatan maka nilai arus


¿ . 5,8
820+736,036 yang didapatkan semakin kecil. Hal ini berarti
¿ 2,81Volt arus berbanding terbalik dengan hambatan

● Menghitung % Error sesuai dengan persamaan I = V/R.

- %Error VTH Sedangkan nilai persentase error yang

| |
VTH hit−VTH ukur didapat bervariasi ada yang besar namun ada
%error = x 100 %
VTH hit juga yang kecil yaitu 0,55 %. Penyebab

¿| 5,34−5,34
5,35 |
x 100 %
terjadinya %error disebabkan karena alat ukur
yang digunakan kurang presisi dan human

¿ 0% error.
Tabel 4.2.2.3 Hasil perhiutngan tegangan
- %Error RTH
RL VL VL hit Error
%error = |
RTH hit−RTH ukur
RTH hit |
x 100 % (Ω)
820
(V)
2,80
(V)
2,81
(%)
0,35
1200 3,30 3,30 0
¿|730,30−736,036
736,036 |x 100 % 2200 4,00 4,00 0

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Berdasarkan tabel 4.2.2.3 dapat dianalisa terhubung dengan keluaran R1, dan masukan
bahwa nilai tegangan yang didapatkan semakin R1 terhubung kembali dengan keluaran V1.
besar seiring dengan bertambahnya beban, hal  Memisahkan Jaringan A dan Jaringan B
ini sesuai dengan persamaan V = I x R dimana
tegangan berbanding lurus dengan hambatan.
Pada persentase error nilai yang didapatkan
sangat rendah bahkan ningga 0% karena
perbandingan antara nilai VL ukur dan VL
rendah. Error dapat disebabkan oleh kesalahan
manusia atau tingkat kepresisian alat ukur.
4.3 Teorema Northon
Gambar 4.3.1.2 Rangkaian Lepas Northon
4.3.1 Hasil dan Perhitungan  Sumber tegangan bebas di-short circuit
Tabel 4.3.1.1 Hasil pengukuran nilai tahanan untuk mencari nilai RN.
terukur. V1 = 5 v
No Tahanan Rbaca (Ω) Rukur(Ω)
V2 = 12 v
1 R1 1K (Ω) 999
2 R2 330 (Ω) 387 Perhitungan:
3 RL1 680 (Ω) 673
4 RL2 820 (Ω) 815 R1 x R2
RN =
5 RL3 1200 (Ω) 1194 R 1+ R 2
6 RL4 2200 (Ω) 2192
Tabel 4.3.1.2 Hasil pengukuran arus dan 999 x 387
tegangan pada rangkaian.
RN = =278,9 Ω
999+ 387
RN
Tahanan IN (mA) IL (mA) VL (V)
ukur(Ω)  Sumber tegangan bebas dipasang kembali,
RL1 278,90 35,8 4,05 8,88
RL2 278,90 35,8 10,3 7,06 dan terminal a-b di-schort untuk
RL3 278,90 35,8 6,80 8,12
RL4 278,90 35,8 9,15 7,45 menentukan IN.
V1 V 2 5 12
IN = + = + =36 mA
R 1 R 2 999 387

 Membuat Rangkaian eqivalen Northon

Gambar 4.3.1.1 Rangkaian Sederhana Northon

Diketahui tegangan masuk dari V1 Gambar 4.3.1.3 Rangkaian eqivalen


terhubung dengan masukan dari V2 dan resistor Northon
RL, kemudian keluaran dari V2 masuk ke R2  Menghitung IL menggunakan rumus
dan keluaran dari RL masuk ke Amperemeter, pembagian arus
selanjutnya keluaran dari R2 dan Amperemeter RN
IL = IN ( ¿
RN + R

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


278,9 Tabel 4.3.2.1 Hasil Perhitungan arus dan
IL = x 36=10,47 mA
278,9+680 tahanan northon
 Menghitung VL menggunakan hokum RL RN RN hit.
Err
IN IN hit. Error
or
(Ω) (Ω) (Ω) (A) (A) %
%
ohm 680 278,9 278,9 0 35,8 36 0,5
VL1 = IL1 x RL1 820 278,9 278,9 0 35,8 36 0,5
1200
= 10,47 x 680 278,9 278,9 0 35,8 36 0,5
2200 278,9 278,9 0 35,8 36 0,5
= 7,1196 V
 Menghitung % error Berdasarkan tabel 4.3.2.1 dapat dilihat
- %error RN
bahwa nilai RN dan IN sama meski beban yang
%error =
digunakan mempunyai nilai yang berbeda. hal

| RN RNHit −RN
Hitung |
ukur
x 100 % ini dikarenakan kedua parameter tersebut
adalah hasil ekuivalen dari rangkaian.
= Adanya persentase error pada pada

| |
278,90−278,9 perhitungan dikarenakan adanya human error
x 100 %
278,9 dan kurang presisinya alat yang digunakan pada

=0% saat praktikum.

- %error IN

| |
Tabel 4.3.2.2 Hasil Perhitungan IL dan % eror
¿ Hit−¿ ukur
%error = x 100 % terhadap nilai ukur
¿ Hitung
RL IL (mA)
= |35,8−36
36 |
x 100 % (Ω) Hitung Ukur
% error

680 10,47 10,3 1,62


= 0,5 %
820 9,13 9,15 0,21
- %error IL
1200 6,78 6,80 0,29
%error =
2200 4,05 4,05 0

| IL Hit−IL ukur
IL Hitung |
x 100 %
Berdasarkan tabel 4.3.2.2 dapat dilihat
= |
10,47−10,3
10,47
x 100 % | bahwa semakin besar nilai hambatan yang
diberikan, maka nilai arus yang didapat
= 1,62%
semakin kecil. hal ini karena arus berbanding
- %error VL
terbalik dengan hambatan, sesuai dengna
%error =
V

| |
VL Hit−VLukur persamaan I = .
x 100 % R
VL Hitung

= |7,1196−8,88
7,1196 |
x 100 %

= 24,72 %
4.3.2 Analisis

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Tabel 4.3.2.3 Hasil Perhitungan VL dan % eror
terhadap nilai ukur 5.2 Teorema Thevenin
RL VL (Volt) 1. Berdasarkan data hasil percobaan pada
% error
(Ω) Hitung Ukur teorema Thevenin, dapat disimpulkan
680 7,1196 8,88 24,72 bahwa semakin besar nilai Rload, maka nilai
820 7,4866 7,06 5,69 Tegangan beban semakin besar, sedangkan
1200 8,136 8,12 0,19 nilai arus beban semakin kecil.

2200 8,91 7,45 16,38 2. Berdasarkan percobaan nilai V dan R


dalam rangkain seri-paralel, bahwa nilai
tegangan pada rangkaian seri mengalami
Berdasarkan tabel 4.3.2.3 dapat dianalisa
drop tegangan di masing-masing tahanan,
Nilai tegangan yang didapat semakin besar
sedangkan pada rangkaian paralel, nilai
seiring bertambahnya nilai beban yang
tegangan di setiap titik ialah sama, dan
diberikan. hal ini karena tegangan (V)
nilai tahanan pada rangkaian seri lebih
berbanding lurus dengan hambatan (R), sesuai
besar nilainya dibandingkan dengan nilai
dengan persamaan V = I.R. tapi karena adanya
tahanan pada rangkaian paralel.
prosentase error yang cukup besar
5.3 Teorema Norton
mengakibatkan perbadaan nilai antara nilai
1. Nilai IN dan RN untuk nilai resistor yang
pengukuran dengan nilai hitung yang
berbeda sama besar, hal ini karena saat
disebabkan karena adanya human error dan
pengukuran maupun perhitungan nilai
kurang presisinya alat yang digunakan pada
resistansi load diabaikan. Sedangkan nilai
saat praktikum.
IL dapat dihitung setelah resistor beban
dihubungkan ke rangkaian ekivalen
5. KESIMPULAN
Norton.
5.1 Teorema Superposisi
2. Teorema Norton dapat digunakan untuk
1. Nilai tegangan dan arus pada tiap-tiap
menganalisis suatu rangkaian DC dengan
resistor pada rangkain DC lebih dari satu
dua sumber dengan mengubah suatu
sumber bersifat fluktuaktif karena
rangkaian yang rumit menjadi rangkaian
dipengaruhi oleh variabel dan parameter
yang sederhana.
yang ada pada rangkaian.
2. Untuk mencari nilai arus dan tegangan
DAFTAR PUSTAKA
tiaptiap resistor pada suatu rangkaian
Gussow, Milton.Dasar Teknik Listrik.
listrik dapat diselesaikan dengan
Erlangga, Jakarta, 2004.
menggunakan teorema superposisi apabila
Purnomo, Hery.Rangkainan Elektrik.
rangkaian tersebut linier (lebih dari satu
Universitas Brawijaya, 2017.
sumber),
Trisnani, Kiki Dwi. Elektronika Dasar 1
dimana pada percobaan ini rangkaian yang
Teorema Superposisi. Universitas
dianalisis termasuk rangkaian yang linier
Jember, 2018.
Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun Praktikum

MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Rangkaian Listrik, Lab Listrik Dasar
FT UNRAM, 2021.

MODUL 3 Praktikum Rangkaian Listrik 2022


MODUL 3 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022

Anda mungkin juga menyukai