Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Gemuruh Bagus Wirayudha (13222019)


Asisten: Verdian Yoss Hery
Tanggal Percobaan: 11/09/2023
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak - Memahami hubungan antara impedansi


resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RC
Praktikum membuktikan terkait teorema-teorema dan RL, [1].
yang ada pada rangkaian elektronik seperti
thevenin, norton, resiprositas, superposisi serta 2. STUDI PUSTAKA
membahas transfer daya maksimum, rangkaian
RC dan RL. Percobaan berjalan dengan 2.1 TEOREMA THEVENIN
melakukan hal yang membuktikan terkait
Teorema thevenin menyatakan bahwa : Rangkaian
pernyataan dari masing-masing teorema.
linear dua terminal dapat disederhanakan menjadi
Kesimpulan dari praktikum ini kita dapat
rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber
membuktikan terkait teorema-teorema tersebut
tegangan VTh terhubung seri dengan resistansi
dan lebih mendapat penggambaran dibandingkan
ekuivalen RTh di antara dua terminal yang
hanya teorinya saja.
dianalisa, [2].
Kata kunci: Teorema Rangkaian, Thevenin,
Norton Transfer Daya Maksimum, RC, RL.

1. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini, kami membahas modul yang
Gambar 2-1. Teorema Thevenin [2]
berjudul Rangkaian Arus Searah dan Nilai Statistik
Resistansi. Praktikum membahas terkait teorema-
teorema rangkaian, transfer daya maksimum serta 2.2 TEOREMA NORTON
rangkaian RC dan RL. Praktikan diminta untuk Teorema Norton menyatakan bahwa : Rangkaian
melakukan percobaan yang bertujuan untuk listrik linear dua terminal dapat disederhanakan
membuktikan teorema-teorema tersebut. Sehingga menjadi sebuah rangkaian yang terdiri dari
praktikan mengerti maksud dari teorema tersebut secara sumber arus IN terhubung paralel dengan
praktek dan bukan hanya sekadar teori. Adapun tujuan
resistansi ekuivalen RN dengan terminal yang
dari praktikum modul 2 ini sebagai berikut :
diamati [3].
- Dapat merancang percobaan Arus Searah , [1].
- Mamahami penggunaan teorema Thevenin dan
teorema Norton pada rangkaian arus searah,
[1].
- Memahami Teorema Superposisi, [1]. Gambar 2-2. Teorema Norton [3]
- Memahami Teorema Resiprositas, [1].
2.3 TEOREMA SUPERPOSISI
- Dapat merancang Rangkaian Pembagi
Tegangan, [1]. Teorema Superposisi adalah cara menghitung
besar tengangan atau arus pada sebuah cabang
- Memahami rangkaian resistor seri dan parallel, pada rangkaian yang memiliki lebih dari satu
[1].
sumber arus/tegangan dengan hanya menyalakan
- Dapat merancang percobaan arus bolak-balik, satu sumber dan mematikan sumber lainnya
[1]. dengan sumber arus di open circuit sedangkan
- Memahami nilai statistik resistansi, [1]. sumber tegangan di short circuit. Kemudian
lakukan hal tersebut untuk masing-masing
- Memahami konsep impedansi dalam arti fisik, sumber dan kemudian penjumlahannya sama
[1]. dengan arus/tegangan pada cabang saat semua
sumber digabungkan dalam rangkaian. [4].

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


2.4 TEOREMA RESIPROSITAS 2.7 RANGKAIAN RC
Dalam tiap rangkaian pasif yang bersifat linier, Tegangan resistor VR sefasa dengan I sedangkan
bila suatu sumber tegangan V yang dipasang pada tegangan kapasitor Vc tertinggal 90 dari arus.
cabang k menghasilkan arus I1 = I pada cabang m, Arus total mendahului antara 0 s.d. 90. Sudut
maka bila sumber tegangan V tersebut tertomggal Vi ditentukan oleh perbandingan
dipindahkan ke cabang m, arus yang mengalir reaktansi dan resistansinya, [1].
pada cabang k adalah I2 = I, [1].

Gambar 2-6. Rangkaian RC dan rumus

2.8 RANGKAIAN RL
Gambar 2-4. Teorema Resiprositas Untuk sinyal berbentuk sinusoidal, VR sefasa
dengan I dan vi mendahului terhadap I (dengan
2.5 TRANSFER DAYA MAKSIMUM sudut antara 0 dan 90). Sama seperti pada
rangkaian RC, sudut ditentukan oleh
Daya dalam ilmu fisika adalah jumlah energi yang perbandingan reaktansi dan resistansinya, [1].
dikeluarkan untuk kisaran waktu tertentu. Satuan
daya yang digunakan ialah Joule per detik (J/s)
atau Watt, [5]. Daya memiliki rumus sebagai
berikut :
P=v.i
Kemudian untuk bisa mendapatkan daya Gambar 2-7. Rangkaian RL dan rumus
maksimum pada sebuah resistansi kita dapat
menurunkannya dengan mencari R yang 3. METODOLOGI
memenuhi sehingga turunan daya terhadap R nya
sama dengan 0. 3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat- alat yang diganakan pada percobaan modul 2
sebagai berikut :
1. Kit Teorema Thevenin dan Norton (1 buah)
2. Kit Multimeter (1 buah)
3. Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah)
4. Resistor Dekade (1 set)
5. Power Supply DC (2 buah)
6. Multimeter (2 buah)
7. Kabel 4 mm – 4 mm (min 10 buah)
8. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
9. Resistor: 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ, 1MΩ (masing-
masing 1 buah)
Gambar 2-5. Penurunan Rumus Daya Maksimum
10. Kapasitor: 0,1 µF, 0,01 µF, 0,001 µF (masing-
2.6 SERI DAN PARALEL KAPASITOR masing 1 buah)
11. Inductor: 2,5 mH (1 buah)
Sebuah kapasitor apabila kita rangkai secara seri
maka besar resistansinya akan sama dengan
penjumlahan resistansi resistor tersebut. Dan
apabila di rangkai/hubungkan secara paralel
maka besar resistansi penggantinya memiliki
persamaan 1/resistansi pengganti = 1/R1 +1/R2
hingga 1/Rn.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


3.2 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN I 3.4 PERCOBAAN TEOREMA SUPERPOSISI

Gunakan kit Thevenin dan Norton dan bentuk Gunakan kit Multimeter dan buat rangkaian sesuai dengan pada
rangkaian seperti di modul modul

Pasang sumber tegangan 20 V dan Buat dengan V1 = 12 V dan V2 = 6 V


Amperemeter seri dengan resistor

Ukur I4 dan beda potensial R1 saat V1 = 12 V dan V2 = 0 V


Ukur tegangan pada open circuit c-d

Ukur I4 dan beda potensial saat V1 = 0 V dan V2 = 6 V


Ukur resistor pada terminal c-d dan R1
menggunakan ohmmeter

Ukur I4 dan beda potensial saat V1 = 12 V dan V2 = 6 V


Ukur arus yang melalui R1 dan bandingkan
dengan hasil perhitungan
3.5 TEOREMA RESPROSITAS

Buat rangkaian sesuai dengan modul


Ulangi dengan menggunakan R2, R3

3.2 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN II Pasang sumber tegangan sebesar 12 V pada a-b dan
ukur arus pada c-d
Susun rangkaian seperti yang diberikan pada modul

Kemudian lepaskan sumber pada a-b, pasang sumber


12 V pada c-d dan ukur arus pada a-b
Pasang sumber tegangan sebesar V open circuit pada
percobaan sebelumnya 3.6 PERCOBAAN TRANSFER DAYA
MAKSIMUM
Gunakan kit Teorema Norton untuk membuat rangkaian sesuai
Ukur arus yang melalui R1 dengan modul

Ubah resistor R B sesuai dengan variasi yang diminta dalam modul


Ulangi dengan R2, R3, R= 0

Catat Arus dan tegangan yang melewati resistor RB


3.3 PERCOBAAN TEOREMA NORTON

Mencari besar I Norton 3.7 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN


PARALEL

Buat sebuah resistor pengganti sebesar 70 ohm dengan


R Norton = R Thevenin resistor-resistor yang disediakan dalam praktikum

Ukur arus untuk R = R1, R2, R Norton/2, 2 R Norton Kemudian ukur besar resistor tersebut dengan
menggunakan ohmmeter

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


3.8 RANGKAIAN RC dengan sebuah sumber tegangan dan resistor yang seri
terhadapnya.
Buat sebuah rangkaian sesuai dengan petunjuk pada
modul 4.2 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN II
Hasil pengukuran
R (Ω)
I (A)
Hitung Vr dan Vc R1 = 1
0,9 m
k
R2 = 2
0,62 m
k
Amati Vi, Vr dan Vc menggunakan osiloskop R3 =
0,44 m
3,3 k
0 1,6 m
Cari beda fasa antara Vi dan Vr, kemudian Vc dan Vr RT =
0,73 m
1,5 k
Tabel 4-2. Data pengukuran teorema Thevenin II
3.9 RANGKAIAN RL Hasil pengukuran menunjukkan bahwa saat
meseri Vth dengan Rth dan R didapat bahwa
Buat sebuah rangkaian sesuai dengan petunjuk pada arus yang keluar/terbaca pada resistor lebih
modul kecil dibanding percobaan sebelumnya.
Padahal seharusnya nilai I yang terbaca antara
percobaan satu dan dua sama. Saya menyadari
Hitung Vr dan VL bahwa saat melakukan praktikum melakukan
kesalahan yaitu malah memasukan kembali
sumber Vth kedalam kit rangkaian thevenin
sehingga membuat daya yang didapat tidak
Amati Vi, Vr dan VL menggunakan osiloskop
sesuai yang diharapkan. Harapannya data yang
diukur memiliki nilai yang sama dengan
percobaan sebelumnya.
Cari beda fasa antara Vi dan Vr, kemudian VL dan Vr
4.3 PERCOBAAN TEOREMA NORTON
Hasil pengukuran
4. HASIL DAN ANALISIS R (Ω)
I (A)
4.1 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN I R1 = 1 k 2,65 m
Hasil R2 = 2 k 1,83 m
Hasil pengukuran
perhitungan R3 = 3,3 k 1,31 m
R (Ω) I
VTH RTH 2 RN = 3 k 1,37 m
(mA I (mA)
(V) (Ω) 1/2 RN =
)
2,89 m
R1 = 1 k 2,88 6,4 1,5 k 2,56 750
Tabel 4-3. Data percobaan teorema norton
R2 = 2 k 2 6,4 1,5 k 1,829
Pada percobaan ini, kita mengetahui In = 1,6
R3 = 3,3 k 1,4 6,4 1,5 k 1,333 mA dan Rn = 1,5kΩ. Kita juga melihat dari
Tabel 4-1. Data pengukuran teorema Thevenin I hasil data yang didapat kita jadi mengetahui
Pada percobaan terkait pengujian teorema thevenin kita hubungan antara arus dan resistor yang
lihat bahwa arus pada hasil pengukuran dengan berbanding terbalik, semakin besar resistor
menggunakan multimeter dan hasil perhitungan terlihat maka semakin kecil arus yang mengalir. Dari
memiliki nilai yang tidak jauh. Salah satu penyebab dari
ketidaksamaan data tersebut diakibatkan oleh resistansi
sini juga kita dapat mengetahui bahwa sebuah
dalam alatnya yang membuat hasil pengukuran tidak rangkaian dapat digantikan dengan sebuah R
sama dengan hasil perhitungan. Kita juga dapat melihat pengganti dan satu buah sumber arus yang
hubungan antara resistansi dengan arus berbanding dipasangkan secara paralel.
terbalik, saat resistansi semakin tinggi akan
menyebabkan arus semakin rendah. Kita juga dapat
melihat bahwa sebuah rangkaian dapat digantikan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


4.4 PERCOBAAN TEOREMA SUPERPOSISI 4 1600 3.211 2,002 6,428
Hasil pengukuran 5 3200 4,83 1,515 7,317
Rangkaian 6 6400 6,49 1,019 6,613
I4 (A) VR1 (V) 7 12800 7,84 0,617 4,837
1 0,141 m 11,81 8 51200 9,3 0,184 1,7112
Tabel 4-6. Data percobaan transfer daya maksimum
2 1,144 m -4,08 Dari hasil data percobaan kita dapat lihat
3 1,245 m 7,96 bahwa pada baris 1-5 daya yang diterima oleh
resistor menambah sedangkan pada baris
selanjutnya daya mengalami penurunan. Kita
Rangkaian 1 : V1 = 12 V, V2 = 0 V
dapat mengetahui bahwa daya maksimum
Rangkaian 2 : V1 = 0 V, V2 = 6 V pada resistor terjadi saat sekitaran resistor
Rangkaian 3 : V1 = 12 V, V2 = 6 V 3200 ohm atau setara dengan resistor Ra yakni
Tabel 4-4. Data percobaan teorema Superposisi 3,3k ohm. Hal ini juga membuktikan bahwa
Pada rangkaian 1 dan rangkaian 2 kita dapat daya maksimum terjadi ketika resistansi sama
mengukur beda potensial pada Vr1 dan I4 besar dengan resistansi yang seri dengannya.
dengan kondisi dimana saat rangkaian 1 V1 = Salah satu penyebab hal ini dapat terjadi juga
12 V dan V2 = 0 V, untuk rangkaian 2 V1 = 0 bisa dijelaskan bahwa semakin resistansi naik
V dan V2 = 6 V. Disitu kita melihat respon maka tegangan akan semakin naik tetapi arus
masing-masing sumber yang berbeda untuk juga semakin turun maka dari itu hal ini dapat
tiap cabang yang kita amati. Pada rangkaian 3 terjadi. Saat diubah dalam bentuk grafik kita
kita dapat melihat bahwa arus I4 dan V R1 dapat melihat sebagai berikut.
merupakan hasil penjumlahan dari respon tiap
cabang pada rangkain 1 & 2. Hal ini
membuktikan bahwa teorema superposisi
berlaku pada percobaan ini.

4.5 TEOREMA RESPROSITAS


Hasil pengukuran
Rangkaian
I (A)
1 2,252 m
2 2,252 m Grafik 4-1. Perbandingan daya dengan resistansi

Rangkaian 1 : sumber 12 V pada a-b 4.7 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN


PARALEL
Rangkaian 2 : sumber 12 V pada c-d
Tabel 4-5. Data teorema resprositas Percobaan kali ini megharuskan saya membuat resistor
sebesar 70 ohm dengan ketersediaan resistor dalam
Pada data hasil percobaan ini kita dapat ruangan praktikum. Maka untuk membuat resistor
melihat bahwa hasil pengukuran arus pada dengan resistansi 70 ohm saya membuar dengan
cabang c-d pada rangkaian 1 sama dengan memparalelkan resistor 120 ohm dengan 120 ohm
cabang a-b pada rangkaian 2 ketika sumber kemudian diserikan dengan resistor 10 ohm. Kemudian
tegangannya diubah posisinya dari cabang a-b didapat resistor sebesar 70 ohm dan dicek dengan
menggunakan ohmmeter.
ke cabang c-d. Sehingga hal tersebut
membuktikan bahwa teorema respositas 4.8 RANGKAIAN RC
berlaku sesuai pada rangkaian ini.
Hasil Hasil
4.6 PERCOBAAN TRANSFER DAYA Perhitungan Pengukuran
MAKSIMUM
Vc (V) 0.513 ∠ 75 1,74
Ib Pb
No Rb (Ω) Vb (V)
(mA) (mW)
Vr (V) 1.9133 ∠ 14 2,02
1 200 0,559 2,792 1,56
2 400 1.058 2,643 2,796 Beda Fasa 89.75
3 800 1.914 2,389 4,573
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
Tabel 4-7. Data percobaan rangkaian RC 6. KESIMPULAN
Pada data percobaan di atas kita mendapatkan
1. Dapat merancang rangkaian satu arah yang
bahwa hasil antara perhitungan tegangan dalam percobaan ini untuk membuktikan
dengan hasil pengukuran yang didapat. Hal ini teorema thevenin, norton, superposisi,
bisa jadi dikarena praktikan melakukan resiprositas, pembagi tegangan.
kesalahan saat melakukan percobaan dari segi 2. Memahami teorema thevenin dan norton yang
set alat atau ketidakmampuan saya melakukan mana bisa menggantikan sebuah satu
percobaan ini. Saya telah berusaha untuk rangkaian rumit dengan satu sebuah resistor
bertanya kepada asisten tetapi tidak bisa penggati dengan satu buah sumber. Dimana
teorema thevenin dengan satu buah sumber
mendapatkan hasil yang diinginka. tegangan yang dipasang seri dengan resistor
Seharusnya data yang didata sesuai dengan sedangkan norton dengan satu buah sumber
perhitungan atau paling tidak mendekati. arus yang dipasang secara paralel.
Kemudian juga kita dapatkan beda fasa yang 3. Teorema superposisi menjelaskan bahwa
sesuai dengan harapan kita yakni mendekati bagaimana sebuah sumber arus/tegangan
90. Untuk grafik antara tegangan kapasitor memiliki respon masing-masing pada sebuah
dengan resistor dapat dilihat sebagai berikut. cabang yang mana hasil penjumlahannya sama
dengan saat sumber-sumber arus/tegangan
tersebut dipasangkan secara bersamaan dalam
satu rangkaian.
4. Teorema resiprositas membuktikan bahwa
apabila kita memiliki sumber arus/cabang pada
cabang tertentu dan mengukur arus/tegangan
pada cabang lainnya apabila posisi keduanya
Grafik 4-2. Grafik Vc dan Vr ditukar maka cabang yang sekarang diukur
akan memiliki hasil yang sama pada cabang
4.9 RANGKAIAN RL yang diukur sebelumnya
Hasil Hasil 5. Rangkain pembagi tegangan adalah rangkaian
5. Perhitungan Pengukuran yang resistornya dipasang secara seri dan besar
resistansi akan memengaruhi seberapa besar
Vc (V) 1.2349∠ 51.8 2 tegangannya.
6. Memahami bahwa apabila resistor dipasang
Vr (V) 1.57182 ∠ -38 1,63 secara seri maka jumlahnya hanya perlu
ditambah sedangkan apabila paralel maka
Beda Fasa 39.03614 1 1
diperlukan perhitungan lebih yaitu = +
𝑅𝑝 𝑅1
Tabel 4-8. Data percobaan rangkaian RL 1 1
+ ..+ , serta memahami cara untuk
𝑅2 𝑅𝑛
Pada data percobaan kali ini, saya seperti percobaan mendapatkan resistansi yang diinginkan dari
sebelumnya didapatkan data yang berbeda dari apa cara sebelumnya.
yang diharapkan dari hasil perhitungan. Hal ini
mungkin saja terjadi akibat praktikan yang telah panik 7. Perbedaan rangkaian arus bolak balik tidak
karena waktu praktikum yang sudah hampir habis. jauh berbeda dengan arus biasa yang
Selain itu, juga bisa diakibatkan kesalahan set up alat membedakan hanya sumber tegangan/arus
dari percobaan sebelumnya. Harapan dari percobaan ini yang sekarang menjadi bolak balik dan
adalah data yang didapat sama dengan hasil perhitungan biasanya terdapat kapasitor atau induktor.
dan memiliki beda fasa sebesar 90. 8. Nilai statistik resistansi adalah nilai resistor
yang memiliki ketidaksesuai dengan data yang
tertulis akibat ketidaksempurnaan resistor.
9. Impedansi adalah sebuah hambatan listrik pada
sebuah rangkaian arus bolak balik. Dan untuk
kapasitor dan induktor perlu dicari dengan
1
rumushnya yaitu 𝑋𝑐 = sedangkan 𝑋𝐿 =
𝑗𝑤𝑐
𝑗𝑤𝑙

Grafik 4-3. Grafik Vc dan Vr 10. Impedansi adalah hambatan total pada sebuah
rangkaian arus bolak balik, resistansi adalah
besar hambatan sebuah resistor sedangkan
reaktansi adalah sebuah besar hambatan untuk
kapasitor dan induktor
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
11. Arus kapasitor dan resistor memiliki beda fasa
= 0 atau sama dan arus yang dilalui keduanya
sama. Sedangkan untuk tegangan memiliki
beda fasa 90 dimana tegangan kapasitor
tertinggal 90 derajat dari arus sedangkan
tegangan resistor sama dengan arusnya dan
hasil penjumlahannya sama dengan besar
sumbernya.
12. Arus induktor dan resistor memiliki beda fasa
= 0 atau sama dan arus yang dilalui keduanya
sama. Sedangkan untuk tegangan memiliki
beda fasa 90 dimana tegangan induktor
medahului 90 derajat dari arus sedangkan
tegangan resistor sama dengan arusnya dan
hasil penjumlahannya sama dengan besar
sumbernya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] [1] Hutabarat, Mervin dan Muhammad
Amin, Petunjuk Praktikum Rangkaian
Elektrik, Laboratorium Teknik Elektro,
2023.
[2] WikiElektronika. Pengertian dan Rumus
Teorema Thevenin. Diakses pada 13
September 2023, dari
https://wiraelectrical.com/id/teorema-
thevenin/
[3] WikiElektronika. Pengertian dan Rumus
Teorema Thevenin. Diakses pada 13
September 2023, dari
https://wiraelectrical.com/id/teorema-
norton/
[4] https://www.allaboutcircuits.com/textbook/d
irect-current/chpt-10/superposition-theorem/
diakses pada tanggal 13 September 2023.
[5] https://www.electricalvolt.com/2020/05/ma
ximum-power-transfer-theorem/ diakses
pada tanggal 13 September 2023.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai