1. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini, kami membahas modul yang
Gambar 2-1. Teorema Thevenin [2]
berjudul Rangkaian Arus Searah dan Nilai Statistik
Resistansi. Praktikum membahas terkait teorema-
teorema rangkaian, transfer daya maksimum serta 2.2 TEOREMA NORTON
rangkaian RC dan RL. Praktikan diminta untuk Teorema Norton menyatakan bahwa : Rangkaian
melakukan percobaan yang bertujuan untuk listrik linear dua terminal dapat disederhanakan
membuktikan teorema-teorema tersebut. Sehingga menjadi sebuah rangkaian yang terdiri dari
praktikan mengerti maksud dari teorema tersebut secara sumber arus IN terhubung paralel dengan
praktek dan bukan hanya sekadar teori. Adapun tujuan
resistansi ekuivalen RN dengan terminal yang
dari praktikum modul 2 ini sebagai berikut :
diamati [3].
- Dapat merancang percobaan Arus Searah , [1].
- Mamahami penggunaan teorema Thevenin dan
teorema Norton pada rangkaian arus searah,
[1].
- Memahami Teorema Superposisi, [1]. Gambar 2-2. Teorema Norton [3]
- Memahami Teorema Resiprositas, [1].
2.3 TEOREMA SUPERPOSISI
- Dapat merancang Rangkaian Pembagi
Tegangan, [1]. Teorema Superposisi adalah cara menghitung
besar tengangan atau arus pada sebuah cabang
- Memahami rangkaian resistor seri dan parallel, pada rangkaian yang memiliki lebih dari satu
[1].
sumber arus/tegangan dengan hanya menyalakan
- Dapat merancang percobaan arus bolak-balik, satu sumber dan mematikan sumber lainnya
[1]. dengan sumber arus di open circuit sedangkan
- Memahami nilai statistik resistansi, [1]. sumber tegangan di short circuit. Kemudian
lakukan hal tersebut untuk masing-masing
- Memahami konsep impedansi dalam arti fisik, sumber dan kemudian penjumlahannya sama
[1]. dengan arus/tegangan pada cabang saat semua
sumber digabungkan dalam rangkaian. [4].
2.8 RANGKAIAN RL
Gambar 2-4. Teorema Resiprositas Untuk sinyal berbentuk sinusoidal, VR sefasa
dengan I dan vi mendahului terhadap I (dengan
2.5 TRANSFER DAYA MAKSIMUM sudut antara 0 dan 90). Sama seperti pada
rangkaian RC, sudut ditentukan oleh
Daya dalam ilmu fisika adalah jumlah energi yang perbandingan reaktansi dan resistansinya, [1].
dikeluarkan untuk kisaran waktu tertentu. Satuan
daya yang digunakan ialah Joule per detik (J/s)
atau Watt, [5]. Daya memiliki rumus sebagai
berikut :
P=v.i
Kemudian untuk bisa mendapatkan daya Gambar 2-7. Rangkaian RL dan rumus
maksimum pada sebuah resistansi kita dapat
menurunkannya dengan mencari R yang 3. METODOLOGI
memenuhi sehingga turunan daya terhadap R nya
sama dengan 0. 3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat- alat yang diganakan pada percobaan modul 2
sebagai berikut :
1. Kit Teorema Thevenin dan Norton (1 buah)
2. Kit Multimeter (1 buah)
3. Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah)
4. Resistor Dekade (1 set)
5. Power Supply DC (2 buah)
6. Multimeter (2 buah)
7. Kabel 4 mm – 4 mm (min 10 buah)
8. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
9. Resistor: 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ, 1MΩ (masing-
masing 1 buah)
Gambar 2-5. Penurunan Rumus Daya Maksimum
10. Kapasitor: 0,1 µF, 0,01 µF, 0,001 µF (masing-
2.6 SERI DAN PARALEL KAPASITOR masing 1 buah)
11. Inductor: 2,5 mH (1 buah)
Sebuah kapasitor apabila kita rangkai secara seri
maka besar resistansinya akan sama dengan
penjumlahan resistansi resistor tersebut. Dan
apabila di rangkai/hubungkan secara paralel
maka besar resistansi penggantinya memiliki
persamaan 1/resistansi pengganti = 1/R1 +1/R2
hingga 1/Rn.
Gunakan kit Thevenin dan Norton dan bentuk Gunakan kit Multimeter dan buat rangkaian sesuai dengan pada
rangkaian seperti di modul modul
3.2 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN II Pasang sumber tegangan sebesar 12 V pada a-b dan
ukur arus pada c-d
Susun rangkaian seperti yang diberikan pada modul
Ukur arus untuk R = R1, R2, R Norton/2, 2 R Norton Kemudian ukur besar resistor tersebut dengan
menggunakan ohmmeter
Grafik 4-3. Grafik Vc dan Vr 10. Impedansi adalah hambatan total pada sebuah
rangkaian arus bolak balik, resistansi adalah
besar hambatan sebuah resistor sedangkan
reaktansi adalah sebuah besar hambatan untuk
kapasitor dan induktor
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
11. Arus kapasitor dan resistor memiliki beda fasa
= 0 atau sama dan arus yang dilalui keduanya
sama. Sedangkan untuk tegangan memiliki
beda fasa 90 dimana tegangan kapasitor
tertinggal 90 derajat dari arus sedangkan
tegangan resistor sama dengan arusnya dan
hasil penjumlahannya sama dengan besar
sumbernya.
12. Arus induktor dan resistor memiliki beda fasa
= 0 atau sama dan arus yang dilalui keduanya
sama. Sedangkan untuk tegangan memiliki
beda fasa 90 dimana tegangan induktor
medahului 90 derajat dari arus sedangkan
tegangan resistor sama dengan arusnya dan
hasil penjumlahannya sama dengan besar
sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] [1] Hutabarat, Mervin dan Muhammad
Amin, Petunjuk Praktikum Rangkaian
Elektrik, Laboratorium Teknik Elektro,
2023.
[2] WikiElektronika. Pengertian dan Rumus
Teorema Thevenin. Diakses pada 13
September 2023, dari
https://wiraelectrical.com/id/teorema-
thevenin/
[3] WikiElektronika. Pengertian dan Rumus
Teorema Thevenin. Diakses pada 13
September 2023, dari
https://wiraelectrical.com/id/teorema-
norton/
[4] https://www.allaboutcircuits.com/textbook/d
irect-current/chpt-10/superposition-theorem/
diakses pada tanggal 13 September 2023.
[5] https://www.electricalvolt.com/2020/05/ma
ximum-power-transfer-theorem/ diakses
pada tanggal 13 September 2023.