Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

PERCOBAAN 2
HUKUM OHM
Praktikan :
1. Titah Piniji Mukti (20193010084)
2. Ryanto Saputra Mimy (201930101112)

Asisten : Wisnu Kusuma Wardana


Waktu Percobaan : 23 November 2019
Laboratorium Elektronika
Program Studi Teknik Elektromedik
Program Vokasi - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hukum ohm merupakan hukum dasar 1.1. Latar Belakang


yang menyatakan hubungan antara arus Rangkaian resistor dapat dibedakan
listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R). menjadi rangkaian seri dan rangkaian
Hukum ohm menjelaskan bahwa arus paralel. Apabila suatu rangkaian itu
listrik yang mengalir berbanding lurus dihubungkan dengan tegangan, maka akan
dengan tegangannya. Rangkaian resistor ada arus listrik yang mengalir. Hukum ohm
dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian menjelaskan tentang hubungan tegangan
seri dan rangkaia paralel. Rangkaian seri dengan kuat arus listrik yang mengalir
terjadi apabila resistor itu disusun secara dalam suatu rangkaian. Dalam
sejajar. Nilai resistansi rangkaian seri penerapannya sehari - hari, rangkaian ini
akan semakin besar dan memiliki nilai arus banyak kita temui pada alat – alat
listrik yang sama atau tetap pada tiap elektronik, seperti lampu, televisi, dan
resistornya. Rangkaian paralel terjadi sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka
apabila resistor itu disusun bertingkat, perlu untuk mengetahui kedua rangkaian di
nilai resistansinya semakin kecil dan atas dan mengetahui penggunaan hukum
memiliki nilai tegangan yang sama atau ohm.
tetap pada tiap resistornya. 1.2. Tujuan
Kata kunci: Hukum ohm, Rangkaian seri, 1. Mampu merangkai resistor secara seri
dan Rangkaian paralel maupun paralel.
2. Memahami penggunaan hukum ohm
1

1. Pendahuluan pada rangkaian resistor.


Halaman

2. Dasar Teori
2.1. Hukum Ohm
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Hukum ohm merupakan hukum dasar


yang menyatakan hubungan antara arus
listrik (I), tegangan (V), dan hambatan
(R). Hukum ohm menyatakan bahwa besar
arus yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan
Rangkaian seri resistor adalah sebuah
tegangan yang diterapkan kepadanya.
rangkaian yang terdiri dari dua buah atau
Sebuah benda penghantar dikatakan
lebih resistor yang disusun sejajar atau
mematuhi hukum ohm apabila nilai
berbentuk seri. Dengan rangkaian seri ini,
resistansinya tidak bergantung terhadap
bisa didapatkan nilai resistansi resistor
besar polaritas benda potensial yang
yang diinginkan. Nilai resistansi total pada
dikenakan padanya.
Secara matematis, hukum ohm
diekspresikan dengan persamaan:
V=I×R
Keterangan :
 I adalah arus listrik yang mengalir pada
suatu penghantar dalam satuan
Ampere.
 V adalah tegangan listrik yang terdapat rangkaian seri akan semakin besar dan arus
pada kedua ujung penghantar dalam listrik yang mengalir pada tiap resistor
satuan volt. besarnya sama. Nilai tegangannya berbeda
 R adalah nilai hambatan listrik pada tiap resistor, tetapi jumlah dari
(resistansi) yang terdapat pada suatu tegangan masing – masing resistor itu
penghantar dalam satuan ohm. menunjukkan tegangan masuknya.
Rumus dari rangkaian seri resistor
2.2. Rangkaian Seri adalah:
RTOTAL= R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
2.3. Rangkaian Paralel
2
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Rangkaian paralel resistor adalah hambatan pengganti. Perhitungan nilai


sebuah rangkaian yang terdiri dari dua atau rangkaian paralel lebih rumit dibandingkan
lebih resistor yang disusun berderet atau dengan rangkaian seri.
berbentuk paralel. Sama seperti rangkaian Rumus rangkaian paralel resistor adalah:
seri, rangkaian paralel juga dapat 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +….+ 1/Rn
digunakan untuk mendapatkan nilai

3
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

3. Metodologi
3.1. Alat dan Bahan
1. Beberapa resistor dengan nilai berbeda
2. Multimeter analog
3. Project board
4. Power supply
3.1.1. Langkah Kerja
3.2.1. Rangkaian Seri
Siapkan alat dan bahan

Susun rangkaian seperti gambar di bawah


ini

Ukur besar resistansi total pada rangkaian

Ukur
Beri nilai resistansi
tegangan sebesar 12pada
Vdcmasing –
kemudian
masing resistor
ukur besar tegangan pada masing –
masing resistor

Ukur besar arus yang mengalir pada


rangkaian

Cari nilai resistansi total, tegangan pada


masing – masing resistor, arus yang
mengalir pada rangkaian menggunakan
rumus hukum ohm

Catat seluruh hasil percobaan hukum


ohm

3.2.2. Rangkaian Paralel


4
Halaman

Siapkan alat dan bahan

Susun rangkaian seperti gambar di bawah


ini
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Ukur nilai resistansi pada masing –


masing resistor

Ukur besar resistansi total pada rangkaian

Beri tegangan sebesar 12 Vdc kemudian


ukur besar tegangan pada masing –
masing resistor

Ukur besar arus yang mengalir pada


rangkaian

Cari nilai resistansi total, tegangan pada


masing – masing resistor, arus yang
mengalir pada rangkaian menggunakan
rumus hukum ohm

Catat seluruh hasil percobaan hukum


ohm 5
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

4. Hasil dan Analisis


4.1. Hasil Percobaan
(Terlampir pada halaman 6)
4.2. Analisis
Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa pada rangkaian seri, nilai
resistansi totalnya akan bertambah. Berbeda dengan rangkaian paralel yang nilai resistansinya
semakin kecil. Untuk itu, ketika hendak mencari resistor dengan nilai resistansi tertentu, dapat
menggunakan rangkaian ini. Selain itu, pada rangkaian seri, nilai kuat arus yang mengalir pada
tiap resistornya adalah sama. Berbeda dengan tegangannya yang merupakan hasil pembagian
pada masing – masing resistornya. Pada rangkaian paralel, nilai tegangan justru sama pada tiap
resistornya dan memiliki kuat arus yang berbeda pada tiap resistornya.
Selain diukur menggunakan multimeter, juga bisa menghitungnya menggunakan hukum
ohm, baik dalam mencari tegangan maupun arus yang mengalir.
Sebagai contoh pada tabel hasil percobaan rangakaian seri no 2, didapat data bahwa nilai
hasil pengukuran resistansi totalnya adalah 11kΩ. Nilai hasil perhitungan yang didapat juga
menunjukkan nilai 11kΩ. Tegangan yang diberikan pada rangkaian tersebut adalah 12,5v.
Dapat ditentukan nilai dari arus listrik yang mengalir pada rangkaian tertebut menggunakan
V 12,5
rumus I = . Sehingga diperoleh hasil pengukuran I = = 0,0011A = 1,1mA. Dapat
R total 11000
pula ditentukan nilai tegangan pada masing – masing hambatan dengan rumus V = I × R.
Sehingga diperoleh V1 = 0,0011 × 2700 = 2,97v. V2 = 0,0011 × 2700 = 2,97v. V3 = 0,0011 ×
5600 = 6,16v. Maka tegangan hasil perhitungan adalah 2,97 + 2,97 + 6,16 = 12v. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai dari hasil pengukuran dan hasil perhitungan memiliki sedikit selisih
atau hampir sama.
Hal ini berbeda dengan rangkaian paralel no 1, dimana hasil pengukuran dan hasil
perhitungannya memiliki perbedaan nilai yang cukup jauh. Pada tabel hasil pengukuran
didapat Rpenggantinya adalah 11Ω. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Rpenggantinya adalah
10,29Ω. Tegangan yang digunakan sebesar 12,5v. Nilai tegangan pada setiap resistornya
bernilai sama. Sehingga bisa dicari kuat arus yang mengalir pada tiap resistornya menggunakan
V 12,5 12,5 12,5
rumus I = . I1 = = 0,152A = 152mA. I2 = = 0,378A = 378mA. I3 = = 0,69A
R 82 33 18
= 690mA. Maka kuat arus totalnya adalah 152 + 378 + 690 = 1220mA = 1,22A
6
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Nilai ukur dan hitung seharusnya memiliki nilai yang berdekatan. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi perbedaan nilai pada hasil pengukuran dan perhitungan. Salah satunya dalam
hal penggunaan multimeter itu sendiri. Tentu pengukuran menggunakan multimeter ini perlu
ketelitian dan kehati - hatian. Jangan lupa untuk selalu mengecek selector yang akan
digunakan. Pemilihan nilai resistansi pun dapat berpengaruh. Disarankan untuk menggunakan
resistor dengan nilai resistansi yang tidak jauh berbeda. Nilai resistansi yang berbeda jauh
dapat mengakibatkan resistor dengan nilai resistansi yang kecil itu terbakar atau bahkan
meledak. Perbedaan nilai hasil pengukuran dan perhitungan juga bisa diakibatkan adanya
kerusakan, baik resistornya maupun multimeter yang digunakan.
5. Kesimpulan
1. Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal penghantar berbanding lurus
terhadap arus yang mengalir melalui penghantar dan dikalikan dengan hambatan
penghantar.
2. Rangkaian resistor dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
3. Pada rangkaian seri, nilai resistansi akan semakin besar dan memiliki arus listrik yang sama
atau tetap, sedangkan tegangannya berbeda pada tiap resistor.

6. Daftar Pustaka
[1] Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilai Resistor,
http://teknikelektronika.com/rangkaian-seri-dan-paralel-resistor-serta-cara-menghitung-
nilai-resistor/, Selasa, 23 November 2019 14:00
[2] Pengertian Rumus Bunyi Hukum Ohm, https://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-
bunyi-hukum-ohm/, Selasa, 23 November 2019 14:15
[3] Hukum Ohm, https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm/, Selasa, 23 November 2019
18:10
7
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

PARAF
ASISTEN
TGL
JAM

8
Halaman
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

Lampiran
4.1 Tabel Hasil Percobaan
4.1.1 Rangkaian Seri
NO R1 R2 R3 RTotal VR1 VR2 VR3 I
Ohm (Ω) Volt (V) Mili Ampere (mA)
1 82 33 18 120 7,8 3 1,8 80mA
2 2k7 2k7 5k6 11k 3 3 6,4 1mA
3 470 100 200 600 7,4 1,6 3,2 15,5mA

4.1.2 Rangkaian Paralel


NO R1 R2 R3 RPengganti I1 I2 I3 V
Ohm (Ω) Mili Ampere (mA) Volt (V)
1 82 33 18 11 105mA 170mA 190mA 12,5
2 2k7 2k7 5k6 850 3 mA 3mA 2mA 12,5
3 470 100 200 35 22,5mA 50mA 40mA 12,5

4.1.3 Perhitungan Hasil Percobaan


4.1.3.1 Rangkaian Seri 1 1 1 1
1. = + + =
R pengganti 82 33 18
1. Rtotal = 82 + 33 + 18 = 123Ω
398
V 12,5
I= = = 0,101A =101mA 4059
R total 123
4059
V1 = I × R1 = 0,101 × 82 = 8,28 V Rpengganti = = 10,29Ω
398
V2 = I × R2 = 0,101 × 33 = 3,33 V
V 12,5
V3 = I × R3 = 0,101 × 18 = 1,8 V I1 = = = 0,152A = 152mA
R1 82
2. Rtotal = 2700 +2700 + 5600 = 11000Ω V 12,5
I2 = = = 0,378A = 375mA
V 12,5 R2 33
= = 0,0011A =
R total 11000 V 12,5
I3 = = = 0,69A = 690mA
1,1mA R3 18

V1 = I × R1 = 0,0011 × 2700 = 2,97 V 1 1 1 1


2. = + + =
R pengganti 2700 2700 5600
V2 = I × R2 = 0,0011 × 2700 = 2,97 V
139
V3 = I × R3 = 0,0011 × 5600 = 6,16 V 151200
3. Rtotal = 470 + 100 + 200 = 770Ω 151200
Rpengganti = = 1087,77 Ω
V 12,5 139
I = = = 0,016A = 16mA
R total 770 V 12,5
I1 = = = 0,0046A = 4,6mA
V1 = I × R1 = 0,016 × 470 = 7,52 V R 1 2700
V2 = I × R2 = 0,016 × 100 = 1,6 V V 12,5
9

I2 = = = 0,0046A = 4,6mA
R 2 2700
Halaman

V3 = I × R3 = 0,016 × 200 = 3,2 V


V 12,5
4.1.3.2 Rangkaian Paralel I3 = = = 0,0022A = 2,2mA
R 3 5600
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

1 1 1 1 V 12,5
3. = + + = I3 = = = 0,0625A = 62,5mA
R pengganti 470 100 200 R 3 200
161
9400
9400
Rpengganti = = 58,38Ω
161
V 12,5
I1 = = = 0,026A = 26mA
R 1 470
V 12,5
I2 = = = 0,125A = 125mA
R 2 100

Tugas-Tugas
1. Apabila diketahui hambatan 12 Ω dihubungkan dengan batrai.Setelah diukur dengan
ampere meter,ternyata kuat arus yang mengalir adalah ½ Ampere.Berapakah nilai tegangan
pada batrai tersebut?
2. 2 buah resistor masing-masing memiliki hambatan 6 Ω dan 4 Ω dirangkai secara
seri.Kemudian diberi sumber tegangan batrai yang nilainya 6 VolRt. Berapa nilai kuat arus
listrik yang mengalir pada kedua hambatan tersebut?
3. 2 buah resistor masing-masing memiki hambatan 15Ω dan 10Ω dirangkai secara
pararel.Kemudian diberi sumber tegangan batrai yang nilainya 6 Volt.Berapa nilai kuat arus
listrik yang mengalir pada kedua hambatan tersebut?
Jawaban:
1. R = 12Ω
I =½A
V =I×R
V = ½ × 12 = 6 V
2. R1 = 6 Ω
R2 = 4 Ω
V = 6 Volt
V
I=
R seri
6
I= = 0,6 A
10
3. R1 = 15 Ω
R2 = 10 Ω
10

V=6V
Halaman

V
I=
R
15× 10
Rpararel =
15+10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

150
Rpararel = =6Ω
25
V 6
I= = =1A
R paralel 6

11
Halaman

Anda mungkin juga menyukai