Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

MEMBACA NILAI GELANG RESISTOR , RANGKAIAN


SERI, PARALEL, CAMPURAN, HUKUM OHM DAN
HUKUM KIRCHOFF

Praktikan: 1.Intan Novalia (P27838012021)


2.Mazendha Diartha (P27838012018)
3.Naliendra Reksa Alam (P27838012054)
4.Nur Hudatu Munawaroh (P27838012016)

Asisten: Dyah Khoirunnisa


Waktu Percobaan: 11 September 2012
TM 208-Elektronika Dasar
Laboratorium Elektronika
Jurusan Teknik Elektromedik-Poltekkes Surabaya

Resistor merupakan komponenen Resistor merupakan komponen


elektronik yang terbuat dari arang dan dasar elektronika yang paling sering
bersifat sebagai tahanan/hambatan. Resistor digunakan. Resistor mempunyai fungsi
memiliki fungsi untuk mengatur atau utama yaitu untuk membatasi arus yang
mengontrol jumlah arus yang mengalir pada
suatu rangkaian listrik atau untuk mengatur
melalui rangkaian listrik/elektronik, atau
dan membagi tegangan. Resistor memiliki untuk menurunkan tegangan serta
satuan resistansi yaitu ohm dan membagi tegangan tersebut. Resistor
dilambangkan dengan simbol omega (). adalah Komponen Pasif yang tidak
Cara mengetahui nilai hambatan suatu berisi kekuatan/penguatan tetapi hanya
resistor dengan membaca kode warna pada melemahkan/menguranggi sinyal
gelang resistor dan dengan pengukuran tegangan yang melewatinya.
menggunakan multimeter (AVO meter).
Dalam dunia elektronika terdapat 3 Nilai resistansi resistor dapat
jenis penyusunan rangkaian listrik, yaitu
diketahui dengan menggunakan AVO
rangkaian seri, paralel, dan campuran. Pada
rangkaian seri, resistor disusun secara meter dan dengan membaca kode warna
teratur dan sedemikian rupa sehingga dalam gelang yang terdapat pada resistor. Pada
setiap bagiannya memiliki besar arus listrik umumnya gelang-gelang warna yang
yang sama. Pada rangkaian paralel, resistor dimiliki resistor berjumlah 4-5 dengan
disusun secara sejajar sehingga setiap spesifikasi warna yang berbeda-beda.
bagiannya memiliki tegangan yang sama
besar. Sedangkan rangkaian gabungan Dalam bidang elektronika, dikenal
merupakan kombinasi antara rangkaian seri tiga jenis rangkaian listrik, yaitu
dan paralel. Kita dapat mengetahui besar
rangkaian seri, rangkaian paralel, dan
hambatan, tegangan, dan arus listrik dalam
suatu rangkaian dengan 2 cara, yaitu rangkaian campuran yang merupakan
dengan cara menghitungnya secara manual kombinasi antara rangkaian seri dan
dan mengukurnya menggunakan multimeter paralel. Rangkaian seri memiliki arus
(AVOmeter). listrik yang sama besar pada setiap
bagiannya. Rangkaian paralel memiliki
Dalam laporan ini dijelaskan mengenai
cara mengetahui nilai hambatan suatu tegangan listrik yang sama besar pada
resistor dengan membaca kode warna pada setiap bagiannya. Rangkaian gabungan
gelang resistor dan dengan pengukuran merupakan perpaduan antara rangkaian
menggunakan multimeter (AVO meter). seri dan rangkaian paralel. Kita dapat
Selain itu laporan ini juga berisi mengenai menentukan besar tegangan listrik,
cara membuat rangkaian seri, paralel dan hambatan dan kuat arus listrik pada
gabungan dan menghitung besar arus, suatu rangkaian dengan menghitungnya
tegangan dan hambatan serta mengukurnya secara manual maupun menggunakan
menggunakan multimeter.
avometer.

1.1
Halaman 10

Kata kunci: Resistor, Rangkaian seri, Tujuan


rangkaian paralel dan rangkaian
campuran Praktikum ini bertujuan agar kita
dapat mengetahui nilai resistansi suatu
1. Pendahuluan
resistor dengan menggunakan kode
1.1 Latar Belakang
warna pada gelang resistor maupun
menggunakan AVO (multimeter). Seain
itu, agar kita dapat menentukan besar
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

arus listrik, hambatan, dan tegangan


2.1.3 Jenis-Jenis Resistor
dalam suatu rangkaian listrik, baik
rangkaian seri, rangkaian paralel, Jenis-jenis resistor dalam
maupun rangkaian campuran komponen elektronika dapat
menggunakan metode menghitung dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu
resistor biasa (nilai resistansinya tetap)
manual dan menggunakan multimeter.
dan resistor berubah atau resistor
variabel (nilai resistansinya dapat
2. Dasar Teori diubah).
2.1 Resistor Resistor biasa (nilai resistansi
tetap) adalahjenis resistor yang memiliki
Resistor adalah komponen dasar - nilai resistansi yang ditulis pada badan
elektronika yang digunakan untuk resistor menggunakan kode warna dan
membatasi jumlah arus listrik yang kode angka. Resistor jenis ini sering
mengalir dalam suatu rangkaian dann digunakan sebagai penghambat arus
untuk menurunkan tegangan serta listrik secara permanen dalam rangkaian
membagi tegangan tersebut. elektronika. Resistor variabel adalah
jenis resistor yang nilai resistansinya
2.1.1 Simbol
dapat diubah secara langsung baik
dengan tuas atau dengan menggunakan
obeng.
Resistor tetap antara lain:
1.Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis
2.1.2 Bentuk Resistor resistor generasi pertama yang lahir
pada saat rangkaian elektronika masih
menggunakan tabung hampa (vacuum
tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki
ukuran yang cukup besar. Resistor kawat
ini biasanya banyak dipergunakan dalam
rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan
terhadap panas yang tinggi. Jenis
lainnya yang masih dipakai sampai
sekarang adalah jenis resistor dengan
lilitan kawat yang dililitkan pada bahan
keramik, kemudian dilapisi dengan
bahan semen. Rating daya yang tersedia
untuk resistor jenis ini adalah dalam
ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10
watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat
dilihat pada gambar di bawah.

2. Resistor Batang Karbon (Arang)


Halaman 10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Pada awalnya, resistor ini dibuat dari Resistor film karbon ini adalah
bahan karbon kasar yang diberi lilitan resistor hasil pengembangan dari
kawat yang kemudian diberi tanda resistor batang karbon. Sejalan dengan
dengan kode warna berbentuk gelang perkembangan teknologi, para produsen
dan pembacaannya dapat dilihat pada komponen elektronika telah
tabel kode warna. Jenis resistor ini juga memunculkan jenis resistor yang dibuat
merupakan jenis resistor generasi awal dari bahan karbon dan dilapisi dengan
setelah adanya resistor kawat. Sekarang bahan film yang berfungsi sebagai
sudah jarang untuk dipakai pada pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai
rangkaian rangkaian elektronika. resistansinya dicantumkan dalam bentuk
Bentuk dari resistor jenis ini dapat kode warna. Resistor ini juga sudah
dilihat pada gambar di bawah. banyak digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronika karena bentuk
fisiknya kecil dan memiliki resistansi
yang tinggi. Namun, untuk masalah
ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika
dibandingkan dengan resistor keramik.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar
1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
3. Resistor Keramik atau Porselin Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di bawah.
Dengan adanya perkembangan
teknologi di bidang elektronika, saat ini
telah dikembangkan jenis resistor yang
terbuat dari bahan keramik atau
porselin. Kemudian, dengan
perkembangan yang ada, telah dibuat
jenis resistor keramik yang dilapisi
dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah
banyak digunakan dalam rangkaian
elektronika saat ini karena bentuk 5. Resistor Film Metal
fisiknya kecil dan memiliki resistansi
Resistor film metal dibuat dengan
yang tinggi. Resistor ini memiliki rating
bentuk hampir menyerupai resistor film
daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt,
karbon. Resistor tahan terhadap
dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat
perubahan temperatur. Resistor ini juga
dilihat pada gambar di bawah.
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi
karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil,
biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika
dibandingkan dengan resistor film
karbon, resistor film metal ini memiliki
tingkat kepresisian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan resistor film
karbon karena resistor film metal ini
memiliki 5 buah gelang warna, bahkan
4. Resistor Film Karbon ada yang 6 buah gelang warna.
Sedangkan, resistor film karbon hanya
memiliki 4 buah gelang warna. Resistor
film metal ini sangat cocok digunakan
dalam rangkaian rangkaian yang
memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt,
1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari
resistor ini dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Halaman 10

Resistor variabel antara lain:


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

1. Potensiometer Potensiometer geser merupakan


kembaran dari potensiometer yang telah
Potensiometer merupakan variable
dibahas sebelumnya. Perbedaannya
resistor yang paling sering digunakan.
adalah cara mengubah nilai
Pada umumnya, potensiometer terbuat
resistansinya. Pada potensiometer yang
dari kawat atau karbon. Potensiometer
telah dibahas di atas, cara mengubah
yang terbuat dari kawat merupakan
nilai resistansinya adalah dengan cara
potensiometer yang telah lama lahir
memutar gagang yang muncul keluar.
pada generasi pertama pada waktu
Sedangkan, untuk potensiometer geser,
rangkaian elektronika masih
cara mengubah nilai resistansinya
menggunakan tabung hampa (vacuum
adalah dengan cara menggeser gagang
tube). Potensiometer dari kawat ini
yang muncul keluar. Bentuk dari
memiliki bentuk yang cukup besar,
potensiometer geser dapat dilihat pada
sehingga saat ini sudah jarang ada yang
gambar di samping. Pada umumnya,
memakai potensiometer seperti ini. Pada
bahan yang digunakan untuk membuat
saat ini, potensiometer lebih banyak
potensiometer ini adalah karbon.
terbuat dari bahan karbon. Ukurannya
Adapula yang terbuat dari kawat, namun
pun lebih kecil, namun dengan resistansi
saat ini sudah jarang digunakan karena
yang besar. Gambar di bawah adalah
ukurannya yang besar. Pada
potensiometer yang terbuat dari bahan
potensiometer geser ini, perubahan nilai
karbon. Pada umumnya, perubahan
resistansinya hanyalah perubahan
resistansi pada potensiometer terbagi
secara linier. Bentuk potensiometer
menjadi 2, yakni linier dan logaritmik.
geser dapat dilihat pada gambar.
Yang dimaksud dengan perubahan
secara linier adalah perubahan nilai
resistansinya sebanding dengan arah
putaran pengaturnya. Sedangkan, yang
dimaksud dengan perubahan secara
logaritmik adalah perubahan nilai
resistansinya berdasarkan perhitungan
logaritmik. Pada umumnya,
potensiometer logaritmik memiliki
perubahan resistansi yang cukup unik
karena nilai maksimal dari resistansi
diperoleh ketika kita telah melakukan 3.Trimpot
setengah kali putaran pada pengaturnya.
Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat Trimpot adalah kependekan dari
pengaturnya berada pada titik nol atau Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik
titik maksimal putaran. Untuk dapat dari trimpot tidak jauh beda dengan
mengetahui apakah potensiometer potensiometer. Hanya saja, trimpot ini
tersebut linier atau logaritmik, dapat memiliki ukuran yang jauh lebih kecil
dilihat huruf yang tertera di bagian jika dibandingkan dengan potensiometer.
belakang badannya. Jika tertera huruf B, Perubahan nilai resistansinya juga dibagi
maka potensiometer tersebut logaritmik. menjadi 2, yakni linier dan logaritmik.
Jika huruf A, maka potensiometer linier. Huruf B yang tertera pada trimpot
Pada umumnya, nilai resistansi juga menyatakan perubahan nilai
tertera pada bagian depan badannya. resistansinya secara logaritmik,
Nilai yang tertera tersebut merupakan sedangkan huruf A untuk perubahan
nilai resistansi maksimal dari secara linier. Untuk mengubah nilai
potensiometer. resistansinya, kita dapat memutar
lubang tengah pada badan trimpot
dengan menggunakan obeng. Bentuk
trimpot dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Halaman 10

2. Potensiometer Geser
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

4.NTC dan PTC


NTC (Negative Temperature
Coefficient) dan PTC (Positive
Temperature Coefficient) merupakan
resistor yang nilai resistansinya berubah
jika terjadi perubahan temperatur di
sekelilingnya. Untuk NTC, nilai
resistansi akan naik jika temperatur
sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai
resistansi PTC akan naik jika temperatur
sekelilingnya naik. Kedua komponen ini
sering digunakan sebagai sensor untuk
mengukur suhu atau temperatur daerah
di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC
dapat dilihat pada gambar di bawah. Pada umumnya gelang-gelang
warna pada resistor berjumlah 4-5
dengan spesifikasi warna berbeda-beda.
Resistor yang terdiri dari 5 gelang warna
terdiri dari gelang 1,2,3 adalah gelang
digit, gelang 4 adalah pengali dan
gelang 5 adalah toleransi. Resistansi
yang memiliki 4 gelang warna terdiri
dari gelang 1 dan 2 sebagai gelang digit,
gelang 3 adalah gelang pengali dan
gelang 4 adalah gelang toleransi.

5.LDR
LDR (Light Dependent Resistor)
merupakan resistor yang nilai 1.2 AVOmeter
resistansinya berubah jika terjadi
perubahan intensitas cahaya di daerah
Multimeter adalah sebuah alat
sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas
cahaya yang besar mampu mendorong ukur listrik yang digunakan untuk
elektron untuk menembus batas batas mengukur tegangan (voltmeter, baik
pada LDR. Dengan demikian, nilai untuk tegangan DC ataupun AC),
resistansi LDR akan naik jika intensitas hambatan (Ohm meter) serta arus
cahaya yang diterimanya sedikit atau (ampere-meter). Multimeter dibedakan
kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, menjadi 2 yaitu multimeter analog dan
nilai resistansi LDR akan turun jika
multimeter digital.
intensitas cahaya yang diterimanya
banyak atau kondisi sekelilingnya Untuk mengukur
terang. LDR sering digunakan sebagai R(resistansi/hambatan), ohm meter
sensor cahaya, khususnya sebagai harus dikalibrasi terlebih dahulu atau
sensor cahaya yang digunakan pada diatur sehingga jarum menunjukkan
lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat angka 0 (nol) Ohm pada skala resistansi
pada gambar di bawah. sebelum dilakukan pengukuran resistor.
Pengaturan ini dapat dilakukan dengan
cara menempelkan probe positif ( + )
dengan probe negatif ( - ) serta memutar
Adjustment sampai jarum berada pada
angka 0 (nol).

1.3 Rangkaian seri


Halaman 10

2.1.4 Kode warna resistor


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Rangkaian seri adalah salah suatu Rangkaian paralel adalah salah


rangkaian seri yang disusun secara satu rangkaian listrik yang disusun
sejajar (seri). Rangkaian listrik seri secara berderet (paralel). Susunan
dapat menghemat biaya karena paralel dalam rangkaian listrik
digunakan sedikit kabel penghubung. menghabiskan biaya yang lebih banyak
Namun, jika salah satu komponen karena kabel penghubung yang
dicabut atau rusak, maka komponen diperlukan lebih banyak. Namun, jika
yang lain tidak akan berfungsi salah satu komponen dicabut atau rusak,
sebagaimana mestinya. maka komponen yang lain tetap
berfungsi sebagaimana mestinya.

2.3.1 Sifat Rangkaian seri


2.4.1 Sifat Rangkaian paralel
a. Sebagai pembagi tegangan
a. Sebagai pembagi arus
V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3 b. Tegangan yang melewati tiap
hambatan sama dengan hambatan
b. Kuat arus yang melalui setiap penggantinya
hambatan adalah sama V1 = V2 = V3 = Vek
I1 = I2 = I3 c. Bertujuan untuk memperkecil
c. Besar tegangan berbanding lurus hambatan rangkaian, maka nilai R ek
untuk susunan paralel adalah
dengan hambatannya sesuai dengan
hukum Ohm dimana V= IR
d. Rangkaian seri bertujuan untuk
d. Kuat arus yang melalui tiap-tiap
memperbesar hambatan rangkaian resistor berbanding terbalik dengan
Nilai Rek untuk susunan seri adalah: hambatan listriknya sesuai dengan
hukum Ohm dimana I=V/R
R1 + R2 + R3 = Rek

2.3.2 Bentuk rangkaian seri 2.4.2 Bentuk rangkaian paralel

Contoh perhitungan
Contoh perhitungan
Diketahu : R1= 10, R2 = 10
Diketahui : R1= 10
Ditanya : R total
R2 = 10

Ditanya : R total

Jawb : R total = R1+R2


Jawab : 1/R total =1/10+1/10
=10+10
= 2/10
R total= 20
Halaman 10

R total = 5
1.4 Rangkaian parallel
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

1.5 Rangkaian campuran

Rangkaian campuran merupakan


sebuah rangkaian listrik kombinasi
antara dua jenis rangkaian, yaitu
rangkaian seri dan rangkaian paralel.

2.5.1 Bentuk rangkaian campuran

1.7.2 Hukum 2 Kirchoff (Tegangan)


Hukum II Kirchoff adalah hukum
1.6 Hukum Ohm
kekekalan energi yang diterapkan dalam
Hukum Ohm menyatakan bahwa suatu rangkaian tertutup. Hukum ini
arus yang mengalir sebanding dengan menyatakan bahwa jumlah aljabar dari
beda potensial. Tegangan dan beda GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda
potensial dianggap sama. Secara potensial dalam sebuah rangkaian
matematis hukum Ohm diekspresikan tertutup (loop) sma dengan nol. Hukum
dengan persamaan II Kirchoff dirumuskan sebagai :

E +IR = 0

Keterangan :E = jumlah ggl sumber


Dimana : arus (V)

I adalah arus listrik yang IR = jumlah penurunan


mengalir pada suatu penghantar tegangan. (V)
dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang I = arus listrik (A)
terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik
2 Metodologi
(resistansi) yang terdapat pada
suatu penghantar dalam satuan
ohm. 2.1 Menetukan Nilai Resistor
Alat dan bahan yang digunakan
1.7 Hukum Kirchoff
dalam praktikum ini adalah:
Dalam suatu rangkaian listrik,
berlaku hukum kirchoff. Hukum kirchoff 1. Resistor
ada 2, yaitu Hukum kirchoff arus 2. AVOmeter (multimeter)
(Hukum I Khircoff) dan hukum kirchoff
3. Modul
tegangan (Hukum Kirchoff 2).

1.7.1 Hukum 1 Kirchof (Arus) 3.1.1 Langkah kerja

Hukum Kirchoff I berbunyi jumlah


aljabar dari arus yang menuju atau Siapkan
Siapkan Resistor
Resistor sejumlah
sejumlah 50
50 buah
buah yang
yang
masuk dengan arus yang berbeda
berbeda
meninggalkan/keluar pada satu titik
sambungan atau cabang sama dengan
nol . Hal ini dapat digambarkan melalui
Halaman 10

Gambar berikut ini. Hukum tersebut Mengidentifikasi


Mengidentifikasi kode
kode warna
warna gelang
gelang pada
pada
resistor
resistor
dapat dirumuskan sebagai berikut :
i1 + i 2 + i 3 - i 4 - i 5 = 0
dimana:
Arus yang masuk (i1, i2, i3) diberi Menghitung
Menghitung nilai
nilai kode
kode warna
warna pada
pada resistor
resistor
tanda positif.
Arus yang keluar (i4 dan i5) diberi
tanda negatif
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Mencatat
Mencatat nilai
nilai kode
kode warna
warna kedalam
kedalam lembar
lembar
kerja
kerja
Menulis hasil pengamatan pada
tabel
Siapkan
Siapkan AVOmeter
AVOmeter yang
yang telah
telah dikalibrasi
dikalibrasi

Mengukur
Mengukur nilai
nilai hambatan
hambatan pada
pada resistor
resistor

Mencatat
Mencatat nilai
nilai hambatan
hambatan pada
pada resistor
resistor

Hitung
Hitung %
% kesalahan
kesalahan yang
yang terjadi
terjadi antara
antara nilai
nilai
ukur
ukur dan
dan nilai
nilai baca
baca

3.2 Hukum Kirchoff pada rangkaian seri


3.3 Hukum Kirchoff pada rangkaian paralel
3.2.1 Alat dan Bahan
3.3.1 Langkah Kerja

1. Resistor Menyiapkan alat dan bahan

2. Multimeter

3. Project board Menyusun rangkaian paralel


seperti pada gambar
4. Adaptor Menentukan sendiri nilai
resistansi R1,R2,R3
5. Jepit buaya Memberi tegangan sebesar 10
Vdc kemudian mengukur besar
6. Buku modul arus pada masing-masing
resistor (I1,I2,I3) dan
3.2.2 Langkah Kerja
menjumlahkan kemudian
membandingkan dengan arus
Menyiapkan
Menyiapkan alat
alat dan
dan bahan
bahan pada rangkaian(ITOTAL)
Mengukur besar tegangan pada
rangkaian
Menyusun rangkaian seri seperti
pada gambar Mencari nilai resistansi
pengganti (RPENGGANTI), Arus pada
Mengukur besar resistansi total pada masing-masing (IR1,IR2, IR3) dan
rangkain (RTOTAL) tegangan pada rangkaian (V)
dengan menggunakan rumus
pada hukum ohm. Membuktikan
Memberi tegangan sebesar 5 12 hukum kirchhoff pada rangkaian
Vdc kemudian mengukur besar tersebut.
tegangan pada masing-masing Menulis data tersebut pada tabel.
resistor (VR1, VR2, VR3) menjumlahkan
dan membandingkan dengan VSUMBER
3.4 Hukum Kirchoff pada rangkaian paralel
Halaman 10

3.4.1 Langkah Kerja


Mengukur besar arus yang mengalir
pada rangkaian (I)
Menentukan
Menentukan sendiri
sendiri nilai
nilai
resistansi
resistansi R
R1,1,R
R22,R
,R33
Menghitung nilai resistansi total Menyusun
Menyusun rangkaian
rangkaian paralel
paralel
(RTOTAL),tegangan pada masing seperti
seperti pada
pada gambar
gambar
masing resistor (VR1,VR2,VR3), dan Memberi
Memberi tegangan
tegangan sebesarsebesar 1010
arus yang mengalir pada rangkaian Vdc
Vdc kemudian
kemudian mengukur
mengukur besar besar
(I) dengan menggunakan rumus arus
arus pada
pada masing-massing
masing-massing
pada hukum Ohm dan buktikan resistor
resistor (I
(IR1 ,I
,IR2,, IIR3
R1 R2 R3
)) dan
dan
menjumlahkan kemudian
menjumlahkan kemudian
memmbandingkan
memmbandingkan dengan dengan arus arus
pada
pada rangkaian
rangkaian
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

4.1 Hasil

Terlampir
4.2 Analisis

Untuk mengetahui nilai hambatan


yang terdapat pada suatu resistor dapat
dilakukan dengan dua cara, dengan
Mengukur
Mengukur besar
besar tegangan
tegangan pada pada menghitung kode warna yang terdapat
rangkaian (I
rangkaian (IR1 ,I
,IR2
,, IIR3)) dan
dan di gelang resistor dan dengan
R1 R2 R3
tegangan
tegangan pada
pada ragkaian
ragkaian dengan dengan menggunakan suatu alat yang
menggunakan
menggunakan rumus rumus pada pada dinamakan AVOmeter. Dalam membaca
hukum
hukum ohm.
ohm. Membuktikan
Membuktikan nilai hambatan suatu resistor terdapat
hukum
hukum kirchhoff
kirchhoff pada
pada rangkaian
rangkaian perbedaan antara pembacaan dengan
tersebut.
tersebut. menghitung kode warna dan dengan
Menuliskan
Menuliskan data
data di di atas
atas pada
pada AVO meter. Hal ini dikarenakan resistor
tabel
tabel . . memiliki nilai toleransi.
Untuk mengetahui besar hambatan,
kuat arus, maupun tegangan suatu
rangkaian tertutup, kita dapat
menggunakan dua cara, yaitu dengan
menghitungnya secara manual lewat
Cara mengukur tegangan pada resistor: hukum ohm atau hukum kirchoff dan
Memasang AVO meter secara dengan menggunakan avometer.
paralel pada resistor. Prob merah
tempelkan pada ujung resisitor dan
probe hitam di tempelkan pada ujung 5. Kesimpulan
yang satunya seperti gambar:
Nilai hambatan suatu resistor
dapat diketahui dengan menggunakan
AVOmeter dua cara, yaitu dengan membaca kode
warna yang terdapat pada gelang-gelang
resistor dan dengan suatu alat yang
dinamakan AVOmeter.

Dalam suatu pengamatan nilai


baca dan nilai ukur suatu resistor tidak
selalu sama, hal ini dikarenakan
Cara mengukur arus pada resistor: terdapat nilai toleransi dalam suatu
Memasang AVO meter secara seri
pada resistor. Probe merah tempelkan resistor. Selain itu, ketelitian pengamat
pada ujung resisitor dan probe hitam di juga mempengaruhi dalam ketepatan
tempelkan pada ujung yang satunya, pembacaan dan pengukuran nilai
seperti gambar: hambatan resistor. Bila nilai ukur
AVOmeter
melebihi dari nilai toleransi dari resistor
tersebut, berarti resistor tersebut jelek
atau rusak.
R 1 R 2

Kita dapat mengetahui nilai


1 2 tegangan, arus, dan hambatan suatu
rangkaian dengan 2 cara, yaitu dengan
4. Hasil dan Analisis perhitungan dan pengukuran
menggunakan avometer.
Pada cara perhitungan, kita dapat
menggunakan hukum ohm untuk
Halaman 10

menentukan besar hambatan, tegangan,


dan arus suatu rangkaian.
V=I.R

Rangkaian seri merupakan


pembagi tegangan karena memiliki kuat
arus yang sama. Besar tegangan
listriknya berbanding lurus dengan
hambatannya.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

V=I.R [5] http://dunialistrik.com\eldas\rang


kaian-paralel-tahanan.html
Rangkaian paralel adalah
pembagi arus karena memiliki tegangan [6] http://ilpanapandi.wordpress.com
listrik yang sama. Besar arus listrik pada /
rangkaian paralel berbanding terbalik
dengan hambatannya. [7] http://aryhamaruya.blogspot.com/
I=V/R
Rangkaian campuran merupakan [8] http://www.elsmandagiri.com/fxba
kombinasi antara seri dan paralel. b5/2_hukum_ii_kirchoff.html
Perbedaan hasil percobaan
menggunakan metode perhitungan dan PARAF
pengukuran disebabkan oleh faktor ASISTEN
ketelitian pengamat dan alat-alat yang TGL
digunakan. JAM
6. Daftar Pustaka

[1] http://infoservicetv.com/

[2] http://trensains.com/hukum_kirch
hoff.htm

[3] http://komponenelektronika.net/

[4] http://www.mediabali.net/listrik_d
inamis/hukum_ii_kirchoff.html

Halaman 10
Lampiran :

Menentukan nilai resistor:

No. Warna cincin Nilai %


1 2 3 4 5 Baca Ukur Kesalahan
1 Merah Kuning Merah Merah Emas 24,2 K 23,5 K 2,89 %

2 Jingga Putih Merah Emas 3,9 K 3,8 K 2,56 %
3 Hijau Biru Emas Emas 5,6 5,5 1,8 %
4 Coklat Abu-abu Hitam Emas Coklat 18 1,75 2,78 %
5 Coklat Abu-abu Coklat Emas 180 170 5,55 %
6 Jingga Putih Hitam Merah Coklat 39 K 37,5 K 3,85 %
7 Jingga Jingga Jingga Emas 33 K 31 K 6 %
8 Coklat Hijau Merah Emas 1,5 K 1,45 K 3,33 %
9 Merah Ungu Merah Emas 2,7 K 2,6 K 3,7 %
10 Coklat Hijau Coklat Emas 150 145 3,33 %
11 Coklat Hitam Hitam Hitam Coklat 100 98 2 %
12 Merah Ungu Jingga Emas 27 K 25,5 K 5,55 %
13 Kuning Ungu Merah Emas 4,7 K 4,6 K 2,1 %
14 Coklat Merah Hitam Emas 12 12,5 4,2 %
15 Coklat Hijau Kunin Emas 150 K 150 K 0 %
g
16 Ciklat Hijau Jingga Emas 15 K 15 K 6,67 %
17 Hijau Biru Jingga Emas 56 K 55 K 1,79 %
18 Coklat Abu-abu Hijau Emas 1,8 M 2M 1,11 %
19 Abu-abu Merah Merah Emas 8,2 K 7,5 K 8,54 %
20 Biru Abu-abu Jingga Emas 68 K 61 K 10,29 %
21 Coklat Merah Merah Emas 1,2 K 1,15 K 4,17 %
22 Jingga Hitam Coklat Emas 300 282 6 %
23 Coklat Hitam Hitam Perak Coklat 1 1 0 %
24 Mearh Hitam Emas Emas 2 2,2 10 %
25 Hijau Coklat Merah Emas 5,1 K 4,9 K 3,9 %
26 Merah Merah Jingga Emas 22 K 21 K 4,55 %
27 Coklat Hitam Kunin Emas 1 00 K 98 K 2 %
g
28 Hijau Biru Jingga Emas 56 K 54 K 3,57 %
29 Kuning Biru Coklat Emas 460 465 1,1 %
30 Coklat Abu-abu Emas Emas 1,8 1,7 5,56 %
31 Kuning Ungu Kunin Emas 470 K 460 K 2 %
g
32 Abu-abu Merah Emas Emas 8,2 7,75 5,5 %
33 Coklat Hitam Merah Emas 1K 950 5 %
34 Merah Merah Jingga Emas 22 K 21 K 4,55 %
35 Coklat Hitam Jingga Emas 10 K 94 K 6 %
36 Hijau Biru Coklat Emas 560 540 3,6 %
37 Coklat Hijau Hitam Emas 15 15 0 %
38 Merah Jingga Hitam Jingga Coklat 230 K 227 K 1,3 %
39 Coklat Abu-abu Jingga Emas 18 K 17 K 5,56 %
40 Merah Merah Coklat Emas 220 215 2,27 %
41 Merah Ungu Coklat Emas 270 K 260 K 3,7 %
42 Hijau Biru Hitam Merah Coklat 56 K 55 K 1,79 %
43 Coklat Hitam Merah Emas 1K 980 2 %
44 Coklat Hitam Jingga Emas 10 K 10 K 0 %
45 Kuning Ungu Jingga Emas 47 K 45,5 k 3,2 %
46 Abu-abu Merah Jingga Emas 82 K 80 k 2,44 %
47 Hijau Biru Hitam Hitam Coklat 560 540 1,79 %
48 Coklat Hitam Hitam Merah Coklat 10 K 990 1 %
49 Coklat Hitam Coklat Emas 100 95 5 %
50 Coklat Hitam Merah Emas 1K 1K 0 %

Hukum kirchhoff pada rangkaian seri:


R 1 R 2 R 3
1
2

No. R total VR1 VR2 VR3 VS I VS-( VR1+ VR2 +


VR3)
1 96 K 1,8 V 6,3 V 0,69 V 9,7 V 0,08 A 0,91 V
2 96 K 2V 8V 1,1 V 11,8 V 0,58 A 0,7 V
3 75 K 1,2 V 2,1 V 5,6 V 9,7 V 0,1 A 0,8 V
4 75 K 0,4 V 2,6 V 6,8 V 11,8 V 0,13 A 2V
5 83 K 2,4 V 4,18 V 2,4 V 9,7 V 0,1 A 0,72 V

Hukum kirchhoff pada rangkaian paralel:


R 1

R 2

R 3
1
2

No. R Pengganti IR1 IR2 IR2 Itot V ITOTAL-(IR1 IR1


IR1)
1 18,97 K 0,32 0,4A 4,2A 4,9A 9,7V 0
A
2 18,97 K 3,9A 0,5A 5,03A 9,2A 11,8V 0

3 5,8 K 0,5A 0,47A 0.65A 1,57A 9,7V 0
4 5,8 K 0,61 0,55A 0,75A 1,95A 11,8V 0
5 16,9 K 1,1A 4,9A 0,4A 6,4A 11,8V 0

Hukum kirchhoff pada rangkaian campuran:


R 1

R 3

R 2

R E S IS T O R
1
2

No. R PENGGANTI IR1 IR2 IR3 ITOTAL V ITOTAL-(IR1 IR1


IR1)
1 12,21 K 0,9A 0,65 0,45 0,9A 11,5 0
A A V
2 12,21 K 0,79A 0,49 0,3A 0,79A 9,7 0
A V
3 20,8 K 0,48A 0,26 0,18 0,48A 9,7 0
A A V
4 20,8 K 0,53A 0,31 0,21 0,53A 11.9 0
A A V
5 5,28 K 2,2A 0,2A 2A 2,2A 11,6 0
V

Anda mungkin juga menyukai