Anda di halaman 1dari 48

RESISTOR

Resistor adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai penahan arus listrik atau membatasi
arus yang mengalir. Hambatan atau resistor merupakan kemampuan untuk menghambat arus
listrik. Nilai resistansi suatu penghantar dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu jenis penghantar,
panjang penghantar, luas penampang penghantar dan suhu/temperature.

Walaupun resistor dapat meneruskan arus listrik namun tidak begitu saja arus listrik dapat
melintasi resistor, karena bahan untuk membuat pelawan itu sendiri terdiri dari bahan yang sulit
menghantarkan arus listrik, maka arus listrik itu tidak mungkin dapat melewatinya tanpa
mendapat rintangan atau tahanan.

Bentuk fisik resistor ada bermacam-macam, ada yang berbentuk kotak dan ada pula yang
berbentuk selinder. Besar kecilnya resistor tergantung pada kemampuanya dalam menahan panas
(daya) semakin besar panas yang mampu diterima semakin besar pula bentuk resistornya.
Biasanya kemampuan dari resistor menerima dari arus listrik dinyatakan dalam watt.

Untuk menentukan nilai dari resistor ada dua macam yaitu pada badanya ditulis dengan angka
langsung dan menggunakan kode warna. Pada dua buah ujung yang berlawanan pada resistor
dipasang dua buah kawat yang tidak saling berhubungan. Kawat ini berfungsi untuk
menempelkan diri dengan komponen listrik maupun komponen elektronika dalam suatu
rangkaian elektronika dan kawat ini disebut terminal. Diantara dua terminal resistor dapat terjadi
tegangan apabila resistor di aliri arus listrik. Besarnya tegangan ini dapat dicari dengan
menggunakan hokum ohm.

Resistor digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronika dan merupakan salah satu komponen
yang paling sering digunakan.

Simbol dan Fungsi Resistor

Bagaimana Simbol Resistor dan Fungsinya ?


Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu
simbol Amerika dan simbol Eropa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Simbol Eropa ditunjukkan oleh R1 sedangkan R2 merupakan simbol Amerika. Kedua simbol
tersebut bukan merupakan bentuk asli resistor tetapi simbol tersebut digunakan untuk
menggambarkan resistor pada rangkaian elektronika.
Fungsi Resistor adalah sebagai berikut:
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan
aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Makin besar nilai tahanan, makin kecil arus dan
tegangan listrik yang melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu:

a. Menahan arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
c. Membagi tegangan.
d. Sebagai pembagi arus, dll.

Simulasi Cara Kerja Resistor:

Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai gambaran tentang
bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda anggap saja arus air yang ada di animasi
itu sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita
anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka besarnya arus tergantung
dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu
bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi
arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan
arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati
nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi
dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.

Bahan Dasar dan Karakteristik Resistor

Bahan dan Karakterisktik dari Resistor


Sesuai dengan namanya Resistor memiliki nilai resistansi yang disesuaikan dengan bahan dasar
untuk mernbuat Resistor tersebut. Pada mulanya Resistor dibuat dari bahan karbon dengan
alasan karbon memiliki resistivitas yang tinggi. Bahan karbon tersebut dililit dengan kawat,
kemudian diberi kode warna. atau nilai tertentu sesuai dengan ukurannya (lihat gambar).
Kemudian sesuai dengan perkembangan teknologi telah ditemukan bahan-bahan lain sebagai
bahan dasar pembuatan Resistor.
Bahan-bahan tersebut di antaranya adalah:

- Film Karbon
- Film Metal
- Film Cermet.

Karakteristik Berbagai Macam Resistor

Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi
resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun.
Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar.
Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika
perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan
tinggi. Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari
pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan
oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer
sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut
potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan
kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya
sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya
bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor
tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti
terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar
sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit
pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan
intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit
bagi aliran electron secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah
untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan.
Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.

Arus -> panas

HR = I2Rt [joule]

Q=mc(Ta-T)

Q=0.24 I2

R t [kalori]

Simulasi Karakteristik Resistor

Pada animasi diatas,


Resistor yang dipakai adalah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah bila terkena cahaya
namanya LDR (Light Dependt Resistor).
Selain LDR, resistor pengganti yang dapat digunakan dalam rangkaian elektronika diatas adalah
NTR (Negative Thermal Resistance). NTR bekerja berdasarkan perubahan suhu yang terjadi di
dalam resistor tersebut.
Macam-Macam Resistor

Dalam bidang elektronika kita mengenal bermacam-macam jenis resistor. Nama dan jenis
Resistor tersebut disesuaikan dengan nama bahan dasar yang dipakai membuat Resistor tersebut
seperti: Resistor Kawat, Resistor Karbon, Resistor Film dan lain-lain. Jadi jenis atau macam-
macam resistor berdasarkan kelasnya dibagi menjadi 2 yang mana pada umumnya terbuat dari
bahan carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material
yang lainnya adalah sebagai berikut:

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)


2. Resistor Variabel

1. Resistor tetap (fixed resistor)


Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap atau tidak berubah-ubah. Untuk resistor tetap,
ciri – cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah – ubah karena pabrik pembuatnya
telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut.
a. Resistor Kawat

Resistor Kawat ini adalah jenis Resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu
rangkaian elektronika masih menggunakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya
bervariasi dan pada umumnya memiliki ukuran dan bentuk fisik agak besar. Resistor Kawat ini
biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ke tahanan yang tinggi
yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi. jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang
adalah jenis Resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada barang keramik kemudian dilapisi
dengan bahan semen. Kemampuan dayanya tersedia dalam ukuran 1 Watt, 2 Watt, 5 Watt dan 10
Watt.

Gambar. Resistor Kawat


b. Resistor Batang Karbon (Arang)

Pada awalnya Resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang
kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaannya. Dapat di
lihat padaTabel Kode Warna.

c. Resistor Keramik atau Porselin

Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis Resistor
yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian dengan perkembangan yang ada telah
dibuat jenis Resistor keramik yang dilapisi dengan lapisan kaca tipis, jenis Resistor ini banyak
dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya
kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai Resistorjenis ini
dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4Watt, 1/3 Watt, 1/2Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Gambar. Resistor Kramik atau Porselin

d. Resistor Film Karbon

Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah


memunculkan jenis Resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam
bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.
Gambar. Resistro Film Karbon

e. Resistor Film Metal

Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai Resistor Film Karbon dan
memiliki keandalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur. Selain
sifat-sifat seperti di atas Resistor Film Metal memiliki toleransi yang rendah. Dengan adanya
kemampuan dan sifat di atas, maka Resistor Film Metal banyak dipergunakan dalam
rangkaian-rangkaian yang menuntut ketelitian yang tinggi seperti peralatan ukur atau peralatan
yang menggunakan teknologi tinggi.

f. Resistor Tipe Film Tebal

Resistor jenis ini bentuknya mirip dengan Resistor Film Metal, namun Resistor ini dirancang
khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah Resistor Film Tebal
dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas
satuan Kilo Volt.

2. Resistor Variabel (Resistor Tidak Tetap)


Dalam bidang elektronika selain Resistor Tetap kita, mengenal pula yang namanya Resistor
Tidak Tetap. Dalam prakteknya Resistor tersebut dikenal pula dengan nama Resistor Yang Dapat
Berubah Nilai atau Resistor Variable.

Yang dimaksud dengan Resistor Tidak Tetap adalah Resistor yang nilai resistansinya
(tahanannya) dapat dirubah-rubah sesuai dengan keperluan dan perubahannya dapat dilakukan
dengan jalan menggeser atau memutar pengaturnya dan beberapa jenis lainnya dapat berubah
sesuai dengan sifat darijenis bahan pembuatnya.

Maksud dan tuiuan dari nemasangan Resistor Tidak Tetan dalam suatu rangkaian adalah dengan
tujuan:

- Untuk mengatur besar kecilnya arus dan tegangan dalam suatu rangkaian
- Sebagai pembagi tegangan

- Sebagai pembagi arus

Dalam prakteknya kita mengenal bermacam-macam Resistor Tidak Tetap di antaranya:

- Potensiometer

- Potensiometer Geser

- Potensiometer Preset

- Trimpot

- NTC (Negative Temperature Coefficieni)

- LDR (Light Dependent Resistor)

- PTC (Positive 7imperature Coefficient)

- VDR (Voltage Dependent Resistor)


Gambar. Macam-macam Resistor

Potensiometer
Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan
keinginan. Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat
atau arang (karbon).

Potensiometer yang dibuat dari kawat adalah jenis Potensiometer lama yang lahir pada generasi
pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan Tabung Hampa (Vacuum Tube).
Potensiometer jenis ini pada umumnya memiliki keandalan yang tinggi. Namun demikian
potensiometer seperti ini sudah jarang dipergunakan lagi karena fisiknya yang besar akan
memakan tempat yang luas. Potensiometer yang terbuat dari kawat ini perubahan nilai
tahanannya adalah bersifat linier dan biasanya diberi tanda dengan huruf B, sedangkan untuk
Potensiometer yang terbuat dari bahan karbon perubahan nilai tahanannya bersifat logaritmis dan
diberi tanda huruf A. Yang dimaksud dengan Potensiometer Linier adalah potensiometer yang
perubahan nilai tahanannya sebanding dengan putaran pengaturnya sedangkan Potensiometer
Logaritmis perubahan nilai tahanannya berdasarkan pcrhitungan logaritma. Bentuk fisik dari
potensiometer adalah seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar Potensio meter

Sesuai dengan pemakaiannya Potensiometer terbagi menjadi:

- Potensiometer yang tidak dilengkapi dengan saklar, potensiometer jenis ini pada umumnya
memiliki nilai tahanan 50 Kilo Ohm, 100 Kilo Ohm dan banyak dipergunakan sebagai pengatur
volume, nada tinggi (treble) dan nada rendah (bass).

- Potensiometer yang dilengkapi saklar, potensiometer jenis ini penggunaannya selain dipakai
sebagai pengatur volume juga berfungsi sebagai saklar (Saklar ON-OFF) pada pesawat Radio
Transistor.

- Potensiometer Ganda (bertingkat), potensiometer ini terdiri dari 2 buah potensiometer yang
dihubungkan menjadi satu dalam satu poros dan biasanya dipergunakan dalarn
rangkaian-rangkaian Stereo.

Bentuk fisiknya seperti Pada Gambar berikut ini:

Gambar. Potensiometer Ganda


Potensiometer Geser
Potensiometer geser juga termasuk sebagai potensiometer pengatur tegangan. Dalam operasinya,
untuk mendapatkan nilai tahanan tertentu dapat dilakukan dengan cara menggeser tangkai
pemegangnya seperti pada gambar disamping kiri.

Gambar. Potensiometer Geser

Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer, bentuk nya kecil dan nilai tahanannya dapat
dirubah-rubah dengan cara memutar lubang coakan dengan menggunakan obeng kecil. Seperti
halnya dengan Potensiometer, Trimpot juga diberi tanda huruf A atau huruf B pada bagian
badannya untuk mengetahui jenis linier atau logaritmis. Trimpot sebagai bahan resistifnya dibuat
dari bahan karbon atau arang.

Potensiotneter Preset
Potensiometer Preset bentuknya sangat kecil dan pengaturannya sama dengan Trimpot yaitu
dengan menggunakan obeng, yang diputar pada bagian lubang coakan. Potensio meter Preset
biasanya dipergunakan untuk penyetelan penyetelan yang bersifat sementara dalam suatu
rangkaian.
NTC dan PTC

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan
dari Positive Temperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah Resistor yang nilai
tahanannya akan menurun apabila temperatur sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC
adalah Resistor yang nilai tahanannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.
Komponen NTC clan PTC biasanya dipergunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur
panas atau juga disebut thermistor. Bentuk fisiknya seperti pada gambar.

LDR (Light Dependent Resistor)

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor yaitu Resistor yang tergantung cahaya,
artinya nilai tahanannya akan berubah-rubah apabila terkena cahaya dan perubahannya
tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.
LDR dibuat dari bahan sejenis semikonduktor. Komponen ini biasanya banyak dipergunakan
sebagai sensor dalam rangkaian-rangkaian tertentu seperti Rangkaian Lampu Taman atau Alarm.
Bentuk fisiknya adalah seperti pada gambar di bawah ini:

VDR (Voltage Dependent Resistor)

VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor yaitu Resistor yang nilai tahanannya
akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar
tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui
VDR akan bertambah besar.

Dengan adanya sifat tersebut, maka VDR sangat baik dipergunakan sebagai alat stabilizer bagi
komponen Transistor. Bentuk fisiknya adalah seperti pada gambar.

Menghitung Nilai Resistor

Beberapa cara untuk menghitung nilai hambatan sebuah resistor adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan tabel kode warna resistor.

2. Menggunakan multimeter secara analog dan digital.

3. Menggunakan software Resistor Color Coder maupun Color Coder (ColCod).

4. Menggunakan Simulasi.

Tabel Kode Warna Resistor


Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa kode, pada
umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan kode angka. Kode warna
ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut.

Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat) merupakan digit
kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali, dan cincin 4 (warna emas) merupakan
toleransi. Setiap warna pada cincin memiliki nilai yang berbeda, untuk mengetahui nilai–nilai
setiap warna tersebut perhatikan tabel berikut ini.

Cara membaca :

a. Gelang I angka puluhan


b. Gelang II angka satuan

c. Gelang III faktor pengali

d. Gelang IV toleransi

Contoh

 Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1

 Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7

 Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102Ω

 Cincin 4 (emas) = toleransi = ± 5%

Jadi nilai resistor tersebut adalah:

 = 17 x 100Ω dengan toleransi ± 5%

 = 1700Ω dengan toleransi ± 5%

Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri, walaupun resistor
memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah jika
terpengaruh oleh faktor eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan
terhadap suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke empat pada
badan resistor.

Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700Ω dengan
toleransi ± 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor tersebut adalah:

Rentang nilai minimum dan maksimum resistor

 1700Ω x 5% = 85Ω

 Nilai minimum = 1700Ω - 85Ω = 1615Ω


 Nilai maksimum = 1700Ω + 85Ω = 1785Ω

Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu adalah 1615Ω-1785Ω.
Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula rentang-nya perubahan nilai tahanan suatu
resistor, atau dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula kualitas resistor
tersebut.

Untuk kode angka cara pembacaannya hampir sama sama dengan kode warna hanya tampilannya
langsung berupa angka.

contoh lain:

Contoh :

Gelang I warna merah

Gelang II warna hijau

Gelang III warna kuning

Gelang IV warna emas

Tentukanlah harga tahanan maksimum dan minimum !

Penyelesaian :

Gelang I warna merah = 2

Gelang II warna hitam = 5

Gelang III warna kuning = 104

Gelang IV warna emas = 5 %

Harga tahanan ideal resistor tersebut adalah 250.000 Ω ± 5 %

Harga tahanan maks = 250.000 + 250000 x 5/100


= 250.000 + 12.500

= 262.500 Ω

Harga tahanan min = 250.000 - 250000 x 5/100

= 250.000 - 12.500

= 237.500 Ω

Jadi, nilai tahanan resistor adalah 237.500 – 262.500 Ω

Menggunakan Multimeter Analog dan Digital

a. Menggunakan multimeter analog

Arahkan saklar ke posisi Ω, untuk

x1 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1 .


x10 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10 .
x100 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 100  .
xI K dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1.000 .
» x1O K dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10.000 .

Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki resistor. Lihat jarum yang deihasilkan, kemudian
kalikan hasil tersebut dengan faktor pengali (xl, x10, x100, x1K, x10 K).
Gambar. Mengukur dengan multimeter analog

b. Menggunakan multimeter digital

Arahkan saklar pemilih menuju ke simbol resistor.


Sambungkan ujung kabel multimeter ke kaki-kaki resistor.
» Lihat panel layar display, akan terlihat besarnya nilai dari tahanan yang diukur.

Gambar Multimeter digital


Menggunakan Software

Beberapa software freeware yang dapat Anda manfaatkan untuk menghitung nilai hambatan
resistor sebagai berikut.

1. Resistor color coder

2. Color
Codes (ColCod)
Tampilan Resistor Color Code

(Download software disini: http://www.mediafire.com/?5fgspvqa3rmfrz8)


Tampilan Color Codes (ColCod)

(Download software disini: http://www.mediafire.com/?dpzm6crxavogqdq)

Rangkaian Seri dan Paralel Resistor

Rangkaian Resistor

1. Rangkaian Seri

Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar. Di bawah
ini contoh resistor yang dirangkai secara seri.

Pada rangkaian seri berlaku rumus:


RTotal = R1 + R2 + R3

2. Rangkain Paralel Resistor

Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil. Di bawah
ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus:

RPengganti = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

KAPASITOR

Pengertian Kapasitor
Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Jadi, sebuah
kapasitor berlainan dengan seuah accu yang dapat menyimpan energi listrik, tetap dengan
disertai reaksi kimia. Pada dasarnya, sebuah kapasitor itu terdiri dari dua konduktor yang disekat
oleh sebuah nonkonduktor. Kapasitor merupakan elemen penting dalam peralatan listrik dan
elektronika modern, terutama dalam radio, televisi, dan peralatan komunikasi. Misalnya pesawat
televisi mempunyai lebih dari 80 buah kapasitor. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday
(1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm 2 yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut.

Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik disebut kapasitas kapasitor dan satuanya
dinyatakan dalam farad. 1 farad adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik 1
coulomb apabila diberi tegangan 1 volt.

Pada dasarnya sebuah kapasitor terdiri dari dua konduktor yang disekat oleh sebuah
nonkonduktor. Kedua konduktor disebut elektroda dan nonkonduktor disebut dielektrikum.

Jumlah muatan per unit tegangan yang dapat disimpan oleh sebuah kondensator disebut dengan
kapasitansi dan dilambangkan dengan C. Kapasitansi ditentukan dengan rumus sebagi berikut :
Keterangan :
C = kapasitansi

q = muatan

V = tegangan

Simbol Kondensator

Simbol kondensator berdasarkan kutubnya dibagi dua, yaitu kondensator yang mempunyai kutub
positif dan negatif, serta kondensator yang tidak mernpunyai kutub.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif)

Lambang kapasitor ( tidak mempunyai kutub)

Simbol untuk kondensator elektrolit pada


skema elektronika sebagai berikut.

Simbol jenis kondensator yang kapasitasnya dapat diubah-ubah sebagai berikut.

Simbol kondensator variable


Simbol kondensator trimmer

Sifat dan Fungsi Kapasitor

Sifat Kapasitor
Kapasitor meneruskan tegangan bolak-balik tetapi tidak meneruskan tegangan rata-rata . Sifat
Kapasitor antara lain dapat:
1. menyimpan muatan listrik
2. menahan arus searah (DC)
3. melewatkan arus bolak-balik (AC)
4. variabel untuk memilih panjang gelombang yang dikehendaki pesawat radio
5. menghindarkan terjadinya loncatan listrik pada rangkaian yang berisi kumparan apabila arus
diputarkan.
6. menyimpan muatan listrik ukuran keci

Fungsi Kapasitor
1. Penyimpan muatan listrik
2. Penghubung ( coupling )
3. Filter frekuensi tertentu
4. Penyimpang arus ( by Pass )
5. Penerus arus AC
6. Filter ( penyaring )

jenis-jenis Kondensator

Pembagian Kapasitor
Pada umumnya kondensator terdiri dari dua (2) bagian yaitu:

1. Kondensator Tetap
Kondensator tetap adalah kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-ubah dan
simbolnya tidak mempunyai tanda panah. kondensator ini dibagi atas tiga macam bentuk
kondensator yaitu:

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)


Kondensator yang bahan di elektrikumnya keramik dan mempunyai kapasitas di bawah satu
mikro farad (1µF). kondensator ini memiliki bentuk bulat tipis, ada yang persegi empat warna
merah, hijau, cokelat dan lain-lain. Kondensator keramik tidak mempunyai kutub positif dan
kutub negatif, dan banyak digunakan pada frekuensi tinggi dan menengah. Mempunyai kapasitas
mulai dari beberapa piko farad sampai dengan ratusan kilopiko farad (KpF). Dengan tegangan
kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

b. Kondensator Mika
Kondensator yang bahan di elektrikumnya mika dan mempuyai kapasitas yang kecil berkisar
antara 50 - 1000 pF. Kondensator mika ini tidak mempunyai kutub positif dan negatif dan
banyak digunakan untuk frekuensi tinggi dan menengah pada radio penerima dan pemancar.

c. Kondensator Polyester
Kondensator yang bahan dielektrikumnya terbuat dari polyester, mempunyai kapasitas di bawah
satu mikro farad dan banyak digunakan pada frekuensi tinggi dan menengah.
d. Kondensator Kertas
Kondensator yang sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio dipasang seri dari
spul osilator ke variabel kondensator.

e. Kondensator Elektrolit (elco)


Kondensator ini mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Kondensator ini hanya dapat
dihubungkan dengan tegangan arus searah dimana dalam pemakaian diingat bahwa kutub positif
harus dihubungkan dengan kaki kondensator yang bertanda positi, sedangkan kutub negatif
dihubungkan dengan kaki kondensator yang bertanda negatif. Kapasitas kondensator ini cukup
besar bila dibandingkan dengan kondensator di atas tadi. Kondensator ini dipergunakan pada
frekuensi rendah misalnya dipergunakan sebagai filter pada sumber daya dengan menggunakan
penyearah. Biasanya pada badan kondensator ini ada tanda kutub positif dan kutub negatif.

2. Kondensator Variabel
Kondensator variable adalah suatu kondensator yang kapasitasnya dapat diubah-ubah dan
simbolnya memakai tanda panah. Kondensator variable ini terkenal dengan nama VARCO.
Bahan di elektrkum kondensator ini umunya udara. Kapasitas dari kondensator ini sangat kecil
(dibawah satu mikro farad) yang berkisar antara 0 – 500 pf . Kondensator variable ini banyak
dipergunakan pada frekwnsi tinggi misalnya untuk isolator dan juga untuk menangkap frekwnsi
radio pemancar. Untuk mengetahui rusaknya VARCO pada pesawat radio hidup kita putar
varconya, maka akan kedengaran suara krosok-krosok dan apabila varco itu juga rusak dapat
menyebabkan penangkap siaran hanya sedikit atau hanya satu saja. Varco ada dua macam yaitu
varco besi dan varco plastik.
a. Kondensator Variabel

Kondensator variabel terbut dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100 pF sampai
500 pF (100pF = 0.000µF). Selain itu, kondensator variabel dengan spul antenna dan spul
osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

b. Kondensator Trimer

Kondensator trimer dipasang parallel dengan variabel kondensator berfungsi untuk


menempatkan pemilihan gelombang frekuensi. Kondensator trimer mempunyai kapasitas di
bawah 100 pF.

Karakteristik, Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Karakteristik Kapasitor
Karakteristik Kapasitor, sbb:

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 10^18
elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki
kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak
1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis:

Q=C.V

C = Capasitansi

Q = Muatan

V = Tegangan

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.
Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10^12) (k A/t)

*besar kapasitansi ini telah ada ketentuannya


Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi : Kondensator tetap (nilai kapasitasnya
tetap tidak dapat diubah). Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco). Kondensator
variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Selain kapasitansi, Tegangan kerja dan Suhu maksimum merupakan karakteristik yang tertera
pada setiap kapasitor.

Simulasi Pengisian dan Pengosongan Kapasitor


Dua hal yang perlu diperhatikan pada suatu kapasitor adalah saat pengisian dan pengosongan
muatannya. Gambar di bawah ini adalah sebuah simulasi proses pengisian dan pengosongan
pada sebuah kapasitor yang dirangkai pada sebuah rangkaian elektronika.

Kapasitor yang sudah diisi (charged) adalah semacam reservoir energi .Dalam pengisian
(charging) dibutuhkan suatu aliran arus dari sumber tegangan . Bila pelat – pelat kapasitor
tersebut hubung singkat dengan suatu penghantar maka akan terjadi pengosongan (discharging)
pada kapasitor yang akan menimbulkan panas pada penghantar tersebut.

Energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan 1 coulomb pada tegangan 1 volt adalah
sebesar 1 joule.

W=Q.V

Keterangan:
Q adalah muatan

V adalah tegangan
Animasi Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Pada saat saklar S dihubungkan ke posisi 1 maka ada rangkaian tertutup antara tegangan V,
saklar S, tahanan R, dan C. Arus akan mengalir dari sumber tegangan Kapasitor melalui tahanan
R. Hal ini akan menyebabkan naiknya perbedaan potensial pada Kapasitor Dengan demikian,
arus akan menurun sehingga pada suatu saat tegangan sumber akan sama dengan perbedaan
potensial pada Kapasitor. Akan tetapi arus akan menurun sehingga pada saat tegangan sumber
sama dengan perbedaan potensial pada Kapasitor dan arus akan berhenti mengalir (I = 0).

Pada saat saklar S dihubungkan pada posisi 2. pada saat itu kapasitor masih penuh muatannya.
Karena itu arus akan mengalir melalui tahanan R. Pada saat sampai terjadi proses pengosongan
kapasitor , tegangan kapasitor akan menurun sehingga arus yang melalui tahanan R akan
menurun. Pada saat kapasitor sudah membuang seluruh muatannya (Vc = 0) sehingga demikian
aliran arus pun berhenti (I = 0).
Aliran arus saat Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
Grafik Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

t = R.C

Keterangan:

t adalah konstanta waktu dalam detik

R adalah konstanta dalam Ohm (Ω)

C adalah kapasitansi dalam farad

Pembacaan Nilai Kondensator

Pembacaan Nilai Kondensator

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan
kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (F), jadi 19 x 105 crn2. Berikut
satuan yang sering digunakan.

 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)

 1 F = 1.000.000 F (piko Farad)

 1 F = 1.000 nF (nano Farad)

 1 nF = 1.000 F (piko Farad)

 1 F = 1.000 F (mikro-mikro Farad)

Pembacaan nilai kondensator diuraikan sebagai berikut.

1. Kondensator keramik

 Jika pada badannya tertulis = 103, nilai kapasitasnya = 10.000 F = 10 KF = 0,01 F.
 Jika pada badannya tertulis = 302, nilai kapasitasnya = 3.000 F 3 KF = 0,003 F.

2. Kondensator polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik, begitu juga cara menghitung nilainya.
Bentuknya persegi empat seperti permen.

Biasanya mempunyai warna merah, hijau, cokelat, dan sebagainya.

3. Kondensator kertas

Kapasitas 200 F - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave/MW) = 190
meter - 500 meter. Kapasitas 1.0 00 F - 2.200 F untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave/SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter. Kapasitas 2.700 F - 6.800 F untuk daerah
gelombang SW 1,2, 3, dan 4 = 13 meter - 49 meter.

Menghitung Nilai Kapasitor

Beberapa cara untuk menghitung nilai kapasitor (kondensator) sebuah adalah sebagai berikut:

1. Menghitung secara manual.

2. Menggunakan multimeter.

3. Menggunakan software Color Coder (ColCod) maupun CNC Freak Capacitor.


Menghitung Secara Manual

Secara umum nilai kondensator sudah tertera pada selubung pembungkusnya. Selain itu, nilai
kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat pada kode tulisan dan kode warnanya.
Kondensator dengan kode warna mempunyai kapasitas kecil dan biasanya terbuat dari polyester.

Contoh: Jika pada badan kondensator tertera 350/450, karakteristik dari kondensator tersebut
mempunyai tegangan kerja maksimum sebesar 350 volt, dan telah diuji (pabrik) pada tegangan
450 volt.

Kode warna yang dipakai adalah seperti yang diterapkan pada kode untuk resistor. Berikut kode
warna kondensator yang membedakan dengan kode warna resistor.

1. Kode D (toleransi)

 hitam = 20%
 putih = 10%

2. Kode E (tegangan)

 merah = 250 Vdc


 kuning = 400 Vdc
Selain pengkodean di atas, ada juga pengkodean seperti pada gambar di bawah ini yang
merupakan gambar darikondensator ektrolit tantalum. Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa
kode A sampai kode C merupakan nilai kapasitas kondensator dalam satuan F, sedangkan kode
D merupakan besarnya tegangan kerja kondensator.

Contoh:

Pembacaan nilai kondensator dari kode kondensator mika di atas adalah 10.000 F = 10 nF =
0,01F

Menggunakan Multimeter

Tujuan utama mengukur kondensator elektrolit atau elco adalah untuk mengetahui keadaan
kondensator tersebut apakah bocor atau tidak. Berikut langkah-langkah mengukur nilai
kondensator dengan menggunakan multimeter.
1. Arahkan saklar ke posisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki).

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki kondensator (kabel hitam ditempelkan pada kaki
positif, sedangkan kabel merah ditempelkan ke kaki negatif).

3. Lihat jarum yang dihasilkan pada papan skala.

 Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri, berarti kondensator baik.
 Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh (di tengah), berarti
kondensator setengah rusak atau aus.
 Jika jarum bergerak ke kanan dan berhenti, berarti kondensator bocor.
 Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator mati.

Menggunakan Software

Beberapa software freeware yang dapat Anda manfaatkan untuk menghitung nilai kondensator
sebagai berikut.

1. Color codes
2. CNC Freak Capasitor
Tampilan Color Codes
(Download software disini: http://www.mediafire.com/?dpzm6crxavogqdq)
Tampilan CNC Freak Capacitor

(Download software disini: http://www.mediafire.com/?x0vtry01s4xhftu)

Rangkaian Seri dan Paralel Kapasitor

Objectives
Rangkaian Kapasitor

Sambungan Seri Kondensator/kapasitor

Kondensator/kapasitor bila dirangkai seri nilai kapasitasnya berbanding terbalik dengan nilai
masing-masing, semakin banyak rangkaiannya semakin kecil nilai kapasitasnya, akan tetapi
tegangan kerjanya bertambah besar.

Sambungan Paralel Kondensator/kapasitor


Kondensator/kapasitor bila paralel nilai kapasitasnya akan bertambah besar dan merupakan
jumlah dari nilai masing-masing, akan tetapi ,tegangan kerjanya tidak berubah.

INDUKTOR

Pengertian Induktor
Induktor (kumparan) yang biasa disebut “Coil” adalah komponen yang tersusun dari lilitan
kawat. Induktor termasuk juga komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Bersama
kapasitor, induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator atau filter yang dapat
beresonansi pada frekuensi tertentu. Dan banyak digunakan pada radio pemancar maupun
penerima. Bentuk dasar sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah coil.
Kumparan/coil ada yang memiliki inti udara, inti besi, atau inti ferit. Nilai/harga dari induktor
disebut sebagai induktansi dengan satuan dasar Henry.

Fungsi Induktor:

1. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet


2. Menahan arus bolak-balik/ac
3. Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
4. Sebagai penapis (filter)
5. Sebagai penalaan (tuning)

Kumparan/coil ada yang memiliki inti udara, inti besi, atau inti ferit. Nilai/harga dari induktor
disebut sebagai induktansi dengan satuan dasar henry.

Simbol Induktor :

Contoh bentuk fisik induktor :


Jenis induktor :

1. Fixed coil, yaitu induktor yang memiliki harga yang sudah pasti. Biasanya dinyatakan
dalam kode warna seperti yang diterapkan pada resistor. Harganya dinyatakan dalam
satuan mikrohenry (μH).
2. Variable coil, yaitu induktor yang harganya dapat diubah-ubah atau disetel. Contohnya
adalah coil yang digunakan dalam radio.
3. Choke coil (kumparan redam), yaitu coil yang digunakan dalam teknik sinyal frekuensi
ting

Konstruksi Induktor

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar,
biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan
feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari
udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga
meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan
menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan
sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian
daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai
lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya yang tinggi mencegah arus eddy.
Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar dikonstruksi dengan
menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kali kawat terlukts
keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat didalam material inti, dinamakan
induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah letaknya,
yang memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan
frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit
pada kabel transmisi.

Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur
tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi
menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi induktansi.
Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.

Fungsi, Jenis-Jenis dan Pengertian Induktor

Dalam elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang cara kerjanya
berdasarkan induksi magnet. Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan kawat
beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan satuannya
Henry disingkat H.

Kaidah tangan kanan

Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa
kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk
menimbulkan medan magnet disebut konduktansi. Satuan induktansi adalah henry (H)
atau milihenry (mH). Untuk memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan
bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut elektromagnet.
Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif terhadap arus DC.

Macam-Macam Induktor
Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :
Induktor dengan inti udara ( air core )

Induktor dengan inti besi

Induktor dengan inti ferit

Induktor dengan perubahan inti


Prinsip Kerja Induktor
Kegunaan Induktor dalam sistem elektronik
Apakah Anda tahu fungsi dari Induktor ?
Induktor dalam rangkaian listrik atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam rangkaian:

Relay

Speaker

Buzzer
Bleeper

Induktor berfungsi sebagai :


1. tempat terjadinya gaya magnet
2. pelipat tegangan
3. pembangkit getaran

Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada :


1. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator
2. frekuensi menengah pada spul MF
3. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul relay
dan spul penyaring

Terjadinya Medan Magnet


Induktansi Searah
Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila
kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang
digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan
magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus
listrik yang melalui kumparan tersebut.

Induktor terhubung sumber tegangan DC

Induktansi Bolak-balik
Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu kumparan
(L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akan
melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan emf (elektro motorive force)
pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi timbal balik (mutual induction). Hal
seperti ini biasanya kita jumpai pada transformator daya.
Induktor terhubung sumber tegangan AC

Perlawanan yang diberikan kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif. Reaktansi


Induktif ini diberi simbol XL dalam satuan Ohm.

XL = 2πfL
Keterangan :
π = 3.14
F = frekwensi arus bolak-balik ( Hz)
L = Induktansi ( Henry )
∞ = kecepatan sudut ( 2πfL)
XL = reaktansi induktif ( Ω )

Pengisian Induktor
Bila kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita
mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang
digulung,a akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan medan
magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus
listrik yang melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :

Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan DC

Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl)
induksi Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л / 2 = 900 dan
arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan perlawanan terhadap
aliran arus
Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan AC

Pengosongan Induktor
Bila arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan bergerak
berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet
dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan tersebut
makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan maka makin lama proses
pengosongannya.

Rangkaian Pengosongan Induktasi

Menghitung Impedansi Induktor


Setelah diperoleh nilai XL maka Impedansi dapat di hitung :

Z disebut impedansi Seri dengan satuan Ω (ohm)

Dari gambar vektor diatas (maaf tidak ada gambar, silahkan cari sendiri), sudut antara
V dengan VR disebut sudut fase atau beda fase. Cosinus sudut tersebut disebut
dengan faktor daya dengan rumus:

Sehingga yang dimaksud dengan factor daya adalah :


Cosinus sudut yang lagging atau leading.
Perbandingan R/Z = resistansi / impedansi
Perbandingan daya sesungguhnya dengan daya semu.

Sifat Induktor terhadap arus AC dan DC


Rangkaian induktor terhadap AC

Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl)
induksi yang besarnya:

bila e = Em sin ωt, maka:

e = Em sin ωt
i = Im sin (ωt – 90), maka:

Besarnya XL = 2.Л.f. L dengan ketentuan :


XL adalah reaktansi induktif (Ω)
Л adalah 3, 14
f adalah frekuensi (Hz)
L adalah induktansi (H)

Rumus yang Berhubungan dengan Induktor


a. Jumlah Lilitan Kawat sebuah Induktor

Keterangan :
N adalah jumlah lilitan
p adalah panjang kawat (centi meter)
r adalah jari-jari kawat (centi meter)
L adalah induktansi ( Henry )

b. Reaktansi Induktif
XL = 2πfL
Keterangan :
XL adalah reaktansi induktif (Ω)
Л adalah 3, 14
f adalah frekuensi (Hz)
L adalah induktansi (H)

c. Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri

Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henry )

d. Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel

Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henry )

e. Nilai Faktor Kualitasnya (Q)

Keterangan :
Q adalah factor qualitas
XL adalah reaktansi induktif (Ω)
R adalah Resistansi (Ω)

f. Rangkaian L dan C Seri


Keterangan :
Q adalah factor daya
V1 adalah tegangan (V)

Rangkaian Induktor
Hubungan Seri
Caranya dengan menghubungkan ujung satu di samping ujung induktor yang satu lagi.
Besar reaktansinya adalah jumlah reaktansi induktif yang dihubungkan seri tersebut.

Rangkaian seri induktor

XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3


LT = L1 + L2 + L3
Contoh :
Jika diketahui :
L1 = 10 mH
L2 = 5 mH
L3 = 4 mH
dengan frekwensi 50 Hz
Maka XLT = 2ΠfL1 + 2ΠfL2 + 2ΠfL3
= 2 x 3,14 x 10 mH +2 x 3,14 x 5 mH +2 x 3,14 x 4 mH
= 5,966 ohm
LT = L1 + L2 + L3 = 19 mH
XLT = jumlah reaktansi induktif
LT = jumlah induksi total

Hubungan Pararel
Hubungan pararel terjadi bila semua ujung induktor digabung menjadi satu dan ujung
yang lainnya juga digabungkan ,kemudian setiap ujung gabungan dengan suatu
sumber tegangan.

Rangkaian paralel induktor


Rangkaian R-L seri

Rangkaian seri R-L dan diagram vektor

Dalam rangkaian seri, besarnya arus pada tiap–tiap beban sama. Akan tetapi, tegangan
tiap–tiap beban tidak sama, baik besar maupun arahnya. Pada beban R, arus dan
tegangan sebesar 900.

Rangkaian Paralel R dan L

Rangkaian parallel R – L

Dalam rangkaian parallel tegangan tiap komponen atau cabang adalah sama besar
dengan tegangan sumber. Akan tetapi, arus tiap komponen berbeda besar dan
fasenya.

Arus tiap komponen ialah :


Arus pada resistor :

arus sefase dengan tegangan

Arus pada induktor :

arus tertinggal dari tegangan sebesar 900

Anda mungkin juga menyukai