Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SISTEM TENAGA II

Oleh :
Anthoni Mario T. Nuban
152045810930

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


KONSENTRASI ENERGI LISTRIK
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Anthoni Mario T. Nuban


NIM : 152045810930
Jurusan : Teknik Elektro Konsentrasi Energi Listrik
Email : anthonimario3@gmail.com
No. HP : 0823.3126.6846

Telah mengikuti, melaksanakan dan menyelesaikan Laporan Praktikum Analisis Sistem


Tenaga II pada Semester Gasal 2018/2019
Dengan nilai : _____ ( ___________ )

Malang,14 Januari 2019

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Dosen Pengampu

Mohammad Muksim, ST. MT Dr. Ir. Sabar Setiawidayat, MT

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Workshop Analisa Sistem Tenaga II ini dengan
baik.

Dengan adanya laporan ini saya mengharapkan agar dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Oleh karena itu, Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr.Ir.Sabar Setiawidayat, MT selaku Dosen Pengajar.


2. Moh Mukhsim ,ST.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro .
3. Serta kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan Laporan
ini.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap agar penyusunan laporan ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 14 Januari 2019

Penyusun

Anthoni Mario T. Nuban

iii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I ANALISIS ALIRAN DAYA ......................................................................................1
1.1 Teorama Aliran Daya .................................................................................................1
1.2 Metode Gauss-Seidel ...................................................................................................1
1.3 Metode Newton Raphson ...........................................................................................3
1.4 Metode Fast De Coupled ............................................................................................4
BAB II ANALISIS GANGGUAN SISTEM DAYA .............................................................16
2.1 Pengantar .....................................................................................................................16
2.2 Gangguan Simetris Sistem Tenaga Listrik ...................................................... 18

2.3 Gangguan Asimetris Sistem Tenaga Listrik .................................................... 20

BAB III ANALISIS STABILITAS ........................................................................................29

3.1 Pengantar .....................................................................................................................29


3.2 Stabilitas single machine ............................................................................................33
3.3 Stabilitas Multi machine.............................................................................................43

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................49

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................49


4.2 Saran ............................................................................................................................56

iv
BAB I
ALIRAN DAYA

1.1 Pendahuluan
Studi aliran daya adalah studi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
aliran daya atau tegangan sistem dalam kondisi operasi tunak. Informasi ini sangat
dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga dan menganalisis kondisi
pembangkitan maupun pembebanan. Analisis ini juga memerlukan informasi aliran daya
dalam kondisi normal maupun darurat.
Masalah aliran daya mencangkup perhitungan aliran dan tegangan sistem pada terminal
tertentu atau bus tertentu. Representasi fasa tunggal selalu dilakukan karena sistem dianggap
seimbang. Di dalam studi aliran daya, bus-bus dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Slack bus atau swing bus atau bus referensi
b. Voltage controlled atau bus generator
c. Load bus atau bus beban
Pada tiap-tiap bus terdapat 4 besaran, yaitu:
a. Daya real atau daya aktif Ρ
b. Daya reaktif Q
c. Harga sekalar tegangan |V|
d. Sudut fasa tegangan θ
Pada tiap-tiap bus hanya ada 2 macam besarran yang ditentukan sedangkan kedua
besaran yang lain merupakan hasil akhir dari perhitungan. Besaran-besaran yang ditentukan
itu adalah:
a. Slack bus;harga skalar |V| dan sudut fasanya θ
b. Voltage controlled bus; daya real P dan harga skalar tegangan |V|
c. Load bus; daya real P dan daya reaktif Q
Slack busberfungsi untuk menyuplai kekurangan daya real P dan daya reaktif Q pada
sistem.
1.2 Studi Aliran Daya dengan Metode Penyelesaian Gauss-Seidel
Persamaan (1-10) adalah persamaan nonlinear pada tiap-tiap simpul dengan 2 variabel
yang belum diketahui. Dengan metode Guss-Seidel, untuk menyelecaikan Vi secara iterasi,
persamaan (1-10) menjadi:
Psch sch
i −jQi +∑ y V(k)
∗(k) ij j
(k+1) V
Vi = i
∑ yij
j≠i (1-11)

Dengan yij adalah admitansi sebenarnya dalam satuan per unit Pisch dan Qsch i adalah
daya aktif dan daya reaktif yang dinyatakan dalam satuan per unit. Dalam penulisan Hukum
Arus Kirchhoff, arus yang memasuki bus i diasumsikan positif. Untuk bus berbeban, daya

1
aktif dan daya reaktif mengalir menjauhi bus Pisch danQsch
i bernilai negatif. Jika persamaan
(1-10) diselesaikan untuk Pi dan Qi maka:
(k+1) ∗(k) (k)
Pi = ℛ {Vi [Vi ∑nj=0 yij − ∑nj=1 yij Vj(k) ]} j≠i (1-12)

Dan
(k+1) ∗(k) (k)
Qi = −𝔍 {Vi [∑nj=0 yij − ∑nj=0 yij Vj ]} j≠i (1-13)

Persamaan aliran daya biasanya dinyatakan dalam elemen matriks admitansi bus
(Ybus). Ybus ditunjukkan dengan Yij=-yij, dan elemen-elemen diagonalnya Yii=∑ yij .
Persamaan (1-11) menjadi:
Psch sch
i −jQi −∑ (k)
∗(k) j≠1 Yij Vj
(k+1) V
i
Vi = (1-14)
Yii

Dan
(k+1) ∗(k) (k) (k)
Pi = ℛ {Vi [Vi Yii + ∑nj=1 Yii Vij ]} j ≠ i (1-15)
(k+1) ∗(k) (k) (k)
Qi = − 𝔍 {Vi [Vi Yii + ∑nj=1 Yij Vj ]} j≠i (1-16)

Pada kondisi pengoperasian normal, besarnya tegangan setiap bus untuk perhitungan
awal diasumsikan sekitar 1,00+jo,0 per unit atau dekat dengan besarnya tegangan slack bus.
Bagian imajiner dari V pada persamaan (1-14) dinyatakan dengan:
2
(k+1) 2 (k+1)
(ei ) + (fi ) = |Vi |2 (1-17)

Atau
(k+1) (k+1) 2
ei = √|Vi |2 − (fi ) (1-18)
(k+1) (k+1) (k+1)
Dengan ei dan fi merupakan komponen imajiner dari tegangan Vi .
Konvergensi dapat dipercepat dengan menerapkan faktor percepatan untuk tiap-tiap
iterasi, yaitu:
(k+1) (k) (k) (k)
Vi = Vi + α(Vi cal − Vi ) (1-19)
Di sini α merupakan faktor percepatan. Nilai α ini tergantung pada setiap sistem dengan
tingkatan 1,3 sampai 1,7 yang disesuaikan untuk jenis sistem.
Tegangan yang didapat sekarang mengganti tegangan sebelumnya dari tiap urutan
persamaan. Proses ini berlanjut sampai komponen real dan imajiner dari teganggan bus
berubah selama iterasi berlangsung, dengan:
(k+1) (k)
|ei − ei | ≤ ∈ (1-20)

2
Atau
(k+1) (k)
|fi − fi | ≤ ∈ (1-21)

Dengan ∈ adalah epsilon yang harganya ditetapkan.


Daya aktif dan daya reaktif pada slack bus dihitung dari persamaan (1-15) dan (1-16).
1.3 Studi Aliran Daya dengan Metode Penyelesaian Newton-Rapshon
Metode Newton memiliki perhitungan lebih baik dari pada metode Gauss-Seidel bila
untuk sistem tenaga yang besar karena lebih efisien dan praktis. Jumlah iterasi yang
dibutuhkan untuk memperoleh pemecahan ditentukan berdasarkan ukuran sistem. Dalam
metode bus i dapat dicari dengan persamaan (1-7). Persamaan tersebut dapat ditulis ulang
menjadi:
𝐼𝑖 = ∑𝑛𝑗=1 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 (1-27)
Persamaan di atas bila ditulis dalam bentuk polar adalah:
𝐼𝑖 = ∑𝑛𝑗=1 |𝑌𝑖𝑗 ||𝑉𝑗 | < 𝜃𝑖𝑗 + 𝛿𝑗 (1-28)

Daya kompleks pada bus i adalah:


𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖∗ 𝐼𝑖 (1-29)
Substitusi dari persamaan (1-28) untuk Ii ke dalam persamaan (1-29) menghasilkan:
𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = |𝑉𝑖 | < −𝛿𝑖 ∑𝑛𝑗=1 |𝑌𝑖𝑗 || 𝑉𝑗 | < 𝜃𝑖𝑗 + 𝛿𝑗 (1-30)
Pisahkan bagian real dan imajiner:
𝑃𝑖 = ∑𝑛𝑗=1 |𝑉𝑖 || 𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 |cos(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-31)

𝑄𝑖 = − ∑𝑛𝑗=1 |𝑉𝑖 || 𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-32)


Persamaan (1-31) dan (1-32) membentuk persamaan aljabar nonlinear dengan variabel
sendiri. Besarnya setiap variabel dinyatakan dalam satuan per unit dan untuk sudut fasa
dinyatakan dalam satuan radian. Persamaan (1-31) dan (1-32) dikembangkan dari deret
Taylor seperti persamaan berikut ini.

3
(𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘)
∆𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 ∆𝛿2
⋯ ⋯
𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 |
⋮ ⋮
(𝑘) ⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ (𝑘)
∆𝑃𝑛 𝜕𝑃𝑛
(𝑘)
𝜕𝑃𝑛 𝜕𝑃𝑛
(𝑘)
𝜕𝑃𝑛
(𝑘) ∆𝛿𝑛
⋮ ⋯ 𝜕𝛿 𝜕|𝑉 | ⋯ 𝜕|𝑉 | ⋮
𝜕𝛿2 𝑛 2 𝑛
______ = __________________ __________________ ________
(𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘)
⋮ 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 ⋮
(𝑘)
⋯ ⋯
𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 | (𝑘)
∆𝑄2 ∆|𝑉2 |
⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
⋮ 𝜕𝑄𝑛
(𝑘) (𝑘)
𝜕𝑄𝑛 𝜕𝑄𝑛
(𝑘)
𝜕𝑄𝑛
(𝑘) ⋮
(𝑘) ⋯ ⋯ (𝑘)
[∆𝑄𝑛 ] [ 𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 | ] [∆|𝑉𝑛 |]

Dalam hal ini bus 1 diumpamakan sebagai slack bus. Matrik jacobian memberikan
(𝑘)
perbandingan linear antara perubahan pada sudut tegangan ∆𝛿𝑖 dan besarnya tegangan
(𝑘) (𝑘) (𝑘)
∆|𝑉𝑖 | dengan sedikit perubahan pada daya aktif (∆𝑃𝑖 ) dan daya reaktif (∆𝑄𝑖 ). Dalam
bentuk singkat dapat ditulis seperti berikut:
∆𝑃 𝐽 𝐽2 ∆𝛿
[ ]=[1 ][ ] (1-34)
∆𝑄 𝐽3 𝐽4 ∆|𝑉|
Banyaknya elemen matriks Jacobian dari persamaan (1-34) ditentukan dengan (2n-2-m) x
(2n-2-m) dengan n adalah banyaknya bus pada sistem, sedangkan m adalah banyaknya
voltge-controlled bused pada sistem. J1 diperoleh (n-1) x (n-1), J2 diperoleh dari (n-1) x (n-
1-m), J3 diperoleh dari (n-m-1) x (n-1) dan J4 diperoleh dari (n-1-m) x (n-1-m).
Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J1 adalah:
𝜕𝑃𝑖
= ∑𝑗≠1|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-35)
𝜕𝛿𝑖

𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-36)
𝜕𝛿𝑗

Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J2 adalah:


𝜕𝑃𝑖
= 2|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | cos 𝜃𝑖𝑖 + ∑𝑗≠𝑖|𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-37)
𝜕|𝑉𝑖 |

𝜕𝑃𝑖
= |𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-38)
𝜕|𝑉𝑗 |

Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J3 adalah:


𝜕𝑄𝑖
= ∑𝑗≠1|𝑉𝑖 | |𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-39)
𝜕𝛿𝑖

𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-40)
𝜕𝛿𝑗

Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J4 adalah:


𝜕𝑄𝑖
= −2|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖 + ∑𝑗≠𝑖|𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | sin (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-41)
𝜕|𝑉𝑖 |

4
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-42)
𝜕|𝑉𝑖 |

(𝑘) (𝑘)
Harga dari ∆𝑃𝑖 dan ∆𝑄𝑖 berbeda antara yang terjadwal dengan nilai perhitungan, dan ini
disebut sisa daya (power residuals) yang diberikan dengan:
(𝑘) (𝑘)
∆𝑃𝑖 = 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑃𝑖 (1-43)
(𝑘) (𝑘)
∆𝑄𝑖 = 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑄𝑖 (1-44)
Perhitungan baru untuk sudut fasa dan tegangan bus adalah:
(𝑘+1) (𝑘) (𝑘)
𝛿𝑖 = 𝛿𝑖 − ∆𝛿𝑖 (1-45)
(𝑘+1) (𝑘) (𝑘)
|𝑉𝑖 | = |𝑉𝑖 | − ∆|𝑉𝑖 | (1-46)
Prosedur penyelesaian studi aliran daya dengan metode Newton-Raphson adalah sebagai
berikut:
1. Pada bus perbeban di mana 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ dan 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ harganya ditentukan. Besarnya tegangan dan
(0) (0)
sudut fasa disamakan dengan niali slack bus atau 1,0 dan 0,0 jadi |𝑉𝑖 | = 1.0 dan 𝛿𝑖 = 0.0.
untuk voltage regulated buses di mana |Vi| dan 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ diatur, sedangkan sudut fasa disamakan
(0)
dengan sudut slack bus, jadi 𝛿𝑖 = 0.
(𝑘) (𝑘)
2. Hitung 𝑃𝑖 dan 𝑄𝑖 pada bus berbeban dengan persamaan (1-31) dan (1-32), dan juga
(𝑘) (𝑘)
∆𝑃𝑖 dan ∆𝑄𝑖 dihitung dengan persamaan (1-43) dan (1-44).
(𝑘) (𝑘)
3. Hitung 𝑃𝑖 dan ∆𝑃𝑖 pada voltage-controlled bused dengan persamaan (1-31) dan (1-32).
4. Hitung elemen-elemen matriks Jacobian; J1, J2, J3, dan J4 dengan persamaan (1-35) sampai
dengan persamaan (1-42).
(𝑘) (𝑘)
5. Hitung harga-harga ∆𝛿𝑖 dan ∆|𝑉𝑖 | dengan persamaan (1-34).
(𝑘+1) (𝑘+1)
6. Hitung harga-harga baru dari sudut fasa dengan tegangan; 𝛿𝑖 dan |𝑉𝑖 | dengan
persamaan (1-45) dan (1-46).
7. Proses ini berlangsung sampai:
(𝑘+1) (𝑘)
|𝑉𝑖 − 𝑉𝑖 | ≤ ∈ (1-47)

1.4 Studi Aliran Daya dengan Metode Penyelesaian Fast-Decoupled

Pada perubahan daya aktif ∆𝑃 adalah kurang sensitif untuk mengubah besarnya tegangan
dan paling sensitif untuk mengubah sudut fasa ∆𝛿. Begitupun daya reaktif kurang sensitif
untuk mengubah sudut fasa dan sangat tergantung pada perubahan besarnya tegangan.
Karena itu sangat masuk akal untuk menjadikan elemen matriks Jacobian pada J 2 dan J3
menjadi matriks nol. Dengan demikian persamaan (1-34) menjadi:

∆𝑃 𝐽 0 ∆𝛿
[ ]=[1 ][ ] (1-48)
∆𝑄 0 𝐽4 ∆|𝑉|

5
𝜕𝑃
∆𝑃 = 𝐽1 ∆𝛿 = [𝜕𝛿 ] ∆𝛿 (1-49)

𝜕𝑃
∆𝑄 = 𝐽4 ∆|𝑉| = [𝜕|𝑉|] ∆|𝑉| (1-50)
Persamaan (1-49) dan (1-50) menunjukkan bahwa persamaan matriks menjadi dua
persamaan decoupled yang membutuhkan waktu lebih sedikit bila dibanding dengan
menggunakan pemecahan persamaan (1-34). Di samping itu dapat dibuat penyederhanaan
agar tidak terjadi perhitungan ulang untuk J1 dan J4 selama iterasi berlangsung. Elemen-
elemen diagonal dari J1 dijelaskan oleh persamaan (1-35) yang dapat ditulis sebagai beriku:

𝜕𝑃𝑖
= ∑𝑛𝑗=1|𝑉𝑖 | |𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) − |𝑉𝑖 |2 |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖
𝜕𝛿𝑖

Ganti suku pertama di atas dengan –Qi seperti yang diberikan oleh persamaan (1-32),
sehingga menjadi:

𝜕𝑃𝑖
= −𝑄 − |𝑉|2 |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖
𝜕𝛿𝑖
= −𝑄 − |𝑉|2 𝐵𝑖𝑖

Dengan 𝐵𝑖𝑖 = |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖 merupakan bagian imajiner dari elemen-elemen diagonal
admitansi matriks bus. 𝐵𝑖𝑖 merupakan jumlah dari elemen yang masuk ke bus i. Dalam
sistem tenaga 𝐵𝑖𝑖 >> Qi, dan Qi dapat diabaikan. Penyederhanaan dapat diperoleh dengan
mengumpamakan |𝑉𝑖 |2 ≈ |𝑉𝑖 | yang mana hasilnya:

𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑖 (1-51)
𝜕𝛿𝑖

Pada keadaan operasi normal, 𝛿𝑗 − 𝛿𝑖 sedikit lebih kecil. Demikian juga persamaan (1-36)
yang diumpamakan 𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ≈ 𝜃𝑖𝑖 sehingga elemen diagonal luar dari J1 menjadi:

𝜕𝑃𝑖
𝜕𝛿𝑗
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 |𝐵𝑖𝑗

Penyederhanaan lebih jauh didapat dengan mengumpamakan |𝑉𝑗 | ≈ 1 . jadi:

𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑗 (1-52)
𝜕𝛿𝑗

Begitu juga, elemen diagonal J4 dijabarkan dengan persamaan (1-41) dapat ditulis sebagai:

𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜗𝑖𝑖 − ∑𝑛𝑗=1|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | sin (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
𝜕|𝑉𝑖 |

Ganti suku kedua dari persamaan diatas dengan –Qi maka yang diberikan oleh persamaan
(1-32) adalah:

6
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖 + 𝑄𝑖
𝜕|𝑉𝑖 |
Karena 𝐵𝑖𝑖 = 𝑌𝑖𝑖 sin 𝜃𝑖𝑖 >> Qi, Qi dapat diabaikan dan persamaan (1-41) menjadi:

𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑖 (1-53)
𝜕|𝑉𝑖 |

Juga pada persamaan (1-42) diumpamakan 𝜃𝑖𝑖 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ≈ 𝜃𝑖𝑖 . Jadi

𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑗 (1-54)
𝜕|𝑉𝑗 |

Dengan perumpamaan persamaan (1-49) dan (1-50) dapat diformulasikan dalam:

∆𝑃
= −𝐵′∆𝛿 (1-55)
|𝑉𝑖 |

∆𝑄
= −𝐵′′∆|𝑉| (1-56)
|𝑉𝑖 |

Disini B’ dan B’’ adalah bagian imajiner dari matriks admitansi Ybus. B’ merupakan matriks
yang baris dan kolomnya disusun mulai dari (n-1), dengan n adalah banyaknya bus pada
sistem. B’’ merupakan suatu harga yang ditentukan dari baris dan kolomnya dengan (n-1-
m), dengan m merupakan banyaknya voltage-regulated buses pada sistem. Karena itu dalam
algoritma aliran daya dengan penyelesaian metode fast decoupled besarnya sudut fasa dan
tegangan dapat dicari dengan:

∆𝑃
∆𝛿 = −[𝐵]−1 |𝑉| (1-57)

∆𝑄
∆|𝑉| = −[𝐵′′]−1 |𝑉| (1-58)

Pemecahan aliran daya dengan metode Fast Decoupled iterasinya lebih banyak bila
dibandingkan dengan metode Newton-Raphson, tetapi untuk setiap proses iterasi dibutuhkan
waktu yang sedikit sementara pemecahan aliran daya dapat diperoleh dengan cepat.
Contoh1.1:
Suatu diagram segaris sistem tenaga lsitrik tiga bus seperti ditunjukkan Gambar 1.1 , dengan
pembangkitan pada bus 1. Harga tegangan pada bus 1 diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2
dan 3. Impedansi-impedansi saluran dalam satuan per unit pada dasar 100 MVA, dan untuk
suseptansi muatan pada saluran diabaikan.
Tentukan aliran daya dan rugi-rugi daya dengan metode :
a. Newton-Raphson
b. Gauss-Seidel
c. Fast Decoupled

7
Penyelesaian:
a. Dengan mengunakan Metode Newton-Raphson
Data impedansi dalam satuan per-unit pada saluran adalah:
𝑧12 = 0.011 + 𝑗0.09
𝑧13 = 0.09 + 𝑗0.07
𝑧23 = 0.0150 + 𝑗0.035

Gambar 1.1 Single Line Diagram

Data beban dalam per unit adalah:


(256,6 + 𝑗110,2)
𝑆2𝑠𝑐ℎ = − = −2,566 − 𝑗1,102𝑝𝑢
100
(138,6 + 𝑗45,2)
𝑆3𝑠𝑐ℎ = − = −1,386 − 𝑗0,452𝑝𝑢
100
Arus setiap saluran dihitung menggunakan persamaan (1-22) dan (1-23).
(0)
Bus 1 adalah slack bus dengan tegagan 𝑉1 = 1,05 + 𝐽0,0. Estimasi tegangan awal untuk 𝑉2 =
(0) (0) (0)
1,0 + 𝑗0,0 dan 𝑉3 = 1,0 + 𝑗0,0. Harga 𝛿1 = 0 dan estimasi 𝛿 awal untuk 𝛿2 = 0 dan 𝛿3 =
0. 𝑉2 , 𝑉3 , 𝛿2 , 𝛿3 selanjutnya secara iterasi dihitung dengan menggunakan persamaan (1-45) dan
(1-46).
Harga daya aktif dan reaktif pada bus 1, 2 dan 3 dihitung dengan menggunakan persamaan (1-
31) dan (1-32). Elemen – elemen matriks jacobian dihitung dengan menggunakan persamaan (1-
35) sampai dengan persamaan (1-42).
Sisa daya (power residual)dihitung dengan menggunakan persamaan (1-43) dan (1-44). Aliran
daya pada setiap saluran dihitung menggunakan persamaan (1-24) dan (1-25). Rugi-rugi daya
pada setiap saluran dihitung dengan mengguanakan persamaan (1-26). Iterasi dari kondisi ini
berhenti bila |𝑉𝑛+1 − 𝑉𝑛 | < 𝜀, dengan ε adalah epsilon yang harganya ditentukan sehingga hasil
programnya dalam bahasa MATLAB sebagai berikut.

8
Hasil Running File Matlab untuk Aliran Daya metode Newton-Raphson
===========================================================================
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM 3 BUS
DENGAN METODE NEWTHON-RAPHSON
OLEH : Anthoni Mario T. Nuban
NIM :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
_____________________________________________________________
! ! DAYA SLACK ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi ! BUS (BUS 1) ! !
! ke !----------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
_____________________________________________________________!

1 211.97 - 307.96i 316.75 + 168.59i -303.9 - 146.4i


2 412.86 - 188.32i 323.04 + 173.76i -309.61 - 150.57i
3 416.56 - 185.84i 323.05 + 173.78i -309.62 - 150.59i
_______________________________________________________________________________
! LANJUTAN I !
_____________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi !----------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
_____________________________________________________________!
1 144.18 - 14.828i -127.03 + 20.734i 5.1263 + 64.554i
2 153.02 - 14.972i -133.73 + 21.619i 5.598 + 68.622i
3 153.1 - 14.968i -133.78 + 21.622i 5.6022 + 68.658i
_______________________________________________________________________________
! LANJUTAN II !
_____________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA ! RUGI-RUGI PADA SALURAN !
! Iterasi ! PADA SALURAN! !
! ke !----------------------------------------------!
! ! S32 ! SL12 ! SL13 !
_____________________________________________________________!
1 -49.559 - 37.541i 12.846 + 22.188i -49.037 + 32.712i
2 -52.326 - 38.781i 13.424 + 23.187i -45.989 + 33.353i
3 -52.338 - 38.785i 13.425 + 23.189i -45.98 + 33.355i

_______________________________________________________________________________
! LANJUTAN III !
_____________________________________________________________
! ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !

9
! Iterasi !----------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
_____________________________________________________________!
1 0.6217 + 1.4506i
2 0.68584 + 1.6003i
3 0.68609 + 1.6009i
_____________________________________________________________
>>

b. Dengan mengunakan Metode Gauss Seidel


Suatu diagram segaris system tenaga listrik tiga bus, dengan pembangkitan pada bus 1. Harga
tegangan bus 1 diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2 dan bus 3. Impedansi- impedansi
saluran dalam satuan per unit pada dasar 100 MVA, dan suseptansi muatan pada saluran
diabaikan. Tentukan aliran daya dan rugi-rugi daya dengan metode Gauss- seidel.

Gambar 1.2 Diagram segaris soal Aliran daya

Hasil Running File Matlab untuk Aliran Daya metode Gauss-Seidel


>> LFGS
===========================================================================
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM 3 BUS
DENGAN METODE NEWTHON-RAPHSON
OLEH : Anthoni Mario T. Nuban
NIM :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
____________________________________________________________
! ! DAYA SLACK ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !

10
! Iterasi ! BUS (BUS 1) ! !
! KE !------------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
____________________________________________________________
1 287.25 - 154.92i 212.24 + 144.87i -205.65 - 133.49i
2 379.09 - 159.91i 291.64 + 150.45i -280.9 - 131.89i
3 405.38 - 173.82i 313.87 + 163.04i -301.38 - 141.48i
4 413.1 - 181.13i 320.24 + 169.58i -307.14 - 146.95i
5 415.46 - 184.12i 322.16 + 172.25i -308.85 - 149.25i
6 416.21 - 185.23i 322.76 + 173.24i -309.37 - 150.11i
7 416.45 - 185.63i 322.96 + 173.59i -309.54 - 150.42i
8 416.53 - 185.76i 323.02 + 173.71i -309.6 - 150.53i
9 416.56 - 185.81i 323.04 + 173.75i -309.62 - 150.57i
__________________________________________________________
! LANJUTAN I !
_____________________________________________________________!
! ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi !--------------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
_____________________________________________________________!
1 75.009 + 10.05i -70.334 - 6.414i 68.094 + 34.123i
2 87.444 + 9.4604i -81.129 - 4.5487i 57.249 + 40.641i
3 91.511 + 10.788i -84.58 - 5.3968i 54.201 + 41.001i
4 92.852 + 11.552i -85.705 - 5.9934i 53.369 + 40.703i
5 93.297 + 11.873i -86.076 - 6.2573i 53.13 + 40.515i
6 93.446 + 11.994i -86.2 - 6.3588i 53.057 + 40.434i
7 93.495 + 12.037i -86.241 - 6.3954i 53.035 + 40.403i
8 93.512 + 12.053i -86.255 - 6.4082i 53.028 + 40.392i
9 93.518 + 12.058i -86.26 - 6.4126i 53.025 + 40.388i
___________________________________________________________
! LANJUTAN II !
___________________________________________________________________!
! ! ALIRAN DAYA ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi ! PADA SALURAN ! !
! ke : !------------------------------------------------------!
! ! S32 ! SL12 ! SL13 !
__________________________________________________________________!
1 -67.227 - 32.1i 6.5884 + 11.38i 4.6754 + 3.6364i
2 -56.499 - 38.891i 10.745 + 18.559i 6.315 + 4.9117i
3 -53.492 - 39.347i 12.481 + 21.558i 6.9311 + 5.3909i
4 -52.674 - 39.083i 13.101 + 22.63i 7.1469 + 5.5587i
5 -52.441 - 38.907i 13.316 + 23i 7.2207 + 5.6161i
6 -52.37 - 38.831i 13.388 + 23.125i 7.2457 + 5.6355i
7 -52.348 - 38.801i 13.413 + 23.168i 7.2541 + 5.6421i
8 -52.341 - 38.791i 13.421 + 23.182i 7.2569 + 5.6443i
9 -52.339 - 38.787i 13.424 + 23.187i 7.2579 + 5.645i

___________________________________________________________
! LANJUTAN III!
_________________________________________________________________
! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !

11
Iterasi !-----------------------------------------------------
ke ! SL23 !
_________________________________________________________________
1 0.86703 + 2.0231i
2 0.74995 + 1.7499i
3 0.70917 + 1.6547i
4 0.69424 + 1.6199i
5 0.68891 + 1.6075i
6 0.68706 + 1.6031i
7 0.68642 + 1.6016i
8 0.6862 + 1.6011i
9 0.68613 + 1.601i

Gambar 1.3 Diagram aliran daya (dalam MW dan MVAr)


c. Dengan mengunakan Metode Fast Decoupled

Suatu diagram segaris system tenaga listrik tiga bus, dengan pembangkitan pada bus 1.Harga
tegangan bus 1 diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2 dan bus 3. Impedansi- impedansi
saluran dalam satuan per unit pada dasar 100 MVA, dan suseptansi muatan pada saluran
diabaikan. Tentukan aliran daya dan rugi-rugi daya dengan metode Fast- Decoupled.

Gambar 1.4 Diagram segaris soal Aliran daya

12
Gambar 1.5 Diagram aliran daya (dalam MW dan MVAr)

Hasil Running File Matlab Untuk Aliran Daya Metode Fast-Decoupled


>> LFFD

===========================================================================
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM 3 BUS
DENGAN METODE FAST-DECOUPLED
OLEH : Anthoni Mario T. Nuban
NIM :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
__________________________________________________________
! ! DAYA SLACK ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi ! BUS (BUS 1)! !
!ke !---------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
__________________________________________________________
1 125.49 - 180.26i 308.05 + 29.962i -298.49 - 13.454i
2 436.72 - 84.883i 367.46 + 92.299i -353.13 - 67.561i
3 480.03 - 112.99i 343.8 + 143.78i -329.94 - 119.85i
4 441.63 - 141.76i 325.57 + 152.27i -312.68 - 130.01i
5 425.89 - 164.2i 327.51 + 160.18i -314.25 - 137.28i
6 425.94 - 176.27i 327.1 + 169.76i -313.55 - 146.36i
7 421.45 - 181.06i 323.69 + 172.48i -310.27 - 149.29i

13
8 417.38 - 183.45i 322.99 + 172.39i -309.62 - 149.29i
9 417.06 - 184.85i 323.45 + 173.11i -310.02 - 149.91i
10 417.21 - 185.41i 323.26 + 173.7i -309.83 - 150.49i
11 416.76 - 185.6i 323.02 + 173.71i -309.6 - 150.53i
12 416.56 - 185.72i 323.05 + 173.68i -309.63 - 150.5i
13 416.61 - 185.8i 323.09 + 173.75i -309.66 - 150.56i

_____________________________________________
! Lanjutan 1 !
__________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi !---------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
__________________________________________________________
1 84.365 - 24.647i -78.059 + 29.551i 80.523 + 14.373i
2 89.719 - 17i -82.912 + 22.294i 53.232 + 3.8143i
3 92.735 - 6.1628i -85.684 + 11.647i 61.778 + 8.5016i
4 94.476 + 2.9823i -87.183 + 2.6905i 64.89 + 30.213i
5 93.862 + 8.1008i -86.616 - 2.4655i 56.074 + 37.964i
6 93.406 + 10.086i -86.201 - 4.4823i 52.923 + 37.225i
7 93.564 + 11.049i -86.318 - 5.4128i 54.026 + 38.566i
8 93.607 + 11.643i -86.343 - 5.9938i 53.758 + 40.201i
9 93.521 + 11.886i -86.266 - 6.2434i 53.009 + 40.289i
10 93.508 + 11.961i -86.254 - 6.3189i 53 + 40.15i
11 93.529 + 12.012i -86.27 - 6.3666i 53.12 + 40.314i
12 93.525 + 12.044i -86.267 - 6.3982i 53.055 + 40.402i
13 93.518 + 12.052i -86.261 - 6.4073i 53.009 + 40.374i

! Lanjutan II !
___________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi ! PADA SALURAN! !
! ke !---------------------------------------------!
! ! S32 ! SL12 ! SL13 !
___________________________________________________________
1 -79.546 - 12.094i 9.5576 + 16.509i 6.3061 + 4.9047i
2 -52.802 - 2.8102i 14.322 + 24.738i 6.8069 + 5.2943i
3 -61.181 - 7.1103i 13.856 + 23.932i 7.0513 + 5.4843i
4 -64.105 - 28.381i 12.889 + 22.262i 7.2936 + 5.6728i
5 -55.369 - 36.318i 13.262 + 22.907i 7.2454 + 5.6353i
6 -52.277 - 35.718i 13.551 + 23.406i 7.2053 + 5.6041i
7 -53.346 - 36.979i 13.422 + 23.183i 7.246 + 5.6358i
8 -53.063 - 38.578i 13.374 + 23.1i 7.2635 + 5.6494i
9 -52.325 - 38.692i 13.428 + 23.194i 7.255 + 5.6428i
10 -52.317 - 38.557i 13.437 + 23.209i 7.2546 + 5.6424i
11 -52.434 - 38.711i 13.421 + 23.182i 7.2587 + 5.6456i
12 -52.368 - 38.8i 13.422 + 23.184i 7.2588 + 5.6458i

14
13 -52.323 - 38.774i 13.427 + 23.192i 7.2579 + 5.6451i

_____________________________________________
! Lanjutan III !
___________________________________________________________
! ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi !---------------------------------------------!
! ke ! S32 ! SL12 ! SL13 !
___________________________________________________________

1 0.97669 + 2.2789i
2 0.4303 + 1.004i
3 0.59625 + 1.3913i
4 0.7853 + 1.8324i
5 0.70519 + 1.6454i
6 0.6461 + 1.5076i
7 0.68022 + 1.5872i
8 0.69553 + 1.6229i
9 0.68452 + 1.5972i
10 0.68277 + 1.5931i
11 0.68675 + 1.6024i
12 0.68678 + 1.6025i
13 0.6857 + 1.6i
_________________________________________________________

15
BAB II
ANALISA GANGGUAN

2.1 Pengantar
Jenis gangguan yang mungkin terjadi pada system tenaga listrik terdiri dari :
a. Gangguan shunt
b. Ganguan seri
c. Gangguan simultan
Tujuan analisis ganguan (hubung singkat) adalah:
Menentukan arus dan tegangan maksimum dan minimum pada bagian-bagian/ titik-titik
tertentu dari sistem tenaga listrik untuk jenis gangguan yang mungkin terjadi, sehingga
dapat ditentukan pola pengamanan, relay dan pemutus (Circuit Breaker) untuk
mengamankan peralatan dan sistem dari keadaan abnormal dalam waktu seminimal
mungkin.
Bila pada suatu jala-jala terjadi gangguan, arus yang mengalir akan ditentukan oleh gaya
gerak listrik (internal emf) dari mesin pada jala-jala, impedansi- impedansinya, dan
impedansi- impedansi pada jala-jala antara mesin-mesin dan titik tempat terjadinya
ganguan tersebut.
Perhitungan arus ganguan pada periode-periode yang berlainan dalam menjelaskan
perubahan- perubahan dalam reaktansi dan tegangan pada suatu mesin serempak pada
saat arus berubah dari nilai mulanya karena timbulnya suatu ganguan ke nilai keadaan
tetapnya.

 Peralihan Pada Rangkaian Seri Rl


Bila suatu tegangan AC dikenakan pada suatu rangkaian yang mengandung nilai-
nilai konstan dari resistansi dan induksi, misalkan tegangan yang dikenakan adalah:
Vmaks sin( wt   ) , dimana t adalah nol pada saat tegangan tersebut dikenakan, maka 
menentukan tegangan tegangan ketika rangkaian itu ditutup. Jika tegangan sesaat
(instantaneous voltage) adalah nol dan meningkatkan kearah pos. Ketika tegangan itu
dikenakan dengan menutup suatu saklar,  adalah nol. Jika tegangan berada pada nilai
sesaat maksimumnya yang pos,  adalah  /2. Persamaan diferensialnya.
di
Vmaks sin( wt   )  Ri  L
dt
Penyelesaian persamaan ini :
Vmaks  
la
i sin wt        l sin    
Z  
Dimana V adalah R 2  WL 
2

Pada saat dikenakan tegangan sebelumnya telah dibicarakan prinsip-prinsip kerja


suatu generator serempak (synchronous generator) yang terdiri dari suatu medan magnet
yang berputar yang membangkitkan suatu tegangan pada kumparan jangkarnya yang
mempunyai resistansi dan reaktansi. Arus yang mengalir bila sebuah generator

16
dihubungkan singkat adalah sama seperti yang mengalir bila suatu tegangan bolak-balik
tiba-tiba dikenakan pada suatu resistansi dan suatu induksi dalam hubungan seri. Tetapi
ada perbedaan- perbedaan yang penting, karena arus dalam jangkar mempengaruhi
medan yang berputar.

 Arus Hubung-Singkat Dan Mesin Serempak


Reaktansi- reaktansi poros langsung (direct-axis) dimana resistansi poros
langsung digunakan untuk menghitung jatuh tegangan yang disebabkan oleh arus jangkar
yang tegak lurus (inquardrature = berbeda fasa 900) dengan tegangan yang dibangkitkan
pada keadaan tanpa beban.
Arus-arus dan reaktansi- reaktansi didefenisikan oleh persamaan-persamaan
berikut ini, yang berlaku untuk sebuah alternator yang bekerja tanpa beban sebelum
terjadinya suatu ganguan tiga fasa pada terminal-terminalnya.

oa Eg
l  
2 Xd
oa Eg
l'  
2 X 'd
oa Eg
l''  
2 X ''d
Dimana :
l = arus keadaan tetap, nilai rms tidak termasuk komponen dc
l'' = arus peralihan, nilai rms tidak termasuk komponen dc
l' ' = arus sub peralihan, nilai rms tidak termasuk komponen dc
Xd = reaktansi serempak poros langsung
X 'd = reaktansi peralihan poros langsung
X ''d = reaktansi sub peralihan poros langsung
Eg = tegangan rms dari suatu terminal ke netral pada keadaan tanpa beban c

Arus sub peralihan l ' ' adalah jauh lebih besar dari arus keadaan tetap l karena
penurunan fluks diantara celah udara mesin yang disebabkan oleh arus jangkar. Jadi suatu
tegangan yang jauh lebih besar dari pada tegangan setelah terjadinya keadaan tetap
diimbas (induced) di dalam gulungan-gulungan jangkar segera setelah terjadi ganguan.
 Tegangan-Tegangan Dalam Mesin Berbeban Dalam Keadaan Peralihan
Suatu generator serempak yang tidak membawa arus pada saat terjadi suatu
ganguan tiga-fasa pada terminal- terminal mesin tersebut. Sebuah generator yang sedang
dibebani pada saat terjadi suatu gangguan. Pada gambar.1 rangkaian ekivalen sebuah
generator yang mempunyai beban tiga-fasa seimbang. Impedansi luar terlihat diantara
terminal-terminal generator dan titik P dimana gangguan itu terjadi. Arus yang mengalir
pada titik P sebelum terjadinya ganguan adalah lt , tegangan pada ganguan adalah vf dan
tegangan terminal generator adalah vt.

17
Rangkian- rangkian ekivalen untuk sebuah generator yang mencatu suatu beban
tiga-fasa seimbang. Terjadinya suatu ganguan tiga-fasa pada P ditirukan (simulated)
dengan menutup saklar S. (a) Rangkaian ekivalen generator yang biasa dalam keadaan-
tetap dengan beban, (b) Rangkaian untuk perhitungan l ”.

Dengan membandingkan rumus-rumus yang sesuai untuk sebuah generator,


tegangan-dalam sub-peralihan dan tegangan-dalam peralihan untuk sebuah motor
serempak adalah :
Em” = vt – jlLXd”
Em” = vt – jlLXd’

2.2 Gangguan Simetris Sistem Tenaga Listrik


Contoh 2.1 :
Suatu sistem tenaga listrik 4 bus seperti ditunjukkan Gambar 2.1, bus 1 dan 2 adalah bus
generator, bus 3 dan 4 adalah bus beban. Nilai besaran listrik pada generator adalah sama,
dengan 11 kV, 100 MVA dan reaktansi peralihan 10%. Begitu juga untuk transformator, nilai
besaran listriknya sama dengan 11 kV, 100 MVA dan reaktansi bocor 5%. Reaktansi-reaktansi
saluran pada dasar 100 MVA, 110 kV. Tentukan arus gangguan tiga fas ke tanah dan arus
hubung singkat pada masing-masing saluran jika terjadi gangguan pada :
Bus 1, Bus 2, Bus 3 dan Bus 4.
Tegangan asumsi tegangan pada setiap bus sebelum gangguan adalah 1 per unit.

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik 4 bus untuk Contoh 2.1

18
Gambar 2.2 Diagram Impedansi pada Contoh 2.1

Hasil Running File Matlab Untuk Gangguan Simetri


>> SC simetri
===========================================================================
PERHITUNGAN ARUS & TEGANGAN SELAMA TERJADI GANGGUAN
GANGGUAN 3 FASA, 1 FASA, ANTAR FASA & 2 FASA KE TANAH
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2017
===========================================================================
a. GANGGUAN TIGA FASA SEIMBANG PADA BUS 3
DENGAN IMPEDANSI GANGGUAN Zf = j0.1
=----------------------------------------=
= HASIL PERHITUNGAN UNTUK : =
=----------------------------------------=
1. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= I3_012_F Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= 0 =
= 0.980 -90 =
= 0 =
=----------------------------------------=
2. ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= I3_abc_F Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=

19
= 0.980 -90 =
= 1.895 -178 =
= 1.363 46 =
=----------------------------------------=
3. TEGANGAN PADA MASING-MASING BUS
SELAMA TERJADI GANGGUAN UNTUK
FASA A
=----------------------------------------=
= V1(F) = 0.87255 per unit =
= V2(F) = 0.88235 per unit =
= V3(F) = 0.78431 per unit =
=----------------------------------------=
4. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN UNTUK
FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_F = 0.0784 -90 =
= I13_F = 0.5882 -90 =
= I23_F = 0.3922 -90 =
=----------------------------------------=

2.3 Gangguan Asimetris Sistem Tenaga Listrik


Contoh 3.1 :
Diagram satu garis dari sistem tenaga yang sederhana diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Netral setiap generator diketanahkan melalui reaktor pembatas arus dengan 0,25/3 per
unit pada base/dasar 100 MVA. Data sistem yang dinyatakan dalam satuan per unit pada
base/dasar 100 MVA yang diperalihkan pada Tabel 1. Generator beroperasi tanpa beban
pada tegangan rating dan frekuensi rating dengan ggl dalam fasa.
Tentukan arus gangguan untuk :
a. Gangguan tiga fasa seimbang pada bus 3 melalui impedansi gangguan Zf = j0,18 per
unit.
b. Gangguan satu fasa ke tanah pada bus 3 melalui impedansi gangguan Zf = j0,18 per
unit.
c. Gangguan fasa ke fasa pada bus 3 melalui impedansi gangguan Zf = j0,18 per unit.
d. Gangguan dua fasa ke tanah pada bus 3 melalui impedansi gangguan Zf = j0,18 per
unit.
Tabel 1. Data sistem untuk Contoh 3.1
Item Dasar MVA Rating Tegangan X1 X2 X0
G1 100 20 kV 0,15 0,15 0,05
G2 100 20 kV 0,15 0,15 0,05
T1 100 20/220 kV 0,10 0,10 0,10

20
T2 100 20/220 kV 0,10 0,10 0,10
L12 100 220 kV 0,35 0,35 0,30
L13 100 220 kV 0,15 0,15 0,35
L23 100 220 kV 0,25 0,25 0,40

G1 G2

T1 T2

1 2

Gambar 2.3 Single Line Diagram untuk Contoh 3.1

Gambar 2.4 Diagram Impedansi Urutan Positif untuk Contoh 3.1

21
Gambar 2.5 Diagram Impedansi Urutan Nol untuk Contoh 3.1

Hasil Running File Matlab Untuk Gangguan Asimetri

===========================================================================
PERHITUNGAN ARUS & TEGANGAN SELAMA TERJADI GANGGUAN
GANGGUAN FASA.
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :1520458210930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================

a. GANGGUAN SATU FASA KE TANAH PADA BUS 3


MELALUI SUATU IMPEDANSI GANGGUAN
Zf= j0.1
=----------------------------------------=
= HASIL PERHITUNGAN UNTUK
=----------------------------------------=
1. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I3_012_F = 0.3135 -90 =
=----------------------------------------=
2. ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=

22
= I3_abc_F Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= 0.9404 -90 =
= 0 =
= 0 =
=----------------------------------------=
3. KOPONEN SIMETRIS TEGANGAN BUS SELAMA
GANGGUAN
=----------------------------------------=
= (dalam satuan per unit) =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = -0.0439 =
= 0.9592 =
= -0.0408 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = -0.0204 =
= 0.9624 =
= -0.0376 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = -0.1097 =
= 0.9310 =
= -0.0690 =
=----------------------------------------=
4. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1_abc_F = 0.8746 0 =
= 1.8936 -88.15 =
= 1.4222 135.01 =
=----------------------------------------=
= V2_abc_F = 0.9044 0 =
= 1.8974 -87.54 =
= 1.4055 134.51 =
=----------------------------------------=
= V3_abc_F = 0.7524 0 =
= 1.8655 -89.34 =
= 1.4694 135.35 =
=----------------------------------------=
5. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_012 = 0.0784 -90 =
= 0.0251 -90 =
= 0.0251 -90 =
=----------------------------------------=

23
= I13_012 = 0.1881 -90 =
= 0.1881 -90 =
= 0.1881 -90 =
=----------------------------------------=
= I23_012 = 0.1254 -90 =
= 0.1254 -90 =
= 0.1254 -90 =
=----------------------------------------=
6. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_abc_F = 0.1285 -90 =
= 0.0601 -114 =
= 0.0601 -114 =
=----------------------------------------=
= I13_abc_F = 0.5643 -90 =
= 0.1821 =
= 0.1821 =
=----------------------------------------=
= I23_abc_F = 0.3762 -90 =
= 0.1214 =
= 0.1214 =
=----------------------------------------=

c. GANGGUAN FASA KE FASA PADA BUS 3


MELALUI SUATU IMPEDANSI GANGGUAN
Zf= j0.1
=----------------------------------------=
= HASIL PERHITUNGAN UNTUK
=----------------------------------------=
1. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I3_012 = 0 =
= 0.8065 -90 =
= 0.8065 90 =
=----------------------------------------=
2. ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
= I3_abc(F) = 0 =
= -2.3371 =
= 2.3371 =
=----------------------------------------=
3. KOMPONEN SIMETRIS TEGANGAN BUS
SELAMA GANGGUAN

24
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = 0 =
= 0.8952 =
= 0.1048 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = 0 =
= 0.9032 =
= 0.0968 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = 0 =
= 0.8226 =
= 0.1774 =
=----------------------------------------=
4. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1-abc(F) = 1 0 =
= 1.6288 -91.58 =
= 1.1078 143.29 =
=----------------------------------------=
= V2-abc(F) = 1 0 =
= 1.6519 -91.26 =
= 1.1288 142.60 =
=----------------------------------------=
= V3-abc(F) = 1 0 =
= 1.4231 -94.94 =
= 0.9281 150.87 =
=----------------------------------------=
5. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_012 = 0 0 =
= 0.0645 -90 =
= 0.0645 90 =
=----------------------------------------=
= I13_012 = 0 0 =
= 0.4839 -90 =
= 0.4839 90 =
=----------------------------------------=
= I23_012 = 0 0 =
= 0.3226 -90 =
= 0.3226 90 =
=----------------------------------------=
6. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN

25
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 2-1 (I21(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -0.187 =
= fasa c = 0.187 =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 1-3 (I13(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -1.402 =
= fasa c = 1.402 =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 2-3 (I23(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -0.935 =
= fasa c = 0.935 =
=----------------------------------------=

d. GANGGUAN DUA FASA KE TANAH PADA BUS 3


MELALUI SUATU IMPEDANSI GANGGUAN
Zf= j0.1
=----------------------------------------=
= HASIL PERHITUNGAN UNTUK
=----------------------------------------=
1. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I13_012 = 0.1748 90 =
= 2.3601 -90 =
= 2.1853 90 =
=----------------------------------------=
2. ARUS FASA PADA BUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I3-abc(F) = 0 =
= 7.0143 -161.99 =
= 7.0330 22.41 =
=----------------------------------------=
3. TOTAL ARUS GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=

26
= I3-F-T = 0.5399 108 =
=----------------------------------------=
4. KOMPONEN SIMETRIS TEGANGAN BUS
SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = 0.0245 =
= 0.6932 =
= 0.2841 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = 0.0114 =
= 0.7168 =
= 0.2622 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = 0.0612 =
= 0.4808 =
= 0.4808 =
=----------------------------------------=
5. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1-abc(F) = 1.0017 0 =
= 1.0859 -101.33 =
= 0.6608 169.47 =
=----------------------------------------=
= V2-abc(F) =0.9904 0 =
= 1.1496 -100.17 =
= 0.7125 164.89 =
=----------------------------------------=
= V3-abc(F) =1.0227 0 =
= 0.6048 -129.84 =
= 0.6048 -129.84 =
=----------------------------------------=
6. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I12_012 = 0.0437 -90 =
= 0.1888 90 =
= 0.1748 -90 =
=----------------------------------------=
= I13_012 = 0.1049 90 =
= 1.4161 -90 =
= 1.3112 90 =
=----------------------------------------=
= I23_012= 0.0699 90 =

27
= 0.9441 -90 =
= 0.8741 90 =
=----------------------------------------=
7. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I12_abc_F = 0.0297 -90 =
= 0.5527 15.07 =
= 0.5746 -154.85 =
=----------------------------------------=
= I13_abc_F = 0 =
= 4.2086 -161.99 =
= 4.2198 22.41 =
=----------------------------------------=
= I23_abc_F = 0 =
= 2.8057 -161.99 =
= 2.8132 22.41 =
=----------------------------------------=

28
BAB III
ANALISIS STABILITAS

3.1 Pengantar
 Persamaan Ayunan(Swing Equation)
Untuk melakukan analisis kestabilan suatu sistem tenaga listrik, maka hal pertama
yang harus dilakukan adalah membangun model matematika yang dapat menggambarkan
dinamika sistem tenaga listrik saat ada gangguan besar. Model matematika yang dipakai
untuk pembangkit listrik adalah persamaan ayunan (swing equation) Persamaan ayunan
adalah persamaan yang mengatur gerakan rotor suatu mesin serempak didasarkan pada
prinsip dalam dinamika yang menyatakan :Momen putar percepatan (accellarating
torque) adalah hasil kali momen kelembaban (moment of inertia) rotor dan percepatan
sudutnya” Untuk generator serempak, persamaan ayunan ditulis8) :

Dengan :
J = Momen inersia dari massa rotor (kg-m2 )
M = Pergeseran sudut rotor terhadap sumbu yang stasioner (radianmekanis)
t= Waktu (detik)
Tm = Momen putar mekanis atau poros (penggerak) yang diberikan oleh penggerak mula
dikurangi dengan momen putar perlambatan (retarding) yang disebabkan oleh rugi-rugi
perputaran (N-m)
Te = Momen putar elektris (N-m)

Jika Tm dan Te dianggap positif untuk generator serempak berarti bahwa Tm


adalah resultan momen putar poros yang mempunyai kecendrungan untuk mempercepat
rotor dalam arah m yang positif.Prinsip dasar ini diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut.
Untuk generator yang bekerja dalam keadaan diam maka Tm = Te, dalam keadaan ini
tidak ada percepatan ataupun perlambatan terhadap massa rotor , sedang kecepatan tetap
resultan adalah kecepatan serempak. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan suatu
percepatan (Tm > Te) atau perlambatan (Tm < Te)

29
Gambar 3.1.Representasi suatu rotor mesin yang membandingkan arah perputaran serta
medan putar mekanis dan elektris.
Karena m diukur terhadap sumbu diam pada stator maka untuk mengukur posisi sudut
rotor terhadap sumbu yang berputar dengan kecepatan sinkron maka :

Dengan : ωsm = Kecepatan serempak mesin ( rad-mekanis / detik)


m = Pergeseran sudut rotor terhadap sumbu yang berputar dalam kecepatan serempak
dm /dt = Penyimpangan kecepatan rotor keadaan serempak (rad/dtk)

Persamaan ayunan dalam hubungan dengan moment sudut adalah :

Grafik dalam penyelesaian persamaan diatas disebut ”Kurva Ayunan” (swing


curve) mesin, dan dengan meneliti kurva ayunan semua mesin dalam sistem daya yaitu
diselesaikan dalam besaran terhadap waktu, maka akan terlihat grafik penyelesaian
mesin akan tetap serempak sekalipun terjadi gangguan.

 Persamaan Sudut Daya


Sudut daya adalah besarnya perbedaan sudut fasor antara tegangan pada bus
pembangkit dengan tegangan di bus penerima. Suatu sistem yang mengalami gangguan
akan membuat sudut daya menjadi membesar dan akan mengecil bila sudah distabilkan.
Untuk mempermudah penyelesaian permasalahan diperlukan beberapa asumsi anatara
lain:
1. Masukan daya mekanis dari penggerak mula Pm dianggap konstan.
2. Keluaran daya lsitrik Pe dapat berubah sesuai dengan kecepatan rotor yang
mengalami percepatan, perlambatan atau tetap pada kecepatan serempak.
3. Pada kondisi daya mekanik (Pm) sama dengan daya elektrik (Pe) mesin
berkerja dalam kecepatan serempak kondisi tetap.
4. Bila Pe berubah dari nilai rotornya menyimpang dari kecepatan serempak
artinya perubahan Pe ini ditentukan oleh keadaan aliran daya (Load Flow
Equation) hal ini disebabkan karena pengaruh kecepatan mesin pada
tegangan diabaikan.
Gangguan jaringan listrik yang disebabkan perubahan yang hebat atau oleh
bekerjanya pemutus rangkaian (MCB) dapat mengakibatkan output generator (Pe)
berubah dengan cepat sehingga menimbulkan perubahan elektromekanis. Gambar
2.3.adalah gambaran skema generator yang mencatu daya melalui sistem tranmisi yang
terdiri dari komponen rangkaian pasif linear seperti Transformator, saluran Transmisi,
Kapasitor dan Reaktansi peralihan generator. Karena itu tegangan E1’ mewakili tegangan

30
dalam transien generator pada rel 1, sedang E2 ’ pada ujung penerima dianggap sebagai
tegangan tak hinggga yang reaktansi peralihannya sudah dimasukkan dalam jaringan.

Gambar 3.2. Skema jaringan untuk studi kestabilan


Matrik admitansi rel untuk jala-jala jaringan pada gambar diatas dinyatakan dalam 2 buah
simpul yaitu :

Sedang hubungan antara daya nyata dan daya reaktif dari kedua generator dirumuskan
sebagai berikut :

Karena P1 mewakili keluaran daya listrik dari generator (rugi jangkar diabaikan) kita
telah menggantinya dengan Pe pada gambar (2.20) yang disebut persamaan sudut daya,
grafik yang dibuat sebagai fungsi dinamakan lengkung (kurva) sudut daya, untuk
konfigurasi jaringan tertentu Pe, Pmaks = konstanta. Persamaan sudut daya yang untuk
jala-jala reaktansi murni adalah

XT = Reaktansi transfer antara E1 ’ dan E2

 Pemodelan Mesin Majemuk Studi Kestabilan Peralihan


Langkah pertama dalam analisis peralihan mesin majemuk ini adalah harus
diketahui nilai untuk daya aktif, daya reaktif, dan tegangan pada setiap rel generator dan
rel beban dengan semua sudutnya yang diukur terhadap rel berayun. Tegangan dalam
peralihan masing-masing generator kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan :
E'= Vt + jXd'I
Dengan : Vt = Tegangan terminal yang bersesuaian
I = Arus keluaran
Xd’= Reaktansi peralihan.

31
Masing-masing beban diubah menjadi admitansi konstan ke tanah pada relnya dengan
menggunakan pesamaan :

Dengan : PL + jQL = Beban


VL = Tegangan rel yang bersesuaian
Matriks admitansi rel dan admitansi beban shunt (seperti gambar 2.4 diatas) yang diubah
dengan keadaan yang bersesuaian dengan jaringan yang mengalami gangguan yaitu
sebelum gangguan, selama gangguan dan setelah gangguan.
Aliran daya ke dalam jala-jala dari setiap generator dihitung dihitung dari persamaan
sudut daya yang bersesuaian yaitu

Dengan : Pei = Daya keluaran listrik generator i


Pni = Daya masukan mekanik generator i
Untuk melukiskan gerakan dari setiap rotor pada periode gangguan dan periode setelah
gengguan, penyelesaianya tergantung pada letak dan lamanya gangguan serta Y rel yang
ditimbulkan bila saluran yang terganggu tersebut diputuskan.

 Waktu Pemutusan Kritis


Pada Gambar 2.8, luas A1 yang diarsir tergantung pada waktu yang diperlukan
untuk menghilangkan gangguan.

Gambar 3.1.Lengkung sudut daya yang menunjukkan sudut pemutusan kritis cr,
Luas A1 dan A2 adalah sama.
Pada Gambar 2.8, luas A1 yang diarsir tergantung pada waktu yang diperlukan
untuk menghilangkan gangguan. Jika ada keterlambatan dalam pemutusan gangguan ini,
sudut cr akan bertambah sehingga luas bagian yang diarsir A1 dan juga bertambah, untuk
mengembalikan rotor pada kecepatan serempak pada sudut ayunan maksimal maks yang
lebih besar. Jika keterlambatan tersebut di atas diperpanjang sedemikian rupa sehinggga

32
sudut rotor berayun melebihi sudut maks maka kecepatan rotor pada titik itu dalam
lengkung sudut daya adalah lebih besar dari kecepatan serempak ketika didapat lagi daya
percepatan positif. Dengan adanya pengaruh daya percepatan positif ini, sudut akan
meningkat tanpa batas dan terjadilah ketidakstabilan. Oleh karena itu kita temukan sudut
kritis untuk pemutusan (clearing) gangguan disebut sudut pemutusan kritis cr (critical
clearing angle).Sedang waktu kritis yang diperlukan untuk menghilangkan gangguan
disebut waktu pemutusan kritis tcr (critical clearing time).
Perhitungan untuk sudut pemutusan kritis dan waktu pemutusan kritis sebagai
berikut, Luas segi empat A1 adalah :

Dengan memasukkan maks dan Pm ke dalam persamaan (2.28) maka akan diperoleh :

Sudut pemutusan kritis, nilai cr adalah :

Disini akan diperoleh :

3.2 Stabilitas single machine


 Soal Stabilitas single machine

Soal 1 : Sebuah Generator serempak mempunyai konstanta kelembaman H= 5 MJ/MVA


dan reaktansi transien sumbu langsung Xd = 0,3 per unit , di hubungkan ke infinite bus
melalui rangkaian reaktif murni seperti di tunjukkan pada gambar 4.5. Generator
mengalirkan daya nyata P= 0,8 per unit dan reaktif Q= 0,074 per unit . Tegangan pada
infinite bus V = 1 unit.
A) Gangguan tiga fasa sesaat terjadi pada salah satu sisi kirim saluran pada titik F.
Setelah gangguan berakhir,kedua saluran tetap utuh. Tentukan sudut pemutusan

33
kritis dan waktu pemutusan kritis.
B) Gangguan tiga fasa terjadi pada salah satu pertengahan saluran, gangguan berakhir
dan saluran terganggu di isolasi. Tentukan sudut pemutus kritisnya.

Gambar 3.2. Diagram segaris soal stabilitas

Soal 2 : Dalam sistem pada gambar 3.2, suatu gangguan tiga fasa pada salah satu pertengahan
saluran. Dapatkan penyelesaian secara numerik dari persamaan ayunan untuk 1,0 detik dengan
menggunakan Euler dan Runge Kutta orde 4 dengan ukuran step ∆t = 0,01 detik. Gangguan di
putuskan pada 0,30 : 0,5 atau 0,40 detik.

Hasil Running File Matlab Untuk Single Machine


SINGLEMACHINE
>> Stblsinglemesin

===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================

=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) = 0.30
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !

34
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213

35
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
==========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461

>> Stblsinglemesin
===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================

36
=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) =0.5
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107

37
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
K4 = 0.050061
! 0.30 ! 77.352 ! 4.914 !
K4 = 0.050959
! 0.31 ! 80.194 ! 5.006 !
K4 = 0.051843
! 0.32 ! 83.088 ! 5.096 !
K4 = 0.052717
! 0.33 ! 86.033 ! 5.184 !
K4 = 0.05359
! 0.34 ! 89.028 ! 5.272 !
K4 = 0.054467
! 0.35 ! 92.074 ! 5.359 !
K4 = 0.055357
! 0.36 ! 95.169 ! 5.447 !
K4 = 0.056266
! 0.37 ! 98.316 ! 5.536 !
K4 = 0.057205
! 0.38 ! 101.513 ! 5.627 !
K4 = 0.058179
! 0.39 ! 104.764 ! 5.720 !
K4 = 0.0592
! 0.40 ! 108.069 ! 5.818 !
K4 = 0.060275
! 0.41 ! 111.432 ! 5.920 !
K4 = 0.061414
! 0.42 ! 114.854 ! 6.028 !
K4 = 0.062626
! 0.43 ! 118.340 ! 6.141 !
K4 = 0.063922
! 0.44 ! 121.893 ! 6.263 !
K4 = 0.065312
! 0.45 ! 125.518 ! 6.392 !

38
K4 = 0.066805
! 0.46 ! 129.220 ! 6.531 !
K4 = 0.068414
! 0.47 ! 133.004 ! 6.681 !
K4 = 0.070148
! 0.48 ! 136.877 ! 6.841 !
K4 = 0.07202
! 0.49 ! 140.846 ! 7.015 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
=========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461
omega = 11.97
omega = 12.233
omega = 12.443
omega = 13.006
omega = 13.357
omega = 13.921
omega = 14.394
omega = 14.926
omega = 15.184
omega = 15.535

39
omega = 15.916
omega = 16.479
omega = 16.572
omega = 16.928
omega = 17.193
omega = 17.656
omega = 17.786
omega = 18.06
omega = 18.265
omega = 18.357

===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================

=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) =0.40
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !

40
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
K4 = 0.050061
! 0.30 ! 77.352 ! 4.914 !
K4 = 0.050959
! 0.31 ! 80.194 ! 5.006 !
K4 = 0.051843
! 0.32 ! 83.088 ! 5.096 !
K4 = 0.052717
! 0.33 ! 86.033 ! 5.184 !
K4 = 0.05359

41
! 0.34 ! 89.028 ! 5.272 !
K4 = 0.054467
! 0.35 ! 92.074 ! 5.359 !
K4 = 0.055357
! 0.36 ! 95.169 ! 5.447 !
K4 = 0.056266
! 0.37 ! 98.316 ! 5.536 !
K4 = 0.057205
! 0.38 ! 101.513 ! 5.627 !
K4 = 0.058179
! 0.39 ! 104.764 ! 5.720 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
==========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461
omega = 11.97
omega = 12.233
omega = 12.443
omega = 13.006
omega = 13.357
omega = 13.921
omega = 14.394

42
omega = 14.926
omega = 15.184
omega = 15.535
>>

Gambar 3.3 kurva single machine dengan waktu pemutusan 0.30; 0.5 dan 0.40 detik

3.3 Stabilitas Multi Machine


 Soal Stabilitas Multi Mesin

Soal 1 : Suatu sistem transmisi 230 kV, 60 Hz mempunyai dua buah generator dan sebuah
infinite bus seperti di tunjukkan pada gambar 4.7. Data saluran dan transformator di berikan
dalam tabel 3.2. Suatu gangguan tiga fasa terjadi pada saluran 4-5 dekat bus 4.Dengan
menggunakan data dari penyelesaian aliran daya sebelum gangguan yang.
Tentukanlah kurva ayunan untuk masing-masing mesin selama 1,4 detik dan waktu pemutusan
0,20 detik dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde 4 dengan harga-harga reaktansi dan
H yang dinyatakan dalam dasar 100 MVA. Generator–generator dinyatakan sebagai berikut :
Generator 1 : 400 MVA,20 KV , Xd = 0,054 persatuan H = 11.2 MJ/MVA
Generator 2 : 250 MVA,18 KV , Xd=0,11 persatuan H = 8 MJ/MVA

43
Gambar 3.4 Diagram segaris Stabilitas Multi mesin
Tabel 3.1. Data Saluran dan Transformator (semua harga dalam pu)

Tabel 3.2. Data Saluran dan Nilai aliran daya pra gangguan
(semua harga dalam pu pada dasar 230kV, 100 MVA)

Hasil Running File Matlab Untuk Multi Machine


MULTI MACHINE
===========================================================================
HARGA DELTA & OMEGA SETIAP MESIN MELALUI PENYELESAIAN SECARA NUMERIK
DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 UNTUK SISTEM MULTI MESIN
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
NIM : 152045810930
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2019
==========================================================================
== WAKTU !DELTA 1 !DELTA 2 ! OMEGA 1 ! OMEGA 2 ==
== detik) !(derajat) !(derajat) ! (radian/detik)! (radian/detik) ==
========================================================================
Waktu Pemutusan (detik) = 0.2

44
========================================================================
! 0.00 ! 22.460 ! 20.725 ! 0.000 ! 0.000 !
! 0.01 ! 22.628 ! 20.713 ! 0.589 ! -0.043 !
! 0.02 ! 23.135 ! 20.676 ! 1.178 ! -0.086 !
! 0.03 ! 23.978 ! 20.615 ! 1.767 ! -0.127 !
! 0.04 ! 25.160 ! 20.530 ! 2.356 ! -0.168 !
! 0.05 ! 26.678 ! 20.423 ! 2.945 ! -0.206 !
! 0.06 ! 28.535 ! 20.295 ! 3.534 ! -0.241 !
! 0.07 ! 30.728 ! 20.147 ! 4.123 ! -0.274 !
! 0.08 ! 33.260 ! 19.982 ! 4.712 ! -0.303 !
! 0.09 ! 36.128 ! 19.801 ! 5.301 ! -0.328 !
! 0.10 ! 39.335 ! 19.606 ! 5.890 ! -0.350 !
! 0.11 ! 42.878 ! 19.401 ! 6.480 ! -0.367 !
! 0.12 ! 46.760 ! 19.186 ! 7.069 ! -0.380 !
! 0.13 ! 50.978 ! 18.966 ! 7.658 ! -0.388 !
! 0.14 ! 55.535 ! 18.743 ! 8.247 ! -0.391 !
! 0.15 ! 60.428 ! 18.519 ! 8.836 ! -0.390 !
! 0.16 ! 65.660 ! 18.297 ! 9.425 ! -0.383 !
! 0.17 ! 71.228 ! 18.081 ! 10.014 ! -0.372 !
! 0.18 ! 77.135 ! 17.872 ! 10.603 ! -0.357 !
! 0.19 ! 83.378 ! 17.673 ! 11.192 ! -0.336 !
----------------------- Waktu Pemutusan ---------------------------
! 0.21 ! 89.960 ! 17.487 ! 11.781 ! -0.312 !
! 0.22 ! 96.444 ! 17.296 ! 10.856 ! -0.355 !
! 0.23 ! 102.402 ! 17.082 ! 9.944 ! -0.392 !
! 0.24 ! 107.845 ! 16.848 ! 9.058 ! -0.423 !
! 0.25 ! 112.789 ! 16.598 ! 8.207 ! -0.449 !
! 0.26 ! 117.257 ! 16.335 ! 7.398 ! -0.467 !
! 0.27 ! 121.275 ! 16.063 ! 6.634 ! -0.479 !
! 0.28 ! 124.868 ! 15.787 ! 5.915 ! -0.484 !
! 0.29 ! 128.062 ! 15.510 ! 5.243 ! -0.481 !
! 0.30 ! 130.884 ! 15.237 ! 4.614 ! -0.472 !
! 0.31 ! 133.358 ! 14.971 ! 4.027 ! -0.455 !
! 0.32 ! 135.506 ! 14.716 ! 3.477 ! -0.432 !
! 0.33 ! 137.349 ! 14.477 ! 2.961 ! -0.402 !
! 0.34 ! 138.905 ! 14.256 ! 2.476 ! -0.367 !
! 0.35 ! 140.191 ! 14.058 ! 2.016 ! -0.326 !
! 0.36 ! 141.219 ! 13.884 ! 1.577 ! -0.280 !
! 0.37 ! 142.001 ! 13.738 ! 1.155 ! -0.230 !
! 0.38 ! 142.545 ! 13.622 ! 0.746 ! -0.176 !
! 0.39 ! 142.858 ! 13.537 ! 0.345 ! -0.120 !
! 0.40 ! 142.941 ! 13.485 ! -0.052 ! -0.062 !
! 0.41 ! 142.798 ! 13.466 ! -0.450 ! -0.003 !
! 0.42 ! 142.425 ! 13.481 ! -0.852 ! 0.056 !
! 0.43 ! 141.819 ! 13.530 ! -1.265 ! 0.114 !
! 0.44 ! 140.973 ! 13.612 ! -1.690 ! 0.170 !
! 0.45 ! 139.879 ! 13.725 ! -2.134 ! 0.224 !
! 0.46 ! 138.524 ! 13.868 ! -2.601 ! 0.275 !
! 0.47 ! 136.894 ! 14.039 ! -3.094 ! 0.321 !
! 0.48 ! 134.973 ! 14.235 ! -3.618 ! 0.363 !
! 0.49 ! 132.741 ! 14.453 ! -4.177 ! 0.399 !

45
! 0.50 ! 130.179 ! 14.691 ! -4.775 ! 0.429 !
! 0.51 ! 127.262 ! 14.944 ! -5.415 ! 0.453 !
! 0.52 ! 123.965 ! 15.209 ! -6.099 ! 0.470 !
! 0.53 ! 120.264 ! 15.482 ! -6.830 ! 0.481 !
! 0.54 ! 116.130 ! 15.759 ! -7.606 ! 0.484 !
! 0.55 ! 111.539 ! 16.035 ! -8.426 ! 0.480 !
! 0.56 ! 106.467 ! 16.307 ! -9.287 ! 0.469 !
! 0.57 ! 100.890 ! 16.571 ! -10.181 ! 0.451 !
! 0.58 ! 94.795 ! 16.823 ! -11.098 ! 0.426 !
! 0.59 ! 88.171 ! 17.058 ! -12.023 ! 0.395 !
! 0.60 ! 81.019 ! 17.275 ! -12.938 ! 0.359 !
! 0.61 ! 73.352 ! 17.468 ! -13.818 ! 0.317 !
! 0.62 ! 65.197 ! 17.637 ! -14.636 ! 0.270 !
! 0.63 ! 56.598 ! 17.777 ! -15.363 ! 0.220 !
! 0.64 ! 47.616 ! 17.888 ! -15.964 ! 0.166 !
! 0.65 ! 38.334 ! 17.967 ! -16.409 ! 0.110 !
! 0.66 ! 28.848 ! 18.013 ! -16.669 ! 0.052 !
! 0.67 ! 19.273 ! 18.026 ! -16.720 ! -0.007 !
! 0.68 ! 9.732 ! 18.006 ! -16.546 ! -0.065 !
! 0.69 ! 0.357 ! 17.952 ! -16.141 ! -0.122 !
! 0.70 ! -8.721 ! 17.866 ! -15.510 ! -0.178 !
! 0.71 ! -17.375 ! 17.748 ! -14.663 ! -0.231 !
! 0.72 ! -25.487 ! 17.601 ! -13.621 ! -0.281 !
! 0.73 ! -32.951 ! 17.427 ! -12.408 ! -0.327 !
! 0.74 ! -39.678 ! 17.228 ! -11.051 ! -0.367 !
! 0.75 ! -45.592 ! 17.007 ! -9.576 ! -0.403 !
! 0.76 ! -50.633 ! 16.768 ! -8.009 ! -0.432 !
! 0.77 ! -54.756 ! 16.513 ! -6.373 ! -0.455 !
! 0.78 ! -57.927 ! 16.247 ! -4.687 ! -0.472 !
! 0.79 ! -60.120 ! 15.974 ! -2.966 ! -0.481 !
! 0.80 ! -61.322 ! 15.697 ! -1.226 ! -0.484 !
! 0.81 ! -61.524 ! 15.421 ! 0.522 ! -0.479 !
! 0.82 ! -60.725 ! 15.149 ! 2.266 ! -0.467 !
! 0.83 ! -58.930 ! 14.887 ! 3.996 ! -0.448 !
! 0.84 ! -56.152 ! 14.637 ! 5.698 ! -0.423 !
! 0.85 ! -52.409 ! 14.403 ! 7.356 ! -0.391 !
! 0.86 ! -47.734 ! 14.189 ! 8.954 ! -0.354 !
! 0.87 ! -42.165 ! 13.998 ! 10.468 ! -0.311 !
! 0.88 ! -35.758 ! 13.833 ! 11.876 ! -0.264 !
! 0.89 ! -28.581 ! 13.697 ! 13.151 ! -0.212 !
! 0.90 ! -20.719 ! 13.591 ! 14.265 ! -0.158 !
! 0.91 ! -12.270 ! 13.516 ! 15.193 ! -0.101 !
! 0.92 ! -3.348 ! 13.475 ! 15.913 ! -0.043 !
! 0.93 ! 5.923 ! 13.467 ! 16.410 ! 0.016 !
! 0.94 ! 15.412 ! 13.494 ! 16.677 ! 0.075 !
! 0.95 ! 24.989 ! 13.553 ! 16.715 ! 0.133 !
! 0.96 ! 34.526 ! 13.645 ! 16.538 ! 0.188 !
! 0.97 ! 43.903 ! 13.768 ! 16.164 ! 0.241 !
! 0.98 ! 53.016 ! 13.921 ! 15.622 ! 0.290 !
! 0.99 ! 61.778 ! 14.100 ! 14.942 ! 0.335 !
! 1.00 ! 70.119 ! 14.304 ! 14.157 ! 0.375 !

46
! 1.01 ! 77.987 ! 14.529 ! 13.298 ! 0.410 !
! 1.02 ! 85.349 ! 14.772 ! 12.395 ! 0.438 !
! 1.03 ! 92.187 ! 15.029 ! 11.471 ! 0.460 !
! 1.04 ! 98.495 ! 15.297 ! 10.549 ! 0.475 !
! 1.05 ! 104.279 ! 15.572 ! 9.645 ! 0.483 !
! 1.06 ! 109.552 ! 15.849 ! 8.769 ! 0.483 !
! 1.07 ! 114.335 ! 16.125 ! 7.932 ! 0.477 !
! 1.08 ! 118.650 ! 16.394 ! 7.137 ! 0.464 !
! 1.09 ! 122.522 ! 16.655 ! 6.388 ! 0.444 !
! 1.10 ! 125.979 ! 16.901 ! 5.685 ! 0.417 !
! 1.11 ! 129.046 ! 17.131 ! 5.028 ! 0.384 !
! 1.12 ! 131.749 ! 17.340 ! 4.413 ! 0.346 !
! 1.13 ! 134.111 ! 17.526 ! 3.839 ! 0.302 !
! 1.14 ! 136.155 ! 17.686 ! 3.301 ! 0.254 !
! 1.15 ! 137.900 ! 17.817 ! 2.796 ! 0.202 !
! 1.16 ! 139.364 ! 17.917 ! 2.319 ! 0.148 !
! 1.17 ! 140.562 ! 17.986 ! 1.867 ! 0.091 !
! 1.18 ! 141.507 ! 18.021 ! 1.434 ! 0.033 !
! 1.19 ! 142.209 ! 18.023 ! 1.017 ! -0.026 !
! 1.20 ! 142.675 ! 17.992 ! 0.611 ! -0.084 !
! 1.21 ! 142.911 ! 17.927 ! 0.212 ! -0.141 !
! 1.22 ! 142.918 ! 17.831 ! -0.185 ! -0.196 !
! 1.23 ! 142.699 ! 17.704 ! -0.584 ! -0.248 !
! 1.24 ! 142.248 ! 17.547 ! -0.989 ! -0.296 !
! 1.25 ! 141.563 ! 17.365 ! -1.405 ! -0.340 !
! 1.26 ! 140.635 ! 17.158 ! -1.837 ! -0.380 !
! 1.27 ! 139.455 ! 16.931 ! -2.287 ! -0.413 !
! 1.28 ! 138.009 ! 16.686 ! -2.762 ! -0.441 !
! 1.29 ! 136.284 ! 16.427 ! -3.265 ! -0.462 !
! 1.30 ! 134.261 ! 16.159 ! -3.801 ! -0.476 !
! 1.31 ! 131.922 ! 15.884 ! -4.373 ! -0.483 !
! 1.32 ! 129.243 ! 15.606 ! -4.984 ! -0.483 !
! 1.33 ! 126.202 ! 15.331 ! -5.639 ! -0.476 !
! 1.34 ! 122.773 ! 15.062 ! -6.338 ! -0.462 !
! 1.35 ! 118.930 ! 14.803 ! -7.084 ! -0.441 !
! 1.36 ! 114.646 ! 14.558 ! -7.876 ! -0.413 !
! 1.37 ! 109.897 ! 14.331 ! -8.710 ! -0.380 !
! 1.38 ! 104.658 ! 14.124 ! -9.583 ! -0.341 !
! 1.39 ! 98.909 ! 13.942 ! -10.486 ! -0.296 !
! 1.40 ! 92.638 ! 13.786 ! -11.408 ! -0.247 !
========================================================================
>>

47
Gambar 3.5 kurva ayunan multi machine waktu pemutusan 0,2 detik

48
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Di dalam analisa aliran daya, yang di hitung adalah tegangan dan aliran daya pada
tiap bus dan pada tiap saluran. Parameter-parameter listrik yang perlu
diperhatikan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik sehubungan dengan
analisa aliran daya adalah besarnya harga skalar magnitude tegangan (|V|), sudut
fasa tegangan ( ), daya nyata (P), daya reaktif (Q). Di samping itu pada setiap
simpulnya (bus) perlu di ketahui dua parameter dari empat parameter tersebut. Di
lihat dari parameter yang dimiliki, maka untuk setiap simpul dapat dibedakan
(disebut juga klasifikasi Bus) menjadi 3 (tiga) macam simpul/bus/ril, yaitu :
a) Data Yang diperlukan untuk menghitung rumus Aliran Daya (Load Flow)
1. Bus beban (Load bus) atau PQ-Bus, dengan ciri :
o Terhubung dengan Beban
o P, Q diketahui (tetap)
o |V|, dihitung/dicari
2. Bus generator atau gen.bus atau PV-bus, dengan ciri :
o terhubung dengan generator
o P, |V| diketahui (tetap)
o Q, dihitung/dicari
3. Bus berayun (slack/swing bus) atau Vs-bus, bercirikan :
o terhubung dengan generator
o |V|, 00 diketahui (tetap)
o P, Q dihitung/dicari.
b) Metode perhitungan Aliran daya ada 3 metode yaitu :
 Metode Gauss – Seidel
Gauss – Seidel adalah suatu metode iterasi untuk menyelesaikan
persamaan aljabar non linier. Dalam aplikasinya terhadap solusi aliran
daya dapat dinyatakan, diasumsikan bahwa seluruh bus kecuali slack bus
merupakan PQ bus. Dari asumsi tersebut diperoleh persamaan :

49
Persamaan umum menggunakan metode Gauss-Seidel
P = Daya nyata bus beban (W)
Q = Daya reaktif bus beban (V)
E = Tegangan internal bus (V), I = Arus bus beban (A)
 Metode Newton – Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan aljabar non linier untuk menyatakan daya
nyata dan daya reaktif dalam bentuk tegangan bus. Daya pada bus p
dapat ditulis sebagai berikut :

Misal Ep = ep + jfp dan Ypq = Gpq – jBpq


maka persamaan diatas menjadi

Dalam notasi matrik, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai :

 Metode Fast de – Coupled


Menghitung nilai B’ dan B”” :

Nilai B’ dan B” juga dapat diperoleh dari matrik -B Ybus, dimana :


Xij = reaktansi cabang transmisi antara bus i dan bus j
Memasukkan nilai B’ dan B” kedalam persamaan :

50
persamaan dari metode Newton-Raphson :

imana Bij' dan Bij " adalah elemen dari matrik -B Ybus. Dari persamaan
tersebut akan diperoleh nilai dan V.
Perhitungan iterasi

dari hasil iterasi terakhir dan V baru di hitung nilai dayanya (P dan Q).
Elemen matrik B’ dan B” berasal dari elemen matrik -B Ybus, dimana
elemen
B’ dan B” akan melalui proses decoupled sbb :
Dalam menentukan elemen matrik B’ yang mewakili elemen jaringan
dimana karena efek aliran MVAr, maka reaktansi shunt dan tap trafo
pada fasa

51
off-diagonal diabaikan Dalam menentukan elemen matrik B”, efek sudut
pergeseran fasa trafo diabaikan. Matrik Jacobian disederhanakan melalui
pendekatan-pendekatan menjadi matrik B’ dan B” yang mempunyai
struktur yang sama dengan struktur matrik H dan N serta matrik B’ dan
B” berharga tetap selama iterasi. Jika keduanya hanya mengandung
admitansi-admitansi jaringan, maka harganya akan tetap dan hanya
membutuhkan evaluasi sekali saja pada iterasi pertama.

c) Parameter hasil yang diperoleh dari ketiga metode untuk menghitung Aliran
Daya
o Memperoleh diagram admitansi dan diagram impedansi
o memperoleh matrik impedansi (Y Bus) dan matrik admitansi (Z Bus)
d) Kegunaan menggunakan metode Gauss-Seidel

2) Dalam suatu sistem jaringan interkoneksi tenaga listrik, setiap pembangkit


dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif, efisien dan ekonomis sehingga
biaya pengoperasian sistem pembangkitan secara keseluruhan dapat ditekan
seoptimal mungkin. Pertimbangan dari beberapa hal maka sistem pembangkit
yang beroperasi saat ini umumnya menggunakan bahan bakar dari alam (Gas,
minyak bumi dan batubara), oleh karena itu pemakaian bahan bakar ini menjadi
perhatian karena terkait dengan biaya operasional.
a) Data yang diperlukan untuk menghitung Optimal Power Flow (OPF)
Operasi sistem pembangkit dapat dioptimalkan dengan menggunakan analisis
perhitungan mengenai penjadwalan pembangkitan (Economic Dispatch =
alokasi pembebanan) yang terdiri atas dua macam model, yaitu :
o Tanpa memperhitungkan rugi jaringan (no losses)
o Dengan memperhitungkan rugi jaringan (losses)
b) Metode langkah perhitungan
Dalam mengkaji secara lebih rinci mengenai Economic Dispatch, harus
dipahami bahwa secara umum setiap pembangkitan mempunyai persamaan
biaya bahan bakar yaitu fungsi objektif dengan persamaan :

52
Perhitungan Economic Dispatch yang mengabaikan losses, mempunyai
prinsip dasar sebagai berikut :

kemudian fungsi di atas disubstitusikan dengan teorema LaGrange multiplier


sehingga didapatkan :

dengan menggunakan teorema LaGrange multiplier, didapat :

sebelumnya ditentukan juga harga harga lambda awal, baru kemudian daya
tiap pembangkitan dapat dihitung dengan persamaan koordinasi, apabila
belum memenuhi toleransi yang diberikan maka dapat mencari harga lambda
baru yaitu dengan menggunakan Deret Taylor, akan diperoleh :

c) Hasil yang diperoleh


o mengetahui biaya bahan bakar masing-masing pembangkit
o dari persamaan untuk mencari keefisiennya dapat diperoleh single line

3. Gangguan Simetri adalah gangguan tiga fasa simetris yang mana terjadi pada saat
ketiga fasanya terhubung singkat melalui atau tanpa impedansi.
a. - tiga fasor yang tidak seimbang pada sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi
tiga sistem fasor yang seimbang.
- arus yang mengalir akan ditentukan oleh emf dalam mesin (internal emfs)
pada jaringan impedansinya dan impedansi pada jaringan antara mesin dengan
titik tempat terjadinya gangguan tersebut.
- Arus Hubung singkat
- Arus Maksimum

53
- Reaktansi transien
b. -Diketahui : Sumber tegangan pada sistem, Tegangan dasar ( tegangan dalam
generator, saluran udara, dan untuk kabel), reaktansi (pembangkit dan tiap
bus), impedansi pada tiap bus dan panjang kabel.
- Menghitung reaktansi pada tiap gardu
- Menghitung impedansi udara
- menghitung impedansi kabel
- menghitung total impedansi
- menghitung total impedansi pada tiap bus
- Menghitung tegangan pada saat gangguan
c. Parameter meliputi tiga saluran fasa mengalami gangguan hubung singkat,
parameter lainnya yaitu disaat tiga saliran fasa tersebut terbuka secara
bersamaan.
d. Dapat digunakan untuk menangani gangguan fasa majemuk yaitu tiga fasor
yang tidak seimbang pada sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi sistem
fasor yang seimbang.

Gangguan asimetris adalah gangguan tunggal saluran ke tanah, gangguan antar


saluran, serta gangguan ganda ke tanah.
a. - Data item (gardu induk, trafo penghubung, dan trafo).
- Data rating (mva).
- Data rating voltage.
- Data 3 fasa.
b. - Menggunakan metode Z bus
a, urutan negatif (x1)
b, urutan negatif (x2)
- Menggunakan metode thevenin ekivalen
B1. Urutan positif pada bus 3
B2. Urutan negatif pada bus 3
B3. Urutan Nol pada bus 3
c. - Gangguan 3 fasa simetri pada bus 3
- Gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah
- Gangguan hubung singkat 2 fasa ke tanah
- Gangguan hubung singkat antar fasa
54
d. Untuk menyelesaikan permasalahn tentang tentang gangguan hubung singkat
asimetri yang terjadi pada rangkaian 3 fasa.

Stabilitas adalah kemampuan suatu sistem dalam mempertahankan keseimbangan antara


daya input mekanik (Pin.mek) dengan daya output generator (Pout.gen) jika sistem
tersebut menerima gangguan.
a.) Data yang diperlukan meliputi : data dari faktor mekanis dan data dari faktor
elektris.
b.) Metode kriteria sama luas (Equel Area Criterion, EAC), merupakan suatu metode
yang banyak dipakai untuk menganalisis kestabilan suatu system dari SIMB
(Single Machine Infinite Bus). Metode tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dari persamaan ayunan M d2δ = Pa =Pm-Pe W jika nilai δ mencapai maksimum
dt
dan kemudian berkurang, maka sistem tersebut dikatakan sistem yang stabil dari
persamaan ayunan yang berarti dδ = 0 untuk swing maks yang pertama. Jadi
persyaratan sistem stabil dt
dari persamaan ayunan memenuhi dδ = 0. Diagram segaris suatu SMIB nampak
bahwa suatu dt
generator dihubungkan dengan beban melalui jaringan transmisi pararel X1 dan
X2 yang mengalami gangguan (F) pada saluran X2 . Recloser (R) terpasang
diawal dan diakhir saluran transmisi. Transformator (Tr) diperlukan untuk
merubah tegangan generator agar pada saluran transmisi menjadi tegangan tinggi.
Apabila sistem stabil, generator akan kembali normal setelah mencapai sudut
maksimum δm. Untuk sudut δc yang diberikan, δm dapat diperoleh dengan
menyamakan area percepatan A1 dengan area perlambatan A2 sebagai : A1=A2
Metode stabilitas transien multimesin.
Langkah dalam penyelesaian stabilitas transien multimesin adalah :
1. menentukan tegangan dibelakang reaktansi transien E’k dari loadflow
prefault untuk semua generator. Membuat magnitude emf generator |Ek|
konstan dan sudut rotor awal δk o = ∠Ek selama perhitungan dan Pmk = PGk
2. menambah jaringan loadflow dengan reaktansi transien generator. Analisis
jaringan bus dibelakang reaktansi transien
3. tentukan Ybus untuk kondisi jaringan selama dan setelah gangguan
(pemutusan jaringan terganggu), setelah saluran tersambung kembali
55
4. untuk mode terganggu, carilah output generator dari persamaan sudut daya
dan solusikan persaman ayunan dengan step by step (point by point method)
5. ulangi step diatas untuk mode terganggu dan mode setelah tersambung
kembali
6. periksa plot δ(t) semua generator dan jawab kestabilannya.
c.) Parameter:
o Daya input mekanik
o Daya output generator
o Besarnya gangguan pada sistem
o Sifat – sifat gangguan
d.) Hasil akhir dipergunakan untuk mempertahankan sinkronisasi mesin-mesin
setelah menerima gangguan kecil, untuk mempertahankan sinkronisasi mesin-
mesin setelah menerima gangguan berat yang bersifat mendadak, dan
mempertahankan sinkronisasi setelah menerima gangguan berat dengan asumsi
PSS, AVR dan governor diperhitungkan.

4.2 Saran
 Selain menggunakan program MATLAB, penelitian dapat dicoba
dengan ETAP.
 Kontingensi yang dilakukan dapat dilakukan dengan pemutusan lebih
dari satu (kontingensi jamak), sehingga bisa dilihat perbedaan dari
hasil kontingensi tunggal.

56

Anda mungkin juga menyukai