Oleh :
Anthoni Mario T. Nuban
152045810930
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Dosen Pengampu
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Workshop Analisa Sistem Tenaga II ini dengan
baik.
Dengan adanya laporan ini saya mengharapkan agar dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Oleh karena itu, Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada :
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I ANALISIS ALIRAN DAYA ......................................................................................1
1.1 Teorama Aliran Daya .................................................................................................1
1.2 Metode Gauss-Seidel ...................................................................................................1
1.3 Metode Newton Raphson ...........................................................................................3
1.4 Metode Fast De Coupled ............................................................................................4
BAB II ANALISIS GANGGUAN SISTEM DAYA .............................................................16
2.1 Pengantar .....................................................................................................................16
2.2 Gangguan Simetris Sistem Tenaga Listrik ...................................................... 18
iv
BAB I
ALIRAN DAYA
1.1 Pendahuluan
Studi aliran daya adalah studi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
aliran daya atau tegangan sistem dalam kondisi operasi tunak. Informasi ini sangat
dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga dan menganalisis kondisi
pembangkitan maupun pembebanan. Analisis ini juga memerlukan informasi aliran daya
dalam kondisi normal maupun darurat.
Masalah aliran daya mencangkup perhitungan aliran dan tegangan sistem pada terminal
tertentu atau bus tertentu. Representasi fasa tunggal selalu dilakukan karena sistem dianggap
seimbang. Di dalam studi aliran daya, bus-bus dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Slack bus atau swing bus atau bus referensi
b. Voltage controlled atau bus generator
c. Load bus atau bus beban
Pada tiap-tiap bus terdapat 4 besaran, yaitu:
a. Daya real atau daya aktif Ρ
b. Daya reaktif Q
c. Harga sekalar tegangan |V|
d. Sudut fasa tegangan θ
Pada tiap-tiap bus hanya ada 2 macam besarran yang ditentukan sedangkan kedua
besaran yang lain merupakan hasil akhir dari perhitungan. Besaran-besaran yang ditentukan
itu adalah:
a. Slack bus;harga skalar |V| dan sudut fasanya θ
b. Voltage controlled bus; daya real P dan harga skalar tegangan |V|
c. Load bus; daya real P dan daya reaktif Q
Slack busberfungsi untuk menyuplai kekurangan daya real P dan daya reaktif Q pada
sistem.
1.2 Studi Aliran Daya dengan Metode Penyelesaian Gauss-Seidel
Persamaan (1-10) adalah persamaan nonlinear pada tiap-tiap simpul dengan 2 variabel
yang belum diketahui. Dengan metode Guss-Seidel, untuk menyelecaikan Vi secara iterasi,
persamaan (1-10) menjadi:
Psch sch
i −jQi +∑ y V(k)
∗(k) ij j
(k+1) V
Vi = i
∑ yij
j≠i (1-11)
Dengan yij adalah admitansi sebenarnya dalam satuan per unit Pisch dan Qsch i adalah
daya aktif dan daya reaktif yang dinyatakan dalam satuan per unit. Dalam penulisan Hukum
Arus Kirchhoff, arus yang memasuki bus i diasumsikan positif. Untuk bus berbeban, daya
1
aktif dan daya reaktif mengalir menjauhi bus Pisch danQsch
i bernilai negatif. Jika persamaan
(1-10) diselesaikan untuk Pi dan Qi maka:
(k+1) ∗(k) (k)
Pi = ℛ {Vi [Vi ∑nj=0 yij − ∑nj=1 yij Vj(k) ]} j≠i (1-12)
Dan
(k+1) ∗(k) (k)
Qi = −𝔍 {Vi [∑nj=0 yij − ∑nj=0 yij Vj ]} j≠i (1-13)
Persamaan aliran daya biasanya dinyatakan dalam elemen matriks admitansi bus
(Ybus). Ybus ditunjukkan dengan Yij=-yij, dan elemen-elemen diagonalnya Yii=∑ yij .
Persamaan (1-11) menjadi:
Psch sch
i −jQi −∑ (k)
∗(k) j≠1 Yij Vj
(k+1) V
i
Vi = (1-14)
Yii
Dan
(k+1) ∗(k) (k) (k)
Pi = ℛ {Vi [Vi Yii + ∑nj=1 Yii Vij ]} j ≠ i (1-15)
(k+1) ∗(k) (k) (k)
Qi = − 𝔍 {Vi [Vi Yii + ∑nj=1 Yij Vj ]} j≠i (1-16)
Pada kondisi pengoperasian normal, besarnya tegangan setiap bus untuk perhitungan
awal diasumsikan sekitar 1,00+jo,0 per unit atau dekat dengan besarnya tegangan slack bus.
Bagian imajiner dari V pada persamaan (1-14) dinyatakan dengan:
2
(k+1) 2 (k+1)
(ei ) + (fi ) = |Vi |2 (1-17)
Atau
(k+1) (k+1) 2
ei = √|Vi |2 − (fi ) (1-18)
(k+1) (k+1) (k+1)
Dengan ei dan fi merupakan komponen imajiner dari tegangan Vi .
Konvergensi dapat dipercepat dengan menerapkan faktor percepatan untuk tiap-tiap
iterasi, yaitu:
(k+1) (k) (k) (k)
Vi = Vi + α(Vi cal − Vi ) (1-19)
Di sini α merupakan faktor percepatan. Nilai α ini tergantung pada setiap sistem dengan
tingkatan 1,3 sampai 1,7 yang disesuaikan untuk jenis sistem.
Tegangan yang didapat sekarang mengganti tegangan sebelumnya dari tiap urutan
persamaan. Proses ini berlanjut sampai komponen real dan imajiner dari teganggan bus
berubah selama iterasi berlangsung, dengan:
(k+1) (k)
|ei − ei | ≤ ∈ (1-20)
2
Atau
(k+1) (k)
|fi − fi | ≤ ∈ (1-21)
3
(𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘)
∆𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 𝜕𝑃2 ∆𝛿2
⋯ ⋯
𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 |
⋮ ⋮
(𝑘) ⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ (𝑘)
∆𝑃𝑛 𝜕𝑃𝑛
(𝑘)
𝜕𝑃𝑛 𝜕𝑃𝑛
(𝑘)
𝜕𝑃𝑛
(𝑘) ∆𝛿𝑛
⋮ ⋯ 𝜕𝛿 𝜕|𝑉 | ⋯ 𝜕|𝑉 | ⋮
𝜕𝛿2 𝑛 2 𝑛
______ = __________________ __________________ ________
(𝑘) (𝑘) (𝑘) (𝑘)
⋮ 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 𝜕𝑄2 ⋮
(𝑘)
⋯ ⋯
𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 | (𝑘)
∆𝑄2 ∆|𝑉2 |
⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮
⋮ 𝜕𝑄𝑛
(𝑘) (𝑘)
𝜕𝑄𝑛 𝜕𝑄𝑛
(𝑘)
𝜕𝑄𝑛
(𝑘) ⋮
(𝑘) ⋯ ⋯ (𝑘)
[∆𝑄𝑛 ] [ 𝜕𝛿2 𝜕𝛿𝑛 𝜕|𝑉2 | 𝜕|𝑉𝑛 | ] [∆|𝑉𝑛 |]
Dalam hal ini bus 1 diumpamakan sebagai slack bus. Matrik jacobian memberikan
(𝑘)
perbandingan linear antara perubahan pada sudut tegangan ∆𝛿𝑖 dan besarnya tegangan
(𝑘) (𝑘) (𝑘)
∆|𝑉𝑖 | dengan sedikit perubahan pada daya aktif (∆𝑃𝑖 ) dan daya reaktif (∆𝑄𝑖 ). Dalam
bentuk singkat dapat ditulis seperti berikut:
∆𝑃 𝐽 𝐽2 ∆𝛿
[ ]=[1 ][ ] (1-34)
∆𝑄 𝐽3 𝐽4 ∆|𝑉|
Banyaknya elemen matriks Jacobian dari persamaan (1-34) ditentukan dengan (2n-2-m) x
(2n-2-m) dengan n adalah banyaknya bus pada sistem, sedangkan m adalah banyaknya
voltge-controlled bused pada sistem. J1 diperoleh (n-1) x (n-1), J2 diperoleh dari (n-1) x (n-
1-m), J3 diperoleh dari (n-m-1) x (n-1) dan J4 diperoleh dari (n-1-m) x (n-1-m).
Elemen diagonal dan diagonal luar untuk J1 adalah:
𝜕𝑃𝑖
= ∑𝑗≠1|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) (1-35)
𝜕𝛿𝑖
𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-36)
𝜕𝛿𝑗
𝜕𝑃𝑖
= |𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-38)
𝜕|𝑉𝑗 |
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | cos (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-40)
𝜕𝛿𝑗
4
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) j≠i (1-42)
𝜕|𝑉𝑖 |
(𝑘) (𝑘)
Harga dari ∆𝑃𝑖 dan ∆𝑄𝑖 berbeda antara yang terjadwal dengan nilai perhitungan, dan ini
disebut sisa daya (power residuals) yang diberikan dengan:
(𝑘) (𝑘)
∆𝑃𝑖 = 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑃𝑖 (1-43)
(𝑘) (𝑘)
∆𝑄𝑖 = 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑄𝑖 (1-44)
Perhitungan baru untuk sudut fasa dan tegangan bus adalah:
(𝑘+1) (𝑘) (𝑘)
𝛿𝑖 = 𝛿𝑖 − ∆𝛿𝑖 (1-45)
(𝑘+1) (𝑘) (𝑘)
|𝑉𝑖 | = |𝑉𝑖 | − ∆|𝑉𝑖 | (1-46)
Prosedur penyelesaian studi aliran daya dengan metode Newton-Raphson adalah sebagai
berikut:
1. Pada bus perbeban di mana 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ dan 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ harganya ditentukan. Besarnya tegangan dan
(0) (0)
sudut fasa disamakan dengan niali slack bus atau 1,0 dan 0,0 jadi |𝑉𝑖 | = 1.0 dan 𝛿𝑖 = 0.0.
untuk voltage regulated buses di mana |Vi| dan 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ diatur, sedangkan sudut fasa disamakan
(0)
dengan sudut slack bus, jadi 𝛿𝑖 = 0.
(𝑘) (𝑘)
2. Hitung 𝑃𝑖 dan 𝑄𝑖 pada bus berbeban dengan persamaan (1-31) dan (1-32), dan juga
(𝑘) (𝑘)
∆𝑃𝑖 dan ∆𝑄𝑖 dihitung dengan persamaan (1-43) dan (1-44).
(𝑘) (𝑘)
3. Hitung 𝑃𝑖 dan ∆𝑃𝑖 pada voltage-controlled bused dengan persamaan (1-31) dan (1-32).
4. Hitung elemen-elemen matriks Jacobian; J1, J2, J3, dan J4 dengan persamaan (1-35) sampai
dengan persamaan (1-42).
(𝑘) (𝑘)
5. Hitung harga-harga ∆𝛿𝑖 dan ∆|𝑉𝑖 | dengan persamaan (1-34).
(𝑘+1) (𝑘+1)
6. Hitung harga-harga baru dari sudut fasa dengan tegangan; 𝛿𝑖 dan |𝑉𝑖 | dengan
persamaan (1-45) dan (1-46).
7. Proses ini berlangsung sampai:
(𝑘+1) (𝑘)
|𝑉𝑖 − 𝑉𝑖 | ≤ ∈ (1-47)
Pada perubahan daya aktif ∆𝑃 adalah kurang sensitif untuk mengubah besarnya tegangan
dan paling sensitif untuk mengubah sudut fasa ∆𝛿. Begitupun daya reaktif kurang sensitif
untuk mengubah sudut fasa dan sangat tergantung pada perubahan besarnya tegangan.
Karena itu sangat masuk akal untuk menjadikan elemen matriks Jacobian pada J 2 dan J3
menjadi matriks nol. Dengan demikian persamaan (1-34) menjadi:
∆𝑃 𝐽 0 ∆𝛿
[ ]=[1 ][ ] (1-48)
∆𝑄 0 𝐽4 ∆|𝑉|
5
𝜕𝑃
∆𝑃 = 𝐽1 ∆𝛿 = [𝜕𝛿 ] ∆𝛿 (1-49)
𝜕𝑃
∆𝑄 = 𝐽4 ∆|𝑉| = [𝜕|𝑉|] ∆|𝑉| (1-50)
Persamaan (1-49) dan (1-50) menunjukkan bahwa persamaan matriks menjadi dua
persamaan decoupled yang membutuhkan waktu lebih sedikit bila dibanding dengan
menggunakan pemecahan persamaan (1-34). Di samping itu dapat dibuat penyederhanaan
agar tidak terjadi perhitungan ulang untuk J1 dan J4 selama iterasi berlangsung. Elemen-
elemen diagonal dari J1 dijelaskan oleh persamaan (1-35) yang dapat ditulis sebagai beriku:
𝜕𝑃𝑖
= ∑𝑛𝑗=1|𝑉𝑖 | |𝑉𝑗 ||𝑉𝑖𝑗 | sin(𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ) − |𝑉𝑖 |2 |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖
𝜕𝛿𝑖
Ganti suku pertama di atas dengan –Qi seperti yang diberikan oleh persamaan (1-32),
sehingga menjadi:
𝜕𝑃𝑖
= −𝑄 − |𝑉|2 |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖
𝜕𝛿𝑖
= −𝑄 − |𝑉|2 𝐵𝑖𝑖
Dengan 𝐵𝑖𝑖 = |𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖 merupakan bagian imajiner dari elemen-elemen diagonal
admitansi matriks bus. 𝐵𝑖𝑖 merupakan jumlah dari elemen yang masuk ke bus i. Dalam
sistem tenaga 𝐵𝑖𝑖 >> Qi, dan Qi dapat diabaikan. Penyederhanaan dapat diperoleh dengan
mengumpamakan |𝑉𝑖 |2 ≈ |𝑉𝑖 | yang mana hasilnya:
𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑖 (1-51)
𝜕𝛿𝑖
Pada keadaan operasi normal, 𝛿𝑗 − 𝛿𝑖 sedikit lebih kecil. Demikian juga persamaan (1-36)
yang diumpamakan 𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 ≈ 𝜃𝑖𝑖 sehingga elemen diagonal luar dari J1 menjadi:
𝜕𝑃𝑖
𝜕𝛿𝑗
= −|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 |𝐵𝑖𝑗
𝜕𝑃𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑗 (1-52)
𝜕𝛿𝑗
Begitu juga, elemen diagonal J4 dijabarkan dengan persamaan (1-41) dapat ditulis sebagai:
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜗𝑖𝑖 − ∑𝑛𝑗=1|𝑉𝑖 ||𝑉𝑗 ||𝑌𝑖𝑗 | sin (𝜃𝑖𝑗 − 𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
𝜕|𝑉𝑖 |
Ganti suku kedua dari persamaan diatas dengan –Qi maka yang diberikan oleh persamaan
(1-32) adalah:
6
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 ||𝑌𝑖𝑖 | sin 𝜃𝑖𝑖 + 𝑄𝑖
𝜕|𝑉𝑖 |
Karena 𝐵𝑖𝑖 = 𝑌𝑖𝑖 sin 𝜃𝑖𝑖 >> Qi, Qi dapat diabaikan dan persamaan (1-41) menjadi:
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑖 (1-53)
𝜕|𝑉𝑖 |
𝜕𝑄𝑖
= −|𝑉𝑖 |𝐵𝑖𝑗 (1-54)
𝜕|𝑉𝑗 |
∆𝑃
= −𝐵′∆𝛿 (1-55)
|𝑉𝑖 |
∆𝑄
= −𝐵′′∆|𝑉| (1-56)
|𝑉𝑖 |
Disini B’ dan B’’ adalah bagian imajiner dari matriks admitansi Ybus. B’ merupakan matriks
yang baris dan kolomnya disusun mulai dari (n-1), dengan n adalah banyaknya bus pada
sistem. B’’ merupakan suatu harga yang ditentukan dari baris dan kolomnya dengan (n-1-
m), dengan m merupakan banyaknya voltage-regulated buses pada sistem. Karena itu dalam
algoritma aliran daya dengan penyelesaian metode fast decoupled besarnya sudut fasa dan
tegangan dapat dicari dengan:
∆𝑃
∆𝛿 = −[𝐵]−1 |𝑉| (1-57)
∆𝑄
∆|𝑉| = −[𝐵′′]−1 |𝑉| (1-58)
Pemecahan aliran daya dengan metode Fast Decoupled iterasinya lebih banyak bila
dibandingkan dengan metode Newton-Raphson, tetapi untuk setiap proses iterasi dibutuhkan
waktu yang sedikit sementara pemecahan aliran daya dapat diperoleh dengan cepat.
Contoh1.1:
Suatu diagram segaris sistem tenaga lsitrik tiga bus seperti ditunjukkan Gambar 1.1 , dengan
pembangkitan pada bus 1. Harga tegangan pada bus 1 diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2
dan 3. Impedansi-impedansi saluran dalam satuan per unit pada dasar 100 MVA, dan untuk
suseptansi muatan pada saluran diabaikan.
Tentukan aliran daya dan rugi-rugi daya dengan metode :
a. Newton-Raphson
b. Gauss-Seidel
c. Fast Decoupled
7
Penyelesaian:
a. Dengan mengunakan Metode Newton-Raphson
Data impedansi dalam satuan per-unit pada saluran adalah:
𝑧12 = 0.011 + 𝑗0.09
𝑧13 = 0.09 + 𝑗0.07
𝑧23 = 0.0150 + 𝑗0.035
8
Hasil Running File Matlab untuk Aliran Daya metode Newton-Raphson
===========================================================================
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM 3 BUS
DENGAN METODE NEWTHON-RAPHSON
OLEH : Anthoni Mario T. Nuban
NIM :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
_____________________________________________________________
! ! DAYA SLACK ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi ! BUS (BUS 1) ! !
! ke !----------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
_____________________________________________________________!
_______________________________________________________________________________
! LANJUTAN III !
_____________________________________________________________
! ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
9
! Iterasi !----------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
_____________________________________________________________!
1 0.6217 + 1.4506i
2 0.68584 + 1.6003i
3 0.68609 + 1.6009i
_____________________________________________________________
>>
10
! Iterasi ! BUS (BUS 1) ! !
! KE !------------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
____________________________________________________________
1 287.25 - 154.92i 212.24 + 144.87i -205.65 - 133.49i
2 379.09 - 159.91i 291.64 + 150.45i -280.9 - 131.89i
3 405.38 - 173.82i 313.87 + 163.04i -301.38 - 141.48i
4 413.1 - 181.13i 320.24 + 169.58i -307.14 - 146.95i
5 415.46 - 184.12i 322.16 + 172.25i -308.85 - 149.25i
6 416.21 - 185.23i 322.76 + 173.24i -309.37 - 150.11i
7 416.45 - 185.63i 322.96 + 173.59i -309.54 - 150.42i
8 416.53 - 185.76i 323.02 + 173.71i -309.6 - 150.53i
9 416.56 - 185.81i 323.04 + 173.75i -309.62 - 150.57i
__________________________________________________________
! LANJUTAN I !
_____________________________________________________________!
! ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi !--------------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
_____________________________________________________________!
1 75.009 + 10.05i -70.334 - 6.414i 68.094 + 34.123i
2 87.444 + 9.4604i -81.129 - 4.5487i 57.249 + 40.641i
3 91.511 + 10.788i -84.58 - 5.3968i 54.201 + 41.001i
4 92.852 + 11.552i -85.705 - 5.9934i 53.369 + 40.703i
5 93.297 + 11.873i -86.076 - 6.2573i 53.13 + 40.515i
6 93.446 + 11.994i -86.2 - 6.3588i 53.057 + 40.434i
7 93.495 + 12.037i -86.241 - 6.3954i 53.035 + 40.403i
8 93.512 + 12.053i -86.255 - 6.4082i 53.028 + 40.392i
9 93.518 + 12.058i -86.26 - 6.4126i 53.025 + 40.388i
___________________________________________________________
! LANJUTAN II !
___________________________________________________________________!
! ! ALIRAN DAYA ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
! Iterasi ! PADA SALURAN ! !
! ke : !------------------------------------------------------!
! ! S32 ! SL12 ! SL13 !
__________________________________________________________________!
1 -67.227 - 32.1i 6.5884 + 11.38i 4.6754 + 3.6364i
2 -56.499 - 38.891i 10.745 + 18.559i 6.315 + 4.9117i
3 -53.492 - 39.347i 12.481 + 21.558i 6.9311 + 5.3909i
4 -52.674 - 39.083i 13.101 + 22.63i 7.1469 + 5.5587i
5 -52.441 - 38.907i 13.316 + 23i 7.2207 + 5.6161i
6 -52.37 - 38.831i 13.388 + 23.125i 7.2457 + 5.6355i
7 -52.348 - 38.801i 13.413 + 23.168i 7.2541 + 5.6421i
8 -52.341 - 38.791i 13.421 + 23.182i 7.2569 + 5.6443i
9 -52.339 - 38.787i 13.424 + 23.187i 7.2579 + 5.645i
___________________________________________________________
! LANJUTAN III!
_________________________________________________________________
! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
11
Iterasi !-----------------------------------------------------
ke ! SL23 !
_________________________________________________________________
1 0.86703 + 2.0231i
2 0.74995 + 1.7499i
3 0.70917 + 1.6547i
4 0.69424 + 1.6199i
5 0.68891 + 1.6075i
6 0.68706 + 1.6031i
7 0.68642 + 1.6016i
8 0.6862 + 1.6011i
9 0.68613 + 1.601i
Suatu diagram segaris system tenaga listrik tiga bus, dengan pembangkitan pada bus 1.Harga
tegangan bus 1 diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2 dan bus 3. Impedansi- impedansi
saluran dalam satuan per unit pada dasar 100 MVA, dan suseptansi muatan pada saluran
diabaikan. Tentukan aliran daya dan rugi-rugi daya dengan metode Fast- Decoupled.
12
Gambar 1.5 Diagram aliran daya (dalam MW dan MVAr)
===========================================================================
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM 3 BUS
DENGAN METODE FAST-DECOUPLED
OLEH : Anthoni Mario T. Nuban
NIM :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
__________________________________________________________
! ! DAYA SLACK ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi ! BUS (BUS 1)! !
!ke !---------------------------------------------!
! ! S1 ! S12 ! S21 !
__________________________________________________________
1 125.49 - 180.26i 308.05 + 29.962i -298.49 - 13.454i
2 436.72 - 84.883i 367.46 + 92.299i -353.13 - 67.561i
3 480.03 - 112.99i 343.8 + 143.78i -329.94 - 119.85i
4 441.63 - 141.76i 325.57 + 152.27i -312.68 - 130.01i
5 425.89 - 164.2i 327.51 + 160.18i -314.25 - 137.28i
6 425.94 - 176.27i 327.1 + 169.76i -313.55 - 146.36i
7 421.45 - 181.06i 323.69 + 172.48i -310.27 - 149.29i
13
8 417.38 - 183.45i 322.99 + 172.39i -309.62 - 149.29i
9 417.06 - 184.85i 323.45 + 173.11i -310.02 - 149.91i
10 417.21 - 185.41i 323.26 + 173.7i -309.83 - 150.49i
11 416.76 - 185.6i 323.02 + 173.71i -309.6 - 150.53i
12 416.56 - 185.72i 323.05 + 173.68i -309.63 - 150.5i
13 416.61 - 185.8i 323.09 + 173.75i -309.66 - 150.56i
_____________________________________________
! Lanjutan 1 !
__________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi !---------------------------------------------!
! ke ! S13 ! S31 ! S23 !
__________________________________________________________
1 84.365 - 24.647i -78.059 + 29.551i 80.523 + 14.373i
2 89.719 - 17i -82.912 + 22.294i 53.232 + 3.8143i
3 92.735 - 6.1628i -85.684 + 11.647i 61.778 + 8.5016i
4 94.476 + 2.9823i -87.183 + 2.6905i 64.89 + 30.213i
5 93.862 + 8.1008i -86.616 - 2.4655i 56.074 + 37.964i
6 93.406 + 10.086i -86.201 - 4.4823i 52.923 + 37.225i
7 93.564 + 11.049i -86.318 - 5.4128i 54.026 + 38.566i
8 93.607 + 11.643i -86.343 - 5.9938i 53.758 + 40.201i
9 93.521 + 11.886i -86.266 - 6.2434i 53.009 + 40.289i
10 93.508 + 11.961i -86.254 - 6.3189i 53 + 40.15i
11 93.529 + 12.012i -86.27 - 6.3666i 53.12 + 40.314i
12 93.525 + 12.044i -86.267 - 6.3982i 53.055 + 40.402i
13 93.518 + 12.052i -86.261 - 6.4073i 53.009 + 40.374i
! Lanjutan II !
___________________________________________________________
! ! ALIRAN DAYA ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi ! PADA SALURAN! !
! ke !---------------------------------------------!
! ! S32 ! SL12 ! SL13 !
___________________________________________________________
1 -79.546 - 12.094i 9.5576 + 16.509i 6.3061 + 4.9047i
2 -52.802 - 2.8102i 14.322 + 24.738i 6.8069 + 5.2943i
3 -61.181 - 7.1103i 13.856 + 23.932i 7.0513 + 5.4843i
4 -64.105 - 28.381i 12.889 + 22.262i 7.2936 + 5.6728i
5 -55.369 - 36.318i 13.262 + 22.907i 7.2454 + 5.6353i
6 -52.277 - 35.718i 13.551 + 23.406i 7.2053 + 5.6041i
7 -53.346 - 36.979i 13.422 + 23.183i 7.246 + 5.6358i
8 -53.063 - 38.578i 13.374 + 23.1i 7.2635 + 5.6494i
9 -52.325 - 38.692i 13.428 + 23.194i 7.255 + 5.6428i
10 -52.317 - 38.557i 13.437 + 23.209i 7.2546 + 5.6424i
11 -52.434 - 38.711i 13.421 + 23.182i 7.2587 + 5.6456i
12 -52.368 - 38.8i 13.422 + 23.184i 7.2588 + 5.6458i
14
13 -52.323 - 38.774i 13.427 + 23.192i 7.2579 + 5.6451i
_____________________________________________
! Lanjutan III !
___________________________________________________________
! ! RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN !
!Iterasi !---------------------------------------------!
! ke ! S32 ! SL12 ! SL13 !
___________________________________________________________
1 0.97669 + 2.2789i
2 0.4303 + 1.004i
3 0.59625 + 1.3913i
4 0.7853 + 1.8324i
5 0.70519 + 1.6454i
6 0.6461 + 1.5076i
7 0.68022 + 1.5872i
8 0.69553 + 1.6229i
9 0.68452 + 1.5972i
10 0.68277 + 1.5931i
11 0.68675 + 1.6024i
12 0.68678 + 1.6025i
13 0.6857 + 1.6i
_________________________________________________________
15
BAB II
ANALISA GANGGUAN
2.1 Pengantar
Jenis gangguan yang mungkin terjadi pada system tenaga listrik terdiri dari :
a. Gangguan shunt
b. Ganguan seri
c. Gangguan simultan
Tujuan analisis ganguan (hubung singkat) adalah:
Menentukan arus dan tegangan maksimum dan minimum pada bagian-bagian/ titik-titik
tertentu dari sistem tenaga listrik untuk jenis gangguan yang mungkin terjadi, sehingga
dapat ditentukan pola pengamanan, relay dan pemutus (Circuit Breaker) untuk
mengamankan peralatan dan sistem dari keadaan abnormal dalam waktu seminimal
mungkin.
Bila pada suatu jala-jala terjadi gangguan, arus yang mengalir akan ditentukan oleh gaya
gerak listrik (internal emf) dari mesin pada jala-jala, impedansi- impedansinya, dan
impedansi- impedansi pada jala-jala antara mesin-mesin dan titik tempat terjadinya
ganguan tersebut.
Perhitungan arus ganguan pada periode-periode yang berlainan dalam menjelaskan
perubahan- perubahan dalam reaktansi dan tegangan pada suatu mesin serempak pada
saat arus berubah dari nilai mulanya karena timbulnya suatu ganguan ke nilai keadaan
tetapnya.
16
dihubungkan singkat adalah sama seperti yang mengalir bila suatu tegangan bolak-balik
tiba-tiba dikenakan pada suatu resistansi dan suatu induksi dalam hubungan seri. Tetapi
ada perbedaan- perbedaan yang penting, karena arus dalam jangkar mempengaruhi
medan yang berputar.
oa Eg
l
2 Xd
oa Eg
l'
2 X 'd
oa Eg
l''
2 X ''d
Dimana :
l = arus keadaan tetap, nilai rms tidak termasuk komponen dc
l'' = arus peralihan, nilai rms tidak termasuk komponen dc
l' ' = arus sub peralihan, nilai rms tidak termasuk komponen dc
Xd = reaktansi serempak poros langsung
X 'd = reaktansi peralihan poros langsung
X ''d = reaktansi sub peralihan poros langsung
Eg = tegangan rms dari suatu terminal ke netral pada keadaan tanpa beban c
Arus sub peralihan l ' ' adalah jauh lebih besar dari arus keadaan tetap l karena
penurunan fluks diantara celah udara mesin yang disebabkan oleh arus jangkar. Jadi suatu
tegangan yang jauh lebih besar dari pada tegangan setelah terjadinya keadaan tetap
diimbas (induced) di dalam gulungan-gulungan jangkar segera setelah terjadi ganguan.
Tegangan-Tegangan Dalam Mesin Berbeban Dalam Keadaan Peralihan
Suatu generator serempak yang tidak membawa arus pada saat terjadi suatu
ganguan tiga-fasa pada terminal- terminal mesin tersebut. Sebuah generator yang sedang
dibebani pada saat terjadi suatu gangguan. Pada gambar.1 rangkaian ekivalen sebuah
generator yang mempunyai beban tiga-fasa seimbang. Impedansi luar terlihat diantara
terminal-terminal generator dan titik P dimana gangguan itu terjadi. Arus yang mengalir
pada titik P sebelum terjadinya ganguan adalah lt , tegangan pada ganguan adalah vf dan
tegangan terminal generator adalah vt.
17
Rangkian- rangkian ekivalen untuk sebuah generator yang mencatu suatu beban
tiga-fasa seimbang. Terjadinya suatu ganguan tiga-fasa pada P ditirukan (simulated)
dengan menutup saklar S. (a) Rangkaian ekivalen generator yang biasa dalam keadaan-
tetap dengan beban, (b) Rangkaian untuk perhitungan l ”.
18
Gambar 2.2 Diagram Impedansi pada Contoh 2.1
19
= 0.980 -90 =
= 1.895 -178 =
= 1.363 46 =
=----------------------------------------=
3. TEGANGAN PADA MASING-MASING BUS
SELAMA TERJADI GANGGUAN UNTUK
FASA A
=----------------------------------------=
= V1(F) = 0.87255 per unit =
= V2(F) = 0.88235 per unit =
= V3(F) = 0.78431 per unit =
=----------------------------------------=
4. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN UNTUK
FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_F = 0.0784 -90 =
= I13_F = 0.5882 -90 =
= I23_F = 0.3922 -90 =
=----------------------------------------=
20
T2 100 20/220 kV 0,10 0,10 0,10
L12 100 220 kV 0,35 0,35 0,30
L13 100 220 kV 0,15 0,15 0,35
L23 100 220 kV 0,25 0,25 0,40
G1 G2
T1 T2
1 2
21
Gambar 2.5 Diagram Impedansi Urutan Nol untuk Contoh 3.1
===========================================================================
PERHITUNGAN ARUS & TEGANGAN SELAMA TERJADI GANGGUAN
GANGGUAN FASA.
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :1520458210930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
22
= I3_abc_F Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= 0.9404 -90 =
= 0 =
= 0 =
=----------------------------------------=
3. KOPONEN SIMETRIS TEGANGAN BUS SELAMA
GANGGUAN
=----------------------------------------=
= (dalam satuan per unit) =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = -0.0439 =
= 0.9592 =
= -0.0408 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = -0.0204 =
= 0.9624 =
= -0.0376 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = -0.1097 =
= 0.9310 =
= -0.0690 =
=----------------------------------------=
4. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1_abc_F = 0.8746 0 =
= 1.8936 -88.15 =
= 1.4222 135.01 =
=----------------------------------------=
= V2_abc_F = 0.9044 0 =
= 1.8974 -87.54 =
= 1.4055 134.51 =
=----------------------------------------=
= V3_abc_F = 0.7524 0 =
= 1.8655 -89.34 =
= 1.4694 135.35 =
=----------------------------------------=
5. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_012 = 0.0784 -90 =
= 0.0251 -90 =
= 0.0251 -90 =
=----------------------------------------=
23
= I13_012 = 0.1881 -90 =
= 0.1881 -90 =
= 0.1881 -90 =
=----------------------------------------=
= I23_012 = 0.1254 -90 =
= 0.1254 -90 =
= 0.1254 -90 =
=----------------------------------------=
6. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_abc_F = 0.1285 -90 =
= 0.0601 -114 =
= 0.0601 -114 =
=----------------------------------------=
= I13_abc_F = 0.5643 -90 =
= 0.1821 =
= 0.1821 =
=----------------------------------------=
= I23_abc_F = 0.3762 -90 =
= 0.1214 =
= 0.1214 =
=----------------------------------------=
24
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = 0 =
= 0.8952 =
= 0.1048 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = 0 =
= 0.9032 =
= 0.0968 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = 0 =
= 0.8226 =
= 0.1774 =
=----------------------------------------=
4. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1-abc(F) = 1 0 =
= 1.6288 -91.58 =
= 1.1078 143.29 =
=----------------------------------------=
= V2-abc(F) = 1 0 =
= 1.6519 -91.26 =
= 1.1288 142.60 =
=----------------------------------------=
= V3-abc(F) = 1 0 =
= 1.4231 -94.94 =
= 0.9281 150.87 =
=----------------------------------------=
5. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I21_012 = 0 0 =
= 0.0645 -90 =
= 0.0645 90 =
=----------------------------------------=
= I13_012 = 0 0 =
= 0.4839 -90 =
= 0.4839 90 =
=----------------------------------------=
= I23_012 = 0 0 =
= 0.3226 -90 =
= 0.3226 90 =
=----------------------------------------=
6. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN
25
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 2-1 (I21(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -0.187 =
= fasa c = 0.187 =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 1-3 (I13(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -1.402 =
= fasa c = 1.402 =
=----------------------------------------=
Arus gangguan pada saluran 2-3 (I23(F))
untuk :
= fasa a = 0 =
= fasa b = -0.935 =
= fasa c = 0.935 =
=----------------------------------------=
26
= I3-F-T = 0.5399 108 =
=----------------------------------------=
4. KOMPONEN SIMETRIS TEGANGAN BUS
SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= DALAM SATUAN PER UNIT =
=----------------------------------------=
= V1-012(F) = 0.0245 =
= 0.6932 =
= 0.2841 =
=----------------------------------------=
= V2-012(F) = 0.0114 =
= 0.7168 =
= 0.2622 =
=----------------------------------------=
= V3-012(F) = 0.0612 =
= 0.4808 =
= 0.4808 =
=----------------------------------------=
5. TEGANGAN BUS SELAMA GANGGUAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= V1-abc(F) = 1.0017 0 =
= 1.0859 -101.33 =
= 0.6608 169.47 =
=----------------------------------------=
= V2-abc(F) =0.9904 0 =
= 1.1496 -100.17 =
= 0.7125 164.89 =
=----------------------------------------=
= V3-abc(F) =1.0227 0 =
= 0.6048 -129.84 =
= 0.6048 -129.84 =
=----------------------------------------=
6. KOMPONEN SIMETRIS ARUS GANGGUAN
PADA SALURAN UNTUK FASA A
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I12_012 = 0.0437 -90 =
= 0.1888 90 =
= 0.1748 -90 =
=----------------------------------------=
= I13_012 = 0.1049 90 =
= 1.4161 -90 =
= 1.3112 90 =
=----------------------------------------=
= I23_012= 0.0699 90 =
27
= 0.9441 -90 =
= 0.8741 90 =
=----------------------------------------=
7. ARUS GANGGUAN PADA SALURAN
=----------------------------------------=
= Harga Sudut =
= (per unit) (derajat) =
=----------------------------------------=
= I12_abc_F = 0.0297 -90 =
= 0.5527 15.07 =
= 0.5746 -154.85 =
=----------------------------------------=
= I13_abc_F = 0 =
= 4.2086 -161.99 =
= 4.2198 22.41 =
=----------------------------------------=
= I23_abc_F = 0 =
= 2.8057 -161.99 =
= 2.8132 22.41 =
=----------------------------------------=
28
BAB III
ANALISIS STABILITAS
3.1 Pengantar
Persamaan Ayunan(Swing Equation)
Untuk melakukan analisis kestabilan suatu sistem tenaga listrik, maka hal pertama
yang harus dilakukan adalah membangun model matematika yang dapat menggambarkan
dinamika sistem tenaga listrik saat ada gangguan besar. Model matematika yang dipakai
untuk pembangkit listrik adalah persamaan ayunan (swing equation) Persamaan ayunan
adalah persamaan yang mengatur gerakan rotor suatu mesin serempak didasarkan pada
prinsip dalam dinamika yang menyatakan :Momen putar percepatan (accellarating
torque) adalah hasil kali momen kelembaban (moment of inertia) rotor dan percepatan
sudutnya” Untuk generator serempak, persamaan ayunan ditulis8) :
Dengan :
J = Momen inersia dari massa rotor (kg-m2 )
M = Pergeseran sudut rotor terhadap sumbu yang stasioner (radianmekanis)
t= Waktu (detik)
Tm = Momen putar mekanis atau poros (penggerak) yang diberikan oleh penggerak mula
dikurangi dengan momen putar perlambatan (retarding) yang disebabkan oleh rugi-rugi
perputaran (N-m)
Te = Momen putar elektris (N-m)
29
Gambar 3.1.Representasi suatu rotor mesin yang membandingkan arah perputaran serta
medan putar mekanis dan elektris.
Karena m diukur terhadap sumbu diam pada stator maka untuk mengukur posisi sudut
rotor terhadap sumbu yang berputar dengan kecepatan sinkron maka :
30
dalam transien generator pada rel 1, sedang E2 ’ pada ujung penerima dianggap sebagai
tegangan tak hinggga yang reaktansi peralihannya sudah dimasukkan dalam jaringan.
Sedang hubungan antara daya nyata dan daya reaktif dari kedua generator dirumuskan
sebagai berikut :
Karena P1 mewakili keluaran daya listrik dari generator (rugi jangkar diabaikan) kita
telah menggantinya dengan Pe pada gambar (2.20) yang disebut persamaan sudut daya,
grafik yang dibuat sebagai fungsi dinamakan lengkung (kurva) sudut daya, untuk
konfigurasi jaringan tertentu Pe, Pmaks = konstanta. Persamaan sudut daya yang untuk
jala-jala reaktansi murni adalah
31
Masing-masing beban diubah menjadi admitansi konstan ke tanah pada relnya dengan
menggunakan pesamaan :
Gambar 3.1.Lengkung sudut daya yang menunjukkan sudut pemutusan kritis cr,
Luas A1 dan A2 adalah sama.
Pada Gambar 2.8, luas A1 yang diarsir tergantung pada waktu yang diperlukan
untuk menghilangkan gangguan. Jika ada keterlambatan dalam pemutusan gangguan ini,
sudut cr akan bertambah sehingga luas bagian yang diarsir A1 dan juga bertambah, untuk
mengembalikan rotor pada kecepatan serempak pada sudut ayunan maksimal maks yang
lebih besar. Jika keterlambatan tersebut di atas diperpanjang sedemikian rupa sehinggga
32
sudut rotor berayun melebihi sudut maks maka kecepatan rotor pada titik itu dalam
lengkung sudut daya adalah lebih besar dari kecepatan serempak ketika didapat lagi daya
percepatan positif. Dengan adanya pengaruh daya percepatan positif ini, sudut akan
meningkat tanpa batas dan terjadilah ketidakstabilan. Oleh karena itu kita temukan sudut
kritis untuk pemutusan (clearing) gangguan disebut sudut pemutusan kritis cr (critical
clearing angle).Sedang waktu kritis yang diperlukan untuk menghilangkan gangguan
disebut waktu pemutusan kritis tcr (critical clearing time).
Perhitungan untuk sudut pemutusan kritis dan waktu pemutusan kritis sebagai
berikut, Luas segi empat A1 adalah :
Dengan memasukkan maks dan Pm ke dalam persamaan (2.28) maka akan diperoleh :
33
kritis dan waktu pemutusan kritis.
B) Gangguan tiga fasa terjadi pada salah satu pertengahan saluran, gangguan berakhir
dan saluran terganggu di isolasi. Tentukan sudut pemutus kritisnya.
Soal 2 : Dalam sistem pada gambar 3.2, suatu gangguan tiga fasa pada salah satu pertengahan
saluran. Dapatkan penyelesaian secara numerik dari persamaan ayunan untuk 1,0 detik dengan
menggunakan Euler dan Runge Kutta orde 4 dengan ukuran step ∆t = 0,01 detik. Gangguan di
putuskan pada 0,30 : 0,5 atau 0,40 detik.
===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) = 0.30
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !
34
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213
35
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
==========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461
>> Stblsinglemesin
===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
36
=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) =0.5
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107
37
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
K4 = 0.050061
! 0.30 ! 77.352 ! 4.914 !
K4 = 0.050959
! 0.31 ! 80.194 ! 5.006 !
K4 = 0.051843
! 0.32 ! 83.088 ! 5.096 !
K4 = 0.052717
! 0.33 ! 86.033 ! 5.184 !
K4 = 0.05359
! 0.34 ! 89.028 ! 5.272 !
K4 = 0.054467
! 0.35 ! 92.074 ! 5.359 !
K4 = 0.055357
! 0.36 ! 95.169 ! 5.447 !
K4 = 0.056266
! 0.37 ! 98.316 ! 5.536 !
K4 = 0.057205
! 0.38 ! 101.513 ! 5.627 !
K4 = 0.058179
! 0.39 ! 104.764 ! 5.720 !
K4 = 0.0592
! 0.40 ! 108.069 ! 5.818 !
K4 = 0.060275
! 0.41 ! 111.432 ! 5.920 !
K4 = 0.061414
! 0.42 ! 114.854 ! 6.028 !
K4 = 0.062626
! 0.43 ! 118.340 ! 6.141 !
K4 = 0.063922
! 0.44 ! 121.893 ! 6.263 !
K4 = 0.065312
! 0.45 ! 125.518 ! 6.392 !
38
K4 = 0.066805
! 0.46 ! 129.220 ! 6.531 !
K4 = 0.068414
! 0.47 ! 133.004 ! 6.681 !
K4 = 0.070148
! 0.48 ! 136.877 ! 6.841 !
K4 = 0.07202
! 0.49 ! 140.846 ! 7.015 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
=========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461
omega = 11.97
omega = 12.233
omega = 12.443
omega = 13.006
omega = 13.357
omega = 13.921
omega = 14.394
omega = 14.926
omega = 15.184
omega = 15.535
39
omega = 15.916
omega = 16.479
omega = 16.572
omega = 16.928
omega = 17.193
omega = 17.656
omega = 17.786
omega = 18.06
omega = 18.265
omega = 18.357
===========================================================================
KURVA AYUNAN SELAMA 1 DETIK UNTUK STABILITAS SINGLE MACHINE
PADA PEMUTUSAN 0.30; 0.5 DAN 0.40 DETIK
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE 4
Oleh : Anthoni Mario T. Nuban
Nim :152045810930
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro
Universitas Widyagama Malang
2019
===========================================================================
=========================================
== HARGA DELTA DAN OMEGA MELALUI ==
== PENYELESAIAN SECARA NUMERIK ==
== DENGAN METODE RUNGE KUTTA ORDE KE 4 ==
=========================================
== WAKTU ! DELTA ! OMEGA ==
== (detik) !(derajat) ! (radian/detik) ==
=========================================
Waktu pemutusan (detik) =0.40
=========================================
K4 = 0.0021665
! 0.00 ! 29.078 ! 0.000 !
K4 = 0.0043286
! 0.01 ! 29.140 ! 0.217 !
K4 = 0.0064813
! 0.02 ! 29.326 ! 0.433 !
K4 = 0.0086197
! 0.03 ! 29.636 ! 0.648 !
K4 = 0.010739
! 0.04 ! 30.068 ! 0.862 !
K4 = 0.012836
! 0.05 ! 30.623 ! 1.074 !
K4 = 0.014904
! 0.06 ! 31.299 ! 1.284 !
K4 = 0.016941
! 0.07 ! 32.094 ! 1.490 !
K4 = 0.018942
! 0.08 ! 33.006 ! 1.694 !
40
K4 = 0.020904
! 0.09 ! 34.034 ! 1.894 !
K4 = 0.022822
! 0.10 ! 35.176 ! 2.090 !
K4 = 0.024695
! 0.11 ! 36.429 ! 2.282 !
K4 = 0.026518
! 0.12 ! 37.790 ! 2.469 !
K4 = 0.028289
! 0.13 ! 39.258 ! 2.652 !
K4 = 0.030006
! 0.14 ! 40.828 ! 2.829 !
K4 = 0.031668
! 0.15 ! 42.498 ! 3.001 !
K4 = 0.033273
! 0.16 ! 44.266 ! 3.167 !
K4 = 0.034819
! 0.17 ! 46.126 ! 3.327 !
K4 = 0.036307
! 0.18 ! 48.077 ! 3.482 !
K4 = 0.037736
! 0.19 ! 50.115 ! 3.631 !
K4 = 0.039107
! 0.20 ! 52.237 ! 3.774 !
K4 = 0.04042
! 0.21 ! 54.438 ! 3.911 !
K4 = 0.041678
! 0.22 ! 56.717 ! 4.042 !
K4 = 0.042882
! 0.23 ! 59.069 ! 4.168 !
K4 = 0.044034
! 0.24 ! 61.492 ! 4.288 !
K4 = 0.045138
! 0.25 ! 63.982 ! 4.403 !
K4 = 0.046196
! 0.26 ! 66.537 ! 4.514 !
K4 = 0.047213
! 0.27 ! 69.154 ! 4.620 !
K4 = 0.048193
! 0.28 ! 71.830 ! 4.721 !
K4 = 0.04914
! 0.29 ! 74.563 ! 4.819 !
K4 = 0.050061
! 0.30 ! 77.352 ! 4.914 !
K4 = 0.050959
! 0.31 ! 80.194 ! 5.006 !
K4 = 0.051843
! 0.32 ! 83.088 ! 5.096 !
K4 = 0.052717
! 0.33 ! 86.033 ! 5.184 !
K4 = 0.05359
41
! 0.34 ! 89.028 ! 5.272 !
K4 = 0.054467
! 0.35 ! 92.074 ! 5.359 !
K4 = 0.055357
! 0.36 ! 95.169 ! 5.447 !
K4 = 0.056266
! 0.37 ! 98.316 ! 5.536 !
K4 = 0.057205
! 0.38 ! 101.513 ! 5.627 !
K4 = 0.058179
! 0.39 ! 104.764 ! 5.720 !
------------- Waktu Pemutusan -----------------
==========================================
omega = 0.21677
omega = 0.40269
omega = 0.55359
omega = 0.6694
omega = 0.75997
omega = 0.85467
omega = 1.0132
omega = 1.322
omega = 1.8338
omega = 2.4131
omega = 2.7029
omega = 2.8214
omega = 3.4066
omega = 3.5017
omega = 4.0474
omega = 4.606
omega = 5.1941
omega = 5.4066
omega = 5.964
omega = 6.1752
omega = 6.5436
omega = 7.1265
omega = 7.4719
omega = 8.0347
omega = 8.5361
omega = 9.1011
omega = 9.5
omega = 10.028
omega = 10.53
omega = 11.001
omega = 11.461
omega = 11.97
omega = 12.233
omega = 12.443
omega = 13.006
omega = 13.357
omega = 13.921
omega = 14.394
42
omega = 14.926
omega = 15.184
omega = 15.535
>>
Gambar 3.3 kurva single machine dengan waktu pemutusan 0.30; 0.5 dan 0.40 detik
Soal 1 : Suatu sistem transmisi 230 kV, 60 Hz mempunyai dua buah generator dan sebuah
infinite bus seperti di tunjukkan pada gambar 4.7. Data saluran dan transformator di berikan
dalam tabel 3.2. Suatu gangguan tiga fasa terjadi pada saluran 4-5 dekat bus 4.Dengan
menggunakan data dari penyelesaian aliran daya sebelum gangguan yang.
Tentukanlah kurva ayunan untuk masing-masing mesin selama 1,4 detik dan waktu pemutusan
0,20 detik dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde 4 dengan harga-harga reaktansi dan
H yang dinyatakan dalam dasar 100 MVA. Generator–generator dinyatakan sebagai berikut :
Generator 1 : 400 MVA,20 KV , Xd = 0,054 persatuan H = 11.2 MJ/MVA
Generator 2 : 250 MVA,18 KV , Xd=0,11 persatuan H = 8 MJ/MVA
43
Gambar 3.4 Diagram segaris Stabilitas Multi mesin
Tabel 3.1. Data Saluran dan Transformator (semua harga dalam pu)
Tabel 3.2. Data Saluran dan Nilai aliran daya pra gangguan
(semua harga dalam pu pada dasar 230kV, 100 MVA)
44
========================================================================
! 0.00 ! 22.460 ! 20.725 ! 0.000 ! 0.000 !
! 0.01 ! 22.628 ! 20.713 ! 0.589 ! -0.043 !
! 0.02 ! 23.135 ! 20.676 ! 1.178 ! -0.086 !
! 0.03 ! 23.978 ! 20.615 ! 1.767 ! -0.127 !
! 0.04 ! 25.160 ! 20.530 ! 2.356 ! -0.168 !
! 0.05 ! 26.678 ! 20.423 ! 2.945 ! -0.206 !
! 0.06 ! 28.535 ! 20.295 ! 3.534 ! -0.241 !
! 0.07 ! 30.728 ! 20.147 ! 4.123 ! -0.274 !
! 0.08 ! 33.260 ! 19.982 ! 4.712 ! -0.303 !
! 0.09 ! 36.128 ! 19.801 ! 5.301 ! -0.328 !
! 0.10 ! 39.335 ! 19.606 ! 5.890 ! -0.350 !
! 0.11 ! 42.878 ! 19.401 ! 6.480 ! -0.367 !
! 0.12 ! 46.760 ! 19.186 ! 7.069 ! -0.380 !
! 0.13 ! 50.978 ! 18.966 ! 7.658 ! -0.388 !
! 0.14 ! 55.535 ! 18.743 ! 8.247 ! -0.391 !
! 0.15 ! 60.428 ! 18.519 ! 8.836 ! -0.390 !
! 0.16 ! 65.660 ! 18.297 ! 9.425 ! -0.383 !
! 0.17 ! 71.228 ! 18.081 ! 10.014 ! -0.372 !
! 0.18 ! 77.135 ! 17.872 ! 10.603 ! -0.357 !
! 0.19 ! 83.378 ! 17.673 ! 11.192 ! -0.336 !
----------------------- Waktu Pemutusan ---------------------------
! 0.21 ! 89.960 ! 17.487 ! 11.781 ! -0.312 !
! 0.22 ! 96.444 ! 17.296 ! 10.856 ! -0.355 !
! 0.23 ! 102.402 ! 17.082 ! 9.944 ! -0.392 !
! 0.24 ! 107.845 ! 16.848 ! 9.058 ! -0.423 !
! 0.25 ! 112.789 ! 16.598 ! 8.207 ! -0.449 !
! 0.26 ! 117.257 ! 16.335 ! 7.398 ! -0.467 !
! 0.27 ! 121.275 ! 16.063 ! 6.634 ! -0.479 !
! 0.28 ! 124.868 ! 15.787 ! 5.915 ! -0.484 !
! 0.29 ! 128.062 ! 15.510 ! 5.243 ! -0.481 !
! 0.30 ! 130.884 ! 15.237 ! 4.614 ! -0.472 !
! 0.31 ! 133.358 ! 14.971 ! 4.027 ! -0.455 !
! 0.32 ! 135.506 ! 14.716 ! 3.477 ! -0.432 !
! 0.33 ! 137.349 ! 14.477 ! 2.961 ! -0.402 !
! 0.34 ! 138.905 ! 14.256 ! 2.476 ! -0.367 !
! 0.35 ! 140.191 ! 14.058 ! 2.016 ! -0.326 !
! 0.36 ! 141.219 ! 13.884 ! 1.577 ! -0.280 !
! 0.37 ! 142.001 ! 13.738 ! 1.155 ! -0.230 !
! 0.38 ! 142.545 ! 13.622 ! 0.746 ! -0.176 !
! 0.39 ! 142.858 ! 13.537 ! 0.345 ! -0.120 !
! 0.40 ! 142.941 ! 13.485 ! -0.052 ! -0.062 !
! 0.41 ! 142.798 ! 13.466 ! -0.450 ! -0.003 !
! 0.42 ! 142.425 ! 13.481 ! -0.852 ! 0.056 !
! 0.43 ! 141.819 ! 13.530 ! -1.265 ! 0.114 !
! 0.44 ! 140.973 ! 13.612 ! -1.690 ! 0.170 !
! 0.45 ! 139.879 ! 13.725 ! -2.134 ! 0.224 !
! 0.46 ! 138.524 ! 13.868 ! -2.601 ! 0.275 !
! 0.47 ! 136.894 ! 14.039 ! -3.094 ! 0.321 !
! 0.48 ! 134.973 ! 14.235 ! -3.618 ! 0.363 !
! 0.49 ! 132.741 ! 14.453 ! -4.177 ! 0.399 !
45
! 0.50 ! 130.179 ! 14.691 ! -4.775 ! 0.429 !
! 0.51 ! 127.262 ! 14.944 ! -5.415 ! 0.453 !
! 0.52 ! 123.965 ! 15.209 ! -6.099 ! 0.470 !
! 0.53 ! 120.264 ! 15.482 ! -6.830 ! 0.481 !
! 0.54 ! 116.130 ! 15.759 ! -7.606 ! 0.484 !
! 0.55 ! 111.539 ! 16.035 ! -8.426 ! 0.480 !
! 0.56 ! 106.467 ! 16.307 ! -9.287 ! 0.469 !
! 0.57 ! 100.890 ! 16.571 ! -10.181 ! 0.451 !
! 0.58 ! 94.795 ! 16.823 ! -11.098 ! 0.426 !
! 0.59 ! 88.171 ! 17.058 ! -12.023 ! 0.395 !
! 0.60 ! 81.019 ! 17.275 ! -12.938 ! 0.359 !
! 0.61 ! 73.352 ! 17.468 ! -13.818 ! 0.317 !
! 0.62 ! 65.197 ! 17.637 ! -14.636 ! 0.270 !
! 0.63 ! 56.598 ! 17.777 ! -15.363 ! 0.220 !
! 0.64 ! 47.616 ! 17.888 ! -15.964 ! 0.166 !
! 0.65 ! 38.334 ! 17.967 ! -16.409 ! 0.110 !
! 0.66 ! 28.848 ! 18.013 ! -16.669 ! 0.052 !
! 0.67 ! 19.273 ! 18.026 ! -16.720 ! -0.007 !
! 0.68 ! 9.732 ! 18.006 ! -16.546 ! -0.065 !
! 0.69 ! 0.357 ! 17.952 ! -16.141 ! -0.122 !
! 0.70 ! -8.721 ! 17.866 ! -15.510 ! -0.178 !
! 0.71 ! -17.375 ! 17.748 ! -14.663 ! -0.231 !
! 0.72 ! -25.487 ! 17.601 ! -13.621 ! -0.281 !
! 0.73 ! -32.951 ! 17.427 ! -12.408 ! -0.327 !
! 0.74 ! -39.678 ! 17.228 ! -11.051 ! -0.367 !
! 0.75 ! -45.592 ! 17.007 ! -9.576 ! -0.403 !
! 0.76 ! -50.633 ! 16.768 ! -8.009 ! -0.432 !
! 0.77 ! -54.756 ! 16.513 ! -6.373 ! -0.455 !
! 0.78 ! -57.927 ! 16.247 ! -4.687 ! -0.472 !
! 0.79 ! -60.120 ! 15.974 ! -2.966 ! -0.481 !
! 0.80 ! -61.322 ! 15.697 ! -1.226 ! -0.484 !
! 0.81 ! -61.524 ! 15.421 ! 0.522 ! -0.479 !
! 0.82 ! -60.725 ! 15.149 ! 2.266 ! -0.467 !
! 0.83 ! -58.930 ! 14.887 ! 3.996 ! -0.448 !
! 0.84 ! -56.152 ! 14.637 ! 5.698 ! -0.423 !
! 0.85 ! -52.409 ! 14.403 ! 7.356 ! -0.391 !
! 0.86 ! -47.734 ! 14.189 ! 8.954 ! -0.354 !
! 0.87 ! -42.165 ! 13.998 ! 10.468 ! -0.311 !
! 0.88 ! -35.758 ! 13.833 ! 11.876 ! -0.264 !
! 0.89 ! -28.581 ! 13.697 ! 13.151 ! -0.212 !
! 0.90 ! -20.719 ! 13.591 ! 14.265 ! -0.158 !
! 0.91 ! -12.270 ! 13.516 ! 15.193 ! -0.101 !
! 0.92 ! -3.348 ! 13.475 ! 15.913 ! -0.043 !
! 0.93 ! 5.923 ! 13.467 ! 16.410 ! 0.016 !
! 0.94 ! 15.412 ! 13.494 ! 16.677 ! 0.075 !
! 0.95 ! 24.989 ! 13.553 ! 16.715 ! 0.133 !
! 0.96 ! 34.526 ! 13.645 ! 16.538 ! 0.188 !
! 0.97 ! 43.903 ! 13.768 ! 16.164 ! 0.241 !
! 0.98 ! 53.016 ! 13.921 ! 15.622 ! 0.290 !
! 0.99 ! 61.778 ! 14.100 ! 14.942 ! 0.335 !
! 1.00 ! 70.119 ! 14.304 ! 14.157 ! 0.375 !
46
! 1.01 ! 77.987 ! 14.529 ! 13.298 ! 0.410 !
! 1.02 ! 85.349 ! 14.772 ! 12.395 ! 0.438 !
! 1.03 ! 92.187 ! 15.029 ! 11.471 ! 0.460 !
! 1.04 ! 98.495 ! 15.297 ! 10.549 ! 0.475 !
! 1.05 ! 104.279 ! 15.572 ! 9.645 ! 0.483 !
! 1.06 ! 109.552 ! 15.849 ! 8.769 ! 0.483 !
! 1.07 ! 114.335 ! 16.125 ! 7.932 ! 0.477 !
! 1.08 ! 118.650 ! 16.394 ! 7.137 ! 0.464 !
! 1.09 ! 122.522 ! 16.655 ! 6.388 ! 0.444 !
! 1.10 ! 125.979 ! 16.901 ! 5.685 ! 0.417 !
! 1.11 ! 129.046 ! 17.131 ! 5.028 ! 0.384 !
! 1.12 ! 131.749 ! 17.340 ! 4.413 ! 0.346 !
! 1.13 ! 134.111 ! 17.526 ! 3.839 ! 0.302 !
! 1.14 ! 136.155 ! 17.686 ! 3.301 ! 0.254 !
! 1.15 ! 137.900 ! 17.817 ! 2.796 ! 0.202 !
! 1.16 ! 139.364 ! 17.917 ! 2.319 ! 0.148 !
! 1.17 ! 140.562 ! 17.986 ! 1.867 ! 0.091 !
! 1.18 ! 141.507 ! 18.021 ! 1.434 ! 0.033 !
! 1.19 ! 142.209 ! 18.023 ! 1.017 ! -0.026 !
! 1.20 ! 142.675 ! 17.992 ! 0.611 ! -0.084 !
! 1.21 ! 142.911 ! 17.927 ! 0.212 ! -0.141 !
! 1.22 ! 142.918 ! 17.831 ! -0.185 ! -0.196 !
! 1.23 ! 142.699 ! 17.704 ! -0.584 ! -0.248 !
! 1.24 ! 142.248 ! 17.547 ! -0.989 ! -0.296 !
! 1.25 ! 141.563 ! 17.365 ! -1.405 ! -0.340 !
! 1.26 ! 140.635 ! 17.158 ! -1.837 ! -0.380 !
! 1.27 ! 139.455 ! 16.931 ! -2.287 ! -0.413 !
! 1.28 ! 138.009 ! 16.686 ! -2.762 ! -0.441 !
! 1.29 ! 136.284 ! 16.427 ! -3.265 ! -0.462 !
! 1.30 ! 134.261 ! 16.159 ! -3.801 ! -0.476 !
! 1.31 ! 131.922 ! 15.884 ! -4.373 ! -0.483 !
! 1.32 ! 129.243 ! 15.606 ! -4.984 ! -0.483 !
! 1.33 ! 126.202 ! 15.331 ! -5.639 ! -0.476 !
! 1.34 ! 122.773 ! 15.062 ! -6.338 ! -0.462 !
! 1.35 ! 118.930 ! 14.803 ! -7.084 ! -0.441 !
! 1.36 ! 114.646 ! 14.558 ! -7.876 ! -0.413 !
! 1.37 ! 109.897 ! 14.331 ! -8.710 ! -0.380 !
! 1.38 ! 104.658 ! 14.124 ! -9.583 ! -0.341 !
! 1.39 ! 98.909 ! 13.942 ! -10.486 ! -0.296 !
! 1.40 ! 92.638 ! 13.786 ! -11.408 ! -0.247 !
========================================================================
>>
47
Gambar 3.5 kurva ayunan multi machine waktu pemutusan 0,2 detik
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Di dalam analisa aliran daya, yang di hitung adalah tegangan dan aliran daya pada
tiap bus dan pada tiap saluran. Parameter-parameter listrik yang perlu
diperhatikan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik sehubungan dengan
analisa aliran daya adalah besarnya harga skalar magnitude tegangan (|V|), sudut
fasa tegangan ( ), daya nyata (P), daya reaktif (Q). Di samping itu pada setiap
simpulnya (bus) perlu di ketahui dua parameter dari empat parameter tersebut. Di
lihat dari parameter yang dimiliki, maka untuk setiap simpul dapat dibedakan
(disebut juga klasifikasi Bus) menjadi 3 (tiga) macam simpul/bus/ril, yaitu :
a) Data Yang diperlukan untuk menghitung rumus Aliran Daya (Load Flow)
1. Bus beban (Load bus) atau PQ-Bus, dengan ciri :
o Terhubung dengan Beban
o P, Q diketahui (tetap)
o |V|, dihitung/dicari
2. Bus generator atau gen.bus atau PV-bus, dengan ciri :
o terhubung dengan generator
o P, |V| diketahui (tetap)
o Q, dihitung/dicari
3. Bus berayun (slack/swing bus) atau Vs-bus, bercirikan :
o terhubung dengan generator
o |V|, 00 diketahui (tetap)
o P, Q dihitung/dicari.
b) Metode perhitungan Aliran daya ada 3 metode yaitu :
Metode Gauss – Seidel
Gauss – Seidel adalah suatu metode iterasi untuk menyelesaikan
persamaan aljabar non linier. Dalam aplikasinya terhadap solusi aliran
daya dapat dinyatakan, diasumsikan bahwa seluruh bus kecuali slack bus
merupakan PQ bus. Dari asumsi tersebut diperoleh persamaan :
49
Persamaan umum menggunakan metode Gauss-Seidel
P = Daya nyata bus beban (W)
Q = Daya reaktif bus beban (V)
E = Tegangan internal bus (V), I = Arus bus beban (A)
Metode Newton – Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan aljabar non linier untuk menyatakan daya
nyata dan daya reaktif dalam bentuk tegangan bus. Daya pada bus p
dapat ditulis sebagai berikut :
50
persamaan dari metode Newton-Raphson :
imana Bij' dan Bij " adalah elemen dari matrik -B Ybus. Dari persamaan
tersebut akan diperoleh nilai dan V.
Perhitungan iterasi
dari hasil iterasi terakhir dan V baru di hitung nilai dayanya (P dan Q).
Elemen matrik B’ dan B” berasal dari elemen matrik -B Ybus, dimana
elemen
B’ dan B” akan melalui proses decoupled sbb :
Dalam menentukan elemen matrik B’ yang mewakili elemen jaringan
dimana karena efek aliran MVAr, maka reaktansi shunt dan tap trafo
pada fasa
51
off-diagonal diabaikan Dalam menentukan elemen matrik B”, efek sudut
pergeseran fasa trafo diabaikan. Matrik Jacobian disederhanakan melalui
pendekatan-pendekatan menjadi matrik B’ dan B” yang mempunyai
struktur yang sama dengan struktur matrik H dan N serta matrik B’ dan
B” berharga tetap selama iterasi. Jika keduanya hanya mengandung
admitansi-admitansi jaringan, maka harganya akan tetap dan hanya
membutuhkan evaluasi sekali saja pada iterasi pertama.
c) Parameter hasil yang diperoleh dari ketiga metode untuk menghitung Aliran
Daya
o Memperoleh diagram admitansi dan diagram impedansi
o memperoleh matrik impedansi (Y Bus) dan matrik admitansi (Z Bus)
d) Kegunaan menggunakan metode Gauss-Seidel
52
Perhitungan Economic Dispatch yang mengabaikan losses, mempunyai
prinsip dasar sebagai berikut :
sebelumnya ditentukan juga harga harga lambda awal, baru kemudian daya
tiap pembangkitan dapat dihitung dengan persamaan koordinasi, apabila
belum memenuhi toleransi yang diberikan maka dapat mencari harga lambda
baru yaitu dengan menggunakan Deret Taylor, akan diperoleh :
3. Gangguan Simetri adalah gangguan tiga fasa simetris yang mana terjadi pada saat
ketiga fasanya terhubung singkat melalui atau tanpa impedansi.
a. - tiga fasor yang tidak seimbang pada sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi
tiga sistem fasor yang seimbang.
- arus yang mengalir akan ditentukan oleh emf dalam mesin (internal emfs)
pada jaringan impedansinya dan impedansi pada jaringan antara mesin dengan
titik tempat terjadinya gangguan tersebut.
- Arus Hubung singkat
- Arus Maksimum
53
- Reaktansi transien
b. -Diketahui : Sumber tegangan pada sistem, Tegangan dasar ( tegangan dalam
generator, saluran udara, dan untuk kabel), reaktansi (pembangkit dan tiap
bus), impedansi pada tiap bus dan panjang kabel.
- Menghitung reaktansi pada tiap gardu
- Menghitung impedansi udara
- menghitung impedansi kabel
- menghitung total impedansi
- menghitung total impedansi pada tiap bus
- Menghitung tegangan pada saat gangguan
c. Parameter meliputi tiga saluran fasa mengalami gangguan hubung singkat,
parameter lainnya yaitu disaat tiga saliran fasa tersebut terbuka secara
bersamaan.
d. Dapat digunakan untuk menangani gangguan fasa majemuk yaitu tiga fasor
yang tidak seimbang pada sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi sistem
fasor yang seimbang.
4.2 Saran
Selain menggunakan program MATLAB, penelitian dapat dicoba
dengan ETAP.
Kontingensi yang dilakukan dapat dilakukan dengan pemutusan lebih
dari satu (kontingensi jamak), sehingga bisa dilihat perbedaan dari
hasil kontingensi tunggal.
56