Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM EKSITASI GENERATOR SINKRON PLTA MENDALAN


Periode : (1 Agustus – 28 September)

Disusun oleh :

Nama : Moch Sahri


NIM : 152045800959

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


KONSENTRASI ENERGI LISTRIK
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Generator adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. kumparan medan yang terdapat pada rotor generator sinkron
diberi penguat. Penguat pada generator sinkron adalah pemberian arus searah pada
belitan medan yang terdapat pada rotor dengan adanya arus yang mengalir melalui
kumparan medan akan menimbulkan fluks magnetik. Rotor diputar oleh penggerak
mula dengan kecepatan tertentu perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar
medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Fluks magnet pada kutub-kutub
rotor akan memotong kumparan jangkar secara bergantian sehingga menghasilkan GGL
bolak – balik pada ujung – ujung konduktor stator.
Terdapat banyak macam sistem eksitasi yang dapat diterapkan pada generator
sinkron. Pada generator sinkron, arus medan yang diperlukan untuk membangkitkan
medan magnet rotor disuplai dari sumber arus searah tertentu seperti generator DC,
Permanen Magnet Generator (PMG) dan Generator itu sendiri. Untuk melayani beban
listrik yang berkembang dan pada saat terjadi beban maksimum, maka biasanya
dilakukan pengoperasian generator secara paralel. Sebab jika hanya menggunakan satu
generator saja tidak akan cukup untuk melayani pada saat beban maksimum tersebut.
Dalam sistem mempararelkan generator ini dapat digunakan untuk mengatur faktor daya
generator tersebut dengan syarat mengatur arus eksitasi pada masing –masing generator
yang dipararelkan. Dimana arus eksitasi ini merupakan pemberian arus listrik pada
kutub magnetik pada generator dengan mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita
dapat mengatur besar tegangan output generator.
Pada generator di PLTA Mendalan untuk membangkitkan arus medan pada sistem
eksitasi dan pada sistem eksitasi maka digunkan AVR (automtic voltage regulator) dan
generator DC (main exciter) berdasarkan permasalahan tersebut salah satu
permasalahan pada generator yaitu sistem penguat atau sistem eksitasi. Penggunaan dari
sistem eksitasi yang digunakan kurang efisien karena dengan menghilangkan generator
DC (main exciter) maka sistem eksitasi pada generator utama dapat bekerja efisien dan
peralatan lebih mudah jika terjadi gangguan pada sistem eksitasi dapat berakibat fatal
pada generator dan akan menyebabkan generator padam dan sistem kelistrikan
konsumen juga akan padam.
Karena hal tersebut dibahas sistem eksitasi menggunaka AVR (automatic voltage
regulator) dan menggunakan generator DC (main exciter) sebagai alat untuk
membangkitkan arus untuk eksitasi pada generator yang dapat diterapkan pada PLTA
Mendalan sehingga membuat sistem eksitasi menjadi kurang efisien.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam penelitian kerja praktek ini adalah
1. Bagaimana kerja dari sistem eksitasi yang menggunakan sikat arang (Brush
excitation) pada PLTA Mendalan.
2. Bagaimana pengaruh main exciter (Generator DC) yang dioperasikan di PLTA
Mendalan.

1.3. Tujuan dan Manfaat.


Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek antara lain :
1. Untuk mendapatkan relevansi antara teori di bangku perkuliahan dengan praktek
yang ada disuatu instansi atau industri.
2. Untuk lebih mengetahui, memahami, mempelajari dan menganalisa sistem yang
diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek.
3. Dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan terjun atau turut
serta dalam memproses.
4. Sebagai sarana mahasiswa untuk mengembangkan kreatifitas penelitian
teknologi dan membuka induksiana perkembangan ilmu dan teknologi secara
global.

1.4. Ruang lingkup dan Pembahasan.


Pada pembahsan laporan kerja praktek ini agar terhindar dari pembahasan yang
terlalu melebar dan menyimpang terlalu jauh dari literatur yang kami dalami, maka
penyusun memberikan ruang lingkup pembahasan, yakni:
1. Membahas sistem eksitasi yang digunakan di PLTA Mendalan.
2. Membahas gangguan yang sering terjadi pada sistem eksitasi.
3. Membahas efek pembebanan pada sistem eksitasi metode yang digunakan dalam
kerja praktek adalah sebagai berikut:
1.4.1 Metode interview atau tanya jawab melakukan wawancara atau tanya jawab
terhadap staf dan karyawan PT PJB UP BRANTAS/PLTA MENDALAN
1.4.2 Metode opservasi pengamatan langsung dilapangan dan melakukan proses
prodaction.
1.4.3 Metode literatur mempelajari literatur - literatur serta bahan-bahan yang
diberikan oleh pembimbing lapangan.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan Kerja
Sistematika Penulisan Laporan Kerja ini akan dibagi menjadi beberapa bab
antara lain:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan kerja praktek,
ruang lingkup pembahasan kerja praktek, serta sistematika penulisan laporan
kerja praktek.
2. BAB II: PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan secara umum tentang profil PT. PJB UP
BRANTAS/PLTA Mendalan yaitu meliputi sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, hak dan wewenang, lokasi perusahaan, kesehatan
keselamatan kerja (k3) dan etika profesi.
3. BAB III: HASIL KERJA PRAKTEK
Bab ini menjelaskan tentang hasil kerja praktek dan pengamatan selama di
lapangan.
4. BAB IV: PENUTUP
Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan saranuntuk pengembangan karya
tulis selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN INSTANSI
2.1. Sejarah Perusahaan
Sesuai peraturan pemerintah, Perusahaan umum Listrik Negara (PLN)
ditetapkan sebagai badan usaha yang memperoleh hak mengelola bagian kelistrikan
di indonesia. Pada tanggal 3 oktober 1995, PT. PLN PERSERO telah mendirikan
dua anak perusahaan yaitu PT. Indonesia Power dan PT. PJB (Pembangkit Jawa
Bali) yang bertujuan untuk mengusahakan sistem tenaga listrik berdasarkan prinsip
niaga yang sehat. Sebagai langkah lanjut kedua anak perusahaan akan saling
berkompetisi satu sama lain serta perusahaan swasta yang akan masuk dalam sistem
pembangkit Jawa-Bali. Kedua perseroan tersebut dengan kekuatan finansiall dan
teknis yang seimbang, maka PT. PJB sampai saat ini mempunyai beberapa unit
pembangkit antara lain:
1. PT PJB Unit Pembangkit Muara Karang (PLTU dan PLTG).
2. PT. PJB Unit Pembangkit Muara Tawar (PLTG).
3. PT. PJB Unit Pembangkit Paiton (PLTU).
4. PT. PJB Unit Pembangkit Gresik (PLTU, PLTG, dan PLTGU).
5. PT. PJB Unit Pembangkit Cirata (PLTA).
6. PT. PJB Unit Pembangkit Brantas (PLTA).

Diantara sistem Pembangkit tersebut, PT. PJB Unit Pembangkit Brantas (UP
Brantas) terdiri dari 13 unit pembangkit (PLTA), yaitu:
1. PLTA Ampel Gading.
2. PLTA Sengguruh.
3. PLTA Sutami.
4. PLTA Wlingi.
5. PLTA Lodoyo.
6. PLTA Tulungagung.
7. PLTA Wonorejo.
8. PLTA Mendalan.
9. PLTA Siman.
10. PLTA Selorejo.
11. PLTA Golang.
12. PLTA Gringging.
13. PLTA Ngebel.
Tabel 2.1 : Kapasitas Pembangkit UP Brantas
DISTRIK UNIT PLTA UNIT KAPASITAS (MW)
Distrik A Sengguruh 2 X 14,5
Sutami 3 X 35
Ampel Gading 2X5
Distrik B Wlingi 2 X 27
Lodoyo 4,5
Distrik C Tulungagung 2 X 18
Wonorejo 6,5
Distrik D Siman 3 X 3,6
5,6
Mendalan
3 X 5,8
Selorejo 4,48
Distrik E Ngebel 2,2
Golang 3 X 0,9
2 X 0,9
Gringging
1,4
Total UP Brantas 291,38 MW

(Sumber : Data pribadi).

Gambar 2.1 : PLTA Mendalan (Sumber : Data pribadi).

PLTA Mendalan terletak di desa Pondok Agung , Kecamatan Kasembon,


Kabupaten Malang, Jawa Timur. PLTA Mendalan berada di ketinggian kurang lebih
427,50 meter diatas permukaan laut dan dikelilingi pegunungan.
PLTA Mendalan didirikan oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1927, dengan
bangunan yang merupakan peninggalan pemerintahan itu sendiri bernama NIWEM
(Nederlandsch of Inside Water Kracht Electricities Maatscappy) dan beroperasi pada
tahun 1932.
Pada saat itu PLTA Mendalan mempunyai empat unit pembangkit yang
berkapasitas terpasang 5,6 MW dengan merk OERLIKON. Sekitar tahun 1949 PLTA
Mendalan tidak luput dari ajang pertempuran yang berakibat pada rusaknya empat unit
pembangkit. Pada tahun 1953 Belanda mengadakan perbaikan pada semua peralatan
yang rusak.
Belanda melakukan penggabungan pada peralatan yang masih bisa digunakan pada
ke-empat unit menjadi satu unit berkapasitas sama yaitu 5,6 MW, maka ditambah
pembuatan tiga unit dengan kapasitas 5,8 MW dengan merk SCORCH. Karena pada
saat itu Belanda mengakui kedaulatan Indonesia yang kemudian PLTA Mendalan
diserahkan Belanda ke PLN tanggal 30 Desember 1957. Dan hingga kini ke-empat unit
masih beroperasi.

Gambar 2.2 : Unit Generator PLTA Mendalan. (Sumber : Data pribadi).

2.2.Struktur Organisasi

Kepala PLTA Mendalan


Andry Widyatama

Operator Control Room Teknisi Mesin Administrasi


1. Samino 1. Allwi 1. Jaenuri
2. Sukedi 2. Gunaryo
3. Krismu 3. Zaini Gudang
4. Maulana F 4. Kasiyanto 1. Roikudin
5. Sandika
6. Sapta
Teknisi Listrik
1. Andry Setyawan
2. Farkhan

Teknisi Control
1. Adi Nurcahyo S

Analisis LK3
1. Kariyanto

Gambar 2.3 : Struktur Organisasi PLTA Mendalan. (Sumber : PLTA Mendalan)


2.3. Hak dan Wewenang
1. Kepala PLTA
a) Mengkordinir semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan
bekerja sama dengan masing-masing kepala sector bagian.
b) Mengadakan pembinaan kepegawaian.
c) Membuat laporan berkala dan mengajukan usulan kepada kepala sector.
2. Teknisi
a) Melakukan pemeliharaan rutin
b) Melakukan pemeliharaan kolektif
c) Membuat perencanaan berkala untuk pemeliharaan.
3. Operator
a) Patrol Cek Control
b) First Maintenance
c) Membuat laporan hasil
4. Administrasi
a) Membuat laporan administrasi PLTA
5. Gudang
a) Pengadaan barang-barang yang dibutuhkan PLTA
2.4 Lokasi Perusahaan
PLTA Mendalan terletak di desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. PLTA Mendalan berada pada ketinggian 
427,50 diatas permukaan laut.

Gambar 2.4 : Lokasi PLTA Mendalan (Sumber : Google Earth).


2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Setiap perusahaan pasti mempunyai standart Safety Program dalam setip
sistem kerjanya. Program ini dibuat demi kesehatan dan keselamatan para
pekerjanya.
Salah satu kebijakan PT.PJB Unit Pembangkit Brantas PLTA Mendalan
adalah menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Hal ini
diterapkan pada standart 5S yang didefinisikan sebagai pemanfaatan tempat
kerja yang mencakup (peralatan, dokumen, bangunan, dan ruang) untuk melatih
kebiasaan para karyawan disiplin kerja. 5S terdiri dari (Seiri (Ringkas),Seiton
(Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin)).
Program 5S adalah program yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan
positif karyawan. Program ini efektif mengurangi biaya produksi,
memperpendek waktu, memberi output yang berkualitas dan mengurangi resiko
kecelakaan dengan adanya kondisi kerja baik. Oleh karena itu PT.PJB UP
Brantas PLTA Mendalan menekankan bahwa kesehatan dan keselamatan adalah
tanggung jawab semua karyawan, karen itu semua karyawan harus mematuhi
program 5S dan mengikuti safety yang ada. Aturan safety dipasang diseluruh
area PLTA Mendalan, dimana area tersebut rawan untuk keselamatan kerja.
Berikut adalah tanda APD yang ada di salh satu tempat di PLTA Mendalan
pada ruangan Power House.

Gambar 2.5 : Standart APD pada ruangan Power House (Sumber : PLTA
Mendalan)

2.6 Manajemen Etika Profesi


Dalam PT.PJB UP Brantas terdapat beberapa nilai inti yang disebut PJB
WAY, dimana PJB WAY tersebut disingkat kedalam I-PJB. PJB WAY
adalah spirit, nilai, dan perilaku yang melekat dalam seluruh insan PJB dalam
melaksanakan Misi untuk mencapai Visi. Hal tersebut adalah :
a) Integrity, menjunjung tinggi etika, jujur, dan amanah memegang
teguh kaida tata kelola perusahaan yang baik (Good Cooperate
Govermance).
b) Profesional, bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang
dengan mengutamakan keselamatan dan keharmonisan lingkungan,
serta senantiasa percaya diri dengan terus mengembangkan potensi.
c) Joint Collaboration, melakukan kerja sama melalui integrase,
membangun jajaring, dan sinergi dengan berbagai pihak untuk
bersama-sama meningkatkan skala bisinis PJB Raya dan PLN Group,
d) Business Excellence, menerapkan paraktik bisnis terbaik dalam
mengelola dan mencapai tujuan PJB Raya secara kesinambungan dan
senantiasa berorientasi pada pelanggan, berpikir bisnis, dan
mengambil resiko terukur, inovatif , gesit, simple, dan adaptif.

Gambar 2.6 : PJB WAY. (Sumber : PLTA Mendalan)


BAB III
Kegiatan kerja praktek

3.1 Bidang Kegiatan


3.1.1 Umum
Pembangkit tenaga air (PLTA) Mendalan merupakan pembangkit listrik tenaga
air dengan tipe pondage yang memanfaatkan pada pengaturan tinggi TMA
(Tinggi Muka Air), pengelolaan energi secara tahunan dengan menggunakan
kolam tando harian (KTH). PLTA Mendalan merupakan salah satu unit
pembangkit yang dikelola PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas Malang yang
mensuplai listrik untuk dikirim melalui sistem interkoneksi Jawa Timur. Pada
pembangkit listrik PLTA Mendalan terdapat empat unit generator sinkron dengan
kapasitas 3 x 5,8 MW dan 1 x 5,6 MW.

Gambar 3.1 : Singgle Line PLTA Mendalan (sumber PLTA Mendalan)

Pada PLTA Mendalan, sistem eksitasi menggunakan jenis eksitasi dari sikat
(brush excitation). Dimana sistem eksitasi ini menggunakan slip ring dan carbon
brush sebagai media penyaluran eksitasi ke generator. Sumber eksitasi pada
sistem stastis berasal dari tegangan output generator itu sendiri yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier dan dibantu Main exciter. Namun
jika kondisi generator dalam keadaan mati dan akan dinyalakan maka untuk
injeksi awal arus eksitasi menggunakan baterai. Hal itu dinamakan kondisi field
flashing yaitu kondisi dimana generator belum mampu menghasilkan tegangan
keluaran dan setelah tegangan keluaran mencapai 5% dari tegangan nominal,
maka thrysistor pada Automatic Voltage Reguler (AVR) akan bekerja dan akan
mengatur arus yang masuk pada generator utama hingga mencapai tegangan
nominalnya yaitu 6 kV.
Gambar 3.2 : Sistem eksitasi PLTA Mendalan (Sumber PLTA
Mendalan).

Flender kopling

Main kopling

Gambar 3.3 : Flender kopling penghubung poros utama dan poros main
kopling (PLTA Mendalan).

3.1.2 Peralatan utama PLTA Mendalan


peralatan utama yang digunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
mendalan dan spesifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Turbin
Turbin adalah suatu mesin rotory yang berfungsi untuk mengubah
energi dari aliran fluida menjadi energi gerak bermanfaat. Jenis turbin
yang digunakan pada PLTA Mendalan adalah turbin francis. Turbin
francis adalah jenis turbin air yang dikembangkan oleh James B Francis.
Turbin jenis ini turbin yang menggabungkan reaksi aliran radial turbin
dan aliran aksial. Turbin ini turbin air paling umum di gunakan saat ini.
Kecepatan air yang masuk kedalam turbin tergantung pada tinggi jatuh
(40-600 M) dan juga aliran yang melalui guide vane atau wicket gate,
kemudian air mengalir melalui runner dan akhirnya mrnuju draft tube.
Gambar 3.4 : Turbin PLTA Mendalan (Sumber PLTA
Mendalan).

2. Generator
Generator berfungsi mengubah energi gerak menjadi energi listrik
untuk menghasilkan daya listrik. Generator sinkron yang digunakan PLTA
Mendalan buatan jerman dengan merk OERLIKON dan SCHORCH. Daya
listrik yang dihasilkan oleh generator PLTA mendalan akan ditranmisikan
menuju gardu induk (GI) siman, sekar putih, sengkaling dan belimbing
berikut adalah spesifikasi dari generator di PLTA mendalan.

Gambar 3.5 : Generator Oerlikon unit 1 PLTA Mendalan (Data


pribadi).

Tabel 3.1 spesifikasi generator unit 1 PLTA Mendalan


Pabrik OERLIKON SUISSE
Type / nomor seri CGT.4001140- 136009
Faktor daya 0,8
Kapasitas 7000 KVA
Tegangan 5,7 – 6,3 KV
Putaran / frekuensi 750 rpm / 50 Hz
Jumlah kutub 4 pasang
Kelas isolasi B/B
Hubungan Y
Sistem kopling dengan mesin tetap
Sistem pendingin udara
Tahun pasang 1951

Gambar 3.6 : Generator Schorch unit 2, 3 dan 4 PLTA Mendalan


(Sumber data pribadi).

Tabel 3.2 spesifikasi generator unit 2, 3, 4 PLTA Mendalan


Pabrik SCHORCH / GERMANY
Type / nomor seri W 8140/8./126496/1
Faktor daya 0,8
Kapasitas 7250 KVA , 698 A
Tegangan 6 KV + 5 %
Putaran / frekuensi 750 rpm / 50 Hz
Jumlah kutub 4 pasang
Kelas isolasi B/B
Hubungan Y
Sistem kopling dengan mesin tetap
Sistem pendingin udara
Tahun pasang 1955

Prinsip kerja dari generator sinkron yaitu pada kumparan medan yang
terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi yang akan
disuplai oleh arus searah sehingga menimbulkan fluks yang besarnya tetap
terhadap pada waktu. Kemudian penggerak mula (prime mover) yang
sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan
berputar pada kecepatan nominalnya sesuai dengan persamaan :
𝟏𝟐𝟎.𝐟
𝒏= 𝐩
Dimana : 𝑛 = kecepatan pada rotor (rpm)
𝑝 = Jumlah kutub rotor
𝑓 = frekuensi (Hz)

perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang


dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor
akan menginduksikan tegangan tiga fasa pada kumparan jangkar sehingga
akan menimbulkan medan putar pada stator. Perputaran tersebut
menghasilkan fluks magnetic yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu.
Adanya perubahan fluks magnetic yang melingkupi suatu kumparan akan
memimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut.

Gambar 3,7 : Rangkaian ekuivalen generator sinkron.(Sumber : Jurnal


Analisis pengaruh eksitasi).

GGL induksi (Ea) pada alternator akan terinduksi pada kumparan


jangkar alternator bila rotor diputar disekitar stator. Besarnya kuat medan
pada rotor dapat diatur dengan cara mengatur arus medan (If) yang
diberikan pada rotor. Besarnya GGL induksi (Ea) rata-rata yang dihasilkan
kumparan jangkar alternator dapat dilihat dalam persamaan sebagai
berikut:
𝐸 = 4,44. 𝑓. ∅. 𝑁
𝑛𝑝
Jika: 𝑓 = 120 , maka
𝑛𝑝
𝐸 = 4,44. 120.∅. 𝑁
4,44.𝑛.𝑝.∅.𝑁
𝐸= 120

4,44.𝑝.𝑁
Apabila: 𝐶= , maka 𝐸 = 𝐶𝑛∅
120

Dimana: 𝐸 = GGL induksi (volt)


𝑛 = Putaran (rpm)
𝑁 = Banyaknya lilitan / fase
𝑝 = Jumlah kutub
 = Fluks magnetik (weber)
𝐶 = Konstanta

3. Sistem Eksitasi
Sistem eksitasi adalah suatu perangkat yang memberikan arus penguat
(𝐼𝐹 ) kepada kumparan medan generator arus bolak-balik (Alternation
Current) yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan magnetnya
dengan bantuan arus searah. Sistem eksitasi dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
1. Sistem eksitasi menggunakan (brush) / sikat.
A. Sistem eksitasi statis
Sistem eksitasi statis adalah sistem eksitasi generator yang
menggunakan peralatan eksitasi tidak bergerak.

B. Sistem eksitasi dinamik


Sistem eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi yang
menggunakan main eksiter yang merupakan mesin bergerak.
2. Sistem Eksitasi Tanpa Sikat
Pada sistem eksitasi ini penyearah di pasangkan di poros yang
berputar dengan roto sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan
slipring.

Pada PLTA Mendalan menggunakan sistem eksitasi statis yakni


sumber arus eksitasi yang diambil dari keluaran generator itu sendiri
dan terdapat generator DC untuk membantu sistem eksitasi. Sedangkan
dalam penyaluran aarus eksitasi ke generator menggunakan media slip
ring dan sikat arang (carbon brush).
Sistem eksitasi yang di gunakan di PLTA Mendalan yaitu
menggunakan sikat dan sistemnya menggunakan eksitasi statis.

Gambar 3.8: Slipring dan carbon brush (Sumber PLTA Mendalan).

4. Batteray
Batteray berfungsi sebagai catu daya sistem eksitasi pada saat
starting awal dan peralatan yang membutuhkan tegangan DC. Dimana
pada proses ini generator belum mampu untuk menghasilkan tegangan
sendiri sebagai sumber eksitasi. Sehingga diperlukan battery sebagai
suplay untuk sistem eksitasi generator. Berikut spesifikasi batteray yang
digunakan di PLTA Mendalan.

Gambar 3.9: Batteray di PLTA Mendalan. (Sumber PLTA Mendalan).


Tabel 3.3: Spesifikasi batteray PLTA Mendalan.
Temp. Ruang 29 C
Tegangan Total 110.9 V
Kapasitas 450 AH
Range SG 1.150 - 1.250
Tegangan nominal Sel 1.4 V

5. Batteray Charger
Batteray Charger berfungsi untuk mengisi ulang tegangan batteray
yang digunakan sebagai catu daya sistem eksitasi pada saat starting awal
dan saat terjadi blackout. Berikut ini adalh spesifikasi dari batteray
charger pada PLTA Mendalan.

Gambar 3.10 : Batteray Charger PLTA Mendalan (Data Pribadi).


Tabel 3.4 : Spesifikasi batteray charger PLTA Mendalan.
Input 220 G. 110-100 AC 1PH/3PH 50Hz/60Hz
DC Output Voltage 115V
DC Outpu Current 8A
(Sumber: PLTA Mendalan).

6. Excitation Transformer
Excitation Transformer berfungsi untuk menurunkan tegangan
keluaran generator dari tegangan 6 kV tiga fasa menjadi tegangan 200
VAC. Yang kemudian akan disearahkan akan menjadi 115 VDC. Adapun
spesifikasi dari tansformer eksitasi yang digunakan pada PLTA
Mendalan adalah sebagai berikut.
Gambar 3.11 : Trafo Eksitasi PLTA Mendalan (Sumber: Data pribadi).

Tabel 3.5 : Spesifikasi Trafo Eksitasi PLTA Mendalan.


A Number Of Phase 3

B Rated Frekwensi 50 Hz

C Rated Capacity 5 kVA

D Rateng Voltage (Hv) 6000 V

E Rateng Voltage (Lv) 300 V dan 200 V

F Rateng Current (Hv) 0,48 A

G Ratenf Current (Lv) 9,62 A dan 14,43 A

H Short Circuit Impedence 2,5 %

I Insulation Class A

J Bil (kV) Hv/Lv LI 60 AC 20 / LI – AC 3

K Years Manufacture 2014

L Standart IEC 60076

M Type of cooling ONAN

N Vector Group Dy5

O Time Rise Oil/Winding 60/65 C

P Weight of Oil 80 Kg

Q Total pf Transformer Weight 380 Kg


(Sumber : PLTA Mendalan).

7. Thrysistor
Thrysistor merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengatur
arus DC yang berasal dari tegangan 3 fasa keluaran dari trafo eksitasi
dari 200 VAC menjadi 115 VDC.
Gambar 3.12 : OZTEC THRYSISTOR (Sumber : data pribadi).

Tegangan 115 VDC dan 417 Ampere inilah yang digunakan sebagai
sumber arus eksitasi pada generator sinkron di PLTA Mendalan.
Dengan menggunakan thrysistor, maka besarnya arus eksitasi dapat
diatur dengan cara mengatur sudut penyalaan thrysistor.

8. Sistem Proteksi
Dalam sistem eksitasi terdapat alat pengaman yang mengamankan
komponen dan peralatan penting lainnya dari kerusakan. Sistem
proteksi yang digunakan di PLTA Mendalan ini menggunakan Smart
Relay (SR 489 GE Multilin).

Gambar 3.13 : SR 489 GE MULTILIN (Sumber : Data pribadi).

Pada PLTA Mendalan terdapat alat pengaman antara lain adalah :


1. Over Current Relay (Pengaman arus lebih).
Relay ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus
kemudian membandingkan dengan nilai setting, apabila nilai arus
yang terbaca oleh relay melebihi nilai setting, maka relay akan
mengiri, perintah trip kepada PMT dengan waktu tunda trip sesuai
settingan. Berikut adalah spesifikasi OCR pada PLTA Mendalan :

Tabel 3.6 : Setting PT Generator Mendalan


Pabrik GE MULTILIN

Type SR 489
No. Seri B3240288

Phase CT Ratio 800 / 5 A

Ground CT Ratio 800 / 5 A

VT Connection Type Open Delta

VT Ratio 6000 / 100 V

Pengaman Generator
Relay Setting

Setting Parameter
Phase OverCurrent

Phase OverCurrent Trip Latched

Phase OverCurrent Trip Relays Relay 1

Enable Voltage Restraint No

Phase OverCurrent Pick Up 1.00 x CT

Curve Shape Definite Time

Over Current Curve Multipler 40.000

Over Current Reset Instantneous


(Sumber : PLTA Mendalan).

Tabel 3.7 : Setting CT OCR MTR 6 / 70 KV Unit 3 sisi 70 KV


PLTA Mendalan.
Pabrik BBC

Type SP

No. Seri Phase R B 534864

No. Seri Phase S B 534866

No. Seri Phase T B 534862

Range Arus Pick Up 2,5-10 A

Tap IN x 2.5 A

Range Waktu / Time Dial 0-10 Sec

Ratio CT 100 / 5 A
Main Transformator 6/70 kV
Pengaman Unit 3 sisi 70 kV.
(Sumber : PLTA Mendalan).

Tabel 3.8 : Setting CT Over Current Relay MTR 6/70 KV sisi 6


KV PLTA Mendalan.
Pabrik BBC

Type SP

No. Seri Phase R B 532937

No. Seri Phase S B 532956

No. Seri Phase T B 532933

Range Arus Pick Up 2,5-10 A

Tap IN x 2.5 A

Range Waktu / Time Dial 0-10 Sec

Ratio CT 1000 / 5 A
Main Transformator 6/70
Pengaman kV Unit 3 sisi 6 kV.
(Sumber : PLTA Mendalan).

2. Over Voltage Relay (Pengaman Tegangan Lebih).


Relay ini bekerja dengan membaca input berupa besaran
tegangan kemudian membandingkan nilai setting, apabila nilai
tegangan yang terbaca oleh relay melebihi nilai setting, maka relay
akan mengirim perintah trip kepada PMT dengan waktu tunda trip
sesuai settingan. Berikut adalah spesifikasi OVR pada PLTA
Mendalan.

Tabel 3.9 : Setting PT Over Voltage Relay Generator PLTA


Mendalan.
Pabrik GE MULTILIN

Type SR 489

No. Seri B 3240288

Phase CT Ratio 800 / 5 A

Ground CT Ratio 800 / 5 A

VT Connection Type Open Delta

VT Ratio 6000 / 100 V

Pengaman Generator
Relay Setting

Setting Parameter
Trip

Over Voltage Latched

Over Voltage Trip Relay Relay 1

Over Voltage Trip Delay 1.0 S


Over Voltage Trip Pick Up 1.15 x Ratted

Over Voltage Trip Reset Rate 1.4 S

Over Voltage Curve Element Definite Time


Alarm

Over Voltage Alarm Latched

Over Voltage Alarm Relay Relay 5

Over Voltage Alarm Pick Up 1.10 x Ratted

Over Voltage Alarm Delay 3.0 S

Over Voltage Alarm Events ON


(Sumber : PLTA Mendalan).

3. Under Voltage Relay (Pengaman Tegangan Kurang).


Relay ini bekerja dengan membaca input berupa besaran
tegangan kemudian membandingkan dengan nilai setting, apaila
nilai tegangan yang terbaca oleh relay kurang dari nilai setting,
maka relay akan mengirim perintah trip pada PMT dengan waktu
tunda sesuai settingan. Berikut adalah spesifikasi UVR pada PLTA
Mendalan :

Tabel 3.10 : Setting PT Under Voltage Relay Generator PLTA


Mendalan.
Pabrik GE MULTILIN

type SR 489

No. seri B3240288

Phase CT ratio 800/5A

Ground CT Ratio 800/5A

VT connection Type Open delta

VT ratio 6000/100 V

Pengaman generator
Relay setting

setting parameter
Trip

Undervoltage trip latched

Undervoltage trip relay Relay 1

Undervoltage trip delay 1.0 S

Undervoltage trip pickup 0.85 x rated


Undervoltage trip reset rate 1.4 S

Undervoltage curva element Definise time


Alarm

Undervoltage alarm latchead

Undervoltage alarm relay Relay 5

Undervoltage alarm pickup 0.85 x rated

Undervoltage alarm delay 3.0 S

Undervoltage alarm events ON

4. Differential Relay
Berfungsi untuk melindungi generator dari gangguan akibat
hubung singkat antar fasa-fasa atau fasa tanah. Berikut adalah
spesifikasi differential relay pada PLTA Mendalan.

Tabel 3.11 : Spesifikasi Differential Relay Generator PLTA


Mendalan.
Pabrik GE MULTILIN

Type SR 489

No. Seri B 3240288

Phase CT Ratio 800 / 5 A

Ground CT Rasio 800 / 5 A

VT Connection Type Open Delta

VT Ratio 6000 / 100 V

Pengaman Generator
Relay Setting

Setting Parameter

Trip

Phase Differential Trip Latched

Assign Trip Relays (1 - 4) Relays 1- 2

Differential Trip Delay 0 Cycles

Differentia Trip Main Pick Up 0.10 x CT

Differential Trip Slope 1 10%

Differential Trip Slope 2 20%


(Sumber : PLTA Mendalan).
9. Automatic Voltage Regulator
Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah peralatan yang
berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang akan
diinjeksikan ke generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan
(excitacy) pada exciter. Apabila tegangan generator output utama
dibawah tegangan nominal tegangan generator utama, maka AVR
akan mengatur tegangan penguatan (excitacy) pada exciter. Dan
juga sebaliknya apabila tegangan output generator utama melebihi
tegangan nominal generator utama maka AVR akan mengurangi
arus penguatan (excitacy) pada exciter.

Gambar 3.14 : AVR PLTA Mendalan (Sumber data pribadi).

10. Main Eksiter


Main eksiter adalah sebuah generator DC yang digunakan
untuk menambah atau mengurangi arus penguatan pada generator
utama.

Gambar 3.15 : Main Eksiter PLTA Mendalan (Sumber : Data


pribadi).

Dengan cara memutar rotor dari generator yang dikopel dengan


putaran turbin dan diberi penguatan dari AVR (Automatic Voltage
Regulator). Berikut ini adalah spesifikasi dari Main Exciter yang
digunakan pada PLTA Mendalan.
Gambar 3.16 : Name Plate Main Exciter PLTA Mendalan
(Sumber : Data Pribadi).

Tabel 3.12 : Spesifikasi Data Main Exciter Generator DC PLTA


Mendalan
A Type 128556 / 3

B Daya Nyata (P) 28,4 KW

C Rating Teganag Generator 68 V

D Rating Arus Generator 417 A

E Generator Rated Frekwensi 50 Hz

F Kecepatan Putaran per Menit 1500

G Kecepatan Putaran per Sekon


H Cos phi
I Tegangan Eksitasi 68

J Arus Eksitasi 417

K Max Cold Gas Temperatur 40 C


(Sumber : PLTA Mendalan).

11. Transformator
Transformator adalah suatu peralatan intuk memindahkan
energi listrik bolak-balik (AC) dari sirkit yang satu ke sirkitnyang
lainnya tanpa merubah frekwensi dengan cara induksi magnet.
Selain trafo juga berfungsi sebagai menaikkan tegangan (Step Up)
dan menurunkan tegangan (Step Down). Pada PLTA Mendalan
terdapat tiga jenis trafo.

1. Main Trafo

Tabel 3.13 : Spesifikasi Main Trafo 1 dan 2 PLTA Mendalan.


Merk AEG Berlin

Tegangan 6 KV / 74 KV
Arus 674 A / 54,6 A

Daya 7000 KVA


Delta (sisi 6 KV)
Hubungan Star (sisi 70 KV)

Jenis Pendingin OFWF


(Sumber : PLTA Mendalan).

Tabel 3.14 : Spesifikasi Main Trafo 3 dan 4 PLTA Mendalan.


Merk AEG

Tegangan 6 KV / 74 KV

Arus 960 A / 78 A

Daya 10000 KVA


Delta (sisi 6 KV)
Hubungan Star (sisi 70 KV)

Jenis Pendingin ONAN


(Sumber : PLTA Mendalan).

Gambar 3.17 : Main Trafo 3 dan 4 PLTA Mendalan. (Sumber :


Data Pribadi).
2. Trafo Automatic

Gambar 3.18 : Trafo Regel (Trafo Automatic) PLTA


Mendalan. (Sumber : Data Pribadi).
3. Trafo Pemakaian Sendiri (PS).

Gambar 3.19 : Trafo PS 220 V PLTA Mendalan (Sumber :


Data Pribadi).

Gambar 3.20 : Trafo PS 380 V PLTA Mendalan. (Sumber:


Data Pribadi).

12. PMT
Pemutus Tegangan (PMT), yaitu alat pemutus yang mampu
memutus / menutup rangkaian pada semua kondisi, kondisi
gangguan (dengan bantuan relay, Pemutus Beban (PMB) dapat
membuka sehingga gangguan dapat dihilangkan) atau kondisi
normal (Membuka / menutup rangkaian). Pada PLTA Mendalan
menggunakan dua jenis PMT yaitu:

1. OCB (Oil Circuit Braker)


Oil Circuit Braker (OCB) adalah jenis CB yang
menggunakan minyaka sebagai sarana pemadam busur api
yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam
minyak, maka minyak yang berada paling dekat dengan busur
api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan
dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gambar 3.21 : Oil Circuit Braker PLTA Mendalan.
(Sumber : Data Pribadi).

2. GCB (Gas Circuit Braker).


Gas Circuit Braker (GCB) adalah sebuah sistem
penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas
dalam sebuah tabung non-ferro dan menggunakan bahan gas
Sulphurhexaflouride (SF6) sebagai media isolasinya.

Gambar 3.22 : GCB PLTA Mendalan (Sumber : Data


Pribadi).
13. PMS / DS (Disconnection Switch).
PMS atau Disconnection Switch adalah peralatan yang
berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan
tidak berbeban.

Gambar 3.23 : PMS PLTA Mendalan (Sumber : Data Pribadi).

14. Gorvernour
Gorvernour adalah suatu peralatan yang berfungsi mengontrol
kecepatan (speed) dan daya keluaran (power) berdasarkan
karakteristik power frequency. Gorvernour pada PLTA Mendalan
menggunakan sistem hidroulik yang mengatur pada sisi turbin
untuk membuka lebar dari gate fan. Gorvernour didesain agar
putaran turbin dengan generator menjadi konstan dalam range
yang dikehendaki dengan menambah atau mengurangi debit air
yang masuk ke runner turbin untuk mempertahankan
keseimbangan daya antara masukan daya (Power Input) dan
permintaan daya (Power Demand). Governour bekerja bila terjadi
suatu perubahan pada permintaan daya yang menyebabkan
fluktuasi putaran turbin dengan generator.

Gambar 3.24 : Gorvernour PLTA Mendalan. (Sumber : Data pribadi).


3.1.3 Sistem eksitasi PLTA Mendalan
Berdasarkan pengamatan di PLTA Mendalan diperoleh hasil bahwa sistem
eksitasi generator sinkron yang digunakan di PLTA Mendalan menggunakan
generator DC dan juga menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator)
sebagai sistem eksitasi pada generator sinkron. Medan magnet yang digunakan
untuk membangkitkan tegangan induksi diperoleh dengan cara menginjeksikan
arus DC pada kumparan medan yang terdapat pada rotor di generator utama
tersebut melalui media slip ring dan sikat arang (carbon brush).
PLTA Mendalan memiliki sistem eksitasi statis yaitu arus eksitasi didapatkan
dari tegangan keluaran dari generator itu sendiri yang telah diturunkan dan
disearahkan dalam perjalanannya dari tegangan AC tiga fasa menjadi teganga DC
yang digunakan untuk menjadi sistem penguatan pada generator DC. Output dari
generator DC inilah yang digunakan untuk menginjeksikan ke kumparan medan
rotor pada generator utama.
Pada prosesnya tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator PLTA
Mendalan adalah sebesar 6 kV 3fasa dan merupakan tegangan bolak-balik. Dan
karena tegangan yang dibutuhkan untuk sistem eksitasi adalah tegangan DC, maka
tegangan tersebut diturunkan dan disearahakan terlebih dahulu.
Tegangan terminal keluaran generator 6 kV 3 fasa AC terlebih dahulu
diturunkan menggunakan transformer step down eksitasi menjadi tegangan 200
VAC 3 fasa. Selanjutnya tegangan 3 fasa sebesar 200 VAC yang diserahkan dan
diturunkan lagi oleh rectifer menggunakan diode sehingga tegangan keluaran yang
dihasilkan sebesar 115 VDC dengan arus 6,1 A. Tegangan dan arus tersebut
menginjeksi ke generator DC sebagai penguatan dengan mengatur sudut
penyulutan thyristor. Setelah masuk ke generator DC output untuk eksitasi
menuju generator sinkron menjadi 110 VDC dengan arus sebesar 417 A, ini yang
diinjeksikan ke kumparan medan rotor generator melalui carbon brush dan slip
ring untuk membangkitkan medan magnet pada rotor generator tersebut. Untuk
mendapatkan tegangan nominal maka putaran dari generator DC ini harus
mencapai 1500 rpm. Untuk mencapai kecepatan nominal dari generator DC maka
diberi sebuah rasio gear yang bernama Flendder Coupling. Flendder Coupling ini
berisikan sebuah rasio gear untuk mengubah kecepatan yang berasal dari
generator sinkron dengan kecepatan 750 rpm menjadi 1500 rpm.
Namun, untuk kondisi starting awal, dimana generator belum mampu
menghasilkan tegangan keluaran maka energi yang digunakan untuk sistem
eksitasi diambil dari baterai yang terletak di ruangan baterai PLTA Mendalan.
Proses ini dinamakan dengan proses field flashing. Pada PLTA Mendalan batrai
yang digunakan memiliki tegangan 1,4 volt dan arus 450 Ah untuk setiap unitnya.
Baterai ini tersusun secara seri sebanyak 80 unit yang terletak diruangan batrai.
Sehingga tegangan total dari generator tersebut mampu untuk menginjeksikan
arus ke rotor generator.
Pada proses field flashing batrai menginjeksikan arus inisial eksitasi ke rotor
generator utama. Dengan adanya arus inisial ini maka generator akan
menghasilkan tegangan keluaran. Dan ketika tegangan keluaran generator
mencapai 5% dari tegangan nominalnya maka thyristor akan mulai bekerja dan
menginjeksikan penguatan agar generator DC mengeluarkan output tegangan
hingga mencapai nilai tegangan nominal pada generator utama yaitu sebesar 6 kV.
Kemudian arus eksitasi yang tersedia telah mencapai 25% dari arus eksitasi
tanpa beban maka kontaktor yang menghubungkan antara batrai dengan rotor
generator akan terbuka, sehingga sistem eksitasi akan di catu daya oleh tegangan
kekeluaran generator itu sendiri, tentunya setelah tegangan keluaran generator
tersebut di turunkan menggunakan tranformator eksitasi dan disearahkan dengan
menggunakan rectifier (diode peyearah).
Setelahnya untuk pengaturan besarnya arus eksitasi yang diinjeksikan ke rotor
generator akan diatur oleh AVR. AVR ini akan mengontrol proses switching
sistem eksitasi dengan cara mengatur besarnya tegangan atau arus yang
diinjeksikan pada terminal gate di thyristor.

3.1.4 Karakteristik Sistem Eksitasi Generator Sinkron di PLTA Mendalan.


Pada analisa mengenai pengaruh pembebanan terhadap arus eksitasi pada
PLTA Mendalan digunakan data operasi harian PLTA Mendalan terkait dengan
tegangan generator, daya beban, arus jangkar dan arus eksitasi. Data yang
dianalisa dalam pembahasan kali ini yaitu data operasi harian yang diambil dan
diamati satu hari. Berikut data rata-rata operasi harian PLTA Mendalan.
Tabel 3.15 : Data Operasi Harian Unit dari 4 Generator di PLTA Mendalan

Generator Excitation Turbin

Vout IR IS IT IAVG Cos phi Q(KVAR) P beban FREQ IEXC VEXC Speed

6076 458 467 452 457,42 0,9 622,4 4769,23 50 2,06 23,5 746,93
6004 463 470 456 461,74 0,9 636,73 4767,5 50,08 2,02 22,91 748,91
6025 461 470 455 458,77 0,9 540,72 4754,58 49,91 2,01 22,82 746,93
6032 459 467 452 457,21 0,9 556,37 4761,3 50,02 2,01 22,75 749,1
6076 458 466 458 456,07 0,9 500,32 4768,14 49,99 2 22,73 747,03
6003 463 470 459 461,32 0,9 707,16 4762,31 50,1 2,03 23 749,01
5958 464 472 456 464,29 0,9 554,86 4772,72 50,06 1,96 22,1 749,2
6034 461 470 470 459,96 0,9 665,46 4767,52 49,98 2,04 23,15 747,12
5861 475 484 480 475,09 0,9 773,16 4774,95 49,93 2,01 22,92 746,56
5728 483 494 484 483,66 0,9 636,1 4769,37 49,99 1,9 21,61 746,56
5712 489 497 486 486,08 0,9 635,3 4760,99 49,79 1,92 21,95 742,87
5693 492 500 466 486,7 0,9 618,84 4767,98 49,85 1,91 21,96 744,76
5863 473 481 470 469,46 0,9 427,88 4760,99 50,01 22 22 748,35
Data diatas nilai eksitasi yang ditunjukkan adalah arus eksitasi yang digunakan
sebagai penguatan Main Exciter (Generator DC).

3.1.5 Hubungan Arus Eksitasi Terhadap Arus Jangkar.


Data operasi harian yang akan digunakan dalam menganalisa karakteristik
sistem eksitasi generator sinkron di PLTA Mendalan. Dari data tersebut
karakteristik pertama yang akan dianalisa adalah hubungan antara arus ekitasi
terhadap arus jangkar
generator.
Pada umumnya hubungan arus jangkar (𝐼𝑎) dan arus eksitasi (𝐼𝑓) dapat
disimpulkan bahwa arus eksitasi sebanding dengan arus jangkar pada generator.
Semakin besar arus eksitasi sebanding dengan arus jangkar pada generator.
Semakin besar arus eksitasi maka akan semakin besar juga arus jangkarnya pada
generator sinkron. Sehingga nilai dari arus eksitasi yang diinjeksikan ke kumparan
rotor generator. Dan dari data diatas dapat dilihat hubungan antara arus eksitasi dan
arus jangkar terhadap pembebanan pada generator sinkron. Dalam hubungan ini
data yang digunakan adalah daya aktif pada generator sinkron, arus eksitasi dan
arus jangkar.

3.1.6 Pengaruh Fluktuasi Tegangan


Untuk mengetahui fluktuasi tegangan maka perlu dicari terlebih dahulu GGL
induksi (𝐸𝑎) dengan menggunakan persamaan berikut ini :

𝑉 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑠𝐼𝑎 − 𝑅𝑎𝐼𝑎 (𝑉𝑜𝑙𝑡)

Dalam menentukan GGL induksi salah satunya ditentukan oleh reaksi jangkar
dan reaktansi jangkar ini ditentukan oleh arus jangkar dan resistansi jangkar
sehingga akan menyebabkan jatuh tegangan. Namun pada praktiknya, ini diabaikan
karena nilainya sangat kecil. Sehingga untuk mencari nilai dari GGL induksi (𝐸𝑎)
rumusnya menjadi berikut :

𝐸𝑎 = 𝑉 + 𝑗𝑋𝑠 𝐼𝑎 (𝑉𝑜𝑙𝑡)

Jika semakin besar arus eksitasi (𝐼𝑓) maka nilai GGL induksi (𝐸𝑎) juga akan
semakin besar. Kenaikan ini juga mempengaruhi nilai tegangan terminal (𝑉𝑡) yang
nilainya berubah-ubah. Hal ini membuktikan kenaikan nilai eksitasi menyebabkan
nilai tegangan terminal naik dan itu membuktikan arus eksitasi berguna untuk
menjaga kestabilan dari tegangan terminal. Tegangan terminal yang awalnya
rendah karena perubahan beban, dapat distabilkan lagi dengan cara memperkuat
arus penguatan medan pada generator sinkron. Hubungan arus eksitasi terhadap
tegangan terminal dan GGL induksi yaitu berbanding lurus.
Untuk membangkitkan tegangan terminal selain putaran rotor yaitu dengan
cara meningkatkan penguatan medan magnet pada rotor generator. Namun pada
kondisi ini, putaran rotor selalu dijaga konstan maka, langkah yang harus dilakukan
untuk meningkatkan tegangan terminal yaitu dengan cara meningkatkan arus
eksitasi pada rotor generator sinkron.

3.1.7 Pengaturan Sistem Eksitasi Dalam Kondisi Berbeban.


Saat generator sinkron bekerja pada beben nol tidak ada arus yang mengalir
melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah hanya fluksi arus
medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar Ia akan
mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian
mempengaruhi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya nilai tegangan
terminal generator. Reksi inilah yang dinamakan reaksi jangkar.
Pengaruh yang ditimbulkan reaksi jangkar dapat berupa distorsi, penguatan
(magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan pada celah
udara. Perbedaan pengaruh fluksi jangkar tergantung pada beban dan faktor daya
beban, yaitu :

a. Beban Resistif
Untuk beban resistif (𝐶𝑜𝑠  = 1) pengaruh fluksi medan terhadap fluksi
jangkar hanyalah sebatas mendistorsinya saja tanpa mempengaruhi
kekuatannya (crossmagnetising). Pada beban resistif, fluksi medan dari arus
eksitasi hanya mempengaruhi terhadap besarnya tegangan terminal dari
generator.
Seperti yang dujelaskan sebelumnya, beban resistif hanya mengkonsumsi
daya nyata saja.sehingga saat generator dibebani dengan beban resistif, maka
tegangan terminal generator tetap pada tegangan jaringan interkoneksi, maka
dapat diatasi fluksi medan dengan cara menambah besarnya arus eksitasi yang
diinjeksikan ke kumparan medan dengan cara menambah besarnya arus
eksitasi yang diinjeksikan ke kumparan medan dan memperbesar masukan inlet
valve air.

b. Beban Induktif
Untuk beban induktif murni (𝐶𝑜𝑠  = 0 𝑙𝑎𝑔), maka arus akan tertinggal
sebesar 90 dari tegangan. Hal ini menyebabkan fluksi yang dihasilkan oleh
arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain reaksi jangkar
akan demagnetizing. Artinya pengaruh rekasi jangkar akan melemahkan fluksi
arus medan.
Karena beban induktif hanaya mengkonsumsi daya reaktif saja. Oleh
karenanya pada pembangkit, untuk meningkatkan besarnya daya reaktif
(MVAR) yang dibangkitkan, dapat dilakukan dengan cara memperkuat fluksi
arus medan yakni menambah besarnya arus eksitasi yang diinjeksikan ke
kumparan medan.

c. Beban kapasitif
Untuk beban kapasitif murni (𝐶𝑜𝑠  = 0 𝑙𝑎𝑔), maka arus akan mendahului
tegangan sebesar 90. Fluksi yang dihasilkan oleh arus jangkar akan searah
dengan fluksi arus medan sehinggah reaksi jangkar yang terjadi akan
magnetizing artinya pengaruh reaksi jangkar akan menguatkan fluksi arus
medan.
Dengan terjadinya penguatan fluksi medan dikumparan medan generator
maka akan terjadinya kenaikan tegangan terminal generator. Untuk menjaga
agar tegangan terminal generator ini sama dengan tegangan jaringan
interkoneksi maka arus eksitasi yang diinjeksikan ke kumparan medan rotor
akan dikurangi.sehingga dengan naiknya pemakaian beban kapasitif maka arus
eksitasi yang diinjeksikan kerotor pada generator akan semakin di kurangi.
3.1.8 Hubungan pembebanan terhadap arus eksitasi.
Tegangan terminal dan arus eksitasi, memiliki hubungan yang saling berkaitan
dengan pembebanan pada generator. Pada prinsipnya apabila pembebanan naik
maka tegangan jaringan akan turun. Dan turunnya tegangan jaringan akan
mengakibatkan terminal juga akan turun. Sehingga dibutuhkan penambahan arus
eksitasi untuk menjaga tegangan terminal tetap pada kondisi nominalnya. Untuk
lebih jelasnya terkait hubungan pembebanan terhadap arus eksitasi dapat kita lihat
pada grafik hubungan kedua parameter tersebut. Berikut merupakan grafik
hubungan pembebanan terhadap arus eksitasi generator sinkron :

Hubungan Pembebanan Terhadap Arus Eksitasi


2.1
2.05 2.06
2.03 2.04
Arus Eksitasi

2.02 2.01 2.01 2.01


2 2
1.95 1.96
1.92 1.91
1.9 1.9
1.85
1.8

Daya Aktif (MW)

Gambar 3.25 Grafik hubungan pembebanan terhadap arus eksitasi.


Selain itu PLTA Mendalan frekuensi dari generator dijaga konstan untuk
tetap berada pada nilai nominalnya yaitu 50Hz. Berikut dapat dilihat dari grafik
dibawah ini.

Hubungan Pembebanan Terhadap Frekuensi Generator


50.15
50.1 50.08 50.1
50.05 50.06
50 50 50.02 50.01
49.99 49.98 49.99
Frekuensi

49.95 49.93
49.9 49.91
49.85 49.85
49.8 49.79
49.75
49.7
49.65
49.6

Daya Aktif (MW)

Gambar 3.26 Grafik hubungan pembebanan terhadap frekuensi generator

Dalam pengaturan arus eksitasi tersebut maka besar nilai dari fluks magnetik
() akan berubah seiring dengan perubahan arus eksitasi. Dalam hal ini dapat
diperjelaskan pada rumus berikut : (𝐸 = 𝐶𝑛)
Dimana 𝐸 = 𝐺𝐺𝐿 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑣𝑜𝑙𝑡)

 = 𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑐 (𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟)

𝑛 = 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑟𝑝𝑚)

Jika alternator beroperasi secara pararel dimana dengan diaturnya arus


eksitasi sedangkan nilai putaran (n) tetap, maka akan mengakibatkan kenaikan
nilai dari fliks magnetik sehingga akan mengubah daya reaktifnya tidak akan
berubah sehingga akan merubah nilai faktor daya.

Jika generator G1 dan G2 bekerja secara pararel maka masing-masing


alternator akan memasok beban setengah dari daya aktif dan setengah dari daya
reaktif. Masing-masing alternator memasok arus sebesar I, sehingga aru beban
yang dipasok sebesar 2I.

Bila penguatan eksitasi G1 dinaikan maka besarnya E1 akan lebih dari


besaran awalnya sehingga E1 > E2. Hal ini menyebabkan adanya arus sirkulasi
dimana arus sirkulasi :
𝐸𝐼−𝐸2
𝐼𝑠 = 𝑍1−𝑍2

Dimana : 𝐼𝑠 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑆𝑖𝑟𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

𝐸12 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑍12 = 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟

Arus Is ini akan mempengaruhi arus beban pada G1 dan secara vektoris
sehingga besarnya arus pada G1 sebesar I1 dengan cos 𝜃1 dan arus pada G2
sebesar I2 dengan cos ∅2 . Perubahan ini hampir tidak mempengaruhi pada
besarnya daya aktif beban, tapi berpengaruh pada perubahan daya reaktif yang
dipikul oleh alternator.

3.2 Kontribusi

3.2.1 Pemeliharaan (Maintenance Reprentive)

1. Pengecekkan rutin berkala mesin exciter.


Kegiatan yang kami dan pembimbing lakukan pada saat melakukan kerja
praktek di PLTA Mendalan adalah melakukan mengecek dengan cara melakukan
pengukuran sikat arang pada main eksiter dan slip generator. Fungsi dari sikat
arang yaitu untuk mengalirkan arus listrik DC yang berasal dari main eksiter
menuju rotor generator sinkron. Penggantian sikat arang dilakukan dengan
standart tertentu yaitu :

 Sikat arang main eksiter = Minimal 24 mm


 Sikat arang slip ring generator = Minimal 28 mm

Tujuan dilakukan penggantian sikat arang adalah agar proses mengalirkan


arus DC yang berasal dari main eksiter ke rotor generator berjalan dengan lancar.
Karena jika tidak dilakukan pergantian secara berkaladapat menyebabkan keausan
pada sikat arang. Sikat arang yang sudah pendek dapat menyebabkan arus eksitasi
ke rotor generator sinkron menjadi terhambat.

Gambar 3.27 : Pengukuran sikat arang pada main eksiter (Sumber : Data
pribadi).

Gambar 3.28 : Pemeriksaan slip generator DC main exciter.(Sumber : Data


Pribadi).

2. Melakukan Pengukuran Tahanan Isolasi Generator, Dan Main Exciter.


Kami juga melakukan pengukuran tahanan isolasi pada generator dan main
exciter dengan menggunakan Megger. Tujuan dari melakukan pengukuran
tahanan isolasi adalah untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran arus, nilai
resistansi yang rendah akan memungkinkan terjadi kebocoran arus.

Gambar 3.29 : Melakukan Pengukuran tahanan isolasi pada generator dan


main exciter. (Sumber : Data pribadi).
3. Pemeliharaan Preventive Transformator 6 kV / 70 kV.
Tujuan dari pemeliharaan preventif untuk memperpanjang umur trafo dan
meningkatkan keandalan dari trafo dan mengurangi resiko terjadinya kerusakan
pada trafo.
Pemeliharaan preventif meliputi pengukuran tahanan isolasi dengan megger,
perbersihan trafo, dan pembersihan isolasi.

Gambar 3.30 : Pemeliharaan preventif trafo 6 kV / 70 kV( Sumber : Data Pribadi )

4. Perawatan Trafo PS 6 KV / 220 V dan 6 KV / 380 V.


Tujuan dari pemeliharaan trafo PS adalh untuk mengurangi resiko kerusakan
dan meningkatkan keandalan serta memperpanjang umur trafo itu sendiri.
Pemeliharaan ini meliputi kegiatan megger, pembersihan, dan pembersihan
isolasi.

Gambar 3.31 : Ruangan trafo dan trafo setelah selesai perawatan. (Sumber data
pribadi).
5. Perawatan Switch Disconnection Pada Ruangan Trafo 6 KV / 70 KV.
Tujuan dari pemeliharaan ini untuk mengetahui apakah Busbar bekerja
secara bersama atau tidak dan untuk mengetahui waktu trip sesuai waktu yang
telah ditentukan atau tidak.

Gambar 3.32 : Pemeliharaan Switch Disconnection (Sumber : Data Pribadi).

6. Melakukan pengujian Keandalan Relay Trafo 6 KV / 70 KV.


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah relay masih layak
digunakan atau tidak dan untuk mengeetahui apakah relay ada gangguan atau
tidak.

Gambar 3.33 : Pengujian keandalan relay trafo 6 / 70 KV. (Sumber : DataPribadi).


7. Pemeliharaan Trafo CT Unit 1 6 / 70 KV.
Tujuan dari pemeliharaan trafo CT adalah untuk melakukan pengujian,
menganalisa, dan memperbaiki apabila ada permasalahan gangguan pada trafo.
Diantaranya adalah membersihkan, menguji arus dan ketahanan isolasi apakah
nilai arus tetap atau menurun. Untuk menghindari adanya kebocoran arus.

Gambar 3.34 : Pemeliharaan Trafo CT 6 / 70 KV. (Sumber : Data Pribadi).

8. Pengurasan Waduk Kolam Tando PLTA Mendalan.


Tujuan dari pengurasan ini adalah untuk pemeliharaan filter air atau
penstock dan gate pada rumah katup dan untuk mengecek kestabilan kualitas dan
debit jatuh air, pemeliharaan ini dilakukan 5 bulan sekali.

Gambar 3.34 : Pemeliharaan Waduk KTH PLTA Mendalan.(Sumber : Data


Pribadi).
9. Berpartisipasi dalam lomba 5S di lingkungan Di PLTA Mendalan dan
dalam Persiapan Menyambut Hari Kemerdekaan.
Pada kesempatan ini kami juga turut berkontribusi dalam menata dan
menghias lingkunga di PLTA Mendalan untuk persiapan menyambut hari
kemerdekaan Republik Indonesia.

Gambar 3.35 : Pemasangan bendera Merah Putih. (Sumber : Data Pribadi).

10. Menggambar Single Line Diagram Dengan Sofware Etap.


Kami berkesempatan mempelajari bagan aliran sistem tenaga. Dan untuk
lebih mudah dalam memahami dan membaca arus, tegangan, nilai impedansi
dalam analisis sistem tenaga di PLTA Mendalan. Kami menggambar single line
diagram dengan menggunakan sofware etap.

Gambar 3.36 : Mencatat nilai power rating dan merekap data laporan. (Sumber :
PLTA Mendalan).
Siman Sekar Putih Sengkaling Blimbing SWITCH YARD

RUANG 7O KV

Power Suplay Bateray Utama

RUANG TRAFO

RUANG LORONG 70 KV

R
U
A
N
G

6
K
V

Gambar 3.38 : Single Line Diagram (Pembagian Beban). PLTA Mendalan. POWER HOUSE
Siman Sekar Putih Sengkaling Blimbing

Power Suplay
Bateray Utama

Gambar 3.38 : Hasil Running Single Line Diagram PLTA Mendalan.


Gambar 3.39 : Report Manager Single Line Diagram PLTA Mendalan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yakni :
1). Jenis sistem eksitasi pada generator sinkron PLTA Mendalan adalh sistem eksitasi statis,
dengan catu daya saat starting menggunakan betteray.
2). Siste, eksitasi pada generator sinkron PLTA Mendalan bekerja kurang efisien karena harus
melalui generator DC.
3). Semakin besar pembebanan maka, arus pada generator akan semakin besar.
4). PLTA Mendalan terinterkoneksi dengan gardu induk Siman, GI Sekar Putih, GI Sengkaling
1 dan GI Sengkaling 2.
5). Pengaturan tegangan terminal pada generator saat berbebandapt dilakukan dengan
pengaturan arus eksitasi.
6). Semakin besar pembebbanan pada generator maka, arus eksitasi nyang diinjeksikan akan
semakin besar.
7). Flendder Coupling adalah alat untuk mengubah kecepatan dari poros utama 750 rpm
menjadi 1500 rpm ke generator DC.

4.2 Saran.
Untuk dapat menjaga sistem eksitasi pada PLTA Mendalan bekerja dalam kondisi efisien,
hendakny generator DC untuk membantu sistem eksitasi pada generator dapat dihilangkan.
Karena dalam sistem yang tepat dan efisien untuk digunakan pada PLTA Mendalan
menggunakan sistem eksitasi jenis statis yang disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak,
yaitu dari sistem penyearahan yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau
sumber lain dengan melalui transformer. Dengan mengganti Thrysistor dan Controller yang
mempunyai range atau datasheet yang sesuai kebutuhan yang digunakan sebagai sistem eksitasi
pada generator sinkron. Penggunaan generator DC sebagi membantu sistem eksitasi yang
mempunyai kelemahan yaitu menggunakan rasio gear untuk menambah dan menaikkan putaran
rotor generator DC, kurang efisien dan jika terjadi kerusakan pada rasio gear (Flendder
Coupling) membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki, sedangkan sebuah pembangkit
harus terus beroperasi untuk mensuplai energi listrik.

Anda mungkin juga menyukai