Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Lampung


merupakan salah satu jalur pendidikan yang ada di Fakultas Teknik. Program
Studi Teknik Elektro memiliki tujuan untuk mendidik mahasiswa menjadi
sarjana yang berkemampuan profesional. Selain menguasai teori-teori
kejuruan, mahasiswa juga diharuskan menguasai keterampilan, terutama
praktik kerja lapangan di samping praktik-praktik laboratorium lainnya.
Pengalaman yang didapat selama praktik kerja lapangan akan memberikan
ilmu pengetahuan yang lebih baik bagi mahasiswa sebagai calon sarjana.
Untuk itu, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Faklutas Teknik
Univesitas Muhammadiyah Lampung diwajibkan mengikuti Praktik Kerja
Lapangan (PKL) pada perusahaan–perusahaan industri atau pabrik–pabrik
besar di mana pengetahuan praktik mesin atau elektro dapat dipelajari.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu mata kuliah
wajib yang ada di SKS Program Studi Teknik Elektro Faklutas Teknik
Univesitas Muhammadiyah Lampung. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini secara umum bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa dengan
dunia kerja sekaligus untuk memperdalam pengetahuan dan ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikannya terhadap kenyataan yang
ada di lapangan.
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa wajib
memilih salah satu perusahaan industri. PT PLN (Persero) UPK Sebalang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan listrik
yang dipilih sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL). PT PLN (Persero)
UPK Sebalang dipilih karena salah satu perusahaan pembangkitan yang
menghasilkan energi listrik cukup besar di daerah Bandar Lampung dan
mempunyai peran penting dalam perancangan dan perencanaan sistem
kelistrikan di Sumatera Bagian Selatan sehingga merupakan tempat yang
cocok untuk mendalami ilmu tentang pembangkit listrik.

1
2

1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


a. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja di perusahaan, khususnya di PT
PLN (Persero) UPK Sebalang.
b. Memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada dunia industri.
c. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam menganalisis
permasalahan yang terjadi di dunia kerja serta mampu menghasilkan solusi
pemecahan permasalahan berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dari
bangku kuliah.
d. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka mengambil
mata kuliah Tugas Akhir dalam menyelesaikan studi sarjana.
1.2.2 Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1. Membangun kerja sama antar pihak institusi dengan dunia industri.
2. Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran dalam
rangka link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
3. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh badan usaha yang terkait.
4. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan
dunia pendidikan.
5. Sebagai sarana untuk mengenal teknologi industri, khususnya informasi
pada dunia pendidikan.

1.3 Waktu dan Tempat PKL


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 03 November
2021 sampai dengan 03 Desember 2021 di PT PLN (Persero) UPK Sebalang
yang berlokasi di Dusun Sebalang, Desa Sebalang, Kecamatan Katibung,
Kabupaten Lampung Selatan KM 15.
3

1.4 Metode Penyusunan Laporan PKL


Untuk menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan, penulis melakukan
beberapa langkah penyusunan laporan yaitu sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan langsung di PT PLN (Persero) UPK Sebalang.
2. Metode Diskusi
Diskusi dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada
pembimbing teknis dari PT PLN (Persero) UPK Sebalang yang berkaitan
dengan mekanisme transaksi tenaga listrik.
3. Metode Literatur
Penulis mendapatkan data-data yang terkait dengan topik penulisan ini dari
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), sumber buku lain, dan
internet yang membahas kegiatan pemeliharaan peralatan PLTG sebalang.
4

BAB II
INSTANSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Profil dan Sejarah Singkat


 
PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4
KAPASITAS 2 X 100 MW

Gambar 2.1 Pembangkit PLTG Sebalang

PT PLN (Persero) merupakan salah satu badan usaha milik negara yang
bergerak dibidang energi listrik. Berdasarkan bidangnya, PT PLN (Persero)
dibagi menjadi beberapa macam yang salah satunya adalah bidang pembangkitan.
Peran pembangkit sangat penting dalam menjamin kualitas energi listrik yang
disalurkan ke pelanggan. Dari total jumlah pembangkit di wilayah Sumatera
Bagian Selatan, salah satu pembangkit yang memiliki peran penting dalam suplsi
energi listrik di wilayah Sumatera Bagian Selatan adalah PT PLN (Persero) UPK
Sebalang.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sebalang memiliki kapasitas daya


terpasang sebesar 1X25 MW. PLTG Sebalang berlokasi di Dusun Sebalang, Desa
5

Sebalang, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan dengan luas areal


65 ha yang mencakup steam turbin building, Boiler house, fuel storage area, ash
disposal area, switchyard, gedung administrasi, dan bangunan penunjang lainnya.
Pembangunan PLTG Sebalang ini merupakan pelaksanaan dari Perpres No.
71 Tahun 2019 tentang penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan
Percepatan Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik yang menggunakan Gas
atau Solar. Pembangunan ini dibiayai oleh APBN yang telah dilakukan evaluasi
rencana proyek secara intensif dengan mempertimbangkan aspek teknis,
ekonomis, dan lingkungan. Pembangkit ini di gunakan untuk membantu
kelistrikan disumatra dan sebagai Pembangkit yang dihandal kan apabila
terjadinya blckout sistem karna kehandalan nya bisa cepat produksi daya
dibandingkan PLTU.

PLTG SEBALANG

2X100 MW

Gambar 2.2 Lokasi PLTG Sebalang

Energi yang dihasilkan dari pembangkit ini disalurkan ke jaringan transmisi


T/L. 150 kV Kalianda—Tarahan—Sutami dan T/L. 150 kV Sutami—Sribawono
melalui GI Kalianda, GI Sribawono, dan GI Sutami. Selanjutnya dikendalikan
oleh PT PLN (Persero) Pusat Pengaturan Pengendalian Beban Sumatera (P3BS).
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT PLN (Persero)
Visi PT PLN (Persero), yaitu diakui sebagai perusahan kelas
dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan
bertumpu pada potensi insani.

2. Misi PT PLN (Persero)


Misi PT PLN (Perseo) antara lain sebagai berikut:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham
2. Menjadi tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 Visi dan Misi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan
1. Visi
Visi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan ialah menjadi perusahaan pembangkit terkemuka dan unggul di
Indonesia dengan kinerja kelas dunia dengan bertumpu pada potensi inisani.
2. Misi
Misi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan antara lain sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, andal,
dan berwawasan
b. Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh
sumber daya manusia berpengalaman dan berpengetahuan.
c. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntutan di dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

2.4 Manfaat Perusahaan


Manfaat dari pembangunan PLTG Sebalang antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pemasok listrik yang utama untuk daerah Lampung dan
sekitarnya.
b. Sebagai pemasok listrik pada sistem interkoneksi Sumatera pada
umumnya dan Sumbagsel pada khususnya.
c. Menyediakan lapangan kerja baru.
d. Memacu perkembangan industri.
e. Mendorong kegiatan ekonomi disekitar unit pembangkit.

2.5 Logo Perusahaan

Gambar 2.3 Logo Perusahaan PT PLN (Persero)


Bidang persegi panjang vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-
elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero)
merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan
PLN bahwa listrik mampu menciptakan pen cerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain
itu, petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero)
dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan, serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
jaman.
Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan
PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap)
seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu, biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.6 Struktur Organisasi

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Sektor Pembangkit Sebalang

1. Manager

Manager merupakan pimpinan perusahan dan penanggung jawab


tertinggi terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Adapun tugas pokok
seorang manajer antara lain:
a. Mengelola pembangkit tenaga listrik dengan mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya yang ada, serta memastikan
kinerja unit andal, efisien, dan dikelola menurut manajemen
operasi.
b. Menyusun dan menjabarkan kebijakan perusahaan ke dalam
ketentuan–ketentuan atau peraturan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam
peningkatan kinerja unit pembangkit.
d. Meningkatkan mutu dan keandalan sektor pembangkitan.
e. Memantau, menganalisa, dan mengevaluasi sistem dan
prosedur untuk meningkatkan kualitas kerja, operasi, dan
linkungan.
f. Meningkatkan kualias SDM di unit pembangkitan melalui
pembinaan, pengembangan, dan pelatihan berdasarkan
program yang jelas dan tepat guna sehingga dapat tercapai
SDM yang performaed dan proaktif.
g. Memastikan bahwa harga jual tenaga listrik yang dibangkitkan
tetap kompetitif.
h. Membuat laporan-laporan kegiatan unit dan memastikan dapat
tepat waktu sebagaimana yang ditetapkan.
i. Memastikan pelaksanaan manajemen pemeliharaan,
manajemen material, manajamen keuangan, serta manajemen
SDM yang diimplementasikan pada peran sistem informasi
terpadu MIMS Sektor Sebalang dapat berjalan dengan optimal
serta tetap terjaga keintegrasiaannya.
j. Memastikan pelaksanaan manajeman operasi yang
diimplementasikan pada program Manajemen Energi (ME)
yang terintegrasi kepada sistem informasi terpadu Kit SBS,
dapat berjalan dengan optimal.
k. Memastikan bahwa sasaran kinerja yan ditetapkan direksi
dapat dicapai dengan baik.
l. Memberi masukan kepada direksi mengenai langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam Rencana Strategis Perusahaan
(RSP) agar penyelenggaraan pengoperasian unit pembangkitan
berangsung secara berkesinambungan.
m. Melakukan koordinasi dengan pihak luar yang terkait dengan
aspek pengelolaan peembangkitan, baik pemerintah daerah
mapun pihak-pihak terkait lainnya.
n. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan
pengambilan keputusan lebih lanjut.
o. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

2. Asisten Manajer Enjinering

Adapun tugas pokok seorang asisten manajer enjinering antara lain:


a. Mengevaluasi penyelenggaraan O&M pusat pembangkitan tenaga
listrik beserta instalasi pendukungnya.
b. Merencanakan resources (expert O&M referensi, waktu, tempat)
untuk kegiatan failure defence yang meliputi:
1) Audit dan prioritasi pemeliharaan peralatan unit pembangkit
(serp).
2) Failure Mode And Effect Analisys (FMEA).
3) Root Cause Failure Analisys (RCFA).
4) Failure Defence Task (FDT).
5) Task Execution.
c. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan failure defence
peralatan unit pembangkit.
d. Merekomendasikan kegiatan task execution (continous
improvement) beserta KPI.
e. Mengevalusi implementasi task execution yang
direkomdendasikan.
f. Melaksanakan kegiatan failure defence untuk mengembangkan dan
memperbaki task execution yang belum berhasil.
g. Menggunakan laporan keberhasilan/kegagalan implementasi task
execution sebagai bahan analisa serta program pengembangan
secara berkesinambungan.
h. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan
untuk keperluan analisa pemeliharaan lebih lanjut.
i. Membuat laporan berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut.
j. Merencanakan dan menyusun program kondisi dasar monitoring
peralatan utama, mengevaluasi, dan membuat paket program kerja
pemeliharaan serta memberikan rekomendasi.
k. Merencanakan dan menyusun monitoring implementasi sistem
mandiri, teknologi mandiri, dan pengetahuan mandiri sehingga
sistem berjalan optimal serta lebih menjamin tercapainya kinerja
unit pembangkitan yang lebih baik.
l. Merencanakan, menganalisa dan mengevalusi penyiapan kebutuhan
sistem informasi guna memenuhi kebutuhan “sistem informasi
manajemen” yang tepat, akurat, serta real time sehingga
menunjang kebutuhan informasi dalam pegambilan keputusan serta
pemantauan kinerja unit pembangkitan.
m. Melaksakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

3. Asisten Manajer Operasi

Adapun tugas pokok seorang asisten manajer operasi antara lain:

a. Mengelola kegiatan operasional pembangkitan tenaga listrk dan unit

dengan sasaran mutu keandalan dan efisiensi yang optimal.

b. Merencanakan, menganalisa, dan mengevaluasi penyiapan

kebutuhan operasi pembangkit.


c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan

kinerja operasional unit pembangkitan.

d. Mengelola transfer energi sebagai dasar transaksi jual beli energi

listrk dengan P3B.

e. Menyelenggarakan operasional program manjemen energi (ME)

yang dapat terintegrasi pada sistem informasi terpadu KIT SBS.

f. Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang operasi yang ditetapkan,

dapat dicapai dengan baik.

g. Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan rencana anggaran

operasi dan anggaran investasi unit pembangkitan untuk memastikan

kegiatan operasi berlagsung secara ekonomis dan mencegah

penyimpangan-penyimpangan penggunaan anggaran yang mungkin

terjadi.

h. Memastikan tercapainya sasaran kinerja unit pembangkitan sehingga

dapat memberikan konstribusi dan optimal dalam penyediaan tenaga

listrik.

i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

pengambilan keputusan lebih lanjut.

j. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

4. Asisten Manajer Pemeliharaan

Adapun tugas pokok seorang asisten manajer pemeliharaan antara lain:

a. Mengelola kegiatan operasional pemeliharaan pembangkitan

tenaga listrik dan dengan unit sasaran mutu, keandalan dan efisi-

ensi yang optimal.


b. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan

kebutuhan, serta menyusun jadwal pemeliharaan pembangkit

dengan menerapkan sistem “outage management ” secara optimal.

c. Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan rencana stok/

material cadang dan kebutuan pengadaan material yang paling

ekonomis dengan menerapkan sistem inventory control dan

manajemen material secara baik.

d. Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang pemeliharaan yang

ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

e. Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan rencana anggaran

pemeliharaan dan anggaran investasi unit pembangkitan untuk

memastikan kegiatan pemeliharaan berlangsung secara ekonomis

dan mencegah penyimpangan-peyimpangan penggunaan anggaran

yang mungkin terjadi.

f. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan rutin dan nonrutin

termasuk menyatukan meyediakan kebutuhan supporting-nya.

g. Membuat kontrak-kontrak kesepakatan antara UP dan UHAR

agar kerjasama dapat dilakukan dengan batasan-batasan yang jelas

dan menguntungkan kedua belah pihak.

h. Melakukan update terhadap riwayat dan realisasi pemeliharaan

unit pembangkit untuk kepentigan pembuatan laporan.

i. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi unit pembangkit,

realisasi fisik program pemeliharaan, dan investasi untuk dijadikan


bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan

optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang.

j. Memastikan tercapainya sasaran kinerja unit pembangkitan

sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam

penyediaan tenaga listrik.

k. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

pengambilan keputusan lebih lanjut.

5. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia

Adapun tugas pokok seorang asisten manajer sumber daya manusia

antara lain:

a. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi

seluruh sumber daya manusia unit pembangkitan berdasarkan

konsep optimasi biaya dan jumlah tenaga kerja.

b. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi anggaran biaya

kepegawaian dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan

terselenggaranya kegiatan kepegawaian sesuai kebijakan

manejemen Unit pembangkitan.

c. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan

organisasi dan tata laksana sistem menajemen agar sesuai dengan

fungsinya di dalam perusahaan.

d. Melaksanakan pembinaan pengendalian mutu karyawan unit

pembangkitan secara terpadu agar dicapai produktivitas pegawai

sesuai dengan ketepatan manajemen.


e. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia yang meliputi

perencanaan anggaran, penyelesaian adminstrasi kepegawaian dan

penyuluhan kepada pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan

pegawai.

f. Mengelola dan mengembankan manajemen sumber daya manusia

sehingga dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang

berkembang agar dicapai SDM yang maju kuat, sehat jasmani, dan

rohani sesuai visi dan misi perusahaan.

g. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah

strategis di unit satuan kerjanya dalam melakukan hubungan

industrial, sehingga menciptakan sasaran keras yang kondusif.

h. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan.

i. Membuat laporan berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan

keputusan lebih lanjut.

j. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

Diharapkan dimasa mendatang terciptanya kerjasama yang baik antara PLN


dengan UM Lampung
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Uraian Pekerjaan

Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang


dilaksanakan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 03 November 2021
sampai dengan 03 Desember 2021 di PT PLN (Persero) UPK Sebalang.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan penulis pada saat PKL. Adapun
uraian kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT PLN (Persero) UPK
Sebalang antara lain melakukan Maintenance pada peralatan PLTG
Sebalang.

3.2 Pengertian Sistem Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat-pusat listrik yang
diinterkoneksi satu dengan lainnya melalui transmisi atau distribusi untuk
memasok ke beban atau dari satu pusat listrik dimana mempunyai
beberapa unit generator yang diparalel. Proses penyaluran tenaga listrik
melalui beberapa tahap, yaitu pembangkitan tenaga listrik, transmisi dan
distribusi. Pembangkit tenaga listrik mengubah dari berbagai sumber
energi lain seperti uap, gas, air, diesel, dll menjadi energi listrik 11,5 kV
dengan cara memanfaatkan generator sinkron.

Energi listrik ini akan dinaikan tegangannya oleh transformator


penaik tegangan (step-up) ke level tegangan tinggi (antara 70 kV sampai
150 kV) atau tegangan ekstra tinggi (500 kV) untuk disalurkan melalui
jaringan transmisi (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi / Saluran Udara
Tegangan Tinggi) langsung ke gardu induk. Saluran transmisi yang
digunakan bisa berupa saluran udara maupun kabel tanah. Ilustrasi proses
pembangkitan, transmisi dan distribusi dari pusat listrik sampai ke
konsumen dapat dilihat di gambar 3.1.

3.1

Gambar 3. 1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Dari gardu induk (GI), tegangan tenaga listrik perlu diturunkan


kembali menggunakan transformator penurun tegangan (step-
down)menjadi tegangan menengah sebelum disalurkan melalui jaringan
distribusi primer (Saluran Udara Tegangan Menengah).Tegangan
menengah yang digunakan oleh PLN sebesar 20 kV. Pada level tegangan
menengah ini, tenaga listrik dapat langsung digunakan oleh konsumen
yang mempunyai daya tersambung besar seperti industri besar.

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer,


kemudian tegangan diturunkan menggunakan gardu-gardu distribusi
menjadi tegangan rendah 220/380 V untuk disalurkan ke rumah-rumah
pelanggan melalui jaringan sekunder (Saluran Udara Tegangan Rendah).

Dengan demikian sistem distribusi merupakan bagian dari sistem


tenaga listrik yang berada paling dekat dengan sisi beban/konsumen.
Dimana sistem distribusi menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik
dari pusat suplai yang dalam hal ini dapat berupa gardu induk atau pusat
pembangkit ke pusat-pusat/kelompok beban (gardu distribusi) dan
pelanggan melalui jaringan primer dan jaringan sekunder.

3.3 Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG )


PLTG merupakan peralatan konversi energi yang merubah energi
kimia bahan bakar menjadi energi listrik. Siklus fluida kerjanya
merupakan siklus terbuka (open cycle) atau siklus sederhana (simple
cycle). Prinsip kerja PLTG adalah dengan memanfaatkan tekanan aliran
udara untuk menggerakkan turbin. Pertama-tama udara dinaikkan
tekanannya dengan menggunakan kompresor dan kemudian dibakar di
ruang pembakaran untuk meningkatkan energinya. Pembakaran dilakukan
dengan menggunakan bahan bakar gas (bisa juga digunakan MFO atau
HSDO, tapi dengan efisiensi yang lebih rendah). Udara yang sudah
bertekanan tinggi kemudian dialirkan melalui turbin dan menggerakkan
generator, sehingga menghasilkan listrik. Keuntungan lain menggunakan
PLTG adalah gas yang dipakai bisa dibilang lebih mudah untuk disiapkan
daripada uap, sehingga PLTG bisa mulai berproduksi dengan cepat dari
keadaan „dingin‟ dalam hitungan menit, jauh lebih cepat daripada PLTU.
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga
gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang
akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU,
bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.

3.4 Prinsip Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Udara masuk ke kompresor dinaikkan tekanannya menjadi kira-


kira 13 kg/cm2 kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam
ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan
bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas
dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila
digunakan bahan bakar minya (BBM), maka BBM ini harus dijadikan
kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk
dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar
sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas
bersuhu tinggi sampai kira-kira 1.300o Cdengan tekanan 13 kg/cm2 . Gas
hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk
disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini
dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator
(dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Karena pembakaran yang terjadi pada turbin gas mencapai suhu sekitar
1.300o C, maka sudu-sudu turbin beserta porosnya perlu didinginkan
dengan udara.
Selain masalah pendinginan, operasi turbin gas yang menggunakan
gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1.300o C memberi risiko korosi
suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium, vanadium, dan natrium yang
terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian turbin seperti sudu
dan saluran gas panas (hot gas path). Oleh karena itu, bahan bakar yang
digunakan tidak boleh mengandung logam-logam tersebut di atas melebihi
batas tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas mensyaratkan bahan
bakar dengan kandungan logam kalium, vanadium, dan natrium tidak
boleh melampaui 1 part per million (ppm). Di Indonesia, BBM yang bisa
memenuhi syarat ini hanya minyak Solar, High Speed Diesel Oil, atau
yang sering disebut minyak HSD yang disediakan oleh PERTAMINA.
Sedangkan BBG umumnya dapat memeuhi syarat tersebut diatas.
3.5 Komponen Utama Pada Generator Turbin Gas

Generator turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama


seperti air intake section, compressor section, combustion section, turbine
section, dan exhaust section. Berikut ini penjelasan tentang komponen
utama turbin gas :

1. Air Intake Section.

Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam


udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:

a. Air Intake Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya


terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.

c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet


house.

d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.

e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.

f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur


jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

2. Compressor Section.

Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor,


berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section
hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan
daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua
bagian yaitu:

1. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial


yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri
dari:

1) Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan


udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet
guide vane.

2) Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya


terdapat empat stage compressor blade.

3) Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor


blade tingkat 5-10.

4) Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi


sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.

3. Combustion Section.

Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar


dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu
tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi
energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition
pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan adalah
untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.

Pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang


jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.
Komponen-komponen itu adalah :

a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran


antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

b. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi


sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam


combustion liner.
d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.

e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran


gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.

f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.

g. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses


pembakaran terjadi.

4. Turbin Section.

Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik


menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor
aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira
60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya
digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada
turbin section adalah sebagai berikut :

a. Turbin Rotor Case

b. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas


panas ke first stage turbine wheel.

c. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan


energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi
menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.

d. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur


aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan
diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
e. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi
kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk
menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar

5. Exhaust Section.

Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi


sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.
Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu : Exhaust frame
assembly, dan exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser
pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan
kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan
exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk
data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust
area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol
dan 6 buah untuk temperatur trip.

3.6 Komponen Penunjang Pada Generator Turbin Gas


Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas
adalah sebagai berikut :
1) Starting Equipment.
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-
jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada
umumnya seperti diesel engine (PG-9001 A/B), induction motor (PG-901
C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03), dan gas expansion turbine.

2) Coupling dan Accessory Gear.


Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros
yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis
coupling yang digunakan, yaitu :
1. Jaw cluth, menghubungkan starting turbine dengan
accessory gear dan HP turbin rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear
dengan HP turbin rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan
kompresor beban.
3) Fuel Sistem.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas sistem
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan
sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4) Lube Oil Sistem.
Lube oil sistem berfungsi untuk melakukan pelumasan
secara kontinu pada setiap komponen turbin gas. Lube oil
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush
bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
sistem terdiri dari :
a) Oil tank (Lube Oil Reservoir)
b) Oil quantity
c) Pompa
d) Filter sistem
e) Valving sistem
f) Piping sistem
g) Instrument untuk oil

3.7 Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator
ini memperoleh energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula.
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik
yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik
yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada
kumparan rotor.
3.8 Power Tranformator (Trafo Daya)

Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi


untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat
dikatakan jantung dari transmisi dan distribusi.Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias
secara terus menerus tanpa berhenri).Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu, maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik
munkin.
Oleh karena itu tranformator harus dipelihara dengan menggunakan
system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.Untuk itu regu
pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan bagian-
bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi
tranformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus
Transformator  (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut
juga trafo distribusi.Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan
kebutuhan unutk system pengamanan / proteksi,sebagai contoh
transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV
dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan thanan rendah atau tahanan
tinggi atau langsung disisi netral 20 kV nya.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti :
 Transformator Mesin (Pembangkit)
 Transformator Gardu Induk
 Transformator Distribus
Transformator dpat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti :
 Transforamator besar
 Transforamtor sedang
 Transforamtor kecil
 Konstruksi Bagian-Bagian Transformator
Transformator terdiri dari :
A. Bagian Utama
1. Inti besi
2. Kumparan Transformator
3. Miyak Tasnformator
4. Bushing
5. Tagki Konservator
B. Perlatan Bantu
1. Pendingin
2. TapChanger
3. Alat Pernapasan (Dehydration Breather)
4. Indikator-indikator : Thermometer , permukaan minyak
C. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane ) / Burstin Plate
3. Rele tekanan lebih (sudden Pressure Relay )
4. Rele pengaman tangki
5. Pemadam kebakaran (transformator – transformator besar )
6. Rele Differensial
7. Rele arus lebih
8. Rele hubung tanah
9. Rele thermis
10. Arrester
D. Peralatan tambahan untuk Pengaman Transformator
1. Pemadam kebakaran (transformator – transformator besar )
2. Rele Differensial
3. Rele arus lebih
4. Rele hubung tanah
5. Rele thermis
6. Arrester

3.7 SOP Pada Saat Melakukan Perlaksanaan

1. PETUGAS YANG TERLIBAT


a. Manajer UPK Sebalang
b. Supervisor mekanik
c. Pejabat K3L
d. Pelaksana Lapangan
2. PERALATAN KERJA :
a. Test pen
b. Stok / Tongkat panjang 11 meter 20 kV
c. Kunci pas dan ring lengkap
d. Kunci Inggris
e. Katrol 3 ton
f. Kantong alat kerja
g. Gergaji besi
h. Pakaian kerja
i. Sarung tangan kaos dan kulit
3. ALAT BANTU:
a. Tambang plastik untuk pengikat tangga 3 meter
b. Tambang manila 25 meter ( 2 buah )
c. Tangga panjat
d. Roll gantung lengkap rantai gantungan seling
e. Besi Kanal UNP 14 “ 2 buah
f. Pipa besi pengungkit 2 buah
g. Kawat Baja seling 95/150 sqmm 2 buah
h. Lap kain/majun
i. Tang Kombinasi
4. PERLENGKAPAN K3:
a. Helm kerja
b. Sepatu alas karet tahan tegangan 20 kV
c. Sarung tangan 20 kV
d. Sabuk pengaman
5. MATERIAL :
a. Thermocouple
b. Kabel terminal trafo
6. ALAT UKUR :
a. Tahanan Isolasi 5000 Volt ( Megger Isolasi )
b. Tang Ampere
c. Multimeter

3.9 Permasalahan, Penanganan Dan Gambar


1. permasalahan

a) Thermocouple over limit

Thermocouple over limit disebabkan oleh terjadinya pembakaran


yang tidak sempurnah oleh karna itu terjadi nya over limit pada
thermocouple dampak dari masalah ini iyalah terjadi nya perbedaan
pembacaan pada temperatur turbin sehigga menyebabkan alaram pada
proteksi turbin dan menyebab kan turbin trip.

b) Fuel nozzle tersumbat

Fuel nozzle tersumbat disebabkan oleh adanya pengerakan atau


korosi pada line bahan bakar yang menuju nozzle dan menyebab kan
nozzle tersebut tersubat akibat terjadinya masalah ini efek yang timbul
ialah bahan bakar yang akan masuk keruang bakar berkurang sehingga
menghambat laju putaran turbin sampai full speed.

c) Kabel terminal trafo cacat

Kabel trafo cacat disebabkan sudah lama nya kabel tersebut


diggunkan sehingga tahanan isolasi nya sudah berkurang dan
terjadinya pengelupasan dan bisa menyebab kan trafo tersebut shoot

.
2. Penanganan

Penanganan dari permasalahan di atas yaitu :

a. Penggantin Thermocouple over limit

b. Cleaning filter nozzle

c. Penggantian kabel terminal trafo

Gambar 1. Termocouple
Gambar 2. Cleaning Nozzel
Gambar 3. Penggantian Kabel Terminal Trafo Daya

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah mengikuti PKL yang dilaksanakan di PT PLN (Persero)
UPK SEBALANG penulis dapat menyimpulkan PEMELIHARAAN
PERALATAN PLTG SEBALANG dilakukan dengan cara pemeriksaan,
perbaikan dan pergantian bagian yang mengalami gangguan, yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang serius. Ada beberapa
hal yang dapat disimpulkan dari perbaikan dan pemeliharaan peralatan
PLTG SEBALANG :
1. Pengecekan thermocouple PLTG sebalang secara terjadwal untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada thermocouuple tersebut.
2. Melakukan pengecekan nozzle pada saat PLTG tidak operasi
sehingga bisa mencegah terjadinya permasalahan pada saat PLTG
dioperasikan.
3. Melakukan perbaikan dan penggantian pada isolator trafo daya
yang rusak sebelum terjadi nya masalah yang besaar sehingga trafo
tersebut bisa standby operasi untuk pelayanan pada PLTG tersebut.

SARAN

1. , sehingga melalui program PKL ini PLN bisa mentransformasikan


berbagai pengetahuan tentang keadaan dan kondisi sebenarnya di
dalam industri kelistrikan kepada mahasiswa.
2. Perlunya pemantauan yang serius terhadap yang dipelihara khususnya
pada pemeliharaan perlalatan agar terjaga dengan baik.
3. Selalu mensurvey keadaan PLTG agar dapat diketahui kerusakannya
dan dapat dilakukan perbaikan dan pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir 1996 Pembangkit Tenaga Listrik, Penerbit Universitas


Indonesia(UI-PRESS).
Wiranto Arismnandar 2004 Penggerak Mula Turbin. Penerbit
Instistut Teknologi Bandung (ITB). Prof. Dipl. Ing. FritDietzel. Turbin
Pompa dan Kompresor, Penerbit Erlangga. 1993 PT. PLN (PERSERO)
Daerah Jaringan Bali.
Penjelasan Singkat Pembangunan Puasat Listrik Tenaga Gas
(PLTG) GILIMANUK 1997 .

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KEGIATAN PEMELIHARAAN PERALATAN PLTG SEBALANG


DI PT PLN (Persero) UPK SEBALANG
Oleh:

Aji Fitriansyah
NPM. 17010006

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ I
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan PKL............................................................................ 2
1.3 Waktu dan Tempat PKL......................................................... 3
1.4 Metode Penyusunan Laporan PKL......................................... 3
BAB II INSTANSI TEMPAT PKL
2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................ 5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................... 7
2.3 Manfaat Perusahaan................................................................ 7
2.4 Logo Perusahaan..................................................................... 8
2.5 Struktur Organisasi ................................................................ 18
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Uraian Pekerjaan..................................................................... 19
3.2 Pengertian Sistem Tenaga Listrik .......................................... 20
3.3 Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLTG................................... 22
3.4 Prinsip Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas.................... 23
3.5 Komponen Utama Pada Generator Turbin Gas...................... 27
3.6 Komponen Penunjang Pada Generator Turbin Gas................ 28
3.7 Generator ............................................................................... 28
3.8 Power Tranformator (Trafo Daya) ......................................... 30
3.9 SOP Pada Saat Melakukan Perlaksanaan .............................. 32
3.10 Permasalahan, Penanganan Dan Gambar ............................. 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................. 36
4.2 Saran........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 37

Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan yang berjudul Kegiatan Pemeliaran Perlalatan.

Terima kasih saya ucapkan kepada Dosen yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, Bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan yang kami buat
ini masih jauh dari kata sempurna baik penyusunan bahasa maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pembaca gunanya menjadi acuan penulis agar
bisa lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pngetahuan.

Bandar Lampung, 13 Febuari 2021

Aji Fitriansyah

Anda mungkin juga menyukai