Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern ini, kehidupan manusia sangat bergantung pada
energi listrik. Penggunaan energi listrik yang paling banyak digunakan pada
saat malam hari, karena tampa adanya listrik maka akan gelap gulita
sepanjang malamnya. Semua alat elektronik, penerangan dan lain-lain, banyak
bergantung pada energi listrik. energi listrik harus dibangkitkan agar bisa
dimanfaatkan. Salah satu pembangkit listrik yang banyak digunakan yaitu
PLTD.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik
PLN (Persero) yang menggunakan mesin diesel untuk penggeraknya dan
berbahan bakar solar. Salah satu keuntungan dari PLTD yaitu dari segi
pembangunannya relatif lebih mudah dibandingkan pembangkit yang lain,
serta pengoperasiannya juga tidak terlalu rumit.
Penyaluran listrik pada pembangkit PLTD, yaitu dari mesin diesel
(penggerak mula), generator (menghasilkan listrik), transformator step up
(menaikkan tegangan), transformator step down (menurunkan tegangan) dan
kemudian ke konsumen (pelanggan).
Pada pusat pembangkit tenaga listrik transformator merupakan salah satu
peralatan utama yang digunakan, sahingga transformator perlu adanya
perawatan (pemeliharaan) itensif agar tidak terjadi gangguan. Salah satu
contoh pemeliharaan transformator adalah dengan cara pengukuran pada
pentanahan (grounding) dan tahanan isolasi secara berkala.
Pada BAB ini memuat tentang Data singkat perusahaan, Visi dan Misi
Perusahaan, serta Sejarah singkat Perusahaan.
BAB III :TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB ini memuat tentang landasan teori Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel
BAB IV :PEMBAHASAN
Pada BAB ini memuat tentang tata cara pengukuran Transformator Step Up
DAIHATSU 1.
BAB V :PENUTUP
Pada BAB ini memuat kesimpulan dan saran dari laporan kerja praktek ini.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Nilai-nilai Prusahaan
Saling Percaya (Mutual Trust)
Integritas (Integrity)
Peduli (Care)
Pembelajaran (Learner)
dan Sul-Tra Sektor Tello. Unit PLTD Kendari, site PLTD Kolaka, dan site
PLTD Lambuya. Pada tanggal 14 maret 2007 PT. PLN (Persero) sektor
Kendari berdiri, membawahi 3(tiga) unit PLTD; PLTD Wua-Wua, PLTD
Kolaka, PLTD Bau-Bau. Unit PLTD Kendari berubah nama menjadi PT.
PLN (Persero) Wilayah SULSELRABAR SEKTOR KENDARI UNIT PLTD
WUA-WUA yang membawahi 2 (dua) Sentral PLTD Wua-Wua dan Sentral
PLTD Lambuya. Kegiatan operasional pembangkit dilakukan pada kedua site
PLTD sedangkan Kantor Unit PLTD Hanya menangani kegiatan manajerial.
Pada bulan oktober 2019 nama WILAYAH SULSELBAR berganti menjadi
UIKL SULAWESI dan SEKTOR KENDARI berganti menjadi UPDK
KENDARI.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PLTD
3.1.1 Pengertian PLTD
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit
listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula
(prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai
fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar
rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
3.2 Generator
3.2.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja generator serempak berdasarkan induksi
elektromagnetik. Setelah rotor digerakan pengerak mula maka kutub-
kutub pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah
maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet searah yang
berputar dan kecepatannya sama dengan putaran kutub. Garis-garis
gaya yang berputar akan memotong kumparan jangkar tersebut
sehingga timbul EMF atau GGL atau tegangan induksi. Frekuensi EMF
(ggl) mengikuti persamaan:
P. n
f= Hz
120
Dimana:
P = jumlah kutub
n = kecepatan putaran (rpm)
Besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan pada kumparan
jangkar yang ada pada stator akan mengikuti persamaan :
E = C.n. Ø
Dimana:
C = konstanta mesin
Ø = fluks medan (weber)
n = kecepatan putaran (rpm)
b. Konstruksi rotor
Rotor adalah bagian dari generator yang berputar dan
berbentuk silinder. Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator dengan
kecepatan rendah dan medium. Kutub menonjol terdiri dari inti
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik 11
Universitas Halu Oleo 2019
PT. PLN (Persero) UIKL SULAWESI
UPDK KENDARI
UNIT LAYANAN PLTD WUA-WUA
c. Belitan Jangkar
Belitan jangkar ada pada stator dan disebut belitan stator
dirangkai untuk hubung tiga fasa yang terdiri dari belitan satu lapis
(single layer winding) dan belitan dua lapis (double layer winding).
Belitan satu lapis terdiri dari:
1. Mata rantai (concentric of chain winding).
2. Gelombang (wave)
Belitan dua lapis terdiri dari:
1. Jenis gelombang (wave)
2. Jenis gelung (lap)
Jarak antara sisi belitan dan cara meketakan belitan pada sloy
menimbulkan faktor kisar atau faktor distribusi.
3.3 Transformator
Transformator merupakan peralatan statis dimana rangkaian dan
belitan yang terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik,
mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik 12
Universitas Halu Oleo 2019
PT. PLN (Persero) UIKL SULAWESI
UPDK KENDARI
UNIT LAYANAN PLTD WUA-WUA
3. Transformator Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang lilitan sisi
sekundernya lebih banyak dibandingkan lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penaik tegangan, Transformator ini biasa ditemui
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik 13
Universitas Halu Oleo 2019
PT. PLN (Persero) UIKL SULAWESI
UPDK KENDARI
UNIT LAYANAN PLTD WUA-WUA
4. Transformator Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih
sedikit dibandingkan lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama dalam adaptor AC-DC.
Ciri-ciri Transformator step-down :
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah
kumparan sekunder (Np>Ns)
Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder
(Vp>Vs)
Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder
(Ip<Is).
2. Belitan
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak-balik mengalir pada
belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan
menimbulkan fluks magnetik.
3. Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan
dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang
diselubungin oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor bushing dengan bodi tangki
transformator.
4. Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan
dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada
transformator itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang
tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada
transformator. Oleh karena itu pendingin yang efektif sangat
diperlukan. Minyak isolasi transformator selain merupakan media
isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak
bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh
minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-
sirip radiator. Adapun proses pendingin ini dapat dibantu oleh
adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi
pendingin.
5. Konservator
Kenaikan suhu operasi pada transformator isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi
penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume
minyak akan turun. Konservator dingunkan untuk menampung
minyak pada saat trafo mengalami kenaikan suhu. Volume minyak
di konservator akan mengalamin perubahan akibat pemuaian dan
penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan
bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara di
dalam konservator akan berhubungan dengan udara luar (untuk tipe
konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silicalgel sehingga
kandungan uap air dapat diminimalkan.
Minyak transformator tidak berhubungan langsung dengan
udara luar, maka saat ini konservator dirancang dengan
menggunakan breather bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet
yang dipasang di dalam tangki konservator. Silicalgel sendiri
memiliki batasan kemampuan untuk menyerap kandungan air
sehingga pada periode tertentu silicalgel tersebut harus dipanaskan
bahkan perlu dilakukan penggantian. Dehydrating Breather
merupakan teknologi yang berfungsi untuk mempermudah
pemeliharaan silicalgel, dimana terdapat pemanasan otomatis
ketika silical mencapai kejenuhan tertentu.
7. Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah
satu hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator
dituntut memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan
besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan mengubah
banyaknya belitan sehingga dapat merubah ratio antara belitan
primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan
output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem
berapapun tegangan input/primernya. Penyesuaian ratio belitan ini
disebut Tap changer.
Ratio belitan akan mengalami perubahan dan dapat
dilakukan pada saat transformator sedang berbeban (On Load tap
changer) atau saat transformator tidak berbeban (Off circuit tap
changer/De Energize Tap Changer)
Tap changer terdiri dari :
Selector Switch
Diverter Switch
Tahanan transisi
Aktivitas tap cahnger lebih dinamis dibanding dengan belitan
utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama
dengan tap changer dipisah. Selector switch merupakan rangkaaian
mekanis yang terdiri dari terminal – terminal untuk menentukan
posisi tap atau ratio belitan primer. Diverter switch merupakan
rangkaian mekanis yang dirancang untuk melakukan kontak atau
melepaskan kontak dengan kecepatan yang tinggi. Tahanan transisi
merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada
saat perubahan tap.
9. Proteksi Transformator
Sistem proteksi adalah sistem pengaman pada trasformator
yang ada pada intenal transformator dan extenal transformator.
Sistem proteksi ini berfungsi uintuk mengamankan transfotmator
dari gangguan dalam maupun gangguan luar.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pemeliharaan
4.1.1. Jenis-Jeinis Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dikerjakan
secara terus menerus, tetapi ketika mesin sementara operasi maka
pemeliharaan ini dintunda dengan waktu yang tidak ditentukan.
2. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukan atas dasar interval waktu
yang telah ditetapkan atau dalam persyaratan atau kriteria tertentu
yang dimaksudkan untuk mengurangi serta mencegah suatu item
peralatan mengalami kondisi yang tidak diinginkan
Preventive Maintenance dilakukan tanpa harus melakukan
shunt down unit pembangkit. Preventive maintance dilakukan
oleh staf pemeliharaan rutin UP berdasarkan WO maintance yang
dibuat oleh perencanaan dan pengendalian pemeliharaan mesin
atau listrik atau kontrol atau sipil.
3. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukan atau dasar hasil diagnose atau
condition monitoring serta kajian failure analysis berdasarkan
timbulnya suatu gejala kerusakan yang dapat diketahui secara
dini, sehingga pemeliharaan dapat dilakukan tepat sebelum terjadi
kerusakan atau kegagalan.
Predictive Maintanance dilakukan tanpa harus melakukan
shunt down unit pembangkit. Pekerjaan Predictive Maintenance
dalam pelaksanaanya merupakan kegiatan monitoring secara
berkala atas dasar interval waktu tertentu, interval operasi atau
interval kriteria tertentu laiinya yang ditetapkan lebih dahulu.
Sisi 6,3 kV
Waktu
R-Ground S-Gtound T-ground
(menit)
1 2,25 2,17 2,01
2 2,31 2,23 2,08
3 2,33 2.26 2,12
4 2,35 2,28 2,16
5 2,36 2,29 2,18
6 2,37 2,31 2,20
7 2,38 2,32 2,22
8 2,39 2,33 2,23
9 2,40 2,34 2,25
10 2,40 2,35 2,26
Pi 1,06 1,08 1,12
V 5000 5000 5000
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Sisi 20 kV
Waktu
R-Ground S-Gtound T-ground
(menit)
1 1,82 1,88 1,92
2 1,87 1,93 1,97
3 1,90 1,96 1,99
4 1,92 1,97 2,01
5 1,93 1,98 2,01
6 1,95 1,99 2,02
7 1,95 2,00 2,03
8 1,96 2,00 2,03
9 1,97 2,01 2,04
10 1,97 2,01 2,04
Pi 1,08 1,06 1,06
V 5000 5000 5000
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik milik
PLN (Persero) yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula
(prime mover).
2. Penyaluran listrik PLTD di mulai dari
mesin diesel sebagai penggerak,
generator tempat munculnya ggl induksi dan menghasil listrik,
transformator step up sebagai penaik tegangan
serta sistem pengaman (proteksi).
3. Pemeliharaan transformator terbagi tiga yaitu sebagai berikut:
Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan preventif
Pemeliharaan prediktif
4. Hasil pengukuran tahanan isolasi transformator step up masih dalam
konsi layak digunakan karena masuk dalam rance kondisi baik.
5. Hasil pengukuran tahanan pembumian transformator step up dalam
kondisi kurang bagus adalah 7,4 Ω. karena data hasil pengukuran
melebihi batas ketentuan PUIL 2000 yaitu 5, maka solusi untuk
mengatasinya dengan mendambah jumlah elektroda pembumian,
penanamannya lebih di perdalam dan mencari daerah yang kotruksi tanah
pentanahannya bagus.
5.2 Saran
Komunikasi dalam bekerja di permantap lagi, agar masalah mengenai
pekerjaan yang ingin di capai dapat berjalan lancar dan cepat terselasiakan.
DAFTAR PUSTAKA
Swisscontact, 2000, Motor Diesel Materi Training, Jakarta Clean Air Project,
swisscontact, Jakarta, Indonesia
Sistem Proteksi Pada Transformator, Oleh Rinaldi Aldi. Diambil Pada Tanggal 31
Maret 2018 dari http://tekniklistrikumum.blogspot.com/2013/11/sistem-
proteksi-pada-transformator.html