Disusun Oleh :
Clief Kampohiang (18021103045)
Bartolomius Christoffel (18021103043)
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-
Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Pengoperasian
Sistem Distribusi dengan SCADA pada Feeder SR 1” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Laporan Magang ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan Mata Kuliah Kerja Praktek/Magang pada Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Elektro, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak, Laporan Kerja
Praktek ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu kepada :
1. Lily S. Patras, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing kami selama pelaksanaan Kerja
Praktek
2. Bapak Petrus Irwan Ichwansaputra selaku Manajer UP2D Suluttenggo yang dengan
baik hati memberikan arahan serta nasehat kepada kami selama pelaksanaan Kerja
Praktek
3. Bapak Lonnard Elias Nelwan selaku Manajer Bagian Operasi Sistem Distribusi 1
UP2D Suluttenggo dan sebagai Mentor kami dalam pelaksanaan Kerja Praktek
4. Bapak Kristianus D. Onthoni selaku Supervisor Bagian Operasi Sistem Distribusi
UP2D Suluttenggo dan sebagai Mentor kami dalam pelaksanaan Kerja Praktek
5. Ibu Ezriaty Kampohiang yang telah banyak membantu dan memberikan support kepada
kami selama pelaksanaan Kerja Praktek
6. Seluruh Pegawai UP2D Suluttenggo, kakak – kakak Operator (Dispatcher) UP2D
Suluttenggo, seluruh Tenaga Ahli Daya UP2D Suluttenggo dan seluruh Bapak Satpam
yang sangat baik hati dan ramah dalam membantu kami selama pelaksanaan Kerja
Praktek
7. Rekan Magang UP2D Suluttenggo dalam hal ini Jasinta Lontaan dan Farjan Adillah
yang telah banyak membantu kami selama pelaksanaan Kerja Praktek.
8. Seluruh Rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi
Manado
i
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari
kata Sempurna, sehingga Kritikan dan Masukan yang membangun sangat kami perlukan demi
kesempurnaan Laporan ini kedepannya. Akhir kata semoga Laporan ini dapat berguna bagi
pihak yang berkepentingan.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga Listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Tenaga Listrik Besar dengan
Tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan Tegangannya oleh Gardu Induk dengan
Transformator Step Up menjadi 70 kV, 150 kV, 200 kV hingga 500 kV yang kemudian
disalurkan melalui Saluran Transmisi. Tujuan menaikkan tegangan dari Pembangkit
Tenaga Listrik Besar adalah untuk memperkecil Kerugian Daya Listrik pada saluran
transmisi. Dengan daya yang sama dan apabila nilai tegangannya diperbesar, maka Arus
Listrik yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya menjadi kecil. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan menjadi 20 kV dengan Transformator Step Down pada
Gardu Induk Distribusi yang kemudian Penyaluran Tenaga Listrik dilakukan atau
diteruskan oleh Saluran Distribusi Primer. Dari saluran distribusi primer inilah Gardu –
Gardu Distribusi berperan penting dalam mengambil tegangan untuk diturunkan melalui
Trafo Distribusi menjadi Sistem Tegangan Rendah yaitu 220/380 V, yang selanjutnya
disalurkan oleh Saluran Distribusi Sekunder menuju Pusat – Pusat Beban (konsumen).
Dengan ini jelas bahwa Sistem Distribusi merupakan bagian yang penting dalam Sistem
Tenaga Listrik secara keseluruhan.
Sistem Distribusi tidak pernah lepas dari sebuah gangguan. Gangguan seperti hubung
singkat 1 Fasa ke tanah, hubung singkat 2 Fasa serta hubung singkat 3 Fasa sering terjadi
dalam Sistem Distribusi. Untuk menanggulangi gangguan – gangguan tersebut maka perlu
dilakukan Manuver Jaringan. Manuver Jaringan Distribusi adalah sebuah kegiatan
membuat modifikasi terhadap operasi normal dari Jaringan Listrik akibat adanya gangguan
atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan Pemadaman Listrik, sehingga dapat
1
mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi Penyaluran Tenaga Listrik
yang semaksimal mungkin. Optimalisasi atas keberhasilan Manuver Jaringan dari segi
teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia sepanjang
jaringan. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan – peralatan jaringan yang berfungsi
sebagai peralatan hubung. Peralatan tersebut antara lain yaitu :
2
1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Lokasi perusahaan PT. PLN (Persero) UP2D Suluttenggo berada di Jalan Bethesda No.
32 Ranotana, Kecamatan Sario, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara
Untuk waktu dan pelaksanaan Kerja Praktek dimulai pada tanggal 1 Februari 2022
sampai 25 April 2022. Sedangkan untuk waktu kerjanya yaitu Hari Senin sampai Hari
Jumat (kecuali hari libur).
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. PLN (Persero) Suluttenggo merupakan Kantor Wilayah PT. PLN (Persero) yang
mencakup 3 Provinsi yaitu, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo. PT. PLN
(Persero) Suluttenggo memiliki 10 unit dibawahnya yang masing – masing memiliki luas
daerah kerja dan tugasnya sendiri. 11 unit tersebut antara lain :
1. UP2D (Unit Pelaksana Pengatur Distribusi) Sulutenggo
2. UP2K (Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan) Sulawesi Utara
3. UP2K (Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan) Sulawesi Tengah
4. UP2K (Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan) Gorontalo
5. UP3 Manado
6. UP3 Tahuna
7. UP3 Kotamobagu
8. UP3 Palu
9. UP3 Luwuk
10. UP3 Tolitoli
4
11. UP3 Gorontalo
PT. PLN (Persero) UP2D (Unit Pelaksana dan Pengatur Distribusi) Suluttenggo
merupakan salah satu wilayah kerja PT. PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Gorontalo, yang berkedudukan di Manado dan pada awal
pembentukannya sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No : 0169.K/DIR/2015 Tanggal
14 Agustus 2016 tentang Organisasi PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi (APD)
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo yang pada perkembangan organisasinya
berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Wilayah
Suluttenggo atau disingkat UP2D Suluttenggo.
Daerah pelayanan PT. PLN (Persero) UP2D Suluttenggo meliputi 3 provinsi yaitu,
Sulawesi Utara (Manado dan Kotamobagu), Sulawesi Tengah (Palu) dan Gorontalo
(Gorontalo) dengan total luas wilayah pelayanan mencapai 88.128 km2, yang terbagi
menjadi 7 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu :
1. UP3 Manado
2. UP3 Tahuna
3. UP3 Kotamobagu
4. UP3 Palu
5. UP3 Luwuk
6. UP3 Tolitoli
7. UP3 Gorontalo
5
2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (PERSERO) UP2D Wilayah Suluttenggo
2.3.1.2 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
6
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
2.3.2.2 Misi
1. Mengelola operasi sistem 20 kV secara professional menuju Sistem
Distribusi yang aman, bermutu dan efisien.
2. Mengupayakan kualitas sumber tegangan Sistem Distribusi Suluttenggo
sesuai dengan standard PLN.
3. Menjadikan sistem SCADATEL sebagai tulang punggung pengoperasian
Sistem Distribusi Suluttenggo
4. Menjadikan PLN sebagai Role Model K3 di PLN Suluttenggo
7
BAB III
DASAR TEORI
Ketiga bagian ini merupakan bagian utama pada suatu Rangkaian Sistem Tenaga Listrik
yang bekerja untuk menyalurkan Daya Listrik dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
mengalir sampai ke Pusat – Pusat Beban (Sekolah, Pabrik Industri, Rumah dll). Untuk
memenuhi tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik, ketiga bagian tersebut yaitu
Pembangkit, Transmisi, dan Distribusi tersebut satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Tujuan dari Operasi Sistem Tenaga Listrik tersebut antara lain :
1. Ekonomi (Economy)
Biaya pengoperasian tenaga listrik harus semurah mungkin dengan tetap
memperhatikan keamanan dan kualitas tenaga listrik tersebut.
2. Keandalan (Security)
Mampu menghadapi kejadian yang tidak direncanakan (gangguan) tanpa
mengakibatkan pemadaman pada suatu daerah
3. Kualitas (quality)
Tenaga Listrik harus diukur dengan Kualitas Tegangan dan Frekuensi yang stabil,
sehingga aman dan dapat menghasilkan listrik yang berkualitas
8
Efisiensi Produksi Tenaga Listrik diukur dari tingkat biaya yang digunakan untuk
membangkitkan Tenaga Listrik. Hal yang paling mudah dalam optimasi biaya produksi
tenaga listrik adalah dengan Sistem Merit Order. Merit Order adalah suatu metode
dimana pembangkit dengan biaya yang paling murah akan diprioritaskan untuk
beroperasi dibandingkan dengan yang lebih mahal, sampai Beban Tenaga Listrik
tercukupi.
1. Normal
Konsumen dapat dilayani, Kendala Operasi dapat diatasi, dan Sistem Keamanan
(Security) dapat dipenuhi.
2. Siaga
Konsumen dapat dilayani, Kendala Operasi dapat diatasi tetapi Sistem Keamanan
(Security) tidak dapat dipenuhi
3. Darurat
Konsumen tidak dapat dilayani dan Kendala Operasi tidak dapat diatasi
4. Pemulihan
Peralihan dari kondisi Darurat Tenaga Listrik menjadi kondisi Normal
1. Pengaturan Frekuensi
Sistem Tenaga Listrik harus dapat memenuhi kebutuhan Tenaga Listrik dari para
Konsumen dari waktu ke waktu. Oleh karena itu Daya yang dibangkitkan dalam
Sistem Tenaga Listrik harus selalu sama dengan beban sistem yang dipantau
melalui Frekuensi Sistem. Jika daya yang dibangkitkan dalam sistem lebih kecil
9
daripada beban sistem maka Frekuensinya turun. Sebaliknya apabila daya yang
dibangkitkan lebih besar daripada beban sistem maka Frekuensinya naik.
2. Pemeliharaan Peralatan
Peralatan yang beroperasi dalam Sistem Tenaga Listrik perlu dipelihara secara
periodik dan perlu diperbaiki apabila mengalami kerusakan
3. Biaya Operasi
Biaya operasi khususnya biaya bahan bakar adalah biaya yang terbesar dari suatu
perusahaan listrik sehingga perlu dipakai teknik – teknik optimasi untuk menekan
biaya tersebut
4. Perkembangan Sistem
Beban yang selalu berubah sepanjang waktu perlu diamati secara terus – menerus
agar dapat diketahui langkah pengembangan sistem mengikuti perkembangan
beban sehingga tidak akan terjadi Pemadaman Tenaga Listrik dalam sistem.
5. Gangguan dalam Sistem
Gangguan dalam Sistem Tenaga Listrik adalah suatu yang tidak dapat sepenuhnya
dihindarkan. Penyebab dari gangguan dalam Sistem itu bisa berupa cuaca, hewan,
pohon dll.
6. Tegangan dalam Sistem
Tegangan merupakan salah satu unsur Kualitas Penyediaan Tenaga Listrik dalam
Sistem Tenaga Listrik. Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam Pengoperasian
Sistem Tenaga Listrik.
1. Perencanaan Operasi
Yaitu pemikiran mengenai bagaimana Sistem Tenaga Listrik akan dioperasikan
untuk jangka waktu tertentu. Pemikiran ini mencakup perkiraan beban, koordinasi
pemeliharaan peralatan, optimasi, keandalan serta mutu tenaga listrik
2. Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
10
Yaitu pelaksanaan dari Rencana Operasi serta pengendaliannya apabila terjadi hal
– hal yang menyimpang dari Rencana Operasi
3. Analisa Operasi
Yaitu analisa atas hasil – hasil operasi untuk memberikan umpan balik bagi
Perencanaan Operasi maupun bagi Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi. Analisa
operasi juga diperlukan untuk memberikan saran – saran bagi pengembangan sistem
serta penyempurnaan Pemeliharaan Instalasi Listrik.
3.2 SCADA
3.2.1 Pengertian SCADA
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) adalah sistem yang dapat
memonitor dan mengontrol suatu Peralatan dari jarak jauh secara real time. Pada Sistem
Distribusi SCADA berfungsi mulai dari pengambilan data pada Gardu Induk atau
Gardu Distribusi, pengolahan informasi yang diterima sampai reaksi yang ditimbulkan
dari hasil pengolahan informasi. Dengan adanya Sistem SCADA, penyampaian dan
proses data dari dari peralatan Gardu Induk yang terdiri dari Peralatan Proteksi, Kontrol
dan Pengukuran menjadi lebih cepat diketahui oleh Operator (Dispatcher).
1. Telemetering
11
Adalah proses pengambilan Besaran Ukur Tenaga Listrik yang ada dalam Gardu
Induk atau Gardu Distribusi yang dapat dimonitor pada Master Station (Control
Centre). Besaran – besaran yang diukur antara lain Tegangan dan Arus, Daya Aktif
dan Reaktif, Frekuensi Sistem dan Power Factor.
2. Telesignaling
Adalah proses pengambilan Status dari Peralatan Tenaga Listrik, Sinyal Alarm, dan
sinyal lainnya agar dapat ditampilkan pada Master Station (Control Center). Status
Peralatan Tenaga Listrik, Sinyal Alarm dan sinyal lainnya yang ditampilkan disebut
Status Indikasi. Status Indikasi tersebut terhubung ke modul digital input dari RTU
dan terdiri dari Indikasi Tunggal (Telesignal single) atau disingkat TSS dan Indikasi
Ganda (Telesignal Double) atau disingkat TSD, yang dimana :
a. TSS hanya mempunyai 1 status saja (contohnya : indikasi Rele OCR dan
EFR)
b. TSD mempunyai 2 status (contohnya : status open-close CB)
3. Telecontroling
Adalah proses pengendalian dan pengoperasian Peralatan Switching pada Gardu
Induk yang jauh dari pusat kontrol atau juga bisa dikatakan sebagai proses remote
control terhadap Peralatan Tenaga Listrik dari Master Station. Kontrol yang bisa
dilakukan adalah open-close PMT, open-close LBS dan Recloser, dan reset rele
(indikasi OCR atau EFR) jika terjadi gangguan. Fungsi dari Telecontroling antara
lain :
a. Control Individu
Perintah langsung dari Operator (Dispatcher) pada Peralatan Tenaga Listrik
(open-close CB/DS)
b. Control Otomatis
Perintah kontrol yang tereksekusi secara otomatis (Load Shedding)
c. Control Berurutan
Perintah kontrol yang tereksekusi secara otomatis dan sekuensial (jika
terjadi trip pada trafo tenaga maka semua penyulang langsung terbuka
(dalam keadaaan open))
12
1. Master Station
Master Station Merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada dalam
Control Centre. Master Station bisa disebut juga sebagai ruangan dimana
ditempatkannya perangkat – perangkat komputer yang digunakan untuk mengontrol
Peralatan – Peralatan Listrik. Bagian – bagian utama dalam Master Station antara
lain :
a. Server (SCADA, SubSistem Komunikasi, Historikal, EMS, DTS)
b. Workstation (Dispatcher, Engineer, DTS, di luar Control Center)
c. Aplikasi (SCADA, Historikal Data, EMS, DTS, Update Database, HMI)
d. LAN (Local Area Network) (Switch, Router, Network)
e. Peripheral (Power Supply, GPS, Storage, Layar Tayang, Projector, Static
Display, Frekuensi Recorder, Printer)
f. Penunjang (Hotline, Voice Recorder, Server Offline Database, Server
Pengukur Database)
2. Remote Station
Adalah sebuah stasiun yang dipantau dan diperintah langsung oleh Master Station.
Peralatan – peralatan utama dalam Remote Station antara lain :
a. Gateway
Berfungsi untuk melakukan komunikasi ke Control Centre
b. IED (Intelligent Electronic Device)
Berfungsi untuk melakukan Remote Control, Telemetering, Telesignal, atau
Proteksi dan dapat berkomunikasi dengan RTU atau Gateway menggunakan
protokol standar.
c. Digital Meter (IED Meter)
Dihubungkan langsung dengan Trafo Arus dan Trafo Tegangan yang
berfungsi untuk membaca besaran pengukuran pada Peralatan Listrik di
lapangan.
d. Local HMI (Human Machine Interface)
Berfungsi sebagai pengganti control panel.
e. RTU (Remote Terminal Unit)
Merupakan perangkat yang berfungsi sebagai konsentrator pada Remote
Station (Gardu Induk atau Gardu Hubung) untuk menerima data dari Master
Station dan melakukan kontrol Peralatan Tenaga Listrik serta mengirimkan
data akuisisi ke Master Station. Dengan kata lain RTU merupakan perangkat
13
pada lapangan yang menjalankan fungsi Telemetering, Telesignal dan
Telekontrol.
3. Media Komunikasi
Adalah suatu subsistem Sarana Telekomunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat – perangkat sistem pengendalian khususnya antara
Master Station dengan perangkat – perangkat RTU (Remote Terminal Unit). Ada
beberapa media komunikasi yang digunakan untuk komunikasi data komputer
utama di pusat kontrol dengan RTU yang dipasang pada gardu – gardu listrik PLN,
antara lain :
1. Kabel Kontrol
2. Fiber Optik
3. Radio Voice dan Radio DMS
4. GPRS (General Packet Radio Service)
14
3.3 Single Line Diagram
Dalam menganalisa Sistem Tenaga Listrik, diperlukan Gambar Satu Garis (Single Line
Diagram). Single Line Diagram adalah sebuah suatu gambar Diagram Listrik pada Gardu
Induk atau Gardu Hubung yang berisi penjelasan secara umum tentang letak dan jenis
peralatan listrik. Single Line Diagram juga digunakan untuk mengetahui kondisi dan fungsi
dari setiap bagian peralatan listrik yang terpasang, entah dalam pengoperasian ataupun
pemeliharaan.
15
Dalam Single Line Diagram terdapat peralatan – peralatan listrik, entah itu peralatan listrik
Gardu Induk (Trafo Tenaga, Busbar, PMT), Gardu Hubung (Panel Coupler) ataupun
peralatan – peralatan proteksi (LBS, Recloser, CO, OCR, EFR). Fungsi dari peralatan –
peralatan listrik ini antara lain :
1. Trafo Tenaga
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya.
2. Busbar
Berfungsi sebagai tempat pertemuan antara beberapa sumber tegangan (feeder,
incoming, outgoing dan komponen listrik lainnya).
16
Gambar 3.5 PMT
b. LBS Manual adalah jenis LBS yang dikontrol secara manual menggunakan
Hookstick (tongkat yang berfungsi untuk menarik Tuas Handle pada LBS)
17
5. Recloser
Pada saat gangguan permanen, Recloser berfungsi untuk memisahkan daerah atau
jaringan yang terganggu sistemnya dengan cepat. Sedangkan pada saat gangguan
sesaat, Recloser akan memisahkan daerah gangguan secara sesaat sampai gangguan
tersebut dianggap hilang dan setelah itu Recloser akan masuk kembali sesuai
settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara otomatis.
6. CO (Cut Out)
Pengaman pada Sistem Tenaga Listrik, yang melindungi jaringan terhadap arus lebih
yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat
atau beban lebih.
7. Bus Coupler
Berfungsi sebagai penghubung antara busbar satu dengan busbar lainnya atau trafo satu
dengan trafo lainnya.
18
Gambar 3.10 Bus Coupler
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21