Anda di halaman 1dari 37

PERBAIKAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh :
SULEMAN MANDA SAMPE - 218214008
CHANDRA PRASETIA M. - 218214030
INDRA TANDEPADANG - 218214031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2021

i
PERBAIKAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh :
SULEMAN MANDA SAMPE - 218214008
CHANDRA PRASETIA M. - 218214030
INDRA TANDEPADANG - 218214031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2021

ii
Lembar Pengesahan
LAPORAN KERJA PRAKTEK INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL

JUDUL : PERBAIKAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

NAMA/NIM : SULEMAN MANDA SAMPE / 218214008


CHANDRA PRASETIA M. / 218214030
INDRA TANDEPADANG / 218214031

BIDANG STUDI : TEKNIK ELEKTRO

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

MEGASTIN MASSANG LUMEMBANG, S.Si.,M.Si


NIDN : 0931089202

Mengetahui

Ketua Prodi
Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Toraja

MARTINA PINENG ST.,MT


NIDN : 0901078502

iii
Lembar Pengesahan
LAPORAN KERJA PRAKTEK INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL

JUDUL : PERBAIKAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

NAMA/NIM : SULEMAN MANDA SAMPE - 218214008


CHANDRA PRASETIA M. - 218214030
INDRA TANDEPADANG - 218214031

BIDANG STUDI : TEKNIK ELEKTRO

Menyetahui

Pembimbing Lapangan

(ANDRI KARUNIA RUPANG)

iv
Kata Pengantar
Pertama-tama perkenankanlah kami memanjatkan puji syukur kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan anugrah-Nya laporan kerja
praktek yang berjudul “Perbaikan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN
(PERSERO) ULP Makale” dapat diselesaikan. Dalam penyusunan laporan kerja
praktek ini, penulis banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai
pihak. Sehingga pada kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Yafet Bontong, ST.,MT selaku Dekan Fakultas Teknik


Universitas Kristen Indonesia Toraja
2. Ibu Martina Pineng ST.,MT. selaku Ketua Progran Studi Teknik Elektro
Universitas Kristen Indonesia Toraja
3. Megastin Massang Lumembang, S.Si., M.Si sebagai Dosen pembimbing
4. Bapak Andri Karunia R. sebagai pembimbing lapangan yang penuh
perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran
selama dalam melakukan kegiatan Kerja Praktek dan penulisan laporan
Perja Praktek.
5. Segenap pimpinan dan karyawan PT. PLN ULP Makale yang telah
memberikan saran, kritik, dan motivasi selama kami menjalani Kerja
Praktek (KP).

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan dan penyelesaian laporan Kerja Praktek.

Makale, 21 Februari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

Sampul..................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................. iii
Kata Pengantar ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE ......................................................... 1
1.1.1 Gambaran umum PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE ............... 1
1.1.2 Gambaran Khusus Perbaikan Sistem Jaringan Distribusi .............. 3
1.1.3 Struktur organisasi PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE ............ 6
1.2 Tujuan Perbaikan Sistem Jaringan Distribusi ............................................. 7
1.3 Ruang Lingkup Perbaikan Sstem Distribusi ............................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
2.1. Teori dasar sistem distribusi ................................................................. 8
2.2. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .......................... 9
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 17
3.1 Gambaran Umum Kegiatan ................................................................. 17
3.2 Jenis-jenis kegiatan ............................................................................... 17
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 28
4.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 28
4.2 SARAN ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
LAMPIRAN ......................................................................................................... 30

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan radial
Gambar 2.3 Konfigurasi hantaran penghubung
Gambar 2.4 Konfigurasi jaringan loop
Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan spindel
Gambar 2.6 konfigurasi jaringan kluster
Gambar 2.7 Komponen Sistem Distribusi
Gambar 3.1 Peyambungan atau Pengecekan kabel JTR Makale Ariang dan
issong batu
Gambar 3.2 Perbaikan tiang dan kabel JTM yang putus di Rembon
Gambar 3.3 Perbaikan transformator di Sangalla
Gambar 3.4 Perbaikan KWH Meter

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE
1.1.1 Gambaran umum PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE
Berawal di akhir abad 19, pabrik gula dan teh di Indonesia mulai di
tingkatkan sehingga ketenagalistrikan pun juga ditingkatkan karena kebutuhan
pabrik. Pada tanggal 27 Oktober 1945 Presiden Soekarno membentuk jawatan
listrikdi bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.Pada tanggal 1 Januari 1961,
Jawatan Listrik diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,dan di resmikan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada tahun 1972 BPU-PLN di tetapkan sebagai Perusahan Umum
Listrik Negara yang sesuai pada Peraturan Pemerintah No. 17 dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang. PLN pun memiliki motto listrik untuk
kehidupan lebih baik.
Perusahan Listrik Negara (PLN) yang memiliki peran sangat penting bagi
masyarakat khususnya dalam dalam hal kelistrikan. PT. PLN (Persero) ULP
Makale berlokasi di Jl. Ampera No. 48 Makale, adalah sebuah perusahaan yang
membidangi sistem tenaga listrik dan dibawahi oleh Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan (UP3) yang berlokasi di Palopo dan Unit Induk Wilayah (UIW) yang
ada di Sulselbar. Kini PLN ULP Makale memiliki jumlah pelanggan 46.979
pelanggan atau konsumen dengan luas jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 391,2 KMS, dan mempunyai gardu distribusi sebanyak 389
unit dan memiliki 4 sub-unit yang bertugas sebagai pelayanan ganguan jaringan
distribusi antara lain, yaitu :

1
1. Kantor Jaga unit Tinoring
Kantor Jaga unit Tinoring bertugas melayani gangguan jaringan
distribusi di daerah Tinoring dan sekitarnya.
2. Kantor Jaga unit Ulusalu
Kantor Jaga unit Ulusalu bertugas melayani gangguan jaringan
distribusi di daerah Ulusalu dan sekitarnya.
3. Kantor Jaga unit Bittuang
Kantor Jaga unit Bittuang bertugas melayani gangguan jaringan
distribusi di daerah Bittuang dan sekitarnya.
4. Kantor Jaga unit Makale
Kantor Jaga unit Makale bertugas melayani gangguan jaringan
distribusi di daerah Makale dan sekitarnya.

a) VISI PLN
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh
kembang,unggul dan terpercaya dengan bertumbuh pada potensi
ilmiah.

b) MISI PLN
 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
 Mejalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2
c) MAKSUD DAN TUJUAN PERSEROAN
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah dibidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

1.1.2 Gambaran Khusus Perbaikan Sistem Jaringan Distribusi

A. Jaringan Distribusi
Jaringan Distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar sampai ke konsumen. Fungsi dari jaringan distribusi adalah
sebagai penyaluran tenaga listrik ke konsumen atau pelanggan. Pada
pengoperasiannya jaringan distribusi sering kali mengalami gangguan
sehingga membutuhkan perbaikan. Secara umum perbaikan sistem jaringan
distribusi terbagi 2 yaitu perbaikan jaringan sistem distribusi primer dan
perbaikan sistem jaringan distribusi sekunder
1) Perbaikan Sistem jaringan distribusi primer
Sistem jaringan distribusi primer digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Saluran
distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan disuplai
tenaga listrik. Dalam jaringan distribusi primer sering kali mengalami
gangguan. Perbaikan Jaringan distribusi primer antara lain:
a) Melakukan penggantian kabel jaringan sistem distribusi
primer yang rusak
b) Melakukan penyambungan kabel jaringan sistem distribusi
yang putus.
2) Perbaikan sistem jaringan distribusi sekunder
Sistem jaringan distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban yang ada di konsumen,
pada sistem jaringan distribusi sekunder bentuk saluran yang paling

3
banyak digunakan adalah radial sistem ini dapat menngunakan kabel
yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Perbaikan Jaringan distribusi
sekunder antara lain:
a) Melakukan penggantian kabel jaringan sistem distribusi
sekunder yang rusak
b) Melakukan penyambungan kabel jaringan sistem distribusi
sekunder yang putus.
B. Perbaikan Transformator
Transformator adalah perangkat statis yang mentransfer energi listrik.
Transformator digunakan untuk menaikkan tegangan dan menurunkan
tegangan. Dalam pengoperasian transformator sering kali mengalami
gangguan atau kerusakan. Perbaikan transformator diantara lain:
1) Melakukan penggantian transformator yang rusak
2) Melakukan pergantian dan pemasangan FCO pada transformator
3) Melakukan penjumperan jaringan distribusi tegangan menengah ke
trafo untuk di distribusikan ke pelanggan atau konsumen
4) Melakukan pengecekan pada transformator
C. Perbaikan KWH Meter
KWH meter merupakan alat untuk menghitung jumlah kerja listrik (Watt
jam) dalam waktu tertentu. Fungsi utama dari KWH Meter adalah untuk
menghitung jumlah pemakaian beban. Secara umum KWH Meter di
bedahkan atas dua yaitu KWH Meter Analog dan KWH Meter digital. Dalam
pengoperasian KWH Meter sering kali mengalami gangguan atau kerusakan.
Perbaikan KWH Meter diantara lain:
1) Melakukan perbaikan KWH Meter jika muncul kata “periksa” pada
monitor KWH Meter.
2) Melakukan perbaikan KWH Meter jika muncul kata “Error” pada
monitor KWH Meter.
3) Melakukan perbaikan KWH Meter jika tidak bisa “Menerima Token”
4) Melakukan perbaikan KWH Meter yang terkena “surja petir

4
Sebelum melaksanakan perbaikan pada sistem Jaringan Tegangan
Menengah dan Jaringan Tegangan Rendah dilakukan terlebih dahulu prosedur
pemadaman Perangkat Hubung Bagi – Tegangan Menengah (PHB – TM) dan
Perangkat Hubung Bagi – Tegangan Rendah (PHB – TR) dengan langkah sebgai
berikut:
1) Petugas pelaksana melapor ke petugas piket, bahwa akan dilakukan
pemadaman PHB – TM dan PHB-TR yang akan diperbaiki.
2) Kurangi beban dengan cara melepas seluruh beban setiap jurusan.
3) Buka saklar utama (helfboom Saklar)
4) Buka FCO dengan menggunakan stick 20 KV Tanamkan (Grounding)
semua kabel jurusan dengan menggunakan Grounding TR.
5) Pelaksanaan Perbaikan PHB – TM dan PHB - TR
 Diagnosa jenis kerusakan yang terjadi pada peralatan.
 Periksa kekencangan mur dan baut pada saklar utama, sepatu
kabel, rel, fuse holder, kondisi isolasi dan sistem pentanahan.
 Lakukan pengantian komponen PHB – TM dan PHB - TR bila ada
yang rusak.
Setalah melaksanakan perbaikan dilakukan prosedur pengoperasian kembali
Perangkat Hubung Bagi-Tegangan Menengah (PHB–TM) dan Perangkat Hubung
Bagi Tegangan-Rendah (PHB-TR) dengan langkah sebagai berikut:
1) Lepaskan pentanahan pada seluruh kabel jurusan (kabel yang di
grounding)
2) Pelaksana melapor kepada petugas piket bahwa pekerjaan perbaikan
telah selesai.
3) Masukan Fuse Cut Out (FCO)
4) Masukan saklar utama tanpa beban
5) Ukur tegangan fasa - fasa dan fasa – netral
6) Lakukan pengecekan Rating NH fuse
7) Masukan NH Fuse secara bertahap perjurusan
8) Lakukan pengukuran beban
9) Tutup kunci pintu panel PHB – TM dan PHB TR

5
10) Pelaksana melapor kepada petugas piket bahwa pekerjaan perbaikan
telah selesai

1.1.3 Struktur organisasi PT. PLN (PERSERO) ULP MAKALE

Bagan struktur organisasi PT. PLN ULP Makale

VINCENTIUS PUTRA P
MANAGER ULP

APRIANSA PARAPAT DWI RUDY


ANDRY K. RUPANG VINCENTIUS ANDIKA
SUPERVISOR PELAYANAN SUPERVISOR TRANSAKSI
SUPERVISOR TEKNIK SUPERVISOR K3
DAN ADMINISTRASI ENERGI

STAFF TEKNIK
STAFF PELAYANAN DAN
HARIANTO M STAFF TRANSAKSI ENERGI
ADMINISTRASI
NOVRIADI M IHKTIAR
 M IVANIA
E ANGGARA

A. Tugas dan wewenang setiap Supervisor (SPV)


1. SPV (Supervisor) Teknik
Tugas dan wewenang
 Pengaduan ganguan
 Keandalan system
 Pemeliharaan jaringan SUTM & SUTR
 Perbaikan tegangan (daerah drop & daerah belum berlistrik).
2. SPV (supervisor) PAD ( Pelayanan & administrasi)
Tugas dan wewenang
 Pelayanan pemasangan meteran baru
 Pelayanan penambahan daya
3. SPV (supervisor) TE (transaksi energy)
Tugas dan wewenang
 Pemeliharaan APP (Alat Pemutus & Penghubung)
 Pelayanan dan pengaduan APP

6
4. SPV (supervisor ) K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
Tugas dan wewenang
 Pemantauan keselamatan kerja pegawai & mitra kerja
1.2 Tujuan Perbaikan Sistem Jaringan Distribusi
Tujuan kami untuk melakukan perbaikan sistem jaringan distribusi
ada 2 yaitu:
a) Untuk mengoptimalkan pelayanan distribusi listrik kepada pelanggan
atau konsumen.
b) Untuk mengetahui secara detail tentang sistem jaringan distribusi
mulai dari jaringan sistem tegangan menengah hingga jaringan
tegangan rendah.
1.3 Ruang Lingkup
Selama kami melakukan Kerja Praktek (KP), kami hanya
melakukan perbaikan sistem distribusi mulai dari Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan perbaikan
alat pendukung lainnya contohnya Perbaikan Trafo dan KWH Meter

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori dasar sistem distribusi

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada salurantransmisi, dimana dalam
hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I
kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka
arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi
mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi
menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt.Selanjutnya disalurkan oleh
saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.Dengan ini jelas bahwa
sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi
mungkin,dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat
tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagilingkungandan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilaitegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangansaluran yang tinggi ini
diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down.Akibatnya, bila
ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di
titikbeban,terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-
beda.

8
2.2. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta


pembatasanpembatasanseperti pada Gambar diatas:
Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi
(HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV).
Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan
rendah.

Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa


porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya
dapat diklasifikasikan menurutbeberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi
itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:

9
a) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) terdiri dari : Tiang dan
peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatanperlengkapannya,
serta peralatan pengaman dan pemutus.
b) Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM), terdiri dari : Kabel tanah,
indoor dan outdoor termination dan lain-lain.
c) Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka
tempat trafo, LV panel,pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel,
transformer band, peralatan grounding,dan lain-lain.
Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat
diklasifikasikan sebagaiberikut:
1. Menurut nilai tegangannya:
a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi,
yaitu antara titikSekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik
primer trafo distribusi. Saluran inibertegangan menengah 20 kV.
Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayanipelanggan,
bisa disebut jaringan distribusi.
b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo
distribusi, yaitu antara titiksekunder dengan titik cabang menuju beban
(Lihat Gambar 2-2)
2. Menurut bentuk tegangannya:
a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan
searah.
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem
tegangan bolak-balik.
3. Menurut jenis/tipe konduktornya:
a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan
penyangga (tiang) danperlengkapannya, dan dibedakan atas:
 Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi
pembungkus.
 Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.

10
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan
kabel tanah (groundcable).
c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan
kabel laut (submarinecable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
a. Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang
lain/terhadap netral, atausaluran positip terhadap negatip (pada sistem
DC) membentuk garis horisontal.
b. Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk
garis vertical.
c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain
membentuk suatu segitiga(delta).
5. Menurut Susunan Rangkaiannya
Dari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi di bedakan
menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.
a. Sistem Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat
dikelompokkanmenjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), JaringanLingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.

11
1. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah

g
a
m
b
a
r

2
.
Gambar 2.2 konfigurasi jaringan radial

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen.


Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa
dalam bangunan betonatau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini
adalah sistem ini tidak rumit dan lebihmurah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya.
Kurangnyakeandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang
menyuplai gardu distribusi,sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikutpadam. Kerugian lain yaitu mutu
tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik,hal ini dikarenakan
jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.

2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)


Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan
lainlain). Sistem ini memilikiminimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan
Automatic Change Over Switch / AutomaticTransfer Switch, setiap penyulang

12
terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bilasalah satu penyulang
mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulanglain.

Gambar 2.3 konfigurasi hantaran penghubung

3. Jaringan Lingkar (Loop)


Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti
Gambar di bawa inidimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk,
sehingga dengan demikian.

Gambar 2.4 konfigurasi jaringan loop

13
4. Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi
jaringandari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang
(feeder) yang tegangannyadiberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut
berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH)

Gambar 2.5 konfigurasi jaringan spindel

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan
sebuah penyulangcadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu
hubung. Pola Spindel biasanyadigunakan pada jaringan tegangan menengah
(JTM) yang menggunakan kabel tanah/salurankabel tanah tegangan menengah
(SKTM).Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindelberfungsi sebagai sistem
Radial.Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusiyang
berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen
teganganrendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
5. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan
untuk kotabesaryang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini
terdapat Saklar Pemutus Beban,dan penyulang cadangan.

14
Gambar 2.6 konfigurasi jaringan kluster

Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah
satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan
fungsi suplai
kekonsumen.

b. Sistem Jaringan Tegangan Distribusi Tegangan Rendah


Sistem jaringan tegangan distribusi tegangan menengah digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di
konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak
digunakan ialah system radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang
berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem
tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai
tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sebagai berikut :
1. Papan pembagi pada trafo distribusi
2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
4. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau
pengaman pada pelanggan.
Komponen saluran distribusi sekunder seperti ditunjukkan pada Gambar
berikut ini.

15
Gambar 2.7 Komponen Sistem Distribusi

16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Kegiatan

Dalam melakukan kerja praktek di PT PLN ULP Makale kegiatan yang


dilakukan lebih merujuk pada sistem jaringan distribusi, yang berupa
perbaikan/reparasi dan perawatan jaringan distribusi, serta beberapa jenis
pekerjaan yang ada di kantor jaga PLN ULP Makale.
Didalam kegiatan kami sehari-hari, kami mempelajari banyak tentang
sistem distribusi, komponen komponen sistem distribusi serta tata cara
perbaikan jaringan distribusi.
3.2 Jenis-jenis kegiatan
1. Perbaikan kabel bandel atau kabel JTR (jaringan tegangan rendah)
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik
pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok
kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen.Di Indonesia, tegangan
operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh:
 Susut tegangan yang disyaratkan.
 Luas penghantar jaringan.
 Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
 Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain-lain).
 susut tegangan yang diijinkan adalah + 5% dan – 10 %, dengan
radius pelayanan berkisar 350 meter.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan
penghantar Low Voltage Twisted Cable (LVTC).

Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik


dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah
yang digunakan PT. PLN ( persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.

17
a) Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Konstruksi JTR
terbagi atas :
1) Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
SUTR merupakan jaringan kawat yang berisolasi maupun tidak
berisolasi. Bagian utama dari SUTR kawat tak berisolasi adalah tiang listrik
(besi, beton), Cross Arm, Isolator dan penghantar Aluminium / Tembaga
(Cu)
2) Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR)
Kabel yang digunakan adalah jenis XLPE yang lebih dikenal dengan
nama LVTC ( Low Voltage Twisted Cable). Jenis kabel ini direntangkan di
antara tiang penyangga.Bagian utama adalah tiang, kabel dan suspension
Clamp Bracket, yang berfungsi untuk menahan kabel pada tiang.Kabel jenis
ini sekarang banyak digunakan dalam pemasangan JTR baru karena
dianggap kontruksi jenis ini lebih handal. Akan tetapi kadang juga kabel
jenis ini sering mengalami gangguan seperti putus karena tertumbangi
pohon. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1
Peyambungan atau Pengecekan kabel JTR Makale Ariang dan issong batu

18
2. Penarikan kabel bandel atau JTR yang jatuh
Penyebab kerusakan jaringan distribusi listrik dibagi menjadi empat kategori
yaitu:
a. Faktor manusia
Penyebab ganguan biasa disebabkan oleh kegiatan manusia.Kegiatan
manusia yang dapat menimbulkan ganguan jaringan distribusi listrik seperti
penebangan pohon yang menggangu jaringan listrik, adanya ganguan pada
kabel listrik karena tersangkut layang layang atau sejenisnya, pembakaran
sampah dekat jaringan listrik, serta kegiatan manusia yang menyebabkan
kebakaran sehingga menganggu jaringan distribusi listrik.
b. Faktor materian/komponen
Faktor umur menyebabkan kabel tidak terikat kencang dengan tiang
sehingga tiang listrik berkarat, keropos, dan aus. Sedangkan komponen
yang sudah using semakin lama akan semakin turun menimbulkan
gangguan. kondisi material juga merupakan penyebab gangguan apabila
mutu material yang dipakai jelek sehingga distribusi listrik juga akan
terganggu.
c. Ganguan instalasi atau pemasangan
Gangguan instalasi biasanya disebabkan oleh keteledoran manusia
dalam instalasi jaringan listrik seperti pemasangan komponen tidak
kencang sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan. Instalasi
yang tidak tepat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkanoleh PLN
juga dapat menimbulkan gangguan jaringan distribusi listrik, misalnya
pemasangan beban pelanggan yang berlebihan.
d. Gangguan alam lingkungan
Gangguan jaringan distribusi listrik yang disebabkan oleh gangguan
alam, seperti: petir, angin kencang, hujan lebat, dan tanah longsor.
Gangguan-gangguan tersebut dapat menyebabkan rusaknya instalasi kabel
listrik.

19
3. Penggantian Kabel Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Sebagai alat penyalur tenaga listrik, penghantar, baik kawat ataupun
kabel harus terpasang dengan baik, yaitu tidak menyebabkan kerugian lsitrik
yang besar serta aman terhadap peralatan dan orang dari bahaya akibat listrik
(tegangan menengah) Untuk hal tersebut, maka pelaksanaan peemliharaan
penghantar hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah
 Jarak aman
 Andongan kawat / lendutan
 Kondisi fisik
 Jumper / joint
 Pengikat penghantar pada isolator / klem.

Sedangkan pekerjaan yang dilakukan untuk perbaiakan penghantar antara lain :


 Penggantian penghantar
 Perbaikan kondisi / pemasangan penghantar
a) Andongan
Yang dimaksud dengan andongan ialah jarak antara posisi terendah dari
penghantar yang direntangkan dengan posisi dimana penghantar tersebut
ditumpang / sangga / digantung pada tiang. Andongan harus disesuaikan dengan
standard kuat tarik hantaran, jarak antar hantaran, lebar bentangan antar tiang.
Andongan harus senantiasa dijaga agar tidak terlalu kencang maupun
terlalu kendor. Karena jika terlalu kencang dapat mengakibatkan tarikan hantaran
mempengaruhi impedansi/ daya hantar akibat pemuluran pada saat penghantar
panas oleh beban listrik pelanggan. Dan jika terlalu kendor antar penghantar
dapat berhimpit/ hubung singkat karena angin/ benang layangan.
b) Tiang
Sebagai penyangga penghantar, kedudukan tiang adalah untuk
diperhatikan, karena gangguan yang disebabkan oleh rusaknya robohnya tiang
adalah merupakan hal yang sangat membahayakan, terutama terhadap
keselamatan umum.

20
Hal – hal yang biasa dilakukan pada pelaksanaan pemeliharaan tiang adalah
 Pemeriksaan / pemeliharaan terhadap kondisi fisik tiang, yaitu adanya
kemungkianan keroposnya tiang besi oleh karena karat atau adanya
keretakan pada tiang terbuat dari beton.
 Pemeriksaaan / perbaikan terhadap letak kedudukan tiang yang berubah
karena tidak kuatnya pondasi
 Pemeriksaaan / perbaikan terhadap kemiringan karena tarikan penghantar
 Penggantian tiang yang rusak/ keropos.
 Pengecatan tiang besi.
 Perbaikan/ pemberian nomor tiang sesuai ketentuan.
Pada kegiatan kerja praktek kami melakukan berbagai perbaikan terhadap kabel
JTM yang mengalami gangguan seperti tiang yang miring dan kabel JTM yang
putus seperti yang kami lakukan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Perbaikan tiang yang miring dan kabel JTM yang putus
di Rembon

21
4. Jumper trafo step down ke JTM (Jaringan tegangan menengah)
Sebuah transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan
transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan
demikian, peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri, antara lain:
a. Inti Besi/Kernel
Inti besi berfungsi untuk membangkitkan dan mempermudah jalan fluks
yang timbul akibat adanya arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo. Bahan
inti tersebut terbuat dari lempengan-lempengan baja tipis mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).
b. Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk
kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun
terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton,
pertinax dan lain-lain. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut. Sehingga pada kumparan ini
berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Media pendingin
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas
besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan
bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus tinggi ) sehingga berfungsi
sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi
persyaratan sbb:
a. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel- partikel di dalam minyak dapat
mengendap dengan cepat.
c. Penyalur panas yang baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan.

22
e. Sifat kimia yang stabil.
d. Bushing
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing
adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
e. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah)
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo
yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi
memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada
saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian
minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
f. Tegangan Trafo Distribusi
Tegangan pada trafo distribusi selalu dinaikkan sampai dengan 5%. Hal
ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran
dengan rincian sbb:
a. Maksimum 3% hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini trafo
distribusi) sampai dengan sambungan rumah.
b. Maksimum 1% hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai
dengan KWh meter.
c. Maksimum 1% hilang pada saluran KWh meter - panel pembagi - alat
listrik terjauh.

Semakin besar rugi daya dalam persen, berarti semaki besar kerugian
energi yang terjadi.
Penyebab Gangguan Trafo
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena
arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan

23
peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan
mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah.
Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan
dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih
tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut
akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.
2. Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi
kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus
beban penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi
panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang
menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya
isolasi lilitan pada kumparan trafo.
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing
Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat
kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal
bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh
trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan
kerusakan belitan trafo.
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :
a) Flash Over
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan
distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja
tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka
kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur
api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan
singkat phasa ke tanah.
Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas
minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :

24
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
2. Karena umur minyak trafo sudah tua.
Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas
minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
2. Karena umur minyak trafo sudah tua.
b) Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya
lapisan penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan
jalannya arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo.
Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut
basah karena hujan/embun.
5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing Bocor
Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas
minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.
2. Karena umur minyak trafo sudah tua.
Pada kegiatan Kerja Praktek kami melakukan berbagai perbaikan pada
transformator salah satunya adalah pengecekan dan penjumperan seperti
yang kami lakukan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.3 Perbaikan transformator di Sangalla

25
6. Perbaikan KWH Meter

Pada alat ukur KWH meter jumlah kerja listrik diubah ke dalam bentuk
energi mekanis, yakni untuk memutar roda-roda angka jumlah putaran, dari
roda-roda akan sama dengan jumlah kerja listrik yang digunakan beban.
Selain alat ukur KWH meter yang menggunakan roda-roda angka yang
berputar ada jenis lain alat ukur KWH meter, yaitu yang penunjukan
bilangannya yang menggunakan jarum. Alat ukur tersebut berdasarkan asas
induksi dan alat hitung, dimana roda-roda yang berputar diganti dengan jarum
penunjuk. Alat ukur KWH meter dengan jarum penunjuk ini mempunyai plat
jam yang terdiri dari 10 angka, mulai dari angka 0 sampai dengan angka 9.
Untuk dapat menunjukkan suatu bilangan juga diperlukan beberapa golongan
angka, dengan demikian diperlukan juga beberapa plat jam dan beberapa roda
putar yang menggerakkan jarum penunjukannya. Golongan angka tersebut juga
terdiri dari golongan angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya.
Meteran lisrik atau KWH yang mengalami kerusakan pada beberapa
itemnya mendapat jaminan pangantian maupun perbaikan. Masyarakat pun tidak
di pungut biaya apapun yang pening mereka mau mengikuti prosedur dari PLN
seperti KWH Meter rusak bukan karena tindakan perusakan segel maupun
perubahan komponen yang ada.
Kerusakan dalam bentuk apapun pada KWH meter seperti rusaknya
tombol, LCD tidak menyala, hingga kerusakan lainnya yang mengganggu
pengoprasian KWH meter mendapat penggantian dari PLN secara gratis.
Pada kegiatan kerja praktek kami melakukan berbagai perbaikan pada
KWH Meter salah satunya adalah perbaikan tombol yang rusak seperti pada
gambar di bawah ini.

26
Gambar 3.4 Perbaikan KWH Meter

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Jaringan Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar sampai ke konsumen. Perbaikan jaringan distribusi meliputi Perbaikan
kabel jaringan tegangan menengah, perbaikan jaringan tegangan rendah,
perbaikan transformator dan perbaikan KWH Meter.

4.2 SARAN
Selama kami melakukan kerja praktek di ULP PLN Makale, kami telah
melakukan perbaikan sistem jaringan distribusi. Untuk itu kami menyarankan
yang ingin melakukan kerja praktek di ULP PLN Makale untuk melakukan
perawatan sistem jaringan distribusi. Karena perawatan jaringan distribusi
merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kestabilan dan kehandalan
energi listrik.

28
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN PERSERO ULP MAKALE

Laginda, Richard B., Hans Tumaliang, and Sartje Silimang. "Perbaikan


Kualitas Tegangan Pada Jaringan Distribusi Primer 20 KV Di Kota
Tahuna." Jurnal Teknik Elektro dan Komputer 7.2 (2018): 93-102.

Sopyandi, Endi. "Tipe-tipe Jaringan Distribusi Tegangan Menengah


20kV." (2011).

Suswanto, Daman. "Sistem Distribusi Tenaga Listrik." Universitas Negeri


Padang, Padang (2009).

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai