1
PENGUKURAN TEGANGAN, ARUS DAN DAYA
PANEL COMBINER PLTS 50 kWp KAMPUS UNPAM
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi/Perusahaan
Mengetahui
Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Pamulang
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini masih
terdapat banyak kekurangan dikarenakan kurangnya ilmu dari penulis. Maka
dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan dikemudian hari
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4.3. PLTS Hybrid.................................................................................... 17
3.5. Alat Ukur Dan Bahan ................................................................................ 18
BAB IV ............................................................................................................... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 23
4.1. Waktu dan Tempat .................................................................................... 23
4.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 23
4.3. Sistem Sinkronisasi .................................................................................... 24
4.4. Tahapan Pengukuran ................................................................................ 25
4.5. Hasil Pengukuran ...................................................................................... 26
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 30
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 30
5.2. Saran. ......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan praktik
serta menganalisis hasil pengujian sehingga mendapatkan data yang dijadikan
informasi secara kuantitatif maupun kualitatif
Tahapan yang di lakukan pengukuran PV Modul Pembangkit Listrik
Tenaga Surya di Universitas Pamulang Viktor. Menyediakan Alat ukur seperti
PV Tester. Dan waktu. Cuaca yang bagus sehingga mendaooatkan hasil yang
maksimal.
2
1.5. Metode kerja praktik
Dalam pembuatan laporan kerja praktik ini dibutuhkan beberapa data
yang didapatkan melalui beberapa metode, yaitu:
1. Praktikum
Metode yang dilakukan dengan melakukan praktik langsung di Industri
2. Konsultasi
Metode ini dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan pembimbing
diindustri dan dosen pembimbing di kampus.
3. Studi Literatur
Metode dengan membaca buku ataupun sumber dari manapun yang
berkaitan dengan judul yang diambil. Mengumpulkan data dan gambar yang
relevan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
dengan Nomor SK PT. MENDIKBUD 136DO2001 dan tanggal SK PT 2
Agustus 2001 , Universitas ini beralamat di jalan surya kencana no 1 Pamulang,
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, kabupaten/kota Tangerang, Provinsi
Banten, Indonesia.
6
2.4 Struktur Organisasi Instansi
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya,
Universitas Pamulang Program Studi Teknik Elektro memiliki struktur
organisasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini
`
- Nurjaman
Dwi Anie Gunastuti, S.T., M.I.C.T
- Qiki Zakiyah, S.Pd.
Unit Penjaminan Mutu
Administrasi
- Hedy Aditya Baskara, S.T., M,T. Abdurrahman, S.T., M,T. - Elfirza Rosiana, S.T., M,T.
- Edy Sumarno, S.T., M,T. Bidang Pembinaan Kemahasiswaan & - Angga Septian, S.T., M,T.
Bidang Pengembangan Penelitian Bidang Pengembangan
& Pengabdian Masyarakat Alumni
Pendidikan
7
2.5 Logo Instansi
Universitas Pamulang mempunyai Logo sebagai berikut:
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
PLTS pada hakekatnya merupakan penyedia tenaga listrik dan dapat
ditujukan untuk memasok kebutuhan tenaga listrik yang kecil sampai yang
besar, baik secara bebas maupun secara hybrid (bergabung dengan sumber
energi lain) baik dengan strategi desentralisasi (satu rumah satu pembangkit)
maupun dengan teknik terpadu (tenaga listrik disirkulasikan melalui
generator). Dilihat dari wilayah pendiriannya, kerangka PLTS dibagi menjadi
dua macam, yaitu kerangka pembangkit PV yang disesuaikan dan kerangka
kerja pembangkit PV terpadu. Dilihat dari aplikasi dan desainnya, PLTS secara
luas disusun menjadi dua, lebih spesifiknya, kerangka PLTS tidak terkait
dengan organisasi (pembangkit PV off-matrix) atau disebut juga PLTS
independen (mandiri) dan kerangka PLTS dikaitkan dengan organisasi
(jaringan terkait). PLTS) atau disebut juga PLTS On-framework. Jika PLTS
digunakan dalam campuran dengan berbagai jenis pembangkit tenaga, itu
dikenal sebagai kerangka kerja silang. Seperti yang ditunjukkan oleh standar
IEEE 929-2000 kerangka tenaga berbasis matahari diisolasi menjadi tiga
klasifikasi, khususnya pembangkit listrik berorientasi matahari lingkup
terbatas dengan batasan 10 kW atau kurang, skala menengah dengan batasan
10 kW hingga 500 kW, cakupan besar dengan titik putus lebih dari 500 kW
Panel surya monocrystalline adalah teknologi panel surya yang pertama
sebelum dikembangkan lagi ke generasi panel surya yang baru untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang lain. Panel surya dibuat dari
polycrystalline silicon,sama dengan generasi baru panel suryayaitu panel surya
thin film [5]. Beberapa jenis teknologi panel surya yang telah tersedia
berdasarkan efisiensinya, durabilitas serta fleksibilitasnya yang bergantung
pada kebutuhan. Panel suryaterdiri dari bahan semikonduktor,
11
matahari dari siang hari yang diperoleh permukaan dunia sangat besar,
mencapai 3 x 10 joule setiap tahun, energi ini sebanding dengan 2 x 1017 Watt.
Ukuran energi ini identik dengan beberapa kali penggunaan energi keseluruhan
yang sedang berlangsung. Dengan demikian, dengan hanya menutupi 0,1%
dari permukaan dunia dengan gadget seluler berbasis sinar matahari yang
memiliki kemampuan 10%, mereka dapat memenuhi kebutuhan energi di
seluruh planet saat ini. Operasi sel berbasis sinar matahari adalah dengan
menggunakan hipotesis cahaya sebagai molekul. Sebagaimana diketahui
bahwa cahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, memiliki dua
sifat, khususnya sebagai gelombang dan sebagai molekul yang disebut foton.
Pengungkapan ini pertama kali dikomunikasikan oleh Einstein pada tahun
1905.
Energi yang dipancarkan oleh cahaya dengan frekuensi λ dan
pengulangan foton V ditentukan oleh situasi:
E = hc/ λ
Dimana h adalah kestabilan Plancks (6,62 x 10-34 J.s) dan c adalah
kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3,00 x 108 m/s). Kondisi di atas juga
menunjukkan cara foton harus terlihat sebagai molekul energi atau sebagai
gelombang dengan frekuensi dan pengulangan tertentu. Dengan memanfaatkan
perangkat semikonduktor yang memiliki permukaan lebar dan terdiri dari
rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang terjadi sebenarnya ingin diubah
menjadi energi listrik.
Pada prinsipnya, sel surya adalah identik dengan piranti semikonduktor
dioda. Hanya saja dewasa ini strukturnya menjadi sedikit lebih rumit karena
perancangannya yang lebih cermat untuk meningkatkan efisiensinya. Untuk
penggunaan secara luas dalam bentuk arus bolak-balik, masih diperlukan
peralatan tambahan seperti inventer, baterei penyimpanan dan l ain-lain.
Kemajuan dari penelitian akan material semikonduktor sebagai bahan inti sel
surya, telah menjadi faktor kunci bagi pengembangan teknologi ini. Dalam
teknologi sel surya, terdapat berbagai pilihan penggunaan material intinya.
Kristal tunggal silikon sebagai pioner dari sel surya memang masih menjadi
pilihan sekarang karena teknologinya yang sudah mapan sehingga bisa
12
mencapai efisiensi lebih dari 20 % untuk skala riset. Sedangkan modul/panel
sel surya kristal silikon yang sudah diproduksi berefisiensi sekitar 12 %.
Namun demikian, penggunaan material ini dalam bentuk lempengan (waver)
masih digolongkan mahal dan juga volume produksi lempeng silikon tidak
dapat mencukupi kebutuhan pasar bila terjadi penggunaan sel surya ini secara
massal. Sehingga untuk penggunaan secara besar-besaran harus dilakukan
uasaha untuk mempertipis lapisan silikonnya dari ketebalan sekarang yang
mencapai ratusan mikron.
Pada tingkat dasar, sel bertenaga matahari tidak dapat dibedakan dari
perangkat dioda semikonduktor. Hanya saja akhir-akhir ini konstruksinya
menjadi agak lebih kacau karena rencana yang lebih hati-hati untuk
meningkatkan efektivitasnya. Untuk penggunaan yang luas melalui arus putar,
gigi tambahan seperti inverter, baterai berkapasitas dan lain-lain masih
diperlukan. Kemajuan eksplorasi bahan semikonduktor sebagai bahan pusat sel
berbasis sinar matahari, telah menjadi variabel penting untuk peningkatan
inovasi ini. Dalam inovasi sel berorientasi matahari, ada berbagai pilihan untuk
memanfaatkan bahan tengah. Silikon permata tunggal sebagai pelopor sel
berbasis matahari masih menjadi pilihan saat ini karena inovasinya sudah
mengakar sehingga dapat mencapai produktivitas lebih dari 20% untuk skala
penelitian. Sementara itu, modul/papan sel berbasis matahari silikon seperti
kaca yang telah dikirimkan memiliki efektivitas sekitar 12%. Namun,
penggunaan bahan ini sebagai potongan (terputus-putus) masih dianggap
mahal dan jumlah produksi pelat silikon tidak dapat mengatasi masalah pasar
jika ada penggunaan massal sel berorientasi matahari.
13
3.3.1. Prinsip Kerja Panel Surya
15
3. Lokasi rumah, bangunan bisnis, kantor pemerintahan dan bangunan
layanan lainnya yang tertarik untuk melakukan efisiensi dan
pengurangan biaya listrik bulanan
4. Lokasi yang telah memiliki atau yang akan memiliki sertifikat SLO
untuk koneksi terpasang
5. Lokasi yang telah terpasang kWh meter EXIM (Export-Import) atau
yang akan dan sedang dalam pengurusan pemasangan kWh meter EXIM
3.4.2. PLTS Off-Grid
Sistem Off-Grid ini memungkinkan untuk menyimpan tenaga surya
dalam baterai untuk digunakan ketika jaringan listrik mati atau jika tidak ada
di jaringan. Sistem hibrida menyediakan daya untuk mengimbangi daya
jaringan setiap kali matahari bersinar sekaligus akan mengirim daya berlebih
ke jaringan untuk kredit untuk digunakan nanti.
Sistem Off-Grid ini tidak dapat diharapkan memberikan daya untuk
semua beban listrik yang digunakan karena biaya dan volume baterai akan
menjadi penghalang. Sistem Off-Grid membutuhkan lebih banyak peralatan
khusus yang lebih mahal dan lebih rumit untuk dipasang. Khususnya mereka
memerlukan inverter sentral/ string, meteran kWh dan baterai.
Faktor pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memasang sistem
PLTS secara Off-Grid :
1. Lokasi yang tidak memiliki sambungan PLN
2. Lokasi yang belum memiliki sambungan PLN, namun berencana dalam
5-10 tahun kedepan akan ada penyambungan daya
3. Lokasi yang memiliki sambungan PLN, namun belum berfungsi 24 jam.
Sehingga membutuhkan cadangan daya ketika listrik mati
4. Lokasi yang menggunakan genset atau sistem pembangkit daya lainnya,
dan menginginkan bantuan daya dari energi surya
5. Lokasi yang jauh, terpencil, pulau terluar dan kepulauan, perbatasan,
pedalaman hutan, lautan lepas, dan lokasi ekstrim lainnya, yang tidak
memiliki sumber listrik mandiri
Ukuran panel surya dan baterai yang dibutuhkan sangat kompleks.
Analisis terperinci atas kebutuhan penggunaan listrik akan diperlukan untuk
16
memenuhi kebutuhan kritis minimal tersebut. Selain itu, saat ini harga baterai
masih mahal dan membutuhkan perawatan berkelanjutan serta penggantian
berkala. Mengingat peralatan khusus tambahan yang diperlukan dan fakta
bahwa itu memerlukan instalasi yang rumit, perkirakan sistem off-grid
membutuhkan biaya empat kali lipat untuk pemasangan dan memerlukan
pengeluaran pemeliharaan yang berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, sebagian besar bangunan komersial
maupun industri lebih tertarik untuk memasang sistem PLTS secara On-Grid,
mengingat lokasi tersebut sudah memiliki akses PLN selama 24 jam. Salah satu
tujuan pemasangan PLTS Atap pada bangunan komersial dan industri adalah
untuk melakukan efisiensi dan pengurangan biaya listrik bulanan.
3.4.3. PLTS Hybrid
PLTS Hybrid adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang didukung
oleh teknologi Hybrid, maksudnya, sistem listrik yang dihasilkan oleh panel
surya dapat digabungkan dengan listrik dari PLN. Dengan harapan nantinya
sistem tersebut memudahkan pengguna untuk mendapatkan dukungan energi
listrik yang optimal sekaligus antisipasi saat terjadi kekurangan daya atau
pemadaman.
Listrik yang dihasilkan dari sistem PLTS tipe ini nantinya akan disimpan
ke dalam baterai cadangan, seperti yang diterapkan pada PLTS Off-Grid.
Bedanya jika di tipe Off-Grid, kekurangan cadangan listrik dari baterai diatasi
oleh genset. Sedangkan untuk tipe ini, secara otomatis akan dicadangkan oleh
listrik dari PLN.
Pembangkit listrik tenaga surya (Fotovoltaik) terdiri dari beberapa
komponen supaya berfungsi sesuai dengan yang dibutuhkan. Komponen utama
secara umum terdiri dari :
1. Solar Panel
2. Inverter
3. Baterai
Solar Panel (Fotovoltaik) merupakan komponen utama dalam PLTS,
berfungsi untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik DC.
17
Inverter merupakan pengubah tegangan searah (DC) dari Solar Panel menjadi
tegangan bolak-balik (AC) untuk mensuplai listrik ke pengguna.
3.5. Alat Ukur Dan Bahan
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik yang mengalir seperti hambatan listrik (R),beda potensial listrik
(V), Kuat Arus listrik (I), Daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat
ukur yang digunakan yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Berikut adalah
alat-alat ukur dan fungsinya yang sering digunakan :
1. Tang Ampere
18
Merupakan tombol yang terletak pada bagian samping bodi tang ampere.
Apabila tombol ini ditekan maka tang ampere akan menampilkan suatu
besaran pengukuran.
4. Range switch
Tuas atau selector yang berguna sebagai pengatur jenis pengukuran yang
akan digunakan dengan cara diputar sesuai kebutuhan.
5. Display
Berguna sebagai penunjuk besaran angka suatu tegangan atau arus yang
sedang diukur.
6. Com terminal
Lubang untuk mencolokan kabel probe atau kabel jarum, biasanya
berwarna hitam, bagian ini juga dikenal dengan istilah commont
terminal.
7. Volt / ohm terminal
Lubang untuk mencolokan kabel probe biasanya berwarna merah.
Bahan panel sinkronisasi yang digunakan
1. MCCB
20
2. CT ( CURRENT TRANSFORMATOR)
21
3. SURGE ARESTER
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
dapat
digunakan
3 Surge Arrester Merek : Schneider 1 buah untuk
Imax : 40kA mengalirkan
listrik ke
tanah
(Ground)
ketika terjadi
tegangan
transien /
lonjakan
tegangan
25
1. Putar atau setting saklar clamp meter ke posisi ampere meter
yang biasanya ditulis dengan huruf A dengan gelombang sinus
di atasnya.
2. Tekan trigger untuk membuka rahang penjepit clamo meter
yang ada di bagian tengah rahang penjepit lalu lepaskan trigger
clamp meter.
3. Jika kable listrik belum dialiri listrik, maka hubungkan kabel
tersebut atau nyalakan perangkat yang ingin diukur arus
listriknya.
4. Baca nilai ampere yang ada di layar clamp meter.
26
T-N 227.5 9.1 2.868
RATA-RATA 233.4 29.2 11.782,87
Hasil pengukuran pada table diatas merupakan nilai masukan dari sumber
plts yang di hasilkan dan diukur secara phasa-netral menggunakan alat ukur tang
ampere yang dilakukan dari jam 09.00 samapai dengan 13.00 dimna memiliki nilai
rata-rata tenganan sebesar 396.4 volt, nialai arus 29.2 ampere, dan nilai daya
11.782,87 watt
27
Hasil pengukuran pada table diatas merupakan nilai keluaran dari sumber
plts yang di hasilkan dan diukur secara phasa-netral menggunakan alat ukur tang
ampere yang dilakukan dari jam 09.00 samapai dengan 13.00 dimna memiliki nilai
rata-rata tenganan sebesar 232.07 volt, nialai arus 29.2 ampere, dan nilai daya
7.891,53 watt.
Hasil pengukuran pada table diatas merupakan nilai masukan dari sumber
plts yang di hasilkan dan diukur secara anatra phasa menggunakan alat ukur tang
ampere yang dilakukan dari jam 09.00 samapai dengan 13.00 dimna memiliki nilai
rata-rata tenganan sebesar 398.67 volt, nialai arus 29.2 ampere, dan nilai daya
13.361,93 watt
28
Tabel 4. 6 Data Pengukuran PLTS Antara Phasa (Output)
Hasil pengukuran pada table diatas merupakan nilai keluaran dari sumber
plts yang di hasilkan dan diukur secara anatra phasa menggunakan alat ukur tang
ampere yang dilakukan dari jam 09.00 samapai dengan 13.00 dimna memiliki nilai
rata-rata tenganan sebesar 396.4 volt, nialai arus 29.2 ampere, dan nilai daya
13.641,93 watt
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dalam system pengukuran daya pada panel sinkronisasi terdapat 2
sumber yang dihasilkan yaitu sumber enrgi dari PLTS dan sumber
energi dari PLN.
2. Dalam teknik pengukuran tegangan ,arus dan daya panel combiner
dilakukan dengan menggunakan alat yang sama yaitu : tang ampere
3. Tegangan Listrik adalah Perbedaan Nilai Potensial antara dua titik
(kutub) yang berbeda yang berasal dari suatu sumber listrik, dan
menggunakan satuan Volt (V). Tegangan Listrik disebut juga
dengan Voltage (V)
4. Arus Listrik adalah Banyaknya muatan listrik yang mengalir pada
suatu rangkaian listrik tertutup dalam satuan waktu, dan
menggunakan satuan Coulomb/detik, atau sama dengan Ampere
(A).
5. Daya listrik adalah Banyaknya Energi yang dihasilkan maupun
digunakan, dalam suatu rangkaian Listrik, dipengaruhi oleh
seberapa besar Nilai Hambatan (Resistansi), daya menggunakan
satuan Watt (W)
6. Tahapan pengukuran di lakukan dari jam 09.00 sampai dengan
13.00
7. Nilai tegangan yang palaing besar di peroleh pada pukul 13.00
dengan rata-rata 391,4 – 393,7 V
8. Nilai arus yang paling besar di peroleh pada pukul 11.00 dengan
rata-rata 42,4 – 44,9 A
9. Nialai daya yang di peroleh dari hasil pengukuran rata-rata
13,641,93 watt
5.2. Saran
30
Dari hasil selama saya melakukan kegiatan Kerja Praktik di Universitas
Pamulang, saya memberikan saran agar Kerja Praktik dapat dilaksanakan
dengan lancar dan baik kedepannya serta saya berharap:
1. Bagi instansi/ perusahaan
Saya ingin memberi saran pada pihak instansi/perusahaan agar tidak
perlu sungkan terhadap anak KP, usahakan berikan tugas asalkan dengan
bimbingan atau pengarahan terlebih dahulu sebelum tugas dilaksanakan,
agar hasilnya menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Bagi para mahasiswa yang melaksanakan KP agar mempersiapkan
diri dengan menguasai pelajaran yang akan diterapkan pada saat
Kerja Praktik, agar mempermudah dalam melaksanakan Kerja
Praktikum di prusahaan.
31
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bambang H.P. et al. “Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber
Energi Alternatif”. Jurnal Teknik Elektro, Vol.18 No.01, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
[2] Bobby Haryanto . 2018” Optimasi Pembangkit Hybrid PLN-Solar Cell pada
Aplikasi Home Industry”. Yogyakarta. Skripsi Teknik Elektro Universitas Islam
Indonesia.
32