Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Kerja Praktik Pada Prodi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2021
LEMBAR PENGAJUAN KERJA PRAKTEK
i
LEMBAR KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK
ii
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Di Wilayah kerja Proyek Packet 4 Universitas Gadjah Mada pembangunan
Gedung Dental Learning Center
Konsultan Teknik : PT BITA ENARCON ENGINEERING
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Kerja Praktik 1
MENGETAHUI
Ketua Jurusan Teknik Elektro UMY
iii
MENYETUJUI
CSS LEAD 1
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik di
PT Bita Enercon Engineering. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Penulisan Laporan Kerja Praktik ini
bertujuan sebagai salah satu syarat menempuh mata kuliah Kerja Praktik program
studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam pelaksaan Kerja Praktik ini kepada:
1. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan dalam setiap kegiatan
kerja praktik kami.
2. Bapak Dr. Ramadhoni Syahputra, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Rahmat A. Al Hasibi, S.T., M.Eng,. IPM. dan Ibu Dr. Yessi
Jusman, S.T., M.Sc selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak Ir. Cuncun Subana selaku CSS LEAD 1 PT Bita Enercon
Engineering
5. Bapak Isna Mustika Robby Sexsio, S.T., selaku Pembimbing Kerja Praktik
6. Ibu Emya Fariha Ulfa, S.T., selaku Pembimbing Kerja Praktik 2
7. Ibu Ratna Murti, S.T., selaku Pembimbing Kerja Praktik 3
8. Semua rekan – rekan yang bekerja di PT Bita Enercon Engineering
9. Teman-teman kontrakan yang telah mendukung kami dalam
menyelesaikan kerja praktik.
10. Semua Pihak yang telah membantu yang tidak mungkin disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Kerja Praktik masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
memperbaiki laporan Kerja Praktik ini. Dan penulis berharap semoga laporan
kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
v
DAFTAR ISI
Daftar Isi
LEMBAR PENGAJUAN KERJA PRAKTEK........................................................i
...................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
ABSTRAK.............................................................................................................xii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
LANDASAN TEORI...............................................................................................8
vi
3.1 Lampu.............................................................................................................8
3.1.1 Lampu LED Tube T8...............................................................................8
3.1.2 Lampu Downlight....................................................................................9
3.1.3 Lampu Emergency.................................................................................10
3.2 Lux Sensor....................................................................................................11
3.3 Sensor Occupancy........................................................................................12
3.4 Armarture.....................................................................................................14
3.5 Kabel NYM..................................................................................................15
BAB 4....................................................................................................................17
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................27
5.1 Kesimpulan...................................................................................................27
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data Rekomendasi Lux Ruangan...........................................................26
Tabel 4.3 Data Lampu yang digunakan untuk perancangan..................................28
Tabel 4.4 Data Hasil perhitungan Jumlah titik lampu...........................................30
Tabel 4.5 Luas penampang minimum konduktor..................................................31
Tabel 4.6 Konduktor proteksi yang dianjurkan pada PUIL 2011..........................33
ix
ABSTRAK
Program Studi Teknik Elektro dituntut menghasilkan tenaga kerja profesional dan
kompeten. Kerja praktik merupakan program yang dibuat untuk menciptakan
suatu pengalaman kerja tertentu untuk mahasiswa Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah menempuh perkuliahan selama 110 sks.
Dengan melaksanakan kerja praktik mahasiswa dilatih untuk mengenal dan
menghadapi situasi ruang lingkup pekerjaan dilapangan, belajar mengadaptasi diri
dengan lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku
kuliah.
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin menigkatnya maraknya pembangunan di Indonesisa akan terus berus
beriringan dengan banyaknya pembangunan gedung, dampaknya penggunaan
energi semakin meningkat. Di Indonesia sendiri suplai dari tenaga listrik terbesar
utamanya masih dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dimana bahan bakar
utamanya adalah batu bara yang efeknya tidak baik untuk lingkungan sekitar.
Fakta membuktikan bahwa daya yang digunakan gedung gedung itu sangat besar
mengingat beban yang banyak diperuntukan sesuai dengan struktur bangunan
yang luas serta diiringi pengunaan beban yang besar.
Dari aspek penghematan ini khususnya dalam penggunaan daya ini ada spesifikisi
yang harus dipenuhi salah satunya untuk penerangan gedung itu harus
menggunakan lampu hemat energi serta menggunakan lux sensor demi
meminimalisir sebesar mungkin penggunaan daya yang Cuma-Cuma, Tentuya
untuk mewujudkan green building harus benar-benar memenuhi seluruh aspek
yang ditenukan agar bangunan yang dipakai dapat bekerja dengan optimal serta
memberikan kinerja yang baik sesuai spesifikasinya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kerja praktik di PT. Bita
Enarcon Engineering pada proyek pembangunan gedung Dental Learning Center
Universitas Gadjah Mada, berikut ini adalah rumusan masalahnya :
2
Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di lokasi kerja praktik yang bisa
dikembangkan di perkuliahan dan juga sebaliknya. Terutama pada
perancangan instalasi pencahayaan pada Gedung dan menentukan titik sensor
pencahayaan Gedung.
3
BAB 2
4
`
Merangkul layanan FEED dan EPCM untuk fasilitas terkait industri dan
infrastrukturnya.
Meliputi layanan EPCM untuk infrastruktur dan bangunan yang terkait dengan
fasilitas makanan dan barang konsumsi.
5
Layanan FEED dan EPCM untuk ekstraksi mineral dan proyek industri
pengolahan termasuk pabrik persiapan batu bara, pabrik peningkatan batu bara,
dll. Sementara sebagian besar layanan terkait dengan pekerjaan sipil, antarmuka
dan eksposur proses
Terdiri dari layanan EPCM yang terkait dengan fasilitas pembangkit listrik,
seperti aspek sipil, struktural dan geo-teknis.
Merangkul FEED dan EPCM infrastruktur untuk fasilitas pendukung minyak &
gas termasuk: kamp, dermaga, anjungan (kamp lepas pantai dan ruang kontrol),
basis logistik, fasilitas darat (Kantor, fasilitas, bengkel, dll).
Terdiri dari layanan FEED dan EPCM yang terkait dengan transportasi - fasilitas
infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, rel kereta api dan pelabuhan.
Infrastruktur Agroindustri
Terdiri dari layanan EPCM terkait infrastruktur dan fasilitas industri berbasis agro
dan selulosa seperti infrastruktur situs, laboratorium pabrik pulp dan kertas,
perkantoran, perumahan dan sejenisnya.
Membantu klien dengan layanan secara lokal di tempat mereka untuk memastikan
kelanjutan operasi yang efektif.
6
2.4 Visi dan Misi
Visi Bita Enarcon Engineering Menjadi konsultan regional yang terhormat dan
terkemuka dalam penyediaan lingkungan binaan yang berkelanjutan.
7
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Lampu
Lampu adalah piranti yang mengeluarkan cahaya, lampu atau sering disebut
bola lampu berasal berbentuk bola, rongga berisi kawat kecil yang akan
menyala bila dialiri listrik. Fungsi lampu adalah sebagai alat penerangan dikala
keadaan gelap atau redup, tentunya lampu membantu penglihatan agar dapat
melihat dengan jelas untuk menunjang kegiatan manusia sehingga dapat
mempermudah dikala keadaan gelap.
Cara kerja LED adalah menghasilkan cahaya dengan cara mengubah energi
listrik menjadi energi cahaya (transduser). Dengan cara kerja ini, maka lampu
LED dapat langsung memancarkan cahaya secara maksimal, tidak memerlukan
waktu pemanasan seperti bohlam, dan juga tidak menimbulkan panas seperti
pada bohlam ataupun neon.
8
Gambar 3.1 Lampu LED Tube
9
Gambar 3.1 Lampu Downlight
Sistem kerja lampu emergency yaitu rangkaian yang ada di dalam lampu
dapat melakukan proses pengisian (charging) baterai ketika lampu
10
menyala. Ketika lampu di matikan, maka proses pengisian baterai juga
berhenti. Daya yang ada pada baterai akan digunakan ketika listrik padam.
Sistem dalam lampu emergency juga dapat membedakan kondisi antara
lampu yang sengaja dimatikan (switch off) dengan kondisi listrik padam.
Sensor ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan beaban energi pada lampu
sehingga sensor ini biasnya diguakan pada ruangan yang dibarengi
mengguakan pencahayaan alami dari matahari. Sensor ini biasanya digunakan
untuk gedung yang berstandar green building.
11
1. Sensor lux akan mendeteksi intensitas cahaya di dalam ruangan (lux) dari
refleksi lantai;
2. Peredup akan bekerja sesuai dengan tingkat lux. Ada dua syarat, baik
menyala atau terang tergantung tentang intensitas cahaya di dalam kamar;
Prinsip kerja :
12
Perangkat ini bekerja dengan memancarkan sinyal listrik secara terus-menerus
dengan menggunakan gelombang infrared yang terhubung dengan pendeteksi
cahaya. Jika infrared terganggu karena adanya gerakan, maka sistem akan
menghidupkan lampu
PIR dirancang khusus untuk deteksi manusia karena sensor ini peka terhadap
panjang gelombang panas manusia (8-14 m). PIR terdiri dari dua sensor
inframerah, sehingga sensor mendeteksi perubahan suhu manusia dan suhu
lingkungan ketika manusia melakukan Gerakan.
Occupancy shcneider
Occupancy yang digunakan yaitu type PIR switch merek Schneider dengan
spesifikasi berikut :
13
Gambar 3.3 Sensor Ocupancy
Spesifikasi
3.4 Armarture
Armatur secara umum adalah kerangka untuk menopang suatu sosok atau
sistem dalam melawan gaya berat. Armatur biasanya digunakan dalam
perangkat pada alat penerangan. Semua bagian lampu penerangan dipasangkan
kepada armatur. Oleh karena itu, kita juga sering mengenal armatur sebagai
rumah tempat lampu. Selain berfungsi sebagai alat penopang alat penerangan,
armatur juga berfungsi untuk menyebarkan dan membiaskan cahaya yang
14
berasal dari alat penerangan. Ada armatur yang mengatur agar pencahayaan
dapat memberi penerangan 90-100 persen, ada juga armatur yang mengatur
agar penerangan yang didapatkan berkisar pada skala 50-60%, sesuai dengan
keperluannya.
Ada berbagai jenis bentuk dan juga bahan pembuatan armatur, sesuai dengan
fungsi dan tempatnya. Misalnya ada armatur khusus untuk industri,
penerangan di luar, untuk dekorasi dan sebagainya. Ada juga armatur dinding
yang digunakan untuk di rumah sakit, ruang baca, toko dan ruang tamu,
tempat-tempat yang tidak membutuhkan pencahayaan langsung
15
Kabel NYM merupakan kabel yang memiliki konduktor atau tembaga
lebih dari satu dengan isolator terselubung dengan berbahan PVC. Kabel
NYM sering digunakan khusus untuk pada instalasi tetap bangunan,
dimana penempatannya biasanya di luar/di dalam tembok.Ukuran kabel
NYM sangat tergantung dari berapa jumlah inti kabel tembaga, bisa terdiri
dari 2, 3, sampai 4 jika diperlukan untuk tambahan grounding. Warna
lapisan isolator PVC pada kabel NYM biasanya putih atau abu-abu. Kabel
NYM ini memiliki ukuran 1.5 mm s/d 10 mm. Dan cocok untuk kabel
yang ditaruh didalam ruangan. Pada instalasi gedung dental learning center
untuk instalasi lampunya menggunkan kabel NYM 3 x 2.5. Berikut adalah
gambar dari kabel NYM yang digunakan untuk instalasi lampu pada
dental learning center.
Kekurangan : penggunaan kabel ini tidak dapat ditanam langsung ke tanah dan
untuk harganya lumayan mahal.
16
17
BAB 4
METODELOGI PENELITIAN
Obyek ruangan yang kami gunakan adalah ruangan yang berada di lantai satu
sepagai obyek penelitian perhitungan untuk menentukan jumlah titik lampu
Tingkat
Fungsi Ruangan Pencahayaan
(Lux)
Rumah Tinggal :
Teras 60
Ruang tamu 120 – 150
Ruang Makan 120 – 250
Ruang Kerja 120 – 250
18
Kamar tidur 120 – 250
Kamar mandi 250
Dapur 250
Garasi 60
Perkantoran :
Ruang Direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang Komputer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Gudang arsip 150
Ruang arsip aktif 300
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250
Perpustakaan 300
Laboratorium 500
Ruang gambar 750
Kantin 200
Houtel dan Reastauran :
Lobi, Koridor 100
Ruang serba guna 200
Ruang Makan 250
Kafetaria 200
Kamar tidur 150
Dapur 300
Dalam menentukan jumlah titik lampu dalam suatu ruangan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan meliputi luas ruangan, tingkat pencahayaan
ruangan yang dibutuhkan, lumen lampu yang digunakan, faktor cahaya
rugi, faktor pemanfaatan cahaya, dan jumlah lampu pada satu titik lampu.
Berikut ini rumus untuk menentukan jumlah titik lampu pada suatu
ruangan :
E × L ×W
N=
∅ × LLF ×CU × n
19
Dimana:
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan / target kuat peneranganyang akan dicapai (Lux)
L = Panjang Ruangan (meter)
W = Lebar Ruangan (meter)
∅ = Total Lumen Lampu ( Lamp Luminous Flux)
JLLF = Light Loss Factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
CU = Coeffesien of Utilization / Faktor Pemanfaatan (50% - 100%)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
Pada perancangan beban pencahayaan pada gedung Dental Learning Center ini,
perancangan menggunakan beberapa jenis lampu utama dan juga beberapa lampu
bantu, dengan keterangan beberapa lampu ada yang digabung untuk jumlah satu
titik penerangan. Berikut ini tabel jenis lampu yang digunakan:
20
4.2.1 Hasil Perhitungan
Dengan menggunakan Rumus yang telah ditentukan berikut ini adalah
salah satu perhitungan menentukan jumlah titik lampu pada ruang CBCT
Digital Dental X-Ray Room di lantai 1. Data-data yang diperoleh yaitu
sebagai berikut :
Perhitungan :
Nilai hasil perhitungan tidak bilangan bulat hasilnya, namun dari hasil ini
bisa kita bulatkan atau disesuaikan dengan keadaan ruangan, misal dari
perhitungan diatas yang hasilnya 2,96 dibulatkan menjadi 3.
21
Luas Jumlah
Ruangan Lumen Lux Titik LLF CU n
Nama Ruangan (m) Lampu Ruangan Lampu
Female & Male
Toilet 14.99 800 150 8.03 0.7 0.5 1
Sub Room A 55.88 2500 325 6.92 0.7 0.5 3
Sub Room B 55.88 2500 325 6.92 0.7 0.5 3
Sub Room C 34.56 2500 300 5.92 0.7 0.5 2
Sub Room D 34.56 2500 300 5.92 0.7 0.5 2
Co Work 51.84 800 150 27.77 0.7 0.5 1
Technician Room 17.28 2500 350 2.88 0.7 0.6 2
Processing
Analog Room 17.28 2500 350 2.88 0.7 0.6 2
Processing
Digital Room 17.28 2500 350 2.88 0.7 0.6 2
CBCT Digital
Dental X-Ray
Room 17.28 2500 300 2.96 0.7 0.5 2
Panoramic
Cephalomtric
Digital X-Ray
Room 17.28 2500 300 2.96 0.7 0.5 2
Physico
Mechanical
Testing LAB 25.04 2500 400 3.82 0.7 0.5 3
Student Work 107.64 800 400 153.77 0.7 0.5 1
Staircase 22.43 2500 150 3.84 0.7 0.5 1
Smoke Stope
Lobby 6.89 800 120 2.95 0.7 0.5 1
Tabel 4.3 Data Hasil perhitungan Jumlah titik lampu
Dengan hasil kesuluruhan yang ada pada tabel jumlah titik lampu seperti yang
tertera pada tabel diatas hasilnya tidak pas bulat nilainya namun nilainya sudah
mendekati sesuai kebutuhan ruangan. Nilai yang sudah mendekati ini bisa
disesuaikan dengan keadaan diruangan misal bisa ditambah atau dikurang dengan
tidak berlebihan tentunya juga tidak meninggalkan nilai estetika ruangan sehingga
lampu tidak hanya saja berfungsi sebagai penerang ruangan namun bisa juga
mempercantik ruangan.
22
4.3 Peletakan Armature
Agar penerangan dalam ruangan dapat maksimum hasilnya, peletakan
armature atau titik lampu juga harus diatur sesuai keadaan ruangan, dengan
memperhitungkan jumlah titik armature dan luas ruangan yang ada, berikut ini
merupakan gambaran peletakan titik armature atau titik lampu
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penempatan titik lampu ini adalah
jarak antara sumber cahaya (a) sedapat mungkin harus sama untuk kedua arah,
jarak antara sumber cahaya yang paling luar dan dinding = 0,5a, lalu sedapat
mungkin a= (1 s/d 1,5) h. Jika titik lampu lebih dari dua atau berbeda seperti pada
gambar diatas untuk serterusnya dapat menyesuaikan barisnya atau bisa mengikuti
bentuk ruangannya.
23
standar. Merujuk pada PUIL 2011 berikut ini adalah tabel luas penampang
minimum konduktor
Merujuk dari tabel standar minimum luas penampang diatas, kabel yang
digunakan unutuk perancangan instalasi penerangan pada gedung ini
menggunakan kabel jenis NYM dengan diameter 3 x 2,5 mm2 dengan konduktor
tembaga
24
Gambar 4.4 Kabel NYM 3 x 2,5 mm2
25
S > 35 S/2
Prinsip kerja dari mega ohm meter adalah dengan terdiri dari dua kuparan yaitu
V dan C yang ditempatkan menyilang , dimana V itu adalah besarnya arus
yang mengalir ke E/Rp dan C adalah besarnya arus yang mengalir ke E/Rx. Rx
adalah tahanan yang akan diukur.
26
27
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kerja Praktik selama satu bulan di PT Bita Enercon
Engginering penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ini :
Dimana:
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan / target kuat peneranganyang akan dicapai (Lux)
L = Panjang Ruangan (meter)
W = Lebar Ruangan (meter)
∅ = Total Lumen Lampu ( Lamp Luminous Flux)
JLLF = Light Loss Factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
CU = Coeffesien of Utilization / Faktor Pemanfaatan (50% - 100%)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
28
cahaya yang paling luar dan dinding = 0,5a, lalu sedapat mungkin a=
(1 s/d 1,5) h.
Pada instalasi penerangan lampu di Gedung Dental Learning Center
Universitas Gaja Mada kabel yang digunkan adalah kabel NYM 3x2.5
m2
5.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
xi