Menyetujui
Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi/Perusahaan
Mengetahui
Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Pamulang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini masih
terdapat banyak kekurangan dikarenakan kurangnya ilmu dari penulis. Maka
dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan dikemudian hari
Randi Setiawan
DAFTAR ISI
1
Tahapan yang di lakukan pengukuran PV Modul Pembangkit Listrik
Tenaga Surya di Universitas Pamulang Viktor. Menyediakan Alat ukur
seperti PV Tester. Dan waktu. Cuaca yang bagus sehingga mendaooatkan
hasil yang maksimal.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Instansi
Universitas Pamulang didirikan pada tahun 2000 oleh Yayasan Prima
Jaya yang diketuai oleh Drs. Wayan. Namun karena ketidakmampuan
Yayasan Prima Jaya dalam mengelola suatu Universitas, maka merekapun
mengalihkan kepemilikan dan pengelolaannya kepada Yayasan Sasmita Jaya
pada awal tahun 2005. Setelah berganti manajemen, maka berganti pulalah
tujuan yang ingin dicapai Universitas Pamulang.
Tujuan dari yayasan Sasmita Jaya adalah mewujudkan suatu sarana
pendidikan yang murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa
melupakan kualitas dari pendidikan itu sendiri.
Oleh karena itu Universitas Pamulang selalu mengangkat tenaga
pengajar dan staff administrasi yang berkompeten dibidangnya. Kamipun juga
melakukan pengembangan dibidang kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan dunia kerja, sehingga seluruh lulusan Universitas Pamulang
diterima dengan baik dalam dunia kerja.
Selain itu untuk menunjang kegiatan perkuliahan, Universitas Pamulang
telah menyediakan berbagai macam fasilitas seperti laboratorium dan
perpustakaan. Dengan terselenggaranya pendidikan murah di Universitas
Pamulang, kami selaku pihak Yayasan Sasmita Jaya berharap semua lapisan
masyarakat di Indonesia dapat menikmati pendidikan di bangku kuliah.
Dengan terdidiknya seluruh lapisan masyarakat Indonesia maka secara
otomatis pun itu akan menurunkan tingkat kebodohan dan kemiskinan serta
meningkatkan daya jual dan harga diri masyarakat Indonesia.
4
Agustus 2001 , Universitas ini beralamat di jalan surya kencana no 1
Pamulang,
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, kabupaten/kota Tangerang, Provinsi
Banten, Indonesia.
5
2.4 Struktur Organisasi Instansi
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya,
Universitas Pamulang Program Studi Teknik Elektro memiliki struktur
organisasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini
`
- Nurjaman
Dwi Anie Gunastuti, S .T., M.I. C.T
- Qiki Zakiyah, S.Pd.
Unit Penjaminan Mutu
Administrasi
- Hedy Aditya Baskara, S.T., M,T. Abdurrahman, S.T., M,T. - Elfirza Rosiana, S.T., M,T.
- Edy Sumarno, S.T., M,T. Bidang Pembinaan Kemahasiswaan & - Angga Septian, S.T., M,T.
Bidang Pengembangan Penelitian Bidang Pengembangan
& Pengabdian Masyarakat Alumni
Pendidikan
6
2.5 Logo Instansi
Universitas Pamulang mempunyai Logo sebagai berikut:
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
PLTS pada hakekatnya merupakan penyedia tenaga listrik dan dapat
ditujukan untuk memasok kebutuhan tenaga listrik yang kecil sampai yang
besar, baik secara bebas maupun secara hybrid (bergabung dengan sumber
energi lain) baik dengan strategi desentralisasi (satu rumah satu pembangkit)
maupun dengan teknik terpadu (tenaga listrik disirkulasikan melalui
generator). Dilihat dari wilayah pendiriannya, kerangka PLTS dibagi menjadi
dua macam, yaitu kerangka pembangkit PV yang disesuaikan dan kerangka
kerja pembangkit PV terpadu. Dilihat dari aplikasi dan desainnya, PLTS
secara luas disusun menjadi dua, lebih spesifiknya, kerangka PLTS tidak
terkait dengan organisasi (pembangkit PV off-matrix) atau disebut juga PLTS
independen (mandiri) dan kerangka PLTS dikaitkan dengan organisasi
(jaringan terkait). PLTS) atau disebut juga PLTS On-framework. Jika PLTS
digunakan dalam campuran dengan berbagai jenis pembangkit tenaga, itu
dikenal sebagai kerangka kerja silang. Seperti yang ditunjukkan oleh standar
IEEE 929-2000 kerangka tenaga berbasis matahari diisolasi menjadi tiga
klasifikasi, khususnya pembangkit listrik berorientasi matahari lingkup
terbatas dengan batasan 10 kW atau kurang, skala menengah dengan batasan
10 kW hingga 500 kW, cakupan besar dengan titik putus lebih dari 500 kW
Panel surya monocrystalline adalah teknologi panel surya yang pertama
sebelum dikembangkan lagi ke generasi panel surya yang baru untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang lain. Panel surya dibuat dari
polycrystalline silicon,sama dengan generasi baru panel suryayaitu panel
surya thin film [5]. Beberapa jenis teknologi panel surya yang telah tersedia
berdasarkan efisiensinya, durabilitas serta fleksibilitasnya yang bergantung
pada kebutuhan. Panel suryaterdiri dari bahan semikonduktor,
9
menahan radiasi, sel menghantarkan elektron, yang digunakan sebagai daya.
Inovasi energi berbasis sinar matahari sebagian besar dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu inovasi penggunaan khusus dan inovasi penggunaan dinamis.
Pengumpulan ini bergantung pada jalannya retensi, transformasi, dan sirkulasi
energi berorientasi matahari. Contoh pemanfaatan dinamis energi berbasis
sinar matahari adalah pemanfaatan papan fotovoltaik dan papan intensitas
mengasyikkan. Contoh penggunaan energi matahari secara terpisah termasuk
struktur koordinasi menuju matahari, struktur pemetik dengan massa hangat
yang besar atau kapasitas hamburan cahaya, dan ruang perencanaan dengan
penyebaran udara normal.
Di tahun 2011, badan energi internasional menyatakan bahwa
perkembangan teknologi tenaga mentari yg terjangkau, tidak habis, serta
higenis akan menyampaikan keuntungan jangka panjang yg besar.
Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan tenaga negara-negara
melalui pemanfaatan sumber energi yg sudah terdapat, tidak habis, serta tidak
tergantung di impor, menaikkan kesinambungan,mengurangi polusi,
mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar
fosil tetap rendah asal sebelumnya. (keuntungan laba ini berlaku dunia).
11
mencapai efisiensi lebih dari 20 % untuk skala riset. Sedangkan modul/panel
sel surya kristal silikon yang sudah diproduksi berefisiensi sekitar 12 %.
Namun demikian, penggunaan material ini dalam bentuk lempengan (waver)
masih digolongkan mahal dan juga volume produksi lempeng silikon tidak
dapat mencukupi kebutuhan pasar bila terjadi penggunaan sel surya ini secara
massal. Sehingga untuk penggunaan secara besar-besaran harus dilakukan
uasaha untuk mempertipis lapisan silikonnya dari ketebalan sekarang yang
mencapai ratusan mikron.
Pada tingkat dasar, sel bertenaga matahari tidak dapat dibedakan dari
perangkat dioda semikonduktor. Hanya saja akhir-akhir ini konstruksinya
menjadi agak lebih kacau karena rencana yang lebih hati-hati untuk
meningkatkan efektivitasnya. Untuk penggunaan yang luas melalui arus putar,
gigi tambahan seperti inverter, baterai berkapasitas dan lain-lain masih
diperlukan. Kemajuan eksplorasi bahan semikonduktor sebagai bahan pusat
sel berbasis sinar matahari, telah menjadi variabel penting untuk peningkatan
inovasi ini. Dalam inovasi sel berorientasi matahari, ada berbagai pilihan
untuk memanfaatkan bahan tengah. Silikon permata tunggal sebagai pelopor
sel berbasis matahari masih menjadi pilihan saat ini karena inovasinya sudah
mengakar sehingga dapat mencapai produktivitas lebih dari 20% untuk skala
penelitian. Sementara itu, modul/papan sel berbasis matahari silikon seperti
kaca yang telah dikirimkan memiliki efektivitas sekitar 12%. Namun,
penggunaan bahan ini sebagai potongan (terputus-putus) masih dianggap
mahal dan jumlah produksi pelat silikon tidak dapat mengatasi masalah pasar
jika ada penggunaan massal sel berorientasi matahari.
12
3.3.1. Prinsip Kerja Panel Surya
Prinsip kerja sel surya ini dimulai dari partikel yang disebut “Foton”,
Foton adalah partikel sinar matahari yang sangat kecil, dan juga partikel
matahari tersebut meghatam atom semikonduktor sel surya sehingga dapat
menimbulkan energi yang besar untuk memisahkan elektron dari struktur
atomnya, elektorn yang terpisah dan bermuatan negatif tersebut akan bebas
bergerak pada daerah pita konduksi dari material semi konduktor, sehingga
atom yang kehilangan elektrin tersebut kekosongan pada strukturnya,
kekosongan tersebut dinamakan “Hole” dengan muatan positif.
Daerah Semi konduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan
bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semi konduktor ini disebut
dengan Semi konduktor tipe N. Sedangkan daerah semi konduktor dengan
13
Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima elektron yang
dinamakan dengan Semikonduktortipe PDi persimpangan daerah Positif dan
Negatif akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk
bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah
Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika
diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di
Persimpangan Positif dan Negatif ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.
14
Faktor pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memasang sistem
PLTS secara On-Grid :
1. Lokasi yang memiliki akses listrik PLN 24 jam
2. Lokasi perkotaan dan sekitarnya, merupakan lokasi pemasangan ideal
3. Lokasi rumah, bangunan bisnis, kantor pemerintahan dan bangunan
layanan lainnya yang tertarik untuk melakukan efisiensi dan
pengurangan biaya listrik bulanan
4. Lokasi yang telah memiliki atau yang akan memiliki sertifikat SLO
untuk koneksi terpasang
15
4. Lokasi yang menggunakan genset atau sistem pembangkit daya
lainnya, dan menginginkan bantuan daya dari energi surya
5. Lokasi yang jauh, terpencil, pulau terluar dan kepulauan, perbatasan,
pedalaman hutan, lautan lepas, dan lokasi ekstrim lainnya, yang tidak
memiliki sumber listrik mandiri
Ukuran panel surya dan baterai yang dibutuhkan sangat kompleks.
Analisis terperinci atas kebutuhan penggunaan listrik akan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan kritis minimal tersebut. Selain itu, saat ini harga baterai
masih mahal dan membutuhkan perawatan berkelanjutan serta penggantian
berkala. Mengingat peralatan khusus tambahan yang diperlukan dan fakta
bahwa itu memerlukan instalasi yang rumit, perkirakan sistem off-grid
membutuhkan biaya empat kali lipat untuk pemasangan dan memerlukan
pengeluaran pemeliharaan yang berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, sebagian besar bangunan komersial
maupun industri lebih tertarik untuk memasang sistem PLTS secara On-Grid,
mengingat lokasi tersebut sudah memiliki akses PLN selama 24 jam. Salah
satu tujuan pemasangan PLTS Atap pada bangunan komersial dan industri
adalah untuk melakukan efisiensi dan pengurangan biaya listrik bulanan.
3.4.3. PLTS Hybrid
PLTS Hybrid adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang didukung
oleh teknologi Hybrid, maksudnya, sistem listrik yang dihasilkan oleh panel
surya dapat digabungkan dengan listrik dari PLN. Dengan harapan nantinya
sistem tersebut memudahkan pengguna untuk mendapatkan dukungan energi
listrik yang optimal sekaligus antisipasi saat terjadi kekurangan daya atau
pemadaman.
Listrik yang dihasilkan dari sistem PLTS tipe ini nantinya akan
disimpan ke dalam baterai cadangan, seperti yang diterapkan pada PLTS Off-
Grid. Bedanya jika di tipe Off-Grid, kekurangan cadangan listrik dari baterai
diatasi oleh genset. Sedangkan untuk tipe ini, secara otomatis akan
dicadangkan oleh listrik dari PLN.
16
Pembangkit listrik tenaga surya (Fotovoltaik) terdiri dari beberapa
komponen supaya berfungsi sesuai dengan yang dibutuhkan. Komponen
utama secara umum terdiri dari :
1. Solar Panel
2. Inverter
3. Baterai
Solar Panel (Fotovoltaik) merupakan komponen utama dalam PLTS,
berfungsi untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik DC.
Inverter merupakan pengubah tegangan searah (DC) dari Solar Panel menjadi
tegangan bolak-balik (AC) untuk mensuplai listrik ke pengguna.
3.5. Alat Ukur Dan Bahan
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran- besaran
listrik yang mengalir seperti hambatan listrik (R),beda potensial listrik (V),
Kuat Arus listrik (I), Daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat
ukur yang digunakan yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Berikut
adalah alat-alat ukur dan fungsinya yang sering digunakan :
3.5.1 Solar PV tester
17
instrumen dan setelah diunduh ke perangkat lunak SolarCert, perbandingan
dengan kondisi pengujian standar dapat dilakukan.
Penguji PV200 surya memiliki fungsi uji ketahanan isolasi 1kV yang
terpisah, menghilangkan kebutuhan akan perangkat terpisah yang mahal.
Sedangkan tampilan kontras tinggi pada perangkat terlihat jelas di bawah
sinar matahari langsung. Unit ini juga dapat menangkap dan merekam radiasi
waktu nyata secara nirkabel, suhu lingkungan, dan suhu modul PV dari Solar
Survey 200R. Dengan menggunakan Solar Survey 200R, data Anda dapat
diubah ke kondisi pengujian standar, di SolarCerts, untuk Anda bandingkan
dengan data yang dipublikasikan pabrikan.
Ini hanyalah beberapa alasan kami yakin Anda ingin berinvestasi pada
penguji PV200 surya kami.
1. Fitur Utama dari penguji PV200 Surya: Tes commissioning all-in-
one dan penelusuran kurva IV
1. Perhitungan faktor pengisian otomatis.
2. Pengukuran kontinuitas arde (bumi) dengan kabel uji nol.
3. Sirkuit terbuka string PV dan pengukuran tegangan titik daya
maksimum hingga 1000V DC.
4. Arus pendek PV string hingga 15ADC.
5. Uji insulasi array PV pada 250/500 / 1000V
6. Menguji modul atau string PV individu.
7. Memori hingga 999 catatan dengan unduhan USB ke PC.
8. Transfer data NFC instan menggunakan aplikasi PV Mobile.
9. Tampilan kontras tinggi, terlihat dalam cahaya terang
Produk dan dukungan online gratis
1. Kit uji PV surya meliputi
Instrumen PV200 Instalasi Seaward.
a) 2 x adaptor lead uji MC4.
18
b) 2 x Probe uji kotak kombinasi dan klip buaya yang dapat dilepas
c) 2 x Kabel uji, dengan probe uji dan klip aligator yang dapat dilepas
d) .Penjepit arus AC / DC
e) Solar Survey 200R pengukur radiasi dan probe suhu
f) Braket pemasangan Solar Survey 200R.
g) Tas jinjing yang kokoh.
h) Panduan Memulai Cepat.
i) Sertifikat Kalibrasi UKAS (PV200).
j) Garansi 2 tahun.
k) Perangkat lunak SolarCert PC.
19
3.5.3 Raket Pemasangan Solar Survey 200R
20
3.5.4 Solar Panel
21
Gambar 3. 6 Spesifikasi Solar Panel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
4.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan dilakukan di Rooftop Universitas Pamulang Viktor yang
bertempat di kawasan Jl. Raya Puspiptek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15310, selama kurang lebih 1 bulan.
4.2. Alat dan Bahan
Dalam Pengukuran suhu dan radiasi pada Panel PLTS Atap On-Grid 50
kWp Kampus Viktor Universitas Pamulang dengan spesifikasi berikut :
23
4.3 Tahapan Pengukuran
Tahapan pelaksanaan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
nilai suhu, level radiasi, dan suhu sekitar dengan menggunakan alat ukur yang
sudah di siapkan yaituh solar irradiance meter.
Langkah-langkah untuk mengukur suhu solar panel, level radiasi dan suhu
di sekitar menggunakan alat ukur yang sudah di sediakan yaitu solar
irradiance meter
1 Siapkan alat solar irradiance meter letaka sejajar dengan solar
panel nyalan alat dengan menekan tombol power pada alat tunggu
beberapa saat hingga muncul angka pada baris pertama
menunjukan level radiasi dengan symbol W/m2
2 Tempel kan sensor suhu pada permukaan solar panel tunggu
beberapa saat hingga angka muncul dan menunjukan suhu solar
panel pada baris ke dua pada alat ukur dengan simbol ℃
24
3 Untuk mengukur suhu sekitar pada alat terdapat pada baris ke tiga
Dari data hasil pengukuran suhu, level radiasi, dan suhu di sekitar
menggunakan alat ukur yaitu solar irradiance meter dan data yang dihasilkan
adalah sebagai berikut.
2 10:30 47 33 860
3 11:30 45 32 583
4 12:30 57 36 859
5 13:30 52 34 833
6 14:30 44 34 822
7 15:30 36 33 100
25
Analisa pengukuran intensitas cahaya pada hari ke tiga menggunakan alat
irradiance meter. Pengambilan data di lakukan 1 jam sekali dengan cara
menempelkan alat ukur sejajar di samping solar cell setelah itu dapat di
taampilkan di layer yang berisi angka dengan satuan (W / m 2 ¿ pengukuran di
lakukan 1 jam sekali, pada pengambilan data pertama jam 09:30 pagi intensitas
cahaya yang masuk adalah 669W / m 2nilai ini cukup rendah karena pada pagi hari
matahari berada di timur hal ini berpengaruh pada intensitas cahaya yang di dapat
dan 1 jam berikutnya terdapat perubahan karna posisi matahari sudah semakin
naik dan pada siang siang hari intensitas cahaya menjadi 860 W / m 2 dan berada di
titik puncak intensitas cahaya pada hari itu, saat menjelang sore intensitas cahaya
semakin menurun hingga sampai pada jam 15:30 dengan jumlah intensitas cahaya
100 W / m 2.
2 10:30 49 34 720
3 11:30 44 34 299
4 12:30 48 35 618
5 13:30 44 36 256
6 14:30 36 32 176
7 15:50 36 33 152
26
Analisa pengukuran suhu pada hari ke satu menggunakan irradiance meter
dinama sensor di letakan pada permukaan modul solar cell, waktu pengukuran di
lakukan 1 jam sekali di mulai pada pukul 09:30 di dapat suhu sebesar 33℃ saat
di lakukan pengukuran pada 1 jam berikut nya suhu naik menjadi 45℃ dan pada
pengukuran 1 jam berikutnya suhu semakin naik seiring meningkatnya intensitas
cahaya matahari. Suhu tertiggi berada pada jam 13:30 yaitu 49℃ dan suhu
terendah berada pada jam 14:30 dan 15:30 sebesar 36℃ .
Analisa pengukuran intensitas cahaya pada hari ke tiga menggunakan alat
irradiance meter. Pengambilan data di lakukan 1 jam sekali dengan cara
menempelkan alat ukur sejajar di samping solar cell setelah itu dapat di
taampilkan di layer yang berisi angka dengan satuan (W / m 2 ¿ pengukuran di lakukan
1 jam sekali, pada pengambilan data pertama jam 09:30 pagi intensitas cahaya yang
masuk adalah 639W / m 2nilai ini cukup rendah karena pada pagi hari matahari berada di
timur hal ini berpengaruh pada intensitas cahaya yang di dapat dan 1 jam berikutnya
terdapat perubahan karna posisi matahari sudah semakin naik dan pada siang siang hari
intensitas cahaya menjadi 720 W / m 2 dan berada di titik puncak intensitas cahaya pada
hari itu, saat menjelang sore intensitas cahaya semakin menurun hingga sampai pada jam
15:30 dengan jumlah intensitas cahaya 152 W / m 2.
2 10:30 44 35 606
3 11:30 48 35 717
4 12:30 40 34 268
27
5 13:30 37 33 193
6 14:30 33 32 475
7 15:50 36 33 334
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Temperatur kaca solar cell selalu berubah ubah dimana pada pagi hari suhunya
berada pada 34,00C yaitu pada jam 9.00 pagi dan saat akhir pengukuran di dapat
30,20C dan temperatur yang paling tinggi di dapat dengan temperatur 57 C
berada pada pukul 12.30 siang pada pengukuran hari pertama, sedangkan pada
hari kedua temperatur kaca pada awal pengukuran jam 09.30 pagi di dapat dengan
29
temperatur 45 C dan temperatur akhir pengukuran di dapat 36 C pada pukul 15.30
sore dan yang paling tinggi di dapat dengan temperatur 57 C berada pada pukul
12.30 siang
1. Intensitas cahaya yang masuk ke solar cell berubah ubah setiap
waktu dimana intensitas cahaya untuk jam 09:30 pagi di dapat 669W/m2
saat akhir pengukuran pada jam 15:30 sore di dapat intensitas cahaya
100 W/m2 sedangkan intensitas yang paling tinggi di dapat 860 W/m2
berada pada pukul 10.30 siang yaitu berada pada pengukuran pada hari
pertama sedangkan pada hari kedua intensitas yang di dapat pada jam
09.30 pagi berkisar 629 W/m2 dan intensitas pada akhir pengukuran
pada jam 15.30 sore di dapat dengan jumlah 152 W/m2 dan yang paling
tinggi di dapat dengan jumlah 720 W/m2 yaitu pada pukul 10.30 siang.
2. Kenaikan intensitas cahaya dapat meningkatkan tegangan dari solar
cell semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin tinggi juga
tegangan yang dihasilkan dari solar cell begitu juga pada temperatur
kaca dimana saat pengukuran awal tegangan hari.
5.2. Saran
Dari hasil selama saya melakukan kegiatan Kerja Praktik di Universitas
Pamulang, saya memberikan saran agar Kerja Praktik dapat dilaksanakan
dengan lancar dan baik kedepannya serta saya berharap:
1. Bagi instansi/ perusahaan
Saya ingin memberi saran pada pihak instansi/perusahaan agar tidak
perlu sungkan terhadap anak KP, usahakan berikan tugas asalkan
dengan bimbingan atau pengarahan terlebih dahulu sebelum tugas
dilaksanakan, agar hasilnya menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Bagi para mahasiswa yang melaksanakan KP agar mempersiapkan
diri dengan menguasai pelajaran yang akan diterapkan pada saat Kerja
Praktik, agar mempermudah dalam melaksanakan Kerja Praktikum di
prusahaan.
30
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bambang H.P. et al. “Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi
Alternatif”. Jurnal Teknik Elektro, Vol.18 No.01, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
[2] Bobby Haryanto . 2018” Optimasi Pembangkit Hybrid PLN-Solar Cell pada
Aplikasi Home Industry”. Yogyakarta. Skripsi Teknik Elektro Universitas Islam
Indonesia.
31