Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

Judul Kegiatan :

PEMBUATAN PUPUK KCL DARI LIMBAH SABUT KELAPA,


EKONOMI KREATIF LAMPION BENANG, EDUKASI BATIK
JUMPUTAN di Dusun Wandansari, Desa Lubang Indangan, Kecamatan
Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah

Oleh :

Andriano Fahruli
NIM: 14521219
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri

PUSAT KULIAH KERJA NYATA (KKN)


DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
SURAT KETERANGAN TELAH SELESAI KKN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII hingga penyusunan laporan kegiatan
KKN ini. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan oleh Allah SWT kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat,
karena dengan syafaatnya kita dapat hijrah dari zaman jahiliyah menuju zaman
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban saya
atas program kerja yang telah saya kerjakan selama berlangsungnya kegiatan
KKN dan sebagai prasyarat penilaian dari program KKN untuk mengetahui sejauh
mana program kerja mahasiswa selama pelaksanaan KKN dapat terealisasi
dengan baik. Kegiatan KKN ini merupakan realisasi Catur Dharma perguruan
tinggi yaitu
pengabdian masyarakat sehingga dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk dapat
bersosialisasi serta berinteraksi dengan masyarakat. Pada kegiatan KKN ini saya
diterjunkan di Dusun Wandansari, Desa Lubang Indangan, Kecamatan Butuh,
Kabupaten Purworejo bersama teman-teman KKN unit 132.
Saya menyadari bahwa selama pelaksanaan KKN hingga penyusunan
laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan baik material
maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga, Bapak, Ibu dan adik yang selalu memberikan motivasi serta
memberikan dukungan untuk semangat dalam menjalakan program KKN.
2. Rektor Universitas Islam Indonesia, Bapak Nandang Sutrisno, SH., M.Hum.,
LLM., Ph.D

iv
3. Kepala Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Bapak
Prof. Akhmad Fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D. beserta seluruh staff.
4. Bapak Andhika Giri Persada, S.Kom., M.Eng selaku Dosen Pembimbing
Lapangan 1 dan Bapak Tatwam Widi, ST. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan 2 yang selalu memberikan bimbingan dan nasihat yang bermanfaat
demi suksesnya pelaksanaan KKN.
5. Bapak Muchjadi. selaku PJ Lurah Desa Lubang Indangan beserta stafnya yang
telah menerima dan membantu demi kelancaran dan kesuksesan KKN
Universitas Islam Indonesia.
6. Bapak Jamingun selaku Kepala Dusun di Dusun wandansari yang selalu
membantu penulis dalam menyelesaikan kegiatan KKN ini.
7. Bapak dan Ibu Slamet Hudoyo, yang sudah menjadi orang tua kedua dan
keluarga baru kami selama masa-masa KKN, dan terima kasih untuk segala
ilmu, pengetahuan dan perhatian yang telah diberikan.
8. Tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat Desa Lubang Indangan
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas bantuannya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan kegiatan KKN ini.
9. Teman-teman KKN POSKO UNIT PW-132 yang luar biasa serta teman-
teman KKN Unit 131-136 yang sudah memberikan kenangan indah pada
masa-masa KKN.

10. Pihak-pihak lain yang ikut membantu kegiatan KKN yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu. Atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT selalu melindungi dan memberikan balasan yang setimpal.

Wassalammualaikum Wr. Wb
Purworejo, 23 Agustus 2017

Penyusun

Andriano Fahruli

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

SURAT KETERANGAN SELESAI KKN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ...ix

ABSTRAKSI .................................................................................................................. .1

BAB I ANALISIS SITUASI ......................................................................................... ..2


1.1 Uraian Kondisi Desa ........................................................................................... ..2
1.2 Persoalan Yang Dihadapi Desa ........................................................................... ..3
1.3 Peta Akses Dari UII Ke Dusun Wandansari Desa Butuh ................................... ..3

BAB II PROGRAM KEGIATAN ............................................................................... ..4

BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................................ ..6


3.1 Pembuatan Pupuk KCL dari Limbah Sabut Kelapa............................................ ..6
3.2 Ekonomi Kreatif Lampion Benang ..................................................................... ..8
3.3 Edukasi Batik Jumputan ..................................................................................... .11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... .14


4.1 Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut Kelapa ........................................... .14
vi
4.2 Ekonomi Kreatif Lampion Benang ..................................................................... .19
4.3 Edukasi Batik Jumputan ..................................................................................... .22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ .28


5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... .28
5.2 Saran ................................................................................................................... .29
5.3 Rekomendasi ....................................................................................................... .30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 31

LAMPIRAN ................................................................................................................... 32
A. Laporan Hasil Observasi ...................................................................................... 32
B. Matriks Program Individu .................................................................................... 32
C. Buku Catatan Kegiatan Harian ............................................................................. 33
D. Daftar Hadir Peserta Kegiatan ............................................................................. 34
E. Rekapitulasi Pelaksanaan Program ....................................................................... 38
F. Matriks Program Unit dan Individu ...................................................................... 39
G. Presensi Hadir Harian .......................................................................................... 40

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rekam Pelaksanaan Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut .................. 17
Tabel 4.2 Rincian Dana Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut Kelapa ................ 18
Tabel 4.3 Analisis Keuangan Lampion Benang ............................................................. 20
Tabel 4.4 Rekam Pelaksanaan Ekonomi Kreatif Lampion Benang ................................ 21
Tabel 4.5 Rekam Pelaksanaan Edukasi Batik Jumputan ................................................ 23
Tabel 4.6 Edukasi Batik Jumputan ................................................................................. 25

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Akses Dari UII Menuju Lokasi KKN ................................................. 3
Gambar 4.1 Pelatihan Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut Kelapa Di Balai
Desa Lubang Indangan ................................................................................ 18
Gambar 4.2 Praktik Penyemprotan Pupuk KCL Di Kebun Bapak Slamet Hudoyo ....... 19
Gambar 4.3 Pelatihan Pembuatan Lampion Benang Di Posko 132 ................................ 22
Gambar 4.4 Lomba Batik Jumputan ............................................................................... 25
Gambar 4.5 Pelatihan Batik Jumputan Kelas 3-6 MI Imam Puro .................................. 26

ix
ABSTRAKSI

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan media bagi mahasiswa dan


mahasiswi untuk belajar, berdakwah, dan bekerja dalam kegiatan pengabdian
dan pemberdayaan pada masyarakat dan prosesnya mencakup seluruh komponen
Catur Dharma UII (pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, dan dakwah Islamiyah) serta sebagai upaya mengimplementasikan
nilai-nilai dan ilmu yang didapat semasa kuliah dan berusaha menyelesaikan
segala bentuk permasalahan yang ada didalam masyarakat sesuai bidang jurusan
masing-masing. KKN UII angkatan 55 unit 132 berlokasi di Dusun Wandansari,
Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Dusun ini
memiliki masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan
peternak.

Sebelum menentukan program kerja terlebih dahulu dilakukan observasi


yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kewilayahan baik kondisi
masyarakatnya maupun kondisi alam sekitar. Berdasar pada observasi yang
dilakukan di lokasi KKN sebelumnya diperoleh informasi bahwa di lingkungan
tempat tinggal warga banyak sekali limbah sabut kelapa yang sebenarnya
berpotensi untuk dimanfaatkan dan kesejahteraan warga yang tergolong rendah
menjadi alasan penulis memutuskan untuk membuat tiga program kerja, yaitu
Pembuatan Pupuk KCL dari Limbah Sabut Kelapa, Ekonomi Kreatif Lampion
Benang, dan Edukasi Batik Jumputan. Diharapkan setelah terlaksananya
ketiga program tersebut masyarakat dapat terdorong untuk memanfaatkan
sumber daya yang sebenarnya memiliki potensi lebih bila dimanfaatkan
semaksimal mungkin serta memiliki kemauan untuk berwirausaha.

Kata-kata kunci : KKN, Limbah, Sabut Kelapa, Lampion, Benang, Batik


Jumputan

1
BAB I

ANALISIS SITUASI

1.1 Uraian Kondisi Desa


Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Indonesia (KKN UII)
diselenggarakan sebagai kegiatan pengabdian terhadap masyarakat. Setiap
mahasiswa dituntut untuk berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan yang ada
disekitar masyarakat setempat, dari berbagai kegiatan ini dapat mengambil
pelajaran yang ada dimasyarakat dan diharapkan peserta KKN dapat bekerja
sama dengan masyarakat. Wujud bantuan dari penulis untuk
menginterpretasikan permasalahan ke dalam bentuk program kegiatan yang
bertujuan untuk membantu masyarakat sesuai dengan permasalahan yang ada
dan program yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Peserta KKN diharapkan dapat beradaptasi dan menjalin kerja sama


yang dengan seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, mahasiswa diharapkan
dapat membantu warga masyarakat sesuai dengan keahlian sesuai bidang
prodi yang telah ditempuh oleh mahasiswa, serta diharapkan dapat
menerapkan ilmu yang telah didapat sebagai program kerja kegiatan untuk
membantu dan menyelesaikan persoalan yang ada didalam masyarakat
tersebut, dan dapat dilanjutkan terus setelah peserta KKN meninggalkan
tempat.

Berdasarkan hasil observasi dan tinjauan kami di dusun Wandansari,


Desa Lubang Indangan. Kepala Penanggungjawab di desa ini adalah Bapak
Muchjadi. Untuk kepala Dusun Wandansari adalah Bapak Jamingun.
Masyarakat di desa ini mempunyai berbagai kegiatan, mulai dari gotong
royong, kegiatan pengajian, ibu-ibu PKK, arisan, senam lansia dan lain
sebagainya. Desa Lubang Indangan adalah desa yang berada di dataran rendah
yang ada di Kabupaten Purworejo. Mayoritas matapencahariaan warga
setempat adalah sebagai petani, peternak, pegawai dan lain sebagainya.

2
1.2 Persoalan Yang Dihadapai Desa
Banyak persoalan yang dihadapi Desa Lubang Indangan. Salah
satunya adalah banyaknya hama dan kurang suburnya lahan pertanian, serta
air yang digunakan untuk kehidupan warga keruh sehingga minimnya air
bersih, tetapi hanya di wilayah tertentu. Selain itu, masih banyak masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan minimnya masyarakat yang
berpendidikan menyebabkan tingkat perekonomian dan kesejahteraan
masyarakatnya masih tergolong rendah yang mengakibatkan adanya
kesenjangan sosial, serta warga di desa ini lebih didominasi oleh warga lansia
karena banyak anak muda desa yang lebih memilih untuk pergi merantau.
Oleh karena itu, sangat sulit untuk memajukan desa secara signifikan. Di Desa
Lubang Indangan ini juga terdapat berbagai sumber daya alam (SDA) yang
belum dimanfaatkan dengan baik untuk kegunaan dalam bidang pertanian,
contohnya seperti limbah sabut kelapa.

1.3 Peta Akses Dari UII Ke Dusun Wandansari Desa Butuh

Gambar 1.1 Peta Akses Dari UII Menuju Lokasi KKN

3
BAB II

PROGRAM KEGIATAN

Penyusunan program kerja di susun dalam dua tahap, yaitu tahap diskusi
dengan DPL I atau II dan masyarakat. Tahap pertama ialah diskusi dengan DPL I
atau II dilakukan agar mahasiswa yang melakukan proses penyusunan program
kerja bila menemui hambatan dapat berdiskusi untuk mencari penyelesaiannya
dan mahasiswa akan lebih siap dan memiliki persiapan materi yang cukup.
Kemudian dilanjutkan tahap kedua yaitu diskusi dengan masyarakat agar
mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dari masyarakat yang belum terjalankan
dan permasalahan yang berkaitan dengan sosial, sehingga mahasiswa
menjalankan program kerja sesuai dengan harapan dari masyarakat Lubang
Indangan. Dari hasil diskusi yang telah disepakati, didapatkan rencana program
yang akan dilakukan selama KKN pada tanggal 31 Juli 31 Agustus 2017 sebagai
berikut :
1. Pembuatan Pupuk KCL dari Limbah Sabut Kelapa
Program kerja ini bertujuan agar masyarakat lebih terdorong untuk
memanfaatkan limbah sabut kelapa yang sudah tidak terpakai yang dapat
dijadikan pupuk KCL untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain itu, memberikan informasi tentang penggunaan penggunaan pupuk
organic dan kimia baik dalam bentuk padatan maupun cair.
2. Ekonomi Kreatif Lampion Benang
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat dengan cara berwirausaha. Usaha kreatif
membuat lampion dari bahan benang jahit merupakan jenis usaha yang
memiliki target pasar yang masih sangat luas dan produk handmade
sederhana yang memiliki prospek bisnis dan usaha yang sangat
menguntungkan tapi dengan modal kecil.
3. Edukasi Batik Jumputan
Program kerja ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan
kepada masyarakat tentang batik jumputan yang merupakan salah satu

4
teknik membatik modern yang dapat menambah nilai keindahan maupun
nilai jual pada kain batik itu sendiri.

5
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut Kelapa


a. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Dusun Wandansari mayoritas bermata pencaharian
sebagai petani dan peternak. Hasil pertanian di Desa Lubang Indangan
adalah padi dan palawija. Untuk hasil perkebunan yang menjadi
unggulan adalah buah kelapa. Sedangkan untuk sektor peternakan adalah
sapi dan kambing, pengembangan ternak ini masih dilakukan secara
rumahan dan merupakan pekerjaan sampingan selain menjadi petani.
Potensi pohon kelapa yang melimpah tidak terlepas dari limbahnya,
yaitu sabut kelapa. Limbah sabut kelapa ini terkadang hanya dibiarkan
saja dan tidak ada upaya untuk memanfaatkannya bahkan terkadang
sampai menumpuk di belakang rumah-rumah warga, padahal limbah
sabut kelapa ini adalah salah satu bahan pembuatan pupuk KCL yang
sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jika tau cara
mengolahnya. Sedangkan Kelompok Tani Desa Lubang Indangan
khususnya Dusun Wandansari mayoritas masih menggunakan pupuk
kimia sebagai penumbuh tanaman dengan salah satu alasan karena lebih
praktis dalam penggunaannya dimana pupuk ini langsung dapat dibeli di
tempat yang menyediakan seperti toko tanamanan dan siap digunakan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat akan limbah sabut kelapa


yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik dan
sifat manusia yang serba instan inilah yang mendorong masyarakat Desa
Lubang Indangan khususnya Dusun Wandangsari banyak yang
menggunakan pupuk kimia dibandingkan dengan pupuk organik. Maka
dari itu, masyarakat disini perlu dikenalkan sejak dini mengenai
pengunaan pupuk organik jauh lebih menguntungkan bila di bandingkan
dengan pupuk kimia karena pupuk organik merupakan pupuk yang
dibuat tanpa bahan kimia melainkan menggunakan bahan alami.
6
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Dusun
Wandansari, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa
Tengah, diketahui bahwa Kelompok Tani di Dusun Wandansari lebih
memilih untuk menggunakan pupuk kimia dibandingkan dengan pupuk
organik dengan salah satu alasan karena lebih praktis dalam
penggunaannya dimana pupuk ini langsung dapat dibeli di tempat yang
menyediakan seperti toko tanaman dan siap digunakan.

c. Tahapan Kegiatan
Melakukan pendekatan dengan masyarakat Dusun Wandansari
khususnya Kelompok Tani
Menyiapkan materi untuk program kerja
Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktek dan pelatihan
pembuatan pupuk KCL dari limbah sabut kelapa
Mengkondisikan Kelompok Tani dan masyarakat Dusun Wandansari
(pembagian handout materi)
Melakukan pelatihan dan praktik bersama masyarakat Dusun
Wandansari khususnya Kelompok Tani

d. Output Tahapan Kegiatan


Memberikan wawasan dan pengetahuan baru
Menumbuhkan motivasi kepada masyarakat Dusun Wandansari
khususnya Kelompok Tani untuk beralih menggunakan pupuk
organik dibandingkan dengan pupuk kimia

e. Tujuan/Manfaat
Program kerja ini bertujuan bertujuan agar masyarakat terutama
Kelompok Tani termotivasi untuk lebih memilih menggunakan pupuk
organik dibandingkan dengan pupuk kimia. Selain itu, memberikan

7
informasi tentang penggunaan penggunaan pupuk organik dan kimia
baik dalam bentuk padatan maupun cair.

f. Metode dan strategi pelaksanaan


Menjelaskan kepada masyarakat Dusun Wandansari khususnya
Kelompok Tani mengenai pembuatan pupuk KCL dari limbah sabut
kelapa
Memperlihatkan tiap-tiap alat dan bahan
Mempraktekkan dan menjelaskan cara praktek pembuatan pupuk
KCL dari limbah sabut kelapa

g. Sasaran
Kelompok Tani dan ibu-ibu
Populasi : 286 kk
Target : 20 orang
Realisasi : 5 orang

h. Tempat Pelaksanaan
Balai Desa Lubang Indangan

i. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dari program ini adalah para masyarakat khsusnya
Kelompok Tani yang antusias dalam mengikuti pelatihan/praktik.

j. Faktor Penghambat
Jam pelatihan/praktik yang sedikit berbenturan dengan jam kerja
Kelompok Tani.

3.2. Ekonomi Kreatif Lampion Benang


a. Latar Belakang Masalah
Warga Desa Lubang Indangan yang mayoritas
bermatapencahariaan sebagai petani dan peternak merupakan alasan
rendahnya tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.
8
Penghasilan petani yang hanya berkisar antara Rp500-Rp700 ribu
perbulan tidak dapat dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan juga memberikan gambaran bahwa kesenjangan sosial
masih cukup tinggi. Oleh karena itu penulis berkeinginan meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Lubang Indangan
khususnya Dusun Wandansari RT 2 dengan cara memberikan pelatihan
pembuatan lampion benang sebagai langkah awal dalam memulai usaha
sendiri. Lampion benang ini merupakan hasil dari kerajinan tangan dan
hanya berbahan baku utama benang jahit serta merupakan kreasi yang
baru dan masih memiliki pasar yang sangat luas. Karena alasan bahan
baku yang mudah didapat, calon konsumen yang dari berbagai kalangan,
dan memiliki keuntungan yang cukup menjanjikan serta belum banyak
produk serupa itulah alasan produk ini tepat untuk dijadikan usaha.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, diketahui tingkat kesejahteraan warga
Desa Lubang Indangan, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo masih
tergolong rendah karena mayoritas mata pencahariaan masyarakat hanya
sebagai petani dan peternak.

c. Tahapan Kegiatan
Mensosialisasikan program kerja Ekonomi Kreatif Lampion Benang
pada warga RT 2 Dusun Wandansari
Menyiapkan materi untuk proker
Menyiapkan alat dan bahan untuk pelatihan pembuatan lampion
benang
Melakukan praktik pembuatan lampion benang bersama warga RT 2
Dusun Wandansari

d. Output Tahapan Kegiatan


Memberikan wawasan dan pengetahuan baru dalam hal berwirausaha
khususnya usaha lampion benang
9
Menumbuhkan motivasi kepada masyarakat Dusun Wandansari
untuk memulai suatu usaha sendiri

e. Tujuan/Manfaat
Program kerja ini bertujuan agar masyarakat termotivasi untuk
memulai usaha sendiri yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan mereka.

f. Metode dan strategi pelaksanaan


Menjelaskan kepada masyarakat Dusun Wandansari mengenai
kewirausahaan
Memberikan sosialisasi mengenai ekonomi kreatif dari lampion
benang
Memberikan penjelasan tentang kebutuhan alat dan bahan untuk
membuat lampion benang
Memulai membuat lampion benang
Memberitahu rincian dana dan analisis keuangan dalam hal memulai
usaha lampion benang

g. Sasaran
Ibu-Ibu Desa Lubang Indangan khususnya Dusun Wandansari
Populasi : 286 kk
Target : 20 Orang
Realisasi : 12 Orang

h. Tempat Pelaksanaan
Halaman posko 132 (Rumah Bapak Slamet Hudoyo)

i. Faktor Pendukung
Banyaknya warga yang antusias untuk mengetahui cara pembuatan
lampion dari benang jahit.

j. Faktor penghambat
10
Sebagian lampion benang yang dibuat mengalami kegagalan.

3.3. Edukasi Batik Jumputan


a. Latar Belakang Masalah
Mengerti secara teori belum tentu paham secara praktik seperti
halnya anak-anak didik MI Imam Puro yang mempunyai mata pelajaran
SBK (seni budaya dan keterampilan) memiliki materi mengenai batik
jumputan tapi mereka hanya diajarkan teoritisnya saja tanpa ada praktik
langsung untuk belajar membuatnya padahal batik jumputan merupakan
salah satu teknik membatik modern merupakan kekayaan lokal dan
warisan dunia. Batik Jumputan (batik celup ikat) adalah batik yang
dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan
warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau
dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya
dengan malam yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna.
Sesuai dengan namanya, batik jumputan dibuat dengan cara menjumput
kain yang di isi biji-bijian sesuai dengan motif yang di kehendaki,
selanjutkan mengikat, dan terakhir melakukan pencelupan kedalam
pewarna. Meskipun dengan cara sederhana batik jumputan merupakan
suatu karya seni yang mempunyai nilai budaya dan nilai ekonomi tinggi.
Dilatarbelakangi oleh itu membuat penulis ingin memberikan pengajaran
yang tidak akan mereka dapatkan dari buku saja namun juga bisa didapat
melalui prakik langsung.

b. Rumusan Masalah
Anak-anak didik MI Imam Puro di Desa Lubang Indangan belum
mendapatkan pengajaran secara praktik mengenai salah satu materi mata
pelajaran SBK (seni budaya dan keterampilan), yaitu batik jumputan.
Menjadikan belajar dan mengajar kurang efektif bila tanpa adanya
pemahaman secara praktik tersebut.

c. Tahapan Kegiatan
11
Mensosialisasikan proker batik jumputan kepada perangkat sekolah
Membeli alat dan bahan untuk batik jumputan
Melakukan praktik proker jumputan dengan anak-anak kelas 4-6 MI
Imam Puro

d. Output Tahapan Kegiatan


Memberikan ilmu praktik pembuatan batik jumputan kepada anak-
anak didik MI Imam Puro
Menumbuhkan rasa kreativitas dalam hal membuat batik jumputan

e. Tujuan/Manfaat
Program kerja ini bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada
anak-anak didik MI Imam Puro secara praktik bukan hanya secara
teoritis seperti buku saja agar ilmu yang diperoleh menjadi lebih
sempurna.

f. Metode dan strategi pelaksanaan


Menjelaskan kepada guru-guru pentingnya ilmu praktik dalam hal
belajar dan mengajar
Memberitahu kebutuhan alat dan bahan untuk membuat batik
jumputan
Memberikan pelatihan pembuatan batik jumputan kepada anak-anak
didik MI Imam Puro

g. Sasaran
Anak-anak MI Imam Puro
Populasi : 299 anak
Target : 90 anak
Realisasi : 120 anak

h. Tempat Pelaksanaan
Halaman depan MI Imam Puro

12
i. Faktor Pendukung
Anak-anak antusias mengikuti pelatihan membuat batik jumputan.

j. Faktor penghambat
Tidak ada

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah Sabut Kelapa


Seperti yang sudah diketahui, kelapa merupakan tanaman tropis yang
sudah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari
penyebaran tanaman kelapa di hampir seluruh wilayah Nusantara. Tapi,
industri pengolahan buah kelapa saat ini umumnya masih terfokus pada
pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan untuk industri
yang mengolah hasil samping buah seperti air, sabut, dan tempurung kelapa
masih secara tradisional dan berskala kecil. Limbah sabut kelapa itu
merupakan sisa buah kelapa yang sudah tidak terpakai. Pemanfaatan sabut
kelapa sebagian besar adalah pada sabut kelapa yang sudah kering misalnya
untuk pembuatan kerajinan, atau sebagai bahan bakar, sedangkan untuk sabut
kelapa yang masih basah masih jarang dimanfaatkan.

Pertanian organik menjadi pilihan tepat dalam upaya perbaikan


kualitas kesuburan tanah. Pertanian organik modern didefinisikan sebagai
sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa
menggunakan bahan kimia sintetis. Pemupukan menjadi salah satu unsur
usaha tani yang mendukung peningkatan hasil produktivitas tanaman. Pupuk
organik berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi dua macam yaitu pupuk
organik padat dan pupuk organik cair. Di dalam sabut kelapa itu terkandung
unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman yaitu berupa
Kalium (K). Disamping kandungan unsur-unsur lain seperti Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor (P). Kalium ini merupakan
salah satu unsur yang diperlukan bagi tanaman golongan umbi-umbian,
karena salah satu sifat positif dari kalium yaitu mendorong produksi hidrat
arang. Sehingga tanaman yang banyak mengandung komponen ini seperti
tanaman bengkoang membutuhkan banyak pupuk kalium. Sabut kelapa
dimana di dalamnya terkandung unsur kalium, apabila direndam maka
kalium dalam sabut tersebut dapat larut dalam air, sehingga menghasilkan

14
air rendaman yang mengandung unsur kalium. Air hasil rendaman yang
mengandung unsur Kalium tersebut sangat baik jika diberikan sebagai
pupuk untuk tanaman seperti buah dan sayuran guna mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk organik cair selain dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu
meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman,
mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat
diantaranya adalah:

1. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan


pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara
2. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh
dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.
3. Merangsang pertumbuhan cabang produktif
4. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah
5. Mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah

Tapi perlu diperhatikan, dalam pemberian pupuk organik cair harus


memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.
Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara
yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan
semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada
tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun
pemberian dalam dosis berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya
gejala kelayuan pada tanaman. Keuntungan lahan yang menggunakan pupuk
cair sabut kelapa itu biaya produksinya lebih sedikit karena tidak perlu
keluar uang membeli pupuk KCL.

15
Adapun bahan dan alat yang diperlukan guna pembuatan pupuk KCL
dari sabut kelapa diantaranya air bersih, sabut kelapa, air kelapa, tetes tebu,
EM4 tanaman, ragi tape, ember, pengaduk. Dengan mencampurkan semua
bahan sesuai takarannya kedalam ember dibiarkan selama 14 hari dengan
setiap hari dibuka dan mengaduknya selama 1 jam. Tujuan pengadukan
adalah untuk mengurangi bau bakteri yang terdapat dalam campuran pupuk
tersebut.

Cara menggunakan pupuk KCL dari limbah sabut kelapa:

Aplikasi pada akar: Campurkan 1 bagian pupuk organik cair sabut


kelapa dengan 3 bagian air bersih. Lalu kucurkan pada tanaman dengan
dosis 2ml/tanaman. Pengaplikasian ini dilakukan satu minggu sekali
Aplikasi pada daun: Campurkan 1 bagian pupuk organik cair sabut
kelapa dengan 5 bagian air bersih. Lalu semprotkan pada daun dan
batang tanaman satu minggu sekali.

Limbah sabut kelapa yang kelihatannya tidak berguna ternyata


memiliki manfaat dalam usaha pelestarian ekologi sekaligus dapat
meningkatkan produktivitas pertanian, karena sabut kelapa mengandung
unsur karbon sehingga dapat dijadikan bahan karbon aktif yang akan
mendongkrak produktivitas lahan pertanian.

Berikut merupakan rekam pelaksanaan pembuatan Pupuk KCL dari


limbah sabut kelapa, rincian dana yang digunakan, dan dokumentasi dari
hasil pelaksanaan:

a. Rekam pelaksanaan pembuatan pupuk KCL dari limbah sabut


kelapa
Tabel 4.1 Rekam Pelaksanaan Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah
Sabut Kelapa
No. Hari/Tanggal/Jam Kegiatan Tempat Jumlah

16
Jam

1. Rabu, 2 Agustus Survei ke Sawah Desa 240


2017 Sawah Bapak Lubang Menit
Slamet Indangan
Pukul 07.00-11.00 Hudoyo
WIB
2. Rabu, 9 Agustus Membeli Pasar 120
2017 Bahan untuk Kutoarjo Menit
Pembuatan
Pukul 08.30-10.30 Pupuk KCL
WIB

3. Kamis, 10 Agustus Membeli Alat Pasar 30


2017 untuk Kutoarjo Menit
Pembuatan
Pukul 09.00 09.30 Pupuk KCL
WIB

4. Minggu, 20 Pelatihan Balai Desa 105


Agustus 2017 Pembuatan Lubang Menit
Pupuk KCL Indangan
Pukul 15.30 17.15
WIB

5. Senin, 21 Agustus Pengadukan Posko 132 60


2017 s/d Rabu, 30 Pupuk KCL Menit
Agustus 2017 x 10 =
600
Pukul 07.00 08.00 Menit
WIB

6. Rabu, 30 Agustus Praktik Kebun 30


2017 Penyemprotan Bapak Menit
Pupuk KCL Slamet
Pukul 14.00-14.30 Hudoyo

1125
Menit
Total
/ 18,75
Jam

17
b. Rincian dana pembuatan pupuk KCL dari limbah sabut kelapa
Tabel 4.2 Rincian Dana Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah
Sabut Kelapa
No Barang Jumlah barang Harga

1. Ember 1 buah Rp 35.000

2. EM4 1 botol Rp 17.000

3. Ragi Tape 1 bungkus Rp 2.000

4. Tetes Tebu 1 botol Rp 11.000

Total Rp 65.000

c. Dokumentasi

Gambar 4.1 Pelatihan Pembuatan Pupuk KCL Dari Limbah


Sabut Kelapa Di Balai Desa Lubang Indangan

18
Gambar 4.2 Praktik Penyemprotan Pupuk KCL Di Kebun
Bapak Slamet Hudoyo

4.2 Ekonomi Kreatif Lampion Benang


Lampion benang adalah suatu kerajinan tangan yang berbahan dasar
dari benang jahit berhiaskan kain flanel yang dapat dibuat karakter seperti
karakter nama, karakter kartun atau karakter klub bola dengan dibentuk
sebagai tempat lampu bolam. Lampion ini biasanya dibuat oeh seorang
pengusaha kerajinan lampu karena banyak sekali para pecinta kreasi craft
yang mencari lampu hias rumah maupun tempat tidur ini karena murah namun
unik. Usaha membuat Lampion dari bahan benang jahit merupakan jenis
usaha yang memiliki target pasar yang masih sangat luas. Lampion ini
biasanya digunakan untuk lampu tidur dan hiasan. Karya yang satu ini salah
satu produk handmade yang memiliki prospek bisnis dan usaha yang sangat
menguntungkan namun tentunya dengan modal kecil.

Adapun keperluan bahan dan alat yang diantaranya balon, benang


jahit, lem kayu, gelas plastik bekas, kuas, gunting, tali rafia, kain flanel, lem
uhu, dan rangkaian lampu (bohlam, dudukan lampu, kabel, colokan listrik).
Sedangkan cara membuatnya dengan meniup balon sampai ukuran sedang lalu
encerkan lem putih secukupnya, kemudian lapisi balon dengan lem yang
sudah diencerkan secara merata dan lilitkan benang jahit secara acak ke
seluruh permukaan balon hingga menutupinya. Selanjutnya keringkan dengan

19
cara digantung dan diangin-anginkan dan ketika sudah kering ambil balon
dengan cara diletuskan lalu buat lubang dibagian bawah lampion seukuran
dengan lampu bohlam dan terakhir pasang rangkaian bola lampu pada
lampion. Kain flanel digunakan untuk menghias agar tampak lebih menarik.

Membuat kerajinan lampu mungkin sudah menjadi hal yang biasa, tapi
kerajinan lampu dengan bahan baku utama benang jahit merupakan kreasi
yang baru dan menuntut kreatifitas yang tinggi. Hiasan rumah merupakan
salah satu usaha yang berguna untuk mempercantik rumah agar terlihat indah.
Salah satu cara untuk menghias rumah adalah dengan meletakkan lampu hias
di setiap sudut ruangan. Lampu hias dari benang ini sudah cukup dikenal oleh
masyarakat, karena lampu ini memiliki nilai estetika yang menonjol dan juga
termasuk barang guna bukan hanya barang hiasan. Hasil yang diperoleh dari
pelatihan pembuatan lampion benang adalah analisis keuangan seperti terlihat
pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Analisis Keuangan Lampion Benang

No Nama Bahan Jumlah bahan Harga satuan Jumlah harga


1. Balon 1 buah Rp 1.500 Rp 1.500
2. Benang Jahit 2 buah Rp 2.000 Rp 4.000
3. Lem Putih Fox 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000
4. Kuas 1 buah Rp 3.000 Rp 3.000
5. Kain Flanel 3 buah Rp 1.000 Rp 3.000
6. Lem uhu 1 buah Rp 5.500 Rp 5.500
7. Tali Rafia 1 buah Rp 1.000 Rp 1.000
8. Bohlam 1 buah Rp 3.000 Rp 3.000
9. Dudukan Lampu 1 buah Rp 3.000 Rp 3.000
10. Kabel 1 meter Rp 2.500/meter Rp 2.500
11. Colokan listrik 1 buah Rp 2.000 Rp 2.000
Biaya produksi per Lampion Rp 38.500
Harga Jual per Lampion = Rp 50.000
Keuntungan per Lampion = Harga Jual Biaya Produksi
= Rp 50.000 Rp 38.500
= Rp 11.500

Usaha lampion benang ini dapat dipromosikan melalui sosial media


dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini, dan transaksinya

20
bisa dengan sistem COD (cash on delivery) atau bayar di tempat. Sedangkan
target pemasaran dari usaha ini adalah semua kalangan, dari kalangan bawah,
menengah, hingga kalangan atas. Berikut merupakan rekam pelaksanaan
ekonomi kreatif lampion benang dan dokumentasi dari hasil pelaksanaan:

a. Rekam pelaksanaan ekonomi kreatif lampion benang


Tabel 4.4 Rekam Pelaksanaan Ekonomi Kreatif Lampion Benang

No Hari/Tanggal/Waktu Kegiatan Tempat Jumlah


Jam

1. Jumat, 4 Agustus Membeli Bahan Pasar 210


2017 untuk Lampion Kutoarjo Menit
Benang
Pukul 12.30-16.00
WIB

2. Rabu, 9 Agustus Sosialisasi Rumah 30


2017 Proker Bapak Menit
Lampion Jamingun
Pukul 15.30-16.00 Benang
WIB

3. Senin, 14 Agustus Membeli Alat Pasar 120


2017 untuk Lampion Kutoarjo Menit
Benang
Pukul 09.30-11.30
WIB

4. Sabtu, 12 Agustus Pelatihan Posko 132 120


2017 Pembuatan Menit
Pukul 13.00-15.00 Lampion
WIB Benang
Total 480 Menit / 8 Jam

21
b. Dokumentasi

Gambar 4.3 Pelatihan Pembuatan Lampion Benang Di


Posko 132

4.3 Edukasi Batik Jumputan


Jumputan merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya
dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian
dicelupkan pada pewarna. Jumputan juga disebut sebagai batik ikat celup.
22
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, dahulu zat pewarna yang digunakan
berasal dari alam. Namun zat pewarna alami mulai ditinggalkan karena
pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas. Disamping
itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit daripada pewarna sintesis.
Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.

Untuk bahan dan alat yang digunakan antara lain kain mori, zat warna
remasol, soda kaustik, waterglass, gelas plastik, pengaduk, kelereng, pipa,
karet, botol. Kemudian mencampur bahan-bahan sesuai takarannya masing-
masing untuk membuat pewarna yang dibutuhkan. Lalu untuk mewarnai dan
memberi motif pada kainnya memakai beberapa teknik, seperti dengan
menggunakan kelereng batu, pipa, atau hanya dilipat sesuai kreativitas saja
sudah bisa menghasilkan motif batik jumputan yang bagus. Pada saat
pelaksanaan praktik pembuatan batik jumputan anak-anak didik MI Imam
Puro sangat antusias sekali terlebih sampai ada yang ingin membuatnya dua
kali, belum cukup disitu para guru-guru bahkan meminta kami untuk
mengajarkan batik jumputan ini kepada anak-anak kelas 3 yang diluar dugaan
kami. Beruntung kebutuhan bahan yang kami sediakan mencukupi jadi kami
sepakat untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak kelas 3 juga.
Berikut merupakan rekam pelaksanaan edukasi batik jumputan dan
dokumentasi dari hasil pelaksanaan:

a. Rekam pelaksanaan edukasi batik jumputan


Tabel 4.5 Rekam Pelaksanaan Edukasi Batik Jumputan

No Hari/Tanggal/Waktu Kegiatan Tempat Jumlah


Jam

1. Jumat, 4 Agustus Membeli Pasar 45 Menit


2017 Bahan untuk Kutoarjo
Batik
Pukul 16.00-16.45 Jumputan
WIB

2. Senin, 7 Agustus Memordan Posko 132 60 Menit

23
2017 Kain untuk
Batik
Pukul 16.40-17.40 Jumputan
WIB

3. Kamis, 17 Agustus Pelatihan dan Depan MI 180


2017 Lomba Batik Imam Puro Menit
Jumputan
Pukul 13.00-15.00
WIB lanjut Pukul
15.30-16.30

4. Selasa, 22 Agustus Pelatihan Batik Depan MI 120


2017 Jumputan Imam Puro Menit
Pukul 10.00-12.00 Kelas 4
WIB
5. Selasa, 22 Agustus Pengeringan Depan MI 150
2017 Kain Batik Imam Puro Menit
Pukul 12.30-15.00 Jumputan
WIB
6. Rabu, 23 Agustus Pelatihan Batik Depan MI 120
2017 Jumputan Imam Puro Menit
Pukul 08.00-10.00 Kelas 5
WIB

7. Rabu, 23 Agustus Pengeringan Depan MI 150


2017 Kain Batik Imam Puro Menit
Pukul 12.30-15.00 Jumputan
WIB
8. Kamis, 24 Agustus Pelatihan Batik Depan MI 120
2017 Jumputan Imam Puro Menit
Pukul 08.00-10.00 Kelas 6
9. Kamis, 24 Agustus Pelatihan Batik Depan MI 105
2017 Jumputan Imam Puro Menit
Pukul 10.00-11.45 Kelas 3
WIB

24
10. Kamis, 24 Agustus Pengeringan Depan MI 150
2017 Kain Batik Imam Puro Menit
Pukul 12.30-15.00 Jumputan
Total 1200 menit / 20 jam

b. Rincian dana edukasi batik jumputan


Tabel 4.6 Edukasi Batik Jumputan
No Barang Jumlah barang Harga

Zat Warna
Remasol,
1. Secukupnya Rp 33.000
Waterglass,
Kaustik Soda

2. Kain Mori 16 meter Rp 304.000

3. Kaos Putih Polos 12 biji Rp 396.000

Hadiah atau
4. Secukupnya Rp 168.000
Jajanan

Total Rp 901.000

c. Dokumentasi

Gambar 4.4 Lomba Batik Jumputan


25
26
Gambar 4.5 Pelatihan Batik Jumputan Kelas 3-6 MI
Imam Puro

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kegiatan KKN di Desa Lubang Indangan, Dusun Wandansari,
Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah telah
membuka jalan silaturahmi yang baru antara mahasiswa dengan masyarakat
setempat. Program yang dilaksanakan adalah Pembuatan Pupuk KCL dari
Limbah Sabut Kelapa, Ekonomi Kreatif Lampion Benang, dan Edukasi
Batik Jumputan. Semua kegiatan program tersebut tidaklah luput dari
kerjasama dari warga yang membuat pelaksanaan kegiatan dan program-
program ini terasa ringan dan mudah untuk dijalani.

Dari program Pembuatan Pupuk KCL dari Limbah Sabut Kelapa


bersama Kelompok Tani dan Ibu-ibu dengan target berjumlah 10 orang dan
dalam pelaksanaan hanya dapat tercapai 3 orang, faktor jam kegiatan
pelatihan yang sedikit berbenturan dengan jam kerja tani sepertinya menjadi
alasan tidak tercapainya target peserta. Selama kegiatan di Balai Desa
Lubang Indangan, kami sangat berterima kasih kepada Bapak Muchjadi
selaku PJ Lurah Desa Lubang Indangan yang telah memberikan keleluasan
waktu kepada kami untuk sedikit berbagi ilmu dan menjalankan program
kerja baik itu program kerja unit maupun individu. Tidak adanya kendala
yang kami rasakan selama menjalankan program kerja memudahkan kami
untuk dapat mensosialisasikan dan merealisasikan program yang kami
punya.

Program selanjutnya yaitu Ekonomi Kreatif Lampion Benang.


Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dengan target 20 orang
dan dalam pelaksanaan dicapai 12 orang. Tingkat perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Desa Lubang Indangan khususnya Dusun
Wandansari yang tergolong rendah, mendorong saya untuk menjalankan
program ini dengan cara memberikan pelatihan kewirausahaan yang
28
nantinya diharapkan dapat memotivasi warga untuk merintis usaha sendiri
yang bisa meningkatkan taraf hidup mereka.

Program terakhir yakni Edukasi Batik Jumputan bersama anak-anak


didik MI Imam Puro dengan target berjumlah 90 orang dan dalam
pelaksanaan dicapai 120 orang. Peserta yang melebihi target dikarenakan
guru-guru meminta secara langsung kepada kami untuk memberikan
pelatihan kepada anak-anak kelas 3 juga. Tidak adanya kendala yang kami
rasakan selama menjalankan program kerja ini. Banyaknya anak-anak
sampai beberapa guru yang belm mengerti cara membuat batik jumputan
memberikan kesadaran pentingnya program kerja ini kami laksanakan.

Akhirnya program-program ini dapat berjalan dengan lancar


walaupun terdapat beberapa kendala teknis maupun non-teknis, namun
berkat kerjasama dan bantuan dari masyarakat dan teman-teman unit 132
yang dijalani kurang lebih satu bulan ini dapat dilalui dengan mudah dan
menyenangkan.

5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman KKN selama kurang lebih satu bulan di
Dusun Wandansari ini ada beberapa saran yang ingin disampaikan, antara
lain:
1. Diharapkan nantinya program yang telah dilaksanakan dapat dilanjutkan
oleh teman-teman KKN selanjutnya agar seluruh lapisan masyarakat
dapat merasakan pengalaman yang sama.
2. Diharapkan untuk pelaksanaan program dilakukan secepatnya dan
jangan banyak menunda - nunda.
3. Selalu menjaga komunikasi dan selalu berkoordinasi dengan teman satu
unit untuk pelaksanaan setiap program.
4. Program-program yang sebelumnya pernah dilaksanakan dan berdampak
positif tetap dilanjutkan oleh angkatan KKN selanjutnya.

29
5. Selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan bermasyarakat demi
terjalinnya rasa persaudaraan.

5.3 Rekomendasi
Agar pelaksanaan KKN UII lebih baik, perlu diperhatikan beberapa
rekomendasi yang dapat diberikan setelah melaksanakan KKN ini adalah
sebagai berikut :
1. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara mahasiswa dengan warga
sebelum melaksanakan program.
2. Program yang diangkat seharusnya dengan memanfaatkan sumber daya
alam yang ada di lokasi KKN.
3. Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan selama proses KKN berjalan.
4. Selalu menjaga nama baik almamater UII saat bermasyarakat dengan
selalu menjalankan norma norma yang berlaku dimasyarakat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Buckman H. O dan Brady N. C. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara,


Jakarta.

Jacob, A. A dan H. V. Uex Kull. 1972. Pemakaian Pupuk (Saduaran), Dinas


Perkebunan Aceh, Banda Aceh

Masum, M. 1981. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Proyek peningkatan


perguruan tinggi Universitas Mataram, Lombok

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kasali Rhenald. 2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan


Publika.

Purwanto. 2006. Diktat Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

A.N. Suyatno, 2002, Sejarah Batik Yogyakarta, (Yogyakarta : Merapi)

H. Santosa Doellah, 2002, Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan, (Surakarta :


Danar Hadi)

Hamzuri, 1981, Batik Klasik, (Jakarta : Penerbit Djambatan)

Batik Tulis Masal, 1989, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri dan
Kerajinan Batik Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Yogyakarta

31
LAMPIRAN

A. Laporan Hasil Observasi

B. Matriks Program Individu

32
C. Buku Catatan Kegiatan Harian

33
D. Daftar Hadir Peserta Kegiatan

34
35
36
37
E. Rekapitulasi Pelaksanaan Program

38
F. Matriks Program Unit dan Individu

39
G. Presensi Hadir Harian

40
41

Anda mungkin juga menyukai