Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TUGAS AKHIR – TBK 702452A

RANCANG BANGUN VARIASI KETINGGIAN MEJA


LAS MENGGUNAKAN SISTEM MEKANIK

M. Dien Hafidi
33311801005

Calon Dosen Pembimbing:


Mohammad Abdullah, S.Si. M.Si
Windra Iswidodo, S.T., M.T

PROGRAM DIPLOMA III


PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SAMPANG
2021
Proposal Tugas Akhir TBK

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Judul : Rancang Bangun Variasi Ketinggian Meja Las Menggunakan


Sistem Mekanik
Oleh : M. Dien Hafidi
NRP : 33311801005

Telah diseminarkan pada

Hari : Selasa
Tanggal : 19 Januari 2021
Tempat : Google Meet (Room 2)

Mengetahui/Menyetujui :
Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :

Anauta Lungiding A.R., S.T., M.T. Mohammad Abdullah, S.Si. M.Si.


NIP. 198602182010121004 NIP. 198601212019031010

Akh. Maulidi, S.T., M.T. Windra Iswidodo, S.T., M.T.


NIP. - NIP. 198901102019031014

Triyanti Irmiyana, S.T., M.T.


NIP. -

i
Proposal Tugas Akhir TBK

ii
Proposal Tugas Akhir TBK

RANCANG BANGUN VARIASI KETINGGIAN MEJA LAS


MENGGUNAKAN SISTEM MEKANIK

Nama Mahasiswa : M. Dien Hafidi


NRP : 33311801005
Prodi : Teknik Bangunan Kapal
Dosen Pembimbing : Muhammad Abdullah, S.Si. M.Si
Windra Iswidodo, S.T.,M.T.

ABSTRAK

Alat bantu pengelasan las ini merupakan meja las yang berfungsi untuk
mempermudah operator las (welder) dalam mengelas apalagi untuk membantu
seseorang yang akan belajar mengelas. Meja las ini dibuat karena ada kesulitan
dari beberapa mahasiswa di Politeknik Negeri Madura dalam mengatur atau
setting meja las saat praktek pengelasan. Setting tersebut diantaranya adalah saat
melakukan pengelasan mahasiswa kurang nyaman dengan meja las yang tidak
dapat disesuaikan dengan postur tubuh pengguna, karena beberapa mahasiswa
masih menggunakan media lain untuk bisa menyesuaikan antara tinggi meja las
dengan postur tubuh. Dengan demikian dibuatlah rancang bangun meja las yang
dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan system Mekanik dengan
beberapa kebelebihan lainnya dibandingkan dengan meja las yang ada di bengkel
praktek pengelasan Politeknik Negeri Madura. Kelebihan lainnya dari meja las
tersebut antara lain adalah dapat digunakan untuk beberapa posisi pengelasan,
lebih mudah untuk dipindahkan,dan terdapat ruang untuk menyimpan alat-alat
pengelasan.

Kata kunci: Meja Las, Sistem Mekanik, Solid Works, Quality Function
Deployment (QFD)

ii
Proposal Tugas Akhir TBK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “RANCANG
BANGUN VARIASI KETINGGIAN MEJA LAS MENGGUNAKAN SISTEM
MEKANIK“ dengan baik.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan Selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada Segenap Dosen Program Studi Politeknik
Negeri Madura yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta rekan-rekan
yang juga ikut membantu dalam proses pengerjaan proposal ini.
Penulis penyadari Tugas Akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga akhirnya laporan
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua bidang.

Sampang, 28 Januari 2021

Penulis

iii
Proposal Tugas Akhir TBK

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................2

1.4 Tujuan........................................................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................2

BAB II......................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4

2.1 Meja Las....................................................................................................4

2.2 Meja Angkat Mekanik...............................................................................4

2.3 Las.............................................................................................................5

2.2.1 Jenis-Jenis Las....................................................................................5

2.2.2 Posisi Pengelasan...............................................................................6

2.4 Solid Works...............................................................................................8

2.5 Model Matematika Sistem Mekanika........................................................9

2.5.1 Gerakan Translasi..............................................................................9

iv
Proposal Tugas Akhir TBK

2.5.2 Gerakan Rotasi.................................................................................10

2.6 Quality Function Deployment (Qfd).......................................................11

BAB III..................................................................................................................12

METODE PENELITIAN.......................................................................................12

3.1 Diagram Alir............................................................................................12

3.2 Tahapan Penelitian.....................................................................................13

3.2.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah...................................................13

3.2.2 Pengumpulan Data...............................................................................13

3.2.3 Analisa Desain......................................................................................13

3.2.4 Pengujian Alat.......................................................................................14

3.2.5 Analisa dan Kesimpulan.......................................................................14

3.3 Jadwal Kegiatan...........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

v
Proposal Tugas Akhir TBK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Posisi Pengelasan....................................................................................7


Gambar 2 Software Solid Works.............................................................................9
Gambar 3 Analisa Desain......................................................................................13

vi
Proposal Tugas Akhir TBK

DAFTAR TABEL

No table of figures entries found.

vii
Proposal Tugas Akhir TBK

viii
Proposal Tugas Akhir TBK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi di bidang perkapalan semakin berkembang,


khususnya di bidang pengelasan. Sudah banyak alat bantu pengelasan yang dapat
memudahkan pekerjaan di tempat pembuatan kapal atau galangan. Alat tersebut
tentunya sangat membantu atau mempercepat pekerjaan apalagi untuk seorang yang
baru belajar pengelasan seperti di lingkup kampus dimana banyak mahasiswa yang
belum mahir atau kesulitan belajar las (welding). Tentunya di tempat belajar, sekolah
maupun kampus harus ada alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah seseorang
untuk belajar pengelasan tanpa ada kesulitan ataupun minim kesalahan saat belajar
pengelasan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di bengkel las Politeknik Negeri
Madura diperoleh beberapa kekurangan yang ada di alat bantu pengelasan yaitu pada
meja las. Sehingga dalam melakukan praktek pengelasan beberapa mahasiswa merasa
kesulitan dengan meja las yang digunakan. Karena pada meja las tersebut masih
berupa meja las permanent yang tidak dapat dinaikkan, diturunkan dan diputar sesuai
dengan posisi yang diinginkan.
Dengan memperhatikan hasil observasi yang telah dilakukan di Bengkel
Politeknik Negeri Madura, maka perlu dilakukan rancang bangun alat bantu berupa
meja las yang bisa dinaikkan, diturunkan dan diputar sesuai kebutuhan pengguna.
Dengan adanya alat bantu pengelasan berupa meja las tersebut diharapkan untuk
pemula maupun yang sudah mahir dapat menghasilkan pengelasan yang lebih baik
dari pada sebelumnya dan tentunya dapat digunakan oleh mahasiswa di lingkungan
Politeknik Negeri Madura.

1
Proposal Tugas Akhir TBK

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama yang akan dibahas
pada tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana desain meja las ?
2. Bagaimana cara kerja meja las ?
3. Bagaimana perhitungan beban pada meja las tersebut ?
4. Bagaimana perhitungan sistem mekaniknya ?
5. Bagaimana menentukan kelayakan alat tersebut ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Tidak membahas proses pengelasan.
2. Tidak menghitung biaya pengelasan.
3. Tidak menghitung kekuatan las pada meja las tersebut.
4. Hanya digunakan di lingkungan kampus Politeknik Negeri Madura.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Menghasilkan desain meja las.
2. Menghasilkan meja las yang dapat diatur ketinggiannya.
3. Menghasilkan perhitungan beban pada meja las.
4. Menghasilkan perhitungan sistem mekanik pada meja las.
5. Mengetahui kelayakan meja las dengan menggunakan metode QFD (Quality
Function Deployment).

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penulisan Tugas akhir ini adalah:
1. Alat meja las dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan.
2. Alat Meja las tersebut dapat diatur ketinggiannya.

2
Proposal Tugas Akhir TBK

3. Alat Meja las dapat diputar


4. Alat Meja las mudah dipindahkan
5. Sebagai media pembelajaran tentang meja las menggunakan sistem mekanik

3
Proposal Tugas Akhir TBK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Meja Las


Meja las merupakan perlengkapan pengelasan yang berfungsi sebagi dudukan
atau tempat dari material yang akan dilas. Meja las juga dapat digunakan untuk
tempat setting atau mengatur material yang akan di las disesuaikan dengan posisi
pengelasan yang akan dilakukakan.[ CITATION Jaz15 \l 1033 ][ CITATION
Ham16 \l 1033 ]

2.2 Meja Angkat Mekanik


Meja Angkat Sistem Mekanik adalah Meja angkat jenis ini berkerja secara
mekanik yang merupakan hasil dari pergerakan atau gerak angkat dari
pengangkatnya. Untuk mengangkat beban, jenis meja angkat ini menggunakan
dongkrak mekanik, chain hoist, maupun katrol. Penggunaan instrumen-instrumen
pengangkat mekanik ini memiliki penggunaan yang beragam, ada yang ditekan
menggunakan kaki, diputar, ditarik, dsb.
Selain itu, jenis meja ini memiliki jenis manual dan otomatis, tergantung pada
jenis pengangkatnya. Misalnya, untuk jenis manual umumnya menggunakan
dongkrak mekanik manual, chain hoist, dan katrol. Sedangkan jenis otomatis
menggunakan dongrak mekanik otomatis, dan sebagainya.
Prinsip kerja Sistem Mekanik Manual yaitu dengan memutar tuas dongkrak
atau menarik katrol maupun chain hoist hingga posisi landasan meja mencapai
ketinggian tertentu. Kemudian untuk menurunkannya memutar tuas ke arah
berlawanan dari sebelumnya atau menurunkan rantai dari chain hoist.[ CITATION
Maa17 \l 1033 ]

4
Proposal Tugas Akhir TBK

2.3 Las
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan
besi dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa
definisi dari Las, yakni sebagai berikut:
Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam
keadaan cair. Dengan kata lain, pengelasan merupakan penyambungan dua buah
logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran, dimana
kedau ujung logam yang akan disambung dibuat meleleh dengan busur menyala atau
panas yang didapatkan dari busur nyala listrik (gas pembakar).[ CITATION Ham16 \l
1033 ]

2.2.1 Jenis-Jenis Las


a. GMAW (Gas Metal Arch Welding)
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan
MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal
dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal
penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal
(inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas
pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk
mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau
Argon (Ar).
b. GTAW (Gas Tungsten Arch Welding)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah
pengelasn dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari
wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis
dengan material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 %
Argon (Ar) murniPAW (Plasma Arch Welding)

5
Proposal Tugas Akhir TBK

c. PAW (Plasma Arch Welding)


PAW adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya
pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar),
Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas
yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi
dapat menampung tempratur diatas 5000° C.

2.2.2 Posisi Pengelasan


Posisi-posisi dalam pengelasan terdiri dari posisi di bawah tangan (down hand
position), posisi pengelasan mendatar (horizontal position) , posisi tegak (vertical
position), dan posisi pengelasan di atas kepala (over head position).
a. Posisi di bawah tangan (down hand position)
Posisi dalam pengelasan ini adalah posisi yang paling mudah dilakukan.
Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan agak
miring, yaitu letak elektroda berada di atas benda kerja (Lihat Gambar ).
b. Posisi mendatar (horizontal position)
Mengelas dengan posisi mendatar merupakan pengelasan yang arahnya
mengikuti arah garis mendatar/horizontal. Pada posisi ini kemiringan dan arah
ayunan elektroda harus diperhatikan, karena akan sangat mempengaruhi hasil
pengelasan. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit dari
arah elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan unutk pengelasan
benda-benda yang berdiri tegak. Misalnya pengelasan badan kapal laut arah
horizontal.
c. Posisi tegak (vertical position)
Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti
arah garis tegak/vertikal. Seperti pada horizontal position pada vertical position,
posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan

6
Proposal Tugas Akhir TBK

gerak elektroda las yaitu naik atau turun (Gambar 6c). Misalnya pengelasan badan
kapal laut arah vertikal.
d. Posisi di atas kepala (over head position)
Benda kerja terletak di atas kepala welder, sehingga pengelasan dilakukan
diatas kepala operator atau welder. Posisi ini lebih sulit dibandingkan dengan posisi-
posisi pengelasan yang lain. Posisi pengelasan ini dilakukan untuk pengelasan pada
permukaan datar atau agak miring tetapi posisinya berada di atas kepala, yaitu letak
elektroda berada di bawah benda kerja (Gambar ). Misalnya pengelasan atap gudang
bagian dalam.

Gambar 1 Posisi Pengelasan


(Sumber : builder.id)
7
Proposal Tugas Akhir TBK

2.4 Solid Works


Solidworks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh Dassault
Systemes. Software Solidworks digunakan untuk merancang part permesinan atau
susunan part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk
merepresentasikan part sebelum real part-nya dibuat atau tampilan 2D (drawing)
untuk gambar proses permesinan. Solidworks pertama kali diperkenalkan pada tahun
1995 sebagai pesaing untuk program CAD seperti Pro-Engineer, NX Siemens, I-
Deas, Unigraphics, Autodesk Inventor, Autodeks 17 Autocad dan Catia. Solidworks
Corporation didirikan pada tahun 1993 oleh Jon Hirschtick, dengan merekrut tim
insinyur profesional untuk membangun sebuah perusahaan yang mengembangkan
perangkat lunak CAD 3D, dengan kantor pusatnya di Concord, Massachusetts, dan
merilis produk pertama Solidworks 95 pada tahun 1995. Pada tahun 1997 Dassault
Systemes, yang terdapat pada Cad software dikenal dengan Catia Cad software,
mengakusisi perusahaan dan sekarang ini memiliki 100% dari saham Solidworks.
Solidworks dipimpin oleh John Mc.Eleney dari tahun 2001 hingga Juli 2007, dan
sekarang dipimpin oleh Jeff Ray. menurut informasi WIKI Saat ini banyak industri
manufaktur yang sudah memakai software Soliworks.
Solidworks saat ini digunakan oleh lebih dari 3/4 juta insinyur dan desainer di
lebih dari 80.000 perusahaan di seluruh dunia. Dahulu di Indonesia orang familiar
dengan Autocad untuk desain perancangan gambar teknik, tapi sekarang dengan
mengenal Solidworks, Autocad sudah jarang digunakan untuk mengggambar bentuk
3D. Untuk pemodelan pada industri pengecoran logam dalam hal pembuatan pattern
(pola/model), program 3D yang terdapat pada software Solidworks sangat membantu
dalam pekerjaan, sebab akan memudahkan operator pattern untuk menterjemahkan
gambar menjadi pattern/model casting pengecoran logam dan tentunya akan
mengurangi kesalahan pembacaan gambar yang bisa mengakibatkan kesalahan pada
produk yang dihasilkan.[ CITATION Nur17 \l 1033 ]

8
Proposal Tugas Akhir TBK

Gambar 2 Software Solid Works


(Sumber : grabcad.com)

2.5 Model Matematika Sistem Mekanika

2.5.1 Gerakan Translasi


Gerakan translasi didefinisikan sebagai suatu gerakan yang terjadi di sepanjang garis
lurus. Variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan gerakan translasi adalah
percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hukum dasar yang mengatur gerakan
translasi dari elemen sistem mekanika adalah Hukum kedua Newton.
Hukum kedua Newton untuk gerakan translasi menyatakan bahwa jumlah gaya yang
bekerja pada suatu benda dalam arah tertentu sama dengan hasil kali massa benda
tersebut dengan percepatannya dalam arah yang sama atau dinyatakan dalam
persamaan:
Dimana F menyatakan gaya yang bekerja pada benda, m menyatakan massa benda
dan a menyatakan percepatan benda
Satuan untuk gaya, massa dan percepatan diberikan sebagai berikut :

9
Proposal Tugas Akhir TBK

Tabel 1 Satuan Massa, Percepatan dan Gaya


(Sumber : academia.edu)
Satuan Massa Percepatan Gaya
MKS kg m/det2 N
CGS gram cm/det2 Dyne

Berikut ini kita akan menurunkan model matematika dari elemen sistem mekanika
yang mengalami gerakan translasi, yaitu :
Suatu benda dengan massa m ditarik oleh gaya f(t) sehingga megalami perpindahan
sepanjang y(t)

2.5.2 Gerakan Rotasi


Gerakan rotasi didefinisikan sebagai suatu gerakan terhadap sumbu tertentu.
Variabel yang umum digunakan untuk mendeskripsikan gerakan rotasi adalah torsi T,
kecepatan sudut w, dan perpindahan sudut θ.
Pengembangan hukum kedua Newton untuk gerakan rotasi menyatakan bahwa
jumlah momen atau torsi terhadap sumbu tertentu sama dengan hasil kali inersia
dengan percepatan sudut atau dinyatakan dalam persamaan :
åT=J.α
dimana T menyatakan torsi , J menyatakan inersia dan α menyatakan percapatan
sudut. Satuan untuk torsi, inersia dan percepatan sudut diberikan sebagai berikut :

Satuan Inersia Percepatan sudut Torsi


MKS kg.m2 rad/det2 N.m
CGS Gram.cm2 rad/s2 Dyne.cm

10
Proposal Tugas Akhir TBK

2.6 Quality Function Deployment (Qfd)


QFD adalah metode untuk pengembangan kualitas desain yang bertujuan
untuk kepuasan konsumen dan kemudian menterjemahkan kebutuhan konsumen
tersebut ke dalam sasaran desain dan poin-poin penjaminan kualitas yang akan
digunakan pada keseluruhan tahapan produksi. QFD menggabungkan berbagai
desain, keteknikan dan alat-alat manajerial untuk menciptakan pengembangan produk
baru dengan pendekatan customer-driven. Orang Jepang melihat QFD sebagai sebuah
filosofi yang memastikan kualitas produk yang tinggi pada tahapan desain. Tujuannya
adalah untuk memuaskan konsumen dengan jaminan kualitas pada setiap tahap dari
proses pengembangan produk. Faktor utama dari 26 QFD adalah pemusatan pada
kebutuhan pasar dengan menggunakan pernyataan aktual dari konsumen, aplikasi
efektif dari berbagai bidang teamwork, dan penggunaan sebuah matriks yang
komprehensif untuk mendokumentasikan informasi dan mengambail keputusan.
[ CITATION Wic13 \l 1033 ]
Metode QFD jauh lebih maju dari analisis preferensi konsumen atau
pelanggan, karena dalam struktur QFD informasi keinginan pelanggan
diakomodasikan dalam kemampuan teknik dalam perencanaan produksi.[ CITATION
Wag07 \l 1033 ]
Langkah – langkah dalam membangun QFD adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen
2. Membuat matriks perencanaan (planning matrix)
3. Penyusunan spesifikasi teknik
4. Menentukan hubungan antara kebutuhan konsumen dengan spesifikasi teknik.
5. Penentuan prioritas.[CITATION Cin16 \l 1033 ]

11
Proposal Tugas Akhir TBK

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur dan pengumpulan data

Analisa Desain

Perancangan alat

Pengujian alat
Membandingkan meja sebelumnya dengan
meja yang sudah dirancang.

Evaluasi alat
12
Sesuai atau tidak
Proposal Tugas Akhir TBK

Tidak

Ya
Analisa dan kesimpulan

Selesai

13
Proposal Tugas Akhir TBK

3.2 Tahapan Penelitian

3.2.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada tahap mengindentifikasi dan perumusan masalah la, yaitu


mengindentifikasi masalah-masalah dan kekurangan meja las yang berada di bengkel
Politeknik Negeri Madura. Masalah yang terjadi salah satunya adalah meja las yang
kurang nyaman saat digunakan ketika praktek pengelasan, meja las tidak dapat
menyesuaikan dengan postur tubuh pengguna atau tinggi meja las tidak dapat di
tinggikan atau diturunkan.sehingga kurang nyaman saat digunakan.

3.2.2 Pengumpulan Data

Sebagai langkah awal pengumpulan data-data yang dibutuhkan dengan


metode observasi, dokumentasi dan wawancara ke mahasiswa Poltera yang
melakukan praktek pengelasan.

3.2.3 Analisa Desain

Dari desain yang dibuat, akan dianalisa untuk mengetahui apa saja kendalanya
nanti ketika akan dirancang atau dibuat dan alternatif apa yang kemudian dilakukan.

14
Proposal Tugas Akhir TBK

Gambar 3 Analisa Desain


3.2.4 Pengujian Alat
Pada tahap ini dilakukan uji coba pada alat yang sudah dibuat, apakah alat
tersebut sudah sesuai dengan tujun alat tersebut dibuat.

3.2.5 Analisa dan Kesimpulan


Pada tahap ini adalah penarikan kesimpulan dari alat yang sudah dibuat. Pada tahap
ini diharapkan bisa menjawab semua permasalahan yang menjadi tujuan dibuatnya
alat meja las ini.

3.3 Jadwal Kegiatan


N BULAN KE-
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6
Identifikasi dan Perumusan
1
Masalah            
2 Pengumpulan Data            
3 Analisa Desain            
4 Perancangan Alat            
5 Uji Coba Alat            
6 Hasil Analisa
7 Kesimpulan

15
Proposal Tugas Akhir TBK

DAFTAR PUSTAKA

Dessyana, C. J. (2012). 37-39 ,‫עלון הנוטע‬.


Hamid, A. (2016). ANALISA PENGARUH ARUS PENGELASAN SMAW PADA
MATERIAL BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN
MATERIAL HASIL SAMBUNGAN. Jurnal Teknologi Elektro.
Jazuli, Susanto, D., & Setyaningrum, R. (2015). Analisis dan Perancangan Meja Las
dengan Pendekatan Ergonomi dan QFD.
Ma’arif, K., Andesta, D., & Dahda, S. (2017). PERANCANGAN ALAT BANTU
KERJA PENGELASAN SUPPORT DENGAN REKAYASA NILAI DAN
ERGONOMI (STUDI KASUS: PT. PRIMAKARYA JAYA SEJAHTERA).
MATRIK (Jurnal Manajemen dan Teknik).
Nurpalah, A. (2017). "Rancang Bangun Konstruksi Atap Yang DApat Dibuka Tutup
Secara Otomatis," Fakultas Teknik Universitas Pasundan , Bandung, 2017. 4-
14.
Wagiono, Y., & Hamrah, H. (2007). Metode Quality Function Deployment (Qfd)
Untuk Informasi Penyempurnaan Perakitan Varietas Melon. Jurnal Agribisnis
dan Ekonomi Pertanian, 48-57.
Wicaksono, A. (2013). Penerapan Metode QFD Pada Rencana Pengembangan
Sekolah Di SMKN 2 Yogyakarta. 185.

Anda mungkin juga menyukai