Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)


PADA PENGEMBANGAN DESAIN MESIN GERINDA
CAMSHAFT RACING

Oleh:
DIDI AHMAD
FAUZAN NIM.
1807111351

PROGRAM STUDI SARJANA (S1) TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul:


“PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA
PENGEMBANGAN DESAIN MESIN GERINDA CAMSHAFT
RACING”

Yang dipersiapkan dan disusun

oleh: DIDI AHMAD FAUZAN


NIM. 1807111351

Program Studi Sarjana (S1) Teknik Mesin, Fakutas Teknik Universitas


Riau, Telah diseminarkan dihadapan tim pembanding pada..........................

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Yohanes, ST., MT.


NIP. 19690118 199702 1
001

Mengeahui,
Program Studi Sarjana (S1) Teknik Mesin
Ketua

Asral, ST., M.Eng., Ph.D


NIP.19720305 199802 1
001

i
RINGKASAN

Mesin gerinda camshaft racing adalah mesin untuk modifikasi camshaft racing
atau memperbanyak camshaft. Tujuan dari pengembangan desain ini adalah agar
pengerjaan pembuatan camshaft menjadi lebih mudah karena mesin melakukan
gerinda pada lift sesuai dengan keinginan tersebut. Metode perancangan yang
digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD). Dengan demikian supaya
alat yang di buat bisa menghasilkan camshaft racing yang berkualitas, proses
pengembangam mesin gerinda camshaft racing ini meliputi pembuatan konsep
desain yang sudah ada. Bahwasanya sekarang ini sudah banyak mekanik
melakukan modifikasi camshaft dengan mendatangi bengkel bubut, akan tetapi
prinsip kerjanya masih membutuhkan waktu yang sangat lama. Dengan cara ini
diharapkan bisa mempercepat waktu modifikasi dan mendapatkan hasil dengan
kualitas yang baik, hasil yang presisi dan biaya yang efisien.

Kata kunci: Camshaf, gerinda, Quality Function Deployment (QFD).

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
RINGKASAN.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
1. Judul.................................................................................................................1
2. Latar Belakang.................................................................................................1
3. Rumusan Masalah............................................................................................2
4. Tujuan..............................................................................................................2
5. Batasan Masalah..............................................................................................2
6. Tinjauan Pustaka..............................................................................................3
6.1 Camshaft....................................................................................................3
6.2 Prinsip Kerja Camshaft.............................................................................3
6.3 Bagian-bagian camshaft............................................................................5
6.4 Mesin Gerinda Camshaft (Modifikasi Camshaft).....................................7
6.5 Perawatan Yang Di Lakukan Pada Mesin Gerinda Camshaft...................7
6.6 Quality Function Deployment (QFD)........................................................7
6.6.1 Pengertian...........................................................................................7
6.6.2 Manfaat Quality Function Deployment (QFD)..................................8
6.7 house of quality.........................................................................................9
7. Metodologi.....................................................................................................11
7.1 Diagram Alir............................................................................................11
8. Waktu dan Tempat.........................................................................................14
9. Jadwal Kegiatan.............................................................................................14
10. Biaya...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 6. 1 Camshaft.............................................................................................5
Gambar 6. 2 Lobe Sparation Angle (Muhammad Mauludi Elma Raharja, 2016)...6
Gambar 6. 3 House Of Quality (Cohen, 1995: 187)..............................................10
Gambar 7. 1 Diagram Alir.....................................................................................11
Gambar 7. 2 Alur Quality Function Deployment (QFD).......................................13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 6. 1 Typical Efek Chamshaft.........................................................................6


Tabel 9. 1 Jadwal kegiatan penelitian....................................................................14
Tabel 10. 1 Rekapitulasi biaya penelitian..............................................................15

v
1. Judul
Penerapan Quality Function Deployment (QFD) Pada Pengembangan Desain
Mesin Gerinda Camshaft Racing.

2. Latar Belakang
Camshaft atau noken as merupakan salah satu mekanisme penggerak katup
(Valve). Di dalam motor empat langkah terdiri dari dua katup ya itu katup hisap
(intake valve) dan katup buang (exhaust valve). Katup hisap berfungsi untuk
mengatur aliran campuran udara dan bahan bakar masuk kedalam silinder motor,
sedangkan katup buang berfungsi untuk mengatur aliran gas buang keluar dari
silinder motor. Katup membuka dan menutup masing-masing satu kali setiap satu
kali putaran camshaft dan dua kali putaran poros engkol (crankshaft). (Yoyok
Drajat Siswanto, 2008).
Camshaft atau noken as berpengaruh besar dalam perfoma mesin salah satu
langkah untuk membuat perfoma mesin lebih meningkat dengan cara mengganti
noken as standar dengan noken as racing, adapun perbedaan noken as standar
dengan noken as racing utama adalah lift nok (tonjolan). Perbedaan ketinggian
nok ini dimaksudkan agar mampu mendorong klep secara optimal dan
menghasilkan durasi yang lebih panjang, durasi bukaan klep yang lebih panjang
akan memungkinkan pasokan bahan bakar dan udara lebih banyak yang
dibutuhkan untuk menghasilkan power mesin lebih besar.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin tersebut para mekanik berlomba-
lomba mendesain ulang komponen-komponen yang berhubungan dengan unjuk
kerja mesinya khususnya yang berhubungan dengan ruang pembakaran.
Diantaranya adalah dengan cara memodifikasi atau merubah sudut camshaft
dengan cara menggerindanya. Camshaft yang ada sekarang masih belum bisa
memenuhi keinginan pembalap dan mekanik karena durasi camshaft yang dimiliki
sekarang ini masih kecil sehingga tenaga mesin yang dihasilkan kecil, oleh karena
itu perlu dirubah durasi camshaftnya agar mendapatkan tenaga mesin yang lebih
besar. (Hasan I. 2012)
Apabila ingin modifiakasi camshaft (noken AS) menjadi racing untuk

1
menambah performa. Berdasarkan permasalahan ini, perlu adanya desain mesin
produksi Gerinda Camshaft Racing yang nantinya akan membantu pekerja
meringankan beban kerja nya, serta dapat meningkatkan produktifitas produksi
dari Bengkel dan ditujukan untuk usaha kecil menengah (UKM). Mesin ini
merupakan pengembangan dari mesin yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini
peneliti mendesain dan membuat mesin gerinda camshaft racing berdasarkan
keinginan dan kebutuhan para mekanik bengkel yang dilakukan dengan metode
Quality Function Deployment (QFD).

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, dapat diperoleh rumusan
masalah yaitu bagaimana cara desain dan membuat mesin gerinda camshaft racing
yang kemudian akan diketahui kinerja pada saat digunakan, dan untuk menjawab
kebutuhan mekanik dalam hal modifikasi chamshaft tersebut maka digunakanlah
Quality Function Deployment (QFD).

4. Tujuan
Adapun tujuan dari Penerapan Quality Function Deployment (QFD) Pada
Pengembangan Desain Mesin Gerinda Camshaft Racing yaitu:
1. Mendesain dan membuat Mesin gerinda Camshaft racing, dan mudah
dalam pengoperasiannya berdasarkan keinginan konsumen dengan
menggunakan metode QFD.
2. Mengetahui kinerja dan kelayakan untuk digunakan atau performa dari alat
Mesin Gerinda Camshaft Racing.

5. Batasan Masalah
Dalam mencapai tujuan dan pembahasan penelitian yang lebih terarah, maka
penulis membatasi pembahasan sebagai berikut, yaitu:
1. Software yang digunakan untuk melakukan proses desain adalah autodest
inventor.
2. Perancangan dilakukan sampai tahap mendapatkan hasil desain mesin

2
gerinda camshaft racing sesuai berdasarkan metode yang digunakan.
3. Penelitian hanya sampai batas pengujian kelayakan mesin gerinda
camshaft racing untuk digunakan.

6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pusaka ini berisi beberapa teori yang dapat digunakan untuk
membantu perumusan masalah yang ada pada penelitian ini seperti jurnal dan
buku.

6.1 Camshaft
Camshaft adalah komponen motor bakar 4-langkah yang berfungsi menekan
rocker arm yang selanjutnya mengatur gerakan katup yang mengatur sirkulasi
campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar maupun mengatur
gas hasil pembakaran dari ruang bakar. Pada motor 4-langkah terdapat dua jenis
katup, yaitu katup hisap (intake valve) dan katup buang (exhaust valve). Katup
hisap berfungsi untuk mengatur masuknya aliran campuran udara dan bahan bakar
yang masuk ke dalam silinder motor, sedangkan katup buang berfungsi mengatur
aliran keluar gas buang dari silinder motor. Terdapat tiga hal pokok pada
rancangan camshaft yang mengontrol kurva tenaga dari mesin yaitu tinggi angkat
katup (valve lift), durasi pembukaan katup (valve open duration), dan saat kerja
katup (valve timing). Tinggi angkat katup (valve lift) diukur pada seperseribu
inchi dan merupakan jarak maksimum katup terangkat dari dudukannya. Durasi
pembukaan valve adalah durasi waktu yang di ukur dalam derajat pada putaran
poros engkol selama katup terbuka. Saat kerja katup (valve timing) adalah saat
membuka dan menutupnya katup. Lingkaran dasar (base circle) adalah bagian
bulat lobus cam di mana penyesuaian katup dibuat. Sedikit titik tinggi pada
lingkaran dasar disebut akhir lingkaran dasar (Winoko, Y. A., & Ridhoi, M. N.
(2019).

6.2 Prinsip Kerja Camshaft


Pada motor bensin empat langkah, bahan bakar masuk ke ruang silinder

3
setelah dicampur dengan udara di karburator atau throttle body. Masuknya bahan
bakar diatur oleh terbuka dan tertutupnya katup hisap dan katup buang. Katup ini
terbuka dan tertutup karena kerja dari camshaft yang digerakkan oleh poros
engkol (crankshaft). Mekanisme katup ini dirancang sedemikian rupa
sehinggacamshaft berputar satu kali untuk menggerakkan katup hisap dan katup
buang setiap dua kali berputarnya poros engkol.
Pada sebuah camshaft terdapat bagian-bagian yang masing-masing mempunyai
peranan penting. Bagian-bagian camshaft seperti valve lift (jarak angkat katup),
valve lift duration (lama angkat katup), valve lift timing (waktu angkat katup),
lobe separation angle (LSA) dan overlap akan mempengaruhi banyak.
sedikitnya campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam ruang
bakar. Proses mengatur ulang profil camshaft memerlukan ketelitian yang lebih,
untuk mendapatkan debit aliran udara dan bahan bakar yang maksimal ke ruang
bakar. Maka diperlukan pengaturan yang tepat terhadap valve lift, valve lift
duration, dan valve lift timing. Selain variabel-variabel tersebut, lobe separation
angle (LSA) juga berperan besar terhadap peningkatan kesempurnaan
pembakaran. LSA merupakan jarak pemisah antara lobe intake dengan lobe
exhaust. LSA berhubungan dengan overlap, LSA dengan overlap berbanding
terbalik, dengan catatan duration tetap. Dengan memperbesar LSA sama dengan
memperkecil overlap, sebaliknya menyempitkan LSA memperbesar overlap.
Pada saat bersambungnya akhir gerakan membuang akan dimulai gerakan
mengisap, maka pada saat torak berada di TMA kedua katupnya berada dalam
keadaan membuka. Keadaan dimana kedua katup terbuka secara bersamaan
tersebut dinamakan overlap. Terbukanya katup-katup pada saat pemindahan
gerakan dari gerakan kerja ke gerakan menghisap, supaya gas yang telah terbakar
dapat ke luar seluruhnya, sehingga pemasukan gas baru tidak bercampur dengan
gas bekas di dalam silinder.
Melalui modifikasi camshaft maka dapat mengubah waktu membuka dan
menutupnya katup. Tujuan akhir dalam modifikasi camshaft yaitu untuk merubah
karakter tenaga dan torsi mesin. Di harapkan dengan berubahnya karakter tenaga
dan torsi mesin dapat beroprasi lebih optimal di medan tertentu.

4
Putaran mesin akan mempengaruhi putaran camshaft, semakin tinggi putaran
mesin akan mengakibatkan putaran camshaft semakin meningkat pula. Putaran
camshaft yang semakin tinggi akan berdampak pada pembukaan dan penutupan
katup yang semakin cepat. Dalam desain camshaft perlu diperhatikan penggunaan
mesin, digunakan pada putaran mesin rendah atau pada putaran mesin tinggi. Di
dalam desain sebuah camshaft terdapat berbagai bagian yang memiliki fungsi
sendiri-sendiri yang akan mempengaruhi variasi buka-tutup dari katup masuk dan
buang (Novianto 2017)
Desain ulang camshaft standar harus meningkatkan efisiensi volumetrik udara
yang masuk ke ruang bakar dan meningkatkan tekanan kompresi di ruang bakar
untuk meningkatkan kualitas pembakaran di ruang bakar. Kualitas pembakaran
yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi.

Gambar 6. 1 Camshaft

6.3 Bagian-bagian camshaft


1. Base circle, bagian dasar dari camshaft atau diameter dasar, pada saat
katup menyentuh bagian ini maka katup akan berada pada posisi tertutup.
2. Ramp, adalah bagian dari profil camshaft yang memberikan celah
sebelum katup mulai terangkat dari dudukannya.
3. Flank, adalah bagian profil diantara ramp dan nose, ini merupakan bagian
terpenting dari camshaft karena bagian ini mengatur kecepatan dan
akselerasi dari pergerakan katup.

5
4. Nose, adalah bagian sudut terbesar pada camshaft, dan ketinggian dari
angkatan katup ditentukan oleh besar dan tinggi dari bagian nose ini.
Tetapi ketinggian nose harus dalam kemampuan kerja dari pegas katup,
karena bila tidak, akan terjadi floating yang dapat menyebabkan katup
bertabrakan dengan piston.
5. Lift, adalah tinggi bumbungan yang mengangkat katup, yaitu selisih
antara base circle dengan tinggi total bumbungan (Darmawangsa, F. I.
2016)

Gambar 6. 2 Lobe Sparation Angle (Muhammad Mauludi Elma Raharja, 2016)


Tabel 6. 1 Typical Efek Chamshaft

Camshaft Typical Effect


Durasi Tinggi Menggeser rentang ke RPM atas
Durasi Rendah Menambah torsi putaran bawah
Overlaping Besar Meningkatkan bakar bakar keruang bakar, Boros
Konsumsi Bahan Bakar.
Overlaping Kecil Meningkatkan respon pada RPM bawah.
Menambah LSA Powerband lebih lebar, Power memuncak
stasioner lembut.
Mengurangi LSA Meningkatkan torsi menengah, Akselerasi cepat,
Powerband lebih sempit.

6
6.4 Mesin Gerinda Camshaft (Modifikasi Camshaft)
Mesin Gerinda Camshaft adalah alat untuk memodifikasi camshaft standar
menjadi camshaft racing. Konsep dan cara kerja mesin memiliki kesamaan
dengan grinder sebelumnya, yaitu memiliki fungsi menggiling atau menggores
benda yang sama. untuk menghasilkan desain mesin modifikasi camshaft yang
baik di kalangan bengkel kecil di perlukan. beberapa minimalisasi dan perbaikan
desain pada mesin tersebut, perlu untuk mengurangi dan meningkatkan desain
mesin. Beberapa bentuk pengurangan dan perbaikan desain dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas produksi camshaft dan mengurangi biaya pembuatan
mesin. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

6.5 Perawatan Yang Di Lakukan Pada Mesin Gerinda Camshaft


Adapun yang di lakukan perawatan pada mesin gerinda Camshaft yaitu:
1. Memungkinkan untuk tercapainya mutu dari produk dan kepuasan
pelanggan, pelayanan (service) dan pengoperasian peralatan secara tepat.
2. Meminimalkan biaya secara langsung untuk total produksi yang dapat
dihubungkan dengan perbaikan ataupun pelayanan.
3. Memperpanjang waktu pakai mesin atau perlatan.
4. Meningkatakan produktivitas dan efisiensi dari sistem yang ada.

6.6 Quality Function Deployment (QFD)


Berikut ini penjelasan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode Quality Function Deployment (QFD).
6.6.1 Pengertian
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode yang terstruktur
didalam pengembangan produk yang memungkinkan tim pengembangan produk
untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen dan
kemudian mengevaluasi masing-masing kemampuan produk atau servis yang
ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan konsumen. (Cohen
1995) QFD merupakan suatu praktek untuk mengembangkan produk sebagai
tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan perusahaan

7
dengan cara memberi prioritas dan juga merupakan praktek menuju perbaikan
proses yang memungkinkan perusahaan melampoi harapan pelanggan.
(Dantes,2013).
Jadi QFD merupakan metode atau alat bantu, guna melakukan
perancangan dan pengembangan produk yang terstruktur, yang memungkinkan
tim pengembangan produk dapat mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan
customer dengan jelas, kemudian mengevaluasi masing-masing kemampuan
produk atau kemampuan pelayanan yang ditawarkan secara sistematis guna
memenuhi kebutuhan customer. (Dantes,2013).

6.6.2 Manfaat Quality Function Deployment (QFD)


Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan QFD
adalah:

1. Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan


pelanggan.
2. Memastikan kebutuhan pelanggan dipahami dan mendorong proses
desain.
3. Mengutamakan kegiatan desain, memastikan proses desain dipusatkan
pada kebutuhan konsumen yang paling berarti.
4. Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-
pesaing perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan utama
pelanggan.
5. Berfokus pada upaya perancangan sehingga meminimalkan waktu
perancangan secara keseluruhan. Pemikiran baru memperhatikan
adanya penghematan 1/4 sampai 1/3 dibanding sebelum QFD
dilakukan. (Dantes,2013).

Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan


produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan
mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa
yang mampu memuaskan konsumen. Manfaat yang diperoleh oleh penerapan
QFD
8
dalam proses perancangan produk adalah (Prabowo, R., & Zoelangga, M. I, 2019):
1) Meningkatkan kehandalan produk
2) Meningkatkan kualitas produk
3) Meningkatkan kepuasan konsumen
4) Mempercepat time to market
5) Mereduksi biaya perancangan
6) Meningkatkan komunikasi
7) Meningkatkan produktifitas
Proses QFD dimulai dari mendengar suara pelanggan dan kemudian berlanjut
melalui 4 aktivitas utama, yaitu (Gaspersz, 2001):
1) Perencanaan produk (product planning)
2) Desain produk (product design)
3) Perencanaan proses (prosses planning)
4) Perencanaan pengendalian proses (process planning control)
Manfaat utama apabila perusahaan menggunakan QFD, yaitu untuk mengurangi
biaya, meningkatkan pendapatan dan pengurangan waktu produksi.

6.7 house of quality


Menurut Cohen (1995), House of quality (HOQ) adalah suatu kerangka kerja
atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality
function deployment (QFD). HOQ memperlihatkan struktur untuk mendesain dan
membentuk suatu siklus dan bentuknya menyerupai sebuah rumah kunci. Dalam
membangun HOQ adalah difokuskan pada kebutuhan konsumen sehingga proses
desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang di inginkan oleh
konsumen dari pada dengan teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang penting dari konsumen (Piri, N. I., Sutrisno, A., &
Mende, J. 2017).
Metode QFD terbagi atas empat fase yakni perencanaan produk (product
planning), desain produk (product design), perencanaan proses (process
planning), dan perencaan produksi (control planning) (Cohen, 1995).

9
Gambar 6. 3 House Of Quality (Cohen, 1995: 187)
Tahap perencanaan dan pengembangan fase model QFD dapat disebut juga
dengan matriks. Adapun matriks perencanaan dan pengembangan QFD adalah
sebagai berikut:
1) Fase pertama fase perencanaan produk (product Planning), atau rumah
pertama (R1). Tahap ini dilakukan dengan menggali informasi mengenai
kebutuhan konsumen. Setelah itu dilakukan proses penerjemahan
kebutuhan konsumen ke dalam sebuah karakteristik produk. Proses
penerjemahan ini menggunakan matriks yang biasa disebut dengan house
of quality (HOQ).
2) Fase kedua fase desain produk (product design), atau rumah kedua (R2).
Tahap ini merupakan proses mengidentifikasi bagian-bagian penting dan
diterjemahkan ke dalam desain kritis dalam pengembangan karakteristik
produk.
3) Fase ketiga fase perencanaan proses (process planning), atau rumah ketiga
(R3). Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi proses pembuatan
pengembangan suatu produk yang akan dihasilkan suatu diagram dari
proses yang kritis (critical process plan).
4) Fase keempat fase perencanaan pengendalian produk (product Planning),
atau rumah keempat (R4). Tahap ini bertujuan pada pengendalian dari
suatu proses produksi sehingga menghasilkan suatu prosedur pelaksanaan
dan pengujian dari produksi tersebut.

1
7. Metodologi
Berikut ini adalah metodologi penelitian Penerapan Quality Function
Deployment (QFD) Pada Pengembangan Desain Mesin Gerinda Camshaft Racing.

7.1 Diagram Alir


Tahapan-tahapan pelaksanaan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

Gambar 7. 1 Diagram Alir

1) Studi Literatur dan Observasi


Studi literatur dan observasi dilakukan secara bersamaan yang merupakan
salah satu kegiatan untuk mencari referensi yang berisikan Mesin Gerinda
Camshaft Racing dan metode QFD. Studi literatur dalam penelitian ini
didapatkan dengan pengumpulan data dari jurnal maupun buku yang
membahas tentang Mesin Gerinda Camshaft Racing.
2) Rumusan masalah
Pada tahap ini merupakan tahap dasar dari penentuan permasalahan yang
didapatkan dari hasil observasi dan studi literatur yang ada di bengkel. Dari
hasil permasalahan yang ada didapatkan rumusan masalahnya yaitu
bagaimana

1
desain mesin gerinda camshaft racing yang sesuai dengan keinginan para
mekanik bengkel dalam hal modifikasi camshaft
3) Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan berupa kuesioner kebutuhan konsumen.
Kuesioner kebutuhan konsumen digunakan untuk mengetahui konsep-konsep
tungku biomassa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 orang. Pernyataan ini sesuai
dengan Ulrich, yang menyatakan bahwa jumlah minimal data dapat dikatakan
valid apabila berdasarkan pendapat minimal 10 orang.
4) Kriteria produk
Kriteria produk merupakan keinginan mekanik yang telah didapatkan
berdasarkan hasil pengumpulan data di yang diterjemahkan data teknik dari
suatu produk dengan menggunakan metode QFD.
5) Konsep produk
Konsep produk didapatkan dari hasil kriteria produk yang telah di
terjemahkan menggunakan metode QFD. Pada kriteria produk tersebut
menghasilkan beberapa konsep mesin gerinda camshaft racing. Jika konsep
produk sudah sesuai maka akan dilanjutkan ke desain, jika tidak akan kembali
ke kriteria produk. Pada tahapan ini menjelaskan tentang proses yang akan
dilakukan dalam mengidentifikasi keinginan customer berdasarkan hasil
kuesioner yang didapatkan.

1
Gambar 7. 2 Alur Quality Function Deployment (QFD)
6) Desain
Setelah Konsep produk didapatkan, maka dapat ditentukan desain yang
seusai keinginan mekanik bengkel. Desain yang akan digunakan yaitu desain
mesin gerinda camshaft yang lebih kecil, praktis, tidak memerlukan ruangan
besar untuk kerja mesin. Desain ini dibuat dari hasil kriteria produk
berdasarkan keinginan mekanik bengkel.
7) Pembuatan
Pada tahap ini akan melakukan pembuatan mesin gerinda camshaft. Pada
pembuatan mesin gerinda camshaft menggunakan bahan utama yang tersedia
di masyarakat dengan mengutamakan keinginan yang ada di masyarakat.
8) Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan performa dari mesin gerinda
camshaft tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat produksi hasil
gerinda camshaft racing. Performa ini dilakukan dengan membandingkan hasil
dan waktu yang kerjakan, dengan perbandingan menggukan manual gerinda.

1
9) Analisa
Setelah didapatkan hasil pengujian maka dapat kita analisa dari mesin
gerinda camshaft tersebut. Jika analisa sesuai maka dilanjutkan dengan
kesimpulan, jika tidak akan kembali ke kriteria produk.
10) Kesimpulan
Kesimpulan ini merupakan tahapan pembahasan berdasarkan penelitian
yang akan dilakukan.
8. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Riau dari bulan Agustus 2022 s/d November 2022
9. Jadwal Kegiatan
Berikut merupakan jadwal pelaksanaan kegiatan tugas akhir yang
diajukan Tabel 9. 1 Jadwal kegiatan penelitian
Agustus September Oktober November
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur
2. Seminar
Proposal
3. Pengambilan
Data
4. Pengolahan
Data
5. Pembuatan
Desain
6. Pengujian
7. Analisa
8. Pembuatan
Laporan
9. Seminar Hasil
10. Revisi Laporan
11. Pembuatan
Jurnal
12. Pengurusan
Berkas
13. Sidang

1
10. Biaya
Adapun biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini
dapat dirincikan sebagai berikut:
Tabel 10. 1 Rekapitulasi biaya penelitian
No Nama Barang Jumlah Satuan Harga
1. Plat Besi 4 mm 1x1 M Rp. 150.000
2 Elektroda las 1 Kg Rp. 30.000
3 connecting rod 2 Pak Rp.250.000
4 Shaft besi as 25mm x 60 cm 1 Rp. 95.000
5 Pillow Block UCP as 25mm 1 Rp. 49.000
6 Pulley 6x3 inch 1 Rp. 97.000
7 Cekam 1 Rp. 229.000
8 Chuck Bubut 1 Rp. 155.000
9 Dinamo 0.25 HP 1 Rp. 310.000
Jumlah Biaya Rp.1.365.000

1
DAFTAR PUSTAKA

Bunga, N. T., Sukma, H., Hariri, H., & Sihombing, Y. A. 2019. RANCANG
BANGUN MESIN GERINDA COPY CAMSHAFT. Jurnal Asiimetrik:
Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi, 1.1: 17-25

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment: How to make QFD work for you.
Massachussets: Addison Wesley Publishing Company.

Dantes, K. R. (2013). Kajian Awal Pengembangan Produk Dengan Menggunakan


Metode Qfd (Quality Function Deployment) (Studi Kasus Pada Tang Jepit
Jaw Locking Pliers). JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 2(1).

Gaspersz. (2001). Analisa Untuk Peningkatan Kualitas. Penerbit PT. Gramedia


Pustaka.

Siswanto, Y.D. Ranto, dan Ngatou Rohman. 2008. PENGARUH VARIASI


LOBE SEPARATION ANGLE CAMSHAFT DAN VARIASI
PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA SEPEDA MOTOR
HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2008. Jurnal Nosel, 1(1): 98-105

Winoko, Y. A., & Ridhoi, M. N. 2019. Analisis Perubahan Diameter Base Circle
Camshaft Terhadap Emisi Gas Buang Sepeda Motor. JURNAL
FLYWHEEL, 10(2) :1-6

Novianto, E. 2017. ANALISIS PENGARUH MODIFIKASI CAMSHAFT PADA


MESIN HONDA BEAT 110CC PGM-FI. Tugas Akhir. Jurusan D3 Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Darmawangsa, F, I. 2016. ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN DURASI


CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG
PADA ENGINE SINJAI 650 CC. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya.

Raharja, M. M. E. 2016. PERANCANGAN" CAM" (Doctoral dissertation,


Fakultas Teknik Unpas).

Hasan I. 2012. Perancangan Mesin Modifikasi Camshaft (Noken As) Proyek Akhir.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Ulrich, K.T & Eppinger, S.D. 2001. Perancangan Dan Pengembangan Produk.
Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai