TENAGA HIDROLIK
Skripsi
Disusun Oleh :
i
PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN
TENAGA HIDROLIK
Skripsi
Disusun Oleh :
NIM 003201405003
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah kami buat dengan judul: “Perancangan
Mesin Bending dengan Tenaga Hidrolik” adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah kami nyatakan dengan benar dan skripsi belum
pernah diterbitkan atau dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian
hari ternyata kami memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim
skripsi yang telah kami buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, kami
bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan kami dari Universitas
Presiden dicabut/dibatalkan.
Yang menyatakan,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM 003201405003
Program : Strata 1
Hidrolik
Telah di periksa dan di setujui untuk di ajukan serta di pertahankan dalam ujian
komprehensif guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Universitas
Presiden.
Dosen Pembimbing
SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui
TEKNIK MESIN
PRESIDENT UNIVERSITY
2018
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
NIM 003201405003
Dengan ini memberikan ijin kepada pihak Universitas Presiden Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif atas karya ilmiah kami yang berjudul : “Perancangan Mesin Bending Pipa
dengan Tenaga Hidrolik”.
Kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT dan rencana-NYA adalah yang terbaik dari
semua yang mempunyai rencana.
ABSTRAK
Dalam dunia industri yang perkembangannya semakin pesat ini dan munculnya alat – alat
yang membantu pengerjaan di dunia industri khususnya di bidang workshop fabrikasi.
Mesin bending pipa mengunakan tenaga hydroulic dan motor sangat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan sehari – hari khususnya saat pengerjaan bending.
Selain mengunakan motor pengerak juga dibantu oleh inventer dan contaktor yang
berfungsi sebagai pengatur laju maju dan mundurnya roller. Sehingga proses pengerjaan
fabrikasi menjadi lebih akurat dan presisi tergantung jenis material yang akan dikerjakan.
Kata kunci :
In this rapidly growing industrial world and the emergence of tools - tools that
help workmanship in the industrial world, especially in the field of fabrication workshops.
Pipe bending machine using hydrolic and motor power is very helpful in completing the
daily work - especially when the appeal
In addition to using the motor crushers are also assisted by inventer and
contributor that serves as a regulator of the rate of forward and reverse roller. So that the
process of fabrication becomes more accurate and precision depends on the type of
material to be worked on.
Keywords :
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perancangan Mesin
Bending Pipa dengan Tenaga Hidrolik”.
Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program pendidikan Strata Satu UNIVERSITAS PRESIDEN. Tentunya penulisan Skripsi
ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang
sangat besar sekali sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
1. Ibu Dr. Lydia Anggraini ST, M.Eng, Selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin
Universitas President.
2. Bapak Nanang Ali Sutisna M.Eng, Selaku Dosen Pembimbing, yang telah
menyediakan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan
bagi penulis dalam penyusunan penulisan skripsi ini.
3. Seluruh Dosen dan Staff Universitas President yang telah membantu penulis
selama penulis berkecimpung di dunia akademik.
4. Orang tua yang tidak pernah lelah memberikan dukungan, semangat,
motivasi,nasehat dan do’a kepada penulis.
5. Risma Setiani S.kom, (Istri) yang tidak lelah memberikan dukungan, semangat
motivasi kepada penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan
Skripsi.
7. Engineering Team PT. HANKOOK TIRE INDONESIA
Kepada beliau – beliau, kami tidak dapat membalas kebaikan semua, selain
semoga amal kebaikan dibala oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua yang membaca, terutama untuk perkembangan teknologi informasi dikalangan
akademis, praktisi, serta masyarakat umum.
PENDAHULUAN
1
penekukan (bending) pada workshop fabrikan untuk hasil yang lebih akurat dan
presisi.
Terjadinya loss time saat proses pengerjaan manual bending maka berinovasi
membuat mesin bending auto.
1.3. Batasan Masalah
Dari perumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Hanya membahas tentang perhitugan tenaga hidrolik yang dibutuhkan saat sedang
melakukan proses bending.
c. Perancangan mesin bending sesuai kebutuhan yaitu proses bending material JIS
G3101 : 1995 grade SS400 dengan spesifikasi 50 x 50 x 2500mm
BAB I PENDAHULIAN
DASAR TEORI
Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian tertentu
sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan. Sedangkan proses
bending merupakan proses penekukan menggunakan alat bending manual maupun
menggunakan mesin. Pengerjan bending biasanya dilakukan pada bahan plat baja karbon
rendah untuk menghasilkan suatu produk dari bahan plat. [1]
Perubahan bentuk pada benda saat diberi tekanan melebihi batas Yield
strengthnya, sehingga mengakibatkan putusnya ikatan atom satu dengan yang lainnya
sehingga benda tidak dapat kembali ke bentuk semula. [2]
a. Ketebalan material
b. Metode bending
c. Ukuran material
d. Peralatan pendukung
Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan
pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat akan berpengaruh pada radius
bending dapat dibentuk dan kemampuan material untuk dapat mengalami peregangan
tanpa terjadi distorsi.
Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang kecil
akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran kecil dan radius
bending yang besar.
Dalam memahami kinerja dari mesin terlebih dahulu harus mengetahui dasar
penggunaan dari mesin tersebut. Dasar penggunaan ialah tata cara atau prinsip kerja
dalam pengoperasian dari suatu mesin. Prinsip kerja mesin bending ini pada awalnya
adalah menempatkan pipa di atas roller 1.
Kemudian material melewati roll 2 yang berada ditengah sampai berada di atas roll 3.
Pada posisi ini material harus benar-benar berada di tengah dari roll 1 dan 3. Agar proses
bending tidak cacat
Selanjutnya poros geser diturunkan sampai menyentuh material dan diputar, sehingga
terjadi bending di titik roll 2.
Gambar 2.8c prinsip kerja mesin bending ( 3 )
Ketika motor menyala dan putaran motor ditransmisikan ke inverter kemudian dari akan
ditransmisikan ke poros melalui sprocket dan rantai. Ketika rantai pada poros berputar
maka poros pun ikut berputar karena terpasang pasak pada gear dengan poros. Poros
inilah yang memutar roller sehingga material akan bergerak dari kiri ke kanan. Bending
yang terjadi di titik roll 2 akan terdistribusi pada tiap material, sehingga material akan
melengkung akibat tekanan bending tersebut
Pada baja yang terdiri dari unsur karbon saja biasanya ada pula unsur-unsur lainnya
yang ikut dalam baja, umumnya disebut baja paduan. Baja paduan ini terdiri dari kromium,
mangan, silisium, nikel, wolfram, molibdin, titanium, vanadium, dan unsur- unsur lainnya.
[3]
a. Komposisi
b. Struktur
c. Penggunaan
Berdasarkan komposisi, baja paduan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Baja Ferrite, terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu Cr, W, dan Si tetapi
karbonnya rendah dan tidak dapat dikeraskan.
b. Baja Pearlite, didapat jika unsur-unsur paduan relatif kecil maksimum 5% dan
baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh kekerasan.
c. Baja Martensit, baja ini unsur pemadunya lebih dari 5%, sukar dalam proses
pemesinan.
d. Baja Autensit, terdiri dari 10% : 30 % unsur pemadu tertentu Ni, Mn dan Co
misalnya baja tahan karat stainless steel, non magnetis dan baja tahan panas.
e. Baja Ledeburit atau karbit, terdiri dari sejumlah karbon dan unsur-unsur
pembentuk karbit, yaitu Cr, W, Mn, Ti, Zr.
a. Baja konstruksi, baja ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : baja paduan
rendah, maksimum 2%, baja paduan menengah 2 % : 5% dan baja paduan tinggi
lebih dari 5%. Persentase kadungan karbon baja konstruksi ini adalah lebih
kurang 0,3% : 0,83%
b. Baja perkakas, baja ini dipakai untuk alat pemotong, persentase kandungan
karbonnya lebih kurang 0,84% : 2%.
c. Baja dengan sifat fisik khusus, baja ini dipakai pada hal-hal yang khusus
misalnya : baja tahan karat, baja tahan panas, baja tahan pakai suhu tinggi, paja
paduan istimewa.
2.5.4. Pengaruh Unsur Carbon Terhadap Baja
Sifat dari logam baja unsur-unsur yang dikandung akan mempengaruhi sifat
keuletan dan kekerasan. Unsur-unsur untuk baja antara lain, nikel, phospor, silikon,
mangan, kromium, molybdenum, vanadium, wolfram, belerang dan karbon.
Unsur karbon (C) pada baja merupakan unsur utama yang terdapat dalam besi sehingga
disebut baja. Unsur karbon dapat membuat baja menjadi keras dan rapuh. Sifat keras dan
lunak unuk baja tergantung persentase karbon, semakin tinggi komposisinya semakin kuat
dan rapuh, dan semakin rendah komposisinya baja akan semakin lunak dan elastis.[4]
Baja karbon adalah suatu baja yang mengandung karbon sampai maksimum 2%. Baja
karbon ini dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu [4] :
Baja karbon rendah (mild steel) mengandung karbon antara 0,008% - 0,3% C.
Setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10 – 30 kg karbon. Baja karbon ini dalam
perdangangan dibuat dalam bentuk plat- plat baja, baja strip dan baja batang atau profil.
Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat
digunakan atau dijadikan baja-baja sebagai berikut :
Baja karbon rendah ini mempunyai sifat yang mudah dikerjakan dengan mesin ataupun
ditempa dan karena itu baja karbon ini disebut juga baja tempa atau baja mesin atau baja
alat-alat perkakas.
Baja karbon sedang ini mengandung karbon antar 0,30% - 0,60%C. Setiap ton
baja karbon ini mengandung karbon antara 30 – 60 kg. Baja karbon ini banyak
digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian- bagian mesin. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon ini dapat digunakan
untuk hal-hal sebagai berikut :
Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,70% - 1,30% (70 – 130 point)
dan setiap 1 ton mengandung karbon antara 70 – 130 kg. Baja karbon ini banyak
dipergunakan untuk pekerjaan – pekerjaan yang mengalami panas ( heat treartment).
Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, maka baja karbon ini dapat
digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Mengandung kira-kira 0,95% C dipergunakan untuk keperluan pembuatan
pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti paron/landasan, palu/martil, gergaji, dan
alat-alat/pahat-pahat potong.
b. Mengandung karbon 1% - 1,5% dipergunakan untuk keperluan pembuatan
kikir, pisau-pisau cukur, mata-mata gergaji dan bola-bola untuk bantalan bola.
Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan fluida (zat cair) untuk
melakukan gerakan segaris atau putaran. Dalam system hidrolik, fluida digunakan sebagai
penerus gaya. Prinsip dasar hidrolik adalah jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka
tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya (Hukum Archimedes). Bentuk sifat zat cair adalah menyesuaikan terhadap
ruangan yang ditempatinya. Zat cair mempunyai sifat tidak dapat dikompresikan
(incrompressible), beda dengan gas yang bisa dikompresikan.
Seorang ilmuan Francis bernama Pascal menemukan prinsip dasar tentang fluida
yang ada kaitannya dengan cairan sebagai tenaga yang melipat gandakan gaya dan
modifikasi gerakan-gerakan. Pascal mengatakan bahwa :
“ Tekanan yang diberikan pada suatu fluida, akan diteruskan ke segala arah, bekerja
dengan gaya yang sama besar pada luas yang sama dan bergerak kearah tegak lurus
terhadap titik-titik mereka bekerja “
Gambar 2.6.1.1 “ Hukum Pascal” tekanan di alirkan ke segala arah dan sama besar
Tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Tekanan
(P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Maka dapat
didefinisikan sebagai berikut :
𝐹
𝑃 = 2
𝐴 ( N/m )
Dimana :
P = Tekanan ( bar )
F = Gaya ( N )
A = Luas penampang ( m2 )
“ Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar di
dalam wadah suatu jenis zat cair sejenis dalam keadaan seimbang adalah sama “
Pℎ = ρ.g.h
Dimana :
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Identifikasi masalah
Pengumpulan data
Evaluasi Ya
Desain ?
Ya
Analisa perancangan
Selesai
Sumber data – data yang diperoleh dari literatur yang bertujuan untuk menjawab
permasalahan dan memudahkan mendapatkan informasi agar tercapainya sebuah tujuan
Konsep desain yang dibuat harus memenuhi dengan standart material yang sudah
ditetapkan dan mudah dalam pengaplikasiannya. Dari segi material yang digunakan serta
kekuatan meterial yang digunakan..Dalam hal ini konsep desain mengunakan :
Proses kerja memerlukan suatu perencanaan yang benar-benar matang. Hal ini
sangat penting guna menuntun dalam proses kerja, membatasi masalah-masalah apa saja
yang perlu diselesaikan sesuai dengan perencanaan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.Perencanaan yang dibuat yaitu perencanaan yang lebih menekankan pada
kekuatan pada komponen – komponen mesin bending , maka perlu diperhatikan hal- hal
berikut :
a. Analisa bahan
b. Analisa kekuatan poros
c. Analisa kekuatan roller
d. Desain mesin bending
e. Analisa gaya yang dibutuhkan
BAB IV
Desain mesin bending harus sangat diperhatikan, Selain dari pengalaman perhitungan dan analisis
tehnik juga diperhatikan sebagai sarana refrensi. Walaupun dalam pengaplikasiannya nilai teoritik
jarang di praktikan di lapangan.Desain mesin bending ditentukan dari pertimbangan sabagai
berikut :
1 Frame 1 4 SS400
2 Frame 2 2 SS400
3 Frame 3 6 SS400
4 Frame 4 1 SS400
5 Frame 5 2 SS400
6 Frame 6 1 SS400
7 Top plate 4 SS400
8 Frame 7 1 SS400
9 Bottom plate 4 SS400
10 Chanel 1 SS400
11 Base plate ( UCP ) 2 SS400
12 Frame 8 1 SS400
13 Roller 3 S45C
14 Stopper 1 SS400
15 Poros tetap 2 S45C
16 Sprocket 3 SS400
17 Poros geser 1 S45C
18 UCP 6 -
19 Hydrolic 1 -
20 Motor 1 -
21 Bolt M6 x 30 2 -
22 Bolt M8 x 40 3 -
23 Bolt M10 x 80 2 -
24 Bolt M10 x 130 2 -
25 Bolt M14 x 60 2 -
26 Bolt M14 x 140 8 -
27 Chain 1 -
28 Electrical base 1 -
29 Handle 1 Set -
a. Komponen utama
b. Komponen pendukung
c.
Komponen utama adalah komponen yang berperan langsung saat melakukan proses
bending yaiu :
a. Motor listrik
b. Sprocket
c. Poros tetap dan poros geser
d. Roller
e. Inverter
f. Hidroulic
Komponen utama adalah komponen yang tidak berperan langsung saat melakukan proses
bending yaiu :
a. Rangka mesin
b. Pengunci
c. Handle
4.2. Cara Kerja Mesin Bending
Dalam prosesnya mesin bending ini mengunakan motor listrik sebagai motor
penggeraknya dan mengunakan sprocket dan chain untuk mentrasmisikan laju dari motor
listrik. Serta mengunakan hidrolik sebagai sumber tekanan untuk membengkokan
material. Mesin bending ini mempunyai kelebihan di control elektriknya yaitu
mengunakan inverter sebagai pengatur putaran motor, selain sebagai pengatur putaran
motor inverter juga sebagai control utama mesin bending ini.
Pemilihan bahan pada pembuatan mesin bending ini harus benar-benar diperhatikan.
Pembuatan dengan bahan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula, dari segi
kualitas. Komponen-komponen yang terdapat pada mesin bending ini cukup banyak.
Pembahasan pemilihan bahan difokuskan pada komponen yang berpengaruh besar
terhadap tingkat keamanan dan keawetan mesin.
Material yang digunakan untuk proses bending adalah yang berbahan karbon
rendah dimana mempunyai kandungan karbon < 0.3% Yang mempunyai sifat mudah
berubah bentuk dan bagus untuk proses pengerjaan welding, forging, drilling, machining,
cold drawing dan heat treating.
Dalam proses bending mengunakan material standart JIS ( Japanese Industrial Standart ).
JIS G3101 ( 1995 ) SS400 yang mempunyai yield strength 245 Mpa dan tensile strength
400 – 510 Mpa. [9]
4.3.1. Analisa Bahan Rangka Mesin
Pada mesin bending pipa ini , rangka merupakan bagian/komponen yang vital dalam
merancang mesin bending. Pemilihan bahan dasar rangka juga sangat berpengaruh
terhadap hasil pembuatan alat/mesin pengerol pipa. Memilih bahan dasar yang baik dan
kokoh merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Selain konstruksi rangka yang baik
dan kokoh, bahan dasar rangka juga harus kuat dan mampu dikerjakan fabrikasi dan
pemesinan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka untuk bahan dasar rangka dipilih
standard JIS G3101 Grade SS400 spesifikasi hollow bar 3mm x 100mm x 100mm.
Poros adalah sebuah komponen dari mesin bending pipa yang berfungsi sebagai
poros utama untuk memutarkan roller pada saat proses pengerolan pipa. Selain itu, poros
juga berfungsi sebagai penahan beban pada saat proses pengerolan berlangsung, serta
penahan tekanan pada saat dilakukannya proses pengerolan pipa.
Berdasarkan kriteria tersebut maka bahan poros dipilih standard JIS G4051 Grade SS45C
[9]
4.3.3. Analisa Bahan Roller
Pada mesin bending pipa terdapat sebuah komponen yang berperan penting
terhadap proses pengerolan pipa. Komponen tersebut berupa roller yang berfungsi
sebagai dudukan atau tempat pipa untuk proses pengerolan pipa. Dikarenakan
berhubungan langsung dengan pipa pada saat pengerolan, maka untuk bahan dasar dari
roller harus bersifat kuat dan ulet atau mampu puntir dan mampu tekan.
Bahan yang baik untuk membuat roller mempunyai sifat antara lain :
Berdasarkan kriteria tersebut maka bahan poros dipilih standard JIS G4051 Grade SS45C
[9]
4.4. Analisa Komponen – Komponen Mesin Bending
Gaya yang dibutuhkan untuk membengkokkan material benda kerja dapat di peroleh dari
perhitungan di bawah ini. [7]
M 1
b. 2h
σb = I
Dimana :
F.L
= 1
b.h2
3
3 F.L
= b.h2
Karena b = h maka σb =
3 F.L
σb =
b3
σb . b3
F= 3.L ……………………………………………………. ( Rumus 4.1 )
Spesifikasi material yang akan dilakukan analisa adalah hollow bar, maka gaya yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :
M 1
b. 2h
σb = I
1 1
F.� L � . � h �
2 2
= I
1 σb . I 1
F= � L�.� h …………………………………………. ( Rumus 4.2 )
�
2 2
Spesifikasi material yang akan dilakukan analisa adalah hollow bar 50 x 50 x 2500mm
(JIS G3101 – 1995 SS400 ). Maka gaya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus
4.2 sebagai berikut:
1 σb . I 1
F= � L�.� h�
2 2
Dimana :
ℎ = 50 mm = 0,05 m
𝑏 = 50 mm = 0,05 m
𝑏2 = 44 mm = 0.044 m
L = 2500 mm = 2,5 m
I=(1
12 x b4 )
Itotal = I1 - I2
I2 = (
1
I1 = ( 112 x b4 )
12
x 𝑏24 )
=(1
12 x 0,054 ) =( 1
x 0,0444 )
12
= 0,0000005187 m4 = 0,0000003111 m4
I = I1 - I2
= 0,0000005187 – 0,0000003111
= 0,2076 x 10-6 𝑚4
Maka gaya yang dibutuhkan untuk membending material dapat di hitung mengunakan
rumus ( 4.2 ) :
1 σb . I 1
F= � L�.� h�
2 2
Dimana :
F = Beban / Gaya ( N )
I = Momen Inertia ( m4 )
1 σb . I 1
F = � L�.� h�
2 2
F = 10175 N
= 10175 N ≈ 1037,5 kgf
Spesifikasi material yang digunakan adalah JIS G4051 grade S45C. [9]
F
σt =
A
Dimana :
d = 25mm = 0.025m
L = 100mm = 0,1m
F = 10175 N
A = d . L1
= 0,025m . 0,1m
= 0,025 m2
10175 N
σt =
0,025 m2
= 407000 N/m2
= 0,407 Mpa
343 Mpa
= 2
= 171,5 Mpa
Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang
diijinkan σt < σi
4.5.2. Analisa Tegangan Geser Pada Poros
Spesifikasi material yang digunakan adalah JIS G4051 grade S45C tegangan geser
yang terjadi pada poros dapat di hitung dengan :
F
tg =
A
Dimana :
d = 25mm = 0.025m
L = 190mm = 0,19m
F = 10175 N
. d2
A= 4
3,14x0,0252
= 4
= 0,0049 m2
F
tg =
A
10175 N
= 0,0049 m2
= 2.076.531 N/m2
= 2,1 Mpa
ti = ts / v
171,5 Mpa
= 2
= 85,75 Mpa
Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang
diijinkan σt < σi
4.6. Analisa Tegangan Pada Roller
Diketahui :
D = 66 mm = 0,066 m
r = 33 mm = 0,033 m
π = 3,14
F = 10175 N
MB = 2035 N/m
MB . r
σt = 1
64
. π . d4
2035 N/m . 33
=
0,015 . 3,14 . 664
67155 N/m
=
893711
= 0,075 N/m
= 0,000000075 MPa
σB
σi =
v
343 Mpa
= 2
= 171,5 Mpa
Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang
diijinkan σt < σi
Dimana :
r = Jari – jari ( m )
d = Diameter spesimen ( m )
BAB V
5.1. Kesimpulan
Pada perancangan dan pengamatan pada mesin bending pipa ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan data dan penelitian yang dilakukan pada material JIS G3101 : 1995
grade SS400 spesifikasi material yang dilakukan penelitian adalah hollow bar
50mm x 50mm x 2500mm dengan ketebalan 3mm dapat di bending dengan
gaya 10175 N ( 1038 kgf ≈ 1,1 Ton )
b. Tegangan yang terjadi pada poros dan roller aman terhadap tegangan yang
terjadi karena tidak melebihi dari tegangan ijin. Dengan demikian kontruksi
yang dibuat dapat menahan beban yang terjadi.
5.2. Saran
a. Analisa kekuatan rangka mesin saat menerima tekanan saat terjadi proses
bending
b. Analisa daya motor yang dibutuhkan
c. Improvement pada komponen – komponen mesin bending
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Bending
— 7th ed
[5] Sularso dan Suga, K. 2002. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
[6] Vidosic, J. P.: Machine Design Projects (New York: Ronald Press Co., c1957
[7] Strength Of Materials Fifth Edition William A. Nash, Ph.D and Merle C. Potter,
Ph.D.
[8] Buku Ajar Dasar Mekanika Fluida 2010, Adri Maldi Subardjah M.Sc
[9] Handbook of Comparative World Steel Standart ( third edition ) Jhon E. Bringas
[10] Fundamentals of Fluid Mechanics ( sixth edition ) Munson, Young, Okiishi, &
Huebsch