PATARUMAN BANJAR
Universitas Siliwangi
Oleh :
147011106
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PATARUMAN BANJAR
Oleh :
147011106
Pembimbing,
NIDN. 0429077002
Mengetahui, Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-NYA sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat selesai.
Citanduy III Pataruman Banjar” ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di
terlepas dari bimbingan, bantuan, dan doa dari semua pihak. Oleh karena itu,
yang telah membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu
kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa yang tidak
Universitas Siliwangi.
Siliwangi dan juga sebagai Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah
membimbing penulis.
4. Ibu Nina Herlina, M.T. selaku Wali Dosen yang telah membimbing
penulis.
Fauzi dan Adam Marsekal Permana yang telah memberi semangat kepada
penyusun.
2014.
8. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
namun masih terdapat kekurangan dalam penyusunan tersebut. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Tidak lupa
harapan penulis semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
bangunan gedung serta fasilitas publik lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan ekonomi
suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan air atau jalan lalu lintas
biasa. Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem
Jembatan Citanduy III adalah jembatan yang berada pada Kota Banjar,
tepatnya di kecamatan Pataruman. Kota banjar adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kota Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
yakni dengan Kabupaten Cilacap. Banjar menjadi pintu gerbang utama jalur lintas
selatan Jawa Barat. Maka dari itu Pembangunan Jembatan Citanduy III sangat
Citanduy III Pataruman Banjar ini berlangsung mulai tanggal 24 Juli 2017 sd. 24
a. Pembersihan lokasi
dilaksanakan yaitu :
lapangan, meliputi:
pekerjaan struktur.
pemecahannya.
praktek ini.
kerja praktek.
BAB I : PENDAHULUAN
Barat. Sebagai gambaran, lokasi Proyek disajikan dalam bentuk gambar berikut ini:
Perkerasan Lentur. Akses jalan keluar/masuk kendaraan proyek sudah ada, bisa
melalui jalan dadaha maupun Jl. Pataruman dan Jl. Nasional, untuk mobilisasi dan
sebagai berikut:
Rupiah
7. Kontraktor
: PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA
Pelaksana
10. Waktu Pelaksanaan : 240 (Dua Ratus Empat Puluh) Hari Kerja
80-110 m
4. Struktur Bawah
5. Struktur Atas
A. Abutment
terdiri dari :
teknis :
b. Badan Abutment
Data teknis :
c. Head Abutment
Data teknis :
geser D19-100
d. Back Wall
Data Teknis :
geser D13-200
e. Wing Wall
geser D13-150
30 Mpa.
B. Pilar
dari :
teknis :
pada pilar 2
b. Badan Pilar
Data teknis :
Data teknis :
1,20 m
geser D22-150
Data Teknis :
geser D12-150
C. Gelagar
2,10 m untuk bentang 0-40 m dan 40-80 m, dan tinggi 1,70 m untuk bentang
80-110 m.
A. Pelelangan
dikerjakan.
pelelangan/tender.
1. Pelelangan Umum
3. Pelelangan Sederhana
4. Pemilihan Langsung
5. Penunjukan Langsung
Barang/Jasa
6. Pengadaan langsung
berikut:
Teknologi sederhana
Resiko kecil
yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil.
khalayak ramai.
lapangan.
telah ditetapkan.
pelelangan.
pengawasan.
Ditinjau dari sudut pandang pemilik proyek (owner), hal ini erat
proyek tersebut.
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan
peralatan, upah pekerja dan lain-lain, ditambah imbalan jasa yang telah
dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap
berubah.
1. Tahun Tunggal
2. Tahun Jamak
2. Secara Berkala
D. Pekerjaan Persiapan
sudah direncanakan.
para tenaga kerja. Hal ini dilakukan agar ada kesepahaman dan
merasa dirugikan
pembayaran dan harga upah kepada para tenaga kerja. Hal ini
pekerjaan :
o Direksikeet
o Pemberesan Lokasi
pengawas.
jasa maupun lainnya sesuai dengan tujuan. Banyak sedikitnya kegiatan dapat
PT. CIPTA EKA SARANA & CV. MAYA PERSADA PT. BANGUN PILAR PATROMAN
Ket :
: Garis Kontraktural
: Garis Koordinasi
proyek
pekerjaan proyek
direncanakan
telah diberi tugas oleh pemilik proyek untuk membuat suatu perencanaan
owner.
perhitungan konstruksi.
rekayasa teknik lapangan dan rekayasa sesuai dengan dokumen kontrak dan
antara lain :
spesifikasi teknik.
atas :
pekerjaan. Bila data kuantitas diperoleh dari gambar, maka data kualitas
maupun distributor.
a) Biaya Upah
Biaya upah buruh terdiri dari upah langsung dan upah tidak
b) Biaya Peralatan
saat konstruksi.
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Program : Pembangunan Jalan dan Jembatan
Nama Paket : Pembangunan Jembatan Citanduy III
Kota : Banjar
Tahun Anggaran : 2017
Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)
1 Umum 374.216.428,57
3 Pekerjaan Tanah 356.530.033,22
6 Perkerasan Aspal 212.011.537,91
7 Struktur 12.552.055.373,35
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 1.565.144.046,93
(A) Jumlah Harga Pekerjaan (termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 15.059.957.419,98
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 1.505.995.742,00
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 16.565.953.161,98
(D) Dibulatkan 16.565.953.000,00
Enam Belas Milyar Lima Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Ratus
Terbilang :
Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah
telah diselesaikan,
waktu pelaksaaan.
digunakan.
proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Pada Kurva S terdiri
atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik
dapat tercapai.
bersangkutan.
dermaga maupun proyek lainnya, secara umum tidak banyak berbeda. Besar
disiapkan pada saar tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
tersebut.
3.1.Data Perencanaan
1) Data Jembatan :
2) Spesific Gravity :
b1 0.64 h1 0.07
b2 0.80 h2 0.13
b3 0.30 h3 0.12
b4 0.20 h4 1.65
b5 0.25 h5 0.25
b6 0.70 h6 0.25
h 2.10
270
(100% UTS)
untaian/tendon
(100% UTS)
L/4 = 10 m
s = 1.85 m
12 * ho = 2.40 m
Beff = n * Be = 1.31 m
lokasi jembatan.
ho = 0.20 m
Beff = 1.20 m
ya = h - yb = 1.088 m
Ib = Σ A*y + Σ Io = 1.18438 m4
Ix = Ib - A * yb2 = 0.41399 m4
Wa = Ix / ya = 0.38049 m3
Wb = Ix / yb = 0.40910 m3
Data :
- Ukuran diafragma :
o Tebal = 0.20 m
o Lebar = 1.65 m
o Tinggi = 1.65 m
- Jumlah diafragma, n =8 bh
- Panjang bentang, = 40 m
Jenis
Lebar Tebal Luas Berat Beban Geser Momen
Beban
No b h A sat w QMS VMS MMS
Berat
(m) (m) (m) (kN/m3) (kN/m) (kN) (kNm)
Sendiri
Balok
1 19.184 383.673 3836.730
prategang
2 Plat lantai 1.85 0.20 0.370 25.00 9.250 185.000 1850.000
3 Deck slab 1.25 0.07 0.088 25.00 2.188 43.750 438.000
4 Diagfragma 3.403 68.063 680.625
Total : 34.024 680.484 6804.855
Beban mati tambahan (superimposed dead load), adalah berat seluruh bahan
yang menimbulkan suatu beban pada girder jembatan yang merupakan elemen non-
berupa :
(overlay)
Jenis
Lebar Tebal Luas Berat Beban Geser Momen
Beban
No b h A sat w QMS VMS MMS
Berat
(m) (m) (m) (kN/m3) (kN/m) (kN) (kNm)
Sendiri
Aspal
1 1.85 0.05 0.093 22.00 2.035 40.700 407.000
beton
2 Air hujan 1.85 0.025 0.046 9.80 0.453 9.065 90.650
Total : 2.488 49.765 497.650
Load) UDL, dan beban garis (Knife Edge Load) KEL, seperti terlihat pada gambar.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
sebagai berikut :
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L = 3.788 kN
jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung
dengan rumus :
Dengan :
Panjang balok, L = 40 m
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi
tanah
Setempat
energi
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
untuk
Wt = Berat total struktur yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
= PMS + PMA
Untuk lokasi di wilayah gempa 4 di atas tanah sedang, dari kurva diperoleh koefisien
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton prategang penuh,
S = 1.3 * F
F = faktor perangkaan,
= 0.10
Diambil, Kv = 0.10
Kode M
No Jenis Beban Q (kN/m) P (kN) Keterangan
beban (kNm)
1 Berat balok balok 19.200 - - Beban merata, Qbalok
2 Berat plat plat Beban merata, Qplat
prategang balo 9.250 - -
3 Berat sendiri MS
p 34.024 - - Beban merata, QMS
k
4 Mati MA 2.488 - - Beban merata, QMA
l
Beban merata, QMA
5 tambahan
Lajur "D" TD
a 12.950 113.960 -
dan terpusat, P TD
t
6 Gaya rem TB - - 75.763 Beban momen, MTB
7 Angin EW 1.008 - - Beban merata, QEW
8 Gempa EQ 3.867 - - Beban merata, QEQ
Momen maksimum akibat beban balok, Mbalok = 1/8 * Qbalok * L2 = 3836.73 kNm
Momen maksimum akibat berat plat, Mplat = 1/8 * Qplat * L2 = 1850 kNm
10000
M (kNm) 8000
KOMB-1
6000
KOMB-2
4000 KOMB-3
2000 KOMB-4
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X (m)
1000
800
V (kNm)
KOMB-1
600
KOMB-2
400 KOMB-3
KOMB-4
200
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X (m)
500 beton, =
Section properties :
Wa = 0.38049 m3
Wb = 0.40910 m3
A = 0.75230 m2
270
½” )
(100% UTS)
untaian/tendon
(100% UTS)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :
luasan :
A = π / 4 *D2 = 0.00013 m2
Digunakan tulangan : 12 D 13
Digunakan tulangan : 10 D 13
Digunakan tulangan : 14 D 13
Eksentrisitas, es = 0.874 m
Zo = yb – es = 0.138 m
ns * Zo = n1 * a + n2 * (a + yd)
> 25 mm (OK)
Y = 4 * f * X / L2 * (L - X) Dengan, f = es
dY/dX = 4 * fi * ( L – 2 * X) / L2
(dY/dX)
L = 40.00 m f1 = 1.302 m f4 =
0.250 m
fo = e s = 0.87445 m f2 = 1.051 m
yb = 1.012 m f3 = 0.651 m
Po = 9651.41 kN
beton
(strand)
prategang =
beton
Pt :
∆ pe = ∆σpe * At = 527.83 kN
Lmax = √ ( ∆L * Es * At / m ) = 8.33 m
P'max = Po - ∆P / 2 = 9331.77 kN
∆εsu = εb * kb * ke * k p
kering
diperoleh :
εb = 0.0006
(water cement
kb = 0.905
A = 0.7523 m2
luar,
K = 5.700 m
em = 2 * A/K = 0.264 m
ke = 0.734
memanjang
non prategang
∆εsu = εb * kb * ke * kp = 0.00039816
Pi = Px - ∆P e = 8341 kN
M b a l ok E ba l ok
3836.73 kNm 3.567E+07 kPa
= =
Wa = 0.38049 m 3 e s = 0.87445046 m 3
Wb = 0.40910 m 3 A= 0.7523 m
f b = - P i / A - P i *e s / W b +
-19537.78 kPa
M b a l ok /W b =
ε c r = ( f c / E ba l ok ) * k b * k c * k d * k e * k t n
diperoleh : k c = 3
sebagai berikut :
T :
t = 28 hari
T = 27.5°C
fc = fb = 19537.78 kPa
creep :
∆P = (∆sc + σr ) * At = 1128.01 kN
Peff = Pi - ∆P = 7213.00 kN
30 %) OK
f p = P e ff /A t = 1045363 kPa
10000
Gaya (kN)
9000
8000
7000
6000
Pj Po Px Pi Peff
Loss of prestress
kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak boleh melampaui nilai berikut :
0.80 fc'
0.80 fc'
0.50 * √ fc'
Tegangan serat bawah, fcb = -Peff/A – Peff *es/Wb+ Mbalok+plat/Wb = -11097 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MMS / Wac = -9673 KPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMS / W'ac = 7700 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MMS / Wbc = 13018 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MMA / Wac = -707 KPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMA / W'ac = 563 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MMA / Wbc = 952 kPa
Gaya internal yang timbul akibat susut (menurut NAASRA Bridge Design
kc = 3 Wac = 0.70345 m3
∆εsu = εb * kb * ke * kp = 0.0003982
cf = kb * kc * kd * ke * (1 - ktn) = 1.49540
Tegangan beton di serat atas plat : fca = Ps/Ac - Ps * e'/Wac = -335 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ca = Ps/Ac - Ps * e'/W'ac = -86 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok: fcb = Ps/Ac + Ps * e'/Wbc = 2524 kPa
dengan persamaan :
σ1 = Tegangan pada balok komposit pada kondisi akhir setelah loss of prestress
Pj = 8341 kN Ac = 1.01501 m2
σ2 σ1 σcr
(1 – e-cf)
(kPa) (kPa) (kPa)
Tegangan beton di serat atas plat, fca = -2513 -1641 -871 0.77584 -676
Tegangan beton di serat atas balok, f'ca = -3336 -285 -485 0.77584 -376
Tegangan beton di serat bawah balok, fcb = -11980 -15554 -3575 0.77584 -2773
f'ca =
Tegangan beton di serat bawah balok, kPa
2524 kPa
-2773 -249 kPa
Tegangan beton di serat atas plat : fca = -Peff/Ac +Ps *e's/Wac = 5572 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ca = -Peff/Ac+ Ps*e's/W'ac = 3099 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MTD / Wac = -5302 KPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MTD / W'ac = -4220 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MTD / Wbc = 7135 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MTB / W'ac = -86 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MTB / Wbc = 145 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MEW / Wac = -287 KPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MEW / W'ac = -228 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MEW / Wbc = -386 kPa
Ac = 1.01501 m2
Wac = 0.70345 m3
W’ac = 0.88371 m3
Wbc = 0.52273 m3
Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MEQ / Wac = -1038 KPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MEQ / W'ac = -826 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MEQ / Wbc = 1397 kPa
Perbedaan temperatur, ∆T = 15 ºC
atas
bawah
Temperatur Lengan
terhadap
Lebar Tebal Luas (Ta + Gaya Momen
Atas Bawah titik berat Zi
No b h At Tb)/2 Pt MPt
Ta Tb ( penampang (m)
(m) (m) (m2) ( ºC) (kg) (kg-cm)
(ºC) ºC) balok
komposit
0 1.18 0.20 0.2367 15.0 10.0 12.50 1260.8 z0 = yac-ho/2 0.88 1110.2
z1 = yac-ho- 0.75 124.08
1 0.64 0.07 0.0448 10.0 9.3 9.65 166.44
h1/2
z2 = yac-ho- 0.65 223.57
2 0.80 0.13 0.1040 9.3 8.0 8.65 346.35
h1-h2/2
z3 = yac-ho- 0.52 53.385
3 0.30 0.12 0.0360 8.0 6.8 7.40 102.56
h1-h2-h3/2
z4 = yac-ho- 0.16 40.710
4 0.20 0.85 0.1700 8.0 0.0 4.00 261.80
h1-h2-h'4/2
ΣPt = 2138.03 kN ΣMpt = 1551.95
Eksentrisitas, ep = ΣMpt / ΣPt = 0.726 m
plat :
balok :
KOMBINASI PEMBEBANAN
Aksi / Beban Simbol
1 2 3 4 5
A. Aksi Tetap
Berat sendiri MS √ √ √ √ √
Beban Mati MA √ √ √ √ √
Susut dan Rangkak SR √ √ √ √ √
Tambahan
Prategang PR √ √ √ √ √
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" TD √ √ √ √
Gaya Rem TB √ √ √ √
C. Aksi
Pengaruh ET √ √
Lingkungan
Beban Angin EW √ √
Temperatur
Beban Gempa EQ √
3.17.1. Kontrol Tegangan Terhadap Kombinasi-1
Tegangan beton di serat bawah balok : f bc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman
(OK)
3.17.3. Kontrol Tegangan Terhadap Kombinasi-3
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman
(OK)
< fc'
fac -9673 -707 -1011 5572 -5302 -108 -1628 -287 -13144
(AMAN)
< fc'
f'ac -7700 -563 -462 3099 -4220 -86 -2078 -228 -12238
(AMAN)
< fc'
fbc 13018 952 -249 -22858 7135 145 -1028 38 -2500
(AMAN)
Tegangan beton di serat bawah balok : f bc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)
Tegangan beton di serat bawah balok : f bc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)
Untuk berbagai kombinasi beban tidak terjadi tegangan tarik pada balok
yb = 1.012 m
ra = a 1 / a
rb = b 1 / b
sengkang :
sengkang : =
diperlukan :
Angkur Angkur
hidup VSL mati VSL Pj Pbta Ara Jumlah
NO a1 a
ra Sengkan
CABLE Sc Dim P Dim (kN) (mm) (mm) (kN) (m2) g
(Ton) (mm) (Ton) (mm)
Eksentrisitas tendon :
e = Y = 4 * f * X / L2 * (L - X)
α = ATAN [ 4 * f * ( L – 2 * X ) / L2 ]
fv = Vr * Sx / ( b * Ix )
atau Wb = 0.409099 m3
Persamaan (7') : fb = - Px / A + Px * e / Wb - M / Wb
KOMBINASI - III Pers.(1) Pers.(3) Pers.(4) Pers.(5) Pers.(6) Pers.(7) Pers.(8) Pers.(9)
X Pers.(2)
(m) Momen M Geser V e α Px Pv Vr fv fa γ as
(kNm) (kN) (m) (rad) (kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (rad) (m)
0.00 0.00 1068.28 0.0000 0.0872 7185.58 628.34 439.94 905.71 -9551.48 -0.0937 0.0497
1.00 1082.60 1017.81 0.0853 0.0829 7188.24 597.15 420.66 866.03 -10789.59 -0.0796 0.0693
2.00 2112.80 967.34 0.1661 0.0785 7190.77 565.92 401.42 826.42 -11971.30 -0.0686 0.0935
3.00 3090.30 916.87 0.2427 0.0742 7193.16 534.66 382.21 786.88 -13096.00 -0.0598 0.1232
4.00 4015.30 866.40 0.3148 0.0698 7195.41 503.36 363.04 747.40 -14164.38 -0.0526 0.1597
5.00 4887.80 815.93 0.3826 0.0655 7197.54 472.04 343.89 707.97 -15176.58 -0.0465 0.2042
6.00 5707.80 765.46 0.4460 0.0611 7199.52 440.69 324.77 668.61 -16132.76 -0.0413 0.2586
7.00 6475.10 714.99 0.5050 0.0568 7201.38 409.32 305.67 629.29 -17032.52 -0.0369 0.3252
8.00 7190.00 664.52 0.5596 0.0524 7203.09 377.92 286.60 590.02 -17876.78 -0.0330 0.4074
9.00 7852.30 614.05 0.6099 0.0481 7204.67 346.51 267.54 550.80 -18665.13 -0.0295 0.5095
10.00 8462.10 563.58 0.6558 0.0437 7206.12 315.07 248.51 511.62 -19397.95 -0.0264 0.6378
11.00 9019.30 513.11 0.6974 0.0393 7207.42 283.61 229.50 472.47 -20075.07 -0.0235 0.8008
12.00 9524.00 462.64 0.7345 0.0350 7208.59 252.14 210.50 433.36 -20696.84 -0.0209 1.0117
13.00 9976.10 412.17 0.7673 0.0306 7209.62 220.66 191.51 394.28 -21263.08 -0.0185 1.2898
14.00 10375.70 361.70 0.7957 0.0262 7210.52 189.16 172.54 355.22 -21774.12 -0.0163 1.6662
15.00 10722.80 311.23 0.8198 0.0219 7211.28 157.65 153.58 316.18 -22230.03 -0.0142 2.1919
16.00 11017.30 260.76 0.8395 0.0175 7211.90 126.13 134.63 277.17 -22630.60 -0.0122 2.9560
17.00 11259.30 210.28 0.8548 0.0131 7212.38 94.60 115.68 238.15 -22976.13 -0.0104 4.1270
KOMBINASI - III Pers.(1) Pers.(3) Pers.(4) Pers.(5) Pers.(6) Pers.(7’) Pers.(8’) Pers.(9’)
X Pers.(2)
(m) Momen M Geser V e α Px Pv Vr fv fa γ as
(kNm) (kN) (m) (rad) (kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (rad) (m)
0.00 0.00 1068.28 0.0000 0.0872 7185.58 628.34 439.94 905.71 -9551.48 -0.0937 0.0497
1.00 1082.60 1017.81 0.0853 0.0829 7188.24 597.15 420.66 866.03 -10703.24 -0.0802 0.0682
2.00 2112.80 967.34 0.1661 0.0785 7190.77 565.92 401.42 826.42 -11802.54 -0.0696 0.0909
3.00 3090.30 916.87 0.2427 0.0742 7193.16 534.66 382.21 786.88 -12848.80 -0.0609 0.1186
4.00 4015.30 866.40 0.3148 0.0698 7195.41 503.36 363.04 747.40 -13842.66 -0.0538 0.1525
5.00 4887.80 815.93 0.3826 0.0655 7197.54 472.04 343.89 707.97 -14784.26 -0.0477 0.1938
6.00 5707.80 765.46 0.4460 0.0611 7199.52 440.69 324.77 668.61 -15673.75 -0.0426 0.2441
7.00 6475.10 714.99 0.5050 0.0568 7201.38 409.32 305.67 629.29 -16510.75 -0.0380 0.3056
8.00 7190.00 664.52 0.5596 0.0524 7203.09 377.92 286.60 590.02 -17296.12 -0.0341 0.3814
9.00 7852.30 614.05 0.6099 0.0481 7204.67 346.51 267.54 550.80 -18029.48 -0.0305 0.4755
10.00 8462.10 563.58 0.6558 0.0437 7206.12 315.07 248.51 511.62 -18711.18 -0.0273 0.5934
11.00 9019.30 513.11 0.6974 0.0393 7207.42 283.61 229.50 472.47 -19341.06 -0.0244 0.7434
12.00 9524.00 462.64 0.7345 0.0350 7208.59 252.14 210.50 433.36 -19919.45 -0.0217 0.9371
0 49.74 49.74 50
1 69.25 68.16 50
2 93.47 90.86 50
3 123.24 118.65 100
4 159.67 152.52 100
5 204.17 193.77 150
6 258.55 244.08 150
7 325.22 305.63 150
8 407.42 381.41 150
9 509.55 475.46 150
10 637.76 593.43 200
11 800.82 743.36 200
12 1011.66 937.12 200
13 1289.83 1192.66 200
14 1666.23 1538.34 200
15 2191.88 2020.98 250
16 2955.96 2722.46 350
17 4127.03 3797.51 250
18 6050.96 5563.59 250
19 9544.50 8770.47 250
20 16927.41 15547.57 250
Tegangan geser horisontal akibat gaya lintang pada penampang yang ditinjau
Sx = b=eff * h0 * ( yac - h0 / 2 )
bv = lebar bidang gesek ( = lebar bidang kontak antara plat dan balok )
Ast = ns * As
fs = 0.578 * fy
h0 = 0.20 m
bv = 0.64 m
Ixc = 0.68974 m4
kf = 1
2
As = π / 4 * D2 = 0.00013 m
Ast = ns * As = 0.00027 m2
KOMB-I KOMB-II KOMB-III KOMB-I KOMB-II KOMB-III KONTROL KOMB-I KOMB-II KOMB-III Diambil
X Jarak
Vi Vi Vi fv fv fv fvI = as as as
(cm)
(kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (kPa) 2490 (m) (m) (m) shear
0.00 1048.12 1066.39 1068.28 548.00 557.55 558.54 fvi (aman) 0.14 0.14 0.14 conect.(mm)
100
1.00 998.66 1015.91 1017.81 522.14 531.16 532.15 fvi (aman) 0.15 0.15 0.15 100
2.00 949.19 965.44 967.34 496.28 504.77 505.77 fvi (aman) 0.16 0.15 0.15 100
3.00 899.73 914.97 916.87 470.42 478.38 479.38 fvi (aman) 0.17 0.16 0.16 100
4.00 850.27 864.50 866.40 444.56 452.00 452.99 fvi (aman) 0.18 0.17 0.17 100
5.00 800.81 814.03 815.93 418.70 425.61 426.60 fvi (aman) 0.19 0.18 0.18 100
6.00 751.35 763.56 765.46 392.84 399.22 400.21 fvi (aman) 0.20 0.20 0.19 150
7.00 701.88 713.09 714.99 366.97 372.83 373.83 fvi (aman) 0.21 0.21 0.21 150
8.00 652.42 662.62 664.52 341.11 346.45 347.44 fvi (aman) 0.23 0.23 0.22 150
9.00 602.96 612.15 614.05 315.25 320.06 321.05 fvi (aman) 0.25 0.24 0.24 150
10.00 553.50 561.68 563.58 289.39 293.67 294.66 fvi (aman) 0.27 0.27 0.26 150
11.00 504.03 511.21 513.11 263.53 267.28 268.28 fvi (aman) 0.30 0.29 0.29 200
12.00 454.57 460.74 462.64 237.67 240.89 241.89 fvi (aman) 0.33 0.32 0.32 200
13.00 405.11 410.27 412.17 211.81 214.51 215.50 fvi (aman) 0.37 0.36 0.36 200
14.00 355.65 359.80 361.70 185.95 188.12 189.11 fvi (aman) 0.42 0.41 0.41 200
15.00 306.19 309.33 311.23 160.09 161.73 162.72 fvi (aman) 0.49 0.48 0.48 200
16.00 256.72 258.86 260.76 134.22 135.34 136.34 fvi (aman) 0.58 0.58 0.57 250
17.00 207.26 208.39 210.28 108.36 108.96 109.94 fvi (aman) 0.72 0.72 0.71 250
L= 40.00 m
3.19.1.2. Lendutan Pada Keadaan Awal (Transfer)
Pt1 = 8453 kN
δ = 5/384* (-Qpt1 + Qbalok)*L4 / (Ebalok * Ix) = -0.040 m Ke atas < L/240 (OK)
Peff = 7213 kN
δ = 5/384* (-Qeff + Qbalok)*L4 / (Ebalok * Ix) = -0.028 m Ke atas < L/240 (OK)
Peff = 7213 kN
δ = 5/384* (-Qeff + Qbalok)*L4 / (Ebalok * Ix) = -0.007 m Ke atas < L/240 (OK)
δ = 5/384* (-Qeff + Qbalok)*L4 / (Ebalok * Ix) = -0.019 m Ke atas < L/240 (OK)
Section Properties :
Lendutan pada balok setelah plat lantai selesai dicor (Beton muda) δ1 = -0.007 m
Lendutan pada balok setelah plat lantai dan balok menjadi komposit δ2 = -0.019 m
Ke atas
ke bawah
Mutu beton : K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K/10 = 41.5 MPa
Kuat leleh baja prestress (fps) pada keadaan ultimit, ditetapkan sebagai berikut :
β1 harus ≥ 0.65
Kuat tekan beton, fc’ = 41500 Kuat leleh baja prategang, fps = 1264000 kPa
kPa
Cc = T s
yi = Jarak pusat berat penampang tekan beton terhadap pusat berat baja
prestress
P = A * E * ∆ε * [( 1 - e-cf) /
Gaya internal akibat susut : 973.70 kN
cf ] =
Ast = MS = - Ps * e'
Momen akibat susut, -857.83 kNm
=
Gaya prategang
Peff = 7213 kN Eksentrisitas tendon, e’s = 0.874451 m
efektif :
pelaksanaannya dari setiap pekerjaan berjalan secara efisien dan sistematis, yaitu
item pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan item mana yang
harus melanjutkannya.
hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang
struktur atas (up structure) dan struktur bawah (sub structure) dimana dalam setiap
harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan agar dapat tercapai hal-hal sebagai
berikut :
Pada pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana
dan prasarana. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur letak bangunan-
berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun.
dari :
Direksi keet dapat berupa bangunan darurat yang terbuat dari tiang
2. Mobilisasi Peralatan
proyek, dan untuk seluruh pekerjaan dan operasi lainnya yang harus
kontrak.
awal.
pekerjaan.
dan bisa diperoleh dari sumur, PDAM atau sumber air lainnya.
4.1.2.3.Pelaksanaan di Lapangan
pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung oleh konsultan pengawas dan
gambar-gambar kerja dan spesifikasi teknik umum dan khusus yang telah tercantum
dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti
perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yangdicapai akan sempurna
survey tersebut.
peralatan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan proyek serta sasaran yang
diinginkan dalam waktu dan biaya yang optimal. Hal ini dapat mempermudah
pompa dan lengan untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-
2. Excavator
sempurna
4. Dump Truck
sebaliknya.
6. Bucket Concrete
curah siap pakai (Ready Mix Concrete) yang befungsi untuk mengangkut
8. Dozer-Excavator
fungsi excavator biasa, fungsi kedua pada bagian dozer yaitu untuk
menggetarkan beton ada saat pengecoran agar beton daat mengisi seluruh
berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun
beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.
14. Trolley
material.
1. Besi Beton
2. Beton Decking
yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang
baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik
ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang
tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan
Konsultan proyek
lapangan
kontrak
mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar
gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit
gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai
laporan akhir.
adalah tentang pekerjaan yang dilaksanakan dan dialami penulis selama kerja
antara lain :
adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi abutment. Pekerjaan galian harus
dilaksanakan hingga garis, ketinggian dan elevasi yang telah ditentukan dalam
gambar atau ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan galian tanah maupun
batu yang telah selesai dan terbuka terhadap air permukaan harus cukup rata dan
harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari
memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah
diinginkan.
Vibratory Roller
truck.
batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian
abutment
ujung pilar-pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin,
kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatan dan juga berfungsi
menggunakan mutu beton f’c 10 MPa untuk lantai pondasi abutment dan mutu
Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini dipukul, di bor atau di
a. Persiapan
pengerjaannya.
5) Melakukan pengukuran :
tanah.
b. Pelaksanaan
cetak harus diberikan perincian dan data secara jelas pada sisi
sambungan.
pancang.
Pancang
meliputi:
a) Mixing
batching plant
b) Loading
batching plant
c) Transporting
d) Checking
e) Sampling
silinder
bucket.
g) Compacting
perlahan
retakan kecil.
vibrator :
menyebabkan segregasi.
h) Finishing
Tahapan perapihan
i) Curing
pengecoran.
minimal 36 jam
abutment.
Gambar 4.32 Proses pengecoran wing wall dan back wall abutment
yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan. Oprit bisa terdiri atas
timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk membuat oprit berdiri kokoh, maka
dibuatlah tembok penahan tanah yang berfungsi menjaga kestabiltas lereng oprit
tersebut.
penggunaannya yaitu :
sebagai berikut :
AASHTO T 193.
lebih besar dari 1,25 bila diuji dengan AASHTO T 258, tidak
sebagai berikut :
terdiri dari bahan tanah berpasir (sandy clay) atau padas yang
1) Steaking out
adalah dari posisi awal P0 laning jembatan dengan lebar 1-3 meter kearah
kemudian ditanam patok sisi luar dan sisi dalam tembok penahan
tanah untuk oprit. langkah berikutnya menentukan elevasi atas oprit yang
tembok penahan tanah tersendiri. karena gaya lateral dan gravitasi tanah
yang sama dengan abutment yaitu menahan dan memikul beban struktur atas
jembatan. Pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada
di antara abutment.
menggunakan mutu beton f’c 10 MPa untuk lantai pondasi pilar dan mutu beton f’c
1. Pekerjaan Cofferdam
mix.
terlindung dari arus air sungai. Sheet pile dibuat lancip pada ujung
pembesian.
abutment, yaitu :
a. Mixing
b. Loading
d. Checking
e. Sampling
f. Concreting
g. Compacting
h. Finishing
i. Curing
minimal 36 jam
sebagai tumpuan girder, dan back wall pada pilar berfungsi sebagai
abutment.
dengan PCU girder atau box girder. Berat PCI girder relatif lebih
a. Tahap Pelaksanaan
1) Crawler Crane
telah disediakan.
telah siap untuk di erection dari stock yard menuju lokasi pier
3) Roller skate
belok) maka Roller skate harus dilengkapi dengan dua buah rell.
kestabilan rell maka plat baja yang berfungsi sebagai alas rell di
las dengan rel nya. Roller skate juga dilengkapi dengan bantalan
4) Winch manual
5) Jack hidrolik
PCI Girder satu demi satu setiap pergerakan jack hidrolik nya.
adalah ± 10mm).
terhadap piston jack terjadi aus apa tidak, kontrol terhadap dust
6) Peralatan Pembantu
hidrolik.
2. Stressing Girder
lainnya
d) Menginstalasi strand
stressing
wedge plate
girder.
roller skate
3. Erection Girder
sebagai dasar untuk membandingkan kemajuan proyek. Suatu proyek tidak akan
jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek harus dilakukan terus
perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien
antara lain :
serta mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuain bila terjadi
penyimpangan.
pada standar dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan
Pengendalian dalam setiap proyek harus selalu ada dan harus diutamakan
dilapangan.
selanjutnya.
Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan
akan menghasilkan mutu pekerjan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dikontrak.
melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi Kontraktor.
Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standart dan
bangunan tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan.
dan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pekerjaan beton, besi,dan bata, serta campuran spesi, yang merupakan bagian
pekerjaan beton bertulang untuk pekerjaan struktur dan untuk pekerjaan finishing
approval material yang telah disetujui oleh pemilik, serta campuran spesi yang
sesuai spesifikasi. Dan tidak kalah pentingnya pengawasan terhadap gambar kerja.
c. Gambar Kerja
kontrak.
meliputi:
Uji Slump
Gambar Tender
(shop drawing).
pemeriksaan.
Pada pengawasan terhadap shop drawing ini terdapat tiga parameter yang
Approved
pelaksanaan dilapangan.
Approved as note
Not Approved
kedalam lapangan.
diawasi dan diperiksa secara kontinu dengan jalan membuat dan menerima
benda uji yang diambil dari campuran beton. Dimana bentuk dan ukuran dari
benda uji yang akan dipergunakan dapat mempengaruhi kekuatan tekan dari
beton.
Penggunaan beton pada proyek ini adalah beton siap pakai (ready
kekentalan adukan beton ke dalam kubus atau silinder untuk diperiksa kekuatan
beton terhadap gaya tekan. Sebagai perbandingan kekuatan tekan pada berbagai
benda uji.
Citanduy III
Uji Slump
terhadap mutu beton antara lain dengan metode slump test. Adapun
Apabila terjadi hasil slump test dari adukan yang tidak sesuai dengan
ukurannya.
diulang.
secara keseluruhan harus menghasilkan ikatan yang baik dengan semen dan air
beton yang dinginkan serta sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada.
Agregat Halus
NI-2 adalah :
1. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang tajam dan
syarat berikut :
dan 95 % berat.
proyek adalah:
Agregat Kasar
desintegrasi alami dari batuan - batuan atau berupa batu pecah yang
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan
98 % berat.
berat.
b. Apabila benda uji memiliki diameter < 15 mm, gaya tarik maksimum
lebih kecil dari kapasitas mesin tarik, maka benda uji yang digunakan
c. Apabila benda uji memiliki diameter > 15 mm, gaya tarik maksimum
melebihi kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji
Syarat dan ketentuan menurut SNI- 03 – 1792 – 2002 adalah sebagai berikut:
a. Bebas dari kotoran, lapisan lemak minyak,karat dan tidak cacat (retak-
terpisah.
Untuk mendapat jaminan atas kualitas baja tulangan yang diminta, maka
disamping harus adanya sertifikat dari pabrikan (melalui suplier) juga harus
terdapat sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
a. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis
Indonesia.
d. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
mengeras jika dicampur dengan air dan merupakan bahan utama dalam
b. Pengikatan awal baru dimulai satu jam setelah dicampur dengan air.
pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
c. Semen harus dalam keadaan yang belum mulai mengeras jika ada
hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai
dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang
a. 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari addukan Air yang
tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton kecuali ketentuan
c. Hasil pengujian pada umur dengan air yang tidak dapat diminum harus
uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum (menggunakan spesimen
1982 Ps 2.3).
beton (asam-asam, zat organik, dsb) lebih dari 15 g/lt (PUBI – 1982 Ps
2.4).
asam, alkali, garam - garam, bahan-bahan organis atau bahan - bahan lain
yang dapat merusak beton dan baja Tulangan (PUBI 1971 Ps 1).
yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan
tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan
dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai
berjalan.
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan
dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama
proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada
proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.
karena ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau dapat sama sekali
Sehubungan dengan itu, program menghemat biaya proyek wajib menjadi bagian
yang lebih baik, dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan
biaya yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang
telah dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis
menyajikan beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar chart. Jumlah biaya yang
yang dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar
kerja sebelumnya dan dibuat secara parallel tanpa mengabaikan cash flow dari
biaya. Bar chart dilengkapi dengan kurva S untuk membandingkan antara lamanya
Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap
biaya yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya yang telah
prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat
diketahui apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
kemungkinan:
pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalmnya
dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu
kerangka target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu,
Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunnakan bar chart dan
waktu dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu pelaksanan dititik beratkan pada
jenis pekerjaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi
Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar dimana selain
jumlah kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan
tidak mungkin lagi diolah dalam pikirran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi
rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan
persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang
sebelumnya.
spesifikasi proyek.
5.1.Simpulan
Jembatan Citanduy III. Dalam pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa dituntut untuk
bisa turun langsung ke lapangan dan belajar berinteraksi langsung dengan pihak-
pihak yang ikut serta dalam pembangunan proyek tersebut. Selain mendapatkan
Jembatan Citanduy III dengan waktu efektif kurang lebih 3 bulan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
pelaksanaan.
agar setiap pekerjaan yang dilaksanakan sesuai mutu, waktu, dan biaya
yang direncanakan.
kelancaran pekerjaan.
keterlambatan pekerjaan.
Struyk, H. J., dan Veen K. H. C. W., 1984, Jembatan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Nasional.
https://rengkodriders.wordpress.com/2011/11/09/macam-macam-alat-berat-dan-
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan.
http://lismaneng.blogspot.com/2016/04/metode-pelaksanaan-pemancangan-tiang.
Tistogondo, J. 2004. Studi Efektivitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI
Girder dengan Metode Crawler Crane dan Roller Skate Jembatan Suramadu
Surabaya.
November 2017