Disusun oleh:
2018013070
Disusun oleh :
ARNOLDUS ARJUNA TEMALURU
2018013070
NIY : 7908266
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
menyusun laporan kerja praktek Proyek Pembangunan Peningkatan Jalan dan
Jembatan Ruas Pandanan – Candirejo.
Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademis dalam menyelesaikan pendidikan program studi strata satu (S1) bagi
mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa. Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk dapat mengenal dan
mengerti hal-hal dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan dan
dapat membandingkan serta menghubungkan dengan teori-teori yang telah
didapat di perkuliahan. Apa yang telah didapat oleh penulis selama 60 hari kerja
melaksanakan kerja praktek ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pelaksanaan suatu proyek.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, atas segala
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama kerja praktek sampai
tersusunnya laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua saya yang senantiasa selalu memberikan sokongan dan
do’a
yang tiada henti.
2. Bapak Drs. H. Pardimin. M.Pd., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan wadah dan
dukungan kepada jurusan Teknik Sipil.
3. Bapak Dr.Ir Iskandar Yasin, S.T.,M.T.CIPM.,IPM selaku Dekan Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
4. Bapak Widarto Sutrisno, S.T.M.T selaku Kepala Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
5. Bapak Dimas Langga Chandra, S.T., M.Eng selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek yang telah membimbing saya serta memberikan masukan-masukan yang
berguna bagi saya.
6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
iii
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
7. Pihak PT. PERWITA KONSTRUKSI yang telah menerima dan
membantu saya dalam menyelesaikan Kerja Praktek pada Proyek
Pembangunan Jalan dan Jembatan Ruas Tawang-Ngalang Segmen V.
8. Rekan-rekan jurusan Teknik Sipil Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan
kerja
praktik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1,375 km dengan penanganan lebar jalan dari 4 meter menjadi 7,5 meter,
pekerjaan mencakup peningkatan struktur Jalan dan Box Culvert.
Pada laporan kerja praktik ini akan menjelaskan keseluruhan proses
pekerjaan proyek jalan Tawang-Ngalang Sagmen V di Gunungkidul secara umum,
namun penulis secara spesifik mengamati yaitu, Pekerjaan pelaksanaan Lapis
Pondasi Agregat dan aspal meliputi pekerjaan penghamparan material, pekerjaan
pemadatan pada pekerjaan proyek jalan Tawang-Ngalang Sagmen V di
Gunungkidul.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktik Proyek Pembangunan
Ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen V yaitu :
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus di tempuh
sebagai persyaratan akademis di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta.
2. Untuk memantapkan kemampuan dan keterampilan serta pengambilan data
lapangan untuk dianalisis dan disajikan dalam tulisan laporan akhir kerja
praktek dan menambah pengetahuan dan pengalaman kerja.
3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pemadatan Agregat A khususnya
pada Pekerjaan Proyek Jalan Tawang-Ngalang Sagmen V di Gunungkidul
1.2.1. Tujuan Proyek
Tujuan dari Pembangunan Ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen V
adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah mobilitas transportasi masyarakat.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktik
Kerja praktik mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan proyek dan penerapan metode
kerja di lapangan pada lapis pondasi agregat Kelas A
2. Mendapatkan pengalaman kerja, melatih serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi antara peserta Kerja Praktik dengan para pengelolah proyek
yang di harapkan bisa di ambil manfaatnya dalam lapangan pekerjaan yang
2
sesungguhnya.
3
3. Mengaplikasikan antara teori yang di dapat di bangku kuliah dengan
pelaksanaan langsung yang terjadi di lapangan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kerja praktik ini yaitu :
4
e) Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS)
f) Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS)
g) Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD)
h) Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD)
i) Pengujian Coliform
j) Pengujian E Coli
k) Pengujian Destruksi Cu, Pb,Cd,Ni,Fe,Zn,Ag,Co,Mn
l) Pengujian Temperatur (Suhu)
m)Pengujian Vibrasi lingkungan Untuk Kenyamanan dan Kesehatan
n) Pengujian Tingkat Getaran Kendaraan Bermotor
o) Pengujian Nox
p) Pengujian Sulfurdioksida (SO2)
q) Pengujian Karbondioksida (CO2)
r) Pengujian Hidro Carbon (HC)-CH4
s) Pengujian Total Partikulat (TSP)- Debu
t) Pengujian Timah Hitam (Pb)
u) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
v) Sondir termaksud Laporan
w) Manajemen Mutu
x) Relokasi Utilitas
2) Divisi Kedua (Drainase)
Saluran berbentuk U Tipe DS 4 (Ukuran 80x100cm Precast Fabrikasi K350)
3) Divisi ketiga (Pekerjaan Tanah dan Geosinteti
a. Galian Biasa
b. Galian Batu Lunak
c. Galian Batu
d. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 meter
e. Galian struktur dengan kedalaman 2-4 meter
f. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Miling Machine
g. Timbunan Biasa dari Hasil Galian
h. Timbunan Pilihan dari sumber galian
5
i. Penyiapan Badan Jalan
j. Pemotongan pohon pilihan diameter 15-30 cm
k. Pemotongan pohon pilihan diameter 30-50 cm
l. Pemotongan pohon pilihan 50-75 cm
4) Divisi empat (Perkerasan
Berbutir) Lapis Pondasi Agregat
Kelas A
5) Divisi lima (Perkerasan Aspal)
a. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair/Emulsi
b. Lapis Perekat- Aspal cair/Emulsi
c. Laston Lapis Aus (Ac-Wc)
d. Laston Lapis Antara (Ac-BC)
e. Laston Lapis pondasi (Ac-Base)
f. Bahan anti pengelupasan
6) Divisi enam (Struktur)
a. Beton Struktur fc’30 Mpa
b. Beton Struktur fc’20 Mpa
c. Beton fc’15 Mpa
d. Beton Siklop, fc’15 Mpabeton fc’10 Mpa e. Beton fc’10 Mpa
f. Penyedian Unit Pracetak gelagar Tipe 1 Bentang 40 meter
g. Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang 40 meter
h. Baja Prategang
i. Beton Pratekan untuk Diafragma fc’ 45 Mpa termaksud pekerjaan
pascatarik (post-tension)
j. Penyedian Panel Full Depth slab
k. Pemasangan panel Full Depth slab
l. Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
m. Dinding Sumuran Silinder Terpasangan Diameter 400cm
n. Dinding Sumuran Silinder terpasangan Diameter 350cm.
o. Pasang batu
p. Sambungan Siar Mual Tipe Asphaltic Plug, Fixed
6
q. Landasan Blastomerik Karet Sintetis Berlapis Baja Ukuran 600 Mm x 58
7
Mm
r. Sandaran (Ralling Ornamen Khusus)
s. Papan Nama jembatan
t. Pipa Drainase Baja Diameter 150mm
7) Divisi tujuh (Pekerjaan Harian)
a. Marka jalan termoplastik
b. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineering Grade
c. Patok Pengarah
d. Patok Kilometer
e. Patok RMJ f. Rel Pengaman
g. Paku Jalan Memantul Bulat
h. Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)
i. Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe LED
j. Pohon Jenis Tanjung Tebal (3-5cm)
8) Divisi delapan (Pekerjaan Pemeliharaan
Rutin) Pengecatan Kerep pada Trotoar atau
Median
1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Selama pelaksanaan pengamatan/kerja praktik pada proyek Pembangunan
Ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen V, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
dibatasi waktu kurang lebih 2 bulan. Dan pada pelaksanaan kerja praktik ini
memfokuskan pada pengamatan sebagai berikut yaitu : pekerjaan jalan dan
bagian- bagian pemadatan agregat di jalan tersebut.
1.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan tahap yang sangat penting dalam
penyusunan laporan kerja praktik, Pelaksanaan perkerasan agregat. Dalam
penyusunan laporan, penyusun memperoleh data dari proyek selama proses kerja
praktik. Data yang di peroleh antara lain:
1.7.1 Metode Pengumpulan Data Primer
Metode pengumpulan data primer merupakan pengambilan data yang di
peroleh secara langsung dari proyek selama proses kerja praktik. Data yang di
8
peroleh antara lain :
9
1. Pengamatan kondisi area proyek Pembangunan Ruas Jalan Tawang-
Ngalang Segmen V.
2. Pengamatan Progres Kerja proyek Pembangunan Ruas Jalan Tawang-
Ngalang Segmen V .
3. Pengamatan peralatan dan metode kerja dari objek yang akan di amati.
4. Melakukan wawancara dengan pelaksana dan quality control di lapangan.
1.7.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder merupakan pengambilan data yang
diperoleh dari data-data yang di gunakan untuk menunjang dan melengkapi data
primer yang sudah ada, data sekunder di peroleh dari tahap perencanaan awal
proyek tersebut, data sekunder meliputi :
Gambar-gambar rencana, RKS (Rencana Kerja dan syarat-syarat) yang
berasal dari kontraktor pelaksana maupun konsultan perencana Pembangunan
Ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen V.
10
BAB II
PERENCANAAN PROYEK
11
2.2 Lokasi Proyek
12
Tabel 2. 1 Data Umum Proyek
13
2.4 Pelaksanaan Pembangunan
Batas biaya yang ditentukan, standar kualitas yang disetujui dan keuntungan
yang diharapkan oleh masing – masing unsur organisasi proyek.
Untuk berdirinya suatu konstruksi pembangunan diperlukan penyatuan dari
berbagai disiplin ilmu baik dalam bidang administrasi maupun dalam bidang
teknik. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu wadah, dalam hal
ini adalah organisasi.
Organisasi dalam bangunan ini biasa disebut dengan proyek, yaitu
merupakan sarana kerja sekelompok orang melaksanakan satu kesatuan kegiatan
bersama secara efektif guna mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan
dalam suatu struktur tugas yang terkoordinir. Tujuan proyek adalah
terselenggaranya jalan dan jembatan sampai dapat digunakan sebagaimana yang
telah direncanakan, selalu mengingat dari faktor waktu pelaksanaan yang
ditetapkan.
2.5 Perencanaan Letak Konstruksi
Dalam merencanakan suatu pekerjaan konstruksi, fungsi bangunan dan
kondisi lingkungan direncanakan. Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi suatu
proyek maka perlu dilakukan pengamatan secara detail terhadap data proyek yang
ada serta diperlukan survey terlebih dahulu terhadap kondisi lingkungan sekitar
untuk memberikan gambaran awal tentang proyek yang direncanakan. Hasil
survey yang didapatkan nantinya akan dijadikan suatu pedoman dan pertimbangan
dasar untuk menentuksn langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya dalam
pelaksanaan proyek. Menentukan letak kontruksi perlu dilakukan beberapa
tinjauan atau survey uyang secara umum meliputi :
1. Survey Lokasi
Survey lokasi dimaksud untuk mengetahui secara pasti situasi lokasi yang
akan dipakai untuk melaksanakan proyek. Dengan melakukan survey lokasi,
perencanaan dapat mengetahui batas lahan yang digunakan untuk proyek
tersebut sehingga dapat menentukan tempat peletakan material, jaringan
listrik, dan lain sebagainya.
2. Survey topografi
14
Survey topografi adalah survey yang bertujuan untuk mencari infirmasi
permukaan tanah. Informasi tersebut dapat berupa tinggi rendah hingga
keadaan fisik dan posisi suatu benda, baik yang berupa alamiah maupun
buatan manusia dipermukaan lahan yang akan dipetakan. Survey ini sangat
berguna dalam pembuatan peta topografi. Survey topografi biasa dilakukan
pada pekerjaan konstruksi. Survey topografi umunya dilakukan pada bidang
datar, dengan mengabaikan kelengkungan bentuk bumi (dengan melakukan
perhitungan menggunakan suatu rumus) karena biasanya kelengkungan
bentuk buminya kecil.
3. Survey lingkungan
Survey lingkungan dimaksud untuk mengetahui sejauh mana lingkungan
dapat mendukung kelayakan suatu proyek. Dengan survey lingkungan
perencana mengetahui dari mana bahan dan material akan didatangkan,
tenaga kerja yang akan dipakai, dan sejauh mana pengaruh keperadaan
proyek tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
4. Penyelidikan tanah
Penyelidikan tanah dialkukan untuk mengetahui kondisi tanah (keadaan,
jenis, dan parameter teknis tanah) yang ada dilapangan sebelum mendirikan
bangunan diatas tanah tersebut.
2.6 Konstruksi Perkerasa Jalan
Lapisan perkerasan adalah konstruksi diatas tanah dasar yang berfungsi
memikul beban lalu lintas dengan memberikan rasa aman dan nyaman. Pemberian
konstruksi lapisan perkerasan dimaksudkan agar tegangan yang terjadi sebagai
akibat pembebanan pada perkerasan ketanah dasar (subgrade) tidak melampaui
kapasitas dukung tanah dasar. Konstruksi perkerasan jalan dibedakan menjadi dua
kelompok menurut bahan pengikat yang digunakan, yaitu perkerasan lentur
(fleksible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan lentur
(fleksible pavement) dibuat dari agregat dan bahan ikat aspal. Lapis perkerasan
kaku (rigit pavement) terbuat dari agregat dan bahan ikat semen, terdiri dari satu
lapisan
15
pelat beton dengan atau tanpa pondasi bawah (subbase) antara perkerasan dan tanah
dasar (subgrade).
Menurut petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan
metode Bina Marga konstruksi jalan terdiri dari :
16
seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan
dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen biasanya diberi leburan aspal
dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi dari 4 –
10 cm.
2) Lasbutag merupakan suatu lapisan pada kontruksi jalan yang terdiri
campuran antara agragat, asbuton dengan bahan pelunak yang diaduk,
dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal pada tiap lapisan antara 3-
5 cm.
3) Laston (lapisan aspal beton) merupakan suatu lapisan pada konstruksi
jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai
gradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
c. Lapisan Non structural
Lapisan non stuktural yaitu berupa lapisan kedap air untuk mencegah
masuknya air kedalam lapis perkerasan yang ada dibawahnya dan
menyediakan permukaan yang tetap rata agar kendaraan berjalan dengan
lancar. Lapisan ini antara lain:
1) Burtu (Leburan aspal satu lapis) merupakan lapisan penutup yang terdiri
dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat yang bergradasi
seragam.
2) Burda (leburan aspal dua lapis) merupakan lapisan penutup yang terdiri
dari lapisan aspal ditabur agregat yang dikerjakan dua kali secara
berurutan.
3) Latasir (lapis tipis aspal pasir) lapisan ini merupakan lapisan aspal
penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir bergradasi menerus
dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
4) Buras (leburan aspal) merupakan lapisan penutup terdiri dari aspal
taburan pasir.
5) Latasbum (lapis tipis asbuton murni) merupakan lapisan penutup yang
terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan
tertentu yang dicampur secara dingin.
17
6) Lataston (lapisan tipis aspal buton) lapisan ini dikenal dengan nama hot
rool sheet (HRS) meruapakan lapisan penutup terdiri dari campuran
antara agregat bergradasi timpang, mineral pengisi (filler) dan aspal keras
dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan.
2.8 Lapis pondasi atas (base course)
Menurut Sukirman 1999, lapisan pondasi atas (base course) adalah lapisan
perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan dan
berfungsi sebagai:
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban kelapisan dibawahnya
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Material yang akan digunakan untuk lapis pondasi atas adalah material yang
cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan CBR > 50% dan plastisitas indeks (PI) <4%.
Bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan
kapur dapat digunakan sebagai lapisan pondasi atas.
Jenis lapisan pondasi atas yamg umumnya digunakan di Indonesia antara lain
agregat ber gradasi baik dapat dibagi atas :
1. Batu pecah kelas A
2. Batu pecah kelas B
3. Batu pecah kelas C
Batu pecah kelas A mempunyai gradasi lebih kasar dari batu pecah kelas B
lebih kasar dari batu pacah kelas C. kriteria dari masing-masing jenis lapisan ini
dapat diperoleh dari spesifikasi yang diberikan. Sebagai contoh diberikan
persyaratan gradasi dari pondasi atas kelas B : lapisan pondasi kelas B terdiri dari
campuran kerikil dan kerikil pecah dengan berat jenis yang seragam, dengan pasir
lanau atau lempung dengan persyaratan dibawah ini:
18
Tabel 2. 3Persyaratan Gradasi Dari Pondasi Atas Kelas B
Presentase Berat
ASTM Standart Sieve Butir yang Lewat
(%)
1/2” 100
1
1” 60-100
3/4” 55-85
No. 4 35-60
No. 10 25-50
No. 40 15-30
No. 20 15-Aug
Sumber: Sukirman Silvia (1999).
Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,02 mm harus tidak
lebih dari 3% dari berat total contoh bahan yang diuji.
1. pondasi macadam.
2. Pondasi telfrod.
3. Penetrasi Macadam (Lapen)
4. Aspal beton pondasi.
5. Stabilitas yang terdiri dari :
a. Stabilitas agregat dengan semen (Cement Treated Base)
b. Stabilitas agregat dengan kapur (Lime Treated Base)
c. Stabilitas agregat dengan aspal (Asphalt Treated Base)
19
BAB III
MANAJEMEN PROYEK
20
3.2 STRUKTUR ORGANISASI
18
3.3 Tugas dan Tanggung Jawab
3.3.1 General Superintendet (Pengawas Umum)
Seorang pengawas umum terutama bertanggung jawab untuk mengawasi
proyek dan program, memastikan operasi mematuhi standar dan persyaratan.
Dalam industri konstruksi, pengawas umum mengawasi prosedur sehari-hari di
lokasi konstruksi untuk memastikan penyelesaian proyek dalam anggaran, jadwal,
dan standar kualitas. Mereka juga memiliki tugas administratif lainnya, seperti
berkoordinasi dengan kontraktor dan pemasok, memantau inventarisasi bahan,
membeli persediaan sesuai dengan persyaratan proyek, mengembangkan laporan,
melakukan inspeksi, dan menerapkan kebijakan dan peraturan keselamatan.
Berikut adalah contoh tanggung jawab dari resume pengawas umum nyata
yang mewakili tugas-tugas khas yang mungkin mereka lakukan dalam peran
mereka. Mengelola dan mengkoordinasikan semua aspek HVAC berhubungan
pekerjaan untuk
1. kontraktor mekanik. Mengelola instalasi lapangan pipa, instrumentasi dan
sistem HVAC di seluruh pabrik.
2. Mengembangkan dan mengelola peraturan penanganan instrumental dan
peralatan yang tepat sesuai dengan CLIA.
3. Mengelola logistik yang kompleks, termasuk pengadaan bahan dan
menavigasi kendala ruang, untuk berhasil menyelesaikan proyek di tengah
konstruksi bangunan bersamaan.
3.3.2 Pelaksana Utama
Dalam sebuah pelaksana pembangunan konstruksi dibutuhkan pelaksana
proyek agar dapat selesai dengan baik. Tugas pelaksana proyek adalah:
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan di lapangan.
2. Bersama dengan enginering menyusun kembali metode pelaksanan
kondtruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksaan pekerjaan
dilapangan.
4. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
19
3.3.3 Manager
Manger adalah pimpinan disuatu proyek atau perusahaan yang memegang
tanggungg jawab penuh dilapangan, pengambil keputusan tertinggi. Berikut
adalah tugas dan tanggungg jawabnya.
1. Memastikan semua divisi berjalan sesuai mestinya
2. Bertanggungg jawab terhadap kelancaran proyek baik pelaksanaan maupun
administrasinya
3.3.4 Ahli K3
Ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) adalah, tenaga teknis yang
berkeahlian khusus di luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU Keselamatan Kerja.
Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi
khusus di bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan
kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai
dengan Undang-Undang.
1. Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja lebih
100 orang atau penyelenggaraan proyek diatas 6 (enam) bulan, harus
memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi, 1
(satu) orang Ahli Madya K3 Konstruksi dan 2 (dua) orang Ahli Muda K3
Konstruksi.
2. Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja
kurang dari 100 orang atau penyelenggaraan proyek dibawah 6 (enam)
bulan, harus memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Ahli Madya K3
Konstruksi dan 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi.
3. Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja
kurang dari 25 orang atau penyelenggaraan proyek dibawah 3 (tiga) bulan,
harus memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Ahli Muda K3
Konstruksi.
20
3.3.6 Tugas dan Tanggung Jawab Dari Surveyor
1. Membantu kegiatan survey dan pengukuran seperti pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan, penggambaran data-data lapangan.
2. Membantu kegiatan survey dan pengukuran seperti pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan, penggambaran data-data lapangan.
3. Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat.
4. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.
a) Administrasi dan keuangan
Tugas dan tanggung jawab dari administrasi dan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai
bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian
masing-masing
2. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dll.
b. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek Logistik Tugas dan tanggungg
jawab dari logistik adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa suppiler
2. Menyediakan dan mangatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek
3. Membuat label keterangan pada barang yang disimpanuntuk
menghindari kesalahan prnggunaan akibat tertukar dengan barang lain
4. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukuppada waktu
material tersebut di perlukan
3.4 Hubungan Kerja
Unsur-unsur yang terlibat langsung di dalam proyek ini, pada dasarnya kita
bagi menjadi:
1. pemilik proyek (owner)
21
2. konsultan perencana (designer)
3. kontraktor pelaksana
Dari ketiga unsur proyek ini mempunyai hubungan kerja satu sama lainnya
didalam menjalankan peranannya masing-masing. Hubungan kerja yang ada dapat
bersifat ikatan kontrak, hubungan koordinasi ataupun perintah. Hubungan antara
pihak-pihak terkait dapat dilihat pada skema hubungan kerja pihak-pihak yang
terkait dalam proyek yaitu :
1. Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana
Diantara keduanya terdapat ikatan kontrak, dimana konsultan perencana
memberikan jasa perencanaan proyek yang meliputi masalah-masalah teknis
maupun administrasi kepada pemilik proyek, dan sebaliknya pemilik proyek
berkewajiban memberikan imbalan berupa biaya perencanaan kepada
konsultan perencana. Pemilik proyek mempunyai hak memberi perintah
kepada konsultan perencana.
2. Pemilik Proyek dan Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan
baik dan memuaskan pemilik proyek pada waktu penyerahan pekerjaan.
Sebaliknya pemilik proyek berkewajiban untuk membayar seluruh biaya
pelaksanaan kepada kontraktor pelaksana agar proyek dapat berjalan dengan
lancar. Hubungan kerja telah diatur dalam kontrak kerja
3. Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana.
Konsultan perencana terlebih dahulu menyampaikan perencanaan pekerjaan
proyek, sedangkan kontraktor pelaksana bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan proyek sesuai dengan perencanaan konsultan perencana. Tetapi
diantara keduanya tidak terjadi hubungan perintah, tetapi terdapat hubungan
koordinasi.
3.5 Sistem Laporan Proyek, Administrasi Proyek, Rapat Proyek
1. Sistem Laporan
Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan maupun setelah
proyek berakhir yang dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil pekerjaan dan untuk
penyempurnaan proyek di masa mendatang. Pada Pembangunan Ruas Jalan
22
Tawang-Ngalang Segmen V, sistem laporan terdiri dari laporan harian, laporan
mingguan dan laporan bulanan
A. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak
pelaksana proyek dalam melakukan tugasnya dan dalam
mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta
untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan
rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang
perkembangan proyek. Laporan harian berisikan data-data antara lain :
a. Waktu dan Jam kerja
b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
c. Keadaan cuaca
d. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
e. Peralatan yang tersedia di lapangan
f. Jumlah tenaga kerja dilapangan
g. Hal-hal yang terjadi di lapangan
B. Laporan mingguan
Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah
dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentang uraian pekerjaan
hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager.
Sama halnya seperti laporan harian,pembuatan laporan mingguan
juga dimaksudkan untuk mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam
laporan mingguan ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahan
yang lebih kompleks. Presentase kemajuan dan atau keterlambatan
proyek juga dapat diketahui melalui laporan mingguan ini dengan cara
membandingkan kurva S.
Adapun gambaran mengenai laporan mingguan seperti hal-hal berikut :
23
a. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan
material yang digunakan beserta volumenya.
b. Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.
c. Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
d. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
e. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan
peralatan serta cara menanganinya.
f. Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang
dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu
g. Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk
minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
C. Laporan bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site
manager dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama
satu bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan
yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama satu
bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan bulanan
ini merupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang dilengkapi dengan
foto dokumentasi sebagai tolok ukur realisasi kemajuan pelaksanaan
proyek, dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal.
Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek, baik
pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya terdapat dalam hal-
hal sebagai berikut :
a) Data umum proyek
b) Master schedule
c) Monthly progress report,
d) Permasalahan yang terjadi beserta solusinya
e) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap,
f) Foto dokumentasi kemajuan proyek.
24
2. Administrasi Proyek
Administrasi Proyek berisi tentang laporan keuangan yang dibuat oleh
bagian administrasi proyek, dan yang dituangkan dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:
A. Daftar pembayaran biaya tidak langsung yang dibuat setiap hari dan
berisi tentang pengeluaran uang yang dipergunakan setiap hari.
B. Bukti kas yang telah dibuat setiap minggu antara lain berisi tentang
keadaan keuangan proyek per-minggu.
Laporan keuangan ini dibuat satu minggu sekali dan dikirim kepada Kepala
Bagian Administrasi dan Keuangan Kantor Pusat serta pemilik proyek.
Administrasi keuangan bertanggung jawab dalam kegiatan pelaksanaan di proyek
bidang administrasi keuangan dan dokumentasi pembayaran, serta menyiapkan
laporan-laporan keuangan dan SDM proyek. Bertanggung jawab terhadap Site
Manager dengan uraian tugas yang lebih spesifik yaitu :
25
b. Alternatif-alternatif dari pelaksanaan proyek dan masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek secara teknis dalam detail
yang lebih terperinci dan jelas.
c. Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang telah dibuat.
d. Permasalahan atau macam-macam kesulitan yang menjadi factor
penghambat dan alternatif-alteranatif penanggulangannya.
3.6 Rencana Kerja
Rencana kerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kontraktor di
dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan adanya rencana kerja akan diperoleh
gambaran secara jelas dan terperinci tentang lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan beserta waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan
pekerjaan. Bentuk rencana kerja yang ada dalam proyek ini meliputi:
a) Time Schedule
Time Schedule adalah suatu bentuk rencana kerja yang berupa tabel, berisi
jenis-jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya sampai dengan berakhirnya
setiap jenis pekerjaan tersebut. Namun demikian, pada umumnya time
schedule tidak memperhatikan masalah biaya dan kurang jelas menunjukkan
ketergantungan antara jenis pekerjaan yang satu dengan lainnya
b) Kurva S
Kurva S merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara bobot
kumulatif kemajuan pekerjaan dalam persen dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam satuan waktu. Dengan adanya kurva S, dapat diikuti
perkembangan kemajuan pekerjaan setiap saat sehingga dapat diketahui
dengan cepat apabila proyek mengalami keterlambatan/kemunduran. Kurva
S juga dapat dipakai untuk menilai prestasi kerja kontraktor sampai dengan
waktu yang ditinjau.
Dalam kenyataannya di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan dalam
proyek sudah direncanakan dengan baik, masih sering dijumpai timbulnya
permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pekerjaan proyek
yang pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian
26
proyek itu sendiri. Permasalahan yang timbul dapat berupa masalah teknis
maupun nonteknis yang sulit diputuskan
c) Shop Drawing
Rencana gambar kerja yang telah dibuat terkadang masih perlu dijelaskan
dengan gambar-gambar dan detail-detail agar memudahkan pelaksanaannya
dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya pekerjaan. Selain
untuk memperjelas gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila
terjadi perubahan-perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan
gambar kerja yang lebih lengkap yang disetujui oleh perencana dan
pengawas.
27
BAB IV
BAHAN DAN ALAT
28
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat
perlengkapan lainnya, baik yang digerakan secara manual atau mekanik.
Pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan
faktor penting yang mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara
cepat dan tepat.
Berikut alat-alat yang menunjang pekerjaan Pembangunan Ruas Jalan
Tawang-Ngalang Segmen V.
1. Road Greder
Road greder adalah alat berat dengan pisau panjang yang digunakan
untuk meratakan permukaan dalam proses perataan. Umumnya grader
memiliki tiga asroda, dengan mesin dan kabin berada di atas as roda
belakang di satu ujung kendaraan dan as ketiga pada bagian ujung depan
kendaraan, dengan blade berada di antaranya.
29
jalan. Tergantungkondisi lapangan, excavator juga dapat difungsikan pada
pekerjaan lain seperti pembersihan lahan, pemancangan cerucuk, dan pada
pekerjaan penghamparan.
Gambar 4. 2 Excavator
3. Dump Truck
Truk dumper atau truk tipper digunakan untuk mengangkut material
lepas (seperti pasir, kerikil, atau limbah pembongkaran) untuk konstruksi
dan kapasitas bak dump truck 12 m3.
30
4. Vibratory Roller
Sebuah penggiling jalan (kadang-kadang disebut roller pemadat, atau
hanya rol) adalah pemadat jenis rekayasa kendaraan yang digunakan untuk
tanah kompak, kerikil, beton, atau aspal dalam konstruksi dari jalan dan
yayasan. Rol serupa juga digunakan di tempat pembuangan sampah atau di
pertanian. Digunakan untuk memadatkan tanah dasar, lapisan timbunan
tanah, memadatkan lapis pondasi agregat seperti LPA, LPB, dan LPC dan
pemadatan bahu jalan.
31
Gambar 4. 5 Water Tangker
6. Asphalt Finisher
Asphlat finisher atau aspal paver merupakan alat berat dengan roda ban
ataupun crawler yang dilengkapi dengan suatu sistem yang mampu
menghamparkan campuran aspal diatas permukaan pondasi jalan. Aspal
paver dengan roda ban sebaiknya digunakan pada pengaspalan jalan
dimana alat tersebut sering dipindahkan.
32
pneumatic roller 13-15 ton, fungsinya untuk memadatkan campuran asphalt
panas hingga mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
Gambar 4. 8 Compactor
33
4.3 Bahan-bahan Pada Pengaspalan Jalan
4.3.1 Lapisan Permukaan aspal (surface aspal)
1) Bahan Pokok
a) Pasir
Pasir adalah material/bahan yang umumnya terdiri dari butiran berukuran
0,0625 sampai 2mm. Materi pembentuk pasir adlah silikon dioksida, ada
juga pasir yang terbentuk dari materi batu kapur.
b) Kerikil
Kerikil adalah bebatuan kecil yang biasa digunakan dalam pembangunan
badan jalan, dan sebagai batu campuran untuk memproduksi bata,
biasanya kerikil berasal dari batu granit yang dipecahkan. Ukuran krikil
yang sering digunakan ialah antara 2mm-75mm.
c) Batu pecah
Batu pecah atau batu split adalah salah satu jenis batu yang digunakan
sebagai bahan materila bangunan yang diperoleh dengan cara membela
atau memecah batu dengan ukuran besar dengan menggunakan mesin
pemecah batu atau Crusher machine.
d) Agregat
Agregat adalah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan
batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat
biasanya terbagi menjadi 2, yaitu agregat halus dan agregat kasar.
(1) Agregat halus
Agregat Halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar
sehingga menjadikan ikatan lebih kuat yang mempunyai Bj 1400
kg/m. Agregat halus yang baik tidak mengandung lumpur lebih
besar 5 % dari berat, tidak mengandung bahan organis lebih
banyak, terdiri dari butiran yang tajam dan keras, dan bervariasi.
(2) Agregat kasar
agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4)
sampai 40
34
mm (No. 1½ inci).
2) Bahan pengikat
4.3.2 Lapis Pondasi Atas / Base Course
1) Agregat
2) Bahan pengikat (Portland Cement Concrete, CTB, Soil Cement Base)
4.3.3 Lapi Pondasi Bawah / Subbase Course
1) Agregat, agregat yang digunakan pada subbase course sama dengan agregat
pada base course namun pada sub base course boleh menggunakan agregat
dengan CBR (California Bearign Rasio) ≥ 30%.
2) Laston bawah (Asphalt treated subbase)
35
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
36
Pemadatan awal ini harus dilaksanakan dengan menggunakan alat
pemadat roda baja atau tandem roller.
Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan
awal dengan kecepatan maksimal 4 km/jam. Pemadatan awal dimulai dari
tempat sambungan memanjang dan kemudian ke tepi luar.
37
Gambar 4. 10 Proses Pemadatan Tahap dua
3. Pemadatan Tahap Tiga
Pemadatan tahap tiga atau tahap akhir atau penyelesaian harus
dilaksanakan dengan alat berat pemadat roda baja tanpa penggetar
(vibrasi).
Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan
setelah pemadatan kedua, pemadatan akhir ini bisa tidak dilakukan asalkan
pemadatan setelah penggilasan kedua cukup memadai.
38
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Pelaksanaan proyek tersebut untuk kriteria yaitu sesuai dengan standar yang
ada pada proyek tersebut, untuk hasil uji yang di lakukan di proyek tersebut sesuai
SNI apabila di data tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan perbaikan ulang.
6.2 Saran
Adapun saran dalam penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, adalah sebagai
berikut.
a. Bagi kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta,
harapannya waktu pelaksanaan Kerja Praktek (KP) selanjutnya agar bisa
39
diperpanjang dan lebih awal dengan tujuan mahasiswa dapat mengikuti
seluruh rangkaian pekerjaan.
b. Saran untuk mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan KP dengan baik
untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori yang diperoleh, serta
memperhatikan masalah-masalah yang terjadi dilapangan untuk
dianalisa.
c. Sebaiknya kegiatan Kerja Praktek ini tetap diadakan karena kegiatan ini
sangat bermanfaat terutama bagi mahasiswa.
40
DAFTAR PUSTAKA
Hendarsin, Shirley L. 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil
– Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
Clarkson H, Oglesby, 1999, Alih Bahasa, Teknik Jalan Raya Jilid 1,
Gramedia,Jakarta.
Setyowati, E. Perbandingan Analisis Distribusi Void Dan Pergerakan Agregat
Terhadap Pemadatan Antara Campuran Fresh Aggregate Dan Rap
Bergradasi Fuller.
Sukirman,S. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung : nova.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum 2018 – Divisi 5 Lapis
Fondasi Agregat (revisi 1). Jakarta: Kementerian Pekerja Umum Dan
Perumahan Rakyat.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum 2018 – Divisi 6
Campuran Beraspal Panas (revisi 3). Jakarta: Kementerian Pekerja Umum
Dan Perumahan Rakyat.
41