Oleh
Dhimas Ibnu Dewangga
NIM: C.131.19.0174
MOTTO :
1. “Jangan pernah berharap menjadi orang yang sukses tapi berusahalah menjadi
orang yang bernilai”. (Albert Einstein);
2. “Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan”.
(Imam Ghazali);
3. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
PERSEMBAHAN :
Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan maupun proses penyusunan
Laporan, penusun mengalami berbagai kendala dan hambatan, namun berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya penyusun dapat
mengatasinya. Maka dari itu dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memudahkan segala urusan dalam penyusunan laporan
ini.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan kasih sayang dan
selalu memberikan dukungan supaya penulis bisa selalu menjadi pribadi yang
lebih baik.
3. Keluarga Besar PT. Adhi karya (Persero) Tbk yang telah bersedia memberi
kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.
4. Bapak Ngudi Hari Crista, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi S1 Teknik
Sipil Universitas Semarang.
5. Bapak Agus Muldiyanto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing proyek yang
telah membimbing penyusun selama melaksanakan praktek kerja lapangan
hingga laporan ini selesai.
6. Teman – teman Teknik Sipil yang selalu memberikan motivasi.
7. Semua pihak yang membantu penulisan dan menyelesaikan laporan ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Proyek Rehabilitasi Jembatan Daerah
Irigasi Glapan Timur” ini dengan lancar, tanpa suatu halangan apapun.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pertanggungjawaban karena
penyusun telah selesai melaksanakan Kerja Praktek selama 3 bulan, mulai tanggal 1
Maret 2023 sampai dengan 1 Juni 2023. Selain itu Laporan Kerja Praktek ini adalah
syarat untuk mata kuliah Kerja Praktek pada program S-1 Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Semarang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini
tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Supari, S.T., M.T., selaku Rektor Universitas Semarang.
2. Bapak Dr. Purwanto, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Semarang.
3. Bapak Ngudi Hari Crista, S.T., M.T., selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil
Universitas Semarang.
4. Bapak Agus Muliyanto, S.T., M.T serta selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan petunjuk, bimbingan dan banyak mencurahkan tenaga, pikiran
serta waktunya, sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat selesai dengan baik.
5. Bapak Ardhyta Agus Setiawan, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bagian Umum dan
Tata Usaha BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana) yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan Kerja Praktek di Proyek Rehabilitasi
Jembatan Daerah Irigasi Glapan.
6. Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III SNVT PJPA Pemali Juana
Ibu Popi Oktapiyana, ST ., M. Sc
7. Bapak Mochammad Helhadi, selaku Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan banyak ilmu, petunjuk dan arahan di lapangan kepada kami.
iv
8. Teman-teman dan sahabat serta semua pihak yang telah memberikan motivasi
dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih sangat jauh dari
sempurna. Semoga kekurangan yang ada pada Laporan Kerja Praktek ini akan
menjadi awal yang baik untuk menuju kepada kesempurnaan di masa yang akan
datang. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhir kata, penyusun berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
2.3.3 Konsultan Pengawas.......................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...49
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Denah dan Detail Pondasi Tiang Pancang Pilar 1 .................................19
Gambar 3.2 Denah dan Detail Pondasi Tiang Pancang Pilar 2 ................................20
viii
Gambar 3.16 Multipleks..........................................................................................32
Gambar 4.12 Pekerjaan Pemasangan Pagar Besi Pembatas Area Pemancangan .......44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud Dan Tujuan Proyek
2
Sumber : Google Maps
3
j. Nilai Kontrak : Rp. 246.869.004.000,- (Exclude PPN)
(dua ratus empat puluh enam Miliar delapan
ratus enam puluh Sembilan Juta empat Ribu
Rupiah )
k. Nomor Kontrak : -
l. Jenis Kontrak : harga satuan (unit price)
4
Metode literatur digunakan sebagai pemecahan permasalahan yang
dihadapi selama pembuatan laporan kerja praktek. Metode ini juga dapat
digunakan sebagai data pendukung dari data yang diperoleh serta dapat
digunakan sebagai pembanding untuk menganalisa suatu hal yang diamati
di pekerjaan lapangan. Literatur ini didapatkan dari jurnal, buku maupun
internet yang terkait dengan perhitungan struktur, tahapan pengerjaan,
metode pengerjaan, managemen proyek dan lain-lain yang mana untuk
mendapatkan informasi.
1.5 Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan laporan kerja praktek Proyek Rehabilitasi
Jembatan Daerah Irigasi Glapan Timur adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang proyek, maksud dan tujuan
proyek, lokasi proyek, data umum proyek, data teknis proyek, pembatasan
masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan.
BAB II ORGANISASI PROYEK
Bab ini berisi tentang uraian umum proyek, unsur-unsur pelaksanaan
pembangunan proyek, susunan organisasi proyek, administrasi proyek, dan
tenaga kerja.
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Bab ini berisi tentang material, kebutuhan serta peralatan yang
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
BAB IV PELAKSANAAN PROYEK
Bab ini berisi tentang uraian pelaksanaan pekerjaan proyek selama
kerja praktek yaitu berupa pekerjaan struktur.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran penyusun selama kerja
praktek.
5
BAB II
ORGANISASI PROYEK
6
Manajemen proyek konstruksi merupakan suatu sistem manajemen yang
dilakukan oleh tim atau kelompok orang yang mewakili Owner, perencana,
pengawas dan kontraktor dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi. Proses
manajemen sangat berperan dalam organisasi proyek karena berfungsi untuk
mengelola dan mengatur tiap-tiap anggota sehingga proyek bisa berjalan
dengan baik. Manajemen proyek sangat berpengaruh dalam proyek, dengan
manajemen kita dapat merencanakan dan mengendalikan waktu perencanaan,
pelaksanaan dan supervisor sehingga sesuai dengan tujuan akhir. Adapun
tujuan akhir manajemen proyek adalah :
Tepat biaya (sesuai rencana biaya );
Tepat waktu (sesuai waktu rencana);
Tepat kualitas (standar mutu);
Tepat kuantitas (sesuai dimensi proyek).
2.2 Susunan Organisasi Proyek
Berikut ini akan dijelaskan mengenai susunan organisasi pelaksanaan
proyek yang ada di Pembangunan Jembatan Glapan di Proyek Rehabilitasi
Daerah Irigasi Glapan Timur dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :
Struktur Organisasi Kontraktor & Konsultan
7
2.3 Hubungan Kerja
Hubungan kerja dalam proyek ini merupakan pengaitan antar siklus
dengan pihak yang terlibat dalam Pembangunan Jembatan Glapan di Proyek
Rehabilitasi Daerah Irigasi Glapan Timur.Hubungan kerja tersebut dapat
dilihat pada skema di bawah ini :
HUBUNGAN KORDINASI
HUBUNGAN KOMANDO
8
b. Memberi keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan
proyek.
c. Bersama-sama atau tanpa konsultan ikut mengawasi dan memantau
perkembangan pekerjaan dan berhak untuk memberi instruksi kepada
kontraktor baik secara langsung maupun melalui konsultan.
d. Menentukan persyaratan pelaksanaan dan administrasi sesuai dokumen
kontrak.
e. Menandatangani dokumen kontrak.
f. Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
g. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.
9
c. Memberikan kemudahan pekerjaan dan memberikan fasilitas yang
diperlukan agar pekerjaan proyek lebih lancar dan tidak mengalami
keterlambatan.
10
c. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan menyusun laporan hasil kemajuan pekerjaan secara
periodik (harian, mingguan dan bulanan) dan melaporkannya kepada
pemilik proyek.
d. Membuat atau mengadakan rapat koordinasi secara rutin atau mingguan
dengan semua pihak yang terkait dalam proyek untuk mengurangi
terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan proyek.
e. Mengarahkan dan mengkoreksi pekerjaan oleh kontraktor berdasarkan
shop drawing misalnya pengecekan mutu beton sebelum dilakukan
penuangan/
f. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
11
g. Mengadakan perubahan–perubahan yang diperlukan bilamana
dikehendaki oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan bersama
12
2.4 Pengendalian Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan pengendalian proyek berjuan
untuk mengendalikan setiap pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan rencana
kerja dan supaya dapat menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana kerja dan waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Pengendalian
proyek dilakukan dengan menggunakan kurva S maupun Network planning
yang berfungsi sebagai pengendalian waktu pelaksanaan proyek agar
pelaksanaan pembangunan selesai sesuai dengan rencana kerja yang telah
disepakati Bersama dan berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul di lapangan.
a. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu sangat diperlukan dalam suatu proyek konstruksi
karena mempunyai peran sebagai berikut :
Sebagai pedoman dalam menentukan prestasi para pekerja
Sebagai pengontrol terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang direncanakan
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan proyek apabila ada
keterlambatan maka dapat diambil tindakan penanggulangan secepat
mungkin untuk mengejar keterlambatan tersebut.
Untuk mengetahui jadwal pelaksanaan dan memperkirakan sumber daya,
bahan dan alat yang akan dipergunakan dalam suatu pekerjaan.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya sangat diperlukan dalam suatu poyek konstruksi agar
pengeluaran biaya konstruksi sesuai dengan biaya yang ditetapkan dalam
rencana anggaran biaya. Dari rencana anggaran biaya tersebut dibuat
pengendalian biaya pelaksanaan konstruksi. Contoh dari evaluasi tiap bulan
adalah meliputi :
Pengeluaran yang sudah dibayarkan
Hutang piutang kepada supplier
Material yang belum terpasang
Evaluasi sisa biaya
13
c. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas atau mutu bahan-bahan atau material yang digunakan
harus baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan bahan.
Pengendalian mutu pekerjaan dilakukan dengan tujuan agar hasil pekerjaan
dapat mencapai standar yang telah disyaratkan sesuai dokumen kontrak.
Pengurangan biaya secara wajar yang ditempuh melalui perubahan
rancangan, melakukan modifikasi kebutuhan atau melakukan revisi bagian-
bagian tertentu dan perpanjangan waktu pelaksanaan dapat ditolerir selama
tidak mengorbankan mutu. Penggantian material yang lain dapat
dipertimbangkan jika keadaan memaksa dan tidak mempengaruhi mutu
serta kekuatan sesuai dengan ketentuan yang telah direncanakan.
14
BAB III
PERENCANAAN KONTRUKSI
15
b. Faktor acceptability, Proyek tersebut harus diterima oleh semua pihak
masyarakat maupun pemerintah setempat, sehingga akan terpelihara dan
dioptimalkan sebaik mungkin agar dapat memberikan nilai ekonomis
maksimal.
c. Faktor feasibility, Faktor kelayakan suatu proyek ditinjau dari berbagai
aspek sehngga proyek tersebut layak dilaksanakan. Untuk mendukung hal
tersebut perlu dilakukan penelitian dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan
sosial budaya secara teknik.
Secara umum suatu konstruksi harus memenuhi persyaratan kekuatan,
kestabilan, kekakuan dan ekonomis. Untuk mencapai hal itu, konstruksi harus
mempunyai dimensi, jenis bahan serta jenis konstruksi yang sesuai dengan
perhitungan dan peraturan perencanaan struktur bangunan di Indonesia.
3. 2 Tahapan-Tahapan Perencanaan
Hal - hal yang harus dilaksanakan dalam merencanakan suatu jembatan
adalah : Melakukan survey di lapangan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam perhitungan struktur maupun gambar desain. Data yang
dibutuhkan biasanya data penyelidikan tanah dan luas tanah di lokasi yang
akan dibangun. erencanaan di atas meja yang dilakukan oleh ahli-ahli yang
sesuai dengan bidangnya. Biasanya hal ini dilakukan oleh konsultan perencana
dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Pengawasan
jalan Nasional Provinsi Jawa Tengah. Perencanaan ini berdasarkan data-data
tanah yang sudah masuk berdasarkan hasil survey sebelumnya.
a. Perencanaan Arsitektur
Perencanaan arsitektur merupakan tahap awal dari suatu perencanaan
jembatan. Perencanaan arsitektur atau tata ruang meliputi beberapa proses
perencanaan mengenai bentuk jembatan, keindahan, dan bentuk, fungsi
atau kegunaan suatu jembatan, dan lain-lain yang semuanya itu harus
disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari Proyek Jembatan Glapan
Timur. Perencanaan arsitektur diawali dengan pembuatan gambar
alternatif dari rencana jembatan yang terdiri dari gambar desain jembaatan,
tampak, potongan, dan detail.
16
b. Perencanaan Struktur
Berdasarkan gambar-gambar perencanaan arsitektur, maka selanjutnya
dilakukan proses perencanaan struktur sehingga dihasilkan suatu bangunan
jembatan yang cukup aman dan kuat serta bentuknya sesuai dengan
perencanaan arsitektur. Perencanaan struktur meliputi beberapa tahapan
perencanaan, antara lain : perencanaan struktur, perencanaan dimensi dari
elemen-elemen penyusunnya, perencanaan mutu bahan bangunan yang
digunakan, perencanaan kekuatan dan kekakuan dari dasar bangunan
tersebut sehingga didapatkan suatu angka keamanan yang memenuhi
persyaratan.Pada proyek Rehabilitasi Jembatan Glapan Timur, terdapat
perencanaan pekerjaan struktur yang terbagi menjadi beberapa pekerjaan,
yaitu pekerjaan struktur bawah sub structure dan pekerjaan struktur atas
upper structure.
c. Perencanaan Struktur Bawah
Struktur bawah Sub Structure merupakan bagian jembatan yang terletak
di area bawah jembatan, yang umumnya hanya berupa pondasi dan
abutment. Struktur bawah Sub Structure memiliki fungsi sebagai penyalur
beban dari struktur atas diteruskan ke bawahnya sehingga mampu
meneruskan beban pada jembatan. Pondasi merupakan titik tumpuan
terakhir dari semua elemen struktur yang berada di atasnya. Beban-beban
yang diterima oleh pondasi kemudian akan diteruskan kelapisan di
bawahnya dan juga di sekeliling pondasi tersebut. Oleh karena itu, pondasi
harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
- Mempunyai daya dukung yang cukup kuat terhadap struktur di
atasnya.
- Penurunan settlement yang terjadi tidak akan membahayakan struktur
secara keseluruhan.
Untuk merencanakan pondasi suatu bangunan dipilih satu tipe atau gabungan
dari beberapa tipe pondasi yang ada. Pemilihan tersebut didasarkan pada
beberapa kriteria antara lain :
- Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi.
- Berat bangunan atas ataupun besar beban di atas pondasi.
17
- Keadaan tanah di sekitar / di bawah pondasi.
- Keadaan lingkungan di sekitar proyek.
- Biaya dan Peralatan / teknologi yang dapat digunakan.
Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan terlebih dahulu harus
diketahui keadaan, susunan, dan sifat-sifat tanah serta daya dukungnya.
Masalah-masalah teknis yang sering dijumpai oleh seorang engineer adalah
dalam menentukan daya dukung tanah dan kemungkinan penurunan yang
terjadi. Oleh karena itu, diperlukan survei dan penyelidikan tentang masalah-
masalah di atas.
a. Penyelidikan Tanah
Tanah mempunyai sifat-sifat karakteristik yang sulit diperkirakan,
oleh sebab itu penyelidikan tanah harus dilakukan sedetail mungkin.
Penyelidikan tanah di lokasi Proyek Rehabilitasi Jembatan Glapan Timur
ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kondisi lapisan tanah dasar
dan rencana bangunan.Lingkup pekerjaan di lapangan dengan melakukan
pengeboran, Consolidation yang selanjutnya dilakukan penyelidikan di
laboratorium untuk mendapatkan data yang akan dipakai dalam
menentukan karakteristik tanah pada lokasi proyek. Karakteristik tanah
pada lokasi proyek ini yaitu tanah Lempung sedikit pasir (tanah yang
halus).
b. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
Struktur bawah pada Proyek Jembatan Glapan Timur ini
menggunakan pondasi Tiang Pancang. Precast Pile atau pondasi Tiang
Pancang adalah jenis pondasi bangunan yang memiliki bentuk silinder
seperti tiang-tiang. Rangka pondasi tersebut terbuat dari susunan semen
maupun baja kokoh yang kemudian dicor.
18
Kondisi tanah cenderung bukan menjadi permasalahan dalam
pembangunan pondasi ini. Namun memang pada umumnya, pondasi tiang
pancang digunakan pada konstruksi bangunan di atas struktur tanah yang
berpotensi geser, labil serta terdapat sebuah drainase di bawah dan punya
kedalaman sekitar 30-35 m sudah mencapai tanah keras. Jenis Tiang
Pancang yang dipakai pada proyek ini berbentuk silinder dengan ukuran
dimensi 50 Ø 50 cm. Mutu beton yang digunakan adalah K-350.
19
Sumber : Dokumen PT.Adhi Karya (2023)
20
Pemakaian alat berat disesuaikan dengan jenis dan volume pekerjaan agar
pemakaian tersebut menjadi lebih ekonomis dan efisien, tenaga yang terampil
dan berpengalaman sangat mendukung dalam penggunaan alat tersebut.
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat - alat
pelengkap lainnya. Pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam suatu
pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses penyelesaian
suatu pekerjaan secara cepat, tepat dan pertimbangan dari segi biaya harus
tetap ada. Selama pelaksanaan pekerjaan diproyek, pemeliharaan dan
perawatan peralatan terutama untuk alat-alat berat dilakukan secara rutin,
sehingga kondisi alat selalu baik dan siap pakai.
21
bahan maupun peralatan tersebut dikembalikan ke supplier.
Pelaksanaan pekerjaan fisik banguan sipil tidak bisa lepas dari
penggunaaan alat-alat berat. Oleh karena itu sistem manajemennya pun juga
diterapkan. Hal itu dimaksudkan agar terjadi keteraturan dalam proses
pengadaan alat kerja sehingga akan berpengaruh terhadap efektifitas dan
kelancaran pelaksanaan kerja menjadi teratur.
Dalam menentukan langkah-langkah di atas harus memperhatikan apa saja
hal-hal yang mempengaruhinya, adalah:
a. Kondisi lapangan
b. Waktu yang tersedia
c. Jenis pekerjaan
d. Tenaga kerja yang ada
e. Faktor ekonomis
Yang kesemuanya itu dipertimbangkan dalam pengadaaan alat-alat kerja
sehingga pelaksanaan pembangunan menjadi efektif dan terkendali.
22
Sumber : Dokumentasi proyek (2023)
2. Bar Cutter
Bar Cutter merupakan alat yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Grobogan, Jawa
Tengah. Bar Cutter berfungsi untuk memotong besi sesuai ukuran
yang diinginkan.
3. Vibrator Concrete
Vibrator Concrete adalah alat yang digunakan pada pada Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Grobogan, Jawa
Tengah. Vibrator Cocrete berfungsi sebagai memadatkan beton ke
dalam bekisting.
23
Sumber : Dokumentasi proyek (2023)
4. Mesin genset
Mesin genset merupakan alat yang digunakan pada proyek Jembatan
Glapan Timur, kabupaten Grobogan, Jawa tengah. Mesin genset
berfungsi sebagai penyedia listrik untuk pendukung operasional
jalannya pelaksanaan di proyek ini, yang salah satunya berfungsi
sebagai penerangan pada malam hari, pengelasan, fibrotoring
penyemprotan air clearing dan semua pekerjaan yang menggunakan
tenaga listrik.
24
5. Las Listrik
Las Listrik merupakan alat yang digunakan pada proyek Jembatan
Glapan Timur, kabupaten Grobogan, Jawa tengah. Pengelasan
adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk atau tanpa tekanan dengan atau
tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
kontinue.Las listrik digunakan untuk menyambung besi tulangan,
pemotongan sisa besi tulangan, memakai alat las listrik dengan
kawat las welding rod tipe LB 52 U3,2mm dan LB 52
U4mm.Sebelum dilakukan pengelasan alat ini disambungkan pada
aliran listrik sehingga dapat di operasikan. Keberadaan alat ini juga
penting di karenakan banyaknya pekerjaan pembesian pada proyek
ini seperti pembesian pile cap, tulangan aboutmen, ataupun
pekerjaan struktur lainya.
6. Pompa Air
Pompa air adalah suatu alat yang digunakan dalam suatu proyek
pembangunan Jembatan Glapan Timur, kabupaten Grobogan,
Jawa Tengah. Pompa air berfungsi untuk menyuplai air bersih dan
membersihkan tulangan dari kandungan lumpur. Sehingga
masalah dan kebutuhan air dalam pekerjaan suatu proyek dapat
terpenuhi dan berjalan dengan lancar.
25
Sumber : Dokumentasi proyek (2023)
7. Lampu listrik
Lampu listrik merupakan alat yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Grobogan, Jawa
Tengah. Lampu listrik berfungsi sebagai penerangan ketika
pekerjaan pengecoran, pembesian ataupun pekerjaan lainya pada
malam hari.
8. Dump Truk
Dump Truck merupakan alat yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Dump Truk berfungsi untuk memindahkan barang
ke lokasi proyek.
26
Sumber : Dokumentasi proye (2023)
9. Total Station
Total Statiom merupakan alat yang digunakan pada Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Grobogan,
Jawa Tengah. Total Station berfungsi untuk menentukan titik
koordinat, elevasi, dan as Aboutmen.
27
Sumber : google (2023)
28
Sumber : Dokumentasi proyek (2023)
29
Beberapa bahan bangunan yang digunakan dalam Pekerjaan Pondasi Pile Cap
pembangunan Jembatan Glapan Timur Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
antara lain:
a. Baja Tulangan
Baja adalah salah satu jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan
tulangan pada pondasi pile cap dan penulangan tiang aboutment maka
baja tulangan yang dipakai berstandar SNI untuk pekerjaan Pondasi
Pile Cap dan Aboutmen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
b. Kawat Bendrat
30
Sumber : Dokumentasi proyek (2023)
c. Beton Decking
31
d. Multipleks
Beton Ready Mix adalah suatu jenis bahan adonan yang digunakan
untuk melakukan pengecoran sesuai mutu yang telah ditentukan pada
proses pengecoran pondasi pile cap dan aboutmen di Proyek
Pembangunan Jembatan Glapan Timur, Kabupaten Grobogan, Jawa
Tengah.
32
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
4.1 Umum
Pada pembangunan suatu proyek, target penyelesaian proyek merupakan
hal utama yang harus dicapai, namun diimbangi dengan metode pelaksanaan
yang baik sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi
berdasarkan kontrak yang berlaku. Konsultan pengawas harus melakukan
pengawasan kepada setiap hasil pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana sehingga kualitas hasil kerja memenuhi spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, ada kalanya juga
diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan.
Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Oleh karena
itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan,
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan, dibutuhkan suatu
rapat koordinasi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Dalam
rapat koordinasi dihadiri oleh :
1. Pemilik Proyek
2. Konsultan pengawas (supervisor consultant)
3. Kontraktor pelaksana (main contractor)
Hal – hal yang dibahas dan diselesaikan pada rapat koordinasi ini yaitu :
1. Kemajuan progress pekerjaan di lapangan;
2. Masalah-masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan,
beserta solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut;
3. Realisasi pekerjaan yang telah dicapai;
4. Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu kedepannya.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan harus
menggunakan pedoman-pedoman yang berfungsi sebagai acuan dalam kerja
supaya pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai dengan
waktunya.
Dasar-dasar yang digunakan dalam bekerja antara lain :
33
1. Shop drawing dan detail-detail yang telah disetujui oleh pihak
konsultan dan pihak kontraktor sendiri.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat umum mengenai proyek tersebut
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
3. Peraturan-peraturan umum mengenai konstruksi yang berlaku.
Pada umumnya dalam proyek selalu ada perubahan gambar dan ini harus
diketahui oleh kontraktor sebelum pekerjaan dimulai. Perubahan ini terjadi
karena biasanya disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Gambar yang sudah
dirubah kemudian digunakan sebagai pedoman oleh kontraktor dalam
melaksanakan tugasnya dan di awasi oleh konsultan pengawas.
Metode kerja dan rencana pelaksanaan pekerjaan ini merupakan uraian
garis besar dengan tujuan memberikan gambaran atas pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan diamati dilapangan pada waktu
pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan
Glapan Timur, Kabupaten Grobogan di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena
rentang waktu pelaksanaan kerja praktik terbatas yaitu hanya 3 bulan
(September - Desember), maka kegiatan yang akan dibahas pada bab ini hanya
kegiatan yang berlangsung selama masa kerja praktik, yaitu meliputi pekerjaan
Pekerjaan galian pondasi pile cap, pondasi pile cap.
1. Pekerjaan Persiapan
34
Sumber : Dokumentasi Proyek (2023)
35
• Lakukan pemotongan pada batas tiang pancang dengan alat bantu gerinda
• Pukul dasar tiang pancang hingga remuk menggunakan palu dan pahat,
sebelum itu lakukan pengecekan elevasi bottom footing.
Proses pekerjaan urugan pile cap pada proyek jembatan Glapan Timur
menggunakan alat bantu cangkul dan excavator. Pekerjaan urugan tanah
bertujuan untuk meratakan elevasi disekitar pondasi pile cap sebelum
dilakukan pengecoran lantai kerja.
36
4. Pekerjaan Lantai Kerja Pondasi Pilecap 100 mm
Proses pekerjaan lantai kerja pile cap pada proyek jembatan Glapan
Timur menggunakan alat bantu excavator, truk mixer, dll. Pekerjaan lantai
bertujuan untuk meratakan elevasi, dan untuk tumpuan pekerjaan
pembesian agar ada ikatan beton yang lebih kuat saat dilakukan
pengecoran.
37
adalah sebagai berikut :
a. D32 - 100
b. D32 - 200
c. D25 - 100
d. D16 - 100
e. D16 - 200
f. D16 – 600
38
pemasangan bekisting adalah kontruksi pembantu untuk cetakan beton
sebuah struktur bangunan dengan design yang diinginkan.
39
• Lokasi bekisting maupun tulangan harus dalam keadaan bersih
tanpa adanya kotoran serta genangan air.
• Pengecoran dilakukan setelah dilakukan checklist oleh
pengawas sesuai gambar rencana.
• Sebelum beton dituang dari truck mixer diambil sampel untuk uji
slump.
• Pengecekan bekisting, beton decking, dan selimut beton
mengenai posisi dan perkuatannya.
• Beton ready mix dituang dari truck mixer dengan alat bantu pipa
PVC menuju lokasi pengecoran.
• Setelah beton dituangkan kemudian diratakan dengan bantuan
concrete vibrator.
40
Sumber : Dokumentasi Proyek (2023)
41
Pengangkatan tiang pancang dapat menggunakan alat Tower
Crane atau Mobile Crane dengan posisi titik angkat sesuai
perhitungan, sehingga tidak terjadi patah dalam pengangkatan.
Theodolite yang dipasang dari dua arah untuk memastikan posisi tiang
pancang tegak dan melakukan control setiap 2 meter, pemancangan
dilakukan sampai dengan elevasi kedalaman yang direncanakan yakni
28 meter.
42
3. Pekerjaan Pemotongan Tiang Pancang
43
Sumber : Dokumentasi Proyek (2023)
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pekerjaan dibidang teknik sipil terjadi kondisi kerja yang sangat
komplek, sebab banyak unsur yang terlibat dan saling terkait dalam
penyelesaian pekerjaan, maka diperlukan kerja sama yang baik antar unsur-
unsur pelaksanaan proyek. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan
selain diperlukan kerja sama antara unsur pelaksanaan proyek juga diperlukan
perencanaan dan perhitungan yang matang. Selain itu tanggung jawab personil
merupakan faktor yang penting yang perlu diperhatikan. Keberhasilan suatu
proyek juga dipengaruhi oleh metode atau cara kerja yang diterapkan dan
kualitas bahan bangunan yang dipakai.
Dalam pelaksanaan kerja praktek pada proyek Pembangunan Rehabilitasi
Glapan Timur, Kabupaten Grobogan yang berlangsung selama tiga bulan,
banyak sekali manfaat dan pelajaran yang kami peroleh dalam bidang teknik
sipil, baik yang menyangkut teknis di lapangan maupun manajemen proyek,
seperti gambaran pelaksanaan pekerjaan sesungguhnya di lapangan maupun
konstruksi yang digunakan dalam proyek. Pengalaman- pengalaman ini
semakin melengkapi pengetahuan yang kami dapatkan di bangku perkuliahan.
Dari hasil selama kerja praktek, dapat kami kemukakan kesimpulan dan
saran sebagai berikut:
45
bertujuan agar pekerjaan berjalan lancar.
5. Penjelasan mengenai item pekerjaan oleh pengawas kepada pekerja jelas dan
mudah dipahami sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.
46
Banyak hal-hal yang penting yang merupakan suatu kasus atau masalah yang
kompleks dan memerlukan penanganan yang tepat. Dari pengalaman-
pengalaman di lapangan tersebut memberikan dorongan kepada kami untuk
lebih banyak menimba ilmu danmenerapkan pengalaman di lapangan.
Demikian hal-hal yang kami dapat selama kerja praktek, harapan kami
laporan yang sederhana dan jauh dari kesempurnaan ini dapat berguna bagi
semuapihak. Sebagai penutupan kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami hingga tersusunnya laporan kerja
praktek ini. Kritik dansaran demi kesempurnaan laporan ini sangat kami
harapkan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anissa, S., & Daftia, U. (2022). Laporan Kerja Praktek Proyek Pelebaran Jembatan
Bedali Temanggung.
Ardiansyah, F., & Lugman, H. (2022). Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan
Jalan Tol Semarang-Demak Paket 2.
Athallah, R. H., & Jatmiko, S. I. (2022). Laporan Kerja Praktek Proyek
Pembangunan Bendungan Jragung Kabupaten Semarang Paket 1.
Fahrizal, R., & Riko, P. (2021). Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan
Flyover Ganefo (Mranggen) Ruas Semarang-Purwodadi (Kabupaten Demak.
Pangestu, M. W., & Al Asror, H. (2022). Laporan Kerja Praktek Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Semarang.
48