Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

“PEMBANGUNAN BENDUNGAN TIGA DIHAJI,


KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU)
SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Diajukan Sebagai Syarat Lulus Pada Matakuliah Praktek


Kerja Lapangan Tahun Akademik 2023/2024
Oleh :

Muhammad Arifuddin

2011031011

Pembimbing :
Syafril Daus ST, MT.

DIV TEKNIK PERENCANAAN IRIGASI DAN RAWA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
PADANG 2023/2024

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Lapangan ini dibuat dan disetujui serta disahkan untuk
memenuhi persyaratan Praktek Kerja Lapangan semester ganjil tahun akademik
2023/2024 program studi DIV Teknik Perencanaan Irigasi dan Rawa , Jurusan
Teknik Sipil , Politeknik Negeri Padang.

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Arifuddin

Nim : 2011031011

Kelas : DIV Teknik Perencanaan


Irigasi dan Rawa

Jurusan : Teknik Sipil

Disetujui oleh:

Kepala Program Studi Dosen Pembimbing

Dr. Darlino, ST,.MT. Syafril Daus, ST,.MT.


NIP. 19740309 200501 1 001 NIP.

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Satwarnirat, ST.,MT.
NIP. 19660619 199003 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT karena


berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan mengenai “Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji, Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan”. Penyusunan
laporan ini merupakan syarat akademik yang harus ditempuh mahasiswa dalam
rangka memantapkan pemahaman serta dapat menerapkan teori-teori yang
diterima selama perkuliahan dan menyesuaikannya dengan kegiatan praktek kerja
lapangan selama delapan minggu.
Penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan laporan ini tidak terlepas
dari bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. Ibuk Satwarnirat, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
2. Bapak Dr. Dalrino, ST.,MT selaku Ketua Progam Studi DIV Perencanaan
Irigasi dan Rawa.
3. Bapak Syafril Daus, ST.,MT selaku dosen pembimbing dalam penulisan
laporan ini.
4. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, semanggat, serta doa dan
motivasi.
5. Bapak di lapangan yang sudah membagikan ilmu selama Praktik Kerja
Lapangan.
6. Rekan-rekan kelompok PKL Bendungan Tiga Dihaji OKU Selatan yang
selalu kompak selama berada di lapangan dan serta semua pihak yang
terlibat dalam penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

iii
Akhir kata penulis berharap laporan ini bermanfaat terutama di bidang
Perencanaan Irigasi dan Rawa.

Palembang, November 2023

Muhammad Arifuddin

iv
DAFTAR ISI

v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan.................................2

1.3 Metode Pengumpulan Data.............................................................2

1.4 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan........................................3

1.5 Sistematika Penulisan Laporan..........................................................4

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK...................................................5

2.1 Latar Belakang.................................................................................5

2.2 Maksud dan Tujuan Proyek.............................................................7

2.3 Data Teknis Proyek.........................................................................7

2.4 Pemilihan Penyedia Jasa................................................................20

2.5 Sistem Kontrak..............................................................................22

2.6 Ruang Lingkup Proyek dan Tahapan dalam Manajemen Proyek. 26

2.7 Hubungan Kerja Antar Organisasi Proyek....................................26

BAB III PELAKSANAAN PROYEK....................................................56

3.1 Uraian Umum.....................................................................................56

3.2 Uraian Kegiatan Pembangunan Paket 4...............................................57

3.3 Pengendalian Proyek (Waktu, Mutu, Biaya).......................................59

3.4 Pengendalian dan Pengawasan Proyek..........................................65

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi
mahasiswa program studi D-IV Perencanaan Irigasi dan Rawa. Praktek kerja
lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung
dan mampu mengaitkannya dengan teori dan praktek yang didapat di bangku
kuliah. Selama mengikuti praktek kerja lapangan, disamping melakukan
pengamatan langsung juga sedapat mungkin ikut aktif di lapangan, sehingga
diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama
pelaksanaan proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan skill dan
kemampuan serta profesionalisme kinerja. Dengan demikian akan menumbuhkan
sikap mandiri dan kritis dalam diri manusia tersebut serta diharapkan mahasiswa
dapat mengembangkan kreatifitasnya di lapangan.
Berdasarkan Surat Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
No HM.05.06-Ah.1/10/ dan Surat Tugas Kerja Praktek no 192/PL9.3/PP2023 dari
Politeknik Negeri Padang, Durasi kerja praktik ditetapkan selama 3 (Tiga) bulan
dalam kurun tanggal 14 Agustus 2023 s.d. 14 November 2023 di Bendungan Tiga
Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan di
bawah naungan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera Selatan VIII.
Dalam praktek kerja lapangan ini penulis mendapatkan kesempatan untuk
mengamati secara langsung sekaligus mengembangkan kreatifitas pada Proyek
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji yang berlokasi di Kecamatan Tiga Dihaji,
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Dengan kegiatan praktek kerja lapangan akan terbentuk suatu hubungan


kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek.

viii
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.1.1. Maksud

Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa


memperoleh pengetahuan, pemahaman profesi dan mengembangkan pengalaman
kerja dalam kegiatan kontruksi bangunan air.
1.1.1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL)
adalah untuk menyelesaikan perkuliahan di semester VII Program Studi DIV
Tekknik Perencanaan Irigasi dan Rawa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Padang.
1.1.1. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam praktik kerja lapangan ini adalah
sebagai berikut :

a. Mengetahui tujuan dan mamfaat proyek pembangunan Bendungan Tiga


Dihaji.
b. Mengetahui data umum dan data teknis proyek pembangunan Bendungan
Tiga Dihaji.
c. Mengetahui item pekerjaan yang sedang dikerjakan diproyek tersebut.
d. Mengetahui proses pengendalian dan pengawasan proyek yang sedang
dikerjakan berupa pengendalian waktu, pengendalian mutu, dan
pengendalian biaya.
e. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam suatu proyek dan
pemecahan masalah terhadap kasus tersebut.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini


adalah sebagai berikut:
a. Metode observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengamatan langsung terhadap pekerjaan yang sedang berjalan dilapangan selama
ix
masa Praktek Kerja Lapangan.
b. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengambil kutipan dari sumber acuan yang berkaitan dengan data yang diperoleh
dilapangan.
c. Metode Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meminta
data dari perusahaan. Dokumentasi juga dilakukan menggunakan kamera untuk
mengambil gambar yang diperlukan.

1.4 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Adapun bahasan dari laporan ini adalah tentang pekerjaan yang sedang
berlangsung di lapangan yang dapat penulis amati, yaitu :
a. Deskripsi Proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji
b. Pekerjaan Galian Terowongan Pengelak pada Bendungan Tiga Dihaji
c. Pekerjaan Pemasangan Steel Rib pada Terowongan Pengelak
d. Tinjauan Khusus Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Terowongan
Pengelak Bendungan Tiga Dihaji, OKU Selatan, Provinsi Sumatra Selatan

x
1.5 Sistematika Penulisan Laporan

Untuk memberikan pengertian yang jelas dan mudah dipahami, laporan ini
disusun sesuai urutan kegiatan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Memaparkan mengenai latar belakang Praktek Kerja Lapangan, tujuan Praktek
Kerja Lapangan, metode pengumpulan data, rumusan masalah, batasan masalah,
serta sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
Menjelaskan mengenai latar belakang proyek, maksud dan tujuan proyek, lokasi
proyek, data umum proyek, data teknis proyek, srtuktur organisasi, manajemen
proyek dan tinjauan perencanaan pnroyek.
BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
Pada bab ini, Penulis akan menjelaskan mengenai uraian umum, uraian pekerjaan
paket 4, pengendalian waktu pelaksanaan, dan pengendalian biaya (meliputi
pengendalian biaya material, pengendalian biaya sumber daya manusia,
pengendalian biaya peralatan), dan pengendalian kesehatan, keselamatan kerja
dan lingkungan (K3L).
BAB IV STUDI KASUS
Pada bab ini, Penulis akan menjelaskan mengenai tinjauan kasus umum, aspek
teknis, dan aspek non teknis. Aspek teknis merupakan uraian mengenai studi
kasus, sementara aspek non teknis merupakan aspek-aspek yang berkaitan di
lapangan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini, Penulis akan memaparkan kesimpulan mengenai laporan secara
keseluruhan dan saran untuk terciptanya aspek kerja secara baik dan benar.

xi
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
1.6 Latar Belakang

Dalam rangka mendukung Program Nasional “KEDAULATAN PANGAN


DAN KEDAULATAN ENERGI”, Direktorat Jendral Sumber Daya Air
menetapkan Program pembangunan waduk/bendungan Baru, 1 juta hektar
rehabilisasi Jaringan Irigasi dan Program Strategis Lainnya.

Provinsi Sumatra Selatanmelalui BBWS Sumatra VIII mendapat


kesempatan untuk pemabngunan (1) buah waduk/bendungan yang akan dibangun
di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji. Melalui Kemntrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Ditjen Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sumatra
VIII pada tahun 2017 direncanakan akan melaksanakan pembangunan bendungan
tersebut.
Bendungan tersebut berfungsi sebagai bendungan Multi Purpose untuk
mengairi Irigasi baru seluas 25.423 Ha, menghasilkan sumber energy
listrik/PLTA ± 40 MW, untuk budidaya perikanan, Air Baku, Tempat Wisata Dan
Dampak Positif lainnya.
Secara Geografis terletak antara 40 36´ – 4 0 48´ LS dan 1030 48´ – 1040 00´
BT dan secara administrasi terletak di Kabupaten OKU Selatan yang merupakan
lokasi rencana bendungan/waduk yang akan dibangun. Membangun
bendungan/waduk harus dimulai dengan kecukupan air yang akan ditampung,
untuk itu perencanaan bendungan/waduk harus terpadu dengan pemanfaatan air di
seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) tempat bendungan/waduk akan dibangun.
Sungai Komering dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
Komering, dengan Bendung Perjaya sebagai bangunan penangkap airnya akan
mengairi areal irigasi teknis seluas 72.639 Ha, terdiri dari :

a. DI. Belitang : 20.968 Ha.


b. DI. Macak : 16.640 Ha.
c. DI. Bahuga : 15.510 Ha.
d. DI. Muncak Kabau : 6.021 Ha.
xii
e. DI. Lempuing : 13.500 Ha.

Layout luas areal irigasi yang diairi secara detail dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

BendunganTigadihaji
Kab. OKU Selatan

Gambar 2.1: Diagram Sistem Irigasi Komering

Pembangunan Bendungan/Waduk Tigadihaji perlu dilaksanakan untuk


mendukung peningkatan jaringan DI. Komering yang merupakan lumbung
pangan bagi Provinsi Sumatera Selatan, juga untuk sumber air baku dan energi
listrik bagi Kabupaten OKU Selatan.
Namun pembangunan bendungan/waduk ini harus dilaksanakan tahap demi
tahap sesuai dengan kaidah-kaidah keamanan bendungan yang tertuang dalam
berbagai peraturan atau norma, standar, pedoman dan manual yang lazim
disingkat NSPM sebagaimana diamanatkan dalam bab 4 pasal 8 UU No. 11
Tahun 1974 Tentang Pengairan . Untuk memastikan bahwa perencanaannya nanti
sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada, maka harus mendapat sertifikat
persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat .

xiii
1.7 Maksud dan Tujuan Proyek

1.1.2. Maksud Proyek

Maksud dari dibangunnya Bendungan Tiga Dihaji adalah untuk menjaga


kestabilan suplai air Daerah Irigasi Komering disaat musim kemarau yang selama
ini hanya mengandalkan Sungai Komering.
1.1.1. Tujuan Proyek
a. Pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air irigasi dan pemenuhan
kebutuhan air baku
b. Pembangkit Listrik
c. Konservasi Sumber Daya Alam
d. Pariwisata dan Olahraga

1.8 Data Teknis Proyek

1.1.2. Data Umum Proyek


Secara umum data proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji adalah
sebagai berikut:
a. Nama Kegiatan : Pembangunan Bendungan
Tiga Dihaji di Kabupaten OKU Selatan
b. Lokasi : Kecamatan Tiga Dihaji,
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
c. Pengguna Jasa : Kementrian
Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jendral
Sumber Daya Air Besar Wilayah
Sumatera VIII.
d. Konsultan Supervisi : PT. Virama Karya - PT.
Tata Guna PatriaTritunggal
Pratyaka - PT. Bina Karya-
PT. KwarsaHexagon, KSO

xiv
e. Pelaksana Pekerjaan

1) Paket 1 : PT. Hutama Karya (Persero) - PT.


Basuki Rahmanta Putra,KSO

2) Paket 2 : PT. Waskita Karya (Persero) Tbk -


PT.Jaya Kontruksi PT. SAC
Nusantara, KSO

3) Paket 3 : PT. Nindya Karya (Persero) Tbk -


PT. Taruna Putra Pertiwi,KSO
4) Paket 4 : PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk –
PT .Rudy Jaya,KSO

f. Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2018-2023

g. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1800 Hari Kalender

h. Tahun Anggaran : 2018-2023

i. Nilai Kontrak Kontruksi : IDR 3.744.156.521.000’

j. Tanggal Kontrak : 16 Oktober 2018

k. Jangka Waktu Pemeliharaan : 365 Hari Kalender

xv
1.1.1. Data-Data Teknis Proyek

Gambar 2.2: Layout Proyek Bendungan Tiga Dihaji

a. Data Umum
1) Sungai : Sungai Selabung
2) Nama Bendungan : Tiga Dihaji
3) Koordinat : 4˚37' 44, 154 " LS 103˚ 52'36,
748 BT
4) Wilayah : Desa Sukabumi, Kecamatan
Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan
b. Hidrologi

1) Curah Hujan Tahunan : 2732 mm


2) Debit Desain Q25 : 910,70 m³/det
3) Debit Banjir Desain Q1000 : 1310,60 m³/det
4) Debit Banjir Desain PMF : 3763,90 m³/det

c. Bendungan

Zona inti /kedap air Zona Transisi

Filter Halus Zona Rock Fill


Filter Kasar RIPRAP

Gambar 2.3: Potongan Melintang Tipikal Bendungan

xvi
Gambar 2.4: Desain Penampang Tubuh Bendungan

1) Luas Daerah Pengaliran Sungai : 1158,20 km²


2) Luas Genangan pada Kondisi HWL : 4,68 km²
3) Curah Hujan Rata-Rata Tahunan : 2732,00 mm

4) Debit Banjir Maksimum boleh jadi (QPMF in) : 3763,90 m³/det


5) Debit Banjir 1000 Tahunan (Q1000 in) : 1310,70 m³/det
6) Debit Banjir 100 Tahunan (Q100 in) : 1074,9 m³/det
7) Debit Banjir 25 Tahunan (Q25 in) : 910,7 m³/det
8) Elevasi Muka Air Banjir PMF (HWL) : +328,95 m
9) Elevasi Muka Air Banjir 1000 Tahun : 324,7 m
10) Elevasi Muka Air Banjir 100 Tahun : 324,15 m
11) Elevasi Muka Air Normal (HWL) : +324,00 m
12) Elevasi Muka Air Rendah : +301,5 m
13) Volume Tampungan Total : 129,00 juta m³
14) Tampungan Bruto (dengan sedimen) pada NWL : 104,838 juta m³
15) Tampungan Efektif : 64,68 juta m³
16) Tampungan Mati (Dead Storage) : 40,19 juta m³
17) Usia Guna Waduk : 50 tahun
18) Retensi Banjir : 7,04 %

xvii
19) Tipe Bendungan :Urugan Zonal
inti tegak
20) Tinggi Bendungan : 122 m
21) Elevasi Puncak : 332 m
22) Elevasi Dasar Cut-Off : +210,00 m
23) Panjang Puncak : 950.00 m
24) Lebar Puncak : 12 m
25) Kemiringan Lereng Hulu : 1:2,50
26) Kemiringan Lereng Hilir : 1:2
27) Volume Timbunan Inti Lempung (Zona 1) : 1,78 juta m³
28) Volume Timbunan Filter Halus (Zona 2a) : 0,27 juta m³
29) Volume Timbunan Filter Kasar : 0,27 juta m³
30) Volume Timbunan Batu (Zona 3a) I : 1,77 juta m³
31) Volume Timbunan Batu (Zona 3a) II : 3,05 juta m³
32) Volume Timbunan Batu (Zona 3b) : 2,12 juta m³
33) Volume Timbunan Rip-Rap (Zona 4) : 0,31 juta m³
34) Total Volume Timbunan : 9,57 juta m³
35) Kedalaman Curtain Grouting : 16 m- 120 m
36) Kedalaman Blanket Grouting : 10.00 m

xviii
d. Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel)
1) Lokasi : Bukit tumpuan kanan
2) Tipe : Lingkaran
3) Debit Banjir Desain Q25 : 910,7 m³/det
4) Dimensi Terowongan : 7,00 m
5) Panjang Terowongan : 595 m
6) Diameter : 1 buah X 7,00m
7) Kemiringan Pengelak : 0,00467

INTAKE PENGELAK OULET PENGELAK

Gambar 2.5: Desain Penampang Terowongan

e. Cofferdam
1) Elevasi Inlet Dasar Terowongan : +221,00m
2) Elevasi Outlet Dasar Terowongan : +218,41m
3) Kapasitas Maksimum (Q25) Out : 623,51m³/det
4) Tipe Pintu Pengelak : Pintu sorong plat baja
5) Ruang Pintu Pengelak : Bentuk persegi struktur
beton
6) Ukuran Pintu : 7,00 x 7,00m(1 buah)
7) Tipe Ruang Olak Pengelak : USBR I
8) Panjang Ruang Olak Pengelak : 40,00 m
9) Lebar Ruang Olak Pengelak : 35,00 m
10) Elevasi Puncak : 270 m

xix
11) Tinggi dari Dasar Galian : 54 m
12) Kemiringan/ Slope Lereng Hulu : 1:2,50
13) Kemiringan/ Slope Lereng Hilir : 1:2,00
14) Lebar Puncak : 10,00 m
15) Panjang Puncak : 66,00 m
16) Type : Urugan dengan inti miring

f. Bangunan Pelimpah

Gambar 2.6: Desain Penampang dan Progres Galian Spillway

1) Lokasi : BukitTumpuanKanan
2) Tipe Pelimpah : Frontal Ogee dengan
pintu

xx
3) Elevasi Puncak Mercu : +324,00 m
4) Lebar Bersih Pelimpah : 80,00 m
5) Tinggi Mercu dari Apron : 10,00 m
6) Tipe Kolam Olak : USBR III
7) Panjang Kolam Olak : 40,00 m
8) Kedalaman : 10,42 m
9) Debit Banjir Desain QPMF Out : 3614,0 m³/dt
10) Debit Banjir PMF OUT Lewat Pelimpah : 1728,5 m³/dt
11) Debit Banjir PMF OUT Lewat Pintu : 1885,5 m³/dt
12) Debit Banjir Q1000 Out Lewat Pelimpah : 8,91 m³/dt
13) Debit Banjir Q1000 Out Lewat Pintu : 1171,92 m³/dt
14) Debit Banjir Q100 Out Lewat Pintu : 964,28 m³/dt

1) Pelimpah Samping Overflow


a. Lebar Bersih Pelimpah : 80 m
b. Elevasi Muka Air Banjir : 328,95 m
c. Elevasi Saluran Muka (apron) : 314 m
d. Elevasi Saluran Pengarah : 309 m
2) Pelimpah Pintu Radial Gate
a. Tipe Pintu : Radial Gate
b. Lebar Pintu : 8,00 x 10,00
M (2 buah pintu)
c. Elevasi Dasar Pintu (apron) : + 314,00 m
d. Lebar Saluran Pengarah Hulu : 20,25 m
e. Lebar Saluran Pengarah Hilir : 30 m
3) Saluran Peluncur (Pelimpah)
a. Lebar Saluran Peluncur : 35,00 m
b. Panjang Saluran Peluncur : 605,00 m
c. Elevasi Ruang Olak : + 207,00 m
d. Lebar Ruang Olak : 35,00 m
e. Panjang Ruang Olak : 40,00 m

xxi
g. Bangunan Pengambilan Untuk Irigasi
1) Lokasi : Bukit tumpuan kiri
2) Tipe intake : Intake Tower
dengan Headrace Unnel
Beton dan Penstock
Baja
3) Ruang Pintu Intake : Bentuk Persegi Struktur
Beton
4) Tipe Pintu Intake : Sorong tegak
5) Debit Rata-Rata untuk Irigasi (RWL 137,00 m) : 54,72 m³/dt
6) Debit Rata-Rata untuk Air Baku : 1,00 m³/dt
7) Trash Rack :1 (set)
8) Elevasi Bangunan Pengatur Pintu : + 331,00 m
9) Elevasi Dasar Intake : + 301,50 m
10) Elevasi Puncak Menara : + 339,25 m
11) Elevasi Dasar Outlet : + 294,25 m
12) Elevasi Power House : 212 m
13) Tinggi Menara : + 37,75 m
14) Debit Rencana (Q25) Out : 804,6 m³/dt
15) Kemiringan Terowongan Pengambilan : 0,0099
16) Ukuran Intake : 5,00x5,00 m
1. Headrace Intake Tunnel

a) Diameter Pengambilan (diameter luar) : 5,00 m


b) Material : Beton
c) Panjang : 190 m
2. Penstock

a) Diameter Pengambilan : 4,00 m


b) Material : Pipa baja
c) Panjang : 633 m
3. Pintu dan Katup Pengatur

a) Jenis Pintu Pengambilan : Slide Roller Gate (5x5)

xxii
b) Jenis Pintu Valve Regulator : Gate Valve (Ø2,0 m)
c) Jenis Pintu Pengatur : Slide Gate Valve (Ø 2,0
m)
d) Jenis Pintu Outlet : Hollow Jet (Ø 2,0 m)
e) Elevasi Dasar Outlet Pipa : +212,00 m
4. Bottom Outlet

Menggunakan Terowongan Pengelak


a) Diameter Pipa Outlet : 3,00 m
b) Elevasi Dasar : + 219,5 m
c) Jenis Pintu Katup Utama : Bonneted Gate
(7 m x 7 m)
d) Jenis Pintu Katup Pengatur : Butterfly Valve (Ø 3,0
m)
e) Jenis Pintu Outlet : Hallow Cone (Ø 3,0 m)
5. Manfaat/Layanan

a) Debit Irigasi (rerata) : 34,63 m³/dt


b) Debit Irigasi (maksimum) : 84,3 m³/dt
c) Debit Air Baku : 1,00 m³/dt
6. PLTA Menggunakan Jalur Intake

a) Normal Water Level : +324,00 m


b) Minimum Water Level : +301,50 m
c) Tail Water Level : +202,08 m
d) Debit Desain : Mengikuti debit irigasi
e) Estimasi Daya : 40 MW
7. Jalur Masuk dan Jalan Keluar

a) Jalan Eksisting (Muara dua – ke Desa Peninggiran) : 2,10 km


b) Jalan Ekisting (Peninggalan – ke Desa Suka Bumi) : 9,72 km
c) Jalan Baru (Relokasi) : 200 m
d) Jalan Akses (Desa Suka Bumi –Dam Site) : 3,50 km

xxiii
Gambar 2.7: Desain Penampang Bangunan Pengambilan (Intake)

Gambar 2.8: Lokasi Pekerjaan Bangunan Pengambilan (Intake)

h. Bangunan Pengambilan Untuk PLTA


1) Lokasi : Bukit tumpuan
kiri
2) Tipe Intake : Menara
3) Debit Maksimun untuk PLTA (NWL 331,00m) : 54,72 m³/det
4) Trash Rack : 1 (buah)
5) Elevasi Dasar intake : +301,50 m
6) Ruang Pintu Intake : Bentuk
Persegi Struktur Beton

xxiv
i. Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik
1) Lokasi : Bukittumpuan kiri
hilir
2) Jenis Gedung Pembangkit : Indoor
3) Ukuran Gedung :Tinggi maksimum diatas
pondasi 27 x 78x 22 m
4) Kapasitas Terpasang : 4 unit x 10,0 MW

1) Turbin

a) Elevasi Pusat Distributor : 201,50 m


b) Tipe Turbin : Francis
c) Jumlah : 4 Unit
d) Tinggi Rencana (design head) MAN : 122,50 m
e) Tinggi Maksimum : 127,45 m
f) Tinggi Minimum : 110,00 m
g) Keluaran Turbin : 40,00 MW
h) Kecepatan Spesifik : 587 rpm
i) Kecepatan Putar : 490 rpm
j) Tipe Pengatur : Mekanik Governor
k) Katub Pengaman Turbin : Generator
l) Elevasi Deck : +202,50 m
m) Tipe : Vertikal Shaft
n) Kecepatan : 490 m
o) Kapasitas : 10 MW
p) Frekuensi : 50 hertz
q) Tranformer : Tiga fase, 12,5 MVA,
50 hert Switchyard
r) Lokasi : Bukittumpuan kiri hilir
s) Ukuran : P x l (15 x 15) m
3) Kegunaan (Purpose)
a. Pola Tanam Irigasi : Padi-Padi-Palawija
b. Intensitas Tanam : 100% Padi,100%Padi,
100% Palawija

xxv
c. Luas Areal Irigasi : 38.489,5 Ha
d. Air Baku : 1 m³/det
e. PLTA : 40 MW

1.1.2. Lokasi Proyek Bendungan Tiga Dihaji


Lokasi rencana Bendungan Tiga Dihaji terletak di Desa Sukabumi,
Kecamatan Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan,
Provinsi Sumatera Selatan. Secara Geografis, terletak pada koordinat 4˚37' 44,
154 Lintang Selatan 103˚ 52'36, 748 Bujur Timur.

Gambar 2.9: Peta Lokasi Proyek Bendungan Tiga Dihaji

xxvi
2.4 Pemilihan Penyedia Jasa

Sistem pemilihan penyedia jasa dalam proyek pembangunan Bendungan


Tiga Dihaji ini adalah menggunakan sistem pelelangan atau tender yang
dilaksanakan oleh PT. Hutama Karya – Basuki Rahmana Putra,KSO untuk Paket
1, PT. Waskita Karya - Jaya Kontruksi - Sac Nusantara,KSO untuk Paket 2, PT.
Nindiya Karya- PT. Taruna Putra Pertiwi,KSO untuk Paket 3 dan PT. Wijaya
Karya-Rudy Jaya,KSO untuk Paket 4.
1.1.3. Metode Pemilihan Pengadaan Jasa Kontruksi
Berdasarkan Pepres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Pepres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada
pemilihan penyedia konstruksi dilakukan dengan :
a. Pelelangan Umum
b. Pelelangan Terbatas
c. Pelelangan Sederhana
d. Pemilihan Langsung
Pengadaan jasa konstruksi di Indonesia dilaksanakan dengan pedoman
Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 Beserta perubahannya. Pasal 38 ayat
1, metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri
dari:
a. E-purchasing, dilaksanakan untuk barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus
Juta Rupiah)
b. Penunjukan Langsung, dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu.
c. Tender Cepat, dilaksanakan dalam hal:
1) Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan
secara rinci.
2) Pelaku usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Infromasi Kinerja
Penyedia.

xxvii
d. Tender,dilaksanakan dalam hal tidak menggunakan metode pemilihan
penyedia sebagaimana e-purchasing, pengadaan langsung, penunjukan
langsung dan tender cepat.

Proses pengadaan barang/jasa dijelaskan pada Peraturan Pemerintah


Nomor 16 tahun 2018, dimana disebutkan pemilihan penyedia jasa lainnya dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementrian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh
APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan.
b. Tender/Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan peserta pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan
pelaku usaha asing.
c. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
dalam keadaan tertentu.
d. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
e. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
dalam keadaan tertentu.

Pada proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji jenis tender yang


digunakan adalah pelelangan umum untuk kategori pekerjaan konstruksi,
dilanjutkan dengan prakualifikasi satu file, dan harga terendah sistem gugur.
Untuk kategori jasa konsultasi badan usaha jenis tender yang digunakan adalah
Seleksi umum, yang dilanjutkan dengan prakualifikasi dua file, dan kualitas biaya.

xxviii
2.5 Sistem Kontrak

Berdasarkan Pepres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua


Atas Pepres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintahan
pada Pasal 50 ayat 2 menjelaskan kontrak pengadaan barang/ jasa meliputi :

a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran


b. Kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggaran
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan
Berdasarkan Pepres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Pepres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintahan pada
Pasal 50 ayat 3 menjelaskan kontrak pengadaan barang/ jasa meliputi :
a. Kontrak Lumpsum
b. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)
c. Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
d. Kontrak Persentase
e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Sistem kontrak yang digunakan pada proyek Pembangunan Bendungan
Tiga Dihaji adalah kontrak harga satuan (unit price). Kontrak harga satuan adalah
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-
benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.

xxix
1.1.4. Harga Kontrak
Harga kontrak untuk melaksanakan Proyek Pembangunan Bendungan Tiga
Dihaji secara keseluruhan adalah Rp 3.744.156.521.000,- (Tiga Trilyun Tujuh
Ratus Empat Puluh Empat Milyar Seratus Lima Puluh Enam Juta Lima Ratus Dua
Puluh Satu Ribu Rupiah) termasuk PPN 10%. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Harga kontrak pelaksanaan paket 1 senilai Rp 1.077.580.618.000,-
(Satu Trilyun Tujuh Puluh Tujuh Milyar Lima Ratus Delapan Puluh
Juta Enam Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah)

b. Harga kontrak pelaksanaan paket 2 senilai Rp 1.345.921.604.000,-


(Satu Trilyun Tiga Ratus Empat Puluh Lima Ribu Miliyar Sembilan
Ratus Dua Puluh Satu Juta Enam Ratus Empat Ribu Rupiah)
c. Harga kontrak pelaksanaan paket 3 senilai Rp 629.940.294.000,-
(Enam Ratus Dua Puluh Sembilan Miliyar Sembilan Ratus Empat
Puluh Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah)
d. Harga kontrak pelaksanaan paket 4 senilai Rp 690.714.005.000,-
(Enam Ratus Sembilan Puluh Miliyar Tujuh Ratus mpat Belas Juta
Lima Ribu Rupiah)
e. Harga kontrak pengawasan senilai Rp 82.873.000.000,- (Delapan
Puluh Dua Milyar Delapan Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Rupiah)
Semua harga kontrak di atas sudah termasuk PPN 10%.

1.1.5. Sumber dan Penggunaan Dana

Proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji berdasarkan


No.Kontrak01/SP/BEND.1/P.BENDUNGAN.S.VIIIAh/BEND.1/X/2018 ini
dibiayai dari APBN Tahun Anggaran 2018 – 2023 dengan pembayaran prestasi
pekerjaan. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara Termin.
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran
prestasi pekerjaan antara lain :
1. Surat Permohonan Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
2. Berita acara pemeriksaan kemajuan hasil pekerjaan;
3. Laporan harian;
4. Laporan perhitungan volume;

xxx
5. Laporan hasil pengujian-pengujian yang dipersyaratkan; dan
6. Dokumentasi dengan menggunakan kamera dan/atau drone (foto
dan/atau video) pelaksaan pekerjaan.

Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,


dengan ketentuan :
1. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
2. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;

3. Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang.


4. Pembayaran harus memperhitungkan :
a. Angsuran uang muka;
b. Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari
hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan (material on site)
yang sudah dibayar sebelumnya.
c. Denda (apabila ada)
d. Pajak; dan/atau
e. Uang retensi
5. Untuk kontak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada sub
penyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan yang selesai
dilaksanakan oleh sub penyedia tanpa harus menunggu pembayaran
terlebih dahulu dari PPK.
6. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
7. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran kepada Pejabat Penandatangana Surat
Perintah Membayar (PPSPM);
8. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak
xxxi
akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
1.1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan
a. Waktu pelaksanaan : 1800 hari kalender terhitung sejak tanggal
mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
b. Masa pemeliharaan : 365 hari kalender terhitung sejak tanggal
penyerahan Pertama (PHO) pekerjaan.
1.1.7. Umur Kontruksi
a. Bangunan hasil pekerjaan memiliki umur konstruksi 50 tahun sejak
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan selama 10
tahun sejak tanggal penyerahan akhir.
1.2. Uraian Umum Manjemen Proyek
Menurut buku manajemen proyek, manajemen merupakan suatu ilmu
pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-
sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif
dan efisien (Husen, Abrar, 2010: 2). Menurut buku manajemen proyek (Husen,
Abrar, 2010: 2) unsur - unsur manajemen yaitu :
a. Tujuan : sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu,
waktu dan keselamatan.
b. Pemimpin : mengarahkan organisasi dalam mencapai sasaran dan
tujuan.

c. Sumber - sumber daya yang terbatas : manusia, modal/biaya, peralatan


dan material.
d. Kegiatan : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian.

xxxii
2.6 Ruang Lingkup Proyek dan Tahapan dalam Manajemen Proyek

Sesuai dengan dokumen kontrak, ruang lingkup proyek mencakup


pekerjaan yang meliputi:

a. Pekerjaan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 1


1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Bendungan Kiri
3) Jetty dan Trashboom pada Bendungan
4) Alat Penunjang OP Bendungan
b. Pekerjaan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 2
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Bendungan Kanan
c. Pekerjaan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 3
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Inspeksi
3) Bangunan Pelimpah (Spillway)
4) Pekerjaan Bangunan Fasilitas
5) Pekerjaan Lain-lain
d. Pekerjaan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 4
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Bangunan Pengelak
3) Pekerjaan Steel Lining dan Linning congrate Bendungan
4) Bangunan Pengambilan
5) Hydromechanical and Electrical Works (Intake Utama)

2.7 Hubungan Kerja Antar Organisasi Proyek

2.7.1 Hubungan antar Unsur Pelaksana Proyek

Hubungan antar unsur pelaksana proyek terbagi atas hubungan memerintah


dan hubungan koordinasi/tanggung jawab. Adapun hubungan antar unsur-unsur
pelaksana pada proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Kabupaten OKU

xxxiii
Selatan dapat dilihat pada gambar berikut :

Satker PB
BBWS S VIII

PPK PPK PB
Perencanaan

Pengawas C C C Direksi

KONTRAKTOR
KONSULTAN

Gambar 2. 10: Struktur organisasi Proyek Pembangunan


Tiga Dihaji

Keterangan :

: Garis Perintah

: : Garis Koordinasi dan GarisTanggung Jawab

C : Direksi

Hubungan atau koordinasi antara pemilik proyek dengan pejabat pembuat


komitmen antara lain :
a. Pemilik proyek memerintah pejabat pembuat komitmen
pembangunan bendungan (PPK PB) untuk mengawasi
kinerja penyedia jasa konstruksi.

b. Pemilik proyek memerintah pejabat pembuat komitmen


perencanaan pembangunan bendungan (PPK PPB) menjadi
direksi terhadap penyedia jasa supervisi.
c. Pejabat pembuat komitmen pembangunan bendungan (PPK
Bendungan) dan pejabat pembuat komitmen perencanaan
bendungan (PPK perencanaan) saling berkoordinasi dan
xxxiv
bertanggung jawab terhadap pemilik proyek.

xxxv
1.2.1. Hubungan Kontraktor dengan Pemilik Proyek

Hubungan atau koordinasi antara kontraktor dengan pemilik proyek antara


lain:

a. Ada ikatan kontrak kerja.

b. Pemilik proyek memberikan pekerjaan kepada kontraktor,


kemudian kontraktor melaksanakan pekerjaan dan
menyerahkan kembali kepada pemilik tepat pada waktunya.
c. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan
jasa konstruksi kepada kontraktor.
1.2.2. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Pemilik Proyek

Hubungan atau koordinasi antara pemilik proyek dengan konsultan


pengawas antara lain :
a. Pengawas bertanggung jawab kepada pemilik proyek.

b. Konsultan pengawas menyerahkan hasil pengawasannya


kepada pemilik proyek.
c. Pemilik proyek memberi imbalan jasa kepada konsultan
pengawas.

1.2.3. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor

Hubungan atau koordinasi antara konsultan pengawas dengan kontraktor


antara lain :
a. Adanya ikatan aturan pelaksanaan proyek.

b. Kontraktor melaksanakan proyek dengan mendapat


pengawasan dari pengawas.
c. Konsultan memberikan pengendalian teknis pelaksanaan
proyek yang dikerjakan kontraktor.
d. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan.

xxxvi
1.3. Wewenang dan Tanggung Jawab dalam Struktur Organisasi Proyek
Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005 :
44 -47) hak dan kewajiban masing - masing pihak yang terlibat dalam proyek
sebagai berikut :
1.3.1. Pemilik Proyek (Owner)

Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005 :


44) Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan
yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Owner pada proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji adalah Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWSS) VIII.

Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah sebagai berikut :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan


pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran
pekerjaan
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan

5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak


penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah bangunan
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk
suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai


dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki.

xxxvii
Wewenang Pemberi Tugas adalah sebagai berikut :

1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing -


masing kontraktor.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah
menjadi hal - hal di luar kontrak yang ditetapkan.

Berikut struktur organisasi pemilik proyek pada Bendungan Tiga Dihaji


seperti terlihat di bawah :

KEPALA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SUMATERA VIII

KEPALA SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN

PPK BENDUNGAN
PPK PERENCANAAN
I DAN II

DIREKSI PEKERJAAN DIREKSI PEKERJAAN


DAN PENGAWASAN

Gambar 2.11: Struktur Organisasi Pemilik Proyek


Bendungan Tiga Dihaji

1.3.2. Konsultan
Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005:
45) pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
1.3.3. Konsultan Perencana
Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005:
45) konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang
melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.

xxxviii
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :

a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari


gambar rencana, rencana kerja dan syarat - syarat, hitungan
struktur, rencana anggaran biaya.
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna
jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor
tentang hal - hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,
rencana kerja dan syarat – syarat.
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.

e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.


1.3.4. Konsultan Pengawas

Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005:


45 - 46) konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai
awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang
telah ditetapkan.

b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik


dalam pelaksanaan pekerjaan. Melakukan perhitungan
prestasi pekerjaan. Mengkoordinasi dan mengendalikan
kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai
bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
c. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini
mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
d. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di
lapangan agar dicapai hasil akhir yang sesuai kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah di tetapkan.
Menerima atau menolak material/peralatan yang
didatangkan kontraktor.
xxxix
e. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
f. Menyusun laporan kemajuan dan Menyiapkan dan
menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.

xl
Gambar 2.12: Struktur Organisasi Konsultan Supervisi Pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji

xli
1.3.5. Kontraktor
Menurut buku Manajemen Proyek Konstruksi (Ervianto, Wulfram I, 2005 :
46-46) kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat - syarat yang ditetapkan.
Kontaktor pada proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 1 adalah PT.
Hutama Karya (Persero) – PT. Basuki Rahmanta Putra, KSO; Paket 2
dilaksanakan oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk – PT Jaya Kontruksi
Manggala Pratama, Tbk – PT. SAC Nusantara, KSO; Paket 3 dilaksanakan oleh
PT. Nindya Karya (Pesero), Tbk – Taruna Putra Pertiwi, KSO; Paket 4
dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk – PT. Rudy Jaya, KSO.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah :

1 Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan


dan syarat - syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings)
dan syarat - syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh
pengguna jasa.s
2 Membuat gambar - gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3 Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan
masyarakat.
4 Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan.

Berikut struktur organisasi penyedia jasa konstruksi pada proyek


pembangunan Bendungan Tiga Dihaji, Wijaya Karya Paket 4.

xlii
Gambar 2.13 Struktur Organisasi Penyedia Konstruksi Proyek
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji WIJAYA KARYA-RUDY JAYA,
KSO.

xliii
xliv
1.3.6. Sub-Kontaktor
Menurut buku Manajemen Proyek Sub-kontraktor adalah pihak yang
ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk mengerjakan sebagian
pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki keahlian
khusus/spesialis (Husen,Abrar, 2010 : 19).
1.3.7. Pemasok (Supplier)
Menurut buku Manajemen Proyek Pemasok adalah pihak yang ditunjuk oleh
kontraktor untuk memasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkan
oleh pemilik (Husen,Abrar, 2010 : 19).
1.3.8. Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun penjelasan bagian bagian unsur-unsur yang terkait dalam struktur
organisasi dari gambar diatas sebagai berikut:
a. Project Manager

Yaitu seorang pimpinan proyek yang akan mengkoordinir segala sesuatu


tentang pelaksanaan proyek.
Tugas dan tanggung jawab project manajer antara lain:
a. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan
timbul agar dapat diantisipasi secara dini.
b. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan
keluar.
c. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi
proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan
proyek.
d. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga
operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).
e. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan
Kemajuan Pekerjaan).
f. Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang
ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai
dengan spesifikasi, dan waktu.
g. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata
terhadap organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di

45
keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan
wewenang yang terbatas dari organisasi.
b. Deputi Manager Proyek

Tugas dan Tanggung Jawab Deputy Manajer Proyek antara lain:

1. Menguasai Detail spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan


dalam pelaksanaan proyek.
2. Menjamin pelaksanaan sehari – hari di lapangan sesuai schedule
yang dibuat.
3. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai.

c. Health, Safety and Enviroment (HSE) Manager


Tugas dan kewajibannya antara lain:

1. Memimpin perencanaan implimentasi K3L di lapangan .

2. Memimpin HSE Officer, koordinasi dengan semua pihak tentang


penerapan K3L.
3. Membuat laporan dan Program K3L.

4. Mengkoordinir penanganan kecelakaan kerja dan pencemaran


lingkungan maupun keadaan darurat lainnya di lapangan.
d. Pelaksanan Utama
Tugas dan kewajibannya antara lain:

1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai


pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.
2. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali
metode pelakasanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan.
e. Kasie Teknik
Tugas Kepala Seksi Teknik antara lain:

1. Menyiapkan desain teknis, standar, gambar kerja.

2. Membuat metode kerja dan SOP.

3. Membuat desain yang selamat, bermutu dan ramah lingkungan.

4. Mengendalikan dokumen teknis (Engineering).

46
5. Menetapkan Standar pekerjaan dan sumber daya sesuai syarat
kontrak.

6. Mengajukan alternative desain, gambar kerja.

7. Menghentikan, membongkar pekerjaan yang tidak sesuai syarat


teknis.

8. Terpenuhinya persyaratan teknis.

9. Tersedianya desain dan gambar kerja yang selamat, mudah dipahami


dan dilaksanakan.
10. Terkendalikan dokumen teknis dan gambar.

f. Kasie Komersial

Tugas Kepala Seksi Komersial antara lain:

1. Menyiapkan rencana kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan


kontruksi.
2. Menetapkan target kegiatan Konstruksi.

3. Melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu.

4. Mengevaluasi biaya, mutu dan waktu.

g. Kasie Administrasi Keuangan (Adkeu)

Tugas Kepala Seksi Administrasi Keuangan antara lain:

1. Membuat semua tentang biaya BTL ( biaya tidak langsung)


diproyek.

2. Mencatat administrasi material yang masuk dan keluar.

3. Perpajakan.

4. Umum.

47
h. Drafter

Tugas Drafter antara lain:

1. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.

2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.

3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.

4. Membuat gambar akhir pekerjaan/ as built drawing.


i. Quality Control (QC) dan Laborat

Tugas dan tanggung jawab Quality Control (QC) antara lain:

1. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan untuk


back up pendukung monthly certificate (MC).
2. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pelaksanaan
tersebut sesuai dengan dokumen kontrak.

4. Mengikuti semua kegiatan dan bertugas menguji kendali mutu dari


setiap item pekerjaan.
5. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas
untuk mendukung data kuantitas setiap bulannya.
6. Ikut serta dalam setiap pengujian baik material maupun
pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
7. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam
setiap kegiatan.
8. Menganalisa setiap data pengujian kendali mutu dan usulan Job
Mix Formula yang diajukan untuk bahan-bahan yang dipakai.
9. Memeriksa semua data tentang kendali mutu serta member usulan
dalam menerima dan menolak usulan tentang campuran bahan yang
digunakan.
10. Melakukan pengujian yang sudah memenuhi persyaratan untuk

48
komposisi material yang dipergunakan.
j. Laboraturium
Tugas Laborat antara lain:

1. Melaksanakan pengambilan contoh material/tanah dan


melakukan pengujian material/tanah dilaboratorium.
2. Mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.
k. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Surveyor antara lain:
1. Mengikuti kegiatan / hadir pada rapat sosialisasi.
2. Mengikuti kegiatan / hadir pada presentasi shop drawing.
3. Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan
benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
4. Merawat alat ukur optik dan perlengkapannnya.
5. Melaksanakan pengukuran dan marking untuk menentukan
elevasi/level, as, vertikal dan horizontal.
6. Melaksanakan verifikasi alat ukur/mengkoordinir dan
mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
7. Membuat daftar alat ukur.
8. Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan.
9. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat koordinasi lapangan.

l. Penyedia Jasa Supervisi (Konsultan)

Adapun tugas penyedia jasa supervisi (konsultan) antara lain :

1. Konsultan bertanggung jawab penuh terhadap hasil pekerjaan


desain serta review desain yang mungkin dilaksanakan pada saat
pelaksanaannya.
2. Konsultan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan konstruksi
yang diawasi pada saat pelaksanaan konstruksi.
3. Konsultan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan
setelah pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Konsultan harus bertanggung jawab terhadap progress pekerjaan

49
sebagai dasar certify pembayaran kepada kontraktor.
5. Konsultan juga bertanggung jawab terhadap hal-hal antara lain :

a. Pengawasan dan pengendalian kualitas dan progress pelaksanaan


pekerjaan, tenaga kerja, biaya dan keamanan pelaksanaan
pekerjaan termasuk pekerjaan pengujian baik pengujian
laboratorium dan lapangan.
b. Memeriksa, menganalisa dan memberikan persetujuan atas
usulan kontraktor meliputi antara lain : program, metode
pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, usulan bahan/material yang
akan digunakan, gambar- gambar desain yang dibuat oleh
kontraktor/supplier.
c. Mengkaji dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan semua
bangunan dan fasilitas-fasilitasnya, gambar-gambar kerja,
gambar- gambar fabrikasi, program dan jadwal pelaksanaan dan
lain-lain yang dibuat oleh kontraktor/supplier.
d. Melakukan inspeksi, pengujian dan pengawasan pada pengujian
di bengkel/pabrik dari kontraktor/supplier sebelum diangkat ke
lokasi pekerjaan dan menerbitkan sertifikat pengujian, jika
diminta oleh pengguna jasa.
e. Bersama pengguna jasa atau pejabat yang ditunjuk, meneliti dan
menyetujui gambar kerja, gambar pabrikan dan jadwal
pelaksanaan yang disampaikan oleh kontraktor/supplier.

f. Melakukan inspeksi/pengawasan pekerjaan selama


pelaksanaan pekerjaan.
g. Mencatat aktifitas pelaksanaan dan progress pekerjaan
untuk penyiapan laporan penyelesaian pekerjaan.
h. Meneliti volume dan progress pekerjaan sebagai bahan dan
certify pembayaran kepada kontraktor.
i. Melakukan inspeksi dan pengujian akhir pada saat pekerjaan
selesai.

j. Membuat laporan penyelesaian pekerjaan untuk seluruh

50
pekerjaan bangunan termasuk gambar purna bangun seluruh
bangunan dan fasilitas pelengkapnya.
k. Membantu pengguna jasa dalam pelaksaan administrasi kontrak.

l. Melakukan tambahan survey dan investigasi apabila diperlukan.

m. Membantu pengguna jasa dalam penyelesaian terjadinya


klaim dan perselisihan yang mungkin terjadi antara pengguna
jasa dan kontraktor.
n. Mengevaluasi hasil pekerjaan dalam kelayakan fungsi
sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi/fisik yang telah
dilaksanakan.
o. Memberikan tuntunan petugas pengguna jasa untuk
pengoperasian dan pelaporan peralatan tertentu yang terkait
dengan konstruksi waduk.
p. Memfasilitasi dan menyiapkan laporan guna memperoleh
sertifikat pengisian.

1.4. Fasilitas dan Perlengkapan Proyek


a. Gerbang Proyek

Gerbang proyek merupakan pintu masuk untuk keluar masuknya


kendaraan proyek ataupun sumber daya manusia yang berkepentingan di
lokasi proyek. Gerbang proyek ini dibuka pada pukul 08.00 hingga pukul
22.00 WIB.

Gambar 2.14 : Gerbang Proyek


b. Direksi Keet

Direksi keet merupakan kantor proyek yang bersifat sementara yang

51
berfungsi sebagai penunjang para pihak terkait untuk melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan administratif, pertemuan, tempat
untuk melaksanakan meeting para direksi lapangan, dan lain-lain. Pada
proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji direksi keet berada di
wilayah proyek.

Gambar 2.15: Direksi Keet

c. Pos Keamanan
Pos keamanan merupakan tempat security untuk berjaga selama proyek
berlangsung. Security memiliki peran dan fungsi tugas keamanan sekitar
area proyek, selain itu security dapat membantu.

Gambar 2.16: Pos Keamanan


d. Mess Pengawai

Mess pegawai ini berfungsi sebagai tempat tinggal sementara untuk para
pegawai yang tidak memiliki tempat tinggal di sekitar lokasi proyek.
Mess pegawai ini juga terletak di lokasi proyek. Mess pegawai ini
memiliki beberapa fasilitas penunjang seperti kamar tidur, toilet,
ruang ibadah, dan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan semua

52
pegawai.

Gambar 2.17: Mess Pegawai


e. Mushola
Mushola merupakan fasilitas untuk ibadah bagi para pegawai dan tamu
yang ada pada proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji.

Gambar 2.18: Mushola

f. Ruang Rapat
Ruang rapat merupakan salah satu ruangan penting di kantor atau yang
berada di area direksi keet. Ruang rapat ini berfungsi sebagai tempat
pertemuan untuk membicarakan pekerjaan di proyek antar sesama
pegawai.

Gambar 2.19 Ruang Rapat

53
g. QHSE/Klinik
QHSE ini berfungsi sebagai tempat berobat untuk karyawan maupun
pekerja.

Gambar 2.20: QHSE/Klinik

h. Kantin
Kantin merupakan sebuah ruangan yang digunakan oleh pegawai
untuk melakukan kegiatan minum dan makan.

Gambar 2.21: Kantin Proyek

i. Lapangan Olahrga
Lapangan Olah raga adalah sebuah area yang digunakan para
pegawai untuk berolah raga seperti bermain volly,badminton, futsal, dan
lain-lain.

54
Gambar 2.22: Lapangan Olah Raga
j. Labor
Labor merupakan ruangan yang digunakan laborat untuk melakukan
berbagai pengujian misalnya pengujian material timbunan dan lain-lain.

Gambar 2.23: Labor Quality Control

1.5. Sumber Daya Proyek

Menurut buku Manajemen Proyek dalam pengelolaan proyek yang cukup


besar, masalah sumber daya merupakan objek sekaligus subyek. Karena itu
pengambilan keputusan mengenai kuantitas dan kualitasnya harus diperhatikan
dengan cermat. Macam-macam sumber daya itu adalah tenaga kerja/manusia,
peralatan, material serta modal.
Kebutuhan sumber daya pada tiap-tiap proyek tidak selalu sama, bergantung
pada skala, lokasi serta tingkat keunikan masing-masing proyek. Dalam
menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu

55
diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah sumber daya yang tersedia sesuai kebutuhan proyek
b. Kondisi keuangan membayar sumber daya yang akan digunakan
c. Produktivitas sumber daya
d. Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan
e. Efektivitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan.

1.5.1. Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja adalah salah satu sumber daya yang menjadi faktor
keberhasilan dalam suatu proyek. Untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
keterampilan khusus, hendaknya dilakukan oleh tenaga kerja yang memiliki
keahlian dibidang tersebut. Hal diatas perlu diperhatikan karena dapat
memperbaiki sistem jaminan kualitas secara keseluruhan yang pada akhirnya akan
menghasilkan optimasi faktor efisiensi/harga serta pekerjaan yang dihasilkan
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Adapun tingkatan tenaga kerja berdasarkan keterampilan dalam suatu
proyek terdiri atas :
1. Tenaga Kerja Ahli

Tenaga kerja ahli merupakan tenaga kerja yang telah terdidik dan
terlatih serta sedikit banyaknya telah memiliki pengalaman dibidang
keahliannya masing-masing, seperti: kontraktor, konsultan perencana,
konsultan pengawas, tenaga ahli mekanikal elektrikal dan sebagainya.
2. Tenaga Kerja Menengah

Tenaga kerja menengah adalah tenaga kerja yang memiliki


kemampuan dan pengalaman pada suatu bidang pekerjaan dan mampu
bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Biasanya dalam suatu proyek pekerja menengah ini sedikit karena
dengan kemampuannya dan ilmunya dia mampu mengkoordinir
beberapa orang dalam suatu pekerjaan atau biasa disebut
mandor/kepala tukang.
3. Tenaga Kerja Kasar

56
Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan- pekerjaan berat yang banyak menggunakan tenaga fisik
dan keterampilan dalam bekerja dilapangan, seperti : tukang besi,
tukang batu, tukang kayu, buruh, pekerja supir dan sebagainya.

2.1.1 Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)


Seluruh pekerjaan pengunjung di area proyek bendungan tiga dihaji wajib
menggunakan alat pelindung diri (APD). APD mutlak diperlukan pada setiap
perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan yang tinggi, atau wajib digunsksn
oleh pekerja yang bersinggungan langsung ataupun memiliki potensi terhadap
bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Alat pelindung diri yang
dimaksud antara lain :
Tabel 2. 1 Alat pelindung diri
NO Alat pelindung diri Keterangan
1 Helm Safety Helm proyek merupakan perlengkapan
wajib yang harus digunakan pada saat
di lokasi proyek. Helm proyek
berfungsi sebagai pelindung kepala
dari benda-benda yang dapat melukai
dan membahayakan kepala.
Safety Shoes Safety shoes berfungsi untuk
menghindari kaki dari luka akibat
hantaman atau timpaan benda yang
berat dan keras pada saat terjadi
kecelakaan kerja.
3 Rompi Penggunaan rompi memiliki banyak
manfaat seperti menjaga pakaian agar
tetap bersih, memberikan pencahayaan
saat pekerjaan malam, berguna untuk
melindungi diri dari benda tajam yang
dapat langsung melukai.
4 Masker Masker berfungsi untuk melindungi

57
NO Alat pelindung diri Keterangan
pernafasan dari partikel debu pada saat
pekerjaan konstruksi dilakukan, masker
juga berfungsi sebagai pencegah
penyebab virus.
5 Sarung Tangan Sarung tangan berfungsi untuk
melindungi tangan dari berbagai
macam bahaya contohnya tergores
benda tajam seperti potongan besi atau
kawat.
6 Kaca Mata Kaca mata berfungsi untuk melindungi
Mata dari masuknya debu atau partikel-
partikel yang dapat menyebabkan
iritasi mata atau risiko-risiko yang
dapat terjadi pada mata

2.1.2 Pemasangan Rambu


Pemasangan rambu dan spanduk dilapangan yang berupa gambar dan
tulisan yang mempunyai makna larangan, perhatian, dan anjuran sebagai salah
satu bentuk sosialisasi keselamatan kerja di lapangan. Berikut ini salah satu
gambar yang terpasang pada proyek pembangunan bendungan tiga dihaji
kabupaten OKU selatan provinsi sumatera selatan.

Gambar 2.24: Rambu-rambu keselamatan kerja

58
2.1.3 Safety Morning Talk
Safety morning talk ini bertujuan untuk memotivasi semua pihak yang
terlibat dalam proyek, dalam acara ini juga membahas tentang informasi baru
seperti pekerja yang teladan akan diberikan penghargaan, dan pekerja yang
melanggar peraturan akan diberikan sanksi. Kegiatan safety morning talk ini di
adakan setiap hari selasa kamis dan sabtu.

Gambar 2.25: Kegiatan safety morning talk

2.1.1 Safety Patrol


Safety patrol merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan K3L
diproyek, tim inilah nanti yang akan mengecek dan menailai semua kegiatan-
kegiatan kerja dkantor maupun dilapangan, apakah seudah sesuai dengan standar
K3L. Pada proyek pembangunan bendungan tiga dihaji safety patrol dilakukan
setiap hari pada jam kerja guna untuk mengecek pelaksanaan K3L dikantor
maupun dilapangan agar tidak tejadi kecelakaan kerja.

Gambar 2.26: Safety Patrol

2.11.6 Waktu Kerja


a) Jam kerja biasa
Jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 7 hari sedangkan jumlah jam
kerja dalam satu hari adalah delapan jam kerja dan satu jam istirahat, kelebihan
jam kerja tersebut dianggap sebagai jam lembur. Adapun rincian jam kerja biasa

59
adalah sebagai berikut :
1) Pukul 08.00 – 11.30 WIB adalah jam bekerja
2) Pukul 11.30 – 13.00 WIB adalah jam isitirahat
3) Pukul 13.00 – 17.00 WIB adalah jam bekerja
b) Jam kerja lembur
Jam kerja lembur dihitung apabila pekerjaan dilakukan sampai melebihi jam
kerja biasa. Jam kerja lembur dilakukan apabila ada pekerjaan yang menuntut
harus segera diselesaikan, agar target bagian pekerjaan tersebut tercapai dan tidak
mengalami deviasi yang terlalu banyak. Adapun rincian jam kerja lembur adalah
sebagai berikut :
1) Pukul 17.00 – 19.00 WIB adalah istirahat lembur
2) Pukul 19.00 – 22.00 WIB adalah jam kerja lembur

60
Gambar Kerja (Shop drawing)

Gambar 2.27: Tampak atas dan potongan memanjang


terowongan

Gambar 2.28: Denah terowongan pengelak

61
Gambar 2.29: Ptongan melintang terowongan pengelak

62
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum

Daerah aliran Sungai Selabung berada di Sungai Selabung yang


merupakan anak Sungai Komering yang mengalir ke Sungai Musi sebagai sungai
utama. Topografi DAS Selabung bagian hulu berupa perbukitan, dengan daerah
puncak terdapat Danau Ranau pada elevasi sekitar + 540 m dpl. Daerah tangkapan
air (DTA) untuk Waduk Tiga Dihaji terletak pada elevasi 147,06 m, 148,06 m,
153,20 m dan 155,00 m dan satu punggungan Waduk pada elevasi 123,5 m.
Waduk Tiga Dihaji berbentuk lembah V-simetrik sepanjang punggungan lapisan
batuan pasir, batuan vulkanik breksi dan tanah lempung.

Tabel 3. 1 Pemanfaatan lahan DAS Selabung


N Penggunaan Lahan Luas (km2) %
O

1 Hutan Lahan Kering Primer 5,96 0,5145

2 Hutan Lahan Kering Sekunder 269,97 23,3094

3 Pemukiman 3,53 0,3049

4 Pertanian Lahan Kering 158,73 13,7052

5 Pertanian Lahan Kering campur 545,81 47,1259


Semak

6 Sawah 18,08 1,5613

7 Semak Belukar 30,33 2,6192

8 Tubuh Air 125,77 10,8596

Jumlah 1158,19 100

(Sumber: data proyek )

63
Daerah tangkapan air Waduk Tiga Dihaji mempunyai luas 1158,2 km 2,
panjang sampai dengan 71,29 km dengan kemiringan rata-rata sungai sebesar
0,0025. Pemanfaatan lahan di DAS Selabung di dominasi oleh Pertanian Lahan
Kering (47,12), Sawah Irigasi (1,5%), Kawasan Fungsi Lindung (23,8%), dengan
komposisi sebagai tertera pada tabel 3.1 diatas.

Kemiringan tanah daerah tangkapan air Waduk Tiga Dihaji relatif terjal,
dengan kemiringan rata-rata 18%-35%. Kondisi tersebut mengakibatkan tingkat
erosi lahan di daerah aliran sungai cukup besar. Ditambah lagi pola pemanfaatan
lahan yang cenderung memperkecil penutupan lahan (land covering) akan
memperbesar laju sedimentasi sungai. Pada umumnya kondisi cuaca di DAS
Selabung sepanjang tahun adalah relatif hangat dan lembab dengan sedikit ada
variasi temperatur. Variasi cuaca disebabkan oleh sifat alam dari daerah
pegunungan yaitu perbedaan dari ketinggian tersebut. Di DAS Selabung terdapat
dua musim setiap tahun, yaitu musim penghujan (November-April) dan musim
kemarau (Mei-Oktober). Hampir 80 % curah hujan terjadi pada musim penghujan.
Pada musim kemarau curah hujan relatif berkurang. Sehingga dibeberapa tempat
kekurang air. Curah hujan tahunan rata-rata di DAS Selabung sebesar 2732 mm.
Terdapat 1(satu) stasiun hujan yang berada di DAS bendungan dengan data
dengan keadaan kuantitas data kurang. Lokasi stasiun hujan dimaksud pos 217 di
Banding Agung, namun sejak juni tahun 1999 tidak ada lagi data yang keluar dari
stasiun tersebut. Pengumpulan data sekunder dari stasiun hujan yang lain yang
berada di sekitar DAS Bendungan yaitu POS Tanjung Raya.

3.2 Uraian Kegiatan Pembangunan Paket 4

3.2.1 Pekrjaan persiapan


a. Mobilisasi dan Demobilisasai Peralatan Konstruksi
b. Mobilisasi dan Demobilisasi fasilitas kontraktor (Kantor Rumah Staaf,
Barak Kerja, Gudang, Bengkel Kerja, dll )
c. Penyediaan Air Bersih Selama Konstruksi
d. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan Laboratoriun Lapangan
e. Penyediaan Suplai Listrik Dan Penerangan (Penyambung Listrik ke PLN)
f. Fasilitas Komunikasi

64
g. Penyediaan Vidio dan foto selama kegiatan kontruksi
h. Soil Investigasi pada jalur terowongan (diversion tunnel) dan jalur pipa
penstok

65
3.2.2 Bangunan pengelak
a. Pekrjaan Dewatering
- Selama pekerjaan konstruksi galian terbuka dan galian

b. Pekerjaan Temporary Cofferdam Hulu dan Hilir


- Clearing dan grubbing dibuang kedisposal deangan jarak 1000-
1500m
- Timbunan tanah di stockpile dengan jarak sampai 700m
- Timbunan batu dari stoockpile
c. Pekerjaan Tanah (Saluran Terowongan)
-
Clearing dan grubbing dibuang ke disposal deangan jarak
1000-1500m
-
Galian tanah dianggkut ke stockpile deangan jarak sampai
dengan 700m
-
Galian batu di Pondasi deangan mekanis Diangkut ke disposal
sampai deangan 700m
-
Galian batu di Pondasi Diangkut ke stockpile deangan jarak
sampai dengan 700m
-
Galian batu dalam terowongan deangan blasting diangkut ke
stockpile dengan jarak 0-700m
-
Timbunan tanah kembali dipadatkan
-
Galian batu dengan Peledakan diangkut ke spoilbank /
stockpile / disposal, L = s.d 1500m
d. Pekerjaan Penunjang dan Proteksi
-
Besi penyangga (Steel Support)
-
Rock Bolt D = 25
-
Pekerjaan Shotcreat pada tebing, tebal 100mm
-
Wire mesh, 100mm x 100mm, diameter kawat 5mm termasuk
aksesoris di inlte dan outlite
e. Pekerjaan Beton
- Beton k-225 tipe A untuk stuktur inlte/outlet

66
- Beton k-225 tipe B untuk Terowongan
f. Pekerjaan Driling dan Grouting
- Drilling Consolidasi grouting 0-5m
- Water pressure test untuk pilot dan check hole (7 Tekanan)
- Grouting Termasuk material dan peralatan
g. Pekerjaan Emergency Release
- Pekerjaan Tanah , Clearing dan gubbring dibuang kedisposal
dengan jarak 1000m-1500m dan timbunan tanah kembali
dipadatkan
- Bangunan Peredam energi , 1 m3 Beton mutu fc’ = 19,3 (K-
225) Type A
- Bangunan Operasional Pintu, 1 m3 Beton (K-225) Type A
h. Pekrjaan Driling dan Grouting Bendungan
- Blanket, kedalaman 0 – 10m
- Grouting termasuk material dan peralatan
i. Pekerjaan bangunan pengambil
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Proteksi
- Pekerjaan Beton, 1 m3 Beton Mutu fc’ = 19,3 mpa (K-225)
- Pekerjaan Pipa Pesat , Pipa Pesat Ø 4,0 mm
j. Pekerjaan lain lain
- Handrail, Glavanis pipe Diameter 3* (termasuk cat)
- Besi untuk tangga (pilot lader), besi glavanis diameter 22mm

3.3 Pengendalian Proyek (Waktu, Mutu, Biaya)

a) Pengendelian mutu proyek


Dalam pengendalian mutu suatu proyek harus memenuhi persyaratan yang
merupakan sasaran pengelolaan proyek, disamping jadwal dan kualitas pekerjaan
yang baik salah satunya di pengaruhi oleh kualitas bahan atau material yang
memenuhi standar yang ditetapkan. Pengujian pada beton dilakukan secara visual

67
dan pengujian laboratorium pengujian secara visual dilakukan dengan cara
melihat beton ready mix yang ada digunakan. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kondisi beton ready mix yang tidak mencapai serta memiliki campuran yang
homogen yang dapat dilihat dari warnanya. Namun, tidak cukup jika mengetahui
mutu beton ready mix hanya dengan pengamatan visual. Oleh kaerna itu, perlu
dilakukan pengujian dengan alat, dalam hal ini adalah slump test di lapangan dan
tes kuat tekan beton di laboratorium.
1) Uji slump
Uji slump adalah suatu uji empiris atau metode yang digunakan untuk
menentukan konsistensi atau kekakuan (dapat dikerjkan atau tidak) dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya.
Kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan apakah campuran
beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Selain itu, yang dipakai tidak terlalu
kental dan tidak terlalu encer, maka aduka beton dianjurkan untuk memiliki nilai
slump yang terletak dalam klasifikasi yang telah ditetapkan.
Pengujian slump ini dilakukan ketika adukan beton datang di lokasi proyek
dan langsung diambil dari truck mixer dengan disaksikan oleh konsultan
pengawas.
Nilai slump yang digunakan pada proyek pembangunan bendungan tiga dihaji ini,
antara lain :
a) untuk pekerjaan shotcrete pada slope protection
b) untuk pekerjaan terowonga pengelak
c) untuk pekerjaan konstruksi suport block
Pada dasarnya terdapat 3 jenis nilai slump yang terjadi, yaitu :
a. Slump sejati (True Slump)
Pada jenis ini, nilai faktor air semen rendah yang berakibat beton menjadi
kaku. Sifat pengerjaan akan menjadi lebih sulit karena adukan beton akan
sulit untuk memasuki rongga dan ruang.

68
Gambar 3.1: Slump sejati
b. Slump plastis (Shear)

Ini adalah kondisi yang diharapkan, dimana nilai faktor air semen (f.a.s)
telah mencukupi sehingga adukan beton tidak terlalu kental dan tidak terlalu
encer.

Gambar 3.2: slump plastis

c. Slump runtuh (Collapse)


Pada kondisi slump jenis ini, beton memiliki nilai faktor air semen yang
terlalu besar sehingga beton menjadi encer.

Gambar 3.3: Slump runtuh

Adapun pelaksanaan slump test adalah sebagai berikut :


Alat – alat yang digunakan:
a. Kerucut Abrams diameter 10 cm pada bagian atas dan diameter 20 cm
pada bagian bawah serta tinggi kerucut 30 cm.

69
b. Tongkat pemadat diameter 1,6 cm panjang 60 cm dengan ujung
dibulatkan.
c. Plat atas yang terbuat dari plat baja atau bahan-bahan lain yang kedap air
sebagai alas kerucut.
d. Mistar yang rata dan meteran
e. Ember dan sendok
f. Stop watch atau penunjuk waktu lainnya

Tahap - tahap pelaksanaan :


a. Basahi cetakan dan plat dengan air
b. Letakkan kerucut Abrams dan masukkan agregat segar kedalam kerucut,
dan ditumbuk dengan tongkat pemadat ±25 kali.
c. Ratakan permukaan agregat tadi dengan mistar atau sendok semen.
d. Setelah itu, keluarkan agregat tersebut dari kerucut abrams.
e. Kemudian ukur penurunan yang terjadi.

Pada proyek ini nilai slump berkisar 7-12 cm, yang berarti dapat dikatakan
bahwa nilai slumpnya memenuhi ketentuan SNI Kekentalan adukan beton ini
dipengaruhi oleh :
1) Jumlah dan jenis semen Nilai faktor Air Semen ( FAS ), yaitu
perbandingan antara berat air dengan semen
2) Jenis dan susunan butiran agregat
3) Penggunaan bahan pembantu untuk campuran beton

70
Gambar 3.4: pengujian slump
2) Uji Kekuatan (Cruising Test)
Cruising test berguna untuk menguji kuat tekan atau karakteristik beton
dengan terlebih dahulu membuat benda uji berbentuk silinder dengan dimensi
15x30cm. Jadi ini merupakan elevasi mutu beton selama pelaksanaan pekerjaan
beton dengan ketentuan :
Alat-alat yang digunakan :
a) Cetakan benda uji silinder 15x30 cm
b) Tongkat pemadat diameter 1,6 cm panjang 60 cm
c) Sendok semen
d) Palu karet
Tahap - tahap pelaksanaan :
a) Cetakan dibersihkan dan diolesi oli pada bagian dalam
b) Mengisi cetakan dengan agregat beton dalam 3 (tiga) lapisan yang kira-
kira sama tebalnya dan tiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat
dengan cara menumbuk tiap lapisan sebanyak 25 kali secara merata.
c) Mengetuk-ngetuk sisi luar cetakan secara perlahan-lahan hingga rongga
bekas pemadatan tertutup.
d) Meratakan permukaan agregat beton dengan sendok semen dan dibiarkan
selama ± 24 jam pada tempat lembab dan bebas dari getaran.
e) Kemudian benda uji tersebut direndam dan diuji kuat tekannya
dilaboratorium.
Tahap-tahap pelaksanaan pengujian :

71
a) Mengeringkan benda uji yang sudah direndam dan berumur 3 dan 28
hari
b) Menimbang dan mengukur benda uji
c) Meletakkan benda uji pada mesin kuat tekan secara simetris
d) Mengaktifkan mesin sampai batas maksimum dan mencatat hasilnya.

Gambar 3.2: Pengambilan Sampel Beton

Gambar 3. 3 Perendaman Sampel Beton

72
Gambar 3. 4 Pengujian Kuat Tekan Beton

3.4 Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standar dan
dapat dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk struktur harus sesuai
dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu yang meliputi
pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan
pemeliharaan. Pengendalian mutu meliputi tindakan-tindakan yang berupa
pengetesan, pengukuran, dan pemeriksaan untuk memantau apakah kegiatan
engineering, pembelian, manufaktur, konstruksi, dan kegiatan lain untuk
mewujudkan sistem instalasi atau produk hasil proyek telah dilakukan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan maka segera
diadakan koreksi. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang harus disesuaikan
dengan spesifikasi teknis, gambar kerja dan kesepakatan-kesepakatan yang telah
disetujui oleh semua pihak. Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi
beberapa hal yang harus dilakukan sebagai berikut:

Kendala- kendala Teknis maupun non teknis beserta upaya penanganan


Kendala teknis adalah kendala yang terjadi pada prosedur atau metode kerja
dan sangat berpengaruh terhadap performa bangunan atau kualitas bangunan
setelah jadi. Sedangkan kendala non teknis adalah kendala yang sangat
berpengaruh terhadap progres kerja dilapangan. Adapun kendala teknis yang
terjadi pada proyek pembangunan bendungan tiga dihaji sebagai berikut :

73
1) Terjadinya rockfall
Rockfall terjadi pada dinding atas terowongan pengelak yang di sebabkan
oleh kesalahan metode kerja yang dilakukan oleh pekerja. Akibat dari
terjadinya rockfall ini terhentinya pekerjaan di terowongan pengelak.
Penanganan yang dilakukan oleh pihak direksi, konsultan, dan kontraktor
adalah dengan memasukkan mortar foam kedalam dinding terowongan
sehingga mengikat batuan-batuan yang mengalami rockfall.
2) Kondisi batuan yang jelek
Pada lokasi pembangunan terowongan pengelak terdapat jenis batuan
yang jelek dan rapuh sehingga untuk melanjutkan galian di terowongan harus
dilakukan penanganan terlebih dahulu. Penanganan yang dilakukan oleh
pihak direksi, konsultan, dan kontraktor adalah dengan melakukan grouting
pada lokasi yang terdapat batuan jelek. Goruting itu sendiri adalah proses
injeksi atau penyuntikan pasta semen ke dalam tanah untuk mengisi ronga-
rongga pada batuan jelek tersebut untuk menaikan kelas batuan.

74
Adapun kendala non teknis pada proyek pembangunan bandungan tiga dihaji
adala sebagai berikut :
1. Mobilisasi alat
Pada proyek pembangunan bendungan tiga dihaji ini lokasi pekerjaan
cukup jauh dari mess dan akses jalan menuju lokasi pekerjaan medan nya
cukup sulit untuk dilalui apalagi terutama pada musim penghujan.
Penanganan yang dilakukan adalah dengan menggunakan winchi, yang mana
winchi itu sendiri adalah alat untuk memindahkan material ke lokasi
pekerjaan dengan cara menggantungkan material tersebut.
2. Material
Pada proyek pembangunan bendungan tiga dihajin ini sebagian besar
material di pesan cukup jauh dari lokasi dan untuk mendatangkan material
tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan
pekerjaan terkadang terlambat di karenakan menunggu material tersebut.

75

Anda mungkin juga menyukai