Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS TIME SCHEDULE PENIMBUNAN DAN PEMERATAAN


AREA PORT PT. BINTANI MEGAHINDAH site TODOLI,
KABUPATEN PULAU TALIABU.

Disusun Oleh :

Mujahid F. Adam 0723 2011 046

Deah Annisa Madjid 0723 2011 075

Fadhulrrahman Jawardi 0723 2011 086

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian studi
pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun Kota Ternate.

Laporan ini disusun oleh mahasiswa yang namanya tertera di bawah ini
berdasarkan hasil Kerja Praktek yang dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus sampai 01
Oktober 2022 di Todoli, Kabupaten Pulau Taliabu. “ANALISIS TIME SCHEDULE
PENIMBUNAN DAN PEMERATAAN AREA PORT PT. BINTANI MEGAHINDAH site
TODOLI”

Nama nama mahasiswa

1. Deah Annisa Madjid : 07232011075


2. Mujahid F. Adam : 07232011046
3. Fadhulrrahman Jawardi : 07232011086

Ternate, 01 Februari 2023

Kordinator Kerja Praktek (KP) Dosen Pembimbing

Muhammad Darwis, ST., MT. Zulkarnain K. Misbah, ST., MT.


Nip : 197412272005011001 Nip : 197803052008011013

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil

Muhammad Darwis ST., MT


Nip : 197412272005011001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, telah memberikan atas segala limpahan Rahmat,

dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek pada “Pembangunan

Jalan Menuju Rusun Kejati Malut”. Laporan Kerja Praktek ini kami harap mampu

memberikan tambahan pengetahuan tentang proses pelaksanaan pekerjaan kontruksi di

lapangan, kepada kami maupun kepada setiap pembaca laporan ini. Terselesaikannya

kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, Sehingga

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta khususnya kedua orang tua kami yang selalu memberikan doa,

kasih sayang, motivasi, bantuan, dan bimbingan sehingga Laporan Kerja Praktek

ini terselesaikan.

2. Muhammad Taufiq Yuda Saputra, S.T.,M.T sebagai koordinator program studi

yang telah mengeluarkan ijin untuk mengikuti program kerja praktek dan juga

sebagai Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, saran dan

masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek ini.

3. Seluruh Pihak dan Instansi Pemerintah maupun Swasta yang telah memberikan

bantuan dan kontribusi yang besar dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini.

4. Kerabat dan saudara-saudara kami, terimakasih atas bantuan dan dukungan agar

laporan Kerja Praktek ini selesai.


5. Para pekerja yang tergabung dalam Pembangunan Jalan Menuju Rusun Kejati

Malut yang selalu menghibur selama di lokasi Kerja Praktek yang tak dapat kami

sebutkan satu per satu.

6. Teman-teman angkatan 2020 khususnya program studi Teknik Sipil Universitas

Khairun yang tidak kami sebutkan satu per satu.

7. Dan juga kepada rekan-rekan Twenty Impostor yang telah memberikan saran,

bantuan, dan arahan yang tak terhingga.

Di dalam penulisan laporan kerja praktek ini, ini kami menyadari masih banyak

terdapat kekurangan yang belum dapat kami selesaikan. Olehnya kami sangat

mengharapkan saran dan kritikan sebagai masukan yang sangat ternilai harganya

sehingga kami dapat menyempurnakan laporan kerja praktek ini.

Wassalamu’allaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.

Ternate, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Sampul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………....i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………..iii

Daftar

Gambar……………………………………………………………………………………...vii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………1

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………...2

1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek……………………………………………………2

1.3. Ruang Lingkup…………………………………………………………………………...3

1.4. Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek…………………………………………………….3

1.5. Kegunaan Kerja Praktek………………………………………………………………..3

1.6. Sistematika Penyusunan Laporan Kerja Praktek………………………………….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………….5

2.1. Penimbunan Dan Pemerataan…………………………………………………………5

2.1.1 Pengertian Timbunan…………………………………………………………...5

2.1.2 Jenis

Timbunan…………………………………………………………………………6

2.1.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Timbunan…………………………………..7

2.2 Pembuatan Jalan Produksi…………………………………………………………...8


2.2.1 Metode Pelaksanaan……………………………………………………………8

2.3 Pemasangan Pagar Pembatas……………………………………………………...12

2.3.1 Metode Pelaksanaan…………………………………………………………12

2.4 Bahan Yang Digunakan……………………………………………………………...16

2.4.1 Tanah Berpasir (sandy clay)………………………………………………….16

2.4.2 Batu Gunung……………………………………………………………………17

2.4.3 Air………………………………………………………………………………..18

2.4.4 Semen…………………………………………………………………………..19

2.4.5 Pasir……………………………………………………………………………..19

2.4.6 Pagar Kawat Harmonika………………………………………………………21

2.4.7 Tiang Pagar Chainlink…………………………………………………………21

2.5 Peralatan Konstruksi…………………………………………………………………22

2.5.1 Dump Truck…………………………………………………………………….22

2.5.2 Excavator……………………………………………………………………….23

2.5.3 Bulldozer………………………………………………………………………..23

2.5.4 Bomac/Compactors……………………………………………………………24

2.6 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 )…………………………………………25

2.6.1 Penyiapan Peralatan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja………………..25

2.6.2 Identifikasi Dan Penjelasan Fungsi K3………………………………………26

2.6.3 Sop Dan Pemeriksaan Fungsi K3……………………………………………28

2.6.4 Kebijakan Pemasangan Rambu – Rambu K3 Pada Area Kerja………….29

2.6.5 Sop Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Area Kerja……………………….30


BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK………………………………35

3.1. Uraian Umum…………………………………………………………………………..35

3.2. Waktu Pelaksanaan…………………………………………………………………...35

3.3. Metode Pengumpulan Data………………………………………………………….35

3.3.1. Studi Lapangan………………………………………………………………...35

3.4. Sumber Data…………………………………………………………………………….36

3.4.1. Data Primer……………………………………………………………………..36

3.4.2. Data

Sekunder………………………………………………………………….36

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KERJA PRAKTEK…………………………...37

4.1. Uraian Umum………………………………………………………………………….37

4.2. Letak Geografis……………………………………………………………………….37

4.3. Lokasi Kerja Praktek…………………………………………………………………37

4.4. Data Umum Proyek Unsur – Unsur Organisasi Proyek……………………….38

4.5. Unsur – Unsur Organisasi Proyek………………………………………………...38

4.5.1. Pengguna Anggaran (Owner)

………………………………………………...38

4.5.2. Penyedia Jasa (Kontraktor Pelaksana)

……………………………………...40

4.5.3. Hubungan Kerja………………………………………………………………..40

4.5.4. Struktur Organisasi Proyek…………………………………………………...41


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………...49

5.1. Pekerjaan Yang Diamati

5.1.1. Pekerjaan Penimbunan Dan Pemerataan

5.1.2. Pekerjaan Pembuatan Jalan Produksi

5.1.3. Pekerjaan Pemasangan Pagar Pembatas

5.2. Kendala Dan Solusi Di Lokasi Proyek

5.2.1. Kendala

5.2.2. Solusi

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pekerjaan Timbunan

Gambar 2.2. Pekerjaan Pembuatan Jalan Produksi

Gambar 2.3. Pekerjaan Pagar Pembatas

Gambar 2.4.1 Tanah Berpasir (Sand/Clay)

Gambar 2.4.2 Batu Gunung

Gambar 2.4.3 Air

Gambar 2.4.4 Semen

Gambar 2.4.5 Pasir

Gambar 2.4.6 Pagar Kawat Harmonika

Gambar 2.4.7 Tiang Pagar Chainlink

Gambar 2.5.1 Dump Truck

Gambar 2.5.2 Excavator


Gambar 2.5.3 Bulldozer

Gambar 2.5.4 Bomac/Compactor

Gambar 2.6 Pemeriksaan SOP dan Keselamatan Kerja

Gambar 2.6.5 APD-Pakaian Kerja

Gambar 4.3 Lokasi Kerja Praktek

Gambar 4.5.1 Total Estimasi Biaya Pekerjaan Dari Owner


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan kerja praktek lapangan bagi mahasiswa program studi Teknik Sipil,

adalah sarana untuk membandingkan secara komprehensif bagi mahasiswa tentang

keilmuan yang diperolehnya selama mengikuti pendidikan baik teoritis maupun praktis,

dengan aplikasi dilapangan yang sesuai bidang keilmuannya.

Kerja praktek merupakan kesempatan pertama untuk melihat kenyataan lapangan

dan pengalaman pertama di dunia kerja (MP-GKM-TS-007). Berdasarkan Musyawarah

Nasional (MuNas) XI dan musyawarah komisariat daerah BMPTTSSI, Kerja Praktek (KP)

adalah Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan ilmu rekayasa sipil dalam

pelaksanaan bangunan teknik sipil (seperti: tata-cara, kasus, solusi, perkembangan

teknologi material), manajemen konstruksi, organisasi proyek, dan aspek legal pada

pelaksanaannya secara nyata di lapangan, mamahami berbagai masalah (kasus) yang

mungkin muncul di lapangan dan cara mengatasinya, serta menambah wawasan tentang

perkembangan teknologi material, alat dan metode kerja.

Kerja praktek (KP) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program

Sarjana, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik yang berupa praktek kerja di

lapangan. KP sangat diperlukan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun

ke dunia profesi dalam hal ini adalah teknik sipil. Pelaksanaan KP dapat memberikan

kesempatan bagi mahasiswa untuk mengamati, membandingkan, menganalisis serta

menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kondisi yang sebenarnya
dilapangan. Dengan melaksanakan KP, mahasiswa dapat mempelajari hal- hal yang

berbeda dari dunia pendidikan, seperti tingkah laku, kemampuan berkomunikasi dan kerja

sama (team work) khususnya dalam bidang teknik sipil.

Dalam pelaksanaannya, tim KP dan pembimbing KP bertugas untuk

mengkoordinir kegiatan pelaksanaan KP mahasiswa yang mana dalam hal ini mahasiswa

diwajibkan untuk melakukan praktek pada pekerjaan teknik sipil yang sedang dilaksanakan

atau magang diperusahaan / instansi yang terkait dengan ketekniksipilan. Disamping itu,

mahasiswa juga diwajibkan untuk membuat laporan KP, dimana laporan tersebut memuat

segala kegiatan dalam pelaksanaan KP baik yang diamati maupun dilakukan secara

langsung. Dalam penyusunan laporan KP mahasiswa wajib melakukan konsultasi dengan

pembimbing KP untuk memperoleh arahan dan bimbingan sehingga diharapkan dapat

menghasilkan luaran yang baik dan optimal utamanya bagi mahasiswa itu sendiri. Kami

memilih PT. BINTANI MEGAHINDAH untuk menjadi lokasi KP karena PT. BINTANI

MEGAHINDAH merupakan group perusahaan tambang mineral selaku pemilik dan yang

mengoperasikan penambangan biji besi di wilayah Maluku Utara terkhususnya site Todoli.

1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek

Memberi pengalaman bagi mahasiswa untk menerapkan dan memperluas

wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterimanya di dalam perkuliahan

pada kegiatan nyata dibidang studinya masing-masing.

a. Mengembangkan mental dan budaya di lingkungan pekerja

b. Mampu mengenali permasalahan dan mengaplikasikan kemampuan/

keahlian yang dimiliki.


c. Melatih diri mendokumentasi dan membuat laporan-laporan kerja dan

mengenal dunia kerja.

d. Dapat memahami proses pembangunan proyek di lapangan.

1.3. Ruang Lingkup

Kerja praktek (KP) yang dibatasi waktu selama dua bulan maka kami

dapat melingkupi :

a. Pembuatan jalan keluar-masuk alat konstruksi

b. Penimbunan dan pemerataan lokasi perusahaan

c. Pemasangan pagar pembatas lokasi proyek

1.4. Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu tuntutan kurikulum yang harus

diselesaikan oleh setiap mahasiswa pada program studi Teknik Sipil.

1.5. Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan kerja praktek (KP) selama dua bulan:

a. Mahasiswa dapat melihat langsung jenis–jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Mahasiswa dapat mencari solusi dari sebuah permasalahan sebagai bakat

seorang engineer.

c. Untuk dapat mengembangkan kemampuan sebagai seorang insan teknik sipil

yang memiliki skill yang nantinya dapat memberikan perubahan paradigma

dalam dunia Teknik Sipil ke depan


1.6. Sistematika Penyusunan Laporan Kerja Praktek

Laporan merupakan dokumentasi pelaksanaan KP. Sistematika laporan KP terdiri

dari tiga bagian pokok, yaitu bagian awal, bagian tubuh atau isi laporan, dan

bagian akhir.

a. Bagian Awal

Bagian pendahuluan terdiri dari:

1. Halaman judul laporan KP

2. Lembar pengesahan

3. Surat keterangan penyelesaian KP dari perusahaan/instansi.

4. Kata pengantar

5. Daftar isi

6. Daftar table

7. Daftar gambar

b. Bagian Tubuh atau Isi Laporan

1. Bab I Pendahuluan

2. Bab II Tinjauan Pustaka

3. Bab III Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek

4. Bab IV Gambaran Umum Dan Lokasi Kerja Praktek

5. Bab V Hasil Pembahasan

6. Bab VI Penutup

c. Bagian Akhir Bagian akhir terdiri dari:

1. Daftar Pustaka

2. Dokumentasi

3. Lampiran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penimbunan dan Pemerataan

2.1.1. Pengertian Timbunan

Timbunan merupakan suatu item pekerjaan yang termasuk bagian dari


perkerasan jalan. Pekerjaan timbunan meliputi persiapan lokasi, pengadaan
bahan material, penghamparan, pemadatan, pengujian, opname, dan perapian
pekerjaan. Adapun materialnya termasuk material asli atau natural sehingga tidak
perlu pengujian JMD dan JMF seperti halnya agregat. Pengujian yang dilakukan
hanya untuk mengetahui karakeristik yang dimiliki oleh materialnya. Apakah
material tersebut layak untuk digunakan sebagai perkerasan jalan sesuai dengan
batas persyaratan kualitasnya.
Gambar 2.1. Pekerjaan Timbunan

2.1.2. Jenis Timbunan

Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan

dan timbunan pilihan di atas tanah rawa. Timbunan pilihan akan digunakan

sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah

dasar, juga digunakan didaerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang

plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk

stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang

lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya

dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis. Timbunan pilihan di atas

tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu

tergenang oleh air. Pada PT. BINTANI MEGAHINDAH penimbunan yang

dikerjakan merupakan jenis timbunan pilihan.


2.1.3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan

a. Pekerjaan Persiapan

 Mengajukan Reques program kerja (Program Kerja) termasuk


metode kerja, schedule, peralatan, personil kerja, gambar
kerja permohonan penggunaan material yang akan digunakan
untuk memperoleh persetujuan dari direksi teknis.

 Pengadaan peralatan baik alat berat maupun peralatan pengujian


untuk control kualitas sesuai dengan spesifikasi standart.

 Membuat stack out sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan


termasuk dimensi pembentukan badan jalan dan pemadatan.

b. Tahap Pelaksanaan

 Material timbunan pilihan yang disetujui dereksi teknis,


didatangkan kelokasi menggunakan dump truck dan ditumpuk
dengan jarak tertentu dilokasi pekerjaan.

 Timbunan pilihan dihampar menggunakan bulldozer dengan


persyaratan tebal gembur yang telah disepakati.

 Hasil Hamparan Timbunan pilihan disiram air secukupnya


menggunakan water tanker lalu dipadatkan menggunakan
vibrator roller dengan passing tertentu sampai mencapai
kepadatan rencana.

 Melakukan pengujian control kualitas apakah timbunan plihan


sudah memenuhi syarat-syarat spesifikasi umum.

c. Pekerjaan Akhir

 Setelah timbunan pilihan dinyatakan telah memenuhi kriterian uji


maka dilakukan pengajuan kepada direksi untuk dilakukan proses
opname dimensi agar timbunana pilihan tersebut sudah termasuk
progress sehingga dapat dibayarkan.

 Rutin cek menggunakan metode proff railing test agar kondisi


timbunan pilihan dapat terus terpantau sampai pada pelaksanaan
perkerasan jalan berikutnya.
 Demobilisasi peralatan dan pembersihan akhir.
 Area pekerjaan harus bebas dari material organic dan anorganik,
sehingga perlu dilakukan pembersihan sebelum dimulainya
pekerjaan. Pembersihan dapat menggunakan kompresor maupun
secara manual dengan  sapu.

 Jika pada kondisi setelah pengujian sand cone test ditemukan


bahwa terdapat titik sta yang tidak memenuhi minimum standar
kepadatannya, maka timbunan pilihan tersebut harus segera
dilakukan treatment (perbaikan) dengan melakukan pemadatan
kembali sampai timbunan pilihan tersebut memenuhi standart
kepadatan yang ditentukan.

 Untuk timbunan pilihan pada kondisi biasanya, pihak direksi


mengizinkan dilakukan open trafik sebelum dilakukan
penghamparan pada lapis berikutnya.

 Open trafik ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja fungdional


lapis perkerasan jalan pada kestabilan tertentu.

2.2. Pembuatan Jalan Keluar-Masuk Alat Konstruksi

2.2.1. Metode Pelaksanaan

a) Pekerjaan Pembersihan

Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam

kondisi. Ada yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang

dipadati semak belukar dan pepohonan. Untuk itulah pekerjaan

pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan pembersihan meliputi

penebangan pepohonan, pembersihan semak belukar dan menggali akar-

akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali.


Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan rumput

bisa digunakan untuk menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput tersebut

kelak bisa tumbuh dengan baik, maka rerumputan itu akan berfungsi

sebagai pelindung erosi khususnya di area miring dan bahu-bahu jalan.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan

saja, tetapi juga untuk bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar

dan mengganggu pelaksanaan pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu

tersebut dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga

menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan membersihkan

batu-batu ini memakan waktu yang cukup lama dan tenaga yang besar.

Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah

diperlukan. Khususnya di wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan

endapan lumpur dan lembah-lembah sungai. Pembuangan permukaan

tanah ini diperlukan agar permukaan tanah memiliki kekuatan daya

dukung yang baik untuk pembangunan jalan.

b) Pekerjaan Tanah

Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu


dilakukan pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian
drainase dan pengurugan pada tempat-tempat yang membutuhkan urug
atau timbunan. Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk membentuk badan
jalan. Untuk mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu
diperhatikan supaya semua tanah benar-benar dipadatkan. Sebaiknya
penimbunan dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm.
Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum
ditambahkan dengan lapisan berikutnya.

Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak


digunakan untuk penimbunan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja
yang diperlukan dan juga lama waktu pengerjaannya. Jika jarak tanah
urug dekat, maka proses penimbunan akan berjalan lebih cepat.
Sebaliknya, bila jarak pemindahan tanah urug jauh, maka waktu yang
dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih lama.

Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri


dan kanan jalan. Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah
jalan dan diratakan sehingga terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah
dibadan jalan diratakan dan dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan
air agar kadar air selama pemadatan benar-benar terjaga.

Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk


memastikan ketinggian badan jalan telah sesuai dengan standar yang
berlaku. Jika ternyata ketinggian badan jalan belum tercapai atau
berlebihan, maka perlu dilakukan penyesuaian supaya diperoleh
ketinggian yang benar-benar sesuai dengan standar.

c) Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan


untuk membuat lapisan permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan
badan jalan yang kuat harus mampu menahan segala cuaca, panas
maupun hujan serta tak mengalami perubahan saat menerima beban.
Selain itu, permukaan badan jalan yang kuat akan membuat air sulit untuk
masuk.

Perkerasan badan jalan ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan


alam. Adapun tingkat ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm
sebelum tahap pemadatan. Material yang digunakan dalam tahapan
gravelling ini idealnya memiliki kandungan tiga material utama yakni batu,
pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%, pasir 20%
sampai 40%, dan tanah liat 10% sampai 25%.

d) Pekerjaan Pemadatan

Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk


menjadikan tanah semakin kuat. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi
volume lapisan tanah dan mendorong partikel tanah semakin padat.
Setidaknya terdapat empat metode dasar pemadatan yakni penumbukan
lapisan tanah secara mekanis ataupun secara manual, mesin roller,
pemadatan dengan menggunakan getaran, dan pemadatan alami.
Penumbuk atau pemukul tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan
mudah digunakan. Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat
pekerjaan pemadatan berlangsung lebih lama. Alat penumbuk ini terbuat
dari tongkat pemegang dengan beton atau besi cor di bagian ujungnya.
Alat ini dioperasikan dengan cara diangkat dan dijatuhkan di permukaan
tanah berulang-ulang sehingga lapisan tanah benar-benar padat. Alat ini
umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.

Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih


luas dibandingkan alat penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada
yang memiliki drum ganda dan ada pula dengan drum tunggal. Roller
penggilas ini mampu menghasilkan pemadatan yang berkualitas baik
dengan bobot pemberat sampai dengan 1ton atau bahkan lebih.

Sementara itu roller getar mempunyai kelebihan mampu memadatkan


lebih dalam dibandingkan dengan roller penggilas. Pada penggunaan alat
ini perlu diperhatikan mengenai kestabilan kecepatannya untuk
mendapatkan hasil pemadatan yang baik. Efek getaran sepenuhnya
bergantung pada jenis material dan intensitas getaran.

Selain menggunaan alat-alat pemadatan tersebut, pemadatan juga bisa


saja dilakukan secara alami. Pemadatan alami dijalankan dengan
membiarkan tanah dalam jangka waktu tertentu. Tanah nantinya secara
alami akan menjadi padat karena terguyur hujan dan dilintasi kendaraan.
Pemadatan seperti ini memang terbilang murah, tetapi membutuhkan
waktu yang cukup lama.

Gambar 2.2. Pekerjaan pembuatan jalan produksi


2.3. Pemasangan Pagar Pembatas

2.3.1. Metode Pelaksanaan

 Pekerjaan Persiapan

A. Foto Proyek dan Pelaporan

Foto proyek dibentuk 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan


(kondisi eksisting), dikala pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan
pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang sama yang
dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 20%, 50%, 75% dan 100%
(selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, lalu disusun/dimasukkan
ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai
dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus hingga
proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap
penting

B. Pembersihan Lokasi

Pembersihan lokasi yaitu pekerjaan yang terdiri dari pencucian lahan dari
semua pohon, halangan-halangan, semak-semak, sampah, dan materi lainnya
yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang
diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

Teknis pelaksanaan pekerjaan

1). Membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat


merusak pelaksanaan pembangunan.

2). Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas hingga pada akar-akarnya


sehingga tidak merusak struktur tanah.

C. Air dan Listrik Kerja

1). Penyediaan Air Kerja

Air kerja sangat diharapkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan,


dimana air kerja berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan
adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diharapkan satu buah mesin
pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan
terlebih dahulu melaksanakan pemantekan untuk mendapat sumber air, lalu
dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung
dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup juga diperoleh dari sumber
existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang
telah ditentukan.
2). Penyediaan Listrik Kerja

Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik,


pemotongan besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk
mengoperasikan alat bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan
menciptakan meteran listrik gres dengan pengajuan ke PLN atau dari Genset
tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

 Pekerjaan Pasangan Pondasi Pagar

A. Pekerjaan Bongkar Pagar Lama (Rangka dan Penutup)

Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas,


User / Owner, termasuk dengan bagian-bagian pengelola bangunan existing.
Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pembongkaran.

Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran

1). Semua material hasil bongkaran yang masih sanggup dimanfaatkan kembali
harus dibersihkan dan disimpan didalam gudang khusus serta dalam keadaan
terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan ke luar area
supaya tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

2). Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu daerah bekerja harus
dibersihkan dari sampah-sampah yang sanggup merusak konstruksi bangunan.

3). hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan
sementara tidak menggangu jalan saluran kelokasi, para pekerja membongkar
dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25meter dari area bongkaran.

B. Pekerjaan Galian Tanah

Teknis pelaksanaan pekerjaan

1). Pekerjaan persiapan

a). Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah
b). Persiapan lahan kerja.
c). Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

2). Pekerjaan galian tanah

a). Siapkan peralatan yang diperlukan.


b). Melakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass.
c). Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.
d). Menggali tanah dengan ukuran lebar dan kedalaman yang disyaratkan.
e). Menggali sisi – sisi miringnya, sehinggga diperoleh kemiringan yang tepat
f). Buang tanah sisa galian ke daerah yang telah ditentukan.
g). Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

C. Pekerjaan Pondasi (Adukan Beton 1:2:3 Tebal 50 cm)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

1. Pekerjaan persiapan

a). Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan beton mutu adukan 1 PC:
2 PS: 3 KRL.
b). Approval material yang akan digunakan.
c). Persiapan lahan kerja.
d). Persiapan material kerja, antara lain: Portland cement, pasir, split, dan air.
e). Persiapan alat kerja, antara lain: theodolith, concrete mixer, meteran,
waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, dan
selang air.

2. Pengukuran

a). Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan


theodolith untuk memilih leveling beton yang mau dicor.
b). Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna
cat, khususnya plat beton.

3.  Pekerjaan pengecoran beton

a). Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton mutu ad. 1 Pc: 2 Ps: 3 Krl
dengan tebal 50 cm.
b). Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton
ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang
sanggup mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung
pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

4. Pekerjaan perawatan beton

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga supaya mutu


beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
yaitu dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
Gambar 2.3. Pekerjaaan pagar pembatas
2.4. Bahan Yang Digunakan

Dari bahan yang akan dipakai di PT. BMI melalui persetujuan pengawas

sehingga sesuai dengan di isyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat

(RKS) dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan, Bahan yang akan dipakai

hendaknya menggunakan bahan yang masih baru dan terjaga mutunya.

Penyimpanan bahan bangunan perlu diperhatikan, agar bahan bangunan

yang dipakai tetap dalam kondisi yang layak pakai. Apabila selama penyimpanan

bahan menjadi tidak layak pakai, maka pengawas akan meminta pelaksana selaku

penanggung jawab agar mengganti bahan yang sesuai persyaratan. Bahan yang

memenuhi syarat yaitu bahan yang sesuai dengan peraturan-peraturan standar

yang berlaku secara nasional.

Bahan yang digunakan di PT.BMI sangatlah minim karena diakibatkan

adanya faktor-faktor tertentu seperti lokasi port yang susah untuk diakses hingga

cuaca yang buruk.

2.4.1. Tanah Berpasir (sandy/clay)

Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini
terbentuk dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran
besar dan kasar atau yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki
kapasitas serat air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel
berukuran 0,02 sampai 2 mm.

Tanah pasir pada umumnya belum membentuk agregat sehingga peka


terhadap erosi. Unsur yang terkadnung di dalam tanah pasir adala unsur P dan K
yang masih segar dan belum siap untuk diserap oleh tanaman. Selain itu juga
terdapat unsur N dalam kadar yang sangat sedikit. Tanah pasir merupakan tanah
yang tersebar cukup banyak di wilayah Indonesia.

Karena pada lokasi port yang akan ditimbun merupakan jenis timbunan
pilihan maka diperlukan tanah berpasir ini.
Gambar 2.4.1 Tanah Berpasir (sand/clay)

2.4.2. Batu Gunung

Batu gunung atau disebut juga dengan nama lain sebagai batu belah tentunya

batu berasal dari gunung. Batu gunung itu sendiri biasanya untuk membangun

bangunan gedung,jalan raya, waduk, talud dan bagunan sipil lainnya. Sebenarnya

bayak fungsi dari batu gunung itu sendiri. Batu gunung sendiri dijadikan pilihan

dalam membangun timbunan port ataupun timbunan jalan.

dikarenakan batu gunung jika dijadikan pondasi atau bangunan lainya bisa

bertahan kuat dan tahan lama.

Gambar 2.4.2 Batu Gunung


20

2.4.3. Air

Air merupakan zat cair yang mana dapat berfungsi sebagai penetralisir

agregat yang sudah di campurkan atau sudah di kombinasikan dalam satu

kesatuan yang di sebut campuran, dan manfaat air sebagai berikut:

1) Air berasal dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM).

2) Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi

harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic basah, garam dan

kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah air tersebut diuji di Laboratorium

pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetapkan

sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk

bahan campuran beton.

Gambar 2.4.3 Air


2.4.4. Semen

Semen yang digunakan dari jenis 1 menurut peraturan semen indonesia 1972

(NI-8) atau Britis Standar No 12.1965. Semen harus sampai dilokasi pekerjaan

dalam keadaan baik dan asli dari pabrik, artinya tidak ada yang mengeras dan

berat persak sama. Semen harus disimpan dengan keadaan terlindung sehingga

tidak lembab hal ini dipengaruhi pada bahan yang akan siap dipakai, diletakkan

diatas yang telah dilapisi dengan balok setinggi 20 cm, penumpukan semen

keatas maksimal 6 buah. Pemekaian semen haruslah didahulukan semen yang

datang lebih awal dibandingkan semen yang datang dari belakangan.

Gambar 2.4.4 Semen

2.4.5. Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir yang memenuhi syarat menurut PBI

1971 (NI-2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 atau SNI atau Peraturan Beton Indonesia tahun

1989. Agregat harus memenuhi syarat.


Syarat-syarat pasir yang harus digunakan adalah sebagai berikut:

a. Tidak mengandung bahan yang merusak beton dan ketahanan tulang

terhadap karat. Pasir laut tidak boleh digunakan.

b. Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan semen, jika

agregat yang datang ternyata kotor, maka sebelum dipakai harus dicuci

terlebih dahulu.

c. Pasir yang digunakan harus berbutir kasar, sedangkan yang ukuran kerikil

mengikuti persyaratan dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia)

Gambar 2.4.5. Pasir


2.4.6. Pagar Kawat Harmonika

Pagar kawat harmonika digunakan untuk mengelilingi pada pagar

pembatas daerah port.

Gambar 2.4.6 Pagar Kawat Harmonika

2.4.7. Tiang Pagar Chainlink

Tiang pagar chainlink yang dipakai pada PT.BMI sekitar 130 tiang.

Digunakan untuk membatasi lahan port seluas 50 hektar.


Gambar 2.4.7 Tiang Pagar Chainlink

2.5 Peralatan Konstruksi

Peralatan konstruksi yang digunakan di PT.BMI sangatlah minim

karena diakibatkan adanya faktor-faktor tertentu seperti lokasi port yang susah

untuk diakses hingga cuaca yang buruk.

2.5.1 Dump Truck

Dump Truck merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mengangkut material-material bangunan, seperti tanah, pasir, kerikil, semen, batu,

dan lain- lain. Disini Dump Truck digunakan untuk mengangkut tanah urugan dari

lokasi proyek ke lokasi lahan port. Adapun kegunaan dump truck yang lain

sebagai angkutan material- material sisa di lokasi proyek ke tempat pembuangan

atau pengumpulan material sisa.

Gambar 2.5.1 Dump Truck


2.5.2 Excavator

Excavator merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

menggali atau mengeruk tanah dalam tahapan penimbunan dan

pemerataan selain itu Excavator juga digunakan untu mengangkut

material-material bangunan, seperti tanah, pasir, kerikil, semen, batu, dan

lain-lain. Serta juga membantu dalam tahapan Pengecoran.

Gambar 2.5.2 Excavator

2.5.3 Bulldozer

Bulldozer atau mesin penggusur adalah jenis peralatan konstruksi

(biasa disebut alat berat atau construction equipment) bertipe traktor

menggunakan track atau rantai serta dilengkapi dengan bilah (dikenal

dengan blade) yang terletak di depan. Buldoser diaplikasikan untuk


pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb).

Fungsi dari bulldozer yaitu untuk meratakan material dan tanah keranan

daya dorong yang dimiliki alat berat yang satu ini sangat tinggi. Dalam

menjalankan fungsinya, bulldozer dilengkapi dengan berbagai macam

komponen. Setiap komponen pada bulldozer saling menjalankan

tugasnya sehingga bulldozer dapat digerakkan dan dioperasikan.

Gambar 2.5.3 Bulldozer

2.5.4 Bomac/Compactors

Compactor adalah Alat berat yang di gunakan untuk memadatkan


jalan atau area konstruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang di
inginkan. Jenis roda compactor terbuat dari besi seluruhnya atau
ditambah berat berupa pasir atau air, bisa terbuat dari karet (berupa roda
ban) dengan bentuk kaki kambing (sheep foot), yang berukuran kecil bisa
menggunakan tangan dengan mengarahkan ke bagian yang akan
dipadatkan.
Untuk pemadatan pengaspalan biasanya menggunakan road
roller, tire roller atau drum roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya
digunakan sheep foot roller atau drum roller.

Gambar 2.5.4 Bomac/Compactor

2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2.6.1 Penyiapan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan pengolah gedung,

seperti halnya pekerjaan konstruksi lainnya, mempunyai resiko-resiko

yang dapat berdampak pada


20

keselamatan dan kesehatan bagi pelaksana pekerjaan. Dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan yang aman maka diperlukan kegiatan

kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan pengertian

pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat

kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan

peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat

kerja. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau

terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang

sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana

terdapat sumber sumber bahaya baik didarat, di dalam tanah, di

permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada didalam

wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia (PERMEN PU No.9 Tahun

2008).

2.6.2 Identifikasi dan Penjelasan Fungsi K3

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdiri dari beberapa jenis

kegiatan. Pada masing-masing jenis kegiatan pekerjaan tersebut terdapat

resiko-resiko pekerjaan yang dapat terjadi. Contoh resiko pekerjaan yang

dapat terjadi adalah sebagai berikut:

o Pekerjaan tanah
Pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan galian, pekerjaan

pengakutan tanah, pekerjaan penimbunan, dan pekerjaan

pemadatan tanah. Beberapa resiko pekerjaan penggalian adalah :

1. Runtuhnya dinding samping.

2. Jatuhnya bahan-bahan mengenai pekerja yang berada di galian.

3. Terperosoknya orang dan kendaraan pada galian. d) Dampak

ada struktur-struktur lain yang telah ada.

4. Akumulasi gas-gas buang yang berbahaya, yang berasal dari

mesin bensin atau diesel seperti generator atau kompresor.

5. Rusaknya fasilitas bawah tanah.

6. Bahan-bahan yang jatuh saat bekerja.

7. Debu silika dari pekerjaan pembersihan.

8. Lengan dan Punggung terkilir karena mengencangkan baja

Resiko-resiko dalam pekerjaan dapat dikendalikan dengan

bebepa pendekatan, salah satu diantaranya adalah pelaksanaa kegiatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Perlengkapan dan peralatan K3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Pelindung badan (APD)

Pelindung badan berfungsi untuk melindungi diri agar

tidak mengalami cidera akibat kerja. Dalam rangka menghindari

dan memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan atau

penyakit akibat kerja, maka tenaga kerja perlu melengkapi dirinya


dengan pelindung badan yang sesuai dengan bidang pekerjaan

yang ditekuninya serta persyaratan berlaku.

 Rambu-rambu K3

Rambu-rambu K3 merupakan bagian penting dalam

penerapan K3 dilingkungan proyek konstruksi dan harus dipasang

pada tempat-tempat yang strategis, dalam arti mudah dilihat dan

sesuai dengan situasi kerja.

2.6.3 SOP dan Pemeriksaan Fungsi K3

Merupakan hal yang penting bahwa semua peralatan K3 yang

digunakan selama kegiatan pelaksanaan konstruksi telah disetujui dan

sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan lapangan. Semua

peralatan diperiksa sebelum digunakan untuk memastikan bahwa kondisi

kerja aman. Peralatan yang sesuai wajib dilengkapi dengan sertifikat yang

menjelaskan bahwa alat tersebut aman untuk digunakan.

Semua pekerja harus mendapatkan pelatihan dalam

menggunakan peralatan dan perlengkapan K3 sebelum memulai

pekerjaan. Hal ini merupakan tanggungjawab dari manajer K3 untuk

memastikan pekerjanya telah mendapatkan pelatihan penggunaan

peralatan dan perlengkapan K3. Sebelum digunakan harus dilakukan

pemeriksaan fungsi kerja peralatan dan perlengkapan K3 sesuai petunjuk


teknis masing- masing peralatan, kondisi kelayakkan, kesesuai jenis, tipe

dan ukuran peralatan.

Gambar 2.6 Pemeriksaan SOP dan Keselamatan Kerja

2.6.4 Kebijakan Pemasangan Rambu-rambu K3 Pada Area Kerja

Seperti disebutkan diatas bahwa Rambu-rambu K3 merupakan

bagian penting dalam penerapan K3 dilingkungan proyek konstruksi.

Selain itu Rambu-rambu di tempat kerja sangatlah penting sebagai kontrol

administrasi guna memberikan informasi, perintah, petunjuk bahkan suatu

bahaya. Oleh karena itulah rambu-rambu perlu dipasang.

Untuk memasangnya tidaklah asal pasang kerena jika terjadi kesalahan

pasang, bisa saja yang tadinya diinginkan pekerja selamat malah

membuat mereka berada dalam suatu resiko atau bahaya. Untuk memilih

rambu yang tepat, kita perlu melihat pekerjaan yang sedang Anda lakukan

guna:
 Mengidentifikasi bahaya, Menentukan kontrol apa yang

dibutuhkan, dan

 Menentukan jenis rambu dan indikator apa yang perlu digunakan.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan saat

pemilihan rambu:Apakah kita perlu melarang atau menghentikan suatu

tindakan ? Jika ya, rambu larangan diperlukan.

 Apakah ini suatu perintah untuk orang melakukan suatu tindakan

tertentu? Jika ya, rambu perintah diperlukan.

 Apakah kita perlu memeritahukan seseorang tentang situasi

berbahaya?

 Jika ya, rambu berbahaya atau peringatan diperlukan.

 Apakah kita perlu memperingatkan seseorang akan bahaya tertentu?

Jika ya, rambu bahaya diperlukan.

 Apakah kita hanya ingin memberitahukan lokasi peralatan, fasilitas

dan jalan keluar? Jika ya, rambu Informasi darurat diperlukan.

2.6.5. SOP Penggunaan Alat Pelindung Diri di Area Kerja

Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan oleh tenaga

kerja saat bekerja dan dilingkungan kerja untuk melindungi seluruh atau

sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi

bahaya/kecelakaan kerja.APD digunakan setelah semua usaha rekayasa


(engineering) dan cara kerja yang aman (working practice) dilakukan

maksimal.

APD akan diberikan kepada pekerja berdasarkan kebutuhan.

Perkiraan bahaya dan Pedoman Penggunaan APD dapat dilihat pada

tabel.

Tabel 2.1 Perkiraan Bahaya di Tempat Kerja

BAGIAN TUBUH CONTOH ALAT CONTOH BAHAYA DI TEMPAT

PELINDUNG DIRI KERJA


Kepala Helm Benda Jatuh

Mata Kaca mata Obyek terbang


Kontak dengan bahan kimia
Badan Rompi
Kaki Safety Shoes Kontak dengan benda tajam
Telinga Sumbat Telinga Suara mesin yang keras
Paru-Paru Masker, Respirator Debu, Fume, Gas
1) Pemakaian topi pengamanan:

a. Tentukan di area mana pada lokasi kerja harus memakai topi pelindung.

b. Pastikan dipakai dengan benar. Ada berbagai jenis topi pengaman. Jika

mungkin pilih jenis yang sesuai untuk diri kita dan pekerjaan.

c. Beberapa jenis topi pelindung mempunyai kelengkapan tambahan,

termasuk bantalan lunak pada bagian dahi. Meskipun jenis ini lebih

mahal harganya tetapi lebih nyaman untuk dipakai sehingga membuat

pekerja tidak enggan untuk memakainya.

2) APD-Perlindungan kaki Melindungi kaki dan resiko:


a. Benda yang jatuh ke kaki

b. Paku, atau benda tajam lainnya yang menusuk telapak kaki Benda tajam

yang melukai urat nadi kaki.

Beberapa ketentuan mengenai APD Perlindungan kaki:

a) Pada industri ringan / tempat kerja biasa cukup dengan sepatu yang baik.

b) Sepatu pelindung (safety shoes) dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik

atau plastik.

c) Untuk mencegah tergelincir dipakai sol anti slip. d) Untuk mencegah

tusukan dipakai sol dari logam.

d) Terhadap bahaya listrik sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak

boleh memakai paku.

e) Harus memenuhi standard Internasional.

f) Harus memenuhi spesifikasi standard Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

g) Nyaman bagi penggunanya.

3) APD-Pelindung mata/muka

APD ini diperlukan untuk melindungi terhadap:

a. Benda-benda berterbangan, misalnya bila menggunakan alat penanam

paku.

b. Percikan, misalkan saat memotong dengan piringan.

c. Radiasi ultra violet saat pengelasan, diperlukan pelindung atau

penutup khusus.

d. Percikan bahan kimia.

e. Pekerjaan pengelasan, pemotong logam, menggerinda.


4) APD-Pakaian kerja

Banyak kecelakaan terjadi saat orang pada posisi berbahaya tapi tidak

kelihatan. Penting untuk merencakan pekerjaan untuk menghidarkan orang

pada posisi yang demikian. Bila memungkinkan sediakan pakaian yang

terlihat mencorong, mudah terlihat.

Gambar 2.6.5 APD-Pakaian Kerja

Pakaian yang mencorong diperlukan antara lain bila pekerja :

a. Berhubungan dengan kendaraaan, misalnya harus memberi tanda

membantu pengerakan kendaraan, dan pekerja yang bekerja di jalanan.

b. Agar mudah terlihat oleh sesama pekerja, misalnya pada pekerjaan

membatu operasi pengangkatan agar mudah terlihat oleh operator alat

angkatnya.

5) APD-Sarung tangan
Sarung tangan yang sesuai dapat melindungi terhadap debu (misalnya

semen), beton cair dan bahan pelarut yang dapat menyebabkan penyakit kulit.

Juga akan melindungi terhadap teriris dan tergores saat menangani bata, besi

dan kayu.

Terdapat beberapa jenis alat pelindung tangan (sarung tangan), antara lain:

 Sarung tangan kain

 Sarung tangan plastik

 Sarung tangan PVC

 Sarung tangan karet

 Sarung tangan kulit

 Sarung tangan metal

 Sarung tangan dingin (cold storage)

 Sarung tangan Listrik (High Voltage)


BAB III

METODOLOGI KERJA PRAKTEK

3.1 Uraian Umum


Metodologi pelaksanaan Kerja Praktek (KP) merupakan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam memperoleh data, mempelajari tahapan pekerjaan di lapangan,
menganalisis, dan kemudian mengolahnya. Selain itu, metodologi juga merupakan
acuan dalam penyusunan laporan Kerja Praktek (KP).
Proyek “Penimbunan Dan Pemereataan Area Port” PT.BMI Todoli merupakan suatu
proyek yang patut dilaksanakan. Tujuan dari penimbunan dan pemerataan area port
adalah untuk mempermudah akses dari luar kedalam perusahan.

3.2 Waktu pelaksanaan


Kerja Praktek (KP) dilakukan selama dua bulan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Waktu di mulainya kerja praktek dari 01 Agustus 2022 sampai 01 Oktober
2022. Kerja Praktek dilaksanakan setelah melewati prosedur perizinan oleh pihak
instansi terkait pelaksana (Owner) yaitu PT.Bintani Megah Indah Todoli.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan laporan Kerja Praktek ini teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Studi Lapangan
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan
langsung di perusahaan yang diperoleh dengan cara :
1) Wawamcara
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan
berbagai pertanyaan untuk mendapat keterangan dalam proses tanya
jawab berdasarkan pada tujuan peninjauan .

2) Observasi

Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara meninjau secara


teliti dan sistematis pada objek penelitian dengan cara mengamati apa
yang dilihat dan didengar yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan diselidiki.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan


menggunakan media foto atau pengambilan gambar. Teknik dokumentasi
juga dapat menjadi sebuah bukti dalam proses pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.

3.4 Sumber Data


Bila dilihat dari sumber datanya, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi
dua macam sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung selama kegiatan
Kerja Praktek berlangsung. Data tersebut dapat langsung diolah sesuai
dengan kebutuhan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah ada dan untuk memperolehnya,
diperlukan izin dari pihak penyedia data tersebut.
BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KERJA PRAKTEK

4.1 Uraian Umum

PT Bintani Megah Indah merupakan group perusahaan tambang

mineral selaku pemilik dan yang mengoperasikan penambangan bijih


besi. PT Bintani Megahindah selaku owner bekerja sama dengan PT. SAC

Nusantara selaku manajer konstruksi dalam pekerjaan terminal khusus jeti


dan timbunan (stock pile) pada port PT. BMI. Selain itu PT. Bintani

Megahindah juga bekerja sama dengan ASN atau Kontraktor Lokal


TODOLI dalam pekerjaan pagar pembatas, jalan produksi, dan area

lainnya.

4.2 Letak Geografis

Proyek “Penimbunan Dan Pemerataan Area Port”, yang dibangun di Desa


Todoli, Kecamatan Lede, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara.
4.3 Lokasi Kerja Praktek

Gambar 4.3. Lokasi Kerja Praktek

4.4 Data Umum Proyek Unsur-Unsur Organisasi Proyek

1. Nama pekerjaan : Penimbunan Dan Pemerataan Area Port PT. BMI


2. Nilai Kontrak : -
3. Sumber Dana : PT.Bintani Megah Indah ( BMI )
4. Pemilik Proyek : PT.Bintani Megah Indah (BMI)
5. Kontraktor Pelaksana : PT. SAC Nusantara
6. Konsultan Pengawas : PT.Bintani Megah Indah ( BMI )
7. Waktu Pekerjaan : Tidak Di Tentukan
8. Lokasi Pekrjaan : Kabupaten Pulau Taliabu

4.5 Unsur – Unsur Organisasi Proyek

4.5.1. Penggunaan Anggaran (Owner)

Pemilik dan atau pemberi tugas adalah instansi yang menyelenggarakan

pembanguan Negara yang di wakili oleh pimpinan proyek, sedangkan pimpinan


proyek yaitu pejabat yang ditetapkan pimpinan instansi yang

menyelenggarakan proyek tersebut.

Hak dan kewajiban pengguna anggaran adalah :

a. Menunjuk penyedia jasa ( konsultan dan kontraktor ).

b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

telah dilakukan oleh penyedia jasa.


20

c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan

oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa

sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

f. Biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

g. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan

secara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk

bertindak atas nama pemilik.

h. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

i. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan

oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang

dikehendaki.

Gambar 4.5.1 Total Estimasi Biaya Pekerjaan Dari Owner


4.5.2. Penyedia Jasa ( Kontraktor Pelaksana )

Adapun tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa ( Kontraktor

Pelaksana ) antara lain :

a. Menyusun program kerja diantaranya: jadwal waktu pekerjaan, jadwal

pengadaan bahan dan jadwal penggunaan alat berat, sesuai dengan item

perkerjaan yang ada pada dokumen kontrak.

b. Melaksanakan pekerjaan persiapan di lapangan.

c. Melaksanakan pekerjaan fisik di lapangan sesuai dengan dokumen

pelaksanaan (dokumen kontrak).

Pada PT.Bintani Megah Indah penyedia jasa (Kontraktor Pelaksana)

yang dipakai yaitu, dari PT. SAC Nusantara selaku manajer konstruksi dalam

pekerjaan terminal khusus jeti dan timbunan.

4.5.3 Hubungan Kerja

Owner
PT. Bintani Megah Indah

Manajer Konstruksi ASN Dalam Pekerjaan Jalan


Dalam Pekerjaan Terminal Produksi, Pagar Pembatas dan
Khusus Jety & Timbunan Area Lain Selain Area Stock Pile
PT. SAC Nusantara Kontraktor Lokal
4.5.4. Struktur Organisasi Proyek

Pengelolaan sebuah organisasi termasuk ke dalam fungsi manajemen.

Organisasi proyek sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan mengatur

dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal

secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai

kebutuhan proyek. Yang bertugas untuk menyusun struktur organisasi proyek ini

adalah manajemen personalia. Adapun beberapa jabatan dari pembentukan

struktur organisasi proyek, antara lain :

1) Direktur

Tugas Dan Tanggung Jawab Direktur :

a. Penanggung jawab utama terhadap semua kegiatan

b. Pengesahan segala dokumen administrasi pekerjaan

c. Penunjukan Site Manager , serta memberikan mandat dan fungsi tugasnya

sesuai kapasitas dan kebutuhan

d. Pengambil keputusan tertinggi dalam progress pekerjaan.

e. Dalam kapasitas dan fungsi tertentu, segala bentuk pelaksanaan

pekerjaan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan dari direktur.

f. Melaporkan progress pekerjaan, mulai tahap dimulainya pekerjaan,

progress berjalan, sampai dengan serah terima pekerjaan kepada Pemilik

Proyek/pekerjaan.
26

2) Project Manager

Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager adalah :

a. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek

konstruksi

b. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas

terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.

c. Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan.

d. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.

e. Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan

proyek

f. Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional

pelaksanaan proyek

g. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan,

permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan

proyek konstruksi.

h. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan

dengan kebutuhan proyek.

i. Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek

konstruksi.

j. Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau

kurang/contract change order (CCO) kepada owner jika diperlukan.

3) Ahli K3
Tugas dan tanggung jawab dari Ahli K3 adalah :

a. Membuat program kerja K3 dan perencanaan

pengimplementasian agar tercipta lingkungan kerja yang sehat.

b. Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.

c. Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE

d. Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.

e. Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga

memerika kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.

f. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.

g. Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan

penyelidikan penyebabnya.

h. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.

i. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban.

4) Quality Control

Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah :

a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam monthly

certificate (MC) atau laporan bulanan.

b. Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan

spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.

c. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung

data kuantitas setiap bulannya.


d. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap

item pekerjaan.

e. Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang

digunakan.

f. Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.

5) Juru Ukur/Gambar

Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :

a. Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran

topografi lapangan dan penentuan koordinat bangunan.

b. Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan

benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.

c. Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement,

agar proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.

d. Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah

dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.

e. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan

horizontal. sesuai dengan gambar rencana.

f. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala

proyek.

g. Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta

perlengkapannnya.

h. Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.


6) Pelaksana Lapangan

Tugas dan tanggung jawab dari Pelaksana Lapangan adalah :

a. Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan pekerjaan

bangunan perumahan dangedung.

b. Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan dibidangnya

c. Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan

d. Mempelajari gambar kerja (shop drawing)

e. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan

f. Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan

g. Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub

kontraktor

h. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan

efisien

i. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sesuai spesifikasi teknis

yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang diharapkan

j. Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas kuantitas dan

waktu

k. Menyiapkan data untuk menyiapkan gambar yang telah dilaksanakan (as

built drawing)

l. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.


7) Administrasi

Tugas dan tanggung jawab Administrasi adalah :

a. Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan

administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek

konstruksi.

b. Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta

mengawasi tata laksana administrasi.

8) Logistik

Tugas dan tanggung jawab bagian logistik proyek adalah :

a. Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan.

Setelah itu, mencari harga alat bahan material tersebut ke beberapa supplier

atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan terbaik

dan memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan.

b. Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan

bangunan.

c. Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang).

d. Petugas Logistik bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan

material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi

dan terkontrol dengan baik.


e. Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.

f. Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek

terkait dengan jumlah dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada

masing-masing item pekerjaan konstruksi.

9) Operator

Tugas dan tanggung jawab Operator :

a. Mengoperasikan alat berat sesuai dengan titik-titik lokasi pekerjaan.

b. Mengangkut dan meletakkan bahan material/barang menggunakan

alat berat

c. Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai dengan

instruksi kepala pelaksana pekerjaan.

d. Menjaga dan merawat alat berat agar selalu dapat beroperasi dengan baik.

10) Mandor

Tugas dan tanggung jawab Mandor :

a. Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam

langkah-langkah operasional

b. Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out)

c. Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan

alat

d. Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja


e. Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan

f. Membuat Jadwal Dan Recana Kerja

g. Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja

h. Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan

pekerjaan

i. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan

pekerjaan

j. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja

k. Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname

l. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih

pembayaran

m. Membayar Upah Para Tukang Dan Pekerja

11) Tukang

Pekerja Kasar atau Buruh.

Anda mungkin juga menyukai