Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

STUDI LAPANGAN LAB TERPADU


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
(STS5841)

Dosen Pengampu:
Ir. Retna Hapsari Kartadipura, M.T.
NIP. 19620831 199003 2 002

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Normildawati 2010811220034
Maulida Munawaroh 2010811220001
Muhammad Royyan Laduni 2010811210059
Muhammad Fathurrakhman 2010811210114

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
studi lapangan yang berjudul “Laporan Studi Lapangan LAB Terpadu Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru”.
Ucapan terima kasih penyusun kami ucapkan kepada Ibu Ir. Retna Hapsari
Kartadipura, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Pelaksanaan
Konstruksi yang telah membantu baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan serta bantuan
sehingga penyusunan laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahawa laporan yang dibuat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar dapat
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat menambah
wawasan, bermanfaat dan diterapkan oleh para pembaca.

Banjarbaru, 14 November 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Dasar Teori .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

2.1 Kegiatan Studi Lapangan .......................................................................................... 4

2.1.1 Kegiatan mahasiswa ........................................................................................... 5

2.1.2 Gambaran Proyek ............................................................................................... 8

2.2 Permasalahan ........................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15

3.2 Saran ..................................................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi Studi Lapangan ………..………..…………………………4

Gambar 2.2 LAB Terpadu ULM Banjarbaru ………………………………………...4

Gambar 2.3 Menuju Lokasi Studi Lapangan …………………………………………6

Gambar 2.4 Menyimak Arahan yang Diberikan oleh Dosen Pembimbing …………..6

Gambar 2.5 Berkeliling Lokasi Studi Lapangan ……………………………………..7

Gambar 2.6 Sesi Tanya Jawab Bersama Konsultan dan Kontraktor …………………7

Gambar 2.7 Dokumentasi Bersama …………………………………………………..7

Gambar 2.8 Desain LAB Terpadu ULM ……………………………………………..8

Gambar 2.9 Penutupan TPS di Lokasi Proyek LAB …………………………………9

Gambar 2.10 Pemasangan Instalasi Listrik …………………………………………..9

Gambar 2.11 Pemasangan Rangka Plafon …………………………………………..10

Gambar 2.12 Pemasangan Rangka Jendela …………………………………………10

Gambar 2.13 Memplesteran Dinding ……………………………………………….11

Gambar 2.14 Kondisi Bangunan dari Dalam ………………………………………11

Gambar 2.14 Kondisi Bangunan dari Luar…………………………………………..11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kegiatan Mahasiswa Selama Studi Lapangan ……………………………5

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi lapangan adalah pengamatan secara langsung di lokasi kegiatan/proyek
yang dilandasi pengalaman dan pengetahuan teoritis untuk menggali dan
mengumpulkan data, serta melakukan Pengolahan & Analisis Data atau Informasi yang
diperoleh guna pemecahan masalah, yang dituangkan dalam bentuk suatu laporan.
Studi lapangan merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat terkait dengan mata
kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.
Sebagai penunjang pembelajaran dan menambah pemahaman mahasiswa
mengenai mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi, maka dilaksanakanlah studi
lapangan yang berlokasi di LAB Terpadu Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru. Di lokasi tersebut mahasiswa dapat melihat secara langsung pelaksanaan
konstruksi. Dengan kunjungan lapangan diharapkan mahasiswa dapat mengamati
pelaksanaan konstruksi serta dapat menambah pengalaman wawasan mahasiswa dan
meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Metode Pelaksanaan
Konstruksi.

1.2 Dasar Teori


Metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan
teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dan sistem
manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat
mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya
metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekaya berpijak pada
keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan),
keadaan teknis dan ekonomis yang ada di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk
pengalaman kontraktor (Wayan Jawat,2017).
Metode pelaksanaan pekerjaan atau yang bisa disingkat “CM” (Construction
Method), merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan

1
dengan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi medan kerja, guna
memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien. Metode pelaksanaan pekerjaan
yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari profesionalitas sang
pelaksana proyek tersebut, atau profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu
manajer proyek dan perusahaan yang bersangkutan (Mahendra Sultan Syah, 2004).
Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian
metode pelaksanaan pekerjaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa
rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk
menjadi pemenang tender atau pelelangan (Mahendra Sultan Syah, 2004).
Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi (Mahendra Sultan
Syah, 2004:113) pada umumnya terdiri dari:
1. Project plant, dimana dokumen ini memuat antara lain:
a. Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas, dan lain-lain)
b. Lokasi pekerjaan
c. Jarak angkut
d. Komposisi alat
e. Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang) dan jelas mengenai urutan pekerjaan
2. Sket atau gambar bantu, merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Uraian pelaksanaan, yang meliputi:
a. Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek (urutan
secara global)
b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu
penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan penting atau
pekerjaan yang jarang ada, atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar, pekerjaan
dominan (volume kerja besar). Pekerjaan yang ringan atau umum dilaksanakan
biasanya cukup diberi uraian singkat mengenai cara pelaksanannya saja. Tapi
perhitungan kebutuhan alat dan tanpa gambar/sket penjelasan cara pelaksanaan
pekerjaan.

2
4. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (mandor,
pekerja, tukang, kepala tukang).
5. Perhitungan kebutuhan material/bahan dan jadwal kebutuhan material/bahan.
6. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan.
7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan kelengkapan yang
lain.
Apabila metode pelaksanaan pekerjaan merupakan dokumen yang terpisah
(tersendiri), maka harus dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan, biasanya dimungkinkan dengan berbagai
metode. Beberapa alternatif metode pelaksanaan yang ada, tentunya akan
menghasilkan beberapa alternatif biaya juga. Dalam hal ini, alternatif metode
pelaksanaan yang harus dipilih tentunya yang menghasilkan biaya yang paling rendah.
Pemilihan ini dilakukan oleh pihak owner selaku pengguna jasa maupun pihak
kontraktor selaku penyedia jasa, dengan maksud yang sama yaitu menurunkan biaya,
hanya tujuannya saja yang berbeda. Bagi owner selaku pengguna jasa tujuannya agar
nilai kontrak proyek dengan investasi menjadi rendah, sedangkan bagi pihak kontraktor
selaku penyedia jasa bukan untuk menurunkan nilai kontrak, tetapi untuk menurunkan
biaya pelaksanaan.
Dimana metode pelaksanaan pekerjaan proyek kontruksi, dalam pengembangan
alternatifnya dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Desain bangunan
2. Medan/lokasi pekerjaan
3. Ketersediaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Studi Lapangan


Lokasi kegiatan studi lapangan adalah LAB Terpadu Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru yang dilaksanakan pada Rabu, 26 Oktober 2022 pada pukul
08.00-09.30 WITA untuk shift satu. Berikut adalah gambar lokasi studi lapangan:

Gambar 2.1 Peta Lokasi Studi Lapangan

Gambar 2.2 LAB Terpadu ULM Banjarbaru

4
2.1.1 Kegiatan mahasiswa
Sebelum dilaksanakan studi lapangan mahasiswa dibagi menjadi beberapa shift
berdasarkan kelas lalu dalam kelas tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yang
dimana satu kelompok berisikan lima orang. Tujuannya agar saat pelaksanaan studi
lapangan dapat berlangsung secara tertib dan tidak mengganggu kegiatan konstruksi di
lokasi.
Mahasiswa menggunakan baju Prodi Teknik Sipil yang dilengkapi dengan sepatu
safety dan hem safety mengingat lokasi yang akan dikunjungi harus menerapkan K3
secara ketat. Pada saat kegiatan berlangsung mahasiswa didampingi oleh beberapa
dosen, dan pengawas serta kontraktor dari proyek yang sedang berlangsung. Berikut
adalah table yang berisikan kegiatan mahasiswa selama studi lapangan.

Tabel 2.1 Kegiatan Mahasiswa Selama Studi Lapangan


Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2022
Jam (WITA) Kegiatan
Mahasiswa berkumpul di lapangan basket FT ULM dan
07.30-08.00
mendengarkan arahan dosen pembimbing
Mahasiswa berangkat menuju lokasi studi lapangan yang
08.14-08.25 terletak tidak jauh dari FT ULM yang dapat ditempuh
dengan berjalan kaki
Mahasiswa berbaris di lokasi studi lapangan, pembagian
08.25-08.40 konsumsi, dan mendengarkan arahan selanjutnya yang
diberikan oleh dosen pembimbing
Berkeliling pada lokasi proyek didampingi oleh
08.40-09.10 pendamping dari proyek yaitu Kakak Ihsan serta
pendokumentasian untuk pembuatan laporan dan video
Sesi tanya jawab bersama konsultan (Bapak Darma F. &
09.10-09.55 Bapak Handri) dan kontraktor (Bapak Boi) dari proyek
LAB Terpadu ULM Banjarbaru

5
Dokumentasi mahasiwa bersama dosen, pengawas serta
09.55-10.15
kontraktor dari proyek LAB Terpadu ULM Banjarbaru
Kegiatan studi lapangan selesai untuk shift satu dan
10.15
dilanjutkan oleh shift dua

Saat studi lapangan estimasi waktu yang telah ditentukan yaitu pukul 08.00-09.40
WITA ternyata tidak cukup dikarenakan sesi tanya jawab yang cukup lama. Berikut
adalah dokumentasi kegiatan mahasiswa selama studi lapangan.

Gambar 2.3 Menuju Lokasi Studi Lapangan

Gambar 2.4 Menyimak Arahan yang Diberikan oleh Dosen Pembimbing

6
Gambar 2.5 Berkeliling Lokasi Studi Lapangan

Gambar 2.6 Sesi Tanya Jawab Bersama Konsultan dan Kontraktor

Gambar 2.7 Dokumentasi Bersama

7
2.1.2 Gambaran Proyek
LAB Terpadu Universitas Lambung Mangkurat ini mulai dibangun pada awal
tahun yaitu 08 Februari 2022 yang terletak di Jl. UNLAM I, Banjarbaru, Kalimantan
Selatan diatas lahan yang luasnya 9.870 m2 dengan luas bangunan 3.750 m2 dan
memiliki 2 lantai. Bangunan ini untuk kegiatan laboratorium Universitas Lambung
Mangkurat dan tidak ditunjukkan untuk kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil
sesi tanya jawab bersama Bapak Darma, selaku konsultan dari proyek ini diketahui
bahwa proyek selesai 270 hari kalender dari awal pembangunan yang akan jatuh pada
tanggal 04 November 2022 dan proyek ini terlambat penyelesaiannya dikarenakan
beberapa hal. Proyek ini pengadaannya dilakukan dengan sistem tender yang dilakukan
oleh LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Kemendikbud yang sumber
dananya dari APBN 2022, ada 181 peserta yang mengikuti tender ini dan yang
memenangkan tender ini adalah PT. BREINS VERI dari DKI Jakarta dengan harga
kontrak sebesar Rp26.121.701.829,00 dan HPS (Harga Perkiraan Satuan) sebesar
Rp32.654.100.000,00 (LPSE KEMENDIKBUD).

Gambar 2.8 Desain LAB Terpadu ULM

Lahan yang digunakan untuk pembangunan proyek ini sebelumnya merupakan


tempat sekitar untuk membuang sampah, lalu pihak Universitas Lambung Mangkurat
mengajukan surat permohonan penutupan TPS kepada pemerintahan Kota Banjarbaru
melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru.

8
Gambar 2.9 Penutupan TPS di Lokasi Proyek LAB

Menurut pengamatan kami saat melakukan studi lapangan bangunan ini sudah
selesai sebesar 75%, para pekerja terlihat sedang memasang instalasi listrik, memasang
rangka plafon, memplester bagian dinding, memasang rangka jendela, dan masih
banyak lagi.

Gambar 2.10 Pemasangan Instalasi Listrik

9
Gambar 2.11 Pemasangan Rangka Plafon

Gambar 2.12 Pemasangan Rangka Jendela

10
Gambar 2.13 Memplesteran Dinding

Gambar 2.14 Kondisi Bangunan dari Luar

Gambar 2.15 Kondisi Bangunan dari Dalam

11
2.2 Permasalahan
Pada saat studi lapangan, mahasiswa mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan proyek kepada Bapak Darma F. dan Bapak Handri selaku
konsultan, dan Bapak Boi selaku kontraktor. Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana mobilisasi alat berat di lokasi proyek LAB Terpadu ULM?


2. Apakah ada permasalahan yang terjadi di lokasi proyek yang tidak diketahui oleh
pihak owner dan perencana?
3. Berapakah mutu beton yang digunakan pada konstruksi?
4. Apakah proyek LAB Terpadu ULM dapat selesai dengan tepat waktu berdasarkan
kontrak yang telah disetujui?
5. Pondasi apa yang digunakan pada konstruksi LAB Terpadu ULM?
6. Bagaimana cara mengatasi kontur tanah yang berbeda-beda pada lokasi konstruksi?

2.3 Solusi
Solusi berupa jawaban dari para pihak terkait, Bapak Darma F. dan Bapak Handri
selaku konsultan, dan Bapak Boi selaku kontraktor. Berikut adalah jawaban dari
pertanyaan yang telah diajukan:
1. Untuk alat berat apa saja yang digunakan tidak dicantumkan dalam KAK (Kerangka
Acuan Kontrak), SSUK (Syarat Syarat Umum Kontrak), dan SSKK (Syarat Syarat
Khusus Kontrak). Jadi, untuk alat apa saja yang digunakan itu berdasarkan metode
pelaksanaan dari kontraktor. Ada beberapa alat berat yang digunakan seperti HSPD
untuk pemasangan tiang pancang, stamper yang berfungsi untuk memadatkan tanah,
excavator dari awal sampai akhir adalah excavator yang digunakan untuk metode
cut and fill, dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan, untuk mobilisasinya dilakukan
melalui jalur darat karena lokasi proyek yang mudah diakses, untuk menghindari
terjebaknya alat berat pada saat dioperasikan yang disebababkan tanah yang masih
kurang stabil maka dilakukan pemadatan untuk memudahkan mobilisasi.

12
2. Semua permasalahan yang terjadi di lokasi proyek diketahui oleh pihak owner dan
perencana melalui laporan pendahuluan, laporan mingguan, dan laporan bulanan
yang dibuat oleh pelaksana lapangan.
3. Mutu beton yang digunakan menggunakan mutu beton f’c = 49 MPa, K-300 untuk
kolom utama dan balok utama, K-175 untuk kolom praktis dan balok praktis. Umur
uji mutu beton dilakukan pada hari ke 7,14,21, dan 28 hari.
4. LAB Terpadu ULM mengalami keterlambatan dan penyelesaiannya, seharusnya
proyek ini selesai dalam 270 hari kalender yang jatuh tempo pada 4 November 2022.
Hal ini dikarenakan adanya perubahan perencanaan awal yaitu mengenai pondasi
dan kontur tanah di lokasi.
5. Pada perencanaan awal pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkal mengingat
lokasi proyek yang terletak di Banjarbaru yang memiliki tanah keras. Ternyata pada
saat dilakukan tes sondir pada tiga titik menunjukkan angka dengan perbedaan yang
cukup besar. Angka masing-masing dari tiga titik tersebut adalah 5,7 m, 7,8 m, dan
7,8 m. maka dari itu digunakan tiang pancang dengan penampang berbentuk persegi
dengan dimensi 25 cm x 25 cm dengan mutu sebesar K-500 yang dipancang dengan
metode HSPD (Hydraulic Static Pile Driver) dengan cara menekan tiang pancang
masuk ke dalam tanah, untuk satu pondasi digunakan tiang pancang sebanyak empat
buah. Metode ini digunakan untuk menghindari polusi udara maupun polusi suara
yang dikhawatirkan akan mengganggu masyarakat sekitar, mengingat lokasi proyek
berada di tengah-tengah permukiman masyarakat dan juga kampus.
6. Pada awal kondisi eksisting tanah pada lokasi konstruksi, diketahui bahwa
kondisinya berkontur. Setelah diteliti berdasarkan kontrak apabila kontruksi
dibangun berdasarkan perencanaan awal, yaitu bangunan didirikan di atas tanah
yang sejajar dengan bangunan di seberangnya maka akan kekurangan dana karena
harus menimbun tanah yang lebih rendah dengan tanah tanah timbunan dari luar,
maka dari itu untuk mengatasinya permukaan tanah yang akan didirikan konstruksi
dijadikan lebih rendah dengan cara menggali permukaan yang tinggi agar sesuai
dengan permukaan yang rendah. Dikarenakan hal inilah LAB Terpadu ULM

13
dibangun tidak sesuai rencana awal, bangunan dibangun sekitar 1,2 m lebih rendah
dari bangunan di seberangnya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan di Laboratorium Terpadu ULM Banjarbaru,
maka dapat disimpulkan bahwa proyek yang kami kunjungi terdapat kendala yaitu
adanya perubahan estimasi waktu pelaksanaan konstruksi. Karena adanya perubahan
desain pondasi. Daya dukung pondasi yang kurang sehingga beban struktur atas
mengalami perubahan desain dari perencanaan awal.
Selain perubahan estimasi waktu, terdapat juga kendala pada posisi bangunan
dimana yang seharusnya bangunan didirikan di atas tanah yang sejajar dengan
bagunan di sebrangnya berubah menjadi permukaan tanah yang akan didirikan
konstruksi dijadikan lebih rendah dengan cara menggali permukaan yang tinggi agar
sesuai dengan permukaan yang rendah hal ini dapat mengatasi kekurangan dana.

3.2 Saran
Pada saat pelaksanaan studi lapangan terdapat beberapa kendala seperti
perubahan lokasi studi proyek yang mendekati hari pelaksanaannya, keterbatasan
waktu yang mengakibatkan tidak semua pertanyaan yang telah disiapkan dapat
diajukan kepada pihak terkait. Karena hal ini diharapkan untuk kesempatan
selanjutnya bisa dipersiapkan lebih baik dan matang. Sebaiknya peserta juga
diarahkan lagi saat keliling proyek di Laboratorium Terpadu Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru. Karena saat tour, peserta tidak terarah sehingga penjelasan
tentang pekerjaan konstruksi tidak terdengar jelas.

15

Anda mungkin juga menyukai