Oleh:
INDRA SAKTI SEPTIAN dan ADE SEPTIANI PUTRI
NIM : 1307114615 NIM : 1307112992
Dosen Penguji 3
Laporan ini disusun sehingga dapat melengkapi tugas kerja praktik dan
selanjutnya akan dipergunakan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada
Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Universitas Riau dengan judul
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan pondasi pada Proyek Pembangunan Kantor
Kejari Pekanbaru Tahap I. Kerja praktik ini bertujuan untuk meninjau dan
membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan teori yang
didapat di kampus.
1. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberi motivasi dan doa serta
bantuan baik moril dan materil selama masa kerja praktik.
2. Bapak Dr. Manyuk Fauzi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UR.
3. Bapak Andy Hendri, S.T, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil S-1
Fakultas Teknik UR.
4. Bapak Dr. Muhardi, S.T, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing selama penyusunan
Laporan Kerja Praktik.
5. Bapak Ir. Agus Ika Putra M.Eng selaku Koordinator Kerja Praktik Prodi Teknik
Sipil S-1 Fakultas Teknik UR.
6. Bapak Zulkarnain Lubis selaku Site Manager di PT. Wahyu Pratama yang telah
memberika izin dan memberikan bimbingan selama penulis melakukan Kerja
Pratik di lapangan.
i
7. Rekan-rekan mahasiswa/i Teknik Sipil, dan semua pihak yang tak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan kerja praktik ini.
Harapan penulis semoga laporan kerja praktik ini bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa/i Teknik Sipil serta bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktik ......................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik ................................................................. 1
1.3 Lingkup Kerja Praktik .................................................................................... 2
1.4 Metode Pelaksanaan Kerja Praktik ................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik ................................................ 3
iii
3.3.3 Pengelolaan Material dan Bahan ................................................ 38
3.4 Hambatan Pekerjaan ..................................................................................... 42
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan dan Jadwal Pelelangan Proyek ................................................ 12
Tabel 3.1 Kualifikasi untuk Pelaksana Jasa Konstruksi berdasarkan LPJK .......... 22
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek Pembangunan ............................................................... 5
Gambar 2.2 Plakat izin mendirikan bangunan ......................................................... 6
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
kepada kontraktor pada selang waktu atau menurut bobot pekerjaan. Jika
terjadi kekurangan biaya dari pekerjaan yang dikerjakan merupakan kerugian
dari kontraktor itu sendiri. Menurut Perpres no 54 tahun 2010 kontrak lump-
sum pelaksanaannya sesuai dengan kontrak dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia barang/jasa
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi kontrak
d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based)
e. Total harga penawaran bersifat mengikat, dan
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
a. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu
b. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani
c. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa
d. Dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
5. Kontrak Persentase
Kontrak persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultasi/jasa lainnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyediaan jasa konsultasi/jasa lainya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu.
b. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi kontrak.
2.3.3 Pelelangan
Pelelangan atau tender adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik
proyek untuk mendapatkan pihak pelaksana (kontraktor) yang akan melaksanakan
proyek tersebut sesuai keinginan pemilik proyek.
sistem gugur, dimana pelelangan ini diumumkan secara terbuka melalui papan
pengumuman atau media cetak atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
1. Prakualifikasi
Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
penawaran. Prakualifikasi dilaksanakan untuk pemilihan Penyedia Jasa
Konsultasi/ Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat
kompleks melalui pelelangan umum dan pemilihan Penyedia menggunakan
metode penunjukan langsung kecuali untuk penanganan darurat. Proses
prakualifikasi menghasilkan daftar calon Penyedia Barang/ Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya serta daftar pendek Penyedia Jasa Konsultansi.
2. Pascakualifikasi
Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
setelah dimasukkan penawaran. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk
pengadaan pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya
melalui pelelangan umum kecuali pelelangan umum untuk pekerjaan
kompleks, Pelelangan sederhana/Pemilihan langsung, Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultasi Perorangan.
Dari semua peserta ditetapkan PT. Wahyu Pratama sebagai pemenang melalui
tahapan-tahapan yang sudah dilewati.
c. Pengukuran awal
Sebelum melakukan pekerjaan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran
titik-titik yang dijadikan pondasi dengan alat ukut thedolite. Pengukuran
dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah.
Selain iti pekerjaan lnjutnya seperti kolom, balo, dan plat lantai juga
memerlukan pengukuran seperti ini. Tujuan dari pengukuran ini adalah:
3) Plat lantai dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar
horizontal.
d. Kantor Proyek
Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf
dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek dilapangan. Kantor
proyek dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang
pimpinan, mushola, dan toilet. Kantor proyek ini dibuat secara tidak
permanen.
e. Gudang Material Dan Peralatan
Gudang diperlukan untuk menyimpan atau melindungi bahan-bahan dari
pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing yang harus disimpan
dalam tempat tertutup. Gudang peralatan berfungsi untuk menyimpat alat-
alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur
thedolite, alat-alat finishing (mesin potong keramik, mesin bor), serta
berbagai komponen peralatan lainnya.
2. Pekerjaan Struktural
a. Struktur Bawah
1) Pondasi Tiang Pancang
2) Pekerjaan Lantai Dasar (pile cap, tie beam)
b. Struktur Atas
1) Pekerjaan Lantai 1
a) Pekerjaan cor kolom tipe K1 (50 x 50) cm, D16, beton K-300
b) Pekerjaan cor kolom tipe K1A (50 x 50) cm, D16, beton K-300
c) Pekerjaan cor kolom tipe K2 (35 x 35) cm, D16, beton K-300
17
d) Pekerjaan cor balok tipe B1 (30 x 60) cm, D16, beton K-300
e) Pekerjaan cor balok tipe B2 (25 x 55) cm, D16, beton K-300
f) Pekerjaan cor balok tipe B3 (25 x 60) cm, D16, beton K-300
g) Pekerjaan cor balok tipe B4 (30 x 60) cm dan (30 x 50) cm, D16,
beton K-300
h) Pekerjaan cor balok tipe B5 (25 x 50) cm, D16, beton K-300
i) Pekerjaan cor balok tipe BA (25 x 50) cm, D16, beton K-300
j) Pekerjaan cor balok tipe BL (20 x 50) cm, D16, beton K-300
k) Pekerjaan cor lantai, D10 dan D13, beton K-300
l) Pekerjaan cor tangga, D10, beton K-300
2) Pekerjaan Lantai 2
a) Pekerjaan cor kolom tipe K1 (50 x 50) cm, D16, beton K-300
b) Pekerjaan cor kolom tipe K1A (50 x 50) cm, D16, beton K-300
c) Pekerjaan cor kolom tipe K2 (35 x 35) cm, D16, beton K-300
d) Pekerjaan cor balok tipe B1 (30 x 60) cm, D16, beton K-300
e) Pekerjaan cor balok tipe B2 (25 x 55) cm, D16, beton K-300
f) Pekerjaan cor balok tipe B3 (25 x 60) cm, D16, beton K-300
g) Pekerjaan cor balok tipe B4 (30 x 60) cm dan (30 x 50) cm, D16,
beton K-300
h) Pekerjaan cor balok tipe B5 (25 x 50) cm, D16, beton K-300
i) Pekerjaan cor balok tipe BA (25 x 50) cm, D16, beton K-300
j) Pekerjaan cor balok tipe BL (20 x 50) cm, D16, beton K-300
k) Pekerjaan cor lantai, D10 dan D13, beton K-300
l) Pekerjaan cor tangga, D10, beton K-300
3) Pekerjaan Lantai 3
a) Pekerjaan cor kolom tipe K-1 (50 x 50) cm, D16, beton K-300
b) Pekerjaan cor kolom tipe K-1A (50 x 50) cm, D16, beton K-300
c) Pekerjaan cor kolom tipe K-2 (35 x 35) cm, D16, beton K-300
d) Pekerjaan cor balok tipe B-1 (30 x 60) cm, D16, beton K-300
18
e) Pekerjaan cor balok tipe B-2 (25 x 55) cm, D16, beton K-300
f) Pekerjaan cor balok tipe B-3 (25 x 60) cm, D16, beton K-300
g) Pekerjaan cor balok tipe B-4 (30 x 60) cm dan (30 x 50) cm, D16,
beton K-300
h) Pekerjaan cor balok tipe B-5 (25 x 50) cm, D16, beton K-300
i) Pekerjaan cor balok tipe B-A (25 x 50) cm, D16, beton K-300
j) Pekerjaan cor balok tipe B-L (20 x 50) cm, D16, beton K-300
k) Pekerjaan cor lantai, D10 dan D13, beton K-300
l) Pekerjaan cor tangga, D10, beton K-300
3. Pekerjaan Arsitektural
19
20
KETERANGAN:
: Hubungan Perintah
: Hubungan Koordinasi
1 2 3 4 5 6 7
PEROR
1 P 100.000.000 2 tidak persyaratkan
ANGAN
50.000.000 90.000.000
600.000.000 1.080.000.000
100.000.000 180.000.000
USAHA
2 K2 1.000.000.000 3 s/d s/d
KECIL
800.000.000 1.440.000.000
400.000.000 720.000.000
1.000.000.000 1.800.000.000
1.000.000.000 4.200.000.000
USAHA
3 MENEN M 10.000.000.000 5 s/d s/d
GAH
10.000.000.000 42.000.000.000
3.000.000.000 64.000.000.000
25.000.000.000 160.000.000.000
USAHA 64.000.000.000
4
BESAR 8 atau
1,2N N =
10.000.000.000
B2 tak terbatas Jumlah s/d
s/d tak terbatas
paket
sesaat
tak terbatas
1. Project Manager
Project manager dalam struktur organisasi kontraktor adalah pemegang
posisi sebagi pemimpin dalam pelaksanaan proyek. Tugas seorang project
manager adalah sebagai berikut:
a. Menguasai suluruh isi dokumen kontrak.
b. Menjamin tesedianya sumber dana yang di gunakan dalam pelaksanaan
proyek.
c. Memantau atau mengevaluasi pelaksana proyek.
d. Melakukan negosiasi dengan subkontraktor.
e. Melakukan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam
rangka pelaksaan pekerjaan.
f. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan Rencana Anggaran
Pelaksanna Proyek (RAPP).
2. Site Manager
Site manager memiliki tugas yaitu mengkoordinasi seluruh supervisor,
surveyor, mechanic dan lain-lain. Tugas seorang site manager adalah sebagai
berikut:
a. Membantu project manager dalam kegiatan yang berkaitan dengan proyek.
b. Bertanggung jawab kepada project manager dalam kegiatan proyek yang
berjalan.
c. Mengatur penempatan personil operasional atas persetujuan project
manager.
d. Bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan serta kelancaran schedule
pekerjaan.
e. Mengkoordinasi pemakaian alat kerja dan tenaga kerja.
f. Mengkoordinasi masalah-masalah lapangan dengan konsultan pengawas
dan pemilik proyek.
24
3. Site Engineer
Site engineer memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan matrial. Tugas
site engineer adalah sebagai berikut:
a. Menyedikan seluruh shop drawing.
b. Membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan.
c. Menentukan spesifikasi.
d. Data teknis bahan dan volume pekerjaan.
e. Membuat metode pelaksanaan yang diperlukan oleh proyek dan waktu
kerja yang diperlukan.
4. Pelaksanaan Struktur
Tugas pelaksanaan struktur adalah sebagai berikut:
a. Memahani gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanan pekejaan di lapangan.
b. Menyusun kembali metode pelaksanaan kronstruksi dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dengan engineer struktur.
c. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.
5. Pelaksana Arsitektur
Tugas dari pelaksana arsitektur adalah sebagai berikut:
a. Mendesain dan merencanakan bangunan sesuai gambar rancangan.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan tugasnya.
6. Pelaksana M/E
Pelaksana mekanikal elektrikal bertugas melakukan pemasangan alat-alat
yang dibutuhkan dalam suatu bangunan konstruksi seperti pemasangan air
conditioner, pompa air, serta pemasangan instalasi listrik dan lampu dan
memperbaiki keruskan-kerusakan.
25
8. Drafter
Tugas dan tanggung jawab draften adalah sebagai berikut:
a. Membuat gambar pelaksanaan/shop drawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata lapangan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
d. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawing.
Project Manager
Ferry, S.T.
Site Manager
Alfiandri, S.T.
Pelaksana M/E
Rianto, S.T.
Drafter
26
27
Jadwal pelaksaan atau time schedule dibuat sebelum proyek dimulai, tiap-
tiap bagian pekerjaan yang tertulis pada Rekapitulasi Anggaran Biaya (RAB) yang
dibuat menjadi persentasi, lalu tiap-tiap pekerjaan diprediksi bakal selesai dalam
berapa lama. Jadwal pelaksaan pekerjaan ini biasanya dibuat dalam waktu
mingguan. Time schedule tidak hanya menjadwalkan tahap pekerjaan proyek tetapi
juga dapat menjadwalkan schedule bahan, schedule peralatan, schedule tenaga kerja
dan schedule biaya. Jika semua schedule diatas sudah dipenuhi maka pelaksanaan
29
pekerjaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana sehingga progess pekerjaan
dapat berjalan dengan baik.
Dalam jadwal pelaksanaan ada waktu kerja dan jam kerja para pekerja.
Waktu kerja atau jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan untuk memulai atau
mengakhiri suatu pekerjaan dalam satu hari kerja. Adapun pembagian waktu kerja
Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I ini adalah:
3.2.1 Kurva S
Kurva S adalah kurva yang menghubungkan antara persentase pekerjaan
yang dicapai dengan waktu pekerjaan. Kurva S pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I dapat dilihat pada Lampiran 2 di laporan kerja
praktik ini.
Pada Kurva S proyek ini tidak mengalami peningkatan pada Bulan pertama
(Minggu ke-1 sampai ke-4), peningkatan dimulai setelah Bualan kedua (Minggu
ke-5) dan terus mengejar keterlambatan proyek hingga puncaknya pada Bulan
keempat (Minggu ke-13) dapat terlampaui Kurva S Rencana. Proyek diselesaikan
hingga bulan keempat pada minggu ke-16.
1. Sebagai jadwal pelaksanaan kegiatan proyek, dari kurva tersebut bisa dilihat
kapan proyek dimulai dan kapan berakhir, dan pekerjaan yang harus dikerjakan
pada tanggal tertentu.
2. Sebagai dasar untuk manajemen keuangan proyek, dengan adanya kurva S
maka terlihat pekiraan besarnya presentase progess yang diraih.
3. Untuk melihat pekerjaan yang masuk kedalam lintasan kritis, yaitu item yang
harus segera selesai agar pekerjaan lain yang berkaitan dapat segera dikerjakan.
4. Untuk menghitung presentasi pekerjaan proyek, dalam kurva S ada rencana
progress mingguan proyek dan perhitungan progress realisasi pelaksanaan, dari
perbandingan antar rencana dan realisasi akan diketahui seberapa besar
presentasi pekerjaan, apakah lebih cepat atau mengalami keterlambatan jadwal.
5. Sebagai pedoman manajemen proyek untuk mengambil kebijakan agar
pelaksanaan pekerjaan bisa selesai sesuai batas waktu kontrak.
6. Untuk manajemen pengadaan material, tenaga dan peralatan proyek sesuai
dengan jenis kegiatan yang dikerjakan setiap tanggalnya.
31
sangat cocok digunakan di tengah kota, karena tidak mengeluarkan getaran pada
saat memancan yang dapat merusk bangunan disekitarnya. Hydraulic Static Pile
Driver dapat dilihat pada Gambar 3.3
2. Bar Cutter
Bar cutter digunakan untuk memotong besi tulangan kolom, balok dan pelat
lantai sehingga diperoleh ukuran-ukuran yang diinginkan. Pada proyek ini
digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik dibanding dengan
bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan
diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat
mempersingkat waktu pekerjaan. Bar cutter yang digunakan pada proyek ini dapat
dilihat pada Gambar 3.4
4. Mesin Cutter
Mesin cutterdigunakan untuk memotong multiplex yang digunakan untuk
membuat bekisting kolom, balok dan plat lantai. Keuntungan dari mesin cutter
listrik dibanding dengan mesin cutter manual adalah mesin cutter listrik dapat
memotong multiplex lebih cepat dari pada yang manual, disamping itu juga dapat
mempersingkat waktu pekerjaan. Mesin cutter yang digunakan pada proyek ini
dapat dilihat pada Gambar 3.6.
5. Concrete Mixer
Concrete Mixer digunakan untuk mengangkut campuran beton yang siap pakai
(ready mix) dari tempat pencampuran sampai ke lokasi pengecoran. Pada proyek
ini kapasitas Concrete Mixer yang digunakan 5m3 dan 7 m3. Pada royek ini
Concrete Mixer yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.7.
7. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator digunakan untuk menggetarkan atau memadatkan beton
pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh rongga-rongga udara
diantara beton yang dapat membuat beton keropos. Concrete Vibrator ini
digetarkkan oleh mesin dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk
dapat menggetarkan beton ditempat yang agak jauh. Concrete Vibrator yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.
8. Gerobak
Gerobak digunakan untuk mengangkut matrial dari tempat penyimpanan
material ke lapangan. Gerobak biasa digunakan untuk mengangkut pasir, adukan
semen dan juga batako. Gerobak yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar 3.10.
9. Perancah
Perancah digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi
atau perbaikan gedung dan pembangunan gedung besar lainnya. Perancah ini
disusun menjadi satu kesatuan yang dapat memikul beban diatasnya. Pada proyek
ini yang digunakan adalah perancah kayu yang dapat dilihat pada Gambar 3.11.
10. Bracing
Bracing digunakan untuk mengatur posisi pada kolom agar tidak terjadi
pergeseran. Pada pronyek ini bracing yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
3.12.
1. Semen
Semen digunakan sebagi campuran pada pekerjaan plesteran pada kolom dan
pasangan bata ringan. Semen yang digunakan pada proyek ini PCC Boswa dan
Holcim seperti yang terlihat pada Gambar 3.13.
4. Beton Decking
Beton Decking digunakansebagai spesi yang dibuat sesuai dengan ukuran
selimut beton dan untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
direncanakan. Beton decking yang di gunakan dapat dilihat pada Gambar 3.16.
5. Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan untuk kolom dan balok menggunakan besi ulir
D16, sedangkan buat pelat lantai menggunakan besi D10. Besi tulangan dapat
dilihat pada Gambar 3.17.
6. Kawat Bendrat
Kawat bendrat digunakan untuk mengikat persilangan atau pertemuan antara
tulangan yang bertemu sehingga bentuk kerangka tulangan yang direncanakan tidak
bergeser atau berpindah. Kawat bendrat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
3.18.
7. Multiplex
Multiplex digunakan untuk membuat bekisting kolom, balok, dan pelat lantai
sesuai ukuran yang sudah ditentukan. Multiplex yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.19.
a. Dimensi pile
Jenis pile yang digunakan adalah mini pile yang berbentuk persegi dengan
ukuran 30 30 dengan panjang pile 6 meter dan 3 meter.
b. Kedalaman pondasi rencana
Pada proyek pembangunan kantor Kejari Pekanbaru Tahap I kedalaman
rencana untuk pondasi tiang adalah 12 meter di semua titik. Untuk detail
kedalamanan dapat dilihat pada lampiran .
c. Kedalaman pondasi aktual
Kedalaman pondasi aktual adalah kedalaman pile yang dapat dipancang di
lapangan. Adapun data kedalaman untuk setiap titik dapat dilihat pada
lampiran.
d. Gambar rencana
Gambar rencana yang diperoleh berupa gambar detail pondasi, pile cap, dan
denah lokasi pemancangan secara keseluruhan. Untuk gambar rencana
dapat dilihat pada lapiran.
43
44
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pekerjaan pemancangan dilakukan
adalah lokasi proyek sudah bersih dari material yang mengganggu pekerjaan dan
pergerakan dari alat pancang HSPD (Hydaraulic Static Pile Driver). Pembersihan
lahan ini dibantu alat excavator seperti pada gambar 4.3.
Penumpukan tiang maksimal 3 lapis dengan ganjal kayu (5/10) pada jarak 20% dari
panjang bentang yang diukur dari setiap ujung.
6. Pengelasan
Pekerjaan sambungan pada tiang pancang dilakukan dengan pengelasan.
Sebelumnya penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari permukaan
tanah untuk kemudian dilakukan penyambungan kemudian perlu dilakukan
47
1. Pekerjaan Persiapan, meliputi penentuan letak pile cap sesuai dengan gambar
rencana dan diikuti pembobokan kepala pancang yang berada diatas tanah
dengan cara manual oleh para pekerja.
2. Pembengkokan tulangan pancang sesuai dengan gambar rencana
3. Perataan tanah dasar dengan menggunakan semen
4. Pemasangan tulangan pile cap, as kolom, dan tie beam
5. Pabrikasi pile cap dan tie beam untuk selanjutnya dilakukan pengecoran, proses
ini dapat lihat pada gambar 4.7.
49
a. Blok 1
Blok 1 gedung di bagian kanan dari Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri seperti
pada gambar 4.8 . Untuk denah pemancangan blok 1 dapat dilihat pada
gambar 4.9.
Dari gambar 4.9 diatas terdapat tiga jenis pile cap yaitu: PC1, PC2, dan PC3
dengan detail seperti pada gambar 4.10
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.10 Pile Cap Tipe PC1 (a) , PC2 (b) , dan PC3 (c)
53
Dengan gambar 4.10 diatas dapat dihitung jumlah tipa tipe pile cap sebagai
berikut:
Tipe PC1 = 15 buah
TIpe PC2 = 3 buah
Tipe PC3 = 13 buah
b. Blok 2
Blok 2 adalah gedung di bagian depan dari Gedung Kejaksaan Tinggi Negri
seperti pada gambar 4.8 . Untuk denah pemancangan blok 1 dapat dilihat pada
gambar 4.9.
Dari gambar 4.11 terdapat 1 jenis pile cap yaitu PC1 sebanyak 8 buah.
Dengan detail seperti gambar 4.10 diketahui PC1 memiliki 4 buah pile, maka
perhitungan jumlah pile pada blok 2 sebagai berikut :
54
NBlok2 = 8PC1
= 8(4)
= 32
= 32 buah
c. Blok 3
Blok 3 adalah gedung di sebelah kiri dari Gedung Kejaksaan Tinggi Negri
seperti pada gambar 4.8 . Untuk denah pemancangan blok 1 dapat dilihat pada
gambar 4.12.
Dari gambar 4,12 terdapat 3 tipe pile cap yaitu PC1 ,PC2 dan PC3 dengan
jumlah sebagai berikut :
PC1 = 21
PC2 =3
PC3 =2
Menghitung jumlah tiang pancang :
Dari gambar 4.10 dapat dilihat jumlah tiang pancang masing masing pile
cap sehingga :
NBlok3 = 21PC1 + 3PC2 +2PC3
= 21(4) + 3(8) + 2(4)
= 84 + 24 + 8
= 116 buah
Dari hasil perhitungan volume rencana dari blok 1, 2, 3 dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut.
Blok I II III
Pengadaan tiang (m) 1632 384 1392
Pekerjaan pemancangan tiang (m) 1632 384 1392
4.1 dengan yang volume yang dikerjakan di lapangan. Untuk volume pengadaan
tiang dihitung berdasarkan panjang total kebutuhan tiang. Sedangkan untuk
volume pemancangan dihitung hanya berdasarkan panjang tiang yang masuk/
yang berhasil terpancang. Untuk detail hasil pemancangan aktual dapat dilihat
pada lampiran 2, dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Blok I II III
Pengadaan tiang (m) 1464 375 1332
Pekerjaan pemancangan tiang (m) 1342 344 1224
menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan. Harga satuan
pekerjaan merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu per satuan tertentu
berdasarkan rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan tersebut. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di
setiap daerah berbeda-beda sehingga dalam menghitung dan menyusun anggaran
biaya suatu bangunan atau proyek harus berpedoman pada harga satuan bahan dan
upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan.
Dalam membuat suatu analisa harga satuan pekerjaan, ada 3 faktor yang
harus diperhitungkan, yakni material, pekerja, dan alat. Untuk perhitungan harga
satuan dalam proyek ini dipakai jenis analisa untuk pengadaan dan pemancangan
mini pile. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya pengadaan mini pile, biaya
penyewaan alat berat, biaya mobilisasi-dimobilisasi alat berat, upah operator dan
pekerja. Untuk analisa harga satuan rencana dan aktual dapat dilihat pada tabel 4.3
dan tabel 4.4.
Tabel 4.3 Analisa Harga Satuan Rencana
HARGA JUMLAH
` URAIAN PEKERJAAN SAT. VOL. SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
Pengadaan Mini Pile
m 1.632 340.340,00 555.434.880,00
Beton 30 x 30 cm
I
Pek. Pemancangan Tiang
m 1.632 116.270,00 189.752.640,00
Pancang 30 x 30 cm
Pengadaan Mini Pile
m 384 340.340,00 130.690.560,00
Beton 30 x 30 cm
II
Pek. Pemancangan Tiang
m 384 116.270,00 44.647.680,00
Pancang 30 x 30 cm
Pengadaan Mini Pile
m 1.392 340.340,00 473.753.280,00
Beton 30 x 30 cm
III
Pek. Pemancangan Tiang
m 1.392 116.270,00 161.847.840,00
Pancang 30 x 30 cm
Total 1.556.126.880,00
59
HARGA JUMLAH
Blok URAIAN PEKERJAAN SAT. VOL. SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
Pengadaan Mini Pile
m 1.464 340.340,00 498.257.760,00
Beton 30 x 30 cm
I
Pek. Pemancangan Tiang
m 1.342 116.270,00 156.034.340,00
Pancang 30 x 30 cm
Pengadaan Mini Pile
m 375 340.340,00 127.627.500,00
Beton 30 x 30 cm
II
Pek. Pemancangan Tiang
m 344 116.270,00 39.996.880,00
Pancang 30 x 30 cm
Pengadaan Mini Pile
m 1.332 340.340,00 453.332.880,00
Beton 30 x 30 cm
III
Pek. Pemancangan Tiang
m 1.244 116.270,00 144.639.880,00
Pancang 30 x 30 cm
` Total 1.419.889.240,00
Karena sistem kontrak adalah unit price, maka untuk pekerjaan dan
pemancangan tiang pancang yang dibayarkan adalah sebesar Rp 1.419.889.240,00
kepada kontraktor pelaksana. Dari analisa harga satuan rencana dan aktual terdapat
selisih total sebesar Rp. 136.237.640,00 . Anggaran yang berlebih dalam suatu
proyek pemerintah akan di limpahkan untuk pekerjaan tambahan lainnya atau
dipulangkan ke negara sesuai keputusan dari Kementrian Pekerjaan Umum yang
selaku owner. Dalam proyek Pembanguna Kantor Kejari ini anggaran yang berlebih
dipulangkan ke negara.
BAB V
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah pemberian perlindungan, dan
suasana bekerja yang aman dan nyaman kepada setiap orang yang berada ditempat
kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
60
61
5.2.1 Rencana K3
Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) diperlukan untuk menentukan arah dan batasan alur dari pelaksanaan K3
di suatu organisasi atau instansi. Perencanaan harus memuat tujuan, sarana dan
indikator kinerja yang diterapkan dengan mempertimbangkan adanya sumber
63
5.2.2 Pengendalian
Pengendalian resiko dilakukan setelah mengidentifikasi dan menilai resiko
atau bahaya dengan tujuan untuk menurunkan resiko atau bahaya menuju ke titik
yang aman.
5.3 Penerapan K3
5.3.1 Struktur Organisasi
Pada Proyek Pembangunan Gedung Kejari Pekanbaru Tahap I ini tidak
mempunyai struktur organisasi K3, sehingga seluruh kegiatan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilakukan oleh kontraktor pengawas.
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Pakaian
pekerja dapat dilihat pada Gambar 5.1.
65
2. Kacamata Kerja
Kacamata berguna untuk melindungi mata dari debu kayu, batu, atau serpihan
besi yang beterbangan. Biasanya pekerja yang membutuhkan kacamata adalah
tukang las. Kacamata kerja yang di pakai oleh pekerja dapat dilihat pada
Gambar 5.2.
kotoran dari bagian bawah dan kakitidak terluka apabila tertimpa benda dari
atas. Sepatu kerja (safety shoes) dapat dilihat pada Gambar 5.3.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda keras dan
tajam selama menjalankan kegiatan. Salah satu kegiatan yang menggunakan
sarung tangan adalah tukang angkat besi tulangan, dan kayu. Pekerjaan yang
sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.
Sarung tangan yang digunakan oleh pekerja dapat dilihat pada Gambar 5.4.
5. Helm
Helm sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, bagi pekerja di
proyek sangat di anjurkan menggunkan helm supaya melindung kepala dari
bahaya yang berasal dari atas. Pada proyek ini yang penggunaan helm
sangatlah terbatas karena ketersediaanya yang sangat sedikit. Helm yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 5.5.
7. Penutup Telinga
Penutup telinga ini berguna untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
keluar dari mesin yang memiliki volume suara yang cukup kuat keras tetapi,
pada proyek ini kami tidak menemukan para pekerja menggunakan penutup
telinga. Pada Proyek Pembangunan Gedung Kejari Pekanbaru Tahap I penulis
tidak menemukan para pekerja menggunakan penutup telinga.
8. P3K
P3K adalah untuk pertolongan pertama di proyek apabila terjadi kecelakaan
kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi. Untuk
itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan
untuk pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan
dengan aturan yang berlaku. Gambar P3K dapat dilihat pada gambar 5.7
9. Safety Belt
Safety Belt adalah untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya
digunakan pada pekerjaan konsrtuksi dan memanjat serta tempat tertutup. Pada
69
5.3.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Gedung Kejari Pekanbaru Tahap I
ini aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sepenuhnya berjalan kurang baik
karena, ada sebagian yang mematuhi peraturan dan ada yang tidak mematuhi
peraturan seperti tidak menggunakan helm pelindung, sepatu keselamatan, dan
rompi. Pelaksaan ini berjalan kurang baik dikarenakan kurangnya perlengkapan
keselamatan kerja dan pengendalian dari pihak proyek tersebut.
Gambar 5.10 Pekerja tidak menggunakan helm, sepatu dan safety belt
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan kerja praktik pada proyek
pembangunan Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I, maka secara umum dapat disimpulkan
beberapa hal yang penting diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor pelaksana pada Proyek Pembangunan Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I
ini adalah PT. Wahyu Pratama sedangkan konsultan pengawas proyek ini adalah CV.
Bes Konsultan
2. Proyek pekerjaan pembangunan Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I mempunyai luas
bangunan 4100 m2 dengan nilai kontrak sebersar Rp 9.270.827.000,- (sembilan
miliar dua ratus tujuh puluh juta delapan ratus dua puluh tujuh ribu rupiah).
3. Jenis pelelangan yang di gunakan pada proyek pekerjaan pembangunan Kantor
Kejari Pekanbaru Tahap I adalah pascakualifikasi dan jenis kontrak yang digunakan
adalah harga satuan (unit price).
4. Pekerjaan pemancangan pondasi dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Static
Pile Driver (HSPD), dengan ukuran tiang pancang 30 x 30 cm. Pekerjaan peman
5. Perhitungan analisa harga satuan pada pembangunan Kantor Kejari Pekanbaru
Tahap I menggunakan pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.
6. Pada perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan Kantor Kejari
Pekanbaru Tahap I diperoleh untuk pondasi terdapat total perbedaan antara RAB
rencana dan RAB aktual yaitu senilai Rp. 136.237.640,00 (seratus tiga puluh
enam juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu enam ratus empat puluh rupiah )
7. Pada proyek ini aspek keamanan dan keselamatan kerja (K3) berjalan kurang baik
karena tidak semua pekerja memakai atribut yang lengkap, seperti helm pelindung.
Banyak dari mereka yang tidak memperdulikan keselamatan diri.
8. Pada proyek pekerjaan pembangunan Kantor Kejari Pekanbaru Tahap I ini, material
yang digunakan sudah sesuai dengan perencanaan. Seperti K-300 dengan uji kuat
tekan 309,70 Mpa, besi ulir dan besi polos yang digunakan sudah sesuai dengan
SNI, pemasangan tulangan juga sudah sesuai dengan yang direncanakan oleh
konsultan perencana
71
72
6.2 Saran
Beberapa yang menjadi saran pada laporan kerja praktik ini yaitu:
1. Kepada mahasiswa yang melakukan kerja praktik, hendaknya mengikuti setiap
pelaksanaan pekerjaan proyek, agar menambah wawasan akan proses dan sistem
pelaksanaan pekerjaan dari suatu proyek.
2. Mahasiswa hendaknya proaktif kepada konsultan proyek dalam menggali
informasi pada proses kerja praktik, meminta data seperti kurva S progres
pelaksanaan dan juga gambar-gambar detail perencanaan agar dapat dipelajari
oleh mahasiswa yang bersangkutan.
3. Kepada pihak pelaksana proyek harus memperhatikan tingkat keselamatan
pekerja dengan cara menyediakan peralatan K3 seperti sepatu, sarung tangan,
maupun helm dan melakukan pengendalian kepada para pekerja untuk mematuhi
peraturan yang telah berlaku.
4. Kepada pihak pelaksana proyek harus memperhatikan masalah ketepatan jadwal
pekerjaan agar sesuai dengan jadwal perencanaan. Dalam mengatasi
keterlambatan proyek ini dengan cara menambah tenaga kerja yang sesuai
keahliannya, mendatangkan peralatan dan material tepat pada waktunya,
menambah waktu kerja sehingga dapat mengatasi keterlambatan.
5. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada dilapangan proyek untuk
mengontrol semua pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
73