Oleh:
LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN SPRING HILL
BANDAR LAMPUNG
Jl. Jalur Dua Perum, Bumi Kemiling Permai Sb 1, No. 53
Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung
Disusun Oleh :
Menyetujui
Mengetahui
Ketua Proggram Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
melaksanakan Kerja Praktek di Proyek Pembangunan Perumahan Springhill
Lampung serta dapat menyelesaikan laporannya tepat waktu dan tanpa adanya
halangan yang berarti.
Kerja praktek ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk mengambil
tugas akhir di fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung.
Kerja praktek ini banyak memberikan manfaat kepada kami baik dari segi
akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat kami temukan saat berada
di bangku kuliah. Kerja Praktek ini dimaksud untuk memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk melihat suatu pelaksanaan proyek konstruksi dilapangan secara
nyata. Diharapkan dari kegiatan ini mahasiswa mampu membekali diri dengan
pengalaman yang telah dipelajari dan dipahami.
Laporan Kerja Prakek ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan
pada saat dilapangan di Proyek Pembangunan Perumahan Springhill Bandar
Lampung yang beralamat di JL. Jalur Dua Perum, Bumi Kemiling Permai Sb 1,
No. 53 Kel. Kemiling Permai, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung dimulai dari
tanggal 20 maret 2017 sampai tanggal 20 juni 2017.
i
4. Bapak Ir. Juniardi, M.T, selaku Ketua Program Studi Fakultas Teknik sipil
Universitas Bandar Lampung.
5. Bapak aprizal ST,.MT selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan dan masukan kepada kami dalam melaksanakan kerja praktek dan
juga penyelesaian laporan kerja praktek ini.
6. Bapak J Bambang Suprihadi selaku Project Manager yang telah
mengizinkan kami melaksanakan kerja praktek di Proyek Pembangunan
Perumahan Springhill Lampung.
7. Bapak Indra Satria, selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing
kami selama melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan.
8. Rekan Mahasiswa Teknik Sipil 2013, serta mahasiswa lainnya yang telah
mendukung dan membantu kami selama ini. Semoga kita sukses semua dan
segera menyusul seminar.
Akhir kata semoga laporan kerja praktek lapangan ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
1.5.1. Perhitungan Volume Pekerjaan .............................................. 19
iv
3.2. Tugas Pengawas Baik Teknik Maupun Administratif ....................... 70
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.12. Sendok Spesi .................................................................................. 42
vii
Gambar 2.34. Perakitan Tulangan Balok .............................................................. 62
Gambar 2.37. Penuangan Material Beton Ready Mix Untuk Balok ..................... 64
Gambar 2.43. Penuangan Material Beton Ready Mix Untuk plat ......................... 68
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
1
1.1.2 Data Umum Proyek
Data - data umum Proyek Pembangunan Perumahan Springhill
Lampung 2 lantai, sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Perumahan Springhill -
Lampung
2. Lokasi Proyek : JL. Jalur Dua Perum, Bumi Kemiling
Permai Sb 1, No. 53 Kel. Kemiling, Kec.
Kemiling, Kota Bandar Lampung.
3. Pemilik Proyek : PT. Buana Bara Sejahtera
4. Arsitek : Image Creator
5. Konsultan Struktur : Image Creator
6. Konsultan Lanskep : Image Creator
7. Konsultan Interior : Image Creator
8. Kontraktor pelaksana : CV. Putra Bangun Persada
9. Konsultan Pengawas : PT. Buana Bara Sejahtera
10. Nilai Kontrakper Unit : Rp. 211.390.300,00 (Tipe Vanda)
Rp. 304.698.900,00 (Tipe Yasmin)
Rp. 350.849.400,00(Tipe Catalia)
11. Sumber Dana : PT. Buana Bara Sejahtera
12. Jenis Pelelangan : Penunjukan Langsung
13. Sifat Tender : Tertutup
14. Jenis Kontrak : Lump Sum ( kontrak borongan )
15. Cara Pembayaran : Termyn ( Bertahap )
2
3. Pondasi Tapak/Setempat
Pada proyek pembangunan Perumahan Springhill Lampung
digunakan jenis pondasi yaitu berupa pondasi tapak/setempat.
Pondasi ini digunakan untuk mendukung bangunan di atasnya.
Adapun ukuran pondasi yang akan digunakan pada proyek
pembangunan Perumahan SpringhillLampung ini dapat dilihat pada
Tabel berikut:
3
b. Kolom 2 (K-2) 30/15 cm menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 8 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 -150mm.
c. Kolom 3 (K-3) 20/10 cm menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
d. Kolom 4 (K-4) 20/20 cm menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 6 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
e. Kolom 5 (K-5) 15/35 cm menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 6 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
f. Kolom 6 (K-6) 10/10 cm menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
5. Balok
Seperti halnya kolom pekerjaan balok memiliki dimensi yang
berbeda-beda tergantung dari fungsi dan panjang bentang dari
balok itu sendiri untuk detail dapat dilihat pada lampiran gambar
kerja. Balok merupakan merupakan bagian struktur yang memikul
beban dari pelat lantai kemudian disalurkan ke kolom.Ada 2 jenis
balok, yaitu balok induk dan balok anak. Balok induk merupakan
balok yang bertumpu pada kolom, sedangkan balok anak bertumpu
pada balok induk.Ukuran balok anak lebih kecil dari balok induk.
Semua balokpada proyek ini menggunakan mutu beton yang sama
yaitu K-225.
a. Balok G-1 (15/10cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 -150mm.
b. Balok G-2 (15/20cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
4
c. Balok G-3 (15/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
d. Balok G-4 (15/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah untuk tulangan tumpuan, dan besi ulir (D 13 mm) 1
buah untuk tulangan lapangan, dan besi tulangan sengkang
menggunakan besi polos P6 - 150mm.
e. Balok G-5 (15/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 6 buah untuk tulangan tumpuan, dan besi ulir (D 13 mm) 1
buah untuk tulangan lapangan, dan besi tulangan sengkang
menggunakan besi polos P6 - 150mm.
f. Balok G-6 (15/40cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
g. Balok G-7 (20/20cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
h. Balok G-8 (20/20cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 6 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
i. Balok G-9 (20/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
j. Balok G-10 (20/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 6 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
k. Balok G-11 (20/30cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 10
mm) 8 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
l. Balok G-12 (20/40cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
5
m. Balok G-13 (20/40cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 4 buah untuk tulangan tumpuan, dan besi ulir (D 13 mm) 1
buah untuk tulangan lapangan, dan besi tulangan sengkang
menggunakan besi polos P6 - 150mm.
n. Balok G-14 (20/40cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 6 buah untuk tulangan tumpuan, dan besi ulir (D 13 mm) 1
buah untuk tulangan lapangan, dan besi tulangan sengkang
menggunakan besi polos P6 - 150mm.
o. Balok G-15 (20/40cm) menggunakan tulangan besi ulir (D 13
mm) 8 buah, dan besi tulangan sengkang menggunakan besi
polos P6 - 150mm.
6. Pelat
Pelat lantai (floor plate) adalah lantai yang terletak bukan di atas
tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Struktur bangunan gedung tersusun atas komponen-
komponen pelat lantai, balok anak, balok induk dan kolom yang
merupakan satu kesatuan atau terangkai. Pelat dapat juga
digunakan sebagai atap dari suatu bangunan.Penggunaan dimensi
pelat harus memperhatikan mutu penyusunannya, yaitu mutu baja
dan mutu betonnya. Dengan baja dan beton bermutu maka akan
didapatkan dimensi (tebal) pelat lantai yang relatif kecil tetapi akan
mampu menahan beban yang dipikulnya, sehingga pelat lantai yang
dihasilkan akan lebih ekonomis. Komponen bangunan gedung
struktur beton bertulang dapat berupa pelat lantai dengan seluruh
beban yang didukung oleh balok-balok untuk meneruskan beban ke
kolom yang akan diteruskan ke pondasi bangunan. Proyek
pembangunan Perumahan Springhill ini menggunakan pelat lantai
beton dengan mutu beton K-225 menggunakan besi tulangan
dengan rincian-rincian sebagai berikut :
6
a. Pelat tipe S.1,menggunakan tulangan wiremeshWM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 429 cm,dan lebar pelat 164,5 cm.
b. Pelat tipe S.2A,Pelat tipe S.2B,Pelat tipe S.2C, dan Pelat tipe
S.2D yang juga menggunakan tulangan wiremesh WM D7-150
(2 lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 429 cm,dan lebar pelat 172 cm.
c. Pelat tipe S.3A dan pelat tipe S.3B, menggunakan tulangan
wiremesh WM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah
tebal pelat 13 cm, panjang pelat 429 cm,dan lebar pelat 226 cm.
d. Pelat tipe S.4,menggunakan tulangan wiremeshWM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 429 cm,dan lebar pelat 247 cm.
e. Pelat tipe S.5A dan pelat tipe S.5B,menggunakan tulangan
wiremesh WM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah
tebal pelat 13 cm, panjang pelat 279 cm,dan lebar pelat 221 cm.
f. Pelat tipe S.6,menggunakan tulanganwiremesh WM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 279 cm,dan lebar pelat 172cm.
g. Pelat tipe S.7,menggunakan tulanganwiremesh WM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 279 cm,dan lebar pelat 247 cm.
h. Pelat tipe S.8A dan pelat S.8B,menggunakan tulangan wiremesh
WM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13
cm, panjang pelat 221,5 cm,dan lebar pelat 169 cm.
i. Pelat tipe S.9A dan pelat S.9B,menggunakan tulangan wiremesh
WM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13
cm, panjang pelat 284 cm,dan lebar pelat 234 cm.
j. Pelat tipe S.10,menggunakan tulangan wiremeshWM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 429 cm,dan lebar pelat 172 cm.
7
k. Pelat tipe S.11,menggunakan tulangan wiremeshWM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 429 cm,dan lebar pelat 207 cm.
l. Pelat tipe S.12 dan pelat S.13,menggunakan tulangan
wiremeshWM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah
tebal pelat 13 cm, panjang pelat 279 cm,dan lebar pelat 174,5
cm.
m. Pelat tipe S.14A dan pelat S.14B,menggunakan tulangan
wiremeshWM D7-150 (2 lapis) dengan dimensi pelat adalah
tebal pelat 13 cm, panjang pelat 207 cm,dan lebar pelat 189 cm.
n. Pelat tipe S.15,menggunakan tulangan wiremeshWM D7-150 (2
lapis) dengan dimensi pelat adalah tebal pelat 13 cm, panjang
pelat 434 cm,dan lebar pelat 201 cm.
8
Gambar 1.2. Kantor Direksi
3. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan,
pemotongan tulangan sesuai dengan gambar kerja.Bangunan untuk
9
fasilitas ini dibuat lepas tanpa dinding (los) dan tidak diberi
penutup atap.
4. Pos Satpam
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan
pintu masuk pagar proyek.
10
air yang diperlukan harus diperhitungkan dengan baik agar dapat
memenuhi berbagai keperluan selama pelaksanaan proyek
berlangsung.
6. Kamar Mandi/WC
Kamar mandi/WC merupakan fasilitas yang penting disediakan
bagi pekerja pada proyek ini. WC ini ditempatkan di dalam kantor
direksi proyek.
11
Apabila fungsi-fungsi manajemenproyek dapat direalisasikan dengan jelas
dan terstruktur, maka tujuan akhir dari suatu proyek akan terwujud, yaitu
sebagai berikut:
1. Tepat Waktu
2. Tepat Kuantitas
3. Tepat Kualitas
4. Tepat Biaya Sesuai Biaya Rencana
5. Tidak Adanya Gejolak Sosial dari Masyarakat Sekitar
6. Tercapainya K3 dengan Baik.
12
dan gambar-gambar perencanaan (dokumen penunjukan
langsung).
b. Mengikuti rapat pemberian penjelasan pekerjaan yang
diselenggarakan oleh panitia penunjukan langsung.
Dasar undang-undang penyelenggaraan dan penunjukan
langsung adalah sebagai berikut :
- Undang Undang RI Nomor : 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
- Keppres Nomor : 17 Tahun 2000 tentang
Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara
- Keppres Nomor : 18 Tahun 2000 tentang
Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Instalasi
Pemerintah
2. Persiapan Dokumen Penunjukan
a. Gambar-gambar perencanaan dan Detail Book.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
c. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan semua dokumen
yang diperlukan dalam rangka pengajuan penawaran.
d. Agenda yaitu pemberitahuan tertulis yang dikeluarkan oleh
pemberi tugas untuk mengubah dan menjelaskan dokumen
penunjukan langsung.
3. Proses Penunjukan Langsung
Memberikan undangan kepada kontraktor yang telah lulus
prakualifikasi dimana undangan tersebut berisi hal-hal berikut:
a. Nama instansi penyelenggara, macam dan jenis proyek akan
dilelangkan.
b. Keterangan tentang waktu dan tempat dokumen-dokumen
penunjukan langsung.
13
c. Penunjukan langsung yang dilaksanakan sesuai dengan Keppres
no. 17 dan 18 tahun 2000 adalah pelelangan terbatas.
4. Penetapan Hasil Penunjukan Langsung
Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam
batas ketentuan mengenai harga satuan yang telah ditetapkan, serta
telah sesuai dengan ketentuan, atau telah ada kesepakatan dalam
negosiasi maka panitia akan mengusulkan calon kontraktor untuk
dimintakan persetujuan penetapannya kepada pejabat yang
berwenang dari kesepakatan harga yang ditetapkan ialah harga
penawaran yang paling menguntungkan negara dalam arti:
a. Penawaran secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung
jawabkan.
c. Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin
produksi dalam negeri.
5. Penarikan Diri sebagai Penunjukan Langsung
Beberapa ketentuan dari penarikan diri sebagai penunjukan
langsung adalah:
a. Penarikan diri peserta penunjukan langsung tanpa sanksi hanya
dapat dilakukan sebelum dilakukan pemasukan surat penawaran
dan disampaikan kepada panitia secara tertulis.
b. Apabila calon kontraktor menarik diri setelah mamasukan surat
penawaran, jaminan penawaran akan dinyatakan sebagai milik
negara dan akan disetorkan kepada kontraktor perbendaharaan
dan kas negara, perusahaan yang bersangkutan akan dimasukan
dalam daftar hitam.
6. Sanksi dan Denda
Jika kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai masa
pelaksanaan yang telah ditentukan dalam kontrak, maka kontraktor
wajib membayar denda keterlambatan kepada pemilik proyek
berdasarkan besaran untuk setiap hari kalender yang tercantum
dalam kontrak. Pemilik proyek dapat memotong denda
14
keterlambatan tetapi tidak mempengaruhi kontraktor. Apabila
rencana tanggal penyelesaian diundur setelah denda keterlambatan
dibayarkan, maka direksi pekerjaan wajib melakukan koreksi atas
kelebihan denda keterlambatan dengan menyesuaikan sertifikat
pembayaran berikutnya.
7. Sistem Pelaporan
Untuk mengetahui kemajuan pekerjaan yang sudah dilaksanakan,
maka kontraktor harus memberikan laporan secara tertulis kepada
pengawas yang selanjutnya diteruskan kepada pihak pemberi tugas.
Laporan disusun oleh kontraktor terdiri dari tiga macam yaitu:
1. Laporan Harian
Berisi daftar tenaga kerja, peralatan, material, dan pekerjaan
yang dilakukan pada tiap-tiap hari. Pada pelaporan ini juga
berisi tentang keadaan cuaca dan peristiwa-peristiwa alam
lainnya yang mempengaruhi kelancaran pekerjaan serta catatan
lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan desain dan
lain-lain. Laporan ini ditandatangani oleh kontraktor dan harus
diserahkan tiap hari kepada pengawas lapangan (konsultan
pengawas) untuk diperiksa dan ditandatangani.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan disusun berdasarkan atas laporan harian pada
minggu yang bersangkutan. Berisi daftar nilai bobot pekerjaan,
kemajuan pekerjaan mingguan yang dicapai dan perbandingan
antar nilai bobot pekerjaan terhadap bobot keseluruhan
pekerjaan.
3. Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan penjumlahan atas laporan mingguan.
Berisikan persentase dan bobot tiap pekerjaan keseluruhan yang
dicapai dalam bulanan tersebut. Laporan-laporan tersebut di atas
dibuat oleh kontraktor untuk pemberi tugas terlebih dahulu
disahkan oleh konsultan pengawas. Laporan tersebut digunakan
sebagai bahan untuk menentukan tahap-tahap penyerahan
15
pekerjaan dan selanjutnya kontraktor dapat meminta biaya
pelaksanaan pekerjaan untuk jenis pekerjaan tersebut.
1.3.2 Kontrak
1. Definisi dan Tujuan Kontrak
Kontrak adalah suatu perjanjian atau persetujuan bersama yang
mempunyai kekuatan hukum atau saling mengikat antara pemilik
proyek dengan kontraktor berhubungan dengan pelaksanaan
proyek, termasuk dengan semua perubahan yang disetujui
bersama.Fungsi kontrak adalah sebagai landasan pokok untuk
mengatur hubungan kerja, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari
masing-masing pihak yang terlibat.Untuk memperjelas landasan
pokok maka pada dokumen kontrak ditambahkan dengan
penjelasan-penjelasan lingkup pekerjaan dan syarat-syarat lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
2. Jenis Kontrak
Jenis Kontrak yang digunakan pada proyek pelaksaan
pembangunan perumahan Springhill Bandar Lampung ini adalah
kontrak dengan Harga Tetap (Lump Sum Contract). Kontrak ini
bisa dikenal dengan istilah kontrak borongan, dimana seluruh harga
kontrak dianggap tetap, pemilik tidak mengakui adanya fluktuasi
biaya konstruksi di proyek. Maka bila terjadi fluktuasi biaya selama
proseskonstruksi berlangsung sepenuhnya menjadi resiko
kontraktor. Kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan
biaya dan waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.Pekerjaan di
bawah kontrak ini memerlukan gambar kerja dan spesifikasi yang
jelas. Pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disepakati
oleh kontraktor untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan rencana
dan spesifikasi-spesifikasi yang telah dibuat oleh konsultan
perencana. Biasanya pemilik akan membayar sebagian dari
sejumlah uang tersebut kepada kontraktor pada waktu yang telah
ditentukan, tergantung dari nilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
16
3. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
dan kerusakan untuk pembangunan perumahan Sprinhill ini adalah
6 bulan, terhitung sejak tanggal selesai pekerjaan atau serah terima
pertama kontraktor kepada pemilik proyek. Dalam jangka waktu
tersebut kontraktor masih bertanggung jawab terhadap kekurangan
dan kerusakan akibat tidak baiknya pekerjaan dengan biaya
ditanggung oleh kontraktor pelaksana.
17
3. Pengawasan
Tugas dan fungsi pengawas ini antara lain :
a. Mengawasi proses berjalannya pembangunan yang
dilaksanakanoleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan
sesuai keinginan pengguna barang atau jasa.
b. Mengawasi proses berjalannya pembangunan yang dilaksanakan
oleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan sesuai
keinginan pengguna barang atau jasa.
c. Menjadi penyambung informasi dan dari pengguna barang atau
jasa kepada penyedia barang atau jasa dan sebaliknya.
d. Memberikan masukan-masukan kepada pengguna barang atau
jasa bilamana terjadi perubahan spesifikasi, denah, struktur, dan
anggaran yang kemudian didiskusikan bersama penyedia barang
atau jasa.
18
ketergantungan.
b. Menentukan waktu dan membuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
c. Membuat hubungan antara bobot pekerjaan dalam persentase terhadap
waktu.
d. Membuat jadwal pengiriman material bahan konstruksi, peralatan, dan
tenaga kerja.
e. Membuat diagram Network Planning.
f. Memprioritaskan pekerjaan sulit untuk dilaksanakan pada waktu awal,
karena pekerjaan sulit mempunyai intensitas tinggi untuk keterlambatan.
19
Urutan proses untuk membuat rencana anggaran biaya bangunan,
meliputi:
a. Mencari harga terakhir dari supplier, toko, dan distributor untuk
material alam/pabrik, sewa peralatan, BBM, dan tenaga kerja.
b. Menghitung volume pekerjaan.
c. Menghitung kapasitas pekerjaan untuk alat dan upah tenaga kerja.
d. Membuat rumusan analisa teknis.
e. Membuat analisa anggaran perencanaan meliputi:
- Biaya alat
- Biaya upah
- Biaya bahan
- Biaya yang disub kontrakan
- Biaya umum operasional/over head
- Biaya bunga bank
- Biaya pajak penghasilan
- Laba proyek
20
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
1. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana
atas pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek
Pembangunan Perumahan SpringhillLampung adalah PT. Buana
Bara Sejahtera, yang dilaksanakan oleh tim pelaksana
pembangunan proyek yang dibentuk oleh pihak owner.
Tugas dan wewenang pemilik proyek :
a. Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang
masing-masing secara jelas.
b. Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang
berhubungan dengan pembangunan proyek.
c. Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan
perubahan pekerjaan.
d. Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor
mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan
proyek.
e. Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.
f. Mencabut dan membatalkan proyek jika kontraktor menunda
atau menangguhkan pekerjaan tanpa alasan yang kuat serta
kontraktor tidak sanggup melanjutkan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan kontrak.
g. Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai
dan sesuai dengan kontrak.
2. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan usaha yang merencanakan
proyek dan bergerak di bidang desain fisik proyek, yaitu berupa
rencana dalam bentuk gambar-gambar konstruksi, struktur serta
21
bestek suatu proyek.Pada proyek ini sebagai konsultan perencana
adalah Image Creator.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah :
a. Mengumpulkan dan mencari semua data lapangan untuk
mendukung perencanaan.
b. Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar.
c. Menyiapkan volume pekerjaan dan rancangan anggaran biaya
serta jangka waktu pelaksanaan.
d. Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.
e. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor.
f. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat
dilaksanakan.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.Pada proyek pembangunan
PerumahanSpringhill Lampung, pengawasan dilakukan oleh
PT.Buana Bara Sejahtera.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
a. Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas
dankuantitas.
b. Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan proyek.
c. Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi
penyimpangan.
d. Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan
tambahan.
e. Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa
pemeliharaan.
22
f. Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan
kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
g. Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat teknis.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu
pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk
melaksanakan proyek.
b. Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
c. Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
d. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.
e. Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang
melibatkan pihak-pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk
melaksanakan suatu proyek sesuai dengan rencana. Untuk
memperjelas kedudukan pihak yang terkait dalam sebuah
organisasi proyek digambarkan dalam suatu susunan bagan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan
perumahan Springhil lLampung adalah seperti pada Gambar 1.5
berikut:
23
Pemilik Proyek
PT. Buana Bara Sejahtera
Kontraktor Pelaksana
CV. Putra Bangun Persada
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung Jawab
: Garis Koordinasi
24
1. Direktur Proyek/ Project Director
Project Director merupakan fungsi jabatan tertinggi dalam sebuah
perusahaan, seperti Perseroan Terbatas (PT) yang secara garis besar
bertanggung jawab mengatur perusahaan secara keseluruhan.Tugas
Direktur Proyek adalah sebagai koordinator, komunikator,
pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam
menjalankan dan memimpin perusahaan Perseroan Terbatas (PT).
Adapun Tugas dan tanggung jawab serta wewenang direktur
proyek, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memutuskan dan menentukan peraturan serta kebijakan
tertinggi perusahaan.
b. Bertangggung jawab dalam memimpin dan menjalankan
perusahan.
c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan
termasuk juga keuntungan perusahaan.
d. Merencnakan serta mengembangkan sumber sumber
pendapatan dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya
dengan dunia luar perusahaan.
f. Menetapakan strategi strategi strategis untuk mencapai visi
dan misi perusahaan.
g. Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan
mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan
barang.
h. Mengangkat dan memberhenikan karyawan perusahaan.
2. Kepala Proyek/Project manager
Project Manager adalah orang yang diberi kepercayaan oleh
pemilik proyek yang merupakan penanggung jawab umum dan
sebagai unsur pengawas dari seluruh aktivitas proyek di bidang
pelaksanaan konstruksi dan pembiayaan agar sesuai dengan batas
waktu dan biaya yang telah di rencanakan. Tugas dan wewenag
project manager :
25
a. Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalahan kritis.
b. Memberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek
(owner)
c. Menjalankan manajemen proyek dan sewaktu waktu dapat
mengadakan pemeriksaan pekerjaan di lapangan.
3. Administrasi dan Keuangan
Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur
administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan
proyek dalam hal perencanaan biaya yang harus di penuhi. Tugas
dan wewenang bagian keuangan anatara lain:
a. Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan
sesuai dengan rencana kerja lapangan
b. Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah disetujui
oleh atasan langsung.
c. Membuat laporan realisasi keuangan secara mingguan dan
bulanan.
d. Mengadakan sosialisasi dengan pihak lain demi kelancaran
pelaksanaan proyek.
e. Bekerjasama dengan pihak lain demi kelancaran dalam
menjalankan tugas.
f. Meyelesaikan permasalahan personil karyawan dan umum yang
terjadi dalam proyek.
4. Manajer Lapangan/Site Manager
Site manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan sepesifikasi yang telah di
tetapkan dalam dokumen proyek. Tugas Site Manager adalah :
a. Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
b. Mengatasi masalah mengenai pelaksanaan teknis dan kelancaran
proyek dilapangan.
26
c. Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan
mutu dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.
5. Engineer
Tugas dan wewenang engineering yaitu
a. Membuat time schedule untuk di setujui oleh atasan langsung.
b. Membuat rencana kerja mingguan dan bulanan sebagai acuan
pelaksanaan dilapangan.
c. Memonitor hasil kerja lapangan dalam bentuk laporan.
d. Membuat laporan evaluasi teknis kepada atasan langsung
sebagai bahan acuan metode pelaksanaan dilapangan.
e. Membuat sertifikat bulanan dan pendukungnya.
f. Berkordinasi dan bekerjasama dengan devisi-devisi lain.
g. Menghentikan pelaksanaan produksi pekerjaan apabila tidak
sesuai dengan sepesifikasi teknik.
6. Quality Control
Tugas dan wewenang quality control yaitu :
a. Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai
bahan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
b. Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan sebagai
konstruksi suatu pekerjaan.
c. Mengadakan tes lapangan atau laboratorium dari hasil
pelaksanaan pekerjaan.
d. Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.
e. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
f. Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi
teknik ke atasan langsung.
7. Quality Surveyor/Estimator
Tugas tugas pook QS/Estimator adalah:
a. Menerima dokumen dari atasan, klien atau bagian lain serta
melakukan penghitungan/calcualtion kebutuhan jumlah, spec
dan harga material, scope of work, subkontraktor, man hours
27
untuk keperluan bidang (tender) pada divisi konstruksi maupun
divisi fabrikasi.
b. Melakukan penghitungan MTO (material take off) untuk
keperluan tender, konstruksi atau fabrikasi terhadap site cost
price calculation dan break down price.
c. Membuat surat penawaran (quation) dan membantu menyiapkan
dokumen-dokumen (proposal) untuk keperluan tender, quation
pada divisi kontruksi/fabrikasi.
d. Menjalin hubungan/jaringan kerja kepada supplier/pabrik untuk
informasi harga, spesifikasi material dan up dating daftar harga
material untuk keperluan estimasi proposal tender.
e. Apabila diperlukan menghadiri rapat klarifikasi/rapat tender.
f. Mempelajari administration bidang instruction dan membuat
surat penawaran tender dan membantu penyusunan dokumen
tender.
g. Melakukan pengadministrasian dokumen/surat berkaitan dengan
hasil projek yang ikut tender dalam jangka waktu tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku.
8. Pelaksana Lapangan/Supervisor
Tugas dan wewenang supervisor adalah :
a. Melaporkan kepada site engineering dalam pelaksanaan
pekerjaan oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan rencana
kerja.
b. Membuat laporan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan sebagai
masukan data penelitian prestasi.
c. Menerima dan memeriksa laporan harian yang di buatoleh
kontraktor dan menyerahkan kepada site engineer seminggu
sekali.
9. Satpam/Security
Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi
pekerjaan proyek.
28
10. Safety
Petugas K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) berfungsi untuk
menjaga keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak
terjadi hal-hal yang membahayakan.
11. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan
serta kebutuhan material di proyek.
Project Director
Hans Halim
Project Manaer
J Bambang Suprihadi
29
BAB II
TEKNIK PELAKSANAAN DI LAPANGAN
30
untuk mendapatkan koordinat di lokasi. Setelah didapat titik yang akurat
maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass untuk
penentuan pembuatan jalan. Selanjutnya untuk penentuan Titik As
bangunan Perumah dapat di tentukan dengan mengacu pada GSB (Garis
Sempadan Bangunan) yang dapat di tarik dari as jalan untuk selanjutnya
dipasang bowlplank. Setelah didapat titik yang akurat maka dilakukan
pengukuran dengan menggunakan waterpass sehingga didapat atau
diperoleh titik untuk meletakkan patok sebagai tanda titik as bangunan,
dalam hal ini menggunakan patok dari kayu ukuran 5/7 cm yang tertanam di
dalam tanah dengan kuat dan tegak secara keseluruhan. Setiap titik
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Bowplank ini
akan diberi benang yang saling menghubungkan, tinggi benang pada
bowplank sudah disesuaikan dengan elevasi tanah.
Menentukan siku pada sudut bangunan pun sangat diperlukan karena hal
tersebut mempengaruhi keindahan, kekuatan serta kemudahan seperti
perletakan perabot seperti lemari, sisa pemasangan keramik agar bisa rapi
serta perletakan kolom yang harus tepat secara vertikal dan horizontal agar
tercipta konstruksi yang kuat. Cara yang sering digunakan tukang bangunan
untuk menentukan sisi bangunan adalah dengan menggunakan penerapan
dari salah satu rumus segitiga yang apabila diterapkan pada pelaksanaan
bangunan akan menghasilkan sudut siku 90 derajat. Peralatan yang
digunakan adalah benang ukur, patok atau paku, serta meteran. Intinya
adalah membuat sebuah segitiga yang ketiga sisinya mempunyai
perbandingan panjang 3 : 4 : 5.
31
Gambar 2.1. Penentuan Letak Titik As Bangunan
32
dapat diperoleh bobot perkembangan pekerjaan yang kemudian diplotkan
kedalam time schedule.
33
3. Periode Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan saat mulai sampai
selesai pekerjaan.Biasanya periode pekerjaan dibuat dalam skala
minggu.
4. Biaya Pekerjaan
Berisi seluruh biaya pekerjaan yang ada dalam rencana
pembangunan.Biaya pekerjaan biasanya sesuai dengan rencana
anggaran biaya bangunan (RABB) yang telah dibuat sebelumnya.
5. Bobot Pekerjaan
Bobot pekerjaan dinyatakan dalam persentase dan digunakan untuk
mengetahui prestasi/kemajuan bobot pekerjaan. Rumus menghitung
bobot pekerjaan adalah sebagai berikut:
34
2.3.2 Fungsi Time Schedule
a. Sebagai pedoman dalam menentukan urutan pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan.
b. Untuk mengontrol prestasi/kemajuan bobot pekerjaan yang sudah
terlaksana di lapangan, apakah proyek tersebut sesuai atau
terlambat terhadap jadwal waktu pekerjaan yang telah dibuat.
c. Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat, sehingga
perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak mengganggu atau
mempengaruhi waktu pekerjaan keseluruhan.
d. Untuk memudahkan direksi dalam pemeriksaan, apakah pekerjaan
kontraktor lebih atau kurang bila dibandingkan dengan rencana
pelaksanaan.
a. Sebagai acuan untuk pembayaran termyn, apakah proyek tersebut
sudah layak atau belum untuk dibayar. Maksudnya pembayaran
termyn berdasarkan prestasi/kemajuan bobot pekerjaan yang sudah
terlaksana di lapangan.
b. Sebagai pedoman untuk pengaturan jumlah dan penugasan tenaga
kerja agar proyek tersebut dapat selesai tepat terhadap jadwal
waktu pekerjaan yang telah dibuat atau untuk mengejar
keterlambatan.
2.4 Pengadaan Tenaga Kerja, Peralatan, dan Material Bahan Konstruksi
2.4.1 Pengadaan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pekerja merupakan sumber
daya yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerja mempunyai andil besar dalam penyelesaian proyek
dan sekaligus sebagai penentu apakah proyek itu nantinya memenuhi
aspek mutu seperti yang telah ditetapkan. Kelompok pekerja bekerja
sesuai dengan sub-bidang pekerjaan dan keahliannya masing-masing,
mereka biasanya dibawa dan dikepalai oleh seseorang yang dikenal
sebagai mandor. Sebagai pemimpin tukang, mandor berperan sebagai
manajer lini pertama (first line manager) di mana ia membawahi
35
secara langsung tukang-tukangnya dan tidak mempunyai manajer-
manajer lain sebagai anak buahnya
Untuk pengadaan tukang biasanya disesuaikan dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan misalnya pekerjaan pondasi batu pecah
menggunakan tukang batu, pekerjaan bekisting menggunakan tukang
kayu, pekerjaan besi menggunakan tukang besi, dll. Adapun jumlah
tukang dan pekerja yang digunakan juga harus disesuaikan dengan
volume pekerjaan yang akan dicapai agar dapat selesai tepat terhadap
jadwal waktu pekerjaan.
Selain mandor, tukang, dan pekerja juga digunakan seorang juru ukur
(surveyor) yang bertugas melakukan setting out. Sedangkan untuk
site manager dan site engineer merupakan tenaga kerja tetap dari
pihak kontraktor pelaksana yang digaji bulanan.
2.4.2 Pengadaan Peralatan
Untuk menunjang kelancaran dalam melaksanakan suatu proses
pekerjaan pada pelaksanaan proyek pembangunan, peralatan kerja
merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar. Biasanya,
kontraktor yang terlibat dengan jenis proyek yang membutuhkan alat-
alat yang serupa dengan proyek lainnya akan memilih untuk membeli
langsung peralatan konstruksinya sendiri untuk pengerjaan proyeknya.
Akan tetapi, bila biaya pembelian alat konstruksi tersebut terlalu besar
dari modal yang dimiliki, maka pihak kontraktor akan melakukan
pengadaan peralatan konstruksi dengan cara sewa beli (leasing).
Kelengkapan peralatan dapat mempermudah proses kegiatan di
lapangan, pemilihan alat dan penggunaan secara tepat dapat juga
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan, serta dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.Peralatan yang digunakan
pada proyek Perumahan Springhill Lampung ini, yaitu :
1. Mesin Aduk Beton (Molen Concrete Mixer)
Mesin Aduk Beton berfungsi untuk mengaduk campuran beton.
Mesin ini membuat hasil adukan akan tercampur lebih merata dan
lebih sempurna. Selain hasil adukan baik ternyata kecepatan aduk
36
lebih meningkat dan biaya aduk lebih murah dibandingkan dengan
mengaduk dengan tenaga manusia
2. Hydraulic Excavator
Yaitu suatu alat bantu yang digunakan untuk menggali lubang
dengan dimensi besar untuk pekerjaan struktur.
37
Gambar 2.4. Hydraulic Excavator
3. Bekisting
Bekisting adalah alat pembantu struktur beton untuk pencetak
beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang
direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas
atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup
38
Gambar 2.6. Pembengkok Tulangan (Bar Bender)
5. Truk Pengangkut
Truk pengangkut berfungsi sebagai alat transportasi dalam
pembelian, pemindahan dan penyediaan bahan-bahan material yang
dibutuhkan dalam proyek seperti baja tulangan, semen, pasir, tanah,
dan material lainnya.
39
Gambar 2.8.Concrete Mixer Truck
7. Peralatan Lain
Selain peralatan-peralatan konstruksi yang tersebut di atas, ada
beberapa peralatan-peralatan lain yang dipakai pada proyek ini,
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Cangkul, digunakan untuk mencapur adukan spesi, penggalian,
dan lain-lain.
40
Gambar 2.10. Meteran
d. Sendok spesi, dibuat dari pelat logam dengan tangkai dari kayu
yang berfungsi untuk menyendok adukan pada proses
pemassangan batu bata atau untuk pembuatan plesteran.
41
Gambar 2.12. Sendok spesi
42
Gambar 2.14. Peralatan lainnya
43
harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya
bagi penggunaan seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organik,
garam, silt (lanau). Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air
tidak boleh lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya. Kadar
sulfat maximum yang diperkenankan adalah 0.5% atau 5gr/lt,
sedangkan chloor maximum 1.5% atau 15gr/lt.
b. Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa,
sumber air berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan
harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya material-material
yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal
0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan
tadi.
c. Pengambialan air harus mendapatkan persetujuan
pengawas/manajemen konstruksi.
d. Bila akan dipakai, air bukan berasal dari air minum dan mutunya
meragukan, maka pengawas dapat minta kepada kontraktor
untuk mengadakan penyidikan air secara laboratorium dan biaya
penyidikan tersebut ditanggung oleh kontraktor.
Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang
diaduk dengan aquadest dibandingkan dengan beton yang
diaduk menggunakan air dari suatu sumber, dan hasilnya
menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu beton
walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui,
maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil
perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda
lebih kecil 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu
kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya. Dalam keadaan
ditolak ini, kontraktor diwajibkan mencari sumber lain yang
lebih baik dan dapat diterima dan disetujui pengawas.
2. Semen
Semen merupakan suatu bahan campuran adukan beton atau mortar
yang berfungsi sebagai pengikat. Persyaratan semen yang
44
digunakan pada proyek Perumahan Springhill Lampungini yaitu
menggunakan Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau type - I
menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut Standart Portland
Cement yang digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia serta
memenuhi persyaratan SII 0013 81. Untuk pekerjaan beton yang
berhubungan langsung dengan tanah dimana air tanah mengandung
kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen
khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (semen typeV).
Usulan merk Portland cement dari pihak kontraktor harus disertai
dengan data- data teknis untuk disetujui oleh MK/Direksi
Pengawas.
Spesifikasi Teknis Semen antara lain:
a. Semen yang digunakan adalah semen tipe I sesuai ASTM C 150,
dan segala sesuatunya harus mengikuti ketentuan dalam SNI 03-
2847-2002 dan P.B.I. 71. Semen yang digunakan harus
merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapatkan
persetujuan pengawas.
b. Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen untuk
setiap pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa produk tadi
telah memenuhi sesuatu test standard yang lazim digunakan
untuk material tersebut.
c. Semen yang digunakan harus di test oleh kontraktor dangan
pengawasan dari pengawas. Pengetesan harus dilakuakan dari
material yang diambil dari tempat penyimpanannya. Pengujian
harus mengikuti ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 dan P.B.I.
71, terutama untuk menentukan tingkat pengikatannya yang
mana dapat diikuti test dari ASTM C 227 dengan tidak
memperhatikan sesuatu yang merugikan beton dalam kurun
waktunya tiga bulan.
d. Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang di simpan
dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan dan
45
dapat menyatakan untuk menerima atau tidak semen-semen
tersebut.
e. Kontraktor harus menyediakan sebuah tempat/gudang
penyimpanan semen pada tempat-tempat yang baik sehingga
semen-semen tersebut senantiasa terlindung dari kelembapan
atau keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali lantai
tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak 30 cm dari
permukaan tanah.
f. Dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih
tinggi dari 2 meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan
sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-
penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara
kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen
yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.
46
dalam spesifikasi pekerjaan proyek pembangunan Perumahan
Springhill Lampung adalah sebagai berikut:
a. Pasir untuk beton, adukan dan gruoting harus merupakan pasir
alam, pasir hasil pecahan batu dapat juga digunakan untuk
mencampur agar dapat gradasi pasir yang baik. Pasir yang
dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil dan
harus terdiri dari butiran keras, padat, tidak terselaput oleh
material lain.
b. Pasir yang ditolak oleh pengawas harus segera disingkirkan dari
lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik beton, plesteran,
ataupun grouting, pasir tidak dapat digunakan sebelum
mendapatkan persetujuan dari pengawas mengenai mutu dan
jumlahnya.
c. Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat,
alkalis, bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran yang lain
yang dapat merusak kualitas pasir. Berat substansi yang merusak
tidak boleh lebih dari 5%.
4. Agregat Kasar
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan
pasir beton, harus memenuhi syarat- syarat:
a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 - 1956)
47
b. Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971).
c. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-
2847-2002
d. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
e. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah
liat atau kotoran-kotoran lainnya.
Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang digunakan yaitu
2-3 cm. Ukuran agregat maksimum tidak boleh lebih 20% dari
ukuran dimensi terkecil dari bagian yang akan dicor dan tidak
boleh melebihi 75% dari jarak bersih antar tulangan atau antar
tulangan dengan bekisting sesuai dengan Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002. Gradasi dari
agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran
yang dipakai
5. Besi Tulangan
Besi beton yang digunakan diproyek Perumahan Springhill
Lampung ini harus bersih dari karat, sisik dan kotoran atau lapisan
lain yang dapat mengurangi lekatnya pada beton, serta harus
memenuhi syarat SII 0136 84. Kecuali ditentukan lain dalam
gambar, digunakan besi dari jenis BJTP 24 untuk diameter <10
mm dan besi dari jenis BJTD 40 untuk diameter 10 mm. Dan
untuk kawat pengikat besi beton harus memenuhi mutu setara
kawat baja.
48
Gambar 2.16. Besi Tulangan
6. Kayu
Kayu digunakan untuk bekisting dan tangga. Kayu yang digunakan
terdiri dari balok kayu, yang mempunyai ukuran bermacam
macam sesuai kebutuhan. Proyek ini menggunakan papan ukuran
2/20 x 400 cm dan kayu kelas II dengan ukuran kayu kasau 5/7 cm.
7. Triplek
Pada pekerjaan pengecoran ada beberapa hal yang harus dihindari
dengan tujuan menjaga agar mutu beton yang dicapai dapat
terwujud sesuai dengan rencana, salah satunya adalah faktor air
semen. Untuk pelaksana proyek pekerjaan ini menggunakan
multiplek polifilm 12 mm untuk bekisting plat lantai.
Digunakannya multiplek polifilm 12 mm dengan harapan multiplek
49
dapat menghasilakn kualitas beton yang maksimal sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan dan multiplek tersebut dapat
dipakai kembali untuk pekerjaan lantai selanjutnya.
50
Gambar 2.19. Beton Ready Mix
51
Gambar 2.20. Penggalian Untuk Pondasi
52
Gambar 2.21. Perakitan Tulangan Pondasi Tapak
3. Bekisting Pondasi
Pemasangan bekisting pondasi tapak/setempat dilakukan setelah
tulangan selesai dirakit, rapih dan siap dibuat bekisting.
Pemasangan bekisting pada proyek ini menggunakan bahan berupa
papan ukuran 2/20 x 400 cm dan dengan gergaji dipotong sesuai
dengan dimensi pondasi yang akan dibuat, yang kemudian
disambung dengan paku berukuran 2 dan 3. Pemilihan papan
ukuran 2/20 x 400 cm hal ini dipilih agar mendapatkan permukaan
beton yang rata dan memudahkan pelepasan atau pembongkaran
53
bekisting saat beton usia beton sudah cukup untuk dibongkar sesuai
dengan perencanaan yang telah disepakati antara pengawas dan
kontraktor. Tahap-tahap pembuatan bekisting pondasi sebagai
berikut :
a. Setelah perakitan tulangan kemudian bekisting pondasi dipasang
sesuai gambar, dengan memperhatikan semua sisinya sebelum
disambung.
b. Papan-papan tersebut kemudian disambungkan dan dikunci
dengan paku.
c. Sambungan dibuat serapat mungkin agar pada saat penuangan
adukan cor tidak terjadi kebocoran pada sudut-sudut bekisting
pondasi.
d. Untuk memperoleh bentuk pondasi yang direncanakan
sambungan papan bekisting dirangkai sehingga membungkus
tulangan pondasi.
e. Setelah bekisting selesai dipasang, maka selanjutnya dilakukan
pengecoran.
4. Pengecoran Pondasi
Adukan pondasi mengunakan mutu beton K-225 slump 12 2cm.
Setelah beton siap, kemudian beton dituangkan kedalam concrete
bucket (wadah beton), lalu adukan dituangkan dari bucket
menggunakan bantuan pipa tremie agar pengecoran berjalan
dengan baik, setelah itu adukan beton dimasukkan kedalam
bekisting.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengecoran pondasi pada
proyek ini, sebagai berikut:
a. Beton dengan mutu beton K-225 slump12 2cm disiapkan.
54
Gambar 2.23. Persiapan Material Beton Ready Mix
55
Gambar 2.25. Pengecoran Pondasi
56
Langkah-langkah pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Perakitan Tulangan Kolom
Pembesian tulangan kolom yaitu tulangan yang digunakan adalah
besi ulir D 10mm, dan D 13mm. Panjang stek yang disambung
dibuat dengan 40D (diameter terpakai).
Perakitan tulangan kolom dilaksanakan dengan cara:
a. Membersihkan tulangan kolom dari kotoran, misalnya tanah, oli,
adukan beton yang melekat.
b. Mengukur panjang tulangan kolom sesuai dengan gambar kerja,
kemudian memotong tulangan pokok yaitu besi ulir D 10mm
dan D 13mm menggunakan Bar Cutter.
c. Membuat tulangan sengkang besi polos P6 mm dengan cara
memotong tulangan dengan Bar Cutter dan membengkok sesuai
dengan gambar mengunakan alat Bar Bender manual.
d. Merangkai tulangan pada tulangan stek kolom sebelumnya
dengan menggunakan kawat baja.
e. Mengatur jarak sengkang sesuai dengan gambar (150 mm)
dengan cara memberi tanda dengan kapur.
f. Kemudian pemasangan tulangan sengkang kolom dirakit dengan
kawat baja.
57
2. Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilakukan setelah tulangan selesai
dirakit, rapih dan siap dibuat bekisting. Pemasangan bekisting pada
proyek ini menggunakan bahan berupa papan ukuran 2/20 x 400
cm dan dengan gergaji dipotong sesuai dengan dimensi kolom yang
akan dibuat, yang kemudian disambung dengan paku berukuran 2
dan 3. Pemilihan papan ukuran 2/20 x 400 cm hal ini dipilih agar
mendapatkan permukaan beton yang rata dan memudahkan
pelepasan atau pembongkaran bekisting saat beton usia beton
sudah cukup untuk dibongkar sesuai dengan perencanaan yang
telah disepakati antara pengawas dan kontraktor. Tahap-tahap
pembuatan bekisting kolom sebagai berikut:
a. Setelah tulangan siap kemudian bekisting kolom dipasang secara
horizontal, dengan memperhatikan semua sisinya sebelum
disambung.
58
d. Untuk memperoleh bentuk kolom yang direncanakan
sambungan papan bekisting dirangkai sehingga membungkus
tulangan kolom.
3. Pengecoran Kolom
Adukan kolom mengunakan mutu beton K-225 slump 12 2cm.
Setelah beton siap, kemudian beton dituangkan kedalam concrete
bucket (wadah beton), lalu adukan dituangkan dari bucket
menggunakan bantuan pipa tremie agar pengecoran berjalan
dengan baik, setelah itu adukan beton dimasukkan kedalam
bekisting.
59
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengecoran kolom pada
proyek ini adalah sebagai berikut:
b. Beton dengan mutu beton K-225 slump12 2cm.
c. Setelah beton disiapkan di lokasi proyek kemudian beton
dituangkan kedalam concrete bucket.
60
dari pembongkaran pengikat kolom dan diakhiri dengan pelepasan
bekisting kolom.
61
Gambar 2.34. Perakitan Tulangan Balok
2. Bekisting Balok
Pemasangan bekisting balok dilakukan setelah tulangan selesai
dirakit, telah diberi beton decking, rapih dan siap dibuat bekisting.
Pemasangan bekisting pada proyek ini menggunakan bahan berupa
papan ukuran 2/20 x 400 cm dan dengan gergaji dipotong sesuai
dengan dimensi balok yang akan dibuat, yang kemudian disambung
dengan paku berukuran 2 dan 3. Pemilihan papan ukuran 2/20 x
400 cm hal ini dipilih agar mendapatkan permukaan beton yang
rata dan memudahkan pelepasan atau pembongkaran bekisting saat
beton usia beton sudah cukup untuk dibongkar sesuai dengan
perencanaan yang telah disepakati antara pengawas dan kontraktor.
Tahap-tahap pembuatan bekisting balok sebagai berikut:
a. Setelah tulangan siap kemudian bekisting balok dipasang sesuai
gambar kerja, dengan memperhatikan semua sisinya sebelum
disambung.
b. Papan-papan tersebut kemudian disambungkan dan dikunci
dengan baut.
c. Sambungan dibuat serapat mungkin agar pada saat penuangan
adukan cor tidak terjadi kebocoran pada sudut-sudut bekisting
balok.
62
d. Untuk memperoleh bentuk balok yang direncanakan sambungan
papan bekisting dirangkai sehingga membungkus tulangan balok
kemudian dikunci dengan paku.
3. Pengecoran Balok
Adukan Balok mengunakan mutu beton K-225 slump 12 2cm.
Setelah beton siap, kemudian beton dituangkan kedalam concrete
bucket (wadah beton), lalu adukan dituangkan dari bucket
menggunakan bantuan pipa tremie agar pengecoran berjalan
63
dengan baik, setelah itu adukan beton dimasukkan kedalam
bekisting.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengecoran balok pada
proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Beton dengon mutu beton K-225 slump 10 2cm.
b. Setelah beton disiapkan di lokasi proyek kemudian beton
dituangkan kedalam concrete bucket untuk selanjutnya
dituangkan kedalam bekisting balok.
64
4. Pembongkaran Bekisting Balok
Pembongkaran dengan bantuan alat linggis dan palu dilakukan
setelah beton telah mencapai usia siap untuk dibongkar. Dimulai
dari pembongkaran pengikat balok dan diakhiri dengan pelepasan
bekisting balok.
65
Gambar 2.40. Perakitan Tulangan Plat Lantai
66
Gambar 2.41. Pemasangan Bekisting Plat Lantai
67
3. Pengecoran Pelat Lantai
Adukan pelat lantai mengunakan mutu beton K-225 slump 12
2cm. Setelah beton siap, kemudian beton dituangkan kedalam
concrete bucket (wadah beton), lalu adukan dituangkan dari bucket
menggunakan bantuan pipa tremie agar pengecoran berjalan
dengan baik, setelah adukan beton masuk kedalam bekisting
kemudian beton dipadatkan dan diratakan agar beton dapat padat
dengan sempurna dan tidak ada bagian pelat yang mengalami
keropos.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pengecoran pelat lantai pada
proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Beton dengan mutu beton K-225 slump 12 2cm.
b. Setelah beton disiapkan di lokasi proyek kemudian beton
dituangkan kedalam concrete bucket untuk selanjutnya
dituangkan kedalam bekisting pelat lantai.
68
Gambar 2.44. Pengecoran Plat Lantai
69
BAB III
PENGAWASAN DAN DIREKSI PEKERJAAN
70
atau ketetapan yang sudah disetujui. Beberapa aspek yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Aspek mutu hasil pekerjaan.
2. Aspek volume pekerjaan.
3. Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
4. Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Pada proyek pembangunan Perumahan Springhill Lampung setiap
uraian pekerjaan dilakukan pengawasan berupa hal-hal berikut.
1. Pekerjaan Persiapan
Hal hal yang diperiksa:
a. Alat yang dipakai sudah disesuaikan.
b. Di sekitar lokasi proyek, perlu pembersihan apabila ada
tanaman, sisa-sisa bongkaran serta material lain yang dirasa
dapat mengganggu jalannya pekerjaan yang ada di lokasi.
c. Memeriksa pengukurangambar rencana yang disiapkan sesuai
pada lahan tersebut.
d. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pengecekan
pemasangan bowplank, dengan memeriksa penempatan titik-
titik yang ditentukan sudah sesuai dengan gambar rencana
pembangunan.
2. Pekerjaan tanah
a. Memeriksa penampang penggalian, profil dan kemiringan
penggalian telah sesuai dan lurus.
b. Mengkoordinasi tenaga kerja dalam meletakkan bahan yang
digali pada tempatnyaagar tidak perlu dipindah lagi.
c. Bila penimbunan perlu, bahan timbunan ditempatkan di lapisan
atas dengan ketebalan yang telah disetujui.
d. Semua akar, tunggul dan barang yang tidak terpakai harus
dipindahkan agar tidak mengganggu.
3. Pekerjaan beton
a. Memeriksa cetakan yang digunakan, tebal minimum papan 20
mm dan multiplex 12 mm.
71
b. Memeriksa penempatan garis horisontal dan vertikal harus tepat.
c. Memeriksa cetakan punya strut ( tiang penyangga ) yang baik
agar tidak bergerak.
d. Memeriksa tidak ada lubang pada cetakan.
e. Memeriksa tulangan bersih dan tidak terdapat kotoran apapun.
f. Memeriksa diameter tulangan sesuai dengan spesifikasi.
g. Memeriksa Tebal selimut beton harus sesuai.
h. Memeriksa Jenis dan dimensi batuan harus sesuai dengan
spesifikasi.
i. Memeriksa pemadatkan yang dilakukan dalam pengecoran.
j. Memeriksa komposisi material yang dipakai harus sesuai
dengan spesifikasi.
k. Melakukan uji kekentalan campuran slump test dari campuran
beton readymix.
l. Melakukan pengecekan pembongkaran cetakan sesuai masa
umur beton.
4. Pekerjaan pasangan
a. Memeriksa semen, pasir dan batu harus memiliki spesifikasi
yang sesuai dengan ketentuan.
b. Memeriksa tidak ada sampah dalam bentuk apapun yang
dicampur dalam material.
c. Memeriksa lomposisi dalam adukan harus sesuai.
Selama proses pengawasan berlangsung, pengawas harus selalu
mencatat semua kejadian yang berlangsung di lapangan pada lembar
Laporan Harian. Setelah itu dilanjutkan dengan mengisi Laporan
Mingguan. Laporan harus selalu dibuat untuk mengetahui dengan
pasti volume yang telah dicapai, sehingga dapat dipantau
perkembangan dari pekerjaan tersebut. Apapun yang terjadi di
lapangan yang berhubungan dengan pekerjaan, wajib dikoordinasikan
dengan anggota direksi yang lain termasuk dengan ketua direksi dan
Pejabat Pembuat Komitmen yang membidanginya.
72
3.2.2 Pengawasan Administrasi
Adapun tugas pengawasan administrasi adalah sebagai berikut
1. Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen
kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan
tugas Penyedia Jasa Pemborongan.
2. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat
memorandum atas pekerjaan konstruksi saluran saluran dan koker
untuk jenis penanganan (peningkatan pemeliharaan/perbaikan,
pembangunan baru).
3. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan
berupa, foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung
(mulai), sedang berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian di
lapangan lainnya.
4. Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change
Order dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan
semua aspek yang ada.
5. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
73
Procedure dan Work Instruction disusun sesuai yang disyaratkan
dalam ISO-9000 dan merupakan panduan bagi Manajemen Proyek
untuk penyediaan sumber daya yang diperlukan guna pemenuhan
target-target yang telah ditentukan dengan memfokuskannya
kepada kepuasaan pelanggan.
2. Internal dan External Audit
Guna memonitor pencapaian target selama proses kerja
berlanggsung, maka perlu dilakukan audit secara periodik. Agar
penyimpanan selama dalam proses kerja dapat segera terdeteksi
untuk mengurangi kemungkinan kesalahan atau kerugian yang
lebih besar. Adapun tahapan kegiatan audit dilaksanakan sebagai
berikut:
Oleh pihak internal berupa:
a. Inspeksi/Tes sesuai metode kerja.
b. Inspeksi oleh Para Petugas Perusahaan yang bertanggung jawab.
c. Inspeksi oleh pihak Manajemen.
d. ManagementReview secara periodic (mingguan, bulanan,
triwulanan, semesteran) sesuai ruang lingkupnya.
e. Questionaire (angket) kepada pelanggan sebagai ukuran untuk
menetapkan kepuasan pelanggan atas produk yang diterima.
Oleh pihak Eksternal, berupa :
a. Audit oleh suatu Badan Sertifikasi Internasional
b. Pengukuran dan Analisis
Hasil temuan audit selalu dianalisa untuk menetapkan program
perbaikan selanjutmya, sehingga diharapkan pihak perusahaan
selalu dapat memenuhi apa yang disyaratkan dan diharapkan
oleh para pelanggan.
c. Improvement
Setiap perbaikan (Improvement) yang usulkan harus diuji nilai
lebihnya terhadap operasional dan keuntungan perusahaan, dan
apabila hasilnya positif bagi Perusahaan, maka Manajemen akan
menetapkannya sebagai target atau ketentuan perusahaan yang
74
harus dipenuhi, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan
bagi pemenuhannya.
75
2. Pengendalian Biaya Upah
Adapun tahapan dalam pengendalian biaya upah yang bisa
dilakukan adalah:
a. Menghitung volume pekerjaan sesuai lingkup pekerjaan dalam
kontrak.
b. Mencocokkan dengan volume yang tertera dalam RAP (Rencana
Anggaran Pelaksanaan).
c. Melakukan negosiasi upah dengan pedoman standar upah dari
proyeklain yang sejenis sampai mencapai harga yang paling
efisien.
d. Membuat SPK, yang semaksimal mungkin mencakup volume
80-90% dari total volume pekerjaan.
e. Merinci nilai/biaya dalam SPK dengan jelas, mencakup semua
jenis pekerjaan yang mendukung dan masing-masing harganya,
misalnya : Pembersihan/Perapihan, Alat Bantu, dan Lembur.
76
memanfaatkan waktu, tenaga kerja dan biaya seefisien mungkin.
Sering kali terjadi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan melampaui batas waktu yang telah direncanakan, sehingga
mengalami keterlambatan pekerjaan. Pemecahannya adalah mengubah
time schedule atau re-scheduling, sehingga keterlambatan dapat segera
diatasi. Pada Proyek Pembangunan Perumahan Springhill Pekerjaan
ini owner tidak meminta dibuatnya kurva S oleh kontraktor pelaksana.
77
kontrak kerja. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan visual
dan melakukan pengujian laboratorium.
2. Struktur Konstruksi
Evaluasi struktur konstruksi dilakukan dengan cara pengamatan visual
untuk membandingkan dimensi dan penulangan dari kolom struktur,
balok struktur, dan pelat lantai apakah sesuai dengan gambar kerja yang
telah disepakati bersama.
3. Peralatan Dan Perlengkapan Kerja
Penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja akan mempengaruhi
kualitas pekerjaan.
78
selama pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Perumahan Springhill
Lampung, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan
Perumahan Springhill Lampung secara keseluruhan baik dan telah sesuai
dengan spesifikasi. Namun pada beberapa pekerjaan ada yang tidak
sesuai dengan spesifikasi sehingga sedikit berdampak pada biaya, mutu,
dan waktu. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya
koordinasi antar line organisasi, faktor cuaca, dan ketidak disiplinan
sumber daya manusia.
2. Material besi terkena korosi atau termakan karat dikarenakan terbatasnya
tempat penyimpanan bahan material sehingga dapat mengurangi kwalitas
material besi tersebut.
3. Terjadi keterlambatan dalam pengiriman material kelokasi proyek
sehingga kontraktor harus menunda pekerjaan hingga material datang
kelokasi proyek.
4. Tidak dilakukannya pengujian ulang slump beton di lapangan atau
proyek Perumahan Springhill Lampungoleh pengawas pada saat akan
dilakukan pengecoran beton, hal ini akan berdampak pada tingkat mutu
beton tersebut.
5. Kurangnya ketelitian pengawasan pada pekerjaan kolom merupakan
salah satu faktor yang mengakibatkan pada saat pengecoran tidak
diperhatikan tinggi jatuhnya beton dari pipa tremie hal ini mengakibatkan
terjadinya rongga-rongga udara pada saat pengecoran yang ada didalam
kolom yang dapat mengakibatkan kurangnya mutu beton tersebut.
79
BAB IV
TUGAS DARI PENGAWAS
80
5. Sedikit banyak kami di beri pemahaman cara membaca gambar kerja
dan perhitungan tulangan terutama pada penulangan pondasi.
6. Kami mempelajari bagaimana cara mengawasi pekerjaan dilapangan
secara langsung, mengetahui teknis pekerjaan di lapangan yang baik
dan benar.
7. Banyak mendapatkan ilmu baik dari kontraktor maupun pengawas.
8. Memahami struktur organisasi yang ada dalam sebuah proyek.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan kerja praktek lapangan
pada Proyek Pembangunan Perumahan Springhill Lampung adalah sebagai
berikut:
1. Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tapak/setempat
sedangkan istilah tukang disebut pondasi cakar ayam yang dibuat dari
beton bertulang dan digunakan pada kolom - kolom utama untuk
menyalurkan beban ke tanah.Hal ini dilakukan karena bangunan
Perumahan Springhill Lampung terdiri dari dua lantai. Selain itu
lokasi yang berbukit dan kondisi tanah tempat didirikannya
Perumahan Springhill Lampung merupakantanah lembek/timbunan.
2. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan
Perumahan Springhill Lampung secara keseluruhan baik dan telah
sesuai dengan spesifikasi. Namun pada beberapa pekerjaan ada yang
tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga sedikit berdampak pada
biaya, mutu, dan waktu. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal yaitu
kurangnya koordinasi antar line organisasi, faktor cuaca, dan ketidak
disiplinan sumber daya manusia.
3. Pengawasan terhadap mutu bahan dan alat serta terhadap pelaksanaan
pekerjaan pada Proyek Pembangunan Perumahan Springhill Lampung
sudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat beberapa
kesalahan.
5.2 Saran
Setelah menyelesaikan kerja praktik di Proyek Pembangunan Perumahan
Springhill Lampung dan menyusun laporan, penulis ingin memberikan saran
sebagai berikut :
82
1. Perlunya koordinasi baik antara konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan kontraktor pelaksana serta pekerja tentang pelaksanaan
pekerjaan agar pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. Perlunya penambahan tenaga kerja pengawas lapangan mengingat
cepatnya penambahan jumlah unit yang dibangun di Proyek
Perumahan Springhill, sehingga hal ini akan mempermudah dalam
pengawasan baik terhadap kuantitas maupun mutu/kualitas bangunan
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan serta pelaksanaannya dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
3. Perlu adanya peneguran secara langsung jika Pengawas menemukan
pekerjaan yang dilakukan kontraktor yang tidak sesuai standar.
4. Untuk kontraktor sendiri, perlunya pemahaman yang sudah sangat
baik dan mendetail sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak
mengalami kesalahan yang menyebabkan kerugian pada kontraktor itu
sendiri.
5. Diperlukan gudang penyimpanan material sebagai tempat
penyimpanan tulangan agar tidak kontak langsung dengan cuaca
sehingga tidak korosi.
6. Perluya pengujian ulang slump beton di lapangan atau proyek
Perumahan Springhill Lampung oleh pengawas pada saat akan
dilakukan pengecoran beton, hal ini akan berpengaruh pada tingkat
mutu beton yang ditentukan telah sesuai atau tidak dengan spesifikasi
mutu yang diinginkan.
83
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusipil.com
https://mangoii.wordpress.com/metodologi-dan-program-kerja-pengawasan/
84
LAMPIRAN I
GAMBAR KERJA
LAMPIRAN II
SURAT MENYURAT