Disusun oleh:
Pandu Arista
NIM: 125754210
LEMBAR PENGESAHAN I
Peserta I,
Pandu Arista
125754210
LEMBAR PENGESAHAN II
NIM. 125754210
Menyetujui,
Pembimbing
(IWAN FEBRIANTO
FEBRIANTO)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepatutnya kami persembahkan kepada Allah SWT,
karena atas kehendak-Nya
kehendak Nya kami dapat melaksanakan kerja praktek di PT.
Petrokimia Gresik.. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada
Muhammad SAW sebagai sumber inspirasi yang membuat kami lebih kuat dan
selalu menatap setiap hal dengan penuh optimisme dan berfikir positif, beliau
selalu mengingatkan kita untuk selalu menjalani rutinitas dengan te
tekun tapi
jangan terhanyut ke dalamnya melainkan hanya sebagai jalan menuju Sang Maha
Pencipta.
Kerja praktek ini merupakan suatu bagian dari mata kuliah Kerja Praktek
yang menjadi mata kuliah wajib yang tidak hanya ada tatap muka dengan dosen di
kelas namunn juga harus ada praktek kerja di suatu instansi yang terkait dengan
program keahlian Mesin Teknik khususnya di bidang Manufacturing . Diharapkan
setelah mengikuti kerja praktek ini akan lebih paham mengenai dunia aktual yang
memang tidak diajarkan di kelas
kelas tetapi menpunyai korelasi menyangkut
implementasi dengan berbagai macam dinamika yang memang jauh lebih
kompleks dari apa yang selama ini kami dapatkan di bangku kuliah.
Pada pelaksanaannya kami tidak luput dari berbagai kesulitan terutama
dalam penyusunan
an laporan
lapor ini. Kami berharap laporan ini bermanfaat terutama
bagi orang awam yang mau memahami tentang proses pemeliharaan
PT.PETROKIMIA GRESIK.
Dari mulai pembuatan proposal pengajuan kerja praktek, sampai
penyusunan laporan, kami mendapatkan bantuan dari
dari berbagai pihak secara
khusus kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
sedalam dalamnya kepada
1. Bapak Arya Mahendra Sakti, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kami
yang telah mengarahkan kami.
2. Bapak Ir. Umar Wiwi, M.T. selaku ketua Program Studi S1 Teknik Mesin
FT-UNESA,, yang telah menyetujui kerja praktek ini.
iii
3. Bapak Mochamad Arif Irfai, S.Pd., M.T. selaku koordinator kkerja praktek
di Program Studi S1 Teknik Mesin FT-UNESA yang telah menyetujui
kerja praktek ini.
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta, beliau
beliau selalu mendukung kami dalam
segala hal terutama atas doanya.
doanya
5. Bapak I Wayan Widana selaku Manager Pemeliharaan III
II PT. Petrokimia
Gresik.
6. Bapak Iwan Febrianto,M.T.,
Febrianto
, selaku pembimbing kami selama kerja
praktek di PT. Petrokimia Gresik.
Gresik
7. Bapakk dan Ibu dosen Program Studi S1 Teknik Mesin FT
FT-UNESA yang
telah membekali ilmu pengetahuan kepada kami.
8. Segenap staf dan karyawan PT. Petrokimia Gresik yang telah membantu
dalam memperlancar pelaksanaan kerja praktek maupun penyusunan
laporan ini.
9. Dan semua
mua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu namun telah memberikan kemudahan, bantuan maupun fasilitas
sehingga kerja praktek kami selesai sesuai dengan yang diing
diinginkan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................
......................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................
................................................. 2
1.2.1
Tujuan ................................................................................................
................................ 2
1.2.2
Manfaat .............................................................................................
............................. 2
1.4.2
2.3.2
Visi................................
................................................................................................
..................................... 9
2.4.2
Misi ................................................................................................
................................
....................................10
2.7.2
2.7.3
2.8.2
2.8.3
2.8.4
Workshop ................................................................
.......................................................... 15
2.8.5
2.8.6
3.2.2
3.2.3
vi
4.3.2
4.3.3
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 6.9 Cover Plate Liner dan Volute Yang Sudah Terlepas ................................
.................................. 58
Gambar 6.10 Frame Plate Liner Yang Sudah Terlepas Dari Impeller .......................... 58
Gambar 6.11 Impeller Lama................................................................
........................................................... 59
Gambar 6.12 Proses Pelepasan Frame Plate Liner ................................
........................................................ 59
Gambar 6.13 Cover Plate dan Volute Yang Sudah Terlepas Dari Base Plate ............... 60
Gambar 6.14 Pelepasan Shaft Dari House Bearing ................................
........................................................ 60
Gambar 6.15 Pelumasan Pada Shaft ................................................................
............................................... 61
Gambar 6.16 Pemasangan Kembali Komponen Pompa................................
................................................. 61
Gambar 6.17 Pemasangan Impeller, Volute dan Casing ................................
................................................ 62
Gambar 6.18 Impeller Baru ................................................................
............................................................ 62
Gambar 6.19 Pemasangan Center Plate Liner ...............................................................
............................... 63
Gambar 6.20 Penyetelan Pada Saat Pemasangan Cover Pompa ................................
.................................... 63
Gambar 6.21 Memeriksa Line Sealing Water Pada P-2331A ................................
........................................ 66
Gambar 7.1 Organisasi K3 PT. Petrokimia Gresik ................................
........................................................ 71
Gambar 7.2 Safety Poster
Poste ...............................................................................................
............................... 79
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang
penting
dalam
kemajuan
bangsa
sekaligus
mempengaruhi
keberhasilan
Nasional
merupakan
upaya
dari
pihak
pemerintah
untuk
Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh
oleh mahasiswa S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
(UNESA).
Selain itu kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal
- hal yang terjadi di dunia industri.
Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri akan banyak
diharapkan dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi
perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia
yang siap menghadapi tantangan era globalisasi.
dan
memahami
manajemen
pengelolaan
dan
1.2.2. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Peraktek ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan
industri di Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir,
dan dapat digunakan oleh pihak yang memerlukan.
2. Bagi Perusahaan
mempelajari hal-hal
hal
yang menunjang
1.5.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kerja praktik industri ini dilakukan dengan
beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data primer, meliputi: observasi, pengamatan
langsung pada objek yang diteliti, pengambilan gambar menggunakan
kamera hand phone, bertanya langsung pada para ahli atau pihak yang
terkait dalam observasi.
1.6.
Batasan Masalah
Dalam kerja praktik ini mahasiswa hanya melakukan dan mengikuti proses dengan jadwal yang telah ditentukan oleh bagian diklat PT.
Petrokimia Gresik. Jadi, laporan kerja Praktek Industri ini hanya menitik
beratkan pada analisa dan perbaikan alat-alat produksi yang digunakan
oleh PT. Petrokimia Gresik ( Departemen Pemeliharaan pabrik III ).
BAB II
PROFIL PT.
P PETROKIMIA GRESIK
2.4.2. Misi
1. Mendukung penyedian pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia
nasional dan berperan aktif dalam community
community development.
profesionalisme
untuk
meningkatkan
kepuasan
pelanggan.
3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.
4. Meningkatkan integritas diatas segala hal.
5. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
10
2. Pabrik Pupuk ZA
Pabrik pupuk ZA dengan kapasitas 650.000 ton / tahun dengan perincian
kapasitas sebagai berikut :
Pabrik Pupuk ZA I (1972)
Kapasitas produksi sebesar 200.000 to / tahun. Bahan baku berupa aam
sulfat dan ammonia.
Pabrik Pupuk ZA II (1984)
Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton / tahun. Bahan baku berupa
gypsum dan ammonia dimana gypsum diperoleh dari hail samping
pembuatan asam fosfat secara operasional mauk unit produk III.
Pabrik Pupuk ZA III
Kapaitas produksi
produksi sebesar 200.000 ton / tahun. Bahan baku berupa
asam sulfat dan ammonia.
3. Pabrik Pupuk Urea (1994)
Kapasitas produksi sebesar 450.000 ton / tahun. Bahan baku berupa CO2
dan ammonia.Selain pabrik Ammonium, pabrik ZA dan pabrik pupuk urea
terdapat produk
produ samping antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
11
12
2.7.3.Unit
Unit Produksi III (Unit Asam Fosfat)
Yang terdiri dari :
1. Pabrik Pupuk Fosfat (100% P2O5)
Dengan kapasitas 171.450 ton / tahun. Produksi berupa pupuk TSP-36.
2. Pabrik Asam Sulfat
Dengan kapasitas 510.000 ton / tahun. Produksi berupa bahan baku asam
fosfat, ZA dan SP-36.
SP
3. Pabrik Cement Retarder
Kapasitas produksi sebesar 400.000 ton / tahun. Produksi berupa bahan
baku pengatur kekerasan untuk industri semen.
semen
4. Pabrik Alum Fluorida (AlF3)
Kapasitas produksi sebesar 12.600 ton / tahun. Produksi berupa bahan
baku penurunan titik lebur pada industri peleburan Aluminium.
13
2. 1 crane muat terpadu dengan kapasitas muat curah 120 ton/jam dan
dalam kantong kemasan @ 50 kg dengan kapasitas 120 ton / jam.
3. Continuous ship unloader untuk membongkar bahan curah dengan
kapasitas 1000 ton/jam.
4. 3 jalur ban berjalan yang terdiri dari :
1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut bahan baku
dari kapal ke unit.
1 buah ban
ban berjalan yang berguna untuk mengangkut produksi
berupa kantong yang dengan berat 50 kg.
1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut produksi
yang berupa produk curah.
5. Fasilitas perpipaan untuk mengangkut bahan cair.
14
15
3. PT. Petronika
Hasil Produksi : DOP (Diocthyl Phthalat)
Saham : PT. Petrokimia Gresik 20 %
4. PT. Petrowidada.
Hasil Produksi : Phythalic Anhydride, Maleik Anhydride
Saham : PT. Petrokimia Gresik 1,47 %
5. PT. Petrocentral
Hasil Produksi : Sodium Tripoly Phosphate
Saham : PT. Petrokimia Gresik 9,8 %
6. Kawasan Industri Gresik.
Bergerak dibidang pengolahan kawasan industri Gresik dan
pengoperasian
goperasian Export Processing Zone (EPZ). Saham yang dimiliki PT.
Petrokimia Gresik sebesar 35 % dan Semen Gresik 65 %.
2.10. Ketenagakerjaan
2.10.1. Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
2.10.2. Direksi
Direktur Utama
Direksi Produksi
Direktur Keuangan
: Ir. Purwanto.
: Irwansyah, SE.
16
Jumlah (Orang)
Direksi
25
73
168
410
817
2.072
0
3.635
Jumlah (Orang)
107
D III
106
SLTA
2.631
SLTP
295
SD
53
Jumlah
3.635
17
2.12. K3PG
Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan sejak 13 Agustus 1983
telah didirikan sebuah koperasi dengan nama Koperasi Karyawan Keluarga Besar
Petrokimia Gresik (K3PG).
(K3PG)
K3PG
1. Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik yang bergerak dibidang
perkoperasian.
2. Sebagai saran petrokimia Gresik, ketenangan kerja karyawan dan
keluarga.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
1. Unit Pertokoan
2. Unit Apotik
3. Unit Kantin
4. Unit Pompa Bensin (SPBU)
5. Unit Simpan Pinjam
6. Jasa Cleaning Service, Service AC, Foto copy dan lain lain.
18
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI PT. PETROKIMIA GRESIK
Struktur organisasi
19
20
5. Candal Pemeliharaan II
6. TA dan Realititas
Departemen Produksi II
1. Candal produksi III
2. Bagian SU / SA / ET
3. Bagian PA
4. Bagian CR / ALF3
5. Bagian ZA2
6. Bagian UBB
Mekanik III
SA / SU / ET
ZA
UBB
PA
CR / ALF3
Listrik III
Instrumen III
TA dan Realititas
Bagian SU / SA / ET
Bagian PA
Bagian CR / ALF3
Bagian ZA2
Bagian UBB
21
BAB IV
TEORI MANAJEMEN PEMELIHARAAN
22
interval
waktutertentubaik
23
diindikasikan
oleh
perubahan
parameter parameter
parameter-parameter
yang
dipantau teknik-teknik
teknik
monitoring tertentu.
b ) Predictive
ive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat
prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala
maupun evaluasi dari perawatan yang lain. Pendeteksian ini dapat
dievaluasi dari semua data diagnose, evaluasi kinerja, sejarah kerusakan,
data operasi dan data desain yang tersedia dan juga dapat melakukan
pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan
perbaikan selanjutnya dalam pengambilan keputusan. Dengan tujuan
agar kinerja yang dilakukan mesin
mesin tetap optimum dengan mencegah
terjadinya down time pada saat yang tidak tepat.
Prasyarat yang harus dipenuhi antara lain:
1. Perencanaan yang matang/ baik
2. Tersedianya sumber daya manusia yang cukup
3. System administrasi yang baik
4. Tersedianya material (spare
(spare part/ suku cadang, consumable, dan
baik material) yang memadai.
5. Koordinasi yang baik antara ketua seksi pemeliharaan dengan
mekanik
mekanik-mekanik.
24
prosedur
preventive
preventive
maintenance,
misalnya
25
Penerapan pemeliharaan
pemeliharaan ini meamang tidak dapat menghilangkan
atau eliminasi semua kerusakan, tetapi harus mencegah terulangnya
kembali kerusakan yang serupa dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan improvement maintenance ini maka jumlah kerusakan
akan berkurang, dan waktu terhentinya mesin (down time) juga akan
berkurang sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan. Disamping
itu pula masih membuka kemungkinan terhadap berubahnya proses
produksi, penggantian peralatan, dan perencanaan kembali peralatan
demi penyempurnaan.
Penerapan Improvement Maintenance ini diperlukan adanya
persiapan yang matang/ baik yang menyangkut tentang perhitungan,
analisa, dampakdampak dampak yang mungkin ditimbulkan dengan perubahan
yang akan dilakukan.
26
BAB V
LANDASAN TEORI
5.1.. Penjelasan Umum Pompa
Pompa adalah suatu mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan
fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu
sudu-sudu
menjadi energi tekanan pada fluida.
fl
5.2. Klasifikasi Pompa
Klasifikasi pompa menurut prinsip perubahan bentuk energi yang tterjadi,
pompa dibedakan menjadi :
27
Pompa ini merupakan jenis pompa rotary yang paling sederhana. Apabila gerigi
roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara
gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar
apabila giginya bersatu lagi.
Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan
dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler
(idler). Sebuah sekat
yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke
sisi hisap pompa.
28
Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing
masing-masing
rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi luarnya.
29
Gambar 5.3
5 Langkah Kerja Pompa Cuping (lobe
lobe pump
pump)
(Sumber : Google Image.)
Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa
yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam
sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal
(
helix stator).
). Pompa 2 sekrup
atau 3 sekrup masing--masing mempunyai satu atau dua sekrup
up bebas ((idler).
30
31
32
A. Pompa Sentrifugal
Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor
dengan sudu impeller berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat
oleh impeller yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan
melemparkan keluar volute.
volute
Prosesnya yaitu :
Pada Volute
33
: 20 /jam
: diatas 60 /jam
2. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller.. Aliran fluida dalam impeller
dapat berupa axial flow,
flow mixed flow, atau radial flow.
3. Bentuk konstruksi dari impeller. Impeller yang digunakan dalam pompa
sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open
open impeller
impeller, atau close
impeller.
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
34
Kecepatan spesifik
spe
sedang : ns = 80 150 rpm
: ns = 40 80 rpm
35
5. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah
Tekanan menengah
: 4,9 49 bar
Tekanan tinggi
: > 49 bar
A.2 Jenis-jenis
jenis Pompa Sentrifugal
Pompa senrtifugal juga mempunyai beberapa jenis yaitu, pompa volute, pompa
difuser,, pompa radial, pompa aksial, pompa turbin, pompa aliran campur.
B. Pompa Volute
Volut
Pada pompa volute aliran yang keluar dari impeller ditampung di dalam volute
(rumah spiral), yang selanjutnya akan disalurkan ke nosel keluar.
36
C. Pompa Difuser
Pompa difuser mempunyai difuser yang dipasang mengelilingi impeller
impeller. Fungsi
dari difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar dari
impeller,, sehingga energi kinetik aliran dapat diubah menjadi energi tekanan
secara efisien. Pompa difuser dipakai untuk memperoleh head total yang tinggi.
D. Pompa Radial
Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat berputarnya impeller yang
menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya fluida yang telah terisap
terlempar keluar impeller akibat gaya sentrifugal yang dimiliki oleh fluida itu
sendiri. Dan selanjutnya
njutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum
dikeluarkan kesisi tekan (discharge).
(
). Dalam hal ini ditinjau dari perubahan energi
yang terjadi, yaitu: energi mekanis poros pompa diteruskan kesudu
kesudu-sudu impeler,
kemudian sudu tersebut memberikan gaya kinetik
kinetik pada fluida. Akibat gaya
sentrifugal yang besar, fluida terlempar keluar mengisi rumah pompa dan didalam
rumah pompa inilah energi kinetik fluida sebagian besar diubah menjadi energi
tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal dalam arah aksia
aksial dan keluar
pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal biasanya diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran yang medium.
Dalam aplikasinya pompa sentrifugal banyak digunakan untuk kebutuhan proses
pengisian ketel dan pompa-pompa
pompa
rumah tangga.
E. Pompa Aksial (Propeller)
(
Berputarnya impeller akan menghisap fluida yang dipompa dan menekannya
kesisi tekan dalam arah aksial karena tolakan impeller.. Pompa aksial biasanya
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head rendah dengan kapasitas aliran yang
besar. Dalam aplikasinya pompa aksial banyak digunakan untuk keperluan
pengairan.
37
38
atau
sekelompok
o-ring/bellows/PTFE
wedge
yang
39
sealface yang diam dan melekat pada dinding statis casing/ housing pompa/
tangki/ vessel /kipas.
B. O-Ring
O-Ring awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi
sebagai Seal.. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan
sekunder (secondary
secondary sealing device)
device) menghasilkan berbagai tipe o-ring
berdasarkan materialnya. Material o-ring,
o ring, ada dari karet alam, EPDM, Buna,
Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated O
O-Ring,
dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTF
PTFE dan
disebut dengan Wedge.
Wedge
C. Shaft Sleeve
Shaft sleeve adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong yang
terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan
40
utama
pengeblokan
dilakukan
oleh
dua
sealfaces
yang
permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya
meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti putaran
shaft,, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang disebut dengan
Glandplate. Materiall dua sealfaces itu biasanya berbeda. Salah satu biasanya
bersifat lunak, biasanya carbon-graphite,, yang lainnya terbuat dari material yang
lebih keras seperti silicone-carbide.
silicone
Pembedaan antara material yang digunakan
pada stationary sealface dan rotating sealface adalah untuk mencegah terjadinya
adhesi antara dua buah sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih lunak
biasanya terdapat ujung yang lebih kecil sehingga sering dikenal sebagai wearnose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek). Ada 4 (empat) titik
sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur kebocoran jika titik pengeblokan
tersebut gagal.
Gambar 5.12
5
Empat Sealing Point pada Mechanical Seal
(Sumber : Google Image.)
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
41
Keterangan :
: Rotaryface O-Ring/Shaft
O
Packing (secondary
secondary sealing
sealing)
: Stationaryface O-Ring/insert
O
mounting (secondary
secondary sealing
sealing)
S & 13
: Set screw
: Spring
Pada gambar diatas, titik pengeblokan utama (primary
(primary sealing
sealing) adalah
pada contactface,, titik pertemuan 2 buah sealfaces (komponen 2 dan 3). Jalur
kebocoran kedua diblok oleh suatu O-Ring atau V-Ring (komponen P). Sedangkan
jalur kebocoran ketiga
etiga dan keempat diblok dengan gland gasket (komponen G)
dan stationary face O-Ring.
O
Point B, C & D disebut dengan secondary sealing
sealing.
42
BAB VI
SISTEM PEMELIHARAAN
6.1. Proses Flow Diagram Alur Reaction Produksi Secara Umum
Keterangan :
o M-2302A,
2302A, M-2303,
M
M-2351 = Agitator
o R-2302A
2302A = Digester
o R-2303
2303 = Seal Tank
o P-2303,
2303, P-2301A/B,
P
P-2331A/B = Pump
o D-2311
2311 = Vacuum Cooler
o D-2321A
2321A = Filter Separator
o FIL-2321
2321 = Filter
o TK-2351
2351 = Filter Acid Storage Tank
Poses alur aliran distribusi asam fosfat pada pabrik 3 mula
mula- mula produk
berupa batuan fosfat yang sudah dihaluskan atau memenuhi syarat untuk masuk
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
43
kedalam premixer yang dibawa dari equipment rock weigher setelah bahan baku
masuk maka dilakukan pencampuran dengan asam sulfat dan setelah itu dialairkan
ke digester- digester dari digester pompa P-2303
P 2303 akan mendistribusikan atau
memompa campuran antara fosfat rock dan asam fosfat (slury) menuju ke vacuum
cooler sebelum
m masuk vacuum cooler slury pada pipa point A seperti pada
gambar diatas masih bersuhu 800 C maka dilakukan pendinginan slury pada
vacuum cooler agar suhu menjadi 750 C maupun dibawahnya dikarenakan pada
saat proses filterasi panpan pan maupun saringan dari filterasi hanya mampu
menerima panas maksimal 750 C, setelah mengalami pendinginan slury pada pipa
point B turun menuju R-2303 untuk mengalami proses pengadukan oleh agitator
untuk mencegah endapan terjadi sekaligus diberikan flourite untuk mempercepat
proses reaksi setelah itu akan dipompa menuju unit filterasi untuk mengalami
proses pemisahan atau penyaringan menjadi produk asam fosfat. Setelah itu asam
fosfat menuju filter separator untuk mengalami proses penghilangan kandungan
H20 pada produk setelah selesai asam fosfat yang berkadar asam 45% turun ke
pipa point E menuju pompa P-2331A
P 2331A dan setelah itu asam fosfat akan dipompa
melalui pipa point F menuju TK-2351
TK
dari tank ini produk bisa diambil asam
fosfatnya tetapi kadar asam fosfat hanya 45%.
44
membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan,harga
murah dan biaya perawatan murah.
murah. Pada pabrik 3 unit PA pompa yang digunakan
adalah pompa dengan equipment P-2303,
P
P-2301A/B dan P-2331A/B
2331A/B sebagai
pompa
pa jalur utama distribusi produk.
No.
Plant
Select Item
Target Capacity
Stream Days
: 300 days
Item
Name of
Equipment
Unit
EXISTING
REVAMPING
Batasan
Piping Size
ORIGINAL
(mm)
Capacity
Capacity
v-- vSuction Disch. Capacity Remarks
min max
Piping Size
Discharge (mm)
m/s
max
Min
1.427
628.69
453.36
1.753
290.29
209.33
1.753
290.29
209.33
3.138
221.42
140.04
P. 2303
Vacuum
cooler pump
m3/jam
1440
1440
P. 2301 A
Hemihydrate
slurry pump m3/jam
220
220
P. 2301 B
Hemihydrate
slurry pump m3/jam
220
220
P. 2331 A
1st filtrate
pump
110
147
m3/jam
800
250
250
200
600
1452.82
tidak
mampu
1.3 2.5
250
309.74
tidak
mampu
1.3 2.5
250
309.74
tidak
mampu
1.3 2.5
125
138.62
tidak
mampu
2.5
Adapun klasifikasi pompa pada unit PA meliputi merk, tipe belt, dan jumlah yang
terpasang pada unit PA
45
ITEM
UKURAN
SUCTION &
DISCHARGE
(INCH)
P 2303
14
WARMAN
1440
120
P 2301 A
8-6
WARMAN
320
P 2301 B
8-6
WARMAN
P 2331 AB
MAZDA
MERK
KAPASI
TAS
(M3/H)
MECH
SEAL
TIPE
BELT
JML
TERPASANG
(UNIT)
RE
A
D
Y
8V.
2500
120
5V.
1180
230
120
5V.
1060
120
50
KOPLI
NG
REMARK
R
E
P
AI
R
46
47
2. Fluktuasi Tekanan
Gejala fluktuasi tekanan yang berasal dari pompa, setiap kali sisi keluar sudu
impeller lewat dekat lidah volut pada waktu berputar, tekanan zat cair akan
berdenyut. Denyut yang terus-menerus
terus
akan dirasakan sebagai fluktuasi tekanan
yang merambat pada zat cair di dalam pipa keluar.
Pada umumnya denyut tekanan yang disebabkan interferensi antara impeller dan
rumah akan lebih kecil jika jarak antara sisi luar sudu impeller dengan lidah volute
akan bertambah besar. Selama denyut tekanan yang timbul di dalam pompa hanya
dirambatkan melalui zat cair saja, tidak akan menjadi masalah. Namun jika denyut
tersebut kemudian beresonansi dengan kolom air di dalam pipa, maka akan timbul
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
48
bunyi dan getaran. Di sini denyut yang ditimbulkan di dalam pompa merambat
dalam bentuk gelombang tekanan di sepanjang pipa.
Pencegahan Fluktuasi Tekanan :
Getaran dan bunyi yang diakibatkan oleh fluktuasi tekanan dapat dihindari dengan
cara mengurangi perambatan dari pompa
pompa ke pipa, untuk ini dapat digunakan
peredam denyut yang dipasang pada pipa keluar pompa. Peredam denyut terdapat
dalam berbagai bentuk, namun ang paling sederhana berupa kamar ekspansi.
Konstruksi semacam ini cukup efektif untuk pipa dengan diameter kecil
kecil. Kurang
lebih panjang gelombang.
3. Vibrasi
Vibrasi adalah terjadinya getaran pada pompa yang diakibatkan pada kavitasi
maupun kerusakan bearing yang jika dibiarkan akan merusak komponen yang
lainnya dan dapat mengakibatkan kebocoran maupun memperpendek umur
sebuah equipment.
Hal- hal yang menyebabkan vibrasi pada pompa antara lain :
Terjadi kavitasi
Missaligment
Unbalance bearing
Kerusakan bearing
49
4. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa
senyawasenyawa yang tidak dikehendaki. Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
50
51
Pompa, katup, atau pipa dapat pecah karena lonjakan tekanan pada
waktu terjadi benturan air (water
(
hammer).
Jika tekanan negatip pada suatu titk di dalam pipa menjadi lebih
rendah dari pada tekanan uap zat cair, maka akan terjadi penguapan
pada titik tersebut. Di tempat ini zat cair di dalam pipa akan
terpisah oleh uapmenjadi dua kolom zat cair, bagian yang berisi
uap ini karena bertekanan rendah akan terisi kembali sehingga dua
kolom zat cair yang terpisah akan menyatu kembali dengan cara
saling membentur. Maka di
di tempat benturan inilah pipa dapat
pecah.
52
Jika putaran balik dari pompa tidak dicegah, maka dapat timbul
kerusakan karena putaran lari atau kerusakan lain pada pompa dan
penggeraknya.
6. Abrasi
Abrasi adalah terjadinya kerusakan atau pengikisan yang terjadi akibat produk
bergesekan secara terus menerus yang membuat komponen tergerus atau terkikis.
53
54
dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal
selamaa dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah :
Membersihkan kotoran-kotoran
kotoran kotoran yang menempel pada bodi pompa
(debu, tanah, atau bekas minyak).
Mengikat baut-baut
baut
yang kendor.
Predictive maintenance
Predictive maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi,
dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive
Maintenance). Pendeteksi ini dapat di evaluasi dari indikator
indikator-indikator yang
terpasang pada instalasi pada pompa dan juga dapat melakukan pengecekan
vibrasi dan alighment pada pompa untuk menambah data dan tindakan perbaikan
lainnya.
Corrective Maintenance
Corrective
Maintenance
merupakan
pemeliharaan
yang
telah
55
Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa
adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada
pompa yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan pompa
tidak dapat beroperasi. Contoh kerusakan tersebut adalah :
akibat
kurang
kencangnya
baut
baut-baut
yang
tersambung
56
57
Gambar 6.99 Cover Plate Liner dan Volute yang Sudah Terlepas
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik
Gresik.)
Gambar 6.10
10 Frame Plate Liner yang Sudah Terlepas dari Impeller
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik
Gresik.)
58
59
Gambar 6.13 Cover Plate dan Volute yang Sudah Terlepas dari Base Plate
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik
Gresik.)
60
Gambar 6.16
16 Pemasangan Kembali Komponen Pompa
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik.)
61
62
Gambar 6.20
20 Penyetelan Pada Saat Pemasangan Cover Pompa
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik.)
63
DOUBLE
CARTRID
GE
PA
03P2303
SPARE
DOUBLE
CARTRID
GE
EAGLE
BURGMANN
PA
03P2301A
DOUBLE
CARTRID
GE
EAGLE
BURGMANN
PA
PA
PA
MECH-SEAL85MMDOUBLECARTRIDGEGENERAL
039441.5
DOUBLE
CARTRIDG
E
03P2301B
03P2331A
DOUBLE
CARTRIDG
E
REVISI
EAGLE
BURGMANN
03P2303
010464.4
TYPE
PA
MECH-SEALMECH
120MM
120MMDOUBLE
DOUBLECARTRIDGE
CARTRIDGEGENERAL
PART_NO
JUMLAH
POMPA
03P2301A
DESCRIPTION
TERPASANG
SEKARANG
UNIT
PA
EQUIPMENT
QUANTITY/
TH UNIT
NO.
MECH-SEAL50MMSINGLECARTRIDGEGENERAL
011420.0
SIGLE
CARTRIDG
E
SIGLE
CARTRIDG
E
03P2331B
EAGLE
BURGMAN
N
PA
JOHN
CRANE
JOHN
CRANE
PA
12
PA
JOHN
CRANE
PA
64
Prosedur start-up
start
yang tidak benar
Penanganan :
Lepas kembali mechanical seal, melakukan leping pada seal face dan
adakan pemeriksaan menyeluruh dan ganti part-part
part
yang rusak.
2. Masalah :
Mechanical seal mengeluarkan bunyi berdecit
Penyebab :
65
Tidak tersedianya cairan/ liquid dalam jamlah yang memadahi pada seal
face
Penanganan :
Mengecek aliran selang apakah terjadi penyumbatan dikarenakan kotoran,
melakukan flushing dengan cara membalik aliran in ke out, dan out ke in atau
juga bisa dengan
engan memukul selang untuk menghilangkan gelembung
gelembung- gelembung
udara yang terjebak dalam stuffing box.
Gambar 6.21
6. Memeriksa Line Sealing Water Pada P--2331A
(Sumber
Sumber : Dokumentasi pada PT Petrokimia Gresik
Gresik.).
66
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
7.1.
.1. Penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik
Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam
perusahaan sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang
diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan
dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya
bahaya bahaya lainnya. Sasaran pencapaian
pengelolaan K3 adalah nihilnya kecelakaan yang disertai dengan produktivitas
yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal.
Penerapan K3 di PT Petrokimia Gresik
Gresik sebagai usaha penjabaran Undang
UndangUndang No.1 tahun 1970 dari peraturan K3 lainnya dalam melakukan
perlindungan terhadap aset perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor
produksi lainnya. K3 sedah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan baik
fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi-gungsi
fungsi gungsi lainnya yang ada
dalam perusahaan. Tanggung jawab pelaksana K3 di perusahaan merupakan
kewajiban seluruh karyawan maupun semua orang yang bekerja atau berada di
lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
Keberhasilan
erhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3
yang
diambil
oleh
pimpinan
perusahaan
yaitu
komitmen
manajemen,
67
perusahaan,
dalam
konteks
perorangan
merupakan
upaya
68
2. Ekonomi
Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahaan dan kegiatan produksi
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Sosial
Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan masyarakat
perlindungan terhadap bahaya-bahaya
bahaya bahaya yang timbul akibat dari kegiatan
perusahaan.
4. Hukum
Berusaha melaksanakan perundang-undangan
perundang undangan yang berlaku dan ditetapkan
oleh perusahaan.
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
69
7.4. Kebijakan K3
Maksud dan tujuan K3 adalah memberikan arah dalam menerapkan
Undang-Undang
Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan umum yaitu menciptakan sistem K3 di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
dapat terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya
terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan K3 karyawan.
2. Mencegah terjadinya kejadian yang merugikan perusahaan akibat kecelakaan.
3. Semua karyawan wajib memahami, menghayati dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan K3 dan menjaga kebersihan lingkungan.
Adapun pokok-pokok
pokok pokok kebijakan K3 adalah sebagai berikut :
1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja bagi setiap orang yang berada di tempat kerja yang
dapat merugikan perusahaan.
2. Perusahaan
menerapkan
Undang Undang
Undang-Undang
No.1
tahun
1970
tentang
7.5. Organisasi K3
Organisasi K3 Struktural seperti Gambar 3.1 dibentuk agar dapat
menjamin penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan Undang
Undang-Undang
No.1 tahun 1970 serta peraturan K3 lainnya dan penerapan K3 dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya
baiknya sehingga tercapai kondisi yang aman, nyaman dan produktif.
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
70
Tugas-tugas
tugas bagian keselamatan kerja antara lain :
1. Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo Lingkungan dan K3.
2. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang
Undang Undang No.1 tahun 1970 dan peraturan
peraturanperaturan K3 di tempat kerja.
3. Membuat dan melaksanakan program K3 agar setiap tempat kerja aman dari
bahaya.
4. Melakukan pembinaan dan pendidikan
pendidikan K3 kepada seluruh karyawan dan
tenaga kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.
5. Melakukan pengawasan tentang ketaatan terhadap peraturan dan prosedur
keselamatan kerja di tempat kerja.
6. Melakukan kontrol secara efektif dan proaktif di pabrik dan kawasan
perusahaan
rusahaan dalam upaya meminimalisasi sikap dan kondisi yang tidak aman
serta kebersihan lingkungan.
7. Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi
kecelakaan di tempat kerja agar hal tersebut tidak terulangi lagi di kemudian
hari.
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
71
saran
dan
pertimbangan
di
bidang
K3
kepada
pengusaha/pengurus.
72
2.
3.
4.
Pemeriksaan P2K3.
5.
6.
7.
8.
9.
73
2.
Pelanggaran peraturan,
peraturan, prosedur dan ketentuan K3 yang ditetapkan
perusahaan.
2.
K3
telah
dimulai
pada
tahap
pra insiden
pra-insiden
dengan
mempertimbangkan
mbangkan hal-hal
hal
sebagai berikut :
1.
2.
74
b.
Dilakukan pada peralatan atau instalasi tertentu yang berpotensi bahaya tinggi
(tangki amoniak).
c.
Dibentuk tim Hazops : unit produksi, pemeliharaan, proses engineer dan K3.
Dalam proses implementasi K3 terdapat 3 macam tahap implementasi,
1.
Proses tender :
Hal-hal
hal yang dilakukan pada proses tender yaitu :
a. Di dalam kontrak dicantumkan persyaratan K3 yang wajib dipenuhi
termasuk asuransi tenaga kerja kontraktor.
b. Disamping diberikan penjelasan teknis disampaikan juga aspek K3.
c. Diberikan buku pedoman K3 kontraktor.
kontrakt
2.
Tenaga kerja yang dipekerjakan wajib memiliki kartu ijin bekerja yang
dikeluarkan Departemen Keamanan dan mengikuti safety induction sebelum
melakukan pekerjaan, diberikan penjelasan tentang bahaya kerja, alat
pelindung diri yang digunakan dan diberikan
diberikan penjelasan tentang penggunaan
alat pemadam api ringan.
Implementasi K3 pada program pencegahan kecelakaan tahap operasi
adalah sebagai berikut :
1. Keselamatan peralatan proses
Implementasi K3 pada keselamatan peralatan proses meliputi :
a. Program Pemeliharaan/Maintenance yang meliputi : Preventive,
Breakdown dan Turn Around,, oleh Departemen Pemeliharaan masing
masingmasing unit pabrik.
b. Program Inspeksi dengan melaksanakan predictive maintenance
maintenance, oleh
Biro Inspeksi Teknik.
75
76
4.
pelaksana
bertanggung
jawab
terhadap
keselamatan
pelaksanaan pekerjaan.
d. Safety Inspector bertanggung
rtanggung jawab terhadap pengukuran gas
berbahaya dan memberikan rekomendasi apabila dipandang perlu.
5.
bahaya
tinggi.
Lock
out
system
sebagai
upaya
7.
77
78
b.
c.
d.
79
e.
b.
c.
d.
e.
3. Penerapan Investigasi
Investiga Kecelakaan
Penerapan investigasi kecelakaan dilakukan sebagai upaya
mencegah kejadian yang sama di unit kerja tempat kejadian maupun unit
kerja lainnya, untuk menunjang kegiatan ini dibentuk tim investigasi
yang terdiri dari pimpinan unit kerja, pelaksana
pelaksana pekerja, K3 dan unit
kerja terkait lainnya. Pada penerapannya setiap unit kerja terkait harus
segera melakukan tindak lanjut rekomendasi. Setelah proses investigasi
dilakukan perbaikan/rehabilitasi.
kinerja
K3
dapat
dilihat
dari
tingkat
kekerapan
kecelakaan/frequency
frequency rate (FR), tingkat keparahan kecelakaan/severity
severity rate (SR)
dan audit K3 (safety
safety audit).
audit Frequency rate atau tingkat kekerapan kecelakaan
adalah parameter yang digunakan untuk menghitung atau mengukur ting
tingkat
kekerapan kecelakaan kerja untuk setiap satu juta jam kerja orang. Persamaan
yang digunakan untuk mengukur frequency rate dapat dilihat pada persamaan
(3.1)
Jurusan S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
80
x 1 juta
(3.1)
(3.2)
2.
Physical audit yaitu atas perangkat keras di unit kerja seperti alat
alat-alat kerja,
mesin, peralatan dan lain-lain.
lain
Tujuan dilakukannya audit K3 adalah :
1.
2.
3.
Audit Internal/Intern
Intern yaitu audit K3 yang dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh
intern perusahaan.
2.
Audit Eksternal/Ekstern
Ekstern yaitu audit yang dilakukan 3 tahun sekali atau sesuai
dengan kebutuhan oleh eksternal perusahaan misalnya depnaker.
81
BAB VII
PENUTUP
7.1. KESIMPULAN
1. PT Petrokimia Gresik memiliki struktur perawatan equipment yang sangat
terorganisir, dan memiliki ketenagaan kerja yang handal dibidang tersebut
baik dalam penanganan sebuah equipment secara teknik maupun non
teknik.
2. Dalam penanganan maupun perawatan equipment pompa dilakukan
dengan baik sesuai prosedur maupun SOP yang berlaku
3. Dalam PT Petrokimia
Petrokimia Gresik sangat mengutamakan peranan pemeliharaan
karena merupakan salah satu pendukung kelancaran proses produksi yang
lebih ditekankan untuk menjaga peralatan pabrik agar dapat bekerja
dengan baik. Dalam mendukung proses pemeliharaan yang membawahi
bagian mekanik yang bertugas memelihara mesin atau peralatan yang
bersifat mekanik.
7.2. SARAN
82
83
DAFTAR PUSTAKA
Sularso, Ir and Tahara Haruo, 1987, Pompa dan Kompresor, Jakarta: Pradnya
Paramitha.
Austine H.Church, Zulkifli Harahap, 1944, Pompa dan Blower Sentrifugal,
Jakarta: Erlangga.
Erlangga
84
LAMPIRAN
85
86
87
88
89
90