Anda di halaman 1dari 45

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP

PASAR MODAL DI INDONESIA


(Studi pada Indeks Harga Saham Gabungan)

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Hana Dhia Amiria


NIM : 43117110165

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2020

1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hana Dhia Amiria
NIM : 43117110165
Program Studi : S1 Manajemen
Menyatakan bahwa proposal skripsi ini adalah murni hasil karya saya sendiri
apabila saya mengutip hasil karya orang lain, maka saya mencantumkan
sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi
pembatalan proposal skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat
(penjiplakan).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 9 Januari 2021

Hana Dhia Amiria


NIM : 43117110165

2
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

3
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pandemi terhadap


perkembangan pasar modal (IHSG) di Indonesia. Penelitian menggunakan metode
studi kasus dengan pendekatan analisis kuantitatif menggunakan regresi ganda
dummy variable. IHSG sebagai variabel terikat, sementara variabel bebasnya
adalah jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, serta kebijakan-kebijakan
pemerintah untuk penanganan COVID-19 di Indonesia (Satgas, WFH, PSBB dan
PSBB transisi).

Kata Kunci: Pandemi COVID-19, Pasar Modal Indonesia, IHSG

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Dampak Pandemi COVID-

19 Terhadap Pasar Modal Di Indonesia (Studi pada Indeks Harga Saham

Gabungan)”. Proposal skripsi ini merupakan syarat untuk Ujian Akhir Semester

(UAS) Mata Kuliah Metodologi Penelitian Keuangan Program Studi S1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana dan sebagai

syarat untuk mengambil Tugas Akhir pada semester berikutnya.

Penyusunan proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, tidak

lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :

1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan

kekuattan bagi peneliti dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah membantu peneliti

dalam bentuk perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa yang tidak

henti-hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan peneliti

dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

3. Ibu Riska Rosdiana, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan semangat kepada

peneliti, sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

5
4. Ibu Luna Haningsih, SE, ME, selaku dosen Mata Kuliah Metodologi

Penelitian Keuangan yang selalu memberikan dukungan, perhatian,

semangat dari awal menjadi mahasiswa hingga saat ini.

5. Segenap dosen dan seluruh staf akademik yang selalu membantu

dalam memberikan fasilitas, ilmu, serta pendidikan pada peneliti

hingga dapat menunjang dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan dari awal menjadi mahasiswa sampai

dengan sekarang, Amel, Dede, Desi, Dini, Nisrina, Retno, Salmah,

terimakasih telah menjadi sahabat terbaik bagi peneliti yang selalu

memberikan dukungan, semangat, motivasi, serta doa hingga peneliti

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik.

7. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian proposal skripsi yang yang tidak bisa penelti

sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah

diberikan yang telah diberikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

peneliti umumnya kepada para pembaca.

Jakarta, 9 Januari 2021

Peneliti

6
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kontribusi Penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 11
1. Pasar Modal 11
2. Saham dan Indeks Saham 13
3. Studi Peristiwa 16
B. Penelitian Terdahulu 19
C. Pengembangan Hipotesis 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 28
B. Desain Penelitian 28
C. Definisi Operasional Variabel 30
D. Populasi dan Sampel 31
E. Teknik Pengumpulan Data 32
F. Metode Analisis 32
G. Pengujian Hipotesis 33

7
DAFTAR PUSTAKA 34
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 IHSG Periode Desember 2019 s. Juni 2020 4


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 25
Gambar 3.1 Diagram Langkah Penelitian 30

8
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 19

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Harga saham dipengaruhi dua faktor utama, yaitu faktor

fundamental dan faktor teknikal. Analisis fundamental berguna untuk

mengetahui kondisi perusahaan dengan mempelajari hal yang berkaitan

dengan kondisi dasar sebuah perusahaan, baik secara kuantitatif

(keuangan), maupun kualitatif (nonkeuangan). Sedangkan analisis teknikal

dilakukan dengan melihat data historis harga saham.

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kondisi

makro ekonomi. Variabel makro tersebut antara lain inflasi, nilai tukar

rupiah, jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga SBI.

Perkembangan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negara

akan memberikan pengaruh pada pasar modal. Apabila suatu indikator

ekonomi makro jelek, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan

pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik, maka akan

memberikan pengaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal

(Sunariyah,2006).

Siegel (1991) dalam bukunya Tandellin menyimpulkan adanya

hubungan yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro dan

menemukan bahwa perubahan perubahan harga saham selalu terjadi

sebelum terjadinya perubahan ekonomi. Ada dua alasan yang

1
mendasarinya. Pertama, harga saham yang terbentuk merupakan cerminan

ekspektasi investor terhadap earning, deviden, maupun tingkat bunga yang

akan terjadi. Kedua, kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap perubahan

perubahan ekonomi makro. Ketika investor menentukan harga saham yang

tepat sebagai refleksi perubahan variabel makro yang akan terjadi, maka

masuk akal jika dikatakan harga saham terjadi sebelum perubahan

ekonomi makro benar-benar terjadi. Pengamatan terhadap perubahan

dalam indikator makro dipercaya bisa membantu investor dalam

meramalkan apa yang akan terjadi pada perubahan pasar modal.

Pandemi COVID-19 merupakan salah satu faktor makro yang

mempengaruhi harga saham. COVID-19 merupakan virus yang

menyebabkan gangguan pernafasan akut pada manusia. Virus ini

menyebar dengan cepat dan masih menjadi ancaman besar bagi kesehatan.

Sejak ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019, virus ini telah

menginfeksi lebih dari 42 juta orang di seluruh dunia. Sebagai pusat

penyebaran virus, Wuhan menerapkan kebijakan lockdown sejak 23

Januari 2020. Beberapa negara mengikuti kebijakan lockdown yang

dilakukan China, namun dengan mekanisme yang berbeda-beda

tergantung dengan tingkat penularan dan kemampuan penanganan di

setiap negara.

Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan

pada tanggal 2 Maret 2020. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk

menekan laju penularan virus tersebut, antara lain pembentukan gugus

2
tugas COVID-19, penerapan physical distancing, penerapan work from

home khususnya bagi pekerja sektor formal, penerapan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, penerapan karantina wilayah,

dan rapid test bagi yang hendak pergi keluar kota. Namun upaya

penanganan yang dilakukan pemerintah masih dirasa belum optimal dan

kurang cepat tanggap sehingga jumlah kasus positif di Indonesia

bertambah dengan cepat.

Meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 tidak hanya

berdampak kepada sektor kesehatan. Pandemi ini juga membuat roda

perputaran ekonomi melambat karena banyaknya perusahaan yang harus

memberhentikan kegiatan usahanya sebagai upaya pencegahan penyebaran

virus. Adanya pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah berdampak

kepada banyaknya pusat perbelanjaan, tempat wisata, restoran, perhotelan

dan sektor lain seperti industri, transportasi serta investasi yang sepi

peminat. Laju ekonomi yang semakin lesu berdampak terhadap tingkat

penghasilan masyarakat. Hal ini tidak menutup kemungkinan jika investor

lebih selektif dalam pemilih perusahaan untuk berinvestasi. Seiring

berjalannya waktu, jumlah penderita COVID-19 di Indonesia semakin

bertambah. Tentu saja hal tersebut berpengaruh terhadap harga saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot dengan penurunan

yang cukup drastis.

3
Grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Periode Desember 2019 s.d Juni 2020
6500
6000
5500
5000
4500
4000
3500
1 9 1 9 1 9 1 9 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 20 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
e c- ec- ec- ec- an- an- an- eb - eb- eb- eb - ar- ar- ar- pr- pr- pr- pr- ay- ay- n- n- n- n-
D D D D J J J F F F F M M M A A A A M M Ju Ju Ju Ju

Gambar 1.1 IHSG periode Desember 2019 s.d Juni 2020


Sumber : https://finance.yahoo.com/ (data diolah)

Pada 24 Januari 2020, sebelum konfirmasi COVID-19 pertama di

Indonesia IHSG berada pada level 6.244 dan melemah menjadi 5.942 pada

20 Februari 2020 kemudian pada 2 Maret 2020 terkoreksi lagi menjadi

5.361. Pada 12 Maret 2020 ketika World Health Organization (WHO)

mengumumkan bahwa COVID-19 masuk dalam kategori pandemi, IHSG

jatuh menjadi 4.937 kemudian perdagangan saham dihentikan untuk

pertama kalinya sejak 2008 karena pandemi COVID-19.

Selama pandemi COVID-19 IHSG sudah mengalami trading halt

sebanyak tujuh kali, hal ini terjadi akibat penurunan IHSG. Trading halt

kedua terjadi pada Jumat (13/3) pukul 9.15 JATS. Trading halt ketiga

terjadi pada Selasa (17/3) pukul 15.02 JATS. Trading halt keempat terjadi

pada Kamis (19/3) pukul 9.37 JATS. Trading halt kelima terjadi pada

4
Senin (23/3) pukul 14.52 JATS. Trading halt kenam terjadi pada 30 Maret

2020 dan trading halt ketujuh terjadi pada 10 September 2020.

Selain trading halt, BEI dan OJK juga menerapkan berbagai

kebijakan untuk menahan kepanikan pasar. Seperti mengubah aturan batas

bawah auto rejection saham dari 10% menjadi 7%. Kebijakan ini untuk

menahan gelombang aksi jual saham yang didorong oleh kepanikan pasar.

Selain itu terdapat kebijakan relaksasi buyback atau membeli kembali

saham oleh perusahaan atau emitennya sendiri. Mereka boleh melakukan

buyback tanpa harus melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

terlebih dahulu. Tujuannya supaya emiten bisa menyelamatkan sahamnya

sendiri di pasar modal. Tapi hal tersebut belum ampuh untuk

menyembuhkan pasar modal dari pengaruh COVID-19. Terbukti dengan

IHSG menyentuh level 3.937 pada 24 Maret 2020.

Penelitian terkait dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap

harga saham menunjukkan hasil penelitian yang inkonsisten. Nurmasari

(2020) dan Rifa’i (2020) menjelaskan bahwa adanya COVID-19

berpengaruh terhadap harga saham berupa harga saham tercatat lebih

rendah setelah adanya COVID-19. Namun studi yang dilakukan oleh

Junaedi & Salistia (2020) menunjukkan hasil bahwa pandemi COVID-19

dapat menaikan IHSG dan dibuktikan dari pandemi yang terjadi di

Spanyol yang disertai dengan dinamika pasar modal di Hong Kong dan

London yang justru menaikkan IHSG.

5
Penelitian yang dilakukan oleh Junaedi & Salistia (2020) menguji

dampak pandemi COVID-19 terhadap pasar modal di Indonesia (studi

kasus pada IHSG). Dalam penelitian ini dilakukan peninjauan pengaruh

dari internal (dalam negeri) dan eksternal (luar negeri). Hasil dari

penelitian ini adalah pergerakan IHSG dipengaruhi oleh kondisi internal

dan eksternal yang disebabkan oleh COVID-19. Secara internal kondisi

pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh kebijakan physical distancing

seperti work from home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB). Secara eksternal, kondisi perekonomian di China serta dinamika

pasar saham Nasdaq di New York berpengaruh terhadap menurunnya

harga saham IHSG. Namun pandemi Covid-19 di Spanyol, dinamika pasar

modal di Hong Kong dan London justru dapat menaikan nilai IHSG.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin

melakukan penelitian mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap

pasar modal di Indonesia (studi kasus pada IHSG). Tujuan utama

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan yang

signifikan dari harga saham pada sebelum dan sesudah pandemi COVID-

19 dan memberikan gambaran mengenai dampaknya namun lebih fokus

terhadap pengaruh dari internal (dalam negeri) seperti pengaruh kebijakan

pembentukan gugus tugas COVID-19 (satgas), kebijakan physical

distancing yang diimplementasikan dalam work from home (WFH),

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta pelonggaran

PSBB dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa

6
transisi. Penelitian ini dapat membantu para calon investor sebagai

tambahan referensi analisis untuk menentukan investasi pada masa

pandemi dan mampu menjadi bahan pertimbangan terhadap kebijakan

yang diambil oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah pengumuman kasus pertama COVID-19

di Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan pembentukan gugus tugas

penanganan COVID-19 di Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan work from home (WFH)?

4. Apakah terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB)?

5. Apakah terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) transisi?

7
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui signifikansi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

pengumuman kasus pertama COVID-19 di Indonesia.

2. Untuk mengetahui signifikansi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

kebijakan pembentukan gugus tugas penanganan COVID-19 di

Indonesia.

3. Untuk mengetahui signifikansi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

kebijakan work from home.

4. Untuk mengetahui signifikansi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

5. Untuk mengetahui signifikansi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelum dan sesudah

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

D. Kontribusi Penelitian

8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat informasi

dan masukan serta pembelajaran bagi beberapa pihak dalam upaya

mencapai tujuan dan ilmu pengetahuan antara lain :

1. Kontribusi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan tentang dampak pandemi COVID-19

terhadap pasar modal di Indonesia dalam Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) khususnya terhadap pengaruh internal (dalam

negeri).

2. Kontribusi Praktis

a) Bagi Peneliti/Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wacana bagi pembaca dan peneliti tentang dampak COVID-19

terhadap pasar modal di Indonesia.

b) Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai pengaruh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah terhadap IHSG sehingga dapat menjadi masukan dalam

pengambilan keputusan agar mendapatkan hasil sesuai dengan

yang diharapkan dari investasi yang dilakukan pada masa pandemi

COVID-19.

c) Bagi Perusahaan

9
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

informasi bagi perusahaan yang membutuhkan.

10
d) Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dalam menjadi bahan

pertimbangan atau masukan dalam membuat suatu kebijakan untuk

kemajuan negara dalam rangka menghadapi pandemi COVID-19

dalam negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pasar Modal

Saham merupan instrumen pasar modal yang paling penting dan

popular. Saham, menurut Hamilton (1922), adalah bentuk keamanan

yang menunjukkan pemegangnya memiliki kepemilikan proporsional

di perusahaan penerbit. Perusahaan menjualnya untuk mengumpulkan

dana untuk pengembangan operasi bisnis mereka. Saham dibeli dan

dijual terutama di bursa saham, meskipun ada juga penjualan pribadi,

dan mereka adalah dasar dari hampir setiap portofolio (Jeremy J.

Siegel, Jeremy J. (2008).

Bursa Efek Indonesia (BEI, 2019) mendefinisikan pasar modal

(capital market) sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti (saham), reksa dana, instrument derivatif maupun instrumen

lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi

kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi

berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait

lainnya. (BEJ, 2019)

11
Umumnya, instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar

modal adalah instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1

tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai

instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Instrument

keuangan (produk) yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia

umumnya dalam bentuk: Saham, Surat Utang (Obligasi), Reksa Dana,

Exchange Traded Fund (ETF), dan Derivatif.

Secara legal, Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995

mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan

dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik

yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran

penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal

menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar

modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi,

penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan

seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,

masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen (BEI,

2019).

12
Menyusul tren penurunan harga saham di seluruh dunia, Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah bahkan sebelum konfirmasi

COVID-19 pertama di Indonesia. Menanggapi ekspektasi perlambatan

ekonomi di Indonesia akibat menurunnya kegiatan ekonomi Tiongkok,

Bank Indonesia memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin

menjadi 4,75% pada 20 Februari.

Pada 12 Maret, saat WHO mengumumkan pandemi, IHSG jatuh

4,2 persen menjadi 4.937 ketika sesi Kamis dibuka, yang merupakan

level yang tidak pernah terjadi selama hampir empat tahun terakhir.

Pada 13 Maret, perdagangan saham dihentikan untuk pertama kalinya

sejak 2008 karena pandemi.

2. Saham dan Indeks Saham

Investopedia (2020) mendefinifikan saham (stock) adalah sekuitas

yang mewakili kepemilikan atas sebagian suatu perusahaan. Ini

memberikan hak proposional kepada pemiliknya atas aset dan laba

korporasi yang setara dengan jumlah saham yang dimiliki. Sementara

BEI mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang

atau bada usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Pada

sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak

dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat

keuntungan yang menarik.

13
Indeks saham, menurut BEI (2020), adalah ukuran statistik yang

mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham

yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta

dievaluasi secara berkala. Tujuan/manfaat dari indeks saham antara

lain: mengukur sentimen pasar, dijadikan produk investasi pasif seperti

Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk turunan, benchmark

bagi portofolio aktif, proksi dalam mengukur dan membuat model

pengembalian investasi (return), risiko sistematis, dan kinerja yang

disesuaikan dengan risiko, serta proksi untuk kelas aset pada alokasi

aset.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara aktif terus melakukan

inovasi dalam pengembangan dan penyediaan indeks saham yang

dapat digunakan oleh seluruh pelaku pasar modal baik bekerja sama

dengan pihak lain maupun tidak. Buku indeks “IDX Stock Index

Handbook” berisikan gambaran ringkas dan padat mengenai indeks-

indeks yang disediakan oleh BEI.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Yang menjadi obyek

penelitian dalam penelitian ini adalah pergerakan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) atau Indeks Composite. Indeks Harga Saham

Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga

Indonesia Composite Index, ICI, atau IDX Composite) merupakan

salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek

Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan

14
pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan

harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh

saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar

untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada

tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham

tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.(BEI, 2020) Posisi intraday

tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 6.689,287 poin yang

tercatat pada tanggal 19 Februari 2018. Sementara posisi penutupan

tertinggi yang pernah dicapai adalah 6.355,65. pada tanggal 29

Desember 2017. [BEI, 2020]

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total

saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar

adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan

yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada

hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:




IHSG = ∑
❑ 100

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler, x adalah Jumlah

Saham, dan d adalah Nilai Dasar.

Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan


Rata-rata IHSG =
Jumlah periode waktu selama 1 bulan

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di

pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai

Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal

15
emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham.

Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD

(right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi

demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham

atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar

tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung

IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga

yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan

perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan

perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam

beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan

otomasi diimplementasikan dengan baik. (BEI, 2020)

3. Studi Peristiwa

Studi peristiwa (event study) merupakan penelitian yang

mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga

sekuritas. Penelitian event study umumnya berkaitan dengan seberapa

cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga

saham. Robert G. Bowman dalam artikelnya yang berjudul

Understanding And Conducting Event Studies (1983) mendefinisikan

bahwa studi peristiwa sebagai suatu studi yang meneliti tentang

perilaku harga sekuritas dalam suatu reaksi pasar dari pengumuman

16
ataupun peristiwa. Peristiwa atau pengumuman tersebut mengandung

informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan dampaknya

terhadap semua perusahaan di pasar modal baik secara sistemik atau

nonsistemik.

Beberapa alasan melakukan studi peristiwa menurut Jogiyanto

(2018:4-6) adalah:

a) Studi peristiwa digunakan untuk menganalisis pengaruh dari suatu

peristiwa terhadap nilai perusahaan. Dibandingkan dengan laba

akuntansi, harga saham dipandang lebih mencerminkan kinerja

sesungguhnya dari perusahaan. McWilliams dan Siegel (1997)

berargumentasi bahwa harga-harga saham mencerminkan nilai dari

perusahaan, karena merefleksikan nilai dari aliran-aliran kas masa

depan dan sudah memasukkan semua informasi yang relevan.

b) Studi peristiwa digunakan karena mengukur langsung pengaruh

peristiwa terhadap harga saham perusahaan pada saat terjadinya

peristiwa karena harga saham tersedia pada saat peristiwanya

terjadi.

c) Kemudahan mendapatkan data untuk melakukan studi peristiwa.

Data yang digunakan hanya tanggal peristiwa dan harga-harga

saham perusahaan bersangkutan dan indeks pasar (untuk mengukur

return pasar).

Penelitian-penelitian studi peristiwa digolongkan ke dalam

empat kategori, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2018):

17
a) Kandungan Informasi

Studi peristiwa kategori ini digunakan untuk menguji

kandungan informasi (information content) dari suatu peristiwa.

Jika suatu peristiwa atau informasi mengandung informasi, maka

akan direspon oleh pasar yang ditunjukkan oleh adanya abnormal

return.

b) Efisiensi Pasar

Studi peristiwa ini digunakan untuk menguji pasar efisien.

Pengujian pasar efisien adalah lanjutan dari pengujian kandungan

informasi. Jika pengujian kandungan informasi hanya menguji

abnormal return sebagai reaksi pasar, pengujian pasar efisien

meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut. Pasar

disebut efisien secara informasi jika suatu peristiwa atau informasi

direaksi dengan penuh dan cepat oleh pasar.

c) Evaluasi Model

Evaluasi model adalah penelitian yang mengevaluasi

model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan

model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu.

d) Penjelasan Metrik

Penelitian kategori penjelasan metrik mencoba menjelaskan

penyebab reaksi pasar secara lebih lanjut. Penelitian ini

menggunakan abnormal return sebagai variabel dependen dan

variabel-variabel penyebab, misalnya karakteristik perusahaan

18
sebagai variabel-variabel dependen untuk menjelaskan untuk

menjelaskan terjadinya abnormal return.

19
B. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

referensi yaitu :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Variabel
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1 Nurmasari, Dampak Covid- Harga Saham, Harga saham
Ifa (2020) 19 Terhadap Volume mengalami
Perubahan Harga Transaksi penurunan yang
Saham dan signifikan. Volume
transaksi terdapat
Volume Transaksi
perbedaan yang
(Studi Kasus Pada signifikan
PT. Ramayana (meningkat)
Lestari Sentosa,
Tbk.)
2 Rifa’i, M Pengaruh IHSG Terdapat penurunan
Hasan dkk Peristiwa nilai IHSG sebelum
(2020) Pandemi Covid- dan sesudah Pandemi
19 Terhadap Covid-19 tahun 2020
Indeks Harga
Saham Gabungan
3 Junaedi, Dedi Dampak Pandemi IHSG, Jumlah Pergerakan IHSG
& Faisal Covid-19 Kasus dipengaruhi oleh
Salistia terhadap Pasar COVID-19 di kondisi internal dan
(2020) Modal di Indonesia, eksternal. Secara
Indonesia: Studi Cina, Spanyol, internal kondisi
Kasus Indeks Indeks Saham pandemi Covid-19
Saham Komposit FTSE100, dan kebijakan social
(ISHG) Hangseng, distancing
NASDAQ, menurunkan IHSG.
perbedaan Secara eksternal,

20
kebijakan pandemi Covid-19 di
Satgas, WFH Spanyol, Hongkong,
dan PSBB dan London justru
menaikan IHSG.
4 Shiyammurti, Dampak Pandemi Inflasi, Suku Pandemi COVID-19
Nastiti Rizky Covid-19 Di Pt. Bunga, IHSG di Indonesia telah
dkk (2020) Bursa Efek menurunkan
Indonesia ( BEI ) perekonomian
Indonesia karena
penurunan IHSG di
BEI, kenaikan suku
bunga dan tingkat
inflasi di Indonesia.
5 Haryanto Dampak Covid- Nilai tukar, COVID-19
(2020) 19 terhadap IHSG berdampak pada
Pergerakan Nilai depresiasi Rupiah
Tukar Rupiah dan terhadap Dollar AS,
Indeks Harga dan menurunnya
Saham Gabungan IHSG.
(IHSG)
6 Wijaya, Efek Harga Saham, Adanya penurunan
James Andi diumumkannya Volume yang signifikan
(2020) kasus pertama Transaksi terhadap harga
Covid-19 saham dan total
terhadap harga saham yang
saham dan total diperdagangkan
saham yang sebelum dan sesudah
diperdagangkan diumumkannya kasus
(The effect of the pertama Covid-19
first Covid-19 pada perusahaan
case perhotelan, restoran
announcement on dan pariwisata
stock terdaftar BEI.

21
prices and stock
trading totals)
7 Rahmani, Dampak Covid- Harga Saham, Peristiwa pandemi
Annisa 19 Terhadap Profitabilitas Covid-19 di
Nadiyah Harga Saham Dan Indonesia telah
(2020) Kinerja Keuangan berdampak terhadap
Perusahaan (Studi turunnya rata-rata
pada Emiten LQ harga saham dan
45 yang listing di menurunnya kinerja
BEI) keuangan (ROA dan
OPM) Emiten LQ 45
di BEI
8 Kiky, Manajemen IHSG, Nilai Kejadian turunnya
Andreas Risiko Terhadap Tukar Rupiah IHSG pada Maret
(2020) Black Swan Terhadap USD 2020 di Indonesia,
Eventmaret 2020 menurut penulis
Di Indonesia. belum bisa dikatakan
Studi Kasus Efek black swan. Sejauh
Covid-19 ini jika melihat pada
Terhadap Pasar pergerakan IHSG
Modal Indonesia dari Desember 2019
hingga Februari
2020, maka terlihat
indikasi bahwa pasar
memang akan
bergerak ke arah
downtrend. Posisi
pasar lebih tepatnya
menunggu “berita”
dari pemerintah
mengenai apakah
pandemi tersebut
sudah tiba di
Indonesia atau

22
belum.
9 Saputro, Analisis Harga Harga Saham JII mengalami
Ahmad Eko Saham Syariah Syariah & penurunan secara
(2020) dan Volume Volume signifikan setelah
Perdagangannya Transaksi pengumuman Covid-
Sebelum dan 19 sedangkan
Sesudah volume trading
Pengumuman mengalami kenaikan
Covid 19 secara signifikan
10 Putri, Hana Covid 19 dan Harga Saham Terjadi penurunan
Tamara Harga Saham Perbankan di harga saham yang
(2020) Perbankan di Indonesia signifikan pada
Indonesia industri Perbankan di
Indonesia setelah
COVID-19
11 Al-Awadhi, Death and Chinese stock COVID-19 memiliki
Abdullah M., contagious market efek negatif yang
dkk (2020) infectious signifikan pada
diseases: Impact return saham di
of the COVID-19 semua perusahaan
virus on stock
market returns
12 Baker, Scott The U.S. stock Pasar saham AS
R., dkk Unprecedented (government bereaksi jauh lebih
(2020) Stock Market restrictions on kuat terhadap
Impact of Covid- commercial COVID-19 daripada
19 activity and pandemi sebelumnya
voluntary pada 1918-19, 1957-
social 58 dan 1968
distancing)

13 Dewi, Catur JKSE And IHSG, Trading Pandemi membuat


Kumala & Trading Activities volatilitas dan

23
Masithoh Before After Volume volume perdagangan
(2020) Covid-19 IHSG yang
mengalami fluktuasi
Outbreak
tajam dengan tren
penurunan.
14 Liu, HaiYue The COVID-19 21 leading Negara-negara di
dkk (2020) Outbreak and stock market Asia mengalami
Affected (Japan, Korea, abnormal return
Countries Stock Singapore, the yang lebih sedikit
Markets Response USA, dibandingkan dengan
Germany, negara-negara lain.
Italy, and the
UK etc)
15 Anh, Dao Le The impact of the Daily Stock Pra-lockdown
Trang & COVID-19 Returns in COVID-19 memiliki
Christopher lockdown on Vietnam dampak negatif yang
Gan (2020) stock market signifikan terhadap
performance: return saham di
evidence from Vietnam, sedangkan
Vietnam lockdown memiliki
pengaruh positif
yang signifikan pada
kinerja saham
seluruh pasar dan
berbagai sektor
bisnis di Vietnam.

24
C. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka dapat

digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Peristiwa Pandemi COVID-19 di Indonesia pada


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Kasus Positif Pembentukan Kebijakan Kebijakan


Kebijakan
Pertama di SATGAS work from PSBB
PSBB
Indonesia COVID home (WFH) Transisi I

IHSG IHSG IHSG 13 s.d IHSG 13 s.d IHSG 13 s.d IHSG 5 Juni
Sebel Sesu 19 Maret 20 Maret s.d 10 April s.d 4 s.d 2 Juli
um dah 2020 9 April 2020 Juni 2020 2020

Penyebaran wabah COVID-19 yang begitu cepat di Indonesia telah

memberikan pengaruh yang besar bagi ekonomi nasional. Lonjakan

jumlah penderita sangat cepat dalam waktu singkat menyebabkan

kepanikan baik di kalangan pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha.

Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah seperti: penutupan

sekolah, work from home khususnya pekerja sektor formal, penundaan

dan pembatalan berbagai event-event pemerintah dan swasta, penghentian

beberapa moda transportasi umum, dan pemberlakuan PSBB di berbagai

daerah.

25
Sementara, kepanikan di masyarakat terlihat dengan munculnya

panic buying, kelangkaan alat kesehatan (masker, APD, antiseptic, hand

sanitizer, dll). Gejala kepanikan di kalangan pemerintah terlihat dari

munculnya pernyataan-pernyataan yang cenderung menyepelekan

COVID-19 pada awal pandemi yang membuat kurangnya mitigasi, isu

herd immunity, larangan mudik, dan penundaan kegiatan dan event-event

besar/penting. Dalam sektor usaha, gejala kepanikan menyebabkan

terjadinya penurunan daya beli, penurunan permintaan, penurunan

produksi, pendapatan, dan beban biaya produksi yang semakin berat.

Kepanikan tersebut berdampak pada melambatnya roda perputaran

ekonomi yang akan memicu timbulnya krisis ekonomi.

Dalam kondisi krisis, investor global akan lebih tertarik untuk

menyimpan kekayaannya dalam bentuk aset yang aman dan menghindari

aset beresiko. Kondisi ini tentunya berdampak kepada turunnya harga-

harga saham negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam hal ini, maka

penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis

dalam stabilisasi ekonomi dalam meredam kepanikan dan mengendalikan

kepada penyebab kepanikan di masyarakat. Dengan menggunakan metode

studi peristiwa (event study) maka akan dapat dilihat seberapa besar

pengaruh peristiwa COVID– 19 terhadap pasar modal Indonesia.

Dalam penelitian ini, penulis memiliki hipotesis jika terdapat

pengaruh antara IHSG sebagai variabel terikat dan variabel bebasnya

adalah jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, serta kebijakan-kebijakan

26
pemerintah untuk penanganan COVID-19 di Indonesia (Satgas, WFH,

PSBB dan PSBB transisi) sebagai dummy variable. Maka dari itu

berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, penelitian terdahulu serta

kerangka pemikiran maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah pengumuman kasus pertama COVID-

19 di Indonesia.

H2 : Terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan pembentukan gugus tugas

penanganan COVID-19 di Indonesia.

H3 : Terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan work from home (WFH).

H4 : Terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB).

H5 : Terdapat perbedaan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) sebelum dan sesudah kebijakan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) transisi.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada nilai Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) yang diperoleh dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui akses

pada situs resmi www.idx.co.id. Data tersebut berupa data time series dari

periode Februari sampai dengan Juni 2020.

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan studi peristiwa (Event Study).

Studi peristiwa (Event Study) adalah penelitian yang mengamati dampak

dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Penelitian studi

peristiwa (Event Study) umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu

informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham

(Tandelilin, 2001). Event Study merupakan studi yang mempelajari reaksi

pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya diinformasikan sebagai

pengumuman, (Hartono, 2010). Metode studi peristiwa (Event Study) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar

modal yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atas

kejadian COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian

metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Menurut

indriantoro dan supomo (2002:12) kuantitatif adalah penelitian yang

28
menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur

statistik. Teknik pengambilan sampel jenuh adalah keseluruhan populasi

dapat digunakan sebagai sampel.

Penelitian ini menguji pengaruh peristiwa COVID-19 terhadap

IHSG dengan data IHSG 7 hari sebelum peristiwa pengumuman pertama

COVID-19 di Indonesia, saat peristiwa dan 7 hari setelah peristiwa. Selain

itu terdapat dummy variable berupa kebijakan Pembentukan Satgas yang

ditetapkan pada 13 Maret 2020, WFH yang ditetapkan sejak 20 Maret

2020, PSBB mulai dari 10 April 2020 dan PSBB Transisi sejak 5 Juni

2020 sampai dengan 2 Juli 2020.

Data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan menjadi variabel

terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat

adalah nilai IHSG. Sedangkan variabel bebas adalah jumlah kasus

COVID-19 di Indonesia. Data olahan dianalisis secara kuantitatif

deskriptif menggunakan model regresi berganda dengan dummy variable.

29
Berikut diagram alir pengerjaan dalam penelitian ini :

Gambar 3.1 Diagram Langkah Penelitian

Mulai

Peristiwa Pandemi COVID-19 di Indonesia pada


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Studi Peristiwa (event study)

IHSG sebelum Pembentukan Kebijakan Kebijakan Kebijakan


dan setelah SATGAS work from PSBB (IHSG PSBB
pengumumanK COVID home (WFH) 13 s.d 10 Transisi I
asus Positif (IHSG 13 s.d (IHSG 13 s.d April s.d 4 (IHSG 5 Juni
Pertama di 19 Maret 20 Maret s.d Juni 2020) s.d 2 Juli
Indonesia 2020) 9 April 2020) 2020)
(t-7 s.d t+7)

Pengolahan Data
Statistik deskriptif
Uji Normalitas
Uji t berpasangan

Analisa Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Selesai

C. Definisi Operasional Variabel

Indeks Harga saham (IHSG) menggambarkan suatu rangkaian

informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh

saham pada tanggal tertentu (Hismendi et al 2013). Indeks Harga Saham

30
Gabungan Berubah setiap hari karena perubahan pasar harian dan adanya

stok tambahan. Bahkan IHSG digunakan sebagai barometer kondisi

perekonomian nasional dan sebagai dasar analisis statistik kondisi pasar

terkini (current market). Bursa Efek Indonesia (BEI) menawarkan harga

saham berdasarkan harga penutupan hari itu dan mengikuti indeks saham

yang terjadi pada hari itu. Cara yang dapat digunakan dalam menghitung

IHSG adalah sebagai berikut:



∑ pχ
IHSG = ❑ 100

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler, x adalah Jumlah

Saham, dan d adalah Nilai Dasar.

Sedangkan rata-rata IHSG dihitung sebagai berikut:

Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan


Rata-rata IHSG =
Jumlah periode waktu selama 1 bulan

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Februari

sampai dengan Juli 2020. Metode pemilihan atau pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh, yaitu

keseluruhan anggota populasi digunakan menjadi sampel.

31
E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data yang digunakan diperoleh

dari BEI, Gugus Tugas COVID-19, serta sumber-sumber referensi lain

dalam bentuk buku, jurnal maupun publikasi lainnya. Data yang

dikumpulkan berupa data sampel jenuh berupa IHSG periode Februari

sampai dengan Juni 2020.

Metode pengambilan data dilakukan melalui studi kepustakaan

dengan sumber buku-buku referensi, jurnal, literatur ilmiah, majalah,

berita, internet dan laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek

Indonesia (BEI).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis menggunakan paired t-Test yaitu sebuah sampel

dengan objek yang sama namun perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Analisis ini diolah menggunakan bantuan dari aplikasi SPSS. Dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung selisih (d), yaitu IHSG 1 – IHSG 2.

b. Menghitung total d, kemudian dicari Mean dari d.

c. Menghitung d– (D rata-rata), kemudian kuadratkan selisih tersebut,

dan menghitung total kuadrat selisih tersebut.

d. Mencari Sd², dengan rumus : Sd² = 1/[n-1]x[total(d – d rata-rata)]²

32
e. Mencari t hitung dengan rumus : t hit = (X1 - X2)

Sd / √¯ n

Keterangan:

X1 dan X2 adalah rata-rata IHSG sebelum dan saat terjadi

peristiwa COVID-19.

G. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk membuktikan hipotesis yaitu

menggunakan uji beda (T-test) yaitu uji Paired samples test. Menurut

(Ghozali, 2007:50) Paired samples T-Test bertujuan untuk menguji apakah

ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan. Pengambilan

keputusan dalam penelitian ini pertimbangan yang dilakukan:

a. Jika nilai t hitung < t tabel atau t value > a berdasarkan suatu level

of signifikan tertentu, maka hipotesis nol diterima.

b. Jika t hitung > t table atau t value < a berdasarkan suatu level of

signifikan tertentu, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis

alternatif diterima.

33
DAFTAR PUSTAKA

Alfaru, Nabil. Aneka Sentimen yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG ke Zona

Merah. Investor Daily, Minggu Minggu, 05 April 2020. Diakses di

https://investor.id/market/aneka-sentimen-yang-mempengaruhi-

pergerakan-ihsgke-zona-merah pada 20 Oktober 2020 pukul 18.35 WIB.

Hartono, J. 2018. “Studi Peristiwa Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu

Peristiwa”. BPFE- Yogyakarta.

Dewi, Vina Sintya. 2016. Analsis Faktor-faktor yang mempengaruhin pergerakan

IHSG di BEI 2012-214. Surabaya: Prodi Ekonomi Studi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Bursa Efek Indonesia. 2019. IDX Stock Index Handbook. Jakarta: BEI.

Kiky, Adreas. 2020. Manajemen Resiko Terhadap Black Swan Event 2020 di

Indonesia (Studi Kasus Efek Covid-19). Jurnal Bina Manajemen. Vol. 8

No. 2 hal. 90 - 10.5

Gani, Hendriko; & Lapagu, Dessy.(3 April 2020). Ini sentimen yang bakal

mempengaruhi pergerakan IHSG. Jakarta: Kontan. Diakses dari

kontan.co.id pada 20 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI. Pedoman

Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Jakarta: Dirjen P2P Kementerian

Kesehatan RI. Gugus Tugas Covid-19. 2020. Tentang Novel Coronavirus

(NCov). Jakarta: Gugas Covid19.

Kompas. 2 Maret 2020. Jokowi umumkan dua orang di indonesia positif corona.

34
Mulyani, Sri. 2020. Ekonomi Indonesia Masuk Skenario Sangat Berat. Diakses

dari detik.com pada 20 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB.

Mulyani, Sri. 2020. Pemerintah Waspada Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap

Ekonomi Indonesia. Siaran pers Kenenterian Keuangan RI pada 17 April

2020. diaksi dari portal https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-

pers/siaran-pers- waspada-dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-

indonesia/ pada 20 Oktober 2020 pukul 19.30 WIB

35

Anda mungkin juga menyukai