Disusun Oleh :
NIM. 1911102443046
2022
LAPORAN KERJA PRAKTEK
METODE PELAKSANAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT LANTAI
PADA PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH
SAKIT MATA DI JALAN M. YAMIN
Disusun Oleh :
NIM. 1911102443046
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek yang berjudul “PELAKSANAAN PROYEK LANJUTAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT MATA DI JALAN M. YAMIN” laporan
ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas di Program Studi Sl Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Dengan telah dilaksanakan kerja praktek yang penulis lakukan selama kurang
lebih dua bulan dan telah menyelesaikan laporan kerja praktek, penulis
mengucapakan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Sarjito, M. T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
2. Bapak Pitoyo, S.T., M.Sc. selaku Ketua Prodi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
3. Isnaini Zulkarnain, S.T., M.T selaku dosen pembimbing selama
Kerja Praktek dan dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh dosen Prodi Teknik Sipil yang telah memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Dhani Setiawan, S.T., selaku kontraktor PT. Raka Utama –
CSK , KSO yang telah menerima dan membimbing kami selama Kerja
Praktek
6. Bapak Ir. Dodik S. Nurcahyo selaku Manajer Proyek yang
memberikan arahan dan bimbingan serta ilmu selama Kerja Praktek.
7. Bapak Tri Hargiyanto selaku Pembimbing Lapangan selama Kerja
Praktek.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih banyak
kekurangannya, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan
Kerja Praktek ini bermanfaat bagi semua, khususnya mahasiswa Teknik
Sipil.
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
LEMBAR ASISTENSI.........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.4.1 Owner......................................................................................................7
2.4.4 Kontraktor.............................................................................................14
3.2.3 Bahan....................................................................................................34
BAB IV METODOLOGI.......................................................................................39
4.1.1 Observasi...............................................................................................39
4.1.2 Wawancara............................................................................................39
4.1.3 Dokumentasi.........................................................................................39
5.1.1 Kolom....................................................................................................42
5.1.2 Balok.....................................................................................................43
5.4.4 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Bekisting Balok dan
Pelat................................................................................................................63
6.1 Kesimpulan..................................................................................................72
6.2 Saran.............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
TIME SCHEDULE................................................................................................76
Di era globalisasi yang terjadi saat ini, setiap individu tidak hanya dituntut
belajar hanya dengan teori saja, melainkan setiap individu juga harus
dituntut untuk belajar di lapangan. Maka dari itu diperlukan Kerja praktek
yang bertujuan sebagai syarat kelulusan untuk mata kuliah serta
mempelajari apa yang tidak didapat saat bangku kuliah. Dalam proyek
yang penulis jalankan untuk Kerja Praktek, proyek tersebut mengerjakan
proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Mata di Jalan M. Yamin Kota
Samarinda. Pembangunan Rumah Sakit Mata di Jalan M. Yamin
Samarinda Merupakan suatu sarana kesehatan bagi masyarakat di daerah
Samarinda dan sekitarnya. Pembangunan gedung ini juga bertujuan untuk
meningkatkan fasilitas kesehatan di Samarinda dan sekitarnya.
OWNER
KONSULTAN KONSULTAN
KONTRAKTOR
PERENCANA PENGAWAS
II.4.1 Owner
Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner adalah suatu
badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang
memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam
proses pembangunan suatu bangunan. Adapun tugas, wewenang dan
tanggung jawab sebagai pemilik proyek antara lain adalah:
Koordinator
Tenaga Teknis
Tenaga Pembantu
Pengelola Teknis
Direktur
Team Leader
Sekretaris
Surveyor
a. Direktur
i. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-
kebijakan perusahaan atau institusi ,memilih, menetapkan,
mengawasi tugas dari karyawan.
ii. Melakukan kerjasama dengan pihak luar (ekstern) untuk
kepentingan perusahaan.
iii. Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan
mengevaluasi serta mengendalikan jalannya perusahaan agar
tetap sesuai dengan kebijakan dan anggaran dasar perusahaan.
b. Team Leader
i. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
ii. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan
tenaga ahli
iii. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam
membina kerja sama team yang solid.
iv. Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh
kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
v. Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan
terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
vi. Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam
mempersiapkan semua laporanyang diperlukan.
vii. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
viii. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi
terkait.
c. Sekretaris
Bertugas untuk mengatur, mencatat hasil rapat dan juga mengurus
bagian administrasi perusahaan yang berhubungan dengan proyek.
d. Ahli Struktur
i. Bertanggung jawab dalam memeriksa kemajuan dan standar
dari konstruksi serta memberikan bantuan teknis bagi
pengawasan konstruksi.
ii. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan struktur dan mengkaji
ulang detail perencanaan struktur dan pengawasan.
iii. Melakukan monitoring uji coba kekuatan struktur.
iv. Bertugas memonitoring dan evaluasi desain yang ada.
e. Ahli Mekanikal
Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal
sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan dan
melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system mekanikal
mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan.
f. Ahli Arsitektur
Posisi ahli arsitek dalam konsultan pengawas mewakili pihak pemberi
tugas dalam segala hal yang menyangkut pengawasan dan pemanduan
antara kesesuaian antara gambar dengan kondisi fisik di lapangan, Ahli
arsitek juga bertugas sesuai keahliannya mengawasi seluruh kegiatan
konstruksi mulai dari persiapan, penggunaan, mutu bahan/material,
pelaksaan pekerjaan, dan finishing hasil pekerjaan sebelum diserahkan
kepada pemberi tugas.
g. Ahli Elektrikal
Mengawasi pekerjaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik dalam
proyek dan mengawasi pekerjaan instalasi transmisi tenaga listrik.
h. Ahli K3 Kontruksi
Menerapkan ketentuan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan Lingkungan
dalam lingkup pekerjaan.
i. Inspector
Mengawasi pekerjaan pembangunan dan perbaikan, dan lain-lain dan
membantu mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila terjadi
penyimpangan.
j. Surveyor
Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan
menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan
untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.
II.4.4 Kontraktor
PT. Raka Utama sebagai kontraktor pelaksana yang memiliki tugas
melakukan kegiatan konstruksi dan pengerjaan instalasi berdasarkan
desain yang sudah direncanakan, persyaratan yang ada serta harga
kontrak yang telah ditetapkan. Kontraktor mengacu pada gambar
rencana atau shopdrawing yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
Pada proyek ini yang dipilih sebagai kontraktor pelaksana adalah PT.
Raka Utama. Selain memiliki tugas, kontraktor juga memiliki
kewajiban sebagai berikut :
Manager Proyek
Ir. Dodik S. Nurcahyo
K3
Prilian
Asisten Surveyor
a. Manager Proyek
i. Memulai proyek seperti memeriksa kelayakan dan menyusun
anggaran, tim, dan sumber daya.
ii. Melaksanakan perencanaan yang mencakup penetapan tujuan
dan sasaran, menentukan peran dan penjadwalan tugas agar
sesuai dengan kebutuhan pemilik proyek.
iii. Mengelola proyek yang mencakup mengkoordinasikan tim
proyek agar mereka tetap pada jalurnya dan menjaga proyek
sesuai anggaran.
iv. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian untuk
melacak kemajuan proyek.
v. Mengidentifikasi dan mengelola risiko untuk memastikan
proyek tepat waktu.
vi. Menerapkan perubahan yang diperlukan selama proses proyek
vii. Membuat laporan secara teratur kepada manajemen dan pemilik
proyek.
viii. Mengevaluasi keberhasilan dan tantangan untuk meningkatkan
pembelajaran untuk proyek berikutnya.
b. K3 Kontraktor
i. Menerapkan ketentuan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu
dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan
Lingkungan dalam lingkup pekerjaan.
ii. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
iii. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat
pekerjaan sewaktu bekerja.
iv. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari
kerja
v. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang
timbul dari kerja.
vi. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
vii. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
c. Site Manager Arsitektur / Struktur
i. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
yang berhungan dengan struktur bangunan dan arsitektur.
ii. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada
pelaksana struktur / arsitektur dalam menunjang pelaksanaan
proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum dapat
diberikan secara lisan.
iii. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis,
kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
iv. Mengadakan kontrol disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana
struktur/ arsitektur proyek, mandor maupun tenaga kerja sesuai
dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing.
d. Site Manager Mekanika Elektrikal (ME)
i. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
yang berhungan dengan mekanikal elektrikal.
ii. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada
pelaksana mekanikal elektrikal dalam menunjang pelaksanaan
proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara umum dapat
diberikan secara lisan.
iii. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis,
kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
iv. Mengadakan kontrol disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana
mekanikal elektrikal proyek, mandor maupun tenaga kerja
sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing.
e. Engineering Struktur / Arsitek
Mengkoordinir pembuatan shop drawing dan memantau perubahan
desain struktur / arsitektur untuk menilai dampaknya bagi proyek.
a. Kolom
(Yayasan LPMB Standar SK SNI T-51-1991-03, 1991) memberikan
definisi , Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral kecil.
Sementara menurut (Dipohusodo, 1994) kolom merupakan suatu
struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
kegagalan kolom dapat berakibat langsung pada runtuhnya komponen
struktur lain.
Berikut ini adalah uraian beberapa metode pelaksanaan pembuatan
kolom yang penulis amati selama kerja praktek pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Mata Samarinda :
1) Penentuan as kolom
2) Pembuatan tulangan kolom
3) Pemasangan tulangan kolom
4) Pembuatan bekisting
5) Pemasangan bekisting
6) Pengecoran
7) Pembongkaran bekisting.
b. Balok
Menurut (Asroni, 2010) balok dapat didefinisikan sebagai salah satu
dari element struktur portal dengan bentang yang arahnya horizontal.
c. Pelat Lantai
Menurut (Asroni, 2010) pengertian pelat beton bertulang yaitu struktur
tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya
horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Ketebalan bidang pelat realtif kecil apabila dibandingkan
dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton bertulang sangat
kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat
berfungsi sebagai diafragma/ unsur pengaku horizontal yang sangat
bermandaat untuk mendukung ketegaran balok portal.
a. Dump truck
Merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material hasil
galian dari lokasi quary ke lokasi proyek dan alat ini biasanya
digunakan untuk mengangkut material lepas (loose material) baik
berupa pasir, kerikil,dan tanah. Dapat dilihat pada Gambar 3.1.
c. Excavator
Excavator merupcakan alat berat yang digunakan untuk beberapa
pekerjaan proyek seperti pekerjaan galian tanah,timbunan,pemerataan
tanah.Dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Excavator
a. Concrete Mixer
Concrete mixer merupakan sebuah alat untuk memproduksi beton ready
mix, dengan volume yang kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap
seragam dan sesuai proporsi material yang telah ditentukan dalam
desain mix. Kapasitas produksi concrete mixer sangat tergantung pada
ukuran wadah pencampurnya dan waktu yang digunakan untuk
memasukkan bahan material campuran beton seperti semen 0,16%
,pasir 0,33% agregat kasar 0,55%. Dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Concrete Mixer
b. Concrete Vibrator
Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan beton pada saat
pengecoran sehingga memperkecil rongga-rongga udara yang ada di
dalamnya dan meratakan adukan agar menyebar ke segala arah. Alat ini
terdiri dari ujung penggetar dan kabel penghubung dengan mesin diesel.
Cara kerja alat ini adalah dengan menggetarkan ujung getar (nail) yang
dimasukkan ke dalam adonan beton hingga ke sela-sela bekisting dan
tulangan selama proses pengecoran berlangsung. Dapat dilihat pada
Gambar 3.5.
d. Unting-unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu
alat tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan
suatu benda atau bidang. Dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3. 8 Waterpass
f. Roll Meter
Roll meter merupaka alat ukur panjang yang fleksibel terbuat dari pita
plastik. Sehingga mudah digulung dan dibawa kemana - mana.
Biasanya digunakan untuk mengukur panjang balok atau pelat.
Gambar 3. 9 Roll Meter (sumber : tokopedia.com)
g. Gergaji
Gergaji tangan adalah perkakas berupa besi atau baja tipis bergigi tajam
yang berguna untuk membelah atau memotong benda. Gergaji tangan
sangat efektif untuk memotong beragam material, seperti kayu, PVC
dan lain-lain.
h. Palu
Palu biasa digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda. Palu
umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,
penempaan logam dan menghancurkan suatu objek. Palu dirancang
untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Dalam
proyek digunakan untuk menyatukan plywood dengan balok kayu pada
pekerjaan bekisting.
Gambar 3. 11 Palu (sumber : siplahtelkom.com)
i. Linggis
linggis yaitu suatu alat yang terbuat dari baja yang biasanya digunakan
dalam suatu pekerjaan bangunan, untuk menggali lubang, mengungkit,
mencabut paku dari suatu permukaan atau keperluan lainnya.
l. Tang Catut
Tang catut, digunakan untuk mencabut paku, memotong kawat bendrat,
dan mengikat antar tulangan dengan kawat bendrat.
Gambar 3. 16 Tang Catut (sumber : tokopedia.com)
o. Scaffolding
Scaffolding adalah suatu struktur penyangga sementara yang digunakan
untuk menopang pekerja dan material dalam suatu Scaffolding adalah
suatu struktur dalam konstruksi penyangga sementara yang digunakan
untuk menopang pekerja dan material bangunan atau perbaikan gedung.
Scaffolding digunakan sebagai alat bantu dalam pengerjaan proyek.
Scaffolding sendiri terbuat dari pipa-pipa yang disusun sedemikian rupa
sehingga memiliki kekuatan untuk menopang beban yang berada
diatasnya. Adapun untuk bagian – bagian dari Scaffolding dapat dilihat
pada Gambar 3.19 dan 3.20.
Gambar 3. 19 Scaffolding
III.2.3 Bahan
a. Ready Mix
Ready Mix adalah istilah untuk beton yang telah di-blend dengan
rangkaian bahan material terdiri dari pasir dengan formulasi khusus.
Pengolahan formulasi khusus dilakukan di Batching Plant hingga
menjadi beton cor siap pakai dan jadilah beton bermutu siap “disajikan”
pada area proyek yang diinginkan. Pengolahan ready mix berbeda
dengan pembuatan beton cor yang biasa dilakukan oleh para pekerja
bangunan biasa, dalam memberikan takaran yang kadang disesuaikan
dengan selera. Pembuatan campuran ready mix dilakukan oleh para ahli
khusus di bidang mixing, sehingga dapat menghasilkan mutu beton
yang berkualitas tinggi. Pembuat adonan beton bermutu tinggi disebut
mix design, perancang, formulator sekaligus penentu kekekuatan beton
yang dibuat. Dalam pencampuran material-material beton yaitu krikil,
pasir dan semen juga biasa diberi zat tambahan khusus yaitu admixture.
Pada proyek ini mutu beton yang digunakan adalah K300. Penggunaan
beton ready mix akan memudahkan pelaksanaan di lapangan karena
kontraktor tidak perlu menyediakan pekerja dan menyimpan bahan dan
material dilapangan. Pada pengadaan beton ready mix pihak kontraktor
bekerja sama dengan supplier beton ready mix yaitu PT DAP Beton.
b. Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran
selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak - kotak
seperti tahu atau berbentuk silinder. Pada saat membuatnya diisikan
kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya digunakan dengan
cara diikatkan pada tulangan.
Gambar 3. 21 Beton Decking
c. Balok Kayu
Kayu yang dipakai pada proyek ini digunakan sebagai bantalan base
plate pada scaffolding dan beberapa untuk penahan plywood pada
bekisting. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, tua, belum
kering, dan tidak bercacat.
d. Plywood
Plywood adalah lembaran kayu tipis yang digunakan untuk pembuatan
bekisting kolom, balok dan pelat, biasa disebut kayu lapis. Permukaan
bagian dalamnya langsung bersentuhan dengan cor beton ketika proses
pengecoran.
Gambar 3. 23 Plywood
e. Lem Beton
Lem Beton ini berfumgsi untuk menyambung beton yang pengecoranya
tidak bisa selesai sekaligus sehingga pertemuan antara beton lama dan
beton baru rawan terjadi keretakan. Material ini bisa diaplikasikan pada
beton, batu bata, plesteran/mortar, batako dll.
IV.1.1 Observasi
Dikutip dari jurnal (Hasanah, 2016) Observasi, yaitu pengamatan yang
dilakukan secara langsung di lapangan. Menurut Adler & Adler (1987:
389) menyebutkan bahwa observasi merupakan salah satu dasar
fundamental dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif, khususnya menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia.
Observasi juga dipahami sebagai “andalan perusahaan etnografi” (Werner
& Schoepfle, 1987: 257). Maksudnya adalah observasi merupakan proses
pengamatan sistematis dari aktivitas manusia dan pengaturan fisik dimana
kegiatan tersebut berlangsung secara terus menerus dari lokus aktivitas
bersifat alami untuk menghasilkan fakta.
IV.1.2 Wawancara
Pengertian menurut jurnal (Salmaniah, 2002) wawancara merupakan salah
satu teknik pengumpulan data. Teknik ini paling luas digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden / informan ( subyek yang akan
dimintakan informasinya ).
IV.1.3 Dokumentasi
Dikutip dari jurnal (Nilamsari, 2014) pengertian dokumen dan
dokumentasi kata 'dokumen' berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang
berarti mengajar. Pengertian kata 'dokumen' ini menurut Louis Gottschalk
(1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian. Pertama,
berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-
petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukkan bagi surat-surat
resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undangundang, hibah,
konsesi, dan lainnya. Gottschalk juga menyatakan bahwa dokumen
(dokumentasi) dalam pengertian yang lebih luas berupa setiap proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik yang bersifat
tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis
Untuk kualitas beton pada konstruksi kolom, balok dan pelat pada proyek ini
menggunakan mutu beton K300 dengan slump rencana 10+2 cm bisa dilihat
pada Gambar 5.1. Dalam kontruksi struktur atas ini melibatkan beberapa
personil dari berbagai organisasi unsur pelaksana. Dari kontraktor yaitu
melibatkan surveyor kontraktor, site manager, pelaksana struktur, dari
konsultan pengawas melibatkan inspector, surveyor konsultan dan ahli
struktur, serta dari owner melibatkan tenaga pengelola teknis dan tenaga ahli.
1. B1 (40 x 60 cm) 60 x 60 cm
2. B2 (25 x 40 cm) 25 x 40 cm
3. B3 (25 x 60 cm) 25 x 60 cm
4. Balok Dilatasi 30 x 45 cm
Tabel 5. 2 Tipe Balok
1. S2 12 cm
2. S3 15 cm
Tabel 5. 3 Tipe Pelat
1. K1 (60 x 60 cm) 60 x 60 cm
2. K2 (40 x 40 cm) 40 x 40 cm
3. K3 (25 x 25 cm) 25 x 25 cm
Tabel 5. 4 Tipe Kolom
Plywood
Balok
kayu
Pull push
props
Tie rod
Sabuk
kolom
Dalam kontruksi struktur atas ini melibatkan beberapa personil dari berbagai
organisasi unsur pelaksana. Dari kontraktor yaitu melibatkan surveyor
kontraktor, site manager, pelaksana struktur, dari konsultan pengawas
melibatkan inspector, surveyor konsultan dan ahli struktur, serta dari owner
melibatkan tenaga pengelola teknis dan tenaga ahli dengan bobot pekerjaan
termasuk dalam pekerjaan struktur yaitu 12,103%.
1. B1 (40 x 60 cm) 60 x 60 cm
2. B2 (25 x 40 cm) 25 x 40 cm
3. B3 (25 x 60 cm) 25 x 60 cm
4. Balok Dilatasi 30 x 45 cm
Tabel 5. 5 Tipe Balok
Tebal pelat lantai yang direncanakan adalah 15 cm, kecuali untuk pelat
lantai 6 menggunakan tebal pelat 12 cm. Beton yang digunakan untuk
balok dan pelat lantai sistem ini menggunakan mutu beton K300.
d. Memasang U-Head
U-head digunakan sebagai ujung paling atas rangkaian tepatnya pada
atas main frame.
Gambar 5. 17 Pemasangan Perancah
Support
Suri - suri
Gelagar
Bodeman
Tulangan
Beton
Cakar
Decking
Ayam
a. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond
(lem beton) terlebih dahulu agar dapat lebih lengket.
b. Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan dengan menggunakan
alat bantu concrete pump truck. Beton dari concrete mixer truck
dituang ke concrete pump truck secara bertahap kemudian dipompa
ke balok dan pelat lantai yang akan dicor.
c. Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan beton harus
dituang sedekat- dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah
terjadinya pemisahan material akibat pemindahan adukan di dalam
cetakan (RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung).
d. Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak
boleh terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak
mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan agregat) maka
vibrator dipindahkan ke titik yang lain.
e. Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan penggaruk dan
cangkul.
f. Setelah itu adukan diratakan dengan jidar (kayu perata) sesuai
dengan tinggi pelat yang sudah ditentukan.
g. Kemudian digunakan mesin power trowel digunakan untuk
meratakan permukaan beton sesuai ketebalan yang diinginkan.
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Kerja Praktek yang telah dilaksanakan dan berdasarkan
data lapangan yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Untuk mengatasi waktu jam kerja yang terpotong karena faktor cuaca
maka diberlakukan jam lembur dari sore hingga malam hari kepada
para pekerja. Penulis menyarankan pemberlakuan jam lembur tidak
boleh terlalu sering, dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas
pekerjaan serta kesehatan fisik para pekerja.
b. Untuk mengatasi keterlambatan kedatangan ready mix, perlunya
pembuatan dokumen kontrak kerja sama antara pihak batching plant
dengan kontraktor agar ketika pembelian ready mix pihak kontraktor
dari PT Raka Utama bisa lebih diprioritaskan. Serta pembuatan
dokumen kerja sama antara penyedia jasa sewa concrete pump truck
dengan kontraktor agar ketika concrete pump truck mengalami kendala
di proyek, bisa didatangkan unit lain yang kondisinya masih aman.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Standarisasi Nasional, 2002. Standar Tata Cara Perhitungan Benton untuk
Bangunan Gedung (SNI-03-2847-2002). Jakarta, Indonesia.
Dipohusodo, I., 1994. Pengertian Kolom. In: Struktur Beton Bertulang. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, p. 287 Bab 9.
Salmaniah, N. S. &. S., 2002. Metode dan Teknik Wawancara. Tenaga Edukatif
Kopertis WIlayah 1 Di Universitas Medan.