Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata (S-1)
Disusun Oleh :
Diajukan
iajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata (S
(S-1)
Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Oleh :
DICKY RAHMAT PERNANDO
NIM : 2017013098
Yogyakarta,..............................
Disahkan oleh :
Ketua Program Studi Teknik Sipil, Pembimbing,
Zainul Faizien Haza, M.T., Ph.D. Dimas Langga C. G,, S.T, M.Eng.
M.Eng
NIP : 197505132005011001 NIDN : 0527028501
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah
untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam kurikulum Program studi Teknik
Sipil Strata -1.
1. Kedua orang tua kami yang tercinta dan seluruh keluarga yang selalu
memberikan doa dan dukungan yang tiada henti-hentinya.
2. Bpk. Dimas Langga Chandra, ST, M.Eng. Selaku dosen pembimbing
akademik sekaligus dosen pembimbing kerja praktek yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing penulis selama kerja praktik
dan penyusunan laporan ini.
3. Bpk. Zainul Faizien Haza, MT., Ph.D. Selaku ketua program studi teknik
sipil
4. Untuk semua Dosen Teknik Sipil Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
yogyakarta, baik dosen tetap maupun dosen tidak tetap yang telah banyak
membimbing penulis selama di bangku kuliah.
5. Untuk Tata usaha fakultas teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
baik pimpinan maupun staf yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan kerja praktek.
iii
6. PT. KARYA MAJU UTAMA Selaku kontraktor pekasana yang telah
memberiakan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja
praktek.
7. PT. SATRIA PONDASI KARYA Selaku sub-kontraktor bidang pondasi
(bored pile) yang telah banyak berbagi pengalaman dan mengajarkan
tentang pondasi bored pile.
8. PT. DUTA PERMATA LESTARI Selaku sub-kontraktor bidang logistik
dan suplayer yang telah banyak mengajarkan tentang ilmu konstruksi.
9. Segenap operator dan crew PT. SATRIA PONDASI KARYA pada
proyek duplikasi jembatan merangin, jambi.
10. Segenap operator dan crew PT. DUTA PERMATA LESTARI
11. Segenap crew PT. KARYA MAJU UTAMA
12. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa seperjuangan angkatan 2017.
13. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
v
BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .......................................19
4.2.1 Peralatan................................................................................................ 19
BAB V PENUTUP.................................................................................................50
LAMPIRAN :
Surat Keterengan Selesai Kerja Praktek
Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan
Daftar Kehadiran Kerja Praktek
Gambar Detail Pondasi Bored Pile Duplikasi Jembatan Merangin
Rencana Alir Pekerjaan Pondasi Bored Pile Duplikasi Jembatan Merangin
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.27. Pemasangan casing temporary ....................................................... 34
Gambar 4.28. Mesin bor sedang bekerja ............................................................... 35
Gambar 4.29. Casing yang di tahan pipa sebagai stopper..................................... 36
Gambar 4.30. Peletakan casing kedua................................................................... 36
Gambar 4.31. Penyambungan casing oleh welder ................................................ 37
Gambar 4.32. Pemasangan baja tulangan(rebar)................................................... 38
Gambar 4.33. Pengukuran overlap sambungan tulangan ...................................... 38
Gambar 4.34. Penyambungan baja tulangan ......................................................... 39
Gambar 4.35. Lubang bor yang sudah siap di cor ................................................ 39
Gambar 4.36. Pemasangan tremie ......................................................................... 41
Gambar 4.37. Pengujian slump flow pada beton .................................................. 41
Gambar 4.38. Sample beton silinder ..................................................................... 41
Gambar 4.39. Pengecoran ..................................................................................... 42
Gambar 4.40. Prmasangan pipa CSL pada rebar cage .......................................... 44
Gambar 4.41. Transmitter dan Receiver ............................................................... 44
Gambar 4.42. Persiapan CSL test ......................................................................... 45
Gambar 4.43. Pegujian CSL oleh petugas ............................................................ 45
Gambar 4.44. Hasil pembacaan cross hole analyzer ............................................. 45
Gambar 4.45. Pemasangan topi baja pada test pile ............................................... 47
Gambar 4.46. Pemasangan strain transducer dan accelerometer ...................... 47
Gambar 4.47. Persiapan Hammer ......................................................................... 48
Gambar 4.48. Pile Driving Analyzer..................................................................... 48
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan program studi sarjana (S1) Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta adalah mencetak
tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah cukup jika
mahasiswa hanya menerima pendidikan di bangku kuliah saja, maka dalam upaya
memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman mahasiswa, maka diadakan
suatu program yaitu kerja praktek.
Dunia kerja pada masa sekarang ini memerlukan tenaga kerja yang
terampil dibidangnya. Kerja praktek adalah salah satu usaha untuk
membandingkan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan yang ada
dilapangan.Kerja praktek ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia
kerja yang sebenarnya. Dengan bimbingan dari staf pengajar dan bimbingan dari
pekerja-pekerja dilapangan yang berpengalaman mahasiswa dapat menambah
pengetahuan, kemampuan serta pengetahuan langsung bekerja dilapangan dengan
mengadakan studi pengamatan dan pengumpulan data.
Kerja praktek ini meliputi survey langsung kelapangan, wawancara
langsung dengan pelaksana proyek atau pengawas dilapangan setra pihak-pihak
yang terkait didalam proyek pembangunan serta mengumpulkan data-data teknis
dan non-teknis yang akhirnya direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat
memperluas wawasan berfikir mahasiswa untuk dapat mampu menganalisa dan
memecahkan masalah yang timbul dilapangan serta berguna dalam mewujudkan
pola kerja yang akan dihadapi nantinya.
1
2
Laporan hasil kerja praktik ini berisi tentang hal-hal yang terkait selama
berada dilapangan.Untuk itu, perlu dibatasi ruang lingkup dalam penulisan
laporan ini. Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah metode pekerjaan pondasi
bored pile ( Tiang Bor ) pada proyek pembangunan Duplikasi Jembatan
Merangin, Jambi.
4
5
ABUTMENT 1
PIER 1
PIER 2
PIER 3
PIER 4
ABUTMENT 2
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana
PT. KARYA MAJU UTAMA
12
13
diteruskan ke tanah yang memiliki daya dukung yang mampu memikul beban
yang tersebut. Oleh karena itu, pondasi harus memiliki kestabilan terhadap bebab
berat sendiri, beban isi, dan beban dari luar misalnya beban tekanan angin, beban
gempa, dll, dan tidak boleh memiliki penurunan pondasi yang diluar batas baik
penurunan pondasi setempat maupun penurunan pondasi merata.
Agar bangunan stabil dan tidak menimbulkan penurunan yang lebih besar
dari penurunan izin, letak pondasi harus bersinggungan dengan tanah yang cukup
keras dan memiliki kapasitas daya dukung yang diizinkan. Cara yang digunakan
untuk menganalisis kedalaman dimana tanah keras berada dan memiliki kapasitas
daya dukung yang memadai mencakup penelitian mekanika tanah dilapangan dan
dilaboratorium.
1. Pemboran (Drilling)
Cara ini digunakan untuk mendapatkan contoh tanah terganggu dan tak
terganggu.
1. Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau
sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) maka disebut pondasi dangkal.
2. Jika kedalaman pondasi dari muka tanah adalah lebih dari lima kali lebar
pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam.
Rangkaian besi (rebar cages) untuk bored pile biasanya dibuat terlebih
dahulu di area yang telah disediakan. Pengecoran dilakukan dengan menuangkan
beton yang telah dibuat sesuai kekuatan hasil rancangan dan ukuran slump yang
diminta, dialirkan menggunakan sambungan pipa tremie kedap air.Pengisian
beton dimulai dari dasar bored pile dan membiarkan ujung bawah pipa tremie
terendam dalam beton sampai proses penuangan beton selesai, hal ini untuk
menjaga kesinambungan dari pile secara khusus dan untuk menjaga kualitas pile
yang diinginkan secara umum.
Fungsi pondasi tiang bor pada umumnya dipengaruhi oleh besar atau
bobot dan fungsi bangunan yang hendak didukung dan parameter tanah sebagai
pendukung konstruksi seperti :
2. Menahan daya desak ke atas (up lift) maupun guling yang terjadi akibat
kombinasi beban struktur yang terjadi.
3. Mengontrol penurunan yang terjadi pada bangunan terutama pada
bangunan yang berada pada tanah yang mempunyai penurunan yang besar.
1. Escavator
2. Mesin Bor dan Auger,
Pada umumnya setiap kontraktor mempunyai peralatan bor yang berbeda-
beda. Alat-alat bantu pemboran di antaranya adalah:
a. Bucket auger, berfungsi untuk mengumpul hasil galian dalam
keranjang (bucket) berbentuk spiral dengan cara mengambil tanah dari
lubang bor ke atas dan dibuang
b. Belling bucket atau under-reamer, alat ini mampu membuat lubang bor
dengan ukuran yang lebih besar pada bagian dasarnya. Pembesaran
volume ini disebut bells atau underreams
c. Core barrels, alat pemotong berbentuk lingkaran, membuat dan
menggali bentuk silinder. Alat ini biasanya dipakai pada tanah dan
batuan keras
d. Multiroller, alat ini hanya digunakan untuk memecah batuan keras
e. Cleanout bucket, untuk memindahkan hasil galian akhir dari lubang
bor dan membuat dasar lubang bor menjadi lebih bersih
3. Casing
4. Mixer
5. Tremie
6. Pompa air
16
1. Pekerjaan persiapan
Jalan akses masuk dan keluar pada saat proses pengerjaan mulai.
Ukur dan tentukan posisi titik – titik bored pile di site.
Buat format untuk monitoring laporan bored pile.
2. Metode pelaksanaan pondasi bored pile
Metode pelaksanaan pondasi bore pile ada 3 macam, yaitu:
Metode kering, metode ini digunakan jika muka air tanah rendah dan
tanah cukup kohesif, pada stiff clay, soft and hard rock, sand with
cohesive material. Keuntungan dari metode ini adalah kehilangan nilai
friksi akibat pengeboran dapat diminimalkan, sehingga daya dukung
yang didapat akan maksimal.
Metode slurry, metode ini digunakan jika pengeboran dilaksanakan
dilokasi dimana kondisi tanahnya rawan terhadap “over break”,
kondisi di bawah muka air, dan pada kedalaman yang tidak
memungkinkan menggunakan casing. Slurry dapat berupa air saja, atau
campuran antara bentonite dan air bersih yang disebut “minerally
slurry” atau campuran antara polimer dengan air bersih yang disebut
“polymer slurry”. Penggunaan “polymer slurry” semakin umum karena
compatible dengan lingkungan dan dapat digunakan kembali lebih
sering dibandingkan dengan bentonite.
Metode casing, metode ini digunakan pada tanah yang “self-
restraining” ataau tanah yang rawan terhadap “over breaking”. Casing
17
4.2.1 Peralatan
a. Bulldozer
19
20
b. Excavator
c. Dump Truck
Mesin bor (Gambar 4.7) yang dipakai pada pekerjaan pondasi tiang bor
pada pembangunan duplikasi jembatan merangin adalah Drilling Rig Sany SR
150C (Max Pile 1500 mm/Max depth 56 m).
f. Crane Service
g. Pelat Baja
h. Alat Las
Alat las yang digunakan ada dua macam yaitu sebagai berikut :
2. Las Gas (Gambar 4.11), las gas ini dipadukan dengan oksigen yang
digunakan untuk memotong baja seperti tulangan dan casing.
j. Truk Mixer
k. Tremie
Tremie (Gambar 4.14) digunakan untuk mengecor lubang bor dari dasar
lubang sehingga lumpur pada lubang bor dapat terangkat. Panjang masing
masing bagian dari tremie adalah 3-4 meter.
l. Casing temporary
4.2.2 Bahan
a. Beton SCC ( Self Compacting Concrete)
Beton SCC (Gambar 4.16) adalah beton yang dapat mengalir dan memadat
sendiri tanpa bantuan alat pemadat. Dalam pembuatan beton SCC ini
digunakan bahan kimia tambahan yaitu Sika Viscocrete 3115N (Gambar 4.17)
Baja tulangan (Gambar 4.18) pada pondasi bored pile Duplikasi Jembatan
Merangin menggunakan 24 D 25 dan menggunakan sengkang baja polos
diameter 12 untuk detail penulangan bored pile dapat dilihat pada lampiran.
Casing (Gambar 4.19) yang digunakan pada pondasi bored pile Duplikasi
Jembatan Merangin berdiameter 1000 milimeter dengan ketebalan 10
milimeter, panjang casing tersebut adalah 10 meter.
1) Penimbunan material tanah di sungai pada posisi pier 1, pier 2, dan pier 3
Penimbunan material tanah di sungai pada posisi tersebut bertujuan
sebagai tempat berdirinya alat pengeboran dan lantai kerja untuk semua
personel yang terlibat dalam pengeboran.
2) Perapian lahan pada posisi pier 4, abutment 1 , dan abutment 2
Karena pada posisi pier 4, abutment 1 , dan abutment 2 tidak berada di
daerah aliran sungai lahan pada posisi tersebut cukup dibersihkan dan
dirapikan.
3) Persiapan peralatan dan personel
Sebelum melaksanakan pekerjaan pondasi tiang bor peralatan, bahan ,
personel, dan pembagian lokasi kerja dipersiapkan terlebih dahulu.
4) Pabrikasi rebar cage dan casing permanen diameter 1000 milimeter
Area pabrikasi rebar cage dan casing permanen diameter 1000 milimeter
diletakan pada jarak yang efektif terhadap titik bored pile yang diamana
pabrikasi rebar cage pada batching plant dan diangkut ke area konstruksi
bersamaan dengan casing permanen diameter 1000 milimeter
5) Tanah/lumpur hasil pengeboran
Penyediaan lokasi pembuangan tanah/lumpur hasil pengeboran.
1) Mesin bor putar (drilling rig) di letakan pada posisi titik yang akan di bor
2) Pengeboran diameter 1200 milimeter untuk memasang casing temporary
diameter 1200 milimeter sampai diperkirakan bertemu tanah yang tidak
longsor atau kurang lebih 6 meter
3) Casing temporary diameter 1200 milimeter dimasukan kedalam lubang yang
telah di bor menggunakan bantuan crane service sedalam pengeboran tersebut
4) Setelah casing temporary diameter 1200 milimeter terpasang maka
pengeboran dilanjutkan dengan matabor diameter 1000 milimeter mulai dari
ground level pada elevasi ±0.00 sampai dengan kedalaman rencana yaitu :
a. Pada pier ±0.00 meter s/d -20 meter
b. Pada abutment ±0.00 meter s/d -15 meter
5) kedalaman lubang bor di cek menggunakan meteran yang pada ujungnya
diikatkan pemberat
6) Pengeboran berhenti setelah mencapai kedalaman yang telah ditentukan
7) Tanah/lumpur hasil pengeboran dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
4) Casing permanen berikutnya sepanjang 10 meter untuk pier dan 5 meter untuk
abutment di angkat dan di letakan tepat diatas casing yang telah di pasang
pertama tadi
5) Kedua casing tersebut disambung menggunakan alat las diesel
6) Setelah welder selesai menyambung casing tersebut pipa baja yang digunakan
sebagai stopper di ambil
7) Casing permanen diameter 1000 milimeter yang telah disambung diturunkan
perlahan kedalam lubang bor.
air dan lumpur didalam lubang bor dapat terangkat dan keluar dari dalam lubang
bor untuk menjamin kualitas beton yang terpasang.
Kualitas dari beton selalu di awasi dengan melakukan slump test dan
mengambil sample berbentuk silinder untuk setiap tiang bor yang di laksanakan
1) Pipa tremie dipasang bagian demi bagian kedalam lubang bor (panjang
masing-masing bagian dari tremie adalah 3-4 meter). Bagian paling atas
tremie dilengkapi hoper dan stopper, kunci pipa yang telah dibuat digunakan
untuk memotong dan menghubungkan masing-masing bagian tremie
2) Beton yang diproduksi di batching plant yang berjarak kurang lebih 5
kilometer dari titik bor,dengan tinggi slump minimum yang diperlukan adalah
sekitar 18 ± 2 cm, dikirim menggunakan mixer truck berkapasitas 3m3 ke titik
bor yang dilaksanakan, dalam hal ini beton SCC hanya dapat di bawa 2.5m3
karena sifatnya yang encer sehingga mudah tumpah
3) Setelah sampai di titik bor beton langsung dimasukan kedalam lubang bor
menggunakan tremie yang telah di pasang
4) Ketika diperkirakan beton di dalam lubang bor sudah melampaui satu bagian
tremie paling bawah maka personel diperintahkan memotong satu bagian
tremie dari bagian atas, begitupun selanjutnya hingga pengecoran selesai
5) Proses pengecoran selesai setelah elevasi beton mencapai level yang telah
ditentukan
6) Setelah pengecoran selesai maka casing temporary diameter 1200 milimeter
diangkat menggunakan crane service.
41
receiver, kemudian cross hole analyzer akan mengeluarkan output berupa gambar
atau grafik dari keadaan beton pada tiang yang diuji.
Adapun teknis dari pengujian tiang bor (bored pile) Duplikasi Jembatan
Merangin dengan Crosshole Sonic Logging adalah sebagai berikut :
Adapun teknis dari pengujian tiang bor (bored pile) Duplikasi Jembatan
Merangin dengan Pile Driving Analyzer adalah sebagai berikut :
1) Persiapan lokasi, meliputi pembersihan test pile dan merapihkan test pile yang
akan di uji
2) Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer
dan accelerometer
3) Pemasangan topi baja yang dilengkapi pipa baja sepanjang hammer yang
digunakan untuk mengontrol jatuhnya hammer
4) Pemasangan instrumen dilakukan untuk mengetahui tentang data dari
pengujian pemukulan test pile oleh hammer
47
5) Hammer berupa beton diangkat dan diletakan tepat di atas test pile
menggunakan bantuan crane service
6) Lubang pada hammer di paskan dengan pipa baja yang telah dibuat
7) Setelah semua persiapan sudah dilakukan maka pengetesan mulai dilakukan,
yaitu dengan menjatuhkan hammer ke test pile.
Permasalahan yang sering terjadi selama pelaksanaan tiang bor yaitu lebih
dominan kepada faktor cuaca yang tidak mendukung sehingga pelaksanaan
pekerjaan sering tertunda dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
a) Saat hujan dan debit air tinggi, timbunan yang dibuat longsor dan
tersapu arus sungai sehingga pekerjaan baik pengeboran maupun
pekerjaan lainya tidak bisa dilakukan atau ditunda. Solusinya sungai
ditimbun kembali dan diberi penahan.
b) Saat hujan deras maupun hanya gerimis jalan akses menuju titk bor
tidak dapat dilalui oleh truk mixer maupun truk material tanah karena
jalan akses hanya berupa tanah asli yan di kikis atau tidak diberi
pengerasan sehingga pekerjaan seperti pengecoran jadi terhambat.
Solusinya pengecoran dilakukan dengan menggunakan bantuan
excavator.
Sebagai disiplin ilmu terapan, ilmu teknik sipil tidak dapat dikuasai
dengan baik tanpa adanya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu
dengan adanya sistem kerja praktek akan tercipta sarana pembelajaran mengenai
apa saja yang nantinya terjadi di lapangan. Pengalaman yang didapat dari kerja
praktek dirasakan penulis amat berbeda, penulis dapat belajar banyak hal yang
tidak pernah didapatkan dari bangku kuliah.
5.1 Kesimpulan
50
51
diberi pagar yang cukup sehingga masyarakat atau orang disekitar bisa
dengan bebas masuk ke area proyek
4. Dari segi manajemen peralatan dan bahan :
a. Alat-alat kerja yang digunakan dalam proyek pembangunan
Duplikasi Jembatan Merangin sangat memadai seperti alat berat,
kelistrikan, dan alat-alat pendukung lainya
b. Tidak menyiapkan casing temporary terlebih dahulu sehingga
pekerja harus membuat casing temporary diameter 1200 milimeter
untuk melakukan pengeboran pada tanah yang mudah runtuh
c. Sering terjadi kehabisan material semen pada saat hendak
melaksanakan pengecoran.
5.2 Saran
Benny Setiawan, 2020. Metode Pekerjaan Bored Pile untuk Proyek Pembangunan
Duplikasi Pada Jembatan Merangin Bangko, Jambi : PT. KARYA MAJU
UTAMA.
52